• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

8 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Usia 7-36 Bulan Tentang Asi Eksklusif Dengan Kegagalan Ibu Dalam Memberikan Asi Eksklusif

Murniati 1), Yuliana Puspita Dewi 2) Akbid Harapan Mulya Ponorogo

Abstract

Knowledge of Exclusive Breast Milk affects the mother's mindset in giving Exclusive Breastmilk to her baby. According to data from posyandu of Jalen Village, Balong District, Ponorogo District, 2016 until October for Exclusive Breastfeeding achievement of 8% from target 60%. Based on preliminary study results from 10 respondents found 3 mothers understand about Exclusive breastfeeding and exclusive breastfeeding because breast milk is very beneficial for the baby, while 7 mothers do not understand about exclusive breastfeeding and not give exclusive breastfeeding for various reasons. To know the relationship of knowledge of mother toddlers aged 7-36 months about Exclusive breastfeeding with mother failure in giving exclusive breastfeeding. The type of this research is analytic with cross sectional approach by using acidental sampling technique. Population in this research is all mother of children aged 7-36 months in Posyandu Jalen Village a number of 40 respondents with the number of samples 31 respondents in January 2017. Independent variables are maternal knowledge and dependent variable is a failure Mother of toddlers. His instruments used questionnaires and interviews. Data analysis using chi square significant is determined with value ˂0,05. From the results of the study, less knowledge about Exclusive Breast Milk most of the 16 respondents (51.6%) had and to provide Exclusive Breast Milk most of the respondents (67.7%) failed. there is correlation of knowledge of mother of toddler age 7-36 month tengtang exclusive breastfeeding with mother failure in giving exclusive breast feeding ρ = 0,024 with significance level ρ˂0,05 ho is rejected which means and level of relationship of moderate Ie 0.441 (0.400-0.599).Judging from the results of the above research is expected to have good knowledge of mothers, that is made the counseling-extension and seek information from various sources so that the mother's failure to provide an exclusive ation to her baby to be low.

Keywords: Knowledge, Exclusive Breast Milk , Toddler PENDAHULUAN

ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat. Selain itu, pemberian ASI Eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirop obat. (Dwi, 2009)

Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh ahli gizi diseluruh dunia. Tidak satu pun susu buatan manusia (susu formula)

dapat menggantikan ASI. ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang bisa diberikan oleh seorang ibu sehingga kepada bayi yang dilahirkannya. Hanya dengan ASI sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya hingga ia berumur kira-kira 4-6 bulan pertama. (Nurkhasanah, 2011:47)

Menurut Roesli (2005) pada ibu yang menyusui, pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor sikap dan perilaku ibu, tingkat pendidikan dan pengetahuan, sosial ekonomi dan budaya, ibu merasa ASI yang dimiliki kurang, ibu yang bekerja, serta kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan. Oleh karena itu WHO,UNICEF, dan

(2)

9 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih. (Prasetyono, 2012:31)

Angka ASI Eksklusif di Indonesia bervariasi, yakni sekitar 30-60%. Suatu penelitian yang telah dilakukan di NTB dengan metode kohort, baik di daerah rural maupun urban, menunjukkan bahwa ASI Eksklusif hanya berkisar ± 2% (angka resmi dari dinas kesehatan di atas 30%). Metode kohort merupakan metode yang cukup kuat setelah Randomized Control Trial (RCT). Oleh karena itu, data ASI Eksklusif yang disajikan di Indonesia jauh lebih dipercaya bila menggunakan metode kohort. Taksiran kasar ASI Eksklusif di Indonesia hanya berkisar dibawah 10%. (Prasetyono, 2012:29)

Menurut hasil RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2015, Riset berbasis masyarakat untuk menyediakan informasi indikator pembangunan kesehatan dengan menggunakan sampel rumah tangga yang mewakili wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota (33 provinsi, 497 kab/kota). Dan data menyusui hanya ASI saja dalam 24 jam terakhir pada bayi umur 6 bulan meningkat dari 30,2 persen (2013) menjadi 47,8 persen (2015),

demikian juga inisisasi menyusu dini <1 jam meningkat dari 34,5 persen (2013) menjadi 40,7 persen (2015). Cakupan tersebut masih belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 80% (RISKESDAS, 2015).

Menurut profil kesehatan jawa timur tahun 2015 cakupan ASI Eksklusif di Jawa Timur sebesar 74,1%. Sedangkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo tahun 2015 sebesar 59,6%. Data dari Posyandu Desa Jalen pada tahun 2014 menunjukkan bahwa pencapaian ASI Eksklusif selama 1 tahun sebesar 16% dari target 60%, sedangkan pada tahun 2015 menunjukkan bahwa pencapaian ASI Eksklusif selama 1 tahun sebesar 10% dari target 60%, sedangkan pada tahun 2016 pencapaian sampai bulan Oktober 2016 sebesar 8% dari target yang sudah ditentukan sebesar 60% dalam 1 tahun. Dengan adanya pencapaian ASI Eksklusif yang masih jauh dibawah target Nasional, maka ini merupakan tanda bahwa kesadaran para ibu dalam memberikan ASI Eksklusif masih perlu ditingkatkan.

Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo yang terdapat 3 posyandu yang mempunyai jumlah balita sebanyak 65 anak, untuk balita usia 7-36 bulan sebanyak 40 anak. Dari hasil wawancara terhadap 10 orang ibu pada bulan November 2016 didapat data bahwa dari 10 ibu hanya 3 ibu (30%) mengerti tentang ASI Eksklusif dan memberikan ASI-nya secara Eksklusif dengan alasan ASI sangat bermanfaat bagi bayinya dan ASI-nya keluar lancar, sia-sia jika tidak disusukan. Sedangkan 7 ibu (70%) belum

(3)

10 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

mengerti tentang ASI Eksklusif dan tidak memberikan ASI-nya secara Eksklusif dengan berbagai alasan mereka tidak telaten jika harus menyusui bayinya secara eksklusif, ibu lebih memilih memberikan susu formula untuk bayinya.

Karena sangat pentingnya ASI bagi bayi, maka para ahli menyarankan agar ibu menyusui bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran, yang dikenal dengan istilah ASI eksklusif (Prasetyono,2012:27). Pemberian ASI Eksklusif pada bayi umumnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : pekerjaan, budaya sekitar, produksi ASI tidak mencukupi, pengetahuan yang kurang, takut badan tetap gemuk, dan gencarnya promosi susu formula.

Dampak bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif yaitu resiko pendek: mengurangi keinginan bayi untuk menyusui sehingga frekuensi dan kekuatan bayi untuk menyusui berkurang, nilai gizinya lebih rendah dari ASI sehingga meningkatkan diare dan ISPA Resiko jangka panjang: mengakibatkan status kesehatan bayi menjadi jelek yang akan menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi. (Roesli, 2000). Di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo kasus diare pada balita mencapai 7%, ISPA 13,5% pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 diare pada balita 11,2%, ISPA 25%, sedangkan pada tahun 2016 sampai bulan Oktober diare pada balita 10,9. Hal ini disebabkan baik langsung maupun tidak langsung karena kegagalan pemberian ASI Eksklusif.

Menurut (Notoadmojo,2003) pengetahuan adalah berasal dari

tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran, dan akhirnya menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilkinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan kurun waktu yang lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri.

Menurut Roesli (2005) pada ibu yang menyusui, pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor sikap dan perilaku ibu, tingkat pendidikan dan pengetahuan, sosial ekonomi dan budaya, ibu merasa ASI yang dimiliki kurang, ibu yang bekerja, serta kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah membuat program-program yang dapat mendukung penggunaan ASI Eksklusif antara lain melalui pemberian pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada masyarakat. Melalui informasi atau penyuluhan serta dukungan dari setiap ibu balita diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat untuk dapat meningkatkan pemberian ASI Eksklusif. Disamping itu pelayanan yang sesuai standart oleh petugas kesehatan sangatlah penting(Roesli, 2000).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Usia 7-36 Bulan Tentang ASI Eksklusif Dengan Kegagalan Ibu

(4)

11 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

Dalam Memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional menggunakan rancangan Cross secsional (Nursalam,2003).

Penelitian dilaksanakan di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo pada bulan Januari 2017.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita usia 7-36 bulan di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo sejumlah 40 orang dan sampel yang diteliti ialah ibu yang mempunyai balita usia 7-36 bulan di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dengan jumlah 31 responden dengan kriteria:

Kriteria Inklusi:

a. Semua ibu balita yang berdomisili di wilayah Desa Jalen b. Ibu yang mempunyai balita usia

7-36 bulan.

c. Ibu yang bersedia menjadi responden.

d. Ibu yang berada di tempat saat dilakukan penelitian

e. Ibu yang memiliki anak balita dan datang sendiri ke posyandu Kriteria Eksklusi: Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis

Teknik Sampling menggunakan Accidental sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (notoatmodjo 2012:125).

Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dan

Variabel dependen adalah kegagalan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Instrumen yang akan digunakan untuk variabel pengetahuan ini adalah kuesioner, sedangkan instrumen untuk kegagalan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif adalah pedoman wawancara.

Pengolahan data dimulai setelah angket dari responden terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

1). Editing

Editing adalah memeriksa kembali semua data yang telah peneliti kumpulkan melalui pembagian kuesioner dengan tujuan untuk mengecek kembali apakah hasilnya sudah sesuai. Apabila ada beberapa kuesioner yang belum diisi atau pengisian tidak sesuai dengan petunjuk sebaiknya diperbaiki dengan jelas meminta mengisi kembali kuesioner yang masih kosong ke responden semula.

2). Coding

Coding adalah kegiatan memberikan kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Notoatmodjo, 2010 :177). Pengetahuan Baik diberi kode 1, pengetahuan Cukup diberi kode 2, pengetahuan Kurang diberi kode 3. Sedangkan Tidak gagal diberi kode 1, Gagal diberi kode 2. 3). Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data kedalam satu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang telah terancang (Nursalam,2001).

4). Scoring

Scoring adalah pemberian scor penelitian setelah data terkumpul

(5)

12 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

(Arikunto, 2010). Setelah angket dikumpulkan kemudian dilakukan pemberian scor. Scoring dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan :

a. Benar : 1 b. Salah : 0

2. Variabel kegagalan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

a. Tidak gagal : 1 b. Gagal : 0 Analisis Univariat

1) Variabel Pengetahuan Ibu Balita Usia 7-36 Bulan

rumus : N = x 100% Keterangan :

N : nilai yang didapat Sp : skor yang didapat Sm : skormaksimal Kriteria :

1. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

2. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

3. Kurang : Hasil presentase < 56%

2) Variabel kegagalan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

1) Tidak gagal : 1 2) Gagal : 0 Analisis Bivariat

Menganalisis hubungan antara variabel independen (Pengetahuan Ibu) dan variabel dependen (Kegagalan Memberikan ASI Eksklusif). Untuk melihat hubungan antara dua variabel dilakukan dengan uji Chi Square dengan bantuan SPSS 16,0 for windows dengan taraf signifikasi p< 0,05 Ho ditolak dan HI diterima, jadi ada hubungan antara 2 variabel. Interprestasi korelasi hipotesa dapat dikategorikan dengan kategori sebagai berikut :

0.00 - 0,199 : tingkat hubungan sangat rendah

0,20 - 0,399: tingkat hubungan rendah 0,40 - 0,599 : tingkat hubungan sedang 0,60 - 0,799 : tingkat hubungan kuat 0,80 - 1,000 : tingkat hubungan sangat

kuat

HASIL PENELITIAN

Pengetahuan Ibu Balita Usia 7-36 Bulan Tentang ASI Eksklusif

Tabel 1. Pengetahuan Ibu Balita Usia 7-36 Bulan Tentang ASI Eksklusif Di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo N No Pengetahu an Jumlah Prosentase (%) 1 Baik 5 16,1 2 3 Cukup Kurang 10 16 32,3 51,6 Total 31 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2017 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 31 responden yang diteliti sebagian besar berpengetahuan kurang dengan jumlah 16 responden (51,6%) dan hampir setengahnya 10 responden (32,3%) berpengetahuan cukup dan sebagian kecil 5 responden (16,1%) berpengetahuan baik.

Kegagalan Ibu Dalam Memberikan ASI Eksklusif

Tabel 2. Kegagalan Ibu Dalam Memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Pada Bulan Januari 2017 No Kegagalan ASI Eksklusif Jumlah Prosentase (%) 1 Gagal 21 67,7 2 Tidak gagal 10 32,3 Total 31 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2017 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 31 responden yang diteliti sebagian

(6)

13 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

besar gagal dalam memberikan ASI Eksklusif dengan jumlah 21 (67,7%) responden, dan hampir setengahnya tidak gagal memberikan ASI Eksklusif dengan jumlah 10 (32,3%) responden.

Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat didiskripsikan hubungan antara pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dengan kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di posyandu desa jalen kecamatan balong kabupaten ponorogo dalam tabel silang sebagai berikut:

Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Balita Usia 7-36 Bulan Tentang ASI Eksklusif Dengan Kegagalan Ibu Dalam Memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Pada Bulan Januari 2017

No Pengetahuan Kegagalan Jumlah (%) Gagal Tidak Gagal 1 Baik 1 (3,2%) 4 (12,9%) 5 16,1 2 Cukup 9 (29,0%) 1 (3,2%) 10 32,3 3 Kurang 11 (35,5%) 5 (16,1%) 16 51,6 Jumlah 21 (67,7%) 10 (32,3%) 31 100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2017 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan kurang yang gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 11 (35,5%), ibu dengan pengetahuan kurang yang tidak gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 5 (16,1%), Ibu dengan pengetahuan cukup yang gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 9 (29,0%), ibu dengan pengetahuan cukup yang

tidak gagal dalam memberika ASI Eksklusif berjumlah 1 (3,2%). Ibu dengan pengetahuan baik yang gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 1 (3,2%) , ibu dengan pengetahuan baik yang tidak gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 4 (12,9%). Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Usia 7-36 Bulan Tentang ASI Eksklusif Dengan Kegagalan Ibu Dalam Memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Tabel 4. Hasil Uji Statistik dengan Chi Square

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 7.490 2 .024

Likelihood Ra 7.605 2 .022

Linear-by-Linear 1.682 1 .195

N of Valid Case 31

Value Approx. Sig. Nominal Contingency Coefficient .441 0.24 by nominal N of Valid Cases 31

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai ρ = 0,024 dengan tingkat kemaknaan ρ ˂ 0,05 maka ho ditolak yang berarti ada hubungan antara hubungan pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dengan kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dan koefisiensi contingency didapatkan 0,441 yang menunjukkan hubungan sedang.

PEMBAHASAN

Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif

(7)

14 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

Berdasarkan hasil penelitian sesudah dilakukannya penelitian menunjukkan bahwa 31 responden yang diteliti sebagian besar berpengetahuan kurang dengan jumlah 16 responden (51,6%), hampir setengahnya berpengetahuan cukup yaitu 10 responden (32,3%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik dengan jumlah 5 responden (16,1%). Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor umur ibu dan faktor pendidikan.

Menurut Notoatmojo 2003, pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Menurut Rogers 1974 dalam Notoatmojo (2005) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yang pertama yakni Awarness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), kedua Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul, ketiga Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi, pertama Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus, kedua Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pendidikan, pekerjaan, dan umur. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan meliputi informasi atau pengetahuan masyarakat, faktor lingkungan, sosial budaya dan dukungan keluarga atau sosial.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang diteliti sebagian besar yaitu 19 responden (61,3%) berumur 20-35 tahun dan hampir setengahnya yaitu 11 responden (35,5%) berumur >35 tahun dan sebagian kecil yaitu 1 responden (3,2%) berumur ˂20 tahun.

Sesuai pendapat Wawan (2011:16) semakin bertambah usia, semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinnya. dimana semakin dewasa seseorang maka pola pikirannya akan semakin berkembang dan kemungkinan penerimaan informasi akan lebih baik.

Berdasarkan tabel 5.3, menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian besar 16 responden (51,6%) berpendidikan Dasar, hampir setengahnya 14 responden (45,2%) berpendidikan Menengah dan sebagian kecil 1 responden (3,2%) berpendidikan Tinggi.

Semakin tinggi latar pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan rendah akan menghambat pola pengetahuan yang

(8)

15 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

dimiliki seseorang. (Wawan, 2011:16).

Berdasarkan data diatas, dapat diambil opini bahwa kurangnya pengetahuan responden disebabkan karena beberapa faktor, khususnya faktor usia dan pendidikan. Oleh sebab itu perlu adanya kepedulian dari petugas kesehatan setempat untuk memberikan penyuluhan kepada para ibu terutama bagi ibu hamil guna memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif. Kegagalan Ibu Balita Dalam Memberikan ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian yang bersumber dari kuesioner tentang kegagalan ibu balita dalam memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo didapatkan data frekuensi menunjukkan bahwa dari 31 responden yang diteliti sebagian besar gagal dalam memberikan ASI Eksklusif dengan jumlah 21 (67,7%) responden, dan sebagian kecil tidak gagal dalam memberikan ASI Eksklusif dengan jumlah 10 (32,3%) responden.

Menurut pendapat Judarwanto (2006), bahwa ada beberapa faktor penyebab kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif yaitu (1) kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, (2) ibu yang bekerja, (3) gencarnya promosi susu formula, (4) faktor social budaya, (5) factor dukungan dari tenaga kesehatan, (6) factor dukungan dari keluarga dimana banyak ibu yang gagal memberikan ASI Eksklusif karena orang tua, nenek/ibu mertua mendesak ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya.

Fakta membuktikan, sebagian besar (51,6%) ibu yang pengetahuan

kurang tentang ASI Eksklusif dapat mempengaruhi dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Dengan pengetahuan yang benar tentang ASI Eksklusif ibu dapat memberikan ASI saja kepada bayinya sejak lahir hingga usia 6 bulan.

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang diteliti sebagian besar yaitu 18 responden (58,1%) ibu bekerja dan hampir setengahnya yaitu 13 responden (41,9%) ibu tidak bekerja.

Seseorang yang bekerja akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dari pada yang tidak bekerja, orang akan lebih banyak mempunyai informasi dan pengetahuan (Wawan, 2011:16).

Dari pembahasan diatas dapat ditarik opini bahwa sebagian besar dari responden yang memiliki balita masih gagal dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sehingga perlu dilakukan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi tentang pentingnya memberikan ASI Ekslusif.

Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Usia 7-36 Bulan Tentang ASI Eksklusif Dengan Kegagalan Ibu Dalam Memberikan ASI Ekslusif

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai ρ = 0,024 dengan tingkat kemaknaan ρ ˂ 0,05 maka ho ditolak yang berarti ada hubungan antara hubungan pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dengan kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dan koefisiensi kontinensi

(9)

16 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

didapatkan hasil 0,441 yang menunjukkan hubungan sedang.

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan kurang yang gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 11 (35,5%), ibu dengan pengetahuan kurang yang tidak gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 5 (16,1%), Ibu dengan pengetahuan cukup yang gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 9 (29,0%), ibu dengan pengetahuan cukup yang tidak gagal dalam memberika ASI Eksklusif berjumlah 1 (3,2%). Ibu dengan pengetahuan baik yang gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 1 (3,2%) , ibu dengan pengetahuan baik yang tidak gagal dalam memberikan ASI Eksklusif berjumlah 4 (12,9%).

Hasil penelitian Elinofiah,dkk (2011) dengan judul hubungan pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang paling berperan dalam pemberian ASI Eksklusif. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square (X²) dengan X²hit = 3,11 < X²tab = 5,99 dengan nilai p = 0,00 ≤ 0,05. Hasil uji statistik pendidikan menggunakan Chi-Square (X²) dengan X²hit = 3,00< X²tab = 5,79 dengan nilai p = 0,00 ≤ 0,05,sedangkan hasil uji statistik pekerjaan menggunakan Chi-Square (X²) dengan X²hit = 2,54< X²tab = 5,26 dengan nilai p = 0,00 ≤ 0,05. Dan hasil uji statistik dukungan keluarga menggunakan Chi-Square (X²) dengan X²hit = 3,02< X²tab = 5,22 dengan nilai p = 0,00 ≤ 0,05.Ini artinya terdapat hubungan yang

bermakna antara pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif.

Menurut pendapat Judarwanto (2006), bahwa ada beberapa faktor penyebab kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif yaitu (1) kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, (2) ibu yang bekerja, (3) gencarnya promosi susu formula, (4) faktor social budaya, (5) factor dukungan dari tenaga kesehatan, (6) factor dukungan dari keluarga dimana banyak ibu yang gagal memberikan ASI Eksklusif karena orang tua, nenek/ibu mertua mendesak ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya.

Pengetahuan ibu balita usia 7-24 bulan merupakan faktor yang sangat penting dalam pemberian ASI Eksklusif. Pengetahuan yang baik akan mendorong ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Sedangkan pengetahuan ibu yang kurang akan mendorong ibu untuk memberikan PASI atau makanan tambahan kepada bayinya, sehingga ada hubungan antara pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dengan kegagalan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.

Dari pembahasan pada sub bab ini dapat ditarik opini bahwa ada hubungan pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dengan kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif, dengan pengetahuan ibu yang sebagian besar kurang tersebut menyebabkan gagalnya ibu dalam memberikan ASI Eksklusif, oleh karena itu diharapkan ibu memiliki pengetahuan yang baik, yaitu dengan penyuluhan-penyuluhan

(10)

17 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

serta mencari informasi dari berbagai sumber sehingga kegagalan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya menjadi rendah di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo.

KESIMPULAN SARAN

1. Pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo didapatkan hasil sebagian besar 16 responden (51,6%) memiliki pengetahuan kurang tentang ASI Eksklusif.

2. Kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo didapatkan hasil bahwa sebagian besar 21 responden (67,7%) gagal dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.

3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dengan kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Posyandu Desa Jalen Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dengan nilai ρ 0,024 dan koefisiensi kontinensi didapatkan 0,441 yang menunjukkan hubungan sedang.

Saran

1. Bagi Keluarga

Hendaknya lebih meningkatkan perannya dalam memberikan dukungan dan motivasi bagi ibu menyusui untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sampai umur 6 bulan.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan tambahan ilmu bagi banyak institusi pendidikan

khususnya Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo sebagai tambahan referensi dalam usaha peningkatan mutu perpustakaan.

3. Bagi Bidan

Diharapkan dapat meningkatkan peran dan fungsi pelayanan bagi masyarakat dalam memberikan informasi kesehatan khususnya tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

4. Bagi Posyandu

Memberikan pendidikan kesehatan sedini mungkin bagi ibu hamil dan keluarga dengan cara penyuluhan tentang ASI Eksklusif baik secara langsung maupun melalui media masa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Effendy, N.1998. Dasar-Dasar

Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Elinofia, dkk. 2011. Hubungan

Pendidikan, Pengetahuan, Pekerjaan dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. (Online), (http://www.septabakti.ac.id/j o/index/php/jurnal/118, diakses 29 Desember 2016) http://depkeg.go.id/downloads/riske sdas2013/HasilRiskesdas2013. pdf. (Online) (Diakses Pada Hari 26 Tanggal Desember 2016)

Judarwanto. 2006. Penggunaan ASI Eksklusif pada Bayi. (Online), (www.childreclinic.wordpress. com. Diakses 28 Desember 2016)

(11)

18 Jurnal Delima Harapan Volume 8 No.7 (Februari-Juli 2017)

Khasanah, Nur. 2011. ASI Atau Susu Formula Ya?. Jogjakarta : Flash Books.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2001. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. . 2003. Konsep Dan

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. . 2008. Konsep Dan

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Prasetyono, D. 2012. Buku Pintar

ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press.

. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press.

Proverawati, A. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika. . 2009. Gizi Untuk

Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Roesli. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya

. 2005. Petunjuk Praktis Menyusui. Jakarta : Trubus Agriwidya.

Suharso & Retnoningsih, Ana. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang : Widya Karya

Wawan, A. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

Referensi

Dokumen terkait

1) Berikan objek yang biasa digunakan atau disenangi anak, bisa benda ataupun makanan atau minuman. 2) Pada saat anak mengambil objek tersebut biarkanlah ia memainkannya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan berbagai level bawang putih nugget dangke dilihat dari nilai TBA (thiobarbiturie acid), aroma dan

Berdasarkan tabel 2, terlihat ketepatan kader dari Kabupaten dalam mengggunakan lenght board baik sebelum pelatihan maupun sesudah pelatihan lebih rendah di bandingkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Keuangan Terhadap Financial Risk

Gambar 12 : T ampilan Menu Ut ama Konsumen M-AirLines Syst em Pengguna set elah mel akukan l ogi n dengan memasukkan nama at au ni ckname dan passwor d nya dengan benar,

Penulisan ilmiah ini membahas tentang cara pembuatan aplikasi katalog permahan kemang pratama dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh Macromedia flash 5.0 Aplikasi perumahan

Kinerja pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah Kota Surabaya terkait isu prioritas “Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Lindung yang Terintegrasi dengan Pembangunan Berkelanjutan”

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel di atas, jumlah kalori pada detritus yang terbentuk pada bulan Mei dari proses dekomposisi serasah yang gugur dari seluruh luasan