KORELASI CARA BELAJAR MATEMATIKA DENGAN HASIL TES AKHIR SEMESTER (TAS) MATEMATIKA SEMESTER GANJIL
SISWA KELAS X3 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Yustina Fanny Susanti NIM : 081414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
KORELASI CARA BELAJAR MATEMATIKA DENGAN HASIL TES AKHIR SEMESTER (TAS) MATEMATIKA SEMESTER GANJIL
SISWA KELAS X3 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Yustina Fanny Susanti NIM : 081414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
vii
ABSTRAK
Yustina Fanny Susanti. 2013. Korelasi Cara Belajar Matematika dengan Hasil Tes Akhir Semester (TAS) Matematika Semester Ganjil Siswa Kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui cara belajar matematika siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta (2) mengetahui hubungan cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa kela X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Jenis penelitian merupakan penelitian korelasi dengan data kuantitatif.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/ 2013, pada bulan Desember 2012 – Januari 2013. Data berupa skor Tes Akhir Semester (TAS) dan skor angket cara belajar siswa. Dengan populasi siswa kelas X sebanyak 210 siswa dan sampel siswa kelas X3 sebanyak 33 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis data interval dan pengolahan data secara statistik Inferensial parametris, dengan menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Uji Koefisien Korelasi Product Moment.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) cara belajar matematika siswa kelas X3 secara keseluruhan cukup baik dengan persentase sebesar 61% (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada tingkat sedang antara cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa kelas X3, dimana besar koefisien korelasinya 0,4327. Besar koefisien determinasinya adalah 0,19, sehingga hasil TAS siswa 19% ditentukan oleh cara belajarnya, dan 81% oleh faktor lain.
viii
ABSTRACT
Yustina Fanny Susanti. 2013. Correlation Between the Learning Method in Mathematics and the Results of Mathematics End of Semester Test in the First Semester, for Students of Grade X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta in the Academic Year 2012/ 2013. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.
This research aimed to (1) know the method of learning mathematics of the students of grade X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta (2) know the correlation between the method of learning mathematics and the result of mathematics end of semester test in the first semester, for the students of grade X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. The type of research was a correlation study using quantitative data.
This research was conducted at the SMA Pangudi Luhur Yogyakarta in the academic year 2012/ 2013, in December 2012 - January 2013. Data were in the form of Final Semester Test score (TAS) and the scores in the method of student learning questionnaire. The population consisted of 210 students of class X and the sample consisted of 33 students of grade X3. This research used interval data types and data processing with parametric inferential statistics, using the Kolmogorov-Smirnov normality test and the Product Moment Correlation Coefficient.
The results of this research showed that (1) the method of learning mathematics of the students of grade X3 overall was pretty good with a percentage of 61% (2) there was a positive and significant correlation in the medium level between the method of learning mathematics and the results of mathematic end of semester test for grade X3 students, where the correlation coefficient was 0,4327. The coefficient of determination was 0,19, indicating that 19% of the final semester test result students was determined by the method of learning mathematics, and 81% was determined by other factors.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Pembatasan Masalah... 3
E. Batasan Istilah ... 4
xiii
G. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Belajar ... 7
B. Cara Belajar yang Efisien ... 11
C. Evaluasi ... 16
D. Kerangka Berpikir ... 19
E. Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN... 21
A. Jenis Penelitian ... 21
B. Subyek, Obyek, Waktu, dan Tempat Penelitian ... 21
C. Bentuk Data ... 22
D. Metode Pengumpulan Data ... 22
E. Instrumen Penelitian ... 23
F. Teknik Analisis Data ... 24
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 33
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33
B. Pelaksanaan Penelitian ... 33
C. Hasil Penelitian ... 36
D. Analisis Hasil Penelitian ... 43
E. Kelemahan Penelitian ... 47
BAB V PENUTUP ... 48
xiv
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ( ) ... 29
Tabel 3.2 Format Tabel untuk Pengujian Hipotesis Normalitas ... 30
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 33
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Angket Cara Belajar Siswa ... 34
Tabel 4.3 Skor Tes Akhir Semester (TAS) Siswa Kelas X3 ... 36
Tabel 4.4 Validitas Soal Tes Akhir Semester (TAS) Matematika ... 38
Tabel 4.5 Skor Uji Coba Angket Cara Belajar Siswa Kelas X1 ... 39
Tabel 4.6 Validitas Pernyataan Angket Uji Coba ... 40
Tabel 4.7 Skor Angket Cara Belajar Siswa Kelas X3 ... 42
Tabel 4.8 Persentase Hasil Angket Cara Belajar Siswa ... 43
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN ... 51
Lampiran A1 Kisi-Kisi Soal TAS Matematika Kelas X ... 52
Lampiran A2 Soal TAS Matematika Kelas X ... 54
Lampiran A3 Kunci Jawaban Soal TAS Matematika Kelas X ... 57
Lampiran A4 Angket Cara Belajar Siswa ... 59
Lampiran A5 Pedoman Wawancara ... 63
Lampiran B1 Hasil TAS Matematika Siswa Kelas X3 ... 64
Lampiran B2 Hasil Uji Coba Angket Cara Belajar Siswa Kelas X1 ... 65
Lampiran B3 Hasil Angket Cara Belajar Siswa Kelas X3 ... 66
Lampiran B4 Hasil Transkrip Wawancara ... 67
Lampiran B5 Hasil Jawaban Angket Cara Belajar Siswa Kelas X3 ... 83
Lampiran C1 Analisis Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Akhir Semester (TAS) Matematika ... 89
Lampiran C2 Analisis Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Coba Angket Cara Belajar Siswa Kelas X1 ... 94
Lampiran D1 Perhitungan Korelasi antara Cara Belajar Siswa dengan Hasil Tes Akhir Semester (TAS) Siswa ... 103
Lampiran D2 Pengujian Hipotesis Normalitas ... 105
Lampiran D3 Analisis Hasil Wawancara ... 107
xvii
Lampiran E2 Surat Izin Penelitian ... 124
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jerry Manuel (2005) dalam artikelnya menyebutkan bahwa gambaran
perilaku pendidikan di Indonesia hingga saat ini boleh dikatakan ibarat
mendorong murid ke kolam yang dalam tanpa terlebih dahulu mengajarinya
cara berenang di tempat yang airnya dangkal. Hal tersebut dikarenakan
adanya anggapan bahwa anak dengan sendirinya dapat mengetahui cara
belajar yang efektif. Akan tetapi, tidak semua anak dapat melakukan hal
tersebut. Seringkali siswa hanya belajar saat diberi pekerjaan rumah atau
saat akan diadakan ulangan.
Padahal cara belajar yang dilakukan oleh siswa akan mempengaruhi
hasil belajarnya, seperti yang diutarakankan oleh Muhibbin Syah (2002:
133) bahwa sering terjadi seorang siswa yang memiliki kemampuan ranah
cipta (kognitif) yang lebih tinggi daripada teman-temannya, ternyata hanya
mampu mencapai hasil yang sama atau bahkan mungkin bisa lebih rendah
dari hasil yang dicapai oleh teman-temannya. Sebaliknya, seorang siswa
yang sebenarnya hanya memiliki kemampuan ranah cipta rata-rata atau
sedang, dapat mencapai puncak prestasi yang memuaskan lantaran
menggunakan pendekatan belajar yang efisien dan efektif.
C. van Parreren juga mengemukakan beberapa jenis belajar, salah
disampaikankan bahwa inteligensi bukan merupakan hal yang utama dalam
menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Jika siswa dapat belajar
dengan baik, yaitu mereka menyadari sepenuhnya apa yang dituntut dalam
tugas belajar dan bagaimana cara mereka bekerja, maka siswa yang
inteligensinya kurang pun dapat mendapatkan hasil belajar yang baik
(Winkel, 2004: 98-99).
Jadi, keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
tingkat kecerdasan siswa tersebut, tetapi cara belajar yang dilakukan oleh
siswa juga akan mempengaruhi hasil belajarnya. Karena itu, siswa perlu
mengetahui cara belajar yang efisien yang dapat meningkatkan prestasi
belajarnya.
Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui korelasi cara belajar
matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester
ganjil siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/
2013.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana cara belajar matematika siswa kelas X3 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013?
2. Bagaimana korelasi cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir
Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa kelas X3 SMA
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui cara belajar matematika siswa kelas X3 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.
2. Mengetahui korelasi cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir
Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa kelas X3 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.
D. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Yang dimaksud dengan siswa disini adalah siswa kelas X3 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.
2. Yang dimaksud dengan cara belajar matematika disini adalah cara
belajar matematika yang dilakukan siswa kelas X3 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta di rumah ataupun di sekolah selama semester ganjil
tahun ajaran 2012/ 2013.
3. Yang dimaksud dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika
disini adalah skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester
ganjil siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran
E. Batasan Istilah
1. Belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan
nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas
(Winkel, 2004: 59).
2. Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program (Syah,
2002: 197).
3. Tes Akhir Semester (TAS) merupakan istilah yang mirip dengan
istilah ulangan umum yang pada masa lalu sering digunakan yang
artinya adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar (the
teaching-learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan
sebuah program pembelajaran/ penyajian materi, dan kenaikan kelas
(Syah, 2002: 198).
4. Cara belajar siswa adalah usaha atau jalan yang harus ditempuh siswa
untuk belajar.
5. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi peneliti
a. Mengetahui cara belajar matematika yang biasa dilakukan oleh
siswa.
b. Menambah pengetahuan peneliti mengenai korelasi cara belajar
terhadap hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
a. Mengetahui cara belajar siswanya.
b. Memotivasi guru untuk dapat memberikan pengarahan dan
pengetahuan tentang cara belajar yang efisien kepada siswanya.
3. Bagi siswa
a. Menambah pengetahuan siswa mengenai hubungan cara belajar
dengan hasil belajar.
b. Memotivasi siswa untuk melakukan cara belajar yang efisien
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini mencakup 6 bab, yaitu:
1. Bab I membahas pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, batasan
2. Bab II membahas landasan teori yang meliputi belajar, cara belajar
yang efisien, evaluasi, kerangka berpikir, dan hipotesis.
3. Bab III membahas metode penelitian yang meliputi jenis penelitian,
subyek, obyek, waktu, dan tempat penelitian, bentuk data, metode
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
4. Bab IV membahas tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian,
dan analisis hasil penelitian yang meliputi waktu dan tempat
penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, analisis hasil
penelitian, dan kelemahan penelitian.
5. Bab V membahas tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
Dalam bukunya, Muhibbin Syah (2002: 68) merangkum definisi
belajar dari beberapa definisi yang digunakan oleh beberapa ahli, yaitu
secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya.
Karena itu, tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat
proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat
dipandang sebagai proses belajar.
Beberapa ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara
lain:
1. Perubahan terjadi secara sadar
Artinya bahwa seseorang yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah
terjadi adanya perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Artinya bahwa sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi
statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan yang bersifat positif artinya perubahan-perubahan itu
senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang
lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya melainkan karena usaha dari individu sendiri.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Artinya bahwa perubahan yang terjadi karena proses belajar
bersifat menetap atau permanen, dimana tingkah laku yang terjadi
setelah belajar akan bersifat menetap.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Artinya bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari. Dengan demikian, perbuatan
belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang
telah ditetapkannya.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Artinya bahwa perubahan yang diperoleh seseorang setelah
laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Jadi, aspek perubahan
yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.
Terdapat beberapa prinsip dalam belajar (Slameto, 2010: 27-28),
antara lain:
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi
yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar
dengan efektif.
d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2. Sesuai hakikat belajar
a. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya.
b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery.
c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian
pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan
menimbulkan respons yang diharapkan.
3. Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari
a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya.
b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
4. Syarat keberhasilan belajar
a. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang.
b. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa, antara lain
(Syah, 2002: 144-155):
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), meliputi:
a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), misalnya: inteligensi
siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
2. Faktor eksteral (faktor dari luar siswa), meliputi:
a. Lingkungan sosial, misalnya: guru, teman-teman sekelas,
b. Lingkungan nonsosial, misalnya: gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
B. Cara Belajar yang Efisien
Efisiensi adalah sebuah pengertian atau konsepsi yang
menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya
(Gie, 1979: 5-6).
Apabila diterapkan dalam belajar, maka terdapatlah efisiensi belajar
yaitu perbandingan terbaik antara suatu usaha belajar dengan hasilnya yang
dicapai.
Dalam bukunya, Muhibbin Syah (2002: 134-135) menyebutkan ada
dua macam efisiensi belajar yang dapat dicapai siswa, yaitu:
1. Efisiensi usaha belajar
Sebuah kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi
belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal.
Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunkan untuk mendapat
hasil belajar yang memuaskan, seperti tenaga dan pikiran, waktu,
peralatan belajar, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan
memuaskan jika tidak dibarengi dengan strategi dan pendekatan yang
efisien.
2. Efisiensi hasil belajar
Sebuah kegiatan belajar dapat dikataka efisien apabila dengan
usaha belajar tertentu memberikan memberikan prestasi belajar tinggi.
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar siswa dapat belajar
secara efisien, yaitu:
1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang
dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Agar belajar dapat
berjalan dengan baik dan berhasil, siswa perlu mempunyai jadwal
yang baik dan melaksanakannya dengan teratur atau disiplin.
Hendra Surya (2011: 44-45) menyampaikan bahwa
membiasakan diri dengan belajar secara teratur dan ditunjang dengan
kedisiplinan dalam belajar membuat kita memiliki kecakapan belajar
dengan baik dan pada akhirnya mempengaruhi pola pikiran dan
membentuk watak kepribadian yang baik. Untuk menunjang
kedisiplinan dalam belajar, maka kita harus dapat membuat
pengaturan waktu dengan cara membuat dan melakukan jadwal
belajar agar dapat mengatur dan memprioritaskan belajar dalam
konteks membagi waktu dengan aktivitas lain, keluarga, dan lain-lain.
Supaya berhasil dalam belajar, jadwal yang sudah dibuat
The Liang Gie (1979: 49-50) menyampaikan bahwa dengan
belajar secara teratur akan membuat pola pikir siswa tersebut menjadi
teratur sehingga siswa tersebut dapat mengerti dan menguasai ilmu
karena ilmu adalah hasil dari proses pemikiran yang dilakukan secara
sistematis.
2. Membaca dan membuat catatan
Membaca adalah alat untuk belajar, sehingga agar dapat belajar
dengan baik maka perlu membaca dengan baik pula. Terdapat
beberapa kebiasaan baik dalam membaca, yaitu memperhatikan
kesehatan membaca, membuat tanda-tanda atau catatan-catatan,
membaca dengan sungguh-sungguh sampai menguasai isinya, dan
membaca dengan konsentrasi penuh. Selain kebiasaan baik, terdapat
pula kebiasaan buruk dalam membaca, yaitu membaca sambil
menggerakkan bibir, menunjuk, tiduran, mengobrol, makan-makanan
kecil, dan mendengarkan radio atau TV dengan suara keras.
Membuat catatan juga berpengaruh terhadap membaca. Jika kita
memiliki catatan yang teratur, bersih, dan rapi, maka akan
memudahkan kita untuk membacanya sehingga kita dapat belajar
dengan baik.
Sebagai pelajar, sebaiknya kita tidak hanya menggantungkan
diri pada satu buku pegangan wajib saja dalam proses belajar, tetapi
kita harus mengusahakan untuk memperkaya pengetahuan dengan
pembanding. Semakin banyak tersedia bahan atau sumber-sumber
belajar yang dipelajari akan semakin banyak pengetahuan dan
kecakapan yang dikuasai seseorang dalam belajar (Surya, 2011: 53).
3. Mengulangi bahan pelajaran
Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan
adanya pengulangan (review) maka bahan yang belum begitu dikuasai
serta mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak seseorang.
Mengulang dapat berupa mempelajari kembali bahan yang telah
dipelajari. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat ringkasan,
lalu untuk mengulang cukup dengan belajar dari ringkasan atau juga
dapat dari mempelajari jawaban soal yang sudah pernah dibuat.
Herman Hudojo (1988: 4) menyatakan bahwa proses belajar
matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri
dilakukan secara kontinyu. Karena itu, dalam belajar matematika, kita
perlu mengulang kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya
karena materi matematika saling berkaitan satu sama lain.
Pengulangan bahan pelajaran dalam matematika dapat dilakukan
dengan mengerjakan soal-soal dari materi yang sedang dipelajari.
4. Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan
menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam
belajar maka konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu
berhubungan dengan pelajaran tersebut (Gie, 1979: 53). Konsentrasi
memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar.
The Liang Gie (1979: 54) mengutarakan beberapa sebab atau
keadaan yang dapat membuat pikiran seseorang mahasiswa
melayang-layang sewaktu belajar sehingga banyak tenaga dan waktunya
terbuang sia-sia:
a. Kekurangan minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.
Tidak adanya minat dapat mengakibatkan mahasiswa sukar
mengerti isi pelajaran tersebut. Ia akhirnya akan mendorong
pikirannya melayang-layang kepada hal-hal lain.
b. Gangguan keadaan sekeliling seperti bunyi radio yang terlampau
keras, udara yang sangat panas atau juga bentuk meja dan kursi
yang tidak enak dipakai.
c. Urusan-urusan kecil atau buah-buah pikiran yang pergi datang
mengaduk dalam otak sehingga sering memecah perhatian yang
sedang dipusatkan.
d. Kesenadaan mengenai sesuatu bahan pelajaran sehingga
menimbulkan kejemuan dalam pikiran.
e. Gangguan kesehatan dalam diri mahasiswa atau keletihan badan.
Untuk dapat berkonsentrasi dengan baik, maka siswa harus
dapat mengatasi hal-hal yang dapat memecah konsentrasi siswa
tersebut.
Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan
atau ujian yang diberikan guru, membuat atau mengerjakan
latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri.
Dengan mengerjakan tugas, siswa akan dapat menjadi terlatih dalam
mengerjakan berbagai soal matematika.
C. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program (Syah, 2002:
197). Muhibbin Syah (2002: 199) mengungkapkan bahwa salah satu tujuan
evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam
belajar. Sehingga dengan evaluasi, guru dapat mengetahui apakah cara
belajar yang dilakukan oleh siswa tersebut sudah baik atau belum.
Salah satu jenis evaluasi adalah ulangan umum. Akhir-akhir ini di
beberapa sekolah ulangan umum disebut juga dengan Tes Akhir Semester
(TAS). Ulangan dan ulangan umum adalah alat-alat ukur yang banyak
digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar
mengajar (the teaching-learning process) atau untuk menentukan taraf
keberhasilan sebuah program pembelajaran/ penyajian materi, dan kenaikan
kelas (Syah, 2002: 198). Karena itu, dengan melihat hasil Tes Akhir
Semester (TAS) siswa, kita dapat mengetahui apakah cara belajar yang
Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam, yaitu
(Sudjana, 2010: 5):
1. Penilaian formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada
akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan
proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan penilaian formatif
diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi
pelaksanaannya.
2. Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun.
Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa,
yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa.
Tes Akhir Semester (TAS) merupakan salah satu jenis tes sumatif.
3. Penilaian diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk
melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.
Penilaian ini dilakukan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran
remedial, menemukan kasus-kasus, dll.
4. Penilaian selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk
keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga
5. Penilaian penempatan
Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk
mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu
program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan
sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan
perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk
menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan
kemampuan siswa.
Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi
(Sudjana, 2010: 5):
1. Tes
Penilaian hasil belajar dengan tes terdiri dari:
a. Tes lisan (menuntut jawaban secara lisan)
b. Tes tulisan (menuntut jawaban secara tertulis), dapat berupa:
1) Tes uraian
Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberi alasan, dan
bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan
dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri
(Sudjana, 2010: 35).
Jenis-jenis tes uraian antara lain uraian bebas, uraian
2) Tes obyektif
Tes obyektif adalah tes yang jawabannya dapat
diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman
yang ditentukan sebelumnya (Syah, 2002: 203).
Bentuk soal tes obyektif ada beberapa macam, yaitu
bentuk soal jawaban singkat, bentuk soal benar-salah,
bentuk soal menjodohkan, dan bentuk soal pilihan ganda.
Bentuk soal pilihan ganda berupa tes yang mempunyai
satu jawaban yang benar atau paling tepat.
Bentuk soal Tes Akhir Semester (TAS) dalam
penelitian ini berupa soal pilihan ganda dengan 5 buah
pilihan jawaban.
c. Tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan)
2. Non tes
Bentuk penilaian non tes antara lain dengan observasi,
kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus, dll.
D. Kerangka Berpikir
Dari landasan teori di atas, dapat kita lihat bahwa cara belajar siswa
memiliki hubungan dengan hasil belajarnya. Hal tersebut dikarenakan
pendekatan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar
siswa mempegaruhi belajar dan belajar akan menghasilkan hasil belajar,
maka cara belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.
Dengan melakukan evaluasi belajar, kita dapat mengetahui hasil
belajar siswa. Salah satu jenis evaluasi adalah evaluasi sumatif yang dapat
berupa Tes Akhir Semester (TAS).
Dengan melihat hal tersebut, maka diharapkan akan terdapat
hubungan antara cara belajar matematika siswa dengan hasil Tes Akhir
Semester (TAS) matematika siswa.
E. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat korelasi yang positif dan
signifikan antara cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester
(TAS) matematika semester ganjil siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian deskriptif (descriptive research) dalam penelitian ini berarti
suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan hubungan
cara belajar siswa dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) siswa.
Dalam penelitian ini, penelitian kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis cara belajar siswa yang diketahui dari
hasil angket dan wawancara. Sedangkan penelitian kuantitatif digunakan
untuk menganalisis hubungan antara cara belajar siswa dengan hasil Tes
Akhir Semester (TAS) siswa yang berupa skor angket cara belajar siswa dan
skor hasil TAS matematika siswa.
B. Subyek, Obyek, Waktu, dan Tempat Peneitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.
Obyek penelitian ini adalah cara belajar dan hasil Tes Akhir
Semester (TAS) siswa kelas X3 tahun SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 dan
Januari 2013.
4. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
C. Bentuk Data
Data yang diambil dalam penelitian ini antara lain:
1. Cara belajar matematika siswa yang diperoleh dari hasil pengisian
angket cara belajar siswa oleh siswa.
2. Hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa
yang berupa skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester
ganjil siswa.
3. Hasil wawancara dengan siswa yang meliputi penjelasan siswa
mengenai cara belajar yang biasa mereka lakukan saat sedang belajar
matematika selama semester ganjil tersebut.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
1. Angket cara belajar siswa
Angket cara belajar siswa dalam penelitian ini adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
siswa mengenai cara belajar yang biasa mereka lakukan.
Angket yang diberikan ini merupakan angket untuk mengetahui
cara belajar matematika siswa yang dilakukan selama semester ganjil.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari siswa
mengenai cara belajar yang biasa dilakukan oleh siswa.
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara kombinasi antara wawancara terstruktur dan wawancara
bebas dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang semaksimal
mungkin dari responden.
Isi wawancara berupa pertanyaan yang menyangkut penjelasan
siswa mengenai cara belajar matematika yang biasa mereka lakukan.
3. Meminta skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil
siswa kepada guru.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa
instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data tersebut antara
1. Lembar angket cara belajar siswa
Angket cara belajar siswa ini digunakan oleh peneliti untuk
melihat garis besar cara belajar yang biasa dilakukan siswa saat
sedang belajar matematika.
Angket ini berisi 30 pernyataan yang menunjukkan cara belajar
yang efisien yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Siswa
diminta untuk membaca setiap pernyataan dengan teliti dan memilih
salah satu jawaban dari 5 pilihan jawaban yang telah disediakan
dengan memberikan tanda centang (V) pada jawaban yang paling
sesuai dengan dirinya. Kelima jawaban tersebut antara lain tidak
pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu.
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara ini berisi daftar pertanyaan yang akan
diajukan kepada siswa. Pertanyaan tersebut berupa pertanyaan yang
menyangkut cara belajar siswa dan ditambah dengan
pertanyaan-pertanyaan spontan lain yang sesuai dengan jawaban yang diberikan
oleh siswa pada saat dilakukan wawancara. Pertanyaan ini digunakan
untuk menggali informasi secara lebih jelas mengenai cara belajar
siswa yang bersangkutan.
F. Teknik Analisis Data
Sebelum digunakan, angket cara belajar siswa terlebih dahulu
diujicobakan agar dapat memperoleh instrumen yang baik. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari angket
tersebut.
Validitas berkenaan dengan ketetapan angket cara belajar siswa
terhadap konsep cara belajar siswa sehingga betul-betul dapat menilai
cara belajar yang biasa dilakukan oleh siswa. Pengujian validitas yang
dilakuan adalah pengujian validitas isi (content validity) yang
dilakukan dengan mengkonsultasikan angket kepada orang yang ahli
dan pengujian validitas dengan menggunakan perhitungan korelasi
Product Momen sebagai berikut:
Dimana:
: korelasi Product Moment
X : skor siswa tiap item angket
Y : skor total yang dicapai siswa
N : jumlah siswa
Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut, dilakukan
penafsiran harga koefisien korelasi dengan membandingkan harga
yang diperoleh dengan harga . Jika , maka butir
Reliabilitas angket cara belajar siswa adalah ketetapan atau
keajegan angket cara belajar siswa dalam menilai bagaimana cara
belajar siswa. Reliabilitas instrumen penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus Alpha sebagai berikut (Arikunto, 2006: 196):
Dimana:
: reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: varians total
: jumlah varians butir
N : jumlah siswa
Harga yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan
interpretasi reliabilitas sebagai berikut:
0,80 < 1,00 : sangat tinggi
0,60 < 0,80 : tinggi
0,40 < 0,60 : sedang
0,20 < 0,40 : rendah
2. Analisis soal Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa
Analisis soal Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa
dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas
yang dilakuan adalah pengujian validitas isi (content validity) yang
dilakukan dengan melihat apakah butir-butir soal TAS sudah sesuai
dengan kisi-kisi dan materi pelajaran yang telah diajarkan. Jika soal
TAS sudah sesuai dengan kisi-kisi dan materi pelajaran yang telah
diajarkan maka soal tersebut dinyatakan valid. Selain itu juga
digunakan perhitungan korelasi Product Moment. Sedangkan uji
reliabilitasnya dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha.
3. Analisis hasil angket cara belajar siswa
Jawaban dari setiap item pernyataan berupa tidak pernah, jarang,
kadang-kadang, sering, dan selalu. Jawaban tersebut kemudian
dikuantifikasi dengan membeikan skor, yaitu:
Untuk pernyataan positif:
Tidak pernah : 1
Jarang : 2
Kadang-kadang : 3
Sering : 4
Selalu : 5
Untuk pernyataan negatif:
Tidak pernah : 5
Kadang-kadang : 3
Sering : 2
Selalu : 1
Kemudian skor-skor dari setiap pernyataan dijumlahkan. Jumlah skor
tersebut yang nantinya akan dikorelasikan dengan skor Tes Akhir
Semester (TAS) matematika siswa.
Selain itu, dilakukan juga analisis dengan menggunakan
perhitungan persentase untuk melihat persentase keseluruhan dari cara
belajar siswa kelas X3. Rumus untuk menghitung persentase tersebut
adalah sebagai berikut:
.
.
Hasil persentase tersebut kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan pedoman berikut ini (Tukiran, 2011: 221):
76% - 100% : baik
56% - 75% : cukup baik
40% - 55% : kurang baik
< 40% : tidak baik
4. Analisis hubungan cara belajar siswa dengan hasil Tes Akhir Semester
(TAS) matematika siswa
Untuk mengetahui adanya hubungan antara cara belajar siswa
dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa digunakan
Dimana:
: korelasi Product Moment
X : skor angket cara belajar siswa
Y : skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa
N : jumlah siswa
Dalam buku Sugiyono (2008: 231) terdapat Pedoman untuk
[image:47.595.72.518.104.639.2]Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ( ) yaitu:
Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ( )
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Jika nilai negatif, berarti korelasinya negatif. Hal tersebut
menunjukkan adanya keterbalikan urutan.
5. Pengujian hipotesis normalitas
Uji normalitas dilakukan sebagi syarat sebelum dilakukannya
pengujian hipotesis koefisien korelasi. Uji normalitas yang digunakan
adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Langkah-langkah untuk melakukan
uji Kolmogorov-Smirnov yaitu (Djarwanto, 1989: 65-66):
a. Merumuskan H0 dan H1
H1: F(x) ≠ F0(x) (Data tidak berdistribusi normal)
b. Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)
c. Menentukan daerah kritik
H0 ditolak jika D > Dα
(Nilai Dα diambil dari Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov)
d. Menentukan nilai statistik uji D
i. Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
ii. Hitung frekuensi untuk setiap pengamatan xi yang berbeda
= F(xi)
iii. Hitung frekuensi kumulatif relatif = SN(xi)
iv. Hitung
v. Tentukan F0(xi) = P(z < zi) (lihat pada Tabel Distribusi
Normal)
vi. Buat tabel berikut ini
Tabel 3.2 Format Tabel untuk Pengujian Hipotesis
Normalitas
xi F(xi) SN(xi) zi F0(xi)
|SN(xi) - F0(xi)|
|SN(xi-1) - F0(xi)|
vii. Menentukan D
D = maksimum ( |SN(xi) - F0(xi)|, |SN(xi-1) - F0(xi)| )
[image:48.595.69.522.95.685.2]H0 diterima bila D < Dα dan disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
6. Pengujian hipotesis koefisien korelasi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji z.
Langkah-langkah untuk melakukan uji z yaitu:
a. Merumuskan H0 dan H1
H0: (tidak ada hubungan)
H1: (ada hubungan yang positif dan signifikan)
b. Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)
c. Menentukan statistik uji
d. Menentukan daerah kritik
H0 ditolak jika (nilai zα diambil dari Tabel Distribusi
Normal)
e. Membuat kesimpulan
H0 ditolak jika dan disimpulkan bahwa terdapat korelasi.
7. Analisis hasil wawancara
Hasil wawancara ini digunakan untuk menggali dan
memperdalam informasi dari subyek mengenai cara belajar yang
mereka lakukan dan melihat kesesuaian antara jawaban yang
diberikan pada angket dengan jawaban wawancara.
Penarikan kesimpulan digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dari data yang diperoleh. Kesimpulan ini akan menjawab
rumusan masalah yang telah dibuat. Kesimpulan ini dibuat dengan
didasarkan pada data yang telah diperoleh dan hasil analisis dari data
33
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas
X1 dan X3 semester 2, tahun ajaran 2012/ 2013. Kelas X1 yang terdiri dari
35 siswa digunakan sebagai kelas untuk uji coba angket cara belajar siswa,
sedangkan kelas X3 yang terdiri dari 34 siswa merupakan subyek penelitian.
[image:51.595.69.519.213.674.2]Jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tanggal Kegiatan
7 Januari 2013 Meminta hasil TAS siswa ke guru.
8 Januari 2013 Uji coba angket cara belajar siswa di kelas X1.
17 Januari 2013 Memberikan angket cara belajar siswa di kelas X3.
30 Januari 2013 Wawancara dengan beberapa siswa kelas X3 dan meminta
kisi-kisi dan soal TAS.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Uji coba angket cara belajar siswa
Sebelum dilakukan uji coba terhadap siswa, terlebih dahulu
peneliti mengkonsultasikan angket kepada dosen pembimbing. Dari
hasil konsultasi tersebut didapatkan satu pernyataan yang tidak
digunakan dari 40 pernyataan yang ada, sehingga tersisa 39
Uji coba angket cara belajar siswa ini dilaksanakan pada tanggal
8 Januari 2013 pukul 08.30 – 09.00 di kelas X1. Jumlah siswa di kelas
ini selurunya ada 35 siswa, namun pada hari dilaksanakan uji coba
siswa yang hadir hanya 32 siswa.
Dari pelaksanaan uji coba angket ini, didapatkan skor cara
belajar masing-masing siswa. Lalu dicari validitas dan reliabilitas dari
angket tersebut.
Dari uji coba tersebut dipilih 30 pernyataan yang valid dan yang
telah diperbaiki susunan kalimatnya yang nantinya akan digunakan
dalam angket untuk mengukur cara belajar siswa di kelas X3.
2. Memberikan angket cara belajar siswa
Cara belajar yang dimiliki oleh siswa kelas X3 akan dilihat
dengan menggunakan angket cara belajar siswa yang telah
diujicobakan sebelumnya. Angket ini berisi 30 pernyataan mengenai
cara belajar yang biasa dilakukan siswa. Kisi-kisi dari angket cara
[image:52.595.69.521.154.726.2]belajar siswa yaitu:
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Angket Cara Belajar Siswa
Aspek
Indikator Nomor Pernyataan Jumlah Positif Negatif
Cara belajar siswa
Pembuatan jadwal dan pelaksanaan belajar
2, 15 4, 23, 26 5
Membaca dan membuat catatan
1, 11, 21, 27,
28 14, 20 7
Mengulangi bahan pelajaran
3, 5, 8, 12, 24,
30 16 7
Konsentrasi 13, 18 6 3
Mengerjakan tugas 7, 9, 25, 29 10, 17, 19, 22 8
Pemberian angket cara belajar siswa ini dilaksanakan pada
tanggal 17 Januari 2013 pukul 08.30 – 09.00 di kelas X3. Jumlah
siswa di kelas ini seluruhnya ada 34 siswa, tetapi pada hari
diberikannya angket ini siswa yang hadir hanya 33 siswa.
Dari pemberian angket ini didapatkan skor cara belajar
masing-masing siswa yang nantinya skor tersebut akan dikorelasikan dengan
skor hasil Tes Akhir Semester (TAS) siswa.
3. Wawancara dengan siswa
Setelah mengetahui hasil Tes Akhir Semester (TAS) dan cara
belajar siswa, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa
kelas X3. Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada tanggal 30
Januari 2013 pukul 08.30 – 09.20.
Peneliti mewawancarai 6 siswa, dimana keenam siswa tersebut
dipilih dengan mempertimbangkan hasil skor TAS dan skor angket
cara belajar yang didapatkan oleh siswa tersebut. Keenam siswa
tersebut adalah M5, M17, M21, M28, M30, M33.
Kegiatan wawancara berlangsung antara 5 sampai 10 menit tiap
siswa. Wawancara dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat,
namun peneliti juga menambahkan beberapa pertanyaan untuk
C. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa kelas X3
Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil tahun
ajaran 2012/ 2013 dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2012 pukul
07.30 – 09.30 (120 menit). Siswa kelas X3 yang mengikuti TAS
sebanyak 34 siswa. Dari pelaksanaan TAS tersebut didapatkan hasil
[image:54.595.71.519.143.743.2]sebagai berikut:
Tabel 4.3 Skor Tes Akhir Semester (TAS) Siswa Kelas X3
No Siswa Skor
1 M1 11
2 M2 19
3 M3 11
4 M4 28
5 M5 9
6 M6 14
7 M7 23
8 M8 9
9 M9 11
10 M10 19
11 M11 21
12 M12 15
13 M13 10
14 M14 17
15 M15 18
16 M16 11
17 M17 11
18 M18 20
19 M19 10
20 M20 18
21 M21 7
22 M22 18
23 M23 25
24 M24 9
25 M26 26
26 M27 10
27 M28 33
28 M29 13
29 M30 37
30 M31 10
32 M33 16
33 M34 14
34 M35 13
2. Hasil validitas dan reliabilitas soal Tes Akhir Semester (TAS)
matematika
a. Validitas soal Tes Akhir Semester (TAS) matematika
Pengujian validitas yang dilakukan adalah pengujian
validitas isi, yaitu dengan melihat kesesuaian soal dengan
kisi-kisi. Secara keseluruhan, soal Tes Akhir Semester (TAS) sudah
sesuai dengan kisi-kisinya, hanya saja ada beberapa soal yang
memiliki dua jawaban, ada pula yang tidak terdapat jawaban
dari pilihan jawaban yang telah disediakan di soal, dan juga ada
yang kunci jawaban dari soal tersebut salah. Soal yang memiliki
dua jawaban yaitu soal nomor 7. Soal yang tidak terdapat
jawaban dari pilihan jawaban yang telah disediakan adalah soal
nomor 19, 32, 35. Sedangkan soal yang kunci jawabannya salah
adalah soal nomor 8, 36. Jadi, secara keseluruhan ada enam soal
yang tidak baik, yaitu soal nomor 7, 8, 19, 32, 35, 36. Hasil skor
dari keenam soal tersebut nantinya tidak akan digunakan dalam
perhitungan, baik itu perhitungan validitas dan reliabilitas soal
TAS, perhitungan korelasi antara skor angket cara belajar siswa
dengan skor TAS, maupun perhitungan uji normalitas.
Selain dengan menggunakan validitas isi, digunakan juga
skor hasil TAS siswa kelas X3 untuk melihat validitas dari tiap
butir soal TAS. Data skor TAS yang digunakan hanya data dari
33 siswa saja karena disesuaikan dengan jumlah siswa yang
mengikuti pengisian angket cara belajar siswa. Perhitungan
korelasi Product Moment dengan N = 33 dan α = 0,05, maka
didapat sehingga soal valid jika .
[image:56.595.73.517.213.749.2]Hasil dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Validitas Soal Tes Akhir Semester (TAS) Matematika
No. Soal Validitas
1 0,685 Valid
2 0,429 Valid
3 0,375 Valid
4 0,153 Tidak Valid
5 0,382 Valid
6 0,698 Valid
9 0,531 Valid
10 0,572 Valid
11 0,689 Valid
12 0,338 Tidak Valid
13 0,601 Valid
14 0,540 Valid
15 0,472 Valid
16 0,501 Valid
17 0,116 Tidak Valid
18 0,140 Tidak Valid
20 0,410 Valid
21 0,445 Valid
22 0,481 Valid
23 0,407 Valid
24 0,605 Valid
25 0,673 Valid
26 0,562 Valid
27 0,544 Valid
28 0,698 Valid
29 0,444 Valid
30 0,250 Tidak Valid
31 0,541 Valid
33 0,201 Tidak Valid
34 0,595 Valid
37 0,428 Valid
38 0,579 Valid
40 0,347 Valid
Dari tabel 4.4 tersebut tampak bahwa dari soal, terdapat 28
pernyataan yang valid (yaitu pernyataan nomor: 1, 2, 3, 5, 6, 9,
10, 11, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31,
34, 37, 38, 39, 40) dan 6 pernyataan yang tidak valid (yaitu
pernyataan nomor: 4, 12, 17, 18, 30, 33).
b. Reliabilitas soal Tes Akhir Semester (TAS) matematika
Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan
mengunakan rumus Alpha, reliabilitas untuk soal TAS ini adalah
0,8912. Jadi, reliabilitas soal TAS ini sangat tinggi.
[image:57.595.70.524.195.745.2]3. Hasil uji coba angket cara belajar siswa kelas X1
Tabel 4.5 Skor Uji Coba Angket Cara Belajar Siswa Kelas X1
No Siswa Skor
1 S1 147
2 S2 137
3 S3 124
4 S4 113
5 S5 144
6 S6 84
7 S7 113
8 S8 115
9 S9 120
10 S10 134
11 S12 123
12 S13 104
13 S14 109
14 S15 131
15 S16 90
16 S17 106
17 S18 142
18 S19 135
19 S20 149
20 S21 121
21 S22 157
22 S24 126
24 S26 120
25 S27 131
26 S28 122
27 S29 112
28 S30 102
29 S31 165
30 S32 105
31 S34 119
32 S35 103
4. Hasil validitas dan reliabilitas uji coba angket cara belajar siswa kelas
X1
a. Validitas uji coba angket cara belajar siswa kelas X1
Dari pelaksanaan uji coba angket cara belajar siswa di
kelas X1 dapat diketahui validitas dari tiap-tiap butir pernyataan
pada angket dengan menggunakan perhitungan korelasi Product
Momen, dimana N = 32, α = 0,05, dan = 0,349 sehingga
pernyataan valid jika > 0,349. Validitas dari setiap butir
[image:58.595.75.521.106.751.2]pernyataan dalam angket diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Validitas Pernyataan Angket Uji Coba
No.
Pernyataan Validitas
1 0,532 Valid
2 0,773 Valid
3 0,550 Valid
4 0,700 Valid
5 0,277 Tidak Valid
6 0,320 Tidak Valid
7 0,336 Tidak Valid
8 0,652 Valid
9 0,402 Valid
10 0,551 Valid
11 0,338 Tidak Valid
12 0,653 Valid
13 0,131 Tidak Valid
14 0,052 Tidak Valid
15 0,375 Valid
16 0,374 Valid
18 0,585 Valid
19 -0,044 Tidak Valid
20 0,497 Valid
21 0,500 Valid
22 0,770 Valid
23 0,755 Valid
24 0,505 Valid
25 0,244 Tidak Valid
26 0,362 Valid
27 0,718 Valid
28 0,303 Tidak Valid
29 0,506 Valid
30 0,477 Valid
31 0,593 Valid
32 0,680 Valid
33 0,020 Tidak Valid
34 0,640 Valid
35 0,768 Valid
36 0,417 Valid
37 0,289 Tidak Valid
38 0,722 Valid
39 -0,205 Tidak Valid
Dari tabel 4.6 tampak bahwa dari 39 pernyataan, terdapat
27 pernyataan yang valid (yaitu pernyataan nomor: 1, 2, 3, 4, 8,
9, 10, 12, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31,
32, 34, 35, 36, 38) dan 12 pernyataan yang tidak valid (yaitu
pernyataan nomor: 5, 6, 7, 11, 13, 14, 19, 25, 28, 33, 37, 39).
b. Reliabilitas uji coba angket cara belajar siswa kelas X1
Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan
menggunaan rumus Alpha (dapat dilihat pada Lampiran C2),
reliabilitas untuk butir-butir pernyataan ini adalah 0,8995. Jadi,
5. Hasil angket cara belajar siswa kelas X3
Tabel 4.7 Skor Angket Cara Belajar Siswa Kelas X3
No Siswa Skor
1 M1 80
2 M2 108
3 M3 74
4 M4 98
5 M5 69
6 M6 97
7 M7 101
8 M9 96
9 M10 95
10 M11 101
11 M12 85
12 M13 88
13 M14 97
14 M15 101
15 M16 97
16 M17 59
17 M18 86
18 M19 83
19 M20 110
20 M21 83
21 M22 105
22 M23 103
23 M24 103
24 M26 116
25 M27 70
26 M28 69
27 M29 68
28 M30 121
29 M31 77
30 M32 96
31 M33 111
32 M34 81
33 M35 74
6. Hasil wawancara
Hasil wawancara dapat dilihat di Lampiran B4 berupa
transkripsi percakapan antara peneliti dengan siswa M5, M17, M21,
D. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis hasil angket cara belajar siswa kelas X3
Analisis hasil angket cara belajar ini dilakukan dengan
menggunakan perhitungan persentase. Hasilnya adalah sebagai
[image:61.595.70.520.125.711.2]berikut:
Tabel 4.8 Persentase Hasil Angket Cara Belajar Siswa
Indikator
Jml
1 2 3 4 5
Jml 451 709 658 275 909 3002
Skor
Max 825 1155 1155 495 1320 4950
% 55% 61% 57% 56% 69% 61%
Ket. Kurang
Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa cara belajar siswa secara
keseluruhan sudah cukup baik. Sedangkan jika dilihat dari tiap
indikatornya, indikator 1 (pembuatan jadwal dan pelaksanaan belajar)
masih kurang baik, indikator 2 (membaca dan membuat catatan)
cukup baik, indikator 3 (mengulangi bahan pelajaran) cukup baik,
indikator 4 (konsentrasi) cukup baik, dan indikator 5 (mengerjakan
tugas) cukup baik.
2. Analisis korelasi antara skor angket cara belajar siswa dengan skor
hasil Tes Akhir Semester (TAS) siswa kelas X3
Untuk mengetahui besarnya korelasi antara cara belajar siswa
dengan hasil TAS digunakan perhitungan korelasi Product Momen.
Dari perhitungan yang telah dilakukan yang tercantum pada Lampiran
hubungan positif yang sedang antara cara belajar siswa dengan hasil
Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa kelas X3.
Selain itu, dapat dihitung juga koefisien determinasinya =
0,19. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil TAS siswa 19%
ditentukan oleh cara belajarnya, dan 81% oleh faktor lain.
3. Pengujian hipotesis normalitas
Pengujian hipotesis normalitas yaitu sebagai berikut:
a. Merumuskan H0 dan H1
H0: F(x) = F0(x) (Data berdistribusi normal)
H1: F(x) ≠ F0(x) (Data tidak berdistribusi normal)
b. Menentukan taraf signifikansi (α) = 0,05
c. Menentukan daerah kritik
H0 ditolak jika D > D0,05
Dari Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan untuk α = 0,05,
maka
n1 = n2 = 33
d. Menentukan nilai statistik uji
Tabel 4.9 Pengujian Hipotesis Normalitas
xi F(xi) SN(xi) zi F0(xi)
|SN(xi) - F0(xi)|
|SN(xi-1) - F0(xi)|
37 1 0,03030303 -2,76 0,0029 0,0274 0,0029 49 1 0,060606061 -1,90 0,0287 0,0319 0,0016 58 1 0,090909091 -1,26 0,1038 0,0129 0,0432 60 1 0,121212121 -1,12 0,1314 0,0102 0,0405 61 1 0,151515152 -1,05 0,1469 0,0046 0,0257 63 2 0,196969697 -0,91 0,1814 0,0156 0,0299 65 1 0,242424242 -0,76 0,2236 0,0188 0,0266 68 3 0,303030303 -0,55 0,2912 0,0118 0,0488 70 1 0,363636364 -0,41 0,3409 0,0227 0,0379 72 2 0,409090909 -0,27 0,3936 0,0155 0,0300 73 1 0,454545455 -0,19 0,4247 0,0298 0,0156 77 1 0,484848485 0,09 0,5359 0,0511 0,0814 78 1 0,515151515 0,16 0,5636 0,0484 0,0788 80 3 0,575757576 0,30 0,6179 0,0421 0,1027 82 1 0,636363636 0,45 0,6736 0,0372 0,0978 83 1 0,666666667 0,52 0,6985 0,0318 0,0621 85 1 0,696969697 0,66 0,7454 0,0484 0,0787 86 1 0,727272727 0,73 0,7673 0,0400 0,0703 87 2 0,772727273 0,80 0,7881 0,0154 0,0608 88 1 0,818181818 0,87 0,8078 0,0104 0,0351 89 1 0,848484848 0,94 0,8264 0,0221 0,0082 90 1 0,878787879 1,02 0,8461 0,0327 0,0024 92 1 0,909090909 1,16 0,8770 0,0321 0,0018 94 1 0,939393939 1,30 0,9032 0,0362 0,0059 97 2 0,984848485 1,51 0,9345 0,0503 0,0049
Σ 33 Nilai Max 0,0511 0,1027
n = 33
= 2499
= 6312,5457
D = maksimum (|SN(xi) - F0(xi)|, |SN(xi-1) - F0(xi)|)
D = maksimum (0,0511 , 0,1027) = 0,1027
e. Membuat kesimpulan
0,1027 < 0,3348, sehingga D < . Jadi, H0 diterima dan
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
4. Pengujian hipotesis koefisien korelasi
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji z karena data
berdistribusi normal.
a. Merumuskan H0 dan H1
H0: (tidak ada korelasi)
H1: (ada korelasi yang positif dan signifikan)
b. Menentukan taraf signifikansi: α = 0,05
c. Menentukan statistik uji
n = 33
r = 0,4327
d. Menentukan daerah kritik
H0 ditolak jika
Dari Tabel Distribusi Normal didapatkan nilai = -1,645
Sehingga daerah kritiknya:
H0 ditolak jika z > 1,645
e. Kesimpulan
2,54 > 1,645, maka H0 ditolak.
Jadi, terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara cara
belajar siswa dengan hasil TAS siswa.
5. Analisis hasil wawancara
Dari analisis hasil wawancara yang dapat dilihat di Lampiran D3
dapat disimpulkan bahwa jawaban yang diberikan oleh siswa pada
saat mengisi angket tidak jauh berbeda dengan jawaban yang
diberikan siswa pada saat wawancara.
E. Kelemahan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat
beberapa kelemahan, antara lain:
1. Pada soal Tes Akhir Semester (TAS) yang digunakan ternyata masih
terdapat beberapa soal yang tidak valid.
2. Penelitian ini hanya melihat hubungan antara cara belajar siswa
dengan hasil belajarnya, padahal masih terdapat banyak faktor lain
48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Cara belajar matematika siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013 ternyata secara keseluruhan
cukup baik dengan persentase sebesar 61%.
2. Terdapat korelasi yang positif dan signifikan pada taraf sedang antara
cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS)
matematika siswa kelas X3 dengan koefisien korelasi sebesar 0,4327.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik cara belajar siswa,
maka semakin baik pula hasil TAS nya. Dan dari perhitungan
koefisien determinasinya, tampak bahwa hasil TAS siswa 19%
ditentukan oleh cara belajarnya, dan 81% oleh faktor lain.
B. Saran
Beberapa saran yang diberikan peneliti setelah peneliti melaksanakan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk guru dan siswa:
a. Guru dan orang tua sebaiknya dapat memberikan bimbingan
meminta mereka untuk belajar saja karena ada beberapa anak
yang tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang baik.
b. Siswa sebaiknya mengetahui bahwa cara belajar yang mereka
lakukan dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka, sehingga
diharapkan mereka akan memperbaiki cara belajar mereka
menjadi lebih baik sehingga prestasi belajar mereka akan dapat
meningkat pula.
c. Guru lebih baik melakukan pengecekan kembali setelah soal Tes
Akhir Semester (TAS) selesai dibuat untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan soal.
2. Untuk penelitian berikutnya:
a. Soal Tes Akhir Semester (TAS) yang digunakan oleh peneliti
untuk melihat hasil belajar siswa lebih baik diganti dengan soal
tes buatan sendiri yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan
reliabilitasnya sehingga akan didapat soal yang baik untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan.
b. Pada penelitian berikutnya dapat dicari hubungan antara faktor
lain selain cara belajar siswa yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa.
c. Pada penelitian berikutnya dapat digunakan teknik sampling
50
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djarwanto. (1989). Statistik Nonparametrik Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Gie, The Liang. (1979). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Manuel, Jerry. (2005, Februari). Menyoal Cara Belajar di Sekolah. Educare, I, 38-39.
Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata dan Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offs