• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI CARA BELAJAR MATEMATIKA DENGAN HASIL TES AKHIR SEMESTER (TAS) MATEMATIKA SEMESTER GANJIL

SISWA KELAS X3 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Yustina Fanny Susanti NIM : 081414044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

KORELASI CARA BELAJAR MATEMATIKA DENGAN HASIL TES AKHIR SEMESTER (TAS) MATEMATIKA SEMESTER GANJIL

SISWA KELAS X3 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Yustina Fanny Susanti NIM : 081414044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

Yustina Fanny Susanti. 2013. Korelasi Cara Belajar Matematika dengan Hasil Tes Akhir Semester (TAS) Matematika Semester Ganjil Siswa Kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui cara belajar matematika siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta (2) mengetahui hubungan cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa kela X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Jenis penelitian merupakan penelitian korelasi dengan data kuantitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/ 2013, pada bulan Desember 2012 – Januari 2013. Data berupa skor Tes Akhir Semester (TAS) dan skor angket cara belajar siswa. Dengan populasi siswa kelas X sebanyak 210 siswa dan sampel siswa kelas X3 sebanyak 33 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis data interval dan pengolahan data secara statistik Inferensial parametris, dengan menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Uji Koefisien Korelasi Product Moment.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) cara belajar matematika siswa kelas X3 secara keseluruhan cukup baik dengan persentase sebesar 61% (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada tingkat sedang antara cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa kelas X3, dimana besar koefisien korelasinya 0,4327. Besar koefisien determinasinya adalah 0,19, sehingga hasil TAS siswa 19% ditentukan oleh cara belajarnya, dan 81% oleh faktor lain.

(9)

viii

ABSTRACT

Yustina Fanny Susanti. 2013. Correlation Between the Learning Method in Mathematics and the Results of Mathematics End of Semester Test in the First Semester, for Students of Grade X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta in the Academic Year 2012/ 2013. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.

This research aimed to (1) know the method of learning mathematics of the students of grade X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta (2) know the correlation between the method of learning mathematics and the result of mathematics end of semester test in the first semester, for the students of grade X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. The type of research was a correlation study using quantitative data.

This research was conducted at the SMA Pangudi Luhur Yogyakarta in the academic year 2012/ 2013, in December 2012 - January 2013. Data were in the form of Final Semester Test score (TAS) and the scores in the method of student learning questionnaire. The population consisted of 210 students of class X and the sample consisted of 33 students of grade X3. This research used interval data types and data processing with parametric inferential statistics, using the Kolmogorov-Smirnov normality test and the Product Moment Correlation Coefficient.

The results of this research showed that (1) the method of learning mathematics of the students of grade X3 overall was pretty good with a percentage of 61% (2) there was a positive and significant correlation in the medium level between the method of learning mathematics and the results of mathematic end of semester test for grade X3 students, where the correlation coefficient was 0,4327. The coefficient of determination was 0,19, indicating that 19% of the final semester test result students was determined by the method of learning mathematics, and 81% was determined by other factors.

(10)
(11)
(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Pembatasan Masalah... 3

E. Batasan Istilah ... 4

(14)

xiii

G. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Belajar ... 7

B. Cara Belajar yang Efisien ... 11

C. Evaluasi ... 16

D. Kerangka Berpikir ... 19

E. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Subyek, Obyek, Waktu, dan Tempat Penelitian ... 21

C. Bentuk Data ... 22

D. Metode Pengumpulan Data ... 22

E. Instrumen Penelitian ... 23

F. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 33

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

B. Pelaksanaan Penelitian ... 33

C. Hasil Penelitian ... 36

D. Analisis Hasil Penelitian ... 43

E. Kelemahan Penelitian ... 47

BAB V PENUTUP ... 48

(15)

xiv

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ( ) ... 29

Tabel 3.2 Format Tabel untuk Pengujian Hipotesis Normalitas ... 30

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 33

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Angket Cara Belajar Siswa ... 34

Tabel 4.3 Skor Tes Akhir Semester (TAS) Siswa Kelas X3 ... 36

Tabel 4.4 Validitas Soal Tes Akhir Semester (TAS) Matematika ... 38

Tabel 4.5 Skor Uji Coba Angket Cara Belajar Siswa Kelas X1 ... 39

Tabel 4.6 Validitas Pernyataan Angket Uji Coba ... 40

Tabel 4.7 Skor Angket Cara Belajar Siswa Kelas X3 ... 42

Tabel 4.8 Persentase Hasil Angket Cara Belajar Siswa ... 43

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN ... 51

Lampiran A1 Kisi-Kisi Soal TAS Matematika Kelas X ... 52

Lampiran A2 Soal TAS Matematika Kelas X ... 54

Lampiran A3 Kunci Jawaban Soal TAS Matematika Kelas X ... 57

Lampiran A4 Angket Cara Belajar Siswa ... 59

Lampiran A5 Pedoman Wawancara ... 63

Lampiran B1 Hasil TAS Matematika Siswa Kelas X3 ... 64

Lampiran B2 Hasil Uji Coba Angket Cara Belajar Siswa Kelas X1 ... 65

Lampiran B3 Hasil Angket Cara Belajar Siswa Kelas X3 ... 66

Lampiran B4 Hasil Transkrip Wawancara ... 67

Lampiran B5 Hasil Jawaban Angket Cara Belajar Siswa Kelas X3 ... 83

Lampiran C1 Analisis Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Akhir Semester (TAS) Matematika ... 89

Lampiran C2 Analisis Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Coba Angket Cara Belajar Siswa Kelas X1 ... 94

Lampiran D1 Perhitungan Korelasi antara Cara Belajar Siswa dengan Hasil Tes Akhir Semester (TAS) Siswa ... 103

Lampiran D2 Pengujian Hipotesis Normalitas ... 105

Lampiran D3 Analisis Hasil Wawancara ... 107

(18)

xvii

Lampiran E2 Surat Izin Penelitian ... 124

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jerry Manuel (2005) dalam artikelnya menyebutkan bahwa gambaran

perilaku pendidikan di Indonesia hingga saat ini boleh dikatakan ibarat

mendorong murid ke kolam yang dalam tanpa terlebih dahulu mengajarinya

cara berenang di tempat yang airnya dangkal. Hal tersebut dikarenakan

adanya anggapan bahwa anak dengan sendirinya dapat mengetahui cara

belajar yang efektif. Akan tetapi, tidak semua anak dapat melakukan hal

tersebut. Seringkali siswa hanya belajar saat diberi pekerjaan rumah atau

saat akan diadakan ulangan.

Padahal cara belajar yang dilakukan oleh siswa akan mempengaruhi

hasil belajarnya, seperti yang diutarakankan oleh Muhibbin Syah (2002:

133) bahwa sering terjadi seorang siswa yang memiliki kemampuan ranah

cipta (kognitif) yang lebih tinggi daripada teman-temannya, ternyata hanya

mampu mencapai hasil yang sama atau bahkan mungkin bisa lebih rendah

dari hasil yang dicapai oleh teman-temannya. Sebaliknya, seorang siswa

yang sebenarnya hanya memiliki kemampuan ranah cipta rata-rata atau

sedang, dapat mencapai puncak prestasi yang memuaskan lantaran

menggunakan pendekatan belajar yang efisien dan efektif.

C. van Parreren juga mengemukakan beberapa jenis belajar, salah

(20)

disampaikankan bahwa inteligensi bukan merupakan hal yang utama dalam

menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Jika siswa dapat belajar

dengan baik, yaitu mereka menyadari sepenuhnya apa yang dituntut dalam

tugas belajar dan bagaimana cara mereka bekerja, maka siswa yang

inteligensinya kurang pun dapat mendapatkan hasil belajar yang baik

(Winkel, 2004: 98-99).

Jadi, keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya dipengaruhi oleh

tingkat kecerdasan siswa tersebut, tetapi cara belajar yang dilakukan oleh

siswa juga akan mempengaruhi hasil belajarnya. Karena itu, siswa perlu

mengetahui cara belajar yang efisien yang dapat meningkatkan prestasi

belajarnya.

Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui korelasi cara belajar

matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester

ganjil siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/

2013.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana cara belajar matematika siswa kelas X3 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013?

2. Bagaimana korelasi cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir

Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa kelas X3 SMA

(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui cara belajar matematika siswa kelas X3 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.

2. Mengetahui korelasi cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir

Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa kelas X3 SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.

D. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Yang dimaksud dengan siswa disini adalah siswa kelas X3 SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.

2. Yang dimaksud dengan cara belajar matematika disini adalah cara

belajar matematika yang dilakukan siswa kelas X3 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta di rumah ataupun di sekolah selama semester ganjil

tahun ajaran 2012/ 2013.

3. Yang dimaksud dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika

disini adalah skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester

ganjil siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran

(22)

E. Batasan Istilah

1. Belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah

perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan

nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas

(Winkel, 2004: 59).

2. Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program (Syah,

2002: 197).

3. Tes Akhir Semester (TAS) merupakan istilah yang mirip dengan

istilah ulangan umum yang pada masa lalu sering digunakan yang

artinya adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk

menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar (the

teaching-learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan

sebuah program pembelajaran/ penyajian materi, dan kenaikan kelas

(Syah, 2002: 198).

4. Cara belajar siswa adalah usaha atau jalan yang harus ditempuh siswa

untuk belajar.

5. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

(23)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi peneliti

a. Mengetahui cara belajar matematika yang biasa dilakukan oleh

siswa.

b. Menambah pengetahuan peneliti mengenai korelasi cara belajar

terhadap hasil belajar siswa.

2. Bagi guru

a. Mengetahui cara belajar siswanya.

b. Memotivasi guru untuk dapat memberikan pengarahan dan

pengetahuan tentang cara belajar yang efisien kepada siswanya.

3. Bagi siswa

a. Menambah pengetahuan siswa mengenai hubungan cara belajar

dengan hasil belajar.

b. Memotivasi siswa untuk melakukan cara belajar yang efisien

sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini mencakup 6 bab, yaitu:

1. Bab I membahas pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, batasan

(24)

2. Bab II membahas landasan teori yang meliputi belajar, cara belajar

yang efisien, evaluasi, kerangka berpikir, dan hipotesis.

3. Bab III membahas metode penelitian yang meliputi jenis penelitian,

subyek, obyek, waktu, dan tempat penelitian, bentuk data, metode

pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

4. Bab IV membahas tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian,

dan analisis hasil penelitian yang meliputi waktu dan tempat

penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, analisis hasil

penelitian, dan kelemahan penelitian.

5. Bab V membahas tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan

(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Dalam bukunya, Muhibbin Syah (2002: 68) merangkum definisi

belajar dari beberapa definisi yang digunakan oleh beberapa ahli, yaitu

secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan

yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya.

Karena itu, tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan

perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat

proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat

dipandang sebagai proses belajar.

Beberapa ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara

lain:

1. Perubahan terjadi secara sadar

Artinya bahwa seseorang yang belajar akan menyadari

terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah

terjadi adanya perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Artinya bahwa sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi

(26)

statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar

berikutnya.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan yang bersifat positif artinya perubahan-perubahan itu

senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang

lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha belajar itu

dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.

Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi

dengan sendirinya melainkan karena usaha dari individu sendiri.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Artinya bahwa perubahan yang terjadi karena proses belajar

bersifat menetap atau permanen, dimana tingkah laku yang terjadi

setelah belajar akan bersifat menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Artinya bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan

yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan

tingkah laku yang benar-benar disadari. Dengan demikian, perbuatan

belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang

telah ditetapkannya.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Artinya bahwa perubahan yang diperoleh seseorang setelah

(27)

laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan

mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,

keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Jadi, aspek perubahan

yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.

Terdapat beberapa prinsip dalam belajar (Slameto, 2010: 27-28),

antara lain:

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi

yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar

dengan efektif.

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery.

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian

(28)

pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan

menimbulkan respons yang diharapkan.

3. Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat

belajar dengan tenang.

b. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa, antara lain

(Syah, 2002: 144-155):

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), meliputi:

a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), misalnya: inteligensi

siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.

2. Faktor eksteral (faktor dari luar siswa), meliputi:

a. Lingkungan sosial, misalnya: guru, teman-teman sekelas,

(29)

b. Lingkungan nonsosial, misalnya: gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

cuaca.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

B. Cara Belajar yang Efisien

Efisiensi adalah sebuah pengertian atau konsepsi yang

menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya

(Gie, 1979: 5-6).

Apabila diterapkan dalam belajar, maka terdapatlah efisiensi belajar

yaitu perbandingan terbaik antara suatu usaha belajar dengan hasilnya yang

dicapai.

Dalam bukunya, Muhibbin Syah (2002: 134-135) menyebutkan ada

dua macam efisiensi belajar yang dapat dicapai siswa, yaitu:

1. Efisiensi usaha belajar

Sebuah kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi

belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal.

Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunkan untuk mendapat

hasil belajar yang memuaskan, seperti tenaga dan pikiran, waktu,

peralatan belajar, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan

(30)

memuaskan jika tidak dibarengi dengan strategi dan pendekatan yang

efisien.

2. Efisiensi hasil belajar

Sebuah kegiatan belajar dapat dikataka efisien apabila dengan

usaha belajar tertentu memberikan memberikan prestasi belajar tinggi.

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar siswa dapat belajar

secara efisien, yaitu:

1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang

dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Agar belajar dapat

berjalan dengan baik dan berhasil, siswa perlu mempunyai jadwal

yang baik dan melaksanakannya dengan teratur atau disiplin.

Hendra Surya (2011: 44-45) menyampaikan bahwa

membiasakan diri dengan belajar secara teratur dan ditunjang dengan

kedisiplinan dalam belajar membuat kita memiliki kecakapan belajar

dengan baik dan pada akhirnya mempengaruhi pola pikiran dan

membentuk watak kepribadian yang baik. Untuk menunjang

kedisiplinan dalam belajar, maka kita harus dapat membuat

pengaturan waktu dengan cara membuat dan melakukan jadwal

belajar agar dapat mengatur dan memprioritaskan belajar dalam

konteks membagi waktu dengan aktivitas lain, keluarga, dan lain-lain.

Supaya berhasil dalam belajar, jadwal yang sudah dibuat

(31)

The Liang Gie (1979: 49-50) menyampaikan bahwa dengan

belajar secara teratur akan membuat pola pikir siswa tersebut menjadi

teratur sehingga siswa tersebut dapat mengerti dan menguasai ilmu

karena ilmu adalah hasil dari proses pemikiran yang dilakukan secara

sistematis.

2. Membaca dan membuat catatan

Membaca adalah alat untuk belajar, sehingga agar dapat belajar

dengan baik maka perlu membaca dengan baik pula. Terdapat

beberapa kebiasaan baik dalam membaca, yaitu memperhatikan

kesehatan membaca, membuat tanda-tanda atau catatan-catatan,

membaca dengan sungguh-sungguh sampai menguasai isinya, dan

membaca dengan konsentrasi penuh. Selain kebiasaan baik, terdapat

pula kebiasaan buruk dalam membaca, yaitu membaca sambil

menggerakkan bibir, menunjuk, tiduran, mengobrol, makan-makanan

kecil, dan mendengarkan radio atau TV dengan suara keras.

Membuat catatan juga berpengaruh terhadap membaca. Jika kita

memiliki catatan yang teratur, bersih, dan rapi, maka akan

memudahkan kita untuk membacanya sehingga kita dapat belajar

dengan baik.

Sebagai pelajar, sebaiknya kita tidak hanya menggantungkan

diri pada satu buku pegangan wajib saja dalam proses belajar, tetapi

kita harus mengusahakan untuk memperkaya pengetahuan dengan

(32)

pembanding. Semakin banyak tersedia bahan atau sumber-sumber

belajar yang dipelajari akan semakin banyak pengetahuan dan

kecakapan yang dikuasai seseorang dalam belajar (Surya, 2011: 53).

3. Mengulangi bahan pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan

adanya pengulangan (review) maka bahan yang belum begitu dikuasai

serta mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak seseorang.

Mengulang dapat berupa mempelajari kembali bahan yang telah

dipelajari. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat ringkasan,

lalu untuk mengulang cukup dengan belajar dari ringkasan atau juga

dapat dari mempelajari jawaban soal yang sudah pernah dibuat.

Herman Hudojo (1988: 4) menyatakan bahwa proses belajar

matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri

dilakukan secara kontinyu. Karena itu, dalam belajar matematika, kita

perlu mengulang kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya

karena materi matematika saling berkaitan satu sama lain.

Pengulangan bahan pelajaran dalam matematika dapat dilakukan

dengan mengerjakan soal-soal dari materi yang sedang dipelajari.

4. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan

menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam

belajar maka konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu

(33)

berhubungan dengan pelajaran tersebut (Gie, 1979: 53). Konsentrasi

memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar.

The Liang Gie (1979: 54) mengutarakan beberapa sebab atau

keadaan yang dapat membuat pikiran seseorang mahasiswa

melayang-layang sewaktu belajar sehingga banyak tenaga dan waktunya

terbuang sia-sia:

a. Kekurangan minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.

Tidak adanya minat dapat mengakibatkan mahasiswa sukar

mengerti isi pelajaran tersebut. Ia akhirnya akan mendorong

pikirannya melayang-layang kepada hal-hal lain.

b. Gangguan keadaan sekeliling seperti bunyi radio yang terlampau

keras, udara yang sangat panas atau juga bentuk meja dan kursi

yang tidak enak dipakai.

c. Urusan-urusan kecil atau buah-buah pikiran yang pergi datang

mengaduk dalam otak sehingga sering memecah perhatian yang

sedang dipusatkan.

d. Kesenadaan mengenai sesuatu bahan pelajaran sehingga

menimbulkan kejemuan dalam pikiran.

e. Gangguan kesehatan dalam diri mahasiswa atau keletihan badan.

Untuk dapat berkonsentrasi dengan baik, maka siswa harus

dapat mengatasi hal-hal yang dapat memecah konsentrasi siswa

tersebut.

(34)

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan

atau ujian yang diberikan guru, membuat atau mengerjakan

latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri.

Dengan mengerjakan tugas, siswa akan dapat menjadi terlatih dalam

mengerjakan berbagai soal matematika.

C. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program (Syah, 2002:

197). Muhibbin Syah (2002: 199) mengungkapkan bahwa salah satu tujuan

evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam

belajar. Sehingga dengan evaluasi, guru dapat mengetahui apakah cara

belajar yang dilakukan oleh siswa tersebut sudah baik atau belum.

Salah satu jenis evaluasi adalah ulangan umum. Akhir-akhir ini di

beberapa sekolah ulangan umum disebut juga dengan Tes Akhir Semester

(TAS). Ulangan dan ulangan umum adalah alat-alat ukur yang banyak

digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar

mengajar (the teaching-learning process) atau untuk menentukan taraf

keberhasilan sebuah program pembelajaran/ penyajian materi, dan kenaikan

kelas (Syah, 2002: 198). Karena itu, dengan melihat hasil Tes Akhir

Semester (TAS) siswa, kita dapat mengetahui apakah cara belajar yang

(35)

Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam, yaitu

(Sudjana, 2010: 5):

1. Penilaian formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada

akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan

proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan penilaian formatif

diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi

pelaksanaannya.

2. Penilaian sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir

unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun.

Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa,

yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa.

Tes Akhir Semester (TAS) merupakan salah satu jenis tes sumatif.

3. Penilaian diagnostik

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk

melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.

Penilaian ini dilakukan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran

remedial, menemukan kasus-kasus, dll.

4. Penilaian selektif

Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk

keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga

(36)

5. Penilaian penempatan

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk

mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu

program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan

sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan

perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk

menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan

kemampuan siswa.

Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi

(Sudjana, 2010: 5):

1. Tes

Penilaian hasil belajar dengan tes terdiri dari:

a. Tes lisan (menuntut jawaban secara lisan)

b. Tes tulisan (menuntut jawaban secara tertulis), dapat berupa:

1) Tes uraian

Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa

menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,

mendiskusikan, membandingkan, memberi alasan, dan

bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan

dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri

(Sudjana, 2010: 35).

Jenis-jenis tes uraian antara lain uraian bebas, uraian

(37)

2) Tes obyektif

Tes obyektif adalah tes yang jawabannya dapat

diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman

yang ditentukan sebelumnya (Syah, 2002: 203).

Bentuk soal tes obyektif ada beberapa macam, yaitu

bentuk soal jawaban singkat, bentuk soal benar-salah,

bentuk soal menjodohkan, dan bentuk soal pilihan ganda.

Bentuk soal pilihan ganda berupa tes yang mempunyai

satu jawaban yang benar atau paling tepat.

Bentuk soal Tes Akhir Semester (TAS) dalam

penelitian ini berupa soal pilihan ganda dengan 5 buah

pilihan jawaban.

c. Tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan)

2. Non tes

Bentuk penilaian non tes antara lain dengan observasi,

kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus, dll.

D. Kerangka Berpikir

Dari landasan teori di atas, dapat kita lihat bahwa cara belajar siswa

memiliki hubungan dengan hasil belajarnya. Hal tersebut dikarenakan

pendekatan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar

(38)

siswa mempegaruhi belajar dan belajar akan menghasilkan hasil belajar,

maka cara belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.

Dengan melakukan evaluasi belajar, kita dapat mengetahui hasil

belajar siswa. Salah satu jenis evaluasi adalah evaluasi sumatif yang dapat

berupa Tes Akhir Semester (TAS).

Dengan melihat hal tersebut, maka diharapkan akan terdapat

hubungan antara cara belajar matematika siswa dengan hasil Tes Akhir

Semester (TAS) matematika siswa.

E. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat korelasi yang positif dan

signifikan antara cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester

(TAS) matematika semester ganjil siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur

(39)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian deskriptif (descriptive research) dalam penelitian ini berarti

suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan hubungan

cara belajar siswa dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) siswa.

Dalam penelitian ini, penelitian kualitatif digunakan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis cara belajar siswa yang diketahui dari

hasil angket dan wawancara. Sedangkan penelitian kuantitatif digunakan

untuk menganalisis hubungan antara cara belajar siswa dengan hasil Tes

Akhir Semester (TAS) siswa yang berupa skor angket cara belajar siswa dan

skor hasil TAS matematika siswa.

B. Subyek, Obyek, Waktu, dan Tempat Peneitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.

(40)

Obyek penelitian ini adalah cara belajar dan hasil Tes Akhir

Semester (TAS) siswa kelas X3 tahun SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 dan

Januari 2013.

4. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

C. Bentuk Data

Data yang diambil dalam penelitian ini antara lain:

1. Cara belajar matematika siswa yang diperoleh dari hasil pengisian

angket cara belajar siswa oleh siswa.

2. Hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil siswa

yang berupa skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester

ganjil siswa.

3. Hasil wawancara dengan siswa yang meliputi penjelasan siswa

mengenai cara belajar yang biasa mereka lakukan saat sedang belajar

matematika selama semester ganjil tersebut.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara

(41)

1. Angket cara belajar siswa

Angket cara belajar siswa dalam penelitian ini adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

siswa mengenai cara belajar yang biasa mereka lakukan.

Angket yang diberikan ini merupakan angket untuk mengetahui

cara belajar matematika siswa yang dilakukan selama semester ganjil.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara adalah sebuah dialog yang

dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari siswa

mengenai cara belajar yang biasa dilakukan oleh siswa.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah

wawancara kombinasi antara wawancara terstruktur dan wawancara

bebas dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang semaksimal

mungkin dari responden.

Isi wawancara berupa pertanyaan yang menyangkut penjelasan

siswa mengenai cara belajar matematika yang biasa mereka lakukan.

3. Meminta skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil

siswa kepada guru.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa

instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data tersebut antara

(42)

1. Lembar angket cara belajar siswa

Angket cara belajar siswa ini digunakan oleh peneliti untuk

melihat garis besar cara belajar yang biasa dilakukan siswa saat

sedang belajar matematika.

Angket ini berisi 30 pernyataan yang menunjukkan cara belajar

yang efisien yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Siswa

diminta untuk membaca setiap pernyataan dengan teliti dan memilih

salah satu jawaban dari 5 pilihan jawaban yang telah disediakan

dengan memberikan tanda centang (V) pada jawaban yang paling

sesuai dengan dirinya. Kelima jawaban tersebut antara lain tidak

pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara ini berisi daftar pertanyaan yang akan

diajukan kepada siswa. Pertanyaan tersebut berupa pertanyaan yang

menyangkut cara belajar siswa dan ditambah dengan

pertanyaan-pertanyaan spontan lain yang sesuai dengan jawaban yang diberikan

oleh siswa pada saat dilakukan wawancara. Pertanyaan ini digunakan

untuk menggali informasi secara lebih jelas mengenai cara belajar

siswa yang bersangkutan.

F. Teknik Analisis Data

(43)

Sebelum digunakan, angket cara belajar siswa terlebih dahulu

diujicobakan agar dapat memperoleh instrumen yang baik. Uji coba

dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari angket

tersebut.

Validitas berkenaan dengan ketetapan angket cara belajar siswa

terhadap konsep cara belajar siswa sehingga betul-betul dapat menilai

cara belajar yang biasa dilakukan oleh siswa. Pengujian validitas yang

dilakuan adalah pengujian validitas isi (content validity) yang

dilakukan dengan mengkonsultasikan angket kepada orang yang ahli

dan pengujian validitas dengan menggunakan perhitungan korelasi

Product Momen sebagai berikut:

Dimana:

: korelasi Product Moment

X : skor siswa tiap item angket

Y : skor total yang dicapai siswa

N : jumlah siswa

Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut, dilakukan

penafsiran harga koefisien korelasi dengan membandingkan harga

yang diperoleh dengan harga . Jika , maka butir

(44)

Reliabilitas angket cara belajar siswa adalah ketetapan atau

keajegan angket cara belajar siswa dalam menilai bagaimana cara

belajar siswa. Reliabilitas instrumen penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus Alpha sebagai berikut (Arikunto, 2006: 196):

Dimana:

: reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: varians total

: jumlah varians butir

N : jumlah siswa

Harga yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan

interpretasi reliabilitas sebagai berikut:

 0,80 < 1,00 : sangat tinggi

 0,60 < 0,80 : tinggi

 0,40 < 0,60 : sedang

 0,20 < 0,40 : rendah

(45)

2. Analisis soal Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa

Analisis soal Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa

dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas

yang dilakuan adalah pengujian validitas isi (content validity) yang

dilakukan dengan melihat apakah butir-butir soal TAS sudah sesuai

dengan kisi-kisi dan materi pelajaran yang telah diajarkan. Jika soal

TAS sudah sesuai dengan kisi-kisi dan materi pelajaran yang telah

diajarkan maka soal tersebut dinyatakan valid. Selain itu juga

digunakan perhitungan korelasi Product Moment. Sedangkan uji

reliabilitasnya dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha.

3. Analisis hasil angket cara belajar siswa

Jawaban dari setiap item pernyataan berupa tidak pernah, jarang,

kadang-kadang, sering, dan selalu. Jawaban tersebut kemudian

dikuantifikasi dengan membeikan skor, yaitu:

Untuk pernyataan positif:

 Tidak pernah : 1

 Jarang : 2

 Kadang-kadang : 3

 Sering : 4

 Selalu : 5

Untuk pernyataan negatif:

 Tidak pernah : 5

(46)

 Kadang-kadang : 3

 Sering : 2

 Selalu : 1

Kemudian skor-skor dari setiap pernyataan dijumlahkan. Jumlah skor

tersebut yang nantinya akan dikorelasikan dengan skor Tes Akhir

Semester (TAS) matematika siswa.

Selain itu, dilakukan juga analisis dengan menggunakan

perhitungan persentase untuk melihat persentase keseluruhan dari cara

belajar siswa kelas X3. Rumus untuk menghitung persentase tersebut

adalah sebagai berikut:

.

.

Hasil persentase tersebut kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan pedoman berikut ini (Tukiran, 2011: 221):

 76% - 100% : baik

 56% - 75% : cukup baik

 40% - 55% : kurang baik

 < 40% : tidak baik

4. Analisis hubungan cara belajar siswa dengan hasil Tes Akhir Semester

(TAS) matematika siswa

Untuk mengetahui adanya hubungan antara cara belajar siswa

dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa digunakan

(47)

Dimana:

: korelasi Product Moment

X : skor angket cara belajar siswa

Y : skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa

N : jumlah siswa

Dalam buku Sugiyono (2008: 231) terdapat Pedoman untuk

[image:47.595.72.518.104.639.2]

Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ( ) yaitu:

Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ( )

Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Jika nilai negatif, berarti korelasinya negatif. Hal tersebut

menunjukkan adanya keterbalikan urutan.

5. Pengujian hipotesis normalitas

Uji normalitas dilakukan sebagi syarat sebelum dilakukannya

pengujian hipotesis koefisien korelasi. Uji normalitas yang digunakan

adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Langkah-langkah untuk melakukan

uji Kolmogorov-Smirnov yaitu (Djarwanto, 1989: 65-66):

a. Merumuskan H0 dan H1

(48)

H1: F(x) ≠ F0(x) (Data tidak berdistribusi normal)

b. Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)

c. Menentukan daerah kritik

H0 ditolak jika D > Dα

(Nilai Dα diambil dari Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov)

d. Menentukan nilai statistik uji D

i. Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar

ii. Hitung frekuensi untuk setiap pengamatan xi yang berbeda

= F(xi)

iii. Hitung frekuensi kumulatif relatif = SN(xi)

iv. Hitung

v. Tentukan F0(xi) = P(z < zi) (lihat pada Tabel Distribusi

Normal)

vi. Buat tabel berikut ini

Tabel 3.2 Format Tabel untuk Pengujian Hipotesis

Normalitas

xi F(xi) SN(xi) zi F0(xi)

|SN(xi) - F0(xi)|

|SN(xi-1) - F0(xi)|

vii. Menentukan D

D = maksimum ( |SN(xi) - F0(xi)|, |SN(xi-1) - F0(xi)| )

[image:48.595.69.522.95.685.2]
(49)

H0 diterima bila D < Dα dan disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

6. Pengujian hipotesis koefisien korelasi

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji z.

Langkah-langkah untuk melakukan uji z yaitu:

a. Merumuskan H0 dan H1

H0: (tidak ada hubungan)

H1: (ada hubungan yang positif dan signifikan)

b. Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)

c. Menentukan statistik uji

d. Menentukan daerah kritik

H0 ditolak jika (nilai zα diambil dari Tabel Distribusi

Normal)

e. Membuat kesimpulan

H0 ditolak jika dan disimpulkan bahwa terdapat korelasi.

7. Analisis hasil wawancara

Hasil wawancara ini digunakan untuk menggali dan

memperdalam informasi dari subyek mengenai cara belajar yang

mereka lakukan dan melihat kesesuaian antara jawaban yang

diberikan pada angket dengan jawaban wawancara.

(50)

Penarikan kesimpulan digunakan untuk menjawab pertanyaan

penelitian dari data yang diperoleh. Kesimpulan ini akan menjawab

rumusan masalah yang telah dibuat. Kesimpulan ini dibuat dengan

didasarkan pada data yang telah diperoleh dan hasil analisis dari data

(51)

33

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas

X1 dan X3 semester 2, tahun ajaran 2012/ 2013. Kelas X1 yang terdiri dari

35 siswa digunakan sebagai kelas untuk uji coba angket cara belajar siswa,

sedangkan kelas X3 yang terdiri dari 34 siswa merupakan subyek penelitian.

[image:51.595.69.519.213.674.2]

Jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tanggal Kegiatan

7 Januari 2013 Meminta hasil TAS siswa ke guru.

8 Januari 2013 Uji coba angket cara belajar siswa di kelas X1.

17 Januari 2013 Memberikan angket cara belajar siswa di kelas X3.

30 Januari 2013 Wawancara dengan beberapa siswa kelas X3 dan meminta

kisi-kisi dan soal TAS.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Uji coba angket cara belajar siswa

Sebelum dilakukan uji coba terhadap siswa, terlebih dahulu

peneliti mengkonsultasikan angket kepada dosen pembimbing. Dari

hasil konsultasi tersebut didapatkan satu pernyataan yang tidak

digunakan dari 40 pernyataan yang ada, sehingga tersisa 39

(52)

Uji coba angket cara belajar siswa ini dilaksanakan pada tanggal

8 Januari 2013 pukul 08.30 – 09.00 di kelas X1. Jumlah siswa di kelas

ini selurunya ada 35 siswa, namun pada hari dilaksanakan uji coba

siswa yang hadir hanya 32 siswa.

Dari pelaksanaan uji coba angket ini, didapatkan skor cara

belajar masing-masing siswa. Lalu dicari validitas dan reliabilitas dari

angket tersebut.

Dari uji coba tersebut dipilih 30 pernyataan yang valid dan yang

telah diperbaiki susunan kalimatnya yang nantinya akan digunakan

dalam angket untuk mengukur cara belajar siswa di kelas X3.

2. Memberikan angket cara belajar siswa

Cara belajar yang dimiliki oleh siswa kelas X3 akan dilihat

dengan menggunakan angket cara belajar siswa yang telah

diujicobakan sebelumnya. Angket ini berisi 30 pernyataan mengenai

cara belajar yang biasa dilakukan siswa. Kisi-kisi dari angket cara

[image:52.595.69.521.154.726.2]

belajar siswa yaitu:

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Angket Cara Belajar Siswa

Aspek

Indikator Nomor Pernyataan Jumlah Positif Negatif

Cara belajar siswa

Pembuatan jadwal dan pelaksanaan belajar

2, 15 4, 23, 26 5

Membaca dan membuat catatan

1, 11, 21, 27,

28 14, 20 7

Mengulangi bahan pelajaran

3, 5, 8, 12, 24,

30 16 7

Konsentrasi 13, 18 6 3

Mengerjakan tugas 7, 9, 25, 29 10, 17, 19, 22 8

(53)

Pemberian angket cara belajar siswa ini dilaksanakan pada

tanggal 17 Januari 2013 pukul 08.30 – 09.00 di kelas X3. Jumlah

siswa di kelas ini seluruhnya ada 34 siswa, tetapi pada hari

diberikannya angket ini siswa yang hadir hanya 33 siswa.

Dari pemberian angket ini didapatkan skor cara belajar

masing-masing siswa yang nantinya skor tersebut akan dikorelasikan dengan

skor hasil Tes Akhir Semester (TAS) siswa.

3. Wawancara dengan siswa

Setelah mengetahui hasil Tes Akhir Semester (TAS) dan cara

belajar siswa, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa

kelas X3. Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada tanggal 30

Januari 2013 pukul 08.30 – 09.20.

Peneliti mewawancarai 6 siswa, dimana keenam siswa tersebut

dipilih dengan mempertimbangkan hasil skor TAS dan skor angket

cara belajar yang didapatkan oleh siswa tersebut. Keenam siswa

tersebut adalah M5, M17, M21, M28, M30, M33.

Kegiatan wawancara berlangsung antara 5 sampai 10 menit tiap

siswa. Wawancara dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan

kepada siswa sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat,

namun peneliti juga menambahkan beberapa pertanyaan untuk

(54)

C. Hasil Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Skor Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa kelas X3

Tes Akhir Semester (TAS) matematika semester ganjil tahun

ajaran 2012/ 2013 dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2012 pukul

07.30 – 09.30 (120 menit). Siswa kelas X3 yang mengikuti TAS

sebanyak 34 siswa. Dari pelaksanaan TAS tersebut didapatkan hasil

[image:54.595.71.519.143.743.2]

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Skor Tes Akhir Semester (TAS) Siswa Kelas X3

No Siswa Skor

1 M1 11

2 M2 19

3 M3 11

4 M4 28

5 M5 9

6 M6 14

7 M7 23

8 M8 9

9 M9 11

10 M10 19

11 M11 21

12 M12 15

13 M13 10

14 M14 17

15 M15 18

16 M16 11

17 M17 11

18 M18 20

19 M19 10

20 M20 18

21 M21 7

22 M22 18

23 M23 25

24 M24 9

25 M26 26

26 M27 10

27 M28 33

28 M29 13

29 M30 37

30 M31 10

(55)

32 M33 16

33 M34 14

34 M35 13

2. Hasil validitas dan reliabilitas soal Tes Akhir Semester (TAS)

matematika

a. Validitas soal Tes Akhir Semester (TAS) matematika

Pengujian validitas yang dilakukan adalah pengujian

validitas isi, yaitu dengan melihat kesesuaian soal dengan

kisi-kisi. Secara keseluruhan, soal Tes Akhir Semester (TAS) sudah

sesuai dengan kisi-kisinya, hanya saja ada beberapa soal yang

memiliki dua jawaban, ada pula yang tidak terdapat jawaban

dari pilihan jawaban yang telah disediakan di soal, dan juga ada

yang kunci jawaban dari soal tersebut salah. Soal yang memiliki

dua jawaban yaitu soal nomor 7. Soal yang tidak terdapat

jawaban dari pilihan jawaban yang telah disediakan adalah soal

nomor 19, 32, 35. Sedangkan soal yang kunci jawabannya salah

adalah soal nomor 8, 36. Jadi, secara keseluruhan ada enam soal

yang tidak baik, yaitu soal nomor 7, 8, 19, 32, 35, 36. Hasil skor

dari keenam soal tersebut nantinya tidak akan digunakan dalam

perhitungan, baik itu perhitungan validitas dan reliabilitas soal

TAS, perhitungan korelasi antara skor angket cara belajar siswa

dengan skor TAS, maupun perhitungan uji normalitas.

Selain dengan menggunakan validitas isi, digunakan juga

(56)

skor hasil TAS siswa kelas X3 untuk melihat validitas dari tiap

butir soal TAS. Data skor TAS yang digunakan hanya data dari

33 siswa saja karena disesuaikan dengan jumlah siswa yang

mengikuti pengisian angket cara belajar siswa. Perhitungan

korelasi Product Moment dengan N = 33 dan α = 0,05, maka

didapat sehingga soal valid jika .

[image:56.595.73.517.213.749.2]

Hasil dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Validitas Soal Tes Akhir Semester (TAS) Matematika

No. Soal Validitas

1 0,685 Valid

2 0,429 Valid

3 0,375 Valid

4 0,153 Tidak Valid

5 0,382 Valid

6 0,698 Valid

9 0,531 Valid

10 0,572 Valid

11 0,689 Valid

12 0,338 Tidak Valid

13 0,601 Valid

14 0,540 Valid

15 0,472 Valid

16 0,501 Valid

17 0,116 Tidak Valid

18 0,140 Tidak Valid

20 0,410 Valid

21 0,445 Valid

22 0,481 Valid

23 0,407 Valid

24 0,605 Valid

25 0,673 Valid

26 0,562 Valid

27 0,544 Valid

28 0,698 Valid

29 0,444 Valid

30 0,250 Tidak Valid

31 0,541 Valid

33 0,201 Tidak Valid

34 0,595 Valid

37 0,428 Valid

38 0,579 Valid

(57)

40 0,347 Valid

Dari tabel 4.4 tersebut tampak bahwa dari soal, terdapat 28

pernyataan yang valid (yaitu pernyataan nomor: 1, 2, 3, 5, 6, 9,

10, 11, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31,

34, 37, 38, 39, 40) dan 6 pernyataan yang tidak valid (yaitu

pernyataan nomor: 4, 12, 17, 18, 30, 33).

b. Reliabilitas soal Tes Akhir Semester (TAS) matematika

Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan

mengunakan rumus Alpha, reliabilitas untuk soal TAS ini adalah

0,8912. Jadi, reliabilitas soal TAS ini sangat tinggi.

[image:57.595.70.524.195.745.2]

3. Hasil uji coba angket cara belajar siswa kelas X1

Tabel 4.5 Skor Uji Coba Angket Cara Belajar Siswa Kelas X1

No Siswa Skor

1 S1 147

2 S2 137

3 S3 124

4 S4 113

5 S5 144

6 S6 84

7 S7 113

8 S8 115

9 S9 120

10 S10 134

11 S12 123

12 S13 104

13 S14 109

14 S15 131

15 S16 90

16 S17 106

17 S18 142

18 S19 135

19 S20 149

20 S21 121

21 S22 157

22 S24 126

(58)

24 S26 120

25 S27 131

26 S28 122

27 S29 112

28 S30 102

29 S31 165

30 S32 105

31 S34 119

32 S35 103

4. Hasil validitas dan reliabilitas uji coba angket cara belajar siswa kelas

X1

a. Validitas uji coba angket cara belajar siswa kelas X1

Dari pelaksanaan uji coba angket cara belajar siswa di

kelas X1 dapat diketahui validitas dari tiap-tiap butir pernyataan

pada angket dengan menggunakan perhitungan korelasi Product

Momen, dimana N = 32, α = 0,05, dan = 0,349 sehingga

pernyataan valid jika > 0,349. Validitas dari setiap butir

[image:58.595.75.521.106.751.2]

pernyataan dalam angket diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Validitas Pernyataan Angket Uji Coba

No.

Pernyataan Validitas

1 0,532 Valid

2 0,773 Valid

3 0,550 Valid

4 0,700 Valid

5 0,277 Tidak Valid

6 0,320 Tidak Valid

7 0,336 Tidak Valid

8 0,652 Valid

9 0,402 Valid

10 0,551 Valid

11 0,338 Tidak Valid

12 0,653 Valid

13 0,131 Tidak Valid

14 0,052 Tidak Valid

15 0,375 Valid

16 0,374 Valid

(59)

18 0,585 Valid

19 -0,044 Tidak Valid

20 0,497 Valid

21 0,500 Valid

22 0,770 Valid

23 0,755 Valid

24 0,505 Valid

25 0,244 Tidak Valid

26 0,362 Valid

27 0,718 Valid

28 0,303 Tidak Valid

29 0,506 Valid

30 0,477 Valid

31 0,593 Valid

32 0,680 Valid

33 0,020 Tidak Valid

34 0,640 Valid

35 0,768 Valid

36 0,417 Valid

37 0,289 Tidak Valid

38 0,722 Valid

39 -0,205 Tidak Valid

Dari tabel 4.6 tampak bahwa dari 39 pernyataan, terdapat

27 pernyataan yang valid (yaitu pernyataan nomor: 1, 2, 3, 4, 8,

9, 10, 12, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31,

32, 34, 35, 36, 38) dan 12 pernyataan yang tidak valid (yaitu

pernyataan nomor: 5, 6, 7, 11, 13, 14, 19, 25, 28, 33, 37, 39).

b. Reliabilitas uji coba angket cara belajar siswa kelas X1

Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan

menggunaan rumus Alpha (dapat dilihat pada Lampiran C2),

reliabilitas untuk butir-butir pernyataan ini adalah 0,8995. Jadi,

(60)
[image:60.595.71.520.164.647.2]

5. Hasil angket cara belajar siswa kelas X3

Tabel 4.7 Skor Angket Cara Belajar Siswa Kelas X3

No Siswa Skor

1 M1 80

2 M2 108

3 M3 74

4 M4 98

5 M5 69

6 M6 97

7 M7 101

8 M9 96

9 M10 95

10 M11 101

11 M12 85

12 M13 88

13 M14 97

14 M15 101

15 M16 97

16 M17 59

17 M18 86

18 M19 83

19 M20 110

20 M21 83

21 M22 105

22 M23 103

23 M24 103

24 M26 116

25 M27 70

26 M28 69

27 M29 68

28 M30 121

29 M31 77

30 M32 96

31 M33 111

32 M34 81

33 M35 74

6. Hasil wawancara

Hasil wawancara dapat dilihat di Lampiran B4 berupa

transkripsi percakapan antara peneliti dengan siswa M5, M17, M21,

(61)

D. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis hasil angket cara belajar siswa kelas X3

Analisis hasil angket cara belajar ini dilakukan dengan

menggunakan perhitungan persentase. Hasilnya adalah sebagai

[image:61.595.70.520.125.711.2]

berikut:

Tabel 4.8 Persentase Hasil Angket Cara Belajar Siswa

Indikator

Jml

1 2 3 4 5

Jml 451 709 658 275 909 3002

Skor

Max 825 1155 1155 495 1320 4950

% 55% 61% 57% 56% 69% 61%

Ket. Kurang

Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa cara belajar siswa secara

keseluruhan sudah cukup baik. Sedangkan jika dilihat dari tiap

indikatornya, indikator 1 (pembuatan jadwal dan pelaksanaan belajar)

masih kurang baik, indikator 2 (membaca dan membuat catatan)

cukup baik, indikator 3 (mengulangi bahan pelajaran) cukup baik,

indikator 4 (konsentrasi) cukup baik, dan indikator 5 (mengerjakan

tugas) cukup baik.

2. Analisis korelasi antara skor angket cara belajar siswa dengan skor

hasil Tes Akhir Semester (TAS) siswa kelas X3

Untuk mengetahui besarnya korelasi antara cara belajar siswa

dengan hasil TAS digunakan perhitungan korelasi Product Momen.

Dari perhitungan yang telah dilakukan yang tercantum pada Lampiran

(62)

hubungan positif yang sedang antara cara belajar siswa dengan hasil

Tes Akhir Semester (TAS) matematika siswa kelas X3.

Selain itu, dapat dihitung juga koefisien determinasinya =

0,19. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil TAS siswa 19%

ditentukan oleh cara belajarnya, dan 81% oleh faktor lain.

3. Pengujian hipotesis normalitas

Pengujian hipotesis normalitas yaitu sebagai berikut:

a. Merumuskan H0 dan H1

H0: F(x) = F0(x) (Data berdistribusi normal)

H1: F(x) ≠ F0(x) (Data tidak berdistribusi normal)

b. Menentukan taraf signifikansi (α) = 0,05

c. Menentukan daerah kritik

H0 ditolak jika D > D0,05

Dari Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan untuk α = 0,05,

maka

n1 = n2 = 33

(63)
[image:63.595.70.515.142.750.2]

d. Menentukan nilai statistik uji

Tabel 4.9 Pengujian Hipotesis Normalitas

xi F(xi) SN(xi) zi F0(xi)

|SN(xi) - F0(xi)|

|SN(xi-1) - F0(xi)|

37 1 0,03030303 -2,76 0,0029 0,0274 0,0029 49 1 0,060606061 -1,90 0,0287 0,0319 0,0016 58 1 0,090909091 -1,26 0,1038 0,0129 0,0432 60 1 0,121212121 -1,12 0,1314 0,0102 0,0405 61 1 0,151515152 -1,05 0,1469 0,0046 0,0257 63 2 0,196969697 -0,91 0,1814 0,0156 0,0299 65 1 0,242424242 -0,76 0,2236 0,0188 0,0266 68 3 0,303030303 -0,55 0,2912 0,0118 0,0488 70 1 0,363636364 -0,41 0,3409 0,0227 0,0379 72 2 0,409090909 -0,27 0,3936 0,0155 0,0300 73 1 0,454545455 -0,19 0,4247 0,0298 0,0156 77 1 0,484848485 0,09 0,5359 0,0511 0,0814 78 1 0,515151515 0,16 0,5636 0,0484 0,0788 80 3 0,575757576 0,30 0,6179 0,0421 0,1027 82 1 0,636363636 0,45 0,6736 0,0372 0,0978 83 1 0,666666667 0,52 0,6985 0,0318 0,0621 85 1 0,696969697 0,66 0,7454 0,0484 0,0787 86 1 0,727272727 0,73 0,7673 0,0400 0,0703 87 2 0,772727273 0,80 0,7881 0,0154 0,0608 88 1 0,818181818 0,87 0,8078 0,0104 0,0351 89 1 0,848484848 0,94 0,8264 0,0221 0,0082 90 1 0,878787879 1,02 0,8461 0,0327 0,0024 92 1 0,909090909 1,16 0,8770 0,0321 0,0018 94 1 0,939393939 1,30 0,9032 0,0362 0,0059 97 2 0,984848485 1,51 0,9345 0,0503 0,0049

Σ 33 Nilai Max 0,0511 0,1027

n = 33

= 2499

= 6312,5457

(64)

D = maksimum (|SN(xi) - F0(xi)|, |SN(xi-1) - F0(xi)|)

D = maksimum (0,0511 , 0,1027) = 0,1027

e. Membuat kesimpulan

0,1027 < 0,3348, sehingga D < . Jadi, H0 diterima dan

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

4. Pengujian hipotesis koefisien korelasi

Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji z karena data

berdistribusi normal.

a. Merumuskan H0 dan H1

H0: (tidak ada korelasi)

H1: (ada korelasi yang positif dan signifikan)

b. Menentukan taraf signifikansi: α = 0,05

c. Menentukan statistik uji

n = 33

r = 0,4327

(65)

d. Menentukan daerah kritik

H0 ditolak jika

Dari Tabel Distribusi Normal didapatkan nilai = -1,645

Sehingga daerah kritiknya:

H0 ditolak jika z > 1,645

e. Kesimpulan

2,54 > 1,645, maka H0 ditolak.

Jadi, terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara cara

belajar siswa dengan hasil TAS siswa.

5. Analisis hasil wawancara

Dari analisis hasil wawancara yang dapat dilihat di Lampiran D3

dapat disimpulkan bahwa jawaban yang diberikan oleh siswa pada

saat mengisi angket tidak jauh berbeda dengan jawaban yang

diberikan siswa pada saat wawancara.

E. Kelemahan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat

beberapa kelemahan, antara lain:

1. Pada soal Tes Akhir Semester (TAS) yang digunakan ternyata masih

terdapat beberapa soal yang tidak valid.

2. Penelitian ini hanya melihat hubungan antara cara belajar siswa

dengan hasil belajarnya, padahal masih terdapat banyak faktor lain

(66)

48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Cara belajar matematika siswa kelas X3 SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013 ternyata secara keseluruhan

cukup baik dengan persentase sebesar 61%.

2. Terdapat korelasi yang positif dan signifikan pada taraf sedang antara

cara belajar matematika dengan hasil Tes Akhir Semester (TAS)

matematika siswa kelas X3 dengan koefisien korelasi sebesar 0,4327.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik cara belajar siswa,

maka semakin baik pula hasil TAS nya. Dan dari perhitungan

koefisien determinasinya, tampak bahwa hasil TAS siswa 19%

ditentukan oleh cara belajarnya, dan 81% oleh faktor lain.

B. Saran

Beberapa saran yang diberikan peneliti setelah peneliti melaksanakan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk guru dan siswa:

a. Guru dan orang tua sebaiknya dapat memberikan bimbingan

(67)

meminta mereka untuk belajar saja karena ada beberapa anak

yang tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang baik.

b. Siswa sebaiknya mengetahui bahwa cara belajar yang mereka

lakukan dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka, sehingga

diharapkan mereka akan memperbaiki cara belajar mereka

menjadi lebih baik sehingga prestasi belajar mereka akan dapat

meningkat pula.

c. Guru lebih baik melakukan pengecekan kembali setelah soal Tes

Akhir Semester (TAS) selesai dibuat untuk mengurangi

kemungkinan kesalahan soal.

2. Untuk penelitian berikutnya:

a. Soal Tes Akhir Semester (TAS) yang digunakan oleh peneliti

untuk melihat hasil belajar siswa lebih baik diganti dengan soal

tes buatan sendiri yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan

reliabilitasnya sehingga akan didapat soal yang baik untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan.

b. Pada penelitian berikutnya dapat dicari hubungan antara faktor

lain selain cara belajar siswa yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa.

c. Pada penelitian berikutnya dapat digunakan teknik sampling

(68)

50

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djarwanto. (1989). Statistik Nonparametrik Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Gie, The Liang. (1979). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Manuel, Jerry. (2005, Februari). Menyoal Cara Belajar di Sekolah. Educare, I, 38-39.

Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata dan Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offs

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi (   )
Tabel 3.2 Format Tabel untuk Pengujian Hipotesis
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Angket Cara Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

terkendali sehingga dapat mengganggu usaha peningkatan produksi pangan. Berhubung dengan itu, dipandang perlu mengeluarkan instruksi untuk pencegahan terjadinya hal

Sehubungan dengan penelitian yang berjudul “ Persepsi Guru Terhadap Siswa Kelas Khusus Olahraga (KKO) dalam Mengikuti Pembelajaran di SMA N 4 Yogyakarta ” maka

Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang.. penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan

Sebelum pelaksanaaan kegiatan PPL, terlebih dahulu diadakan observasi ke lokasi PPL, yaitu di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DIY dan hasil dari observasi

Dari penjelasan diatas daya tarik merupakan produk dari suatu daerah tujuan wisata, yang bersifat nyata (barang) maupun tidak nyata (jasa) yang dapat memberikan kenikmatan

Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah istilah generik yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang memancarkan dalam bentuk identitas ( khas ) nomor urut

Untuk menentukan kapasitas produksi yang direncanakan, akan menggunakan data referensi dari Unit Usaha fillet ‘Patin Kita’ yang merupakan unit usaha yang sejenis dengan