• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMOHONAN IJIN PERKAWINAN PASANGAN BEDA AGAMA BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN NO.112/PDT.P/2008/PN.Ska DIHUBUNGKAN DENGAN UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN UU NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERMOHONAN IJIN PERKAWINAN PASANGAN BEDA AGAMA BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN NO.112/PDT.P/2008/PN.Ska DIHUBUNGKAN DENGAN UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN UU NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMI."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv

PERMOHONAN IJIN PERKAWINAN

PASANGAN BEDA AGAMA BERDASARKAN PENETAPAN

PENGADILAN NO.112/PDT.P/2008/PN.SKa DIHUBUNGKAN

DENGAN UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

DAN UU NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN

Abstrak

Margi Amurwa Pakerti 110110080400

Perkawinan di Indonesia diatur oleh UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 2 UU Perkawinan mengatur tentang perkawinan yang sah. Sejak dikeluarkannya UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan khususnya pada Pasal 35 huruf (a) dan penjelasannya memungkinkan pasangan beda agama dapat melaksanakan perkawinan dan dicatatkan di Kantor Catatan Sipil, antara lain dapat dilihat dalam Penetapan Nomor 112/Pdt.P/2008/PN.Ska dengan Pemohon I beragama Katolik dan Pemohon II beragama Islam. Hakim memberikan penetapan untuk melaksanakan dan mencatatkan perkawinan pasangan beda agama tersebut di Kantor Catatan Sipil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis, dan menentukan kesahan perkawinan beda agama berdasarkan penetapan pengadilan dihubungkan dengan UU Perkawinan serta pelaksanaan pencatatan perkawinan pasangan beda agama berdasarkan penetapan pengadilan dihubungkan dengan UU Adminduk.

Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan yuridis normatif dan spesifikasi penelitian dengan metode deskriptif analitis, yang kemudian data diperoleh dianalisis secara yuridis kualitatif.

(2)

v

INTERMARRIAGE APPLICATION

ACCORDING TO THE COURT ADJUDICATION

NO. 112/PDT.P/2008/PN.Ska IN CONJUNCTION

WITH LAW NO. 1 YEAR 1974 REGARDING MARRIAGE

AND LAW NO. 23 YEAR 2006 REGARDING THE CIVIL

ADMINISTRATION

Abstract

Margi Amurwa Pakerti

110110080400

Marriage in Indonesia is regulated by Law No. 1 Year 1974 Regarding Marriage and Article 2 of the Marriage Law regulates regarding valid marriage. Since the enactment of Law No. 23 Year 2006 regarding Civil Administration in particular on Article 35 (a) and its elucidation enable couples with different religions background can enter into a marriage and to be registered in the Civil Registration Office, among others, it can be seen in the Court Adjudication No. 112/Pdt.P/2008/PN.Ska with Applicant I was a Catholic and The Applicant II was a Moslem. The court gave the adjudication to perfom a register such intermarriage couple in the Civil Registry. The purpose of this research is to find out, analyze, and determine the validity of intermarriage in accordance with the court order in conjuction with the Marriage Law and the implementation of intermarriage registation in accordance with court order in conjuction the Civil Administration Law.

This research was conducted in a normative juridicial approach and with the research spesification in a descriptive analytical method, which the acquired data were analyzed in a qualitatively juridicial manner.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah, bagaimana keabsahan perkawinan beda agama ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Skripsi dengan judul “Peluang Pencatatan Perkawinan Beda Agama Ditinjau Dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan studi Pandangan Hakim Pengadilan

Akibat Hukum Perkawinan Beda Agama Menurut Hukum Perkawinan Indonesia, berkaitan dengan status dalam perkawinan dimana suatu perkawinan yang sah sah harus memenuhi ketentuan dalam

Dalam hal ini yang membedakannya adalah untuk Peradilan agama hanya berkaitan dengan perkawinan yang dilakukan antara orang-orang yang beragama Islam, sedangkan peradilan

K. Wantjik Saleh, Himpunan Peraturan dan Undang Tentang Perkawinan , Jakarta: PT.. 85 adanya kekosongan hukum tentang perkawinan beda agama. Argumentasi yang

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana dengan perlindungan hukum yang diperoleh oleh anak akibat perkawinan beda agama akibat perkawinan beda agama yang tidak dicatat

Islam mengenai perkawinan beda agama. Dalam KHI ditetapkan bahwa seorang laki-laki yang beragama Islam. dilarang menikah dengan perempuan dengan salah satu dari tiga

Permasalahan mengenai perkawinan beda agama dalam norma hukum tidak terhenti dalam satu ruang pemahaman yang statis, apakah undang-undang nomer 1 tahun 1974