• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PROBOLINGGO BULAN JUNI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PROBOLINGGO BULAN JUNI 2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 06/07/74/Th.VIII, 01Juli 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN/

I

NFLASI

K

OTA

P

ROBOLINGGO

B

ULAN

JUNI

2016

Bulan Juni 2016 Kota Probolinggo mengalami Inflasi sebesar 0,35 persen

 Pada Bulan Juni 2016, Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,35 persen. Inflasi Kota Probolinggo bulan Juni 2016 terjadi karena dari 7 ( tujuh ) kelompok pengeluaran, 5 ( lima) kelompok mengalami

inflasi, sedangkan 2 ( dua ) kelompok tidak mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,57 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,70 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen, kelompok sandang sebesar 0,98 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen, sedangkan kelompok kesehatan dan kelompok kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan.

 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah gula pasir, cumi-cumi, beras, daging sapi, rempela hati ayam, emas perhiasan, telur ayam ras, kentang, kelapa, dan lain-lain.

 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah bawang merah, tomat sayur, tahu mentah, jeruk, udang basah, nangka muda, terong panjang, sabun detergen bubuk/cair, semen, cabai merah dan lain-lain.

 Dari 8 kota di Jawa Timur yang menjadi Kota IHK Nasional, semuanya mengalami inflasi.Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi sebesar 0,73 persen disusul Kota Surabaya sebesar 0,69 persen, Sumenep sebesar 0,65 persen, Kota Malang sebesar 0,63 persen, kota Probolinggo sebesar 0,35 persen, Jember sebesar 0,28 persen, Kota Madiun sebesar 0,27 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,16 persen.

 Dari 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi.Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,69 persen, Kota Bandung sebesar 0,60 persen, DKI Jakarta sebesar 0,52 persen, Kota Semarang dan Kota Yogyakarta masing-masing sebesar 0,43 persen dan inflasi terendah terjadi di Serang sebesar 0,28 persen

 Laju inflasi tahun kalender (s/d Juni 2016) Kota Probolinggo mengalami inflasi 0,59 persen, sedangkan laju

inflasi year on year (Juni 2016 terhadap Juni 2015) Kota Probolinggo sebesar 2,05 persen.

 Bulan Juni 2016 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,60 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Juni 2016) Jawa Timur mengalami inflasi 1,08 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juni 2016 terhadap

Juni 2015) Jawa Timur sebesar 2,93 persen.

 Bulan Juni 2016 Nasional mengalami inflasisebesar 0,66 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Juni 2016) Nasional mengalami inflasi 1,06 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juni 2016 terhadap Juni

(2)

0.98 0.34 0.88 0.93 0.47 0.44 0.35 Persentase B ula n J un i

Series Data Inflasi Kota Probolinggo Bulan Juni 2010 - 2016

2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010

1. Inflasi Probolinggo

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Penghitungan inflasi Probolinggotahun 2016(IHK Tahun Dasar 2012 = 100) didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di Probolinggo yaitu;: Pasar Baru, Pasar Wonoasih dan Giant Hypermart.

Secara umum, Kota Probolinggo pada bulan Juni 2016 mengalami inflasi. Penurunan bawang merah, tomat sayur, udang basah dan lain-lain belum mampu menghambat pergerakan inflasi yang didorong oleh naiknya beberapa komoditas seperti beras, gula pasir, telur ayam ras, emas perhiasan dan lain-lain.

Dari hasil pemantauan harga pada bulan Juni 2016Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,35 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,52 pada bulan Mei 2016 naikmenjadi 121,95 pada bulan Juni 2016. Perjalanan series data inflasi selama tahun 2010 sampai dengan 2016( tujuh tahun), pada bulan Juni terjadi 7 (tujuh) kali inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 0,98 persen, diikuti tahun 2013 sebesar 0,93 persen, tahun 2012 sebesar 0,88 persen, tahun 2014 sebesar 0,47 persen, tahun 2015 sebesar 0,44 persen, tahun 2016 sebesar 0,35 persen dan inflasi terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,34 persen.

(3)

Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks (inflasi) adalah kelompok bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,57 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,1421 persen. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga serta mendorong terjadinya inflasi antara lain cumi-cumi yang mengalami kenaikan harga sebesar 28,8123 persen dan menyumbang inflasi 0,0631 persen, beras naik sebesar 1,1349 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0605 persen, daging sapi mengalami kenaikan harga sebesar 4,3709 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0593 persen, rempela hati ayam juga naik sebesar 10,5535 persen dan menyebabkan inflasi sebesar 0,0578 persen, telur ayam ras naik sebesar 5,8073 persen dan ikut andil mendorong inflasi sebesar 0,0444 persen dan lain-lain.

Adapun komoditas yang menghambat laju inflasi antara lain bawang merah yang mengalami penurunan harga sebesar 23,1722 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,1101 persen, tomat sayur juga mengalami penurunan harga sebesar 8,6897 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,037 persen, tahu mentah turun sebesar 3,37 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0213 persen, jeruk juga mengalami penurunan harga sebesar 2,4079 persen dan mampu menghambat laju inflasi sebesar 0,0128 persen, udang basah juga turun sebesar 3,8009 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0118 persen dan lain-lain.

Kelompok pengeluaran makanan jadi juga yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,70 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,1186 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sekaligus mendorong laju inflasi antara lain gula pasir naik sebesar 8,4928 persen dan turut menyumbang inflasi sebesar 0,0873 persen, rokok kretek filter mengalami kenaikan harga sebesar 0,9892 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0188 persen, ice cream juga mengalami kenaikan harga sebesar 3,4833 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0104 persen, keripik juga mengalami kenaikan harga sebesar 3,8343 persen dan mampu mendorong inflasi sebesar 0,0051 persen serta kue kering naik sebesar 0,5889 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0005 persen dan lain-lain. Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi adalah biskuit yang mengalami penurunan harga sebesar 1,7392 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0028 persen dan air kemasan yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,4616 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0019 persen.

(4)

IHK Desember 2015 IHK Mei 2016 IHK Juni 2016 Andil Inflasi Juni 2016 Inflasi Juni 20161) Tingkat Inflasi Tahun Kalender 20162) Inflasi Year on Year3) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) UMUM 121,23 121,52 121,95 0,35 0,35 0,59 2,05 1 Bahan Makanan 124,25 124,74 124,74 0,14 0,57 0,97 3,47 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

122,69 125,17 125,17 0,12 0,70 2,73 3,99

3 Perumahan, Air, Listrik,

Gas, dan Bahan Bakar 120,51 121,53 121,53 0,00 0,02 0,87 2,10

4 Sandang 110,65 115,33 115,33 0,06 0,98 5,25 4,87

5 Kesehatan 115,43 117,73 117,73 0,00 0,00 1,99 4,14

6 Pendidikan, Rekreasi,

dan Olah raga 120,17 121,05 121,05 0,00 0,00 0,73 2,96

7 Transpor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan 122,59 117,55 117,55 0,03 0,14 -3,97 -3,42

1) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2016 terhadap IHK bulan Mei 2016 3) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2016 terhadap IHK bulan Juni 2015.

Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Juni 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016 dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran

(1)

Dorongan inflasi semakin kuat akibat kenaikan indeks pada Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakaryang mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,0033 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini antara lain pembasmi nyamuk bakar naik sebesar 5,0657 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,0088 persen, tarip listrik juga mengalami kenaikan sebesar 0,2793 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0076 persen, kulkas/lemari es juga mengalami kenaikan sebesar 1,01 persen dan turut mendorong laju inflasi sebesar 0,0036 persen, mesin cuci naik sebesar 0,9201 persen dan ikut menyumbang inflasi sebesar 0,0015 persen, pembasmi nyamuk spray naik sebesar 2,5299 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0012 persen dan lain-lain.

Meskipun kelompok ini mengalami inflasi namun ada beberapa komoditas yang ikut andil menghambat laju inflasi, yaitu sabun detergen bubuk/cair yang mengalami penurunan harga sebesar 1,4717 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0083 persen, semen turun sebesar 1,2315 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0083 persen, kayu balokan juga mengalami penurunan harga sebesar 0,9803 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0036 persen cat tembok turun sebesar 0,1515 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0006 persen dan tissu juga turun sebesar 0,4087 persen yang menghambat laju inflasi sebesar 0,0001 persen.

Kelompok Sandang juga mengalami inflasi, yaitu sebesar 0,98 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0648 persen. Adapun komoditas penyumbang inflasi antara lain emas perhiasan yang mengalami kenaikan harga sebesar 3,1452 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0525 persen, baju kaos berkerah wanita mengalami kenaikan harga sebesar 4,0689 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0053 persen, celana panjang jeans laki-laki juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,9933 persen dan menyumbang inflasi

(5)

Meskipun kelompok pengeluaran Sandang mengalami kenaikan indeks ( inflasi) namun ada 2 (dua) komoditas yang mengalami penurunan harga dan menghambat laju inflasi yaitu kemeja panjang katun yang mengalami penurunan harga sebesar 4,0573 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,002 persen, kemeja panjang katun yang mengalami penurunan harga sebesar 3,1098 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0017 persen.

Kelompok pengeluaran lain yang mengalami inflasi adalah kelompok Transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi yaitu sebesar 0,14 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0257 persen. Adapun komoditi penyumbang inflasi adalah mobil yang yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,77 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0176 persen, angkutan antar kota juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,4484 persen dan ikut mendorong laju inflasi sebesar 0,0045 persen, sepeda juga naik sebesar 0,2581 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0027 persen, cuci kendaraan juga mengalami kenaikan harga sebesar 2,2722 persen yang mendorong laju inflasi sebesar 0,0016 persen serta telepon seluler yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,13 persen dan menyebabkan inflasi sebesar 0,0006 persen.

Meskipun kelompok ini mengalami inflasi, namun ada 1 (satu) komoditas yang mengalami penurunan harga (deflasi) yaitu bensin pertamax yang mengalami penurunan harga sebesar 0,03 persen dan mendorong laju inflasi sebesar 0,0013 persen.

Kelompok pengeluaran kesehatan dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan alohraga tidak mengalami perubahan harga.

2. Inflasi 8 Kota di Jawa Timur

Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan

Juni 2016, semuanya mengalami inflasi. Inflasi

tertinggi terjadi di Banyuwangi sebesar 0,73 persen diikuti kota Surabaya sebesar 0,69 persen, Sumenep sebesar 0,65 persen, kota Malang sebesar 0,63 persen, kota Probolinggo sebesar 0,35 persen, Jember sebesar 0,28 persen, kota Madiun sebesar 0,28 persen terendah terjadi di kota Kediri sebesar

0,16 persen,sebagaimana terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2

Inflasi 8 Kota di Jaw a Timur bulan Juni 2016

0,28 0,65 0,16 0,63 0,35 0,27 0,69 0,73 B.Wangi Sby Madiun Prob. Malang Kediri Sumenep Jember

(6)

Gambar 3.

Inflasi y-o-y 8 Kota di Jawa Timur (Juni 2015 - Juni 2016) 2,9 2,77 3,19 1,72 3,04 2,05 2,85 3,1

Jbr. Smnp. Kdr. Mlg. Prob. Mdn. Sby. B.W angi

Gambar 4. Inf lasi ibukota Prov insi di Pulau Jawa Bulan Juni 2016

0,52

0,28 0,6

0,43 0,43 0,69

Jakarta Serang Bandung

Semarang Y ogy akarta Surabay a

Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 3,19 persen, diikuti kota Surabaya sebesar 3,10 persen, kota Malang sebesar 3,04 persen, Banyuwangi sebesar 2,90 persen, kota Madiun sebesar

2,85 persen, Jember sebesar 2,77 persen, kota

Probolinggo sebesar 2,05 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Kediri sebesar 1,72 persen. sebagaimana terlihat pada Gambar3.

3. Inflasi/deflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 (enam)kota ibukota provinsi di pulau

Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi

terjadi di Surabaya sebesar 0,69 persen, kota Bandung sebesar 0,60 persen, DKI Jakarta sebesar 0,52 persen, kota Semarang dan kota Yogyakarta masing-masing sebesar 0,43 persen, dan inflasi terendah terjadi di Serang sebesar 0,28 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.

Inflasi y-o-y bulan Juni 2016 pada 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 4,41 persen, diikuti oleh Bandung sebesar 3,54 persen, Surabaya sebesar 3,10 persen, DKI Jaya sebesar 3,08 persen, Yogyakarta sebesar 2,94 persen dan inflasi terendah terjadi di Semarang sebesar 2,65 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa (Juni 2015 - Juni 2016) 3,08 4,41 3,54 2,65 2,94 3,10

Jakarta Serang Bandung

Gambar

Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Juni 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016 dan Inflasi  Year on Year               menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Gambar 4.  Inf lasi ibukota Prov insi di Pulau  Jawa           Bulan Juni 2016    0,52 0,28 0,6 0,43 0,43 0,69

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Merupakan suatu kondisi Polis ini bahwa tidak menjamin setiap harta benda yang dalam lingkup secara langsung atau tidak langsung dijamin oleh asuransi lain (baik Polis

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

TUJUAN (T) Mewujudkan Pengembangan & Promosi Inovasi dalam Bidang AN (TDIAN1) Mewujudkan Pengembangan Inovasi dalam Bidang Tata Pemerintahan (TPITP1) Mewujudkan

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal

Penanggun gjawab TRIWULAN I Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output).. TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KONDISI KINERJA

Jenis penelitian ini adalah penelitian laboratorium dan observasi mendalam di Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado Sulawesi Utara pada bulan