MATERI VI:
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pada pembahasan sebelumnya, didiskusikan teori perdagangan → completely static yang ditentukan oleh:
− kepemilikan faktor menentukan keunggulan
− teknologi komparatif dan keuntungan
− selera perdagangan
berubah ↓
comparative VS dynamic statics analysis
I. PERTUMBUHAN FAKTOR PRODUKSI
Sejalan dengan waktu maka populasi tumbuh → labor force (L) Pemanfaatan sumberdaya → produksi kapital → stok kapital (K) Asumsi:
− Ldan K homogeny
− pertumbuhan = produksi 2 komoditi (X dan Y) − Skala hasil tetap
Peningkatan kepemilikan L dan K menyebabkan PPF bergeser ke atas. Sifat pergeseran tergantung pada tingkat pertumbuhan L dan K → bila sama: pertumbuhan seimbang (Balanced Growth).
Pertumbuhan L dan K
Gambar sebelah kiri menunjukkan pertumbuhan seimbang (L dan K naik dua kali) Gambar sebelah kanan menunjukkan hanya salah satu L atau K saja yang naik dua kali:
− bila L naik dua kali maka produksi X (L-intensive) lebih banyak dibanding Y (K-intensive)
− bila K naik dua kali maka produksi Y (K-intensive) Iebih banyak dibanding X (L-intensive)
RYBCZYNKI THEOREM:
“Pada harga komoditi konstan, kenaikan kepemilikan sebuah faktor produksi akan menaikan produksi output intensif faktor produksi tersebut dan akan menurunkan output komoditi lain”
Kenaikan L dan Rybcsynki theorem
Sebelum perdagangan dan sebelum pertumbuhan, negara 1 berproduksi pada B (130Y, 20Y) dengan Px/Py = PB = 1. Setelah kenaikan L dua kali dengan Px/Py = 1,
maka produksi di M 270X dan 10Y) maka output X (L intensif) naik dan Y (K intensif) → Magnification effect: penarikan faktor produksi dari Y ke X
II. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Banyak studi empirik yang mengindikasikan bahwa: hampir semua kenaikan pendapatan per kapita di negara-negara industri disebabkan perubahan teknologi dan lebih sedikit untuk akumulasi kapital. Perubahan teknologi sulit dianalisis sebab terdapat banyak definisi dan tipe perubahan teknologi.
John Hicks:
− Perkembangan teknologi Netral: kenaikan produktivitas L dan K dalam proporsi yang sama maka K/L tetap sama antara setelah dan sebelum perkembangan teknologi pada harga relatif faktor produksi yang sama (w/r). Ketika (w/r) tidak berubah maka tidak ada substitusi antara L dan K sehingga K/L tetap.
− Perkembangan teknologi Labor-Saving: kenaikan produktivitas K Iebih besar relatif dibanding kenaikan produktivitas L. Maka K akan mensubstitusi L dalam produksi dan K/L akan naik ketika w/r tetap. K digunakan lebih banyak per unit L sehingga disebut Labor-saving. Output tertentu dapat diproduksi dengan L sedikit dan K sedikit tetapi K/L besar.
− Perkembangan teknologi Kapital-Saving: kebalikan dari Labor saving.
IlI. PERTUMBUHAN DAN PERDAGANgAN: KASUS NEGARA KECIL
Ciri; Negara kecil tidak bisa mempengaruhi harga. Dia hanya sebagai price taker. Jika output komoditi ekspor suatu negara tumbuh secara proporsional lebih besar dibanding komoditi impornya pada harga konstan, maka pertumbuhan akan cenderung mendorong expansi perdagangan → protrade
Ekspansi output mempunyai efek netral terhadap perdagangan jika ekspansi output mendorong ekspansi perdagangan pada tingkat yang sama.
Pertumbuhan menyebabkan volume perdagangan naik atau turun? → Tergantung dari: − tingkat pertumbuhan ekspor dan impor
− pola konsumsi
Jika pertumbuhan komoditi potensi untuk diekspor lebih besar dari pada pertumbuhan komoditi potensi untuk diimpor maka disebut PROTRADE.
Jika pertumbuhan komoditi potensi untuk diimpor lebih besar daripada pertumbuhan komoditi potensi untuk diekspor maka disebut ANTITRADE (NEUTRAL).
III. PERTUMBUHAN DAN PERDAGANGAN: KASUS NEGARA BESAR
Cirri : negara besar dapat mempengaruhi harga
B. IMMISERIZING GROWTH adgish Bhagwati)
Kekayaan meningkat → kesejahteraan naik → TOT turun → menurunkan kesejahteraan yang Iebih jauh.
MATERI VII:
TRADE RESTRICTIONS: TARRIFS
Tariff : “Pajak/cukai yang dikenakan pada komoditi perdagangan yang melewati batas negara”
Dibagi : Import tariff dan Export tariff Dibagi :
Ad valorem tarrif → persentase tetap dari nilai komoditi. Specific tarrif → sejumlah tetap /unit fisik komoditi. Compound tarrif → gabungan
Bagaimana pengaruhnya terhadap: produksi, konsumsi, perdagangan dan kesejahteraan.
I. ANALISIS KESEIMBANGAN UMUM DARI TARIF: KASUS NEGARA KECIL
Jika sebuah negara kecil mengenakan tarif, maka tidak akan mempengaruhi pasar dunia. Harga domestik akan meningkat, maka :
Produksi domestik rneningkat Konsumsi dan impor menurun (dengan asumsi produk identik) Sehingga dapat digambarkan:
Px/Py = 1 pada pasar dunia. Produksi pada B. Pajak ad val. 100% maka Px/Py = 2. Produksi F. Ekspor 30y impor 30x, 15x dikoleksi pemerintah. Redistribusi lagi sehingga keseimbangan H′.
Stolper-Samuelson Theorem:
Pendapatan riil negara langka faktor produksi akan naik dengan pengenaan tarif.
Contoh:
Negara 2 (melimpah K) mengenakan tarif pada x (komoditi L intensif) Px/Py naik untuk produsen dan konsumen domestik dan akan menaikkan upah riil tenaga kerja (L).
II. ANALISIS KESEIMBANGAN UMUM DARI TARIF: KASUS NEGARA BESAR
Untuk analisa GE, efek dari tarif lebih mudah dengan offer curve. Bila negara mengenakan tarif, offer curve akan bergeser/berotasi ke arah komoditi impor. Alasannya untuk sejumlah komoditi ekspor, importir sekarang ingin lebih banyak komoditi impor untuk menutup tarif.
Maka pengenaan tarif akan menurunkan volume perdagangan tetapi memperbaiki TOT negara tersebut. Penurunan volume perdagangan akan menurunkan kesejahteraan, perbaikan TOT menaikkan kesejahteraan.
Perdagangan bebas : OC1 dan 2. Equilibrium pada E Px/Py = 1 Negara2 mengenakan pajak ad val. 100%. eg. E′ Px/Py = 0.8 Negara2 improve TOT Px/Py = 1.2
Kesejahteraan naik turun tergantung TOT baik, volume turun.
IlI. TARIF OPTIMUM
Optimum tarrif: “Tingkat tarif dimana memaksimumkan net benefit dari perbaikan TOT dan penurunan benefit karena penurunan volume perdagangan”
Optimum Tarif
Offer curve 1,2 free trade E, PX/Py = 1 Negara 2 opt : → 2* , Px/Py = 1/0.625 = 1.6
Contoh: E* Negara 1 opt : → 1*
IV. ANALISIS PARSIAL DARI TARIF
Efek Keseimbangan Parsial dan tarif
Dx = permintaan Sx = penawaran
Free trade Px = 1 Dx = 10x, produksi domestik 5x = 10y impor 60x Tarrif 100% Px meningkat = 2
Efek konsumsi BN Efek produksi Cm
Efek perdagangan BN+TM Efek pendapatan (MJHN)
Kenaikan rent of producer surplus AGJC Protection cost (dead weight loss) = CJM +BHN
V. TEORI STRUKTUR TARIF
Sejauh diskusi kita pada nominal tarif pada impor komoditi akhir.
REP menuguk persentase kenaikan ni!ai tambah domestik dalarn produksi komoditi sebagai hasil tarif.
Contoh:
Impor katun $80 untuk produksi pakaian $100 Maka nilai tambah = $100 - $80 = $20
Nominal tarif pada suit 10%, katun tidak ada tarif Maka nilai tambah = $110 - $80 = $30
Jika 5% tarif pada impor katun, cost meningkat dari $80 menjadi $84. V′ = 110 - 84 = 26
G = (v′ - v) / v = (26 - 20) / 20 = 0.3 G = (t – aiti) / (1 – ai)
g = rate of effective protection
t = nominal tarif rate pada konsumen barang akhir ai = rasio biaya input impor dengan harga tanpa tarif ti = tarif nominal rate pada input impor
Generalisasi
Jika ai = 0 maka g = t
ai dan ti tertentu maka g akan besar dengan t besar
VI. RESTRIKSI PERDAGANGAN LAIN
A. KUOTA
AnaIisis Parsial dan Kuota Impor
B. RESTRIKSI NON TARIF (NON TARIF BARRIRS) LAIN: a. Voluntary Export Restraint (VER)
b. Technical, Administrative dan regulasi lain c. Kartel internasional
d. Dumping
VII. ALASAN PROTEKSI
1. Perlindungan tenaga kerja domestic 2. scientific tariff
3. menurunkan pengangguran 4. menanggulangi defisit BOP 5. infant industry
CH.9
OTHER TRADE RESTRICTIONS AND UNITED STATES COMMERCIAL POLICY
Restriksi : − quota
− voluntary export restraints
− technical, administrative and other regulations − cartel & dumping
Quota :
− Adalah pembatasan langsung jumlah yang diizinkan untuk diekspor/diimpor − Efek kuota impor
− Perbandingan antara tariff impor dan kuota impor
1. Kuota : kenaikan Dx akan menghasilkan Px & Sx lebih tinggi dan konsumsi rendah
Import : kenaikan Dx akan menghasilkan & tetap tapi konsumsi dan impor naik
2. Kuota mengkaitkan (berkait) distribusi lisensi impor. Jika pemerintah tidak melelangkan dalam pasar persaingan, maka perusahaan yang mendapat lisensi akan mendapat monopoly profit → korupsi
3. Import kuota → pasti efeknya, sedang tariff tidak pasti sebab elastisitas Sx, Dx tidak diketahui
Halangan Non-tarrif yang lain (NTBs)
• Voluntary Export Restraints
→ ini menunjukkan kasus dimana sebuah Negara pengimpor mempengaruhi Negara lain untuk menurunkan / mengurangi ekspor sebuah komoditi secara sukarela
contoh : 1950 US Japan, automobile, shoes → disebut juga : “orderly marketing arrangements” • Technical, Administrative and other Regulation
− Safety regulations for automobile, electrical equipment − Health regulations
− Labeling requirements
− Laws requiring goverments to buy domenstic supplier (government procurement policies)
Contoh : “Buy American Act” 1993
− International commodity agreements & multiple exchange rate • International Cartels
Adalah sebuah organisasi pen-supply komoditi yang berlokasi di Negara-negara yang berbeda, dimana bersepakat membatasi output dan ekspor komoditi dengan tujuan memaksimumkan atau menaikkan keuntungan total organisasi.
Contoh :
− OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) − International Air Transport Assosiatioan
• Dumping
Adalah ekspor sebuah komoditi dengan harga dibawah biaya atau paling tidak dibawah harga domestic
Macam dumping :
− Persistent Dumping, (international price discrimination)
Adalah kecenderungan continue domestic monopolist untuk memaksimalkan profit dengan menjual pada tingkat harga tinggi di pasar domestic dibanding pasar internasional.
− Predatory Dumping
Adalah penjualan sesaat (temporary sale) komoditi dibawah biaya atau dibawah harga luar negeri untuk mendepak produsen asing kemudian P dinaikkan
− Sporadic Dumping
Is the occasional sale of a commodity at below cost or at a lower price abroad than domestically in order to unload an unforeseen and temporary surplus of the commodity without having to reduce domestic price
Contoh :
Jepang → dumping : stell, television ke US Eropa → dumping : cars, stell, dll
Subsidi ekspor → bentuk dumping • Alasan proteksi
− Follocious and questionable argument for protection
∗ Restriksi perdagangan dibutuhkan untuk melindungi domestic labor dari foreign labor yang murah
∗ Scientific tariff = tingkat tariff yang akan membuat harga impor sama dengan harga domestic sehingga produsen dalam negeri dapat bersaing ∗ Untuk menurunkan pengangguran
∗ Menghindari deficit → beggar – thy – neighbor − The infant-industry argument for protection
∗ Kualifikasi :
Disarankan pada developing nation (dimana pasar modal masih terbelakang)
Kesulitan industry yang mana yang potensial
Apakah proteksi dapat bekerja lebih baik dari subsidi − Other qualified arguments for protection
∗ Swasembada ∗ Keep money
• History of united states commercial policy 1. Trade agreements act of 1934
US ekspor turun 1930 karena great depression, smoth-hawley ↓ tariff act : impor duty 59%
Trade agreement act (1934) diperbaiki 11x ↓ trade expansion act (1934)
2. The general agreement on tariff and trade (GATT) General (1947) → multilateral trade negotiations Prinsip dasar :
− Non diskriminasi
− Elimination of non tariff trade barriers
− Consultation among nations in solving trade disputes 3. The 1962 trade expansion act and the kenedy round 4. The trade reform act of 1974 and Tokyo round
MATERI VIII:
INTEGRASI EKONOMI: CUSTOM UNIONS
Perdagangan bebas pendekatan internasional Pendekatan regional
• Free trade area (FTA) • Common Markets (MM) • Customs Unions (CU) • Economic Union Contoh :
European Free Trade Area : Denmark, Austria, Norweigia, Portugis, Swedia, Switzedand, Inggris.
Penciptaan Perdagangan CU
Customs Unions
(Jacob Viner)
CU Meningkatkan perdagangan Trade creation
Trade diversion Positif Lebih protektif
Negative
Trade Creation
Negara Biaya Rata-rata Negara A mengenakan bea masuk 100% Negara A membebaskan tariff thd B, tidakpada C A B C 50 40 30 50 80 60 50 40 60 Trade Diverson
Negara Biaya Rata-rata Negara A mengenakan bea masuk 50% Negara A membebaskan tariff thd B, tidakpada C A B C 50 40 30 50 60 45 50 40 45 Efek terhadap produksi
Efek terhadap konsumsi (Meade-Lipsy) oleh Johnson
DD Penawaran negara A SS permintaan negara A PP penawaran negara B TT = PP + tarif
C diatas OP
Sebelurn CU konsumsi = OQ3 Produksi = OQ2 Im – B = Q2Q3
Setelah Cu konsumsi = OQ4
Produksi = OQ1 Im – B = Q1Q4 F1F2G1 → producticn effect
F3F4G2 → consumption effect (trade expansion) ↓
Keuntungan total tergantung : Besar tariff
ΣS negara A ΣD negara A
Trade Diversion
Sebelum CU: impor dari C yang lebih efisien Setelah CU: impor dari B
Efek CU yang lain (dinamis)
Mendorong persaingan, teknologi, investasi, economic of scale Memperluas pasar
Research and Development