• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BUOL PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI BUOL NOMOR 31 TAHUN 2020 TENTANG TU G AS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BUOL PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI BUOL NOMOR 31 TAHUN 2020 TENTANG TU G AS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

«

BUPATI BUOL

PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI BUOL

NOMOR 31 TAHUN 2020 TENTANG

TU G AS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUOL,

Menimbang a. bahwa dalam rangka Pembinaan dan Manajemen

Aparatur Khususnya Pengembangan Sumber Daya

| . j ; . i

Manu sia untuk mengembangkan diri dan Meningkatkan kemampuan serta Profesionalisme Aparatur Sipil Negara Berbasis Kompetensi melalui pendidikan lanjutan dalam

i

bentuk tugas belajar dan izin belajar seSuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

i

b. bahwa untuk pengembangan sumber daya ! Pegawai Negeri Sipil terkait pengetahuan dan kompetensi, perlu dilakukan melalui pendidikan formai sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

c. bahwa ketentuan yang mengatur tentang tugas belajar tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun

1961 tentang pemberian tugas belajar;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Tugas 1 îi HUKür :

Belajar dan Izin Belajar kepada Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Buol;

(2)

Mengingat

.1

I

... ,

: 1. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan

Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3900) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten

Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3966);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5587), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Manajemen Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen

Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

(3)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR KEPADA PEGAWAI

NEGERI SIPIL.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Tugas belajar adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat Pembina

Kepegawaian atau pejabat yang menerima delegasi kewenangan kepada

fl t

PNS untuk meningkatkan kompetensi, mengurangi kesenjangan

kompetensi, dan/atau pengembangan karier PNS melalui pendidikan formai, pada Perguruan tinggi dalam negeri.

2. Izin Belajar adalah izin yang diberikan oleh pejabat Pembina

Kepegawaian atau pejabat yang menerima delegasi kewenangan kepada PNS untuk melanjutkan pendidikan formai ke Perguruan tinggi dalam negeri, diluar jam dinas dan tidak menggangu tugas kedinasan dengan biaya pendidikan ditanggung sendiri PNS yang bersangkutan.

3. Pegawai Negara Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah warga Negara

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

4. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

susunan belajar serta proses belajar agar peserta didik secara aktif. Mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, ahlak mulia, serta

keterampilan yang diperlulcan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

5. Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan

terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangannya.

6. Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk memiliki pekeijaan dengan keahlian tertentu.

7. Indeks Prestasi kumulatif selanjutnya di singkat IPK adalah hasil akhir

dari kesatuan nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah menempuh sejumlah mata kuliah.

(4)

8. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjarninan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentulc pertanggung jawaban penyelengaraan pendidikan.

9. Perguruan tinggi dalam negeri adalah perguruan tinggi negeri,

perguruan tinggi kedinasan atau perguruan tinggi swasta.

10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

11. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah adalah Bupati Buol

12. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kabupaten Buol.

13. Daerah adalah Kabupaten Buol.

14. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah otonom.

15. Bupati adalah Bupati Buol.

16. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Buol.

17. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan

(1) Pelaksanaan tugas belajar meliputi: a. perencanaan kebutuhan;

b. survei perguruan tinggi/universitas; c. rekrutmen;

d. seleksi administrasi;

e. seleksi pra akademis dan akademis;

f. penyuluhan calon peserta tugas belajar/k<

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten.

BAB II

PEMBERIAN TUGAS BELAJAR Bagian Kesatu

Tugas dan Kewenangan Pasal 2

(5)

g. pengiriman tugas belajar; h. monitoring dan evaluasi; dan

i. pemberdayaan pasca tugas belajar.

(2) Tugas belajar diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dalam Negeri dengan status terakreditasi.

(3) Kewenangan penandatanganan surat keputusan tugas belajar oleh Sekretaris Daerah Kabupaten.

(4) Pelaksana tugas belajar dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bagian Kedua

Program dan Jangka Waktu Pendidikan Pasal 3

(1) Program pendidikan Tugas Belajar ditetapkan berdasarkan hasil analisa kebutuhan dan anggaran yang tersedia.

(2) Program Tugas Belajar meliputi : a. program pendidikan diploma; b. saijana (SI);

c. magister (S2); d. doktor (S3); dan

e. pendidikan khusus profesi seperti dokter spesialis, perawat/bidan, serta pendidikan kesetaraan.

Pasal 4 Jangka waktu pendidikan sebagai berikut:

a. Program diploma I (DI) paling lama 1 (satu) tahun; b. Program diploma II (DU) paling lama 2 (dua) tahun; c. Program diploma III (DIII) paling lama 3 (tiga) tahun;

d. Program diploma IV (DIV) / sarja (SI), paling lama 4 (empat) tahun; e. Program magister(S2) atau setara, paling lama 2 (dua) tahun;

f. Program doktor (S3) atau setara, paling lama 4 (empat) tahun; dan

g. Jangka waktu untuk program khusus profesi dan kesetaraan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dengan maksimal 5 (lima) tahun.

(6)

Pasal 5

Jangka waktu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat diberikan dengân ketentuan:

a. Perguruan tinggi/universitas/sekolah tinggi /akademi menetapkan

i

kebijakan akademis tentang pengurangan atau penambahan jangka waktu pendidikan;

b. Tidak diberikan penambahan jangka waktu pendidikan karena kelalaian dan/atau sebab lain yang dilakukan secara sengaja oleh PNS tugas belajar; c. Penambahan jangka waktu pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf

a diberikan untuk paling lama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal berakhimya masa tugas belajar; dan

d. Akibat penambahan jangka waktu pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf c, segala biaya untuk kebutuhan penyelesaian pendidikan program tugas belajar menjadi tanggung jawab PNS tugas belajar yang bersangkutan.

(1) Biaya pendidikan yang dibebankan dari APBD yang dialokasikan pada DPA Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

(2) Besaran biaya pendidikan dan skema waktu realisasi bantuan biaya pendidikan dengan sumber dana APBD ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(3) Biaya pendidikan yang dibebankan selain APBD sesuai dengan aturan yang berlaku.

(4) Dalam hal keadaan tertentu Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pembiayaan kepada PNS Tugas Belajar yang diberhentikan melalui pembiayaan sumber-sumber lain yang syah selain sumber dana APBD.

Tugas belajar diberikan bagi PNS yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Persyaratan Umum,

1) Memiliki masa kerja paling kurang 1 (satu) tah 1

Bagian Ketiga Biaya Pendidikan Pasal 6 Bagian Keempat Persyaratan Pasal 7

(7)

2) Telah menunjukkan prestasi lceija yang baik dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang dinyatakan secara tertulis oleh Kepala Unit Keija yang bersangkutan;

3) Memiliki SKP (Sasaran Kerja Pegawai) setiap unsur sekurang-kurangnya baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

4) Tidak pemah mendapat hukuman disiplin tingkat sedang dan atau berat, dan

5) Berbadan sehat.

b. Persyaratan khusus, yaitu:

1) Untuk tingkat diploma/akademi atau yang sederajat:

a. , Pangkat sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat I, Il/b. b. Umur setinggi-tingginya 25 (dua puluh lima) tahun, dan c. Lulus seleksi yang ditentukan oleh lembaga pendidikan. 2) Tingkat Sarjana (SI) atau yang sederajat:

a. Pangkat sekurang-kurangnya Pengatur, II/c

b. Umur setinggi-tingginya 25 (dua puluh lima) tahun; dan c. Lulus seleksi yang ditentukan oleh lembaga pendidikan. 3) Untuk tingkat Magister (S2) atau yang sederajat :

a. Pangkat sekurangnya-kurangnya Penata Muda, III/a; b. Umur setinggi-tingginya 37 (tiga puluh tujuh) tahun; dan c. Lulus seleksi yang ditentukan oleh lembaga pendidikan. 4) Untuk tingkat Doktor (S3) atau yang sederajat:

a. Pangkat sekurang-kurangnya Penata Muda Tingkat I, Ill/b b. Umur setinggi-tingginya 40 (empat puluh) tahun; dan c. Lulus seleksi yang ditentukan oleh lembaga pendidikan.

5) Untuk pendidikan khusus profesi dan pendidikan

persyaratan khusus disesuaikan dengan kebutuhan

dimaksud.

Bagian Keempat

Perencanaan kebutuhan dan Survei Perguruan Tinggi Pasal 8

(1) Perencanaan kebutuhan program Tugas Belajar berdasarkan hasil analisa kebutuhan dan anggaran yang tersedia.

(2) Analisa kebutuhan sebagimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari hasil analisa da

lingkungan

n kajian terhadap kebutuhan Pemerintah Kabupaten. tugas belajar di ;u 2oée kesetaraan, pendidikan

(8)

(3) Survei perguruan tinggi/universitas/sekolah tinggi/akademi

diselenggarakan dengan berkoordinasi/mengunjungi perguruan

tinggi/universitas/sekolah tinggi yang di prioritaskan untuk di tunjuk dan atau ditetatapkan dalam program tugas belajar.

(4) Pelaksanaan survei sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan instansi terkait.

Bagian Kelima Rekruitmen dan Seleksi

Pasal 9

(1) Rekruitmen bagi calon PNS tugas belajar dengan menggunakan biaya dari APBD melalui DPA Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya

il S |

Manusia dilaksanakan dengan mekanisme permohonan calon yang memenuhi syarat kepada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk diadakan penelitian administrasi serta pemanggilan bagi yang memenuhi syarat.

(2) Untuk calon mahasiswa Tugas Belajar dengan pembiayaan selain APBD,

j l

sebelum melaksanakan seleksi harus mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang membidangi kepegawaian dalam hal ini Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Pasal 10

(1) Pelaksanaan seleksi bagi calon PNS tugas belajar dilakukan dalam 2 (dua)

tahap yakni pra akademis dan akademis.

(2) Pra akademis dilakukan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia.

(3) Akademis dilaksanakan di universitas/perguruan tinggi tertentu baik dilaksanakan di daerah lewat kerjasama dengan perguruan tinggi, keijasama dengan pihak tertentu maupun dilaksanakan langsung di perguruan tinggi yang dituju.

il : : ! !

Bagian Keenam

Penyuluhan/Konseling Calon PNS Tugas Belajar Pasal 11

Calon PNS tugas belajar terlebih dahulu penyuluhan dari Badan Kepegawaian dan Manusia.

(9)

Bagian Ketujuh

Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pasal 12

(1) Selama dalam masa tugas belajar, segala administras! kepegawaian berada di bawah pembinaan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

(2) Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan studi dari PNS tugas belajar.

(3) Evaluasi PNS tugas belajar dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan tugas belajar serta upaya penyelesaiannya.

(1) PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar ditempatkan j kembali pada Perangkat Daerah pengusul.

(2) Wajib mempresentasikan karya ilrniah laporan akhir/skripsi/tesis dan atau disertasi di depan Bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian /Sekertaris Daerah/Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (3) Dalam hal PNS yang menduduki jabatan struktural pada saat penugasan

dapat dipertimbangkan untuk diangkat kembali dalam jabatan yang setingkat sepanjang formasi jabatan tersedia dan yang bersangkutan memenuhi kualifikasi formasi jabatan tersebut.

(4) Kewajiban kerja yang harus dijalani PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar, adalah 2 (dua) kali masa tugas belajar (n) atau dalam rumus (2xn).

PNS dapat melakukan tugas belajar berkelanjutan secara berturut-turut dengan persyaratan:

a. Mendapat Rekomendasi tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian Bagian Kedelapan

Pemberdayaan Pasca PNS Tugas Belajar

Pasal 13

Pasal 14

Daerah;

b. Indeks Prestasi Kumulatif sangat memuaskan;

I

c. Jenjang pendidikan bersifat linear, dan

(10)

il i

BAB III

HAK,KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian Kesatu

Hak PNS Tugas belajar

Pasal 15

Hak PNS tugas belajar mendapat pembiayaan dari : a. APBD ;

b. Sumber lain yang syah dan tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan pemndang-undangan.

(1) PNS tugas belajar wajib melapor secara tertulis setiap semester kepada PPK melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Marmsia. (2) PNS yang telah selesai menjalankan Tugas Belajar wajib melapor kepada

PPK melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya

11

Manu sia, paling lama 15 (lima bêlas) hari terhitung mulai tanggal yudisium atau telah dinyatakan lulus oleh perguruan tinggi/ universitas/sekolah tinggi/akademi.

PNS Tugas Belajar dilarang:

a. Melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; b. Dengan sengaja memperpanjang waktu pendidikan tugas belajar;

c. Melanggar kode etik akademis; d. Melanggar tata tertib akademis;

e. Berhenti atas permintaan sendiri sebagai PNS selama melaksanakan tugas belajar;

f. Dikenakan sanksi Drop Out oleh perguruan tinggi/universitas/sekolah

Bagian Kedua

Kewajiban PNS Tugas belajar Pasal 16

Bagian Ketiga

Larangan PNS Tugas Belajar Pasal 17

(11)

g. Mengundurkan diri sebagai pegawai yang melaksanakan tugas belajar tanpa alasan yang syah dan meyakinkan;

h. Melakukan tindak pidana yang telah berkekuatan hukum tetap;

i. Mengikuti pendidikan formai dan kegiatan lain sejenisnya;

j. Pindah tugas/mutasi dari lingkungan Pemerintah kabupaten selama

menjalani kewajiban tugas belajar; k. Cuti diluar tanggungan Negara; dan

l. Mengikuti tugas belajar dengan biaya sendiri atau sumber-sumber

pembiayaan lainnya yang sejenis diluar yang ditetapkan.

Pasal 18

(1) PNS Tugas Belajar yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 17 dikenakan sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa

pembatalan status tugas belajar dengan ketentuan pegawai yang

bersangkutan diharuskan mengembalikan sejumlah biaya yang

dikeluarkan selama Tugas Belajar ditambah denda sebesar 100 % dari jumlah tersebut.

(3) Disamping sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Pegawai yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan perundang-undangan.

(4) Dalam hal PNS Tugas Belajar tidak melapor kepada PPK, PNS Tugas

Belajar yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 19

Tata cara pengembalian dan tuntutan ganti rugi terdiri atas :

(1) Pengembalian biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) melalui kas daerah.

(2) Pengembalian biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan cara angsuran sebesar 25% dari gaji yang diterima setiap bulan sampai dengan lunas.

(12)

I1

BAB IV

PEMBERIAN IZIN BELAJAR Pasal 20

(1) PNS yang akan mengikuti Izin Belajar mendapatkan hak-hak

kepegawaiannya sama seperti PNS lainnya dan pembinaan

kepegawaiannya tetap berada pada unit kerja tempat PNS tersebut ditempatkan.

(2) PNS yang melaksanakan Izin Belajar wajib menyelesaikan studi tepat waktu sesuai yang ditetapkan dalam surat izin belajar.

(3) PNS yang telah menyelesaikan studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melaporkan secara tertulis kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

(4) Pelaporan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan melampirkan salinan ijasah yang dilegalisir, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan laporan akhir/skripsi/tesis/desertasi masing-masing 1 (satu) eksemplar paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal penyelesaian

pendidikan dan/ atau telah dinyatakan lulus oleh I lembaga

pendidikan/perguruan tinggi/ universitas/sekolah tinggi/akademi.

(5) Izin Belajar dapat diberikan kepada PNS melalui MoU tripartit antara

pemerintah daerah, Perguruan tinggi swasta terakreditasi! dengan

Perguruan Tinggi Negeri.

Pejabat yang berwenang memberikan Izin Belajar diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pendidikan Diploma I sampai dengan IV dan strata (SI), yaitu Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan

b. Magister (S2) dan Pendidikan Doktor (S3), yaitu Sekretaris Daerah.

Izin Belajar untuk mengikuti pendidikan diberikan kepada PNS, dengan ketentuan:

a. berstatus PNS bukan CPNS dan sudah bekeija paling kurang 2 (dua)

tâhun sejak pengangkatannya sebagai PNS;

b. pangkat/Golongan Ruang minimal II/ b untuk golongan II dan III/a

Pasal 21

Pasal 22

(13)

c. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat atau sedang menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS;

d. Kegiatan pendidikan diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dalam Negeri

dengan status terakreditasi;

e. Pendidikan diikuti diluar jam keija dan tidak mengganggu

pekerjaan/tugas sehari-hari;

!

f. Biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh pegawai yang

bersangkutan;

g. Bidang pendidikan diikuti harus mendukung pelaksanaan tugas jabatan;

dan

h. Pemberian izin belajar dilakukan oleh pejabat berwenang sebelum

pelaksanaan perkuliahan.

Pasal 23

Kelengkapan berkas administrasi yang harus disampaikan dalam rangka verifikasi adalah:

a. SK pangkat akhir;

b. SKP tahun terakhir dengan nilai setiap unsur sekurang-kurangnya baik;

• , .

c. Surat keterangan dari Lembaga Pendidikan dengan mencantumkan

jurusan yang bersangkutan;

d. Melampirkan jadwal mata kuliah yang ditandatangani oleh pimpinan

lembaga pendidikan; dan

e. Surat keterangan uraian tugas sesuai tugas pokok pada unit kerja;

! !' *i î ; I

: ■ ; ; i Pasal 24

Pengusulan dan kelengkapan berkas administrasi Izin Belajar melalui Badan

Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan

melampirkanUsul/rekomendasi dari kepala perangkat daerah yang

bersangkutan beserta surat keterangan kuliah dari kampus dan persyaratan lainnya yang ditetapkan.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, keputusan penetapan pemberian Tugas Belajar/Izin Belajar yang telah diterbitkan sebelum

(14)

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2017 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Buol (Berita Daerah Kabupaten Buol Tahun 2017 Nomor 58), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 27

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Buol.

Ditetapkan di Buol

pada tanggal 2 November

Diundangkan di Buol

pada tanggal 2 November 2020

ERAH KABUPATEN BUOL,

U O .

BERlf/TDAERAH KABUPATEN BUOL TAHUN 2020 NOMOR 31

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dihadapi kelompok mitra antara lain Anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Kimia (MGMP) masih mengalami kesulitan dalam: a)

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan PKL, dengan menyusun pola penataan PKL yang solutif dan akseptabel, yang disatu sisi

Untuk itulah penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi website perusahaan dibandingkan dengan pesaing sejenis sebagai bahan pertimbangan dalam

Pelaksanaan pemilu yang dilakukan KPUD Tanjungpinang memakan waktu kurang lebih satu tahun dari dimulainya awal persiapan sampai dengan pemilu itu

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah kabupaten Buol Tahun 2016

Wajib Pajak adalah orang pribadi a ta u badan, meliputi pem bayar pajak, pem otong pajak, d an pem ungut pajak, yang m em punyai h ak dan kewajiban perpajakan

(1) Seksi Rehabilitasi Penyandang Sosial Anak dan Lanjut Usia di Dalam Panti dan/atau Lembaga mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan

bahwa berdasarkan ketentuan pasal 33 Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yang bertujuan