• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMILIHAN WALIKOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMILIHAN WALIKOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PEMILIHAN WALIKOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

DIAN ASMARA SIREGAR NIM : 090565201-008

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

(2)

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN ………... 1 A. Latar Belakang ………... 1 B. Perumusan Masalah ………... 2 C. Tujuan Penelitian ………... 3 D. Konsep Operasional ………... 3 E. Metode Penelitian ………... 4 1. Jenis Penelitian ………... 4 2. Lokasi Penelitian ………... 4 3. Informan ………... 4

4. Teknik Pengumpulan Data ………... 4

5. Teknik Analisa Data ………... 5

II. LANDASAN TEORI ATAU TINJAUAN PUSTAKA ………... 6

A. Kerangka Teori ………... 6

1. Kebijakan Publik ………... 6

2. Implementasi ………... 7

III. HASIL PENELITIAN ………... 9

A. Implementasi ………... 9

1. Sosialisasi ………... 9

2. Kegiatan dan metode yang digunakan ………... 10

3. Koordinasi ………... 11

B. Sumber daya ………... 12

1. Sumber Daya Aparatur ………... 12

2. Sumber daya sarana dan prasarana ………... 13

C. Kecenderungan ………... 14

D. Struktur Birokrasi ………... 14

(3)

A. Kesimpulan ………... 16

B. Saran ………... 17

DAFTAR PUSTAKA ………... 18

(4)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak zaman reformasi telah bertekad untuk mewujudkan sistem politik yang demokratis, dengan cara diadakannya pemilihan langsung yang melibatkan warganegaranya untuk ikut serta dalam proses pemberian suara (voting). Pemilihan Presiden, Pemilihan Anggota DPR dan DPRD, Pemilihan Anggota DPD hingga Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) juga dilaksanakan dengan cara yang demokratis. Negara Indonesia mengenal sistem ini dengan nama Pemilihan Umum (pemilu). Pemilu yang dilaksanakan di Indonesia dilakukan dengan rentan waktu 5 Tahun sekali dan diselenggarakan oleh suatu lembaga yang independen yang dikenal dengan nama Komisi Pemuilihan Umum (KPU) sebagai mana tercantum dalam pasal 15 (ayat 1) Undang Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum yang menjelaskan bahwa : “Pemilu diselenggarakan oleh KPU yang bersifat Nasional, Tetap dan Mandiri.”

Pelaksanaan pemilu sesungguhnya merupakan tradisi politik dan manifestasi dianutnya paham demokrasi dalam sistem pemerintahan Negara kita. Sebuah kehidupan bangsa yang demokratis selalu dilandasi prinsip bahwa Rakyatlah yang berdaulat sehingga berhak terlibat dalam aktifitas politik, walau disadari betul bahwa partisipasi rakyat secara penuh dalam seluruh proses politik mustahil dilakukan pada masa sekarang ini akibat dari lambatnya proses perbaikan dalam kehidupan bernegara

(5)

2

dan bermasyarakat sehingga menimbulkan kejenuhan dalam masyarakat. Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) yang dilaksanakan secara langsung Umum, Bebas dan Rahasia dimana sejak Indonesia dari zaman reformasi dan berubah sistem pemerintahannya menjadi menganut sistem demokrasi maka muncullah yang namanya Otonomi Daerah yang diatur oleh UU NO.32 Tahun 2004 dimana setiap daerah diberikan hak dan wewenang untuk mengatur dan mengelola daerahnya sendiri mulai dari Sumber Daya Alam, APBD, Keuangan, serta Pelaksanaan Pilkadanya.

Sikap ketidak profesionalisme seorang pimpinan yang berada di kantor KPUD Kota Tanjungpinang, sehingga pada waktu pelaksanaan persiapan dalam menjelang pemilukada tersebut sering tidak tepat sasaran atau kurang efektif, yang mengakibatkan terkendalanya sosialisasi pemilihan walikota Tanjungpinang berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul ”Implementasi pemilihan walikota Tanjungpinang Tahun 2012.”

B. Rumusan masalah

Tanjungpinang adalah merupakan Ibukota provinsi Kepulauan Riau, maka dari itu Tanjungpinang harus bisa menjadi barometer pemilukada bagi daerah-daerah yang berada di provinsi Kepulauan Riau tersebut, inilah yang menjadi tugas berat lembaga KPUD dalam mempersiapkan pelaksanaan Pemilukada khususnya di Kota Tanjungpinang. Berdasarkan permasalahan yang ada serta gejala-gejala yang telah

(6)

3

diuraikan tersebut, maka perumusan masalah yang dapat ditarik adalah : “Bagaimana implementasi pemilihan walikota Tanjungpinang yang dilaksanakan oleh KPUD Kota Tanjungpinang Tahun 2012 ?”

C. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui bagaimana implementasi pemilihan walikota Tanjungpinang yang dilaksanakan oleh KPUD Kota Tanjungpinang.

D. Konsep Operasional

Sebagaimana yang dilakukan unttuk memberikan suatu persamaan pengertian dan sasaran yang dijadikan pembahasan, maka dibuatlah konsep operasianal untuk mencapi realitas dalam hasil penelitian secara empiris, maka perlu untuk dioperasionalisasikan agar benar-benar menyentuh fenomena-fenomena yang diteliti. 1. Komunikasi

Komunikasi dan koordinasi adalah langkah-langkah yang diambil oleh KPUD Kota Tanjungpinang dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas dilapangan. 2. Penyediaan sumber daya

Penyediaan sumber daya adalah langkah-langkah yang diambil oleh KPUD Kota Tanjungpinang dalam mengoptimalkan implementasi pemilihan walikota Tanjungpinang oleh KPUD Kota Tanjungpinang.

3. Kecenderungan-kecenderungan

Kecenderungan-kecenderungan adalah sikap dan tindakan yang diambil oleh KPUD Kota Tanjungpinang beserta pegawainya untuk selalu mengutamakan tujuan

(7)

4

sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan pemilihan walikota Tanjungpinang.

4. Struktur birokrasi

Struktur organisasi adalah suatu tindakan dalam mengimplementasikan pemilukada Kota Tanjungpinang melalui aspek struktur birokrasi.

E. Metode penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penulis berupaya mencari fakta-fakta sesuai dengan ruang lingkup judul penelitian, kemudian menggambarkan suatu fenomena yang diteliti secara apa adanya dilapangan.

2. Subjek penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah lembaga Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Tanjungpinang.

3. Informan

Adapun yang menjadi kategori dalam menentukan informan adalah orang yang mengetahui tentang pelaksanaan pemilukada Kota Tanjungpinang.

4. Teknik pengumpulan data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik, sebagai berikut:

a. Observasi b. Wawancara

(8)

5

c. Dokumen

5. Teknik analisa data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan secara deskriptif kualitatif, dimana penulis mengulas atau menggambarkan sesuai dengan kenyataan dan fenomena yang terjadi pada saat mulai dari persiapan samapai pemilu walikota Tanjungpinang dilaksanakan dengan sebenarnya.

(9)

6

II. LANDASAN TEORI ATAU TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka teoritis 1. Kebijakan publik

Kebijakan publik menurut James Anderson yang dikutip Budi Winarno (2012:64) adalah merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan dan dalam bentuknya yang positif, kebijakan publik didasarkan pada undang-undang dan bersifat otoritatif. Termasuk dalam kegiatan ini adalah menetapkan undang-undang.

Seperti yang diungkapkan oleh Amir Santoso dalam Budi Winarno (2012:72), meskipun kajian ini telah ditetapkan sebagai salah satu dari beberapa bidang ilmu politik, sebagian besar ilmuan politik di Indonesia lebih memberikan perhatian kepada bidang ilmu politik yang lain, seperti lembaga-lembaga politik (DPR, Partai Politik, Militer dan Pemilu).

Dalam hal ini Robert Salisbury dalam Budi winarno (2012:124) yaitu peraturan-peraturan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan kebijakan berikutnya.

“Kebijakan publik adalah tindakan (politik) apapun yang diambil pemerintah (pada semua level) dalam menyikapi suatu permasalahan yang terjadi dalam konteks atau lingkungan sitem politiknya. Dipahami seperti ini, maka perilaku kebijakan (policy behavior) akan mencakup pula kegagalan bertindak yang tidak disengaja, dan

(10)

7

keputusan yang disengaja untuk tidak berbuat sesuatu apapun. Semisal tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan (baik secara sadar atau tidak), untuk menciptakan rintangan-rintangan (constraints) tertentu agar publik atau masyarakat tidak dapat menyikapi secara kritis terhadap kebijakan pemerintah (Bachrach dan Baratz, 1962; Heclo, 1972).”

2. Implementasi

Menurut Edwards III yang dikutip Budi Winarno (2009:145) menunjuk empat variabel yang berperan penting dalam pencapaian keberhasilan implementasi. Empat variabel tersebut adalah komunikasi, sumber-sumber, kecendrungan-kecendrungan, dan struktur birokasi ;

a. Komunikasi

Menunjuk bahwa dalam pelaksanaan setiap kegiatan jika terjadi komunikasi yang efektif antara pelaksanaan program (implementator) dengan para kelompok sasaran (target group).

b. Sumber daya

Sumber daya menunjuk setiap kegiatan harus didukung oleh sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. Sumber daya manusia adalah “Kecukupan baik kualitas maupun kuantitas implementator yang dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran.”

(11)

8

c. Kecenderungan- kecenderungan

Kecenderungan adalah kecenderungan dari pada pelaksana kebijakan merupakan fakror ketiga yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif.

d. Struktur Birokrasi

Menunjuk pada struktur birokrasi menjadi penting dalam implementasi kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini menyangkut dua hal penting, pertama adalah mekanisme dan struktur organisasi itu sendiri, mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui Standart Operating Procedur (SOP) yang dicantumkan dalam Guideline program/kebijakan.

(12)

9

III. HASIL PENELITIAN

A. Implementasi pelaksanaan pemilihan walikota Tanjungpinang Tahun 2012 Sebagaimana yang telah dijelaskan pada tujuan penelitian, maka pada bab ini akan dianalisa data yang telah diperolah dan agar selaras dengan tinjauan penelitian maka pembahasan tentang “Implementasi pelaksanaan pemilihan walikota Tanjungpinang Tahun 2012” .

B. Mengetahui pelaksanaan pemilihan walikota Tanjungpinang Tahun 2012. 1. Implementasi

Pelaksanaan pemilu Kota Tanjungpinang memiliki Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab untuk melaksanakan sosialisasi, dalam hal ini KPUD Kota Tanjungpinang telah melaksanakan sosialisasi dalam berbagai bentuk dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar mengetahui tata cara dalam pemilihan umum, agar masyarakat dapat berperan aktif dan menggunakan hak pilih dengan baik dan benar.

a. Sosialisasi

a.1 Tujuan dilakukannya sosialisasi adalah untuk : a.2 Target yang ingin dicapai dalam sosialisasi

Target demi tercapainya maksud dan tujuan sosialisasi tersebut, KPUD Kota Tanjungpinang telah melaksanakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan serat kebutuhan masyarakat Kota Tanjungpinang yang dapat mencapai sasaran dan target sosialisasi. (Sumber : Laporan penyelenggaraan pemilukada walikota

(13)

10

Tanjungpinang Tahun 2012 / Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Tanjungpinang).

b. Kegiatan dan metode yang digunakan b.1 Tatap Muka

Bentuk sosialisasi yang dilaksanakan adalah dalam bentuk tatap muka, agar tercapainya informasi tersebut KPUD Kota Tanjungpinang melaksanakannya diberbagai tempat serta mengikutsertakan berbagai lapisan masyarakat.

b.2 Bentuk sosialisasi dengan media cetak

Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Tanjungpinang juga melaksanakan sosialisasi berupa himbauan pemilu dengan media cetak diantaranya pemasangan iklan himbauan terdaftar sebagai pemilih, Sosialisasi pemilukada, Sosialisasi mensukseskan pemilukada di Harian Haluan Kepri, Tribun Batam, Majalah Derap, dan tanjungpinang Pos.

b.3 Pemasangan Reklame, Baliho, Pamflet, Spanduk b.4 Sosialisasi dengan media cetak elektronik

Media elektronik juga merupakan metode sosialisasi yang digunakan KPUD Kota Tanjungpinang. Adapun bentuk sosialisasi dalam bentuk media elektronik yang dilaksanakan KPUD Kota Tanjungpinang.

Berdasarkan petikan hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden petugas KPUD Kota Tanjungpinang pada hari senin tanggal 10 juni 2013 bahwa, sosialisasi pemilu walikota Tanjungpinang Tahun 2012 sebagaimana terungkap dari hasil wawancara yang dikatakan oleh responden berinisial ZR yaitu :

(14)

11

“Sosialisasi yang dilaksanakan oleh KPU kota Tanjungpinang sudah sangat maksimal dengan bersosialisasi kepada seluruh masyarakat, partai politik, organisasi-organisasi, LSM, perangkat pemerintah, RT dan RW. Kemudian sosialisasi juga dilakukan terhadap masyarakat pesisir, penambang pompon, persatuan ojek, persatuan becak, persatuan buruh, pedagang kaki lima, ibu-ibu PKK, mahasiswa, sekolah-sekolah”.

Hasil wawancara terhadap responden ZR bahwa sosialisasi yang dilakukan KPU pada waktu pelaksanaan pemilihan walikota Tanjungpinang tahun 2012 sudah secara maksimal.

Menurut Edward III keberhasilan implementasi sosialisasi haruslah menyeluruh agar masyarakat mendapatkan pemahaman secara merata.

c. Koordinasi

Selanjutnya koordinsi juga tidak kalah penting dalam pelaksanaan pemilu, karena koordinasi merupakan tali rantai dalam sistem persiapan sampai dengan pelaksanaan pemilu.

Berdasarkan petikan hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden yang bertugas di kantor KPUD Kota Tanjungpinang staf bagian hukum pada hari Rabu tanggal 12 juni 2013 sebagaimana terungkap dari hasil wawancara yang dikatakan responden yang berinisial WL yaitu :

“Kordinasi yang dilakukan oleh KPU kota Tanjungpinang dalam pelaksanaan pemilihan walikota Tanjungpinang tahun 2012 melibatkan beberapa unsur forum kordinasi pimpinan daerah (FKPD) dan pihak pemerintah daerah. Hal ini dilakukan guna menciptakan hasil pemilu yang maksimal dan dinginkan, selain FKPD kordinasi juga melibatkan beberapa tokoh masyarakat, organisasi, LSM agar didalam pelaksanaannya tidak menemui hambatan-hambatan yang dapat mengganggu berjalannya pemilu”.

(15)

12

Menurut E.F.L. Brech dalam bukunya, The Principle and Praktice of Management yaitu :

Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri. (Wahyu410.wodpress.com)

2. Sumber daya

2.1 Sumber Daya Aparatur

Sumber Daya Manusia dalam arti Mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau jadi anggota suatu organisasi yang disebut Personil, Pegawai, Karyawan, Tanaga Kerja dan lain-lain.

Penulis menganalisa bahwa sumber daya aparatur adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga/manajemen.

Berdasarkan petikan hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden yang bertugas di kantor KPUD Kota Tanjungpinang pada hari kamis tanggal 13 juni 2013 sebagaimana terungkap dari hasil wawancara yang dikatakan responden yang berinisial SN yaitu :

“Sumber daya aparatur yang berada di kantor KPUD Kota Tanjungpinang masih sangat kurang mengingat pelaksanaan pemilu adalah hal yang sangat besar rumit dan panjang, sehingga kadang sering menjadi penghambat dalam melaksanakan persiapan sampai dengan pemilu itu diselenggarakan”.

Pengertian sumber daya aparatur menurut Badudu dan Sutan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah terdiri dari kata sumber yaitu, tempat asal dari mana

(16)

13

sesuatu datang, daya yaitu usaha untuk meningkatkan kemampuan, sedangkan aparatur yaitu pegawai yang bekerja di lembaga atau manajemen pemerintahan. Oleh karena itu sumber daya aparatur adalah kemampuan yang dimilki oleh pegawai atau karyawan untuk melakukan sesuatu pekerjaan. (Badudu dan Sutan, 1996 / id.shvoong.com).

2.2 Sumber daya sarana dan prasarana

Moenir (1992:119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan atau perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. (id.shvoong.com)

Berdasarkan petikan hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden yang bertugas di kantor KPUD Kota Tanjungpinang pada hari jumat tanggal 14 juni 2013 sebagaimana terungkap dari hasil wawancara yang dikatakan responden yang berinisial ZR yaitu :

“Selain sumber daya aparatur, sarana dan prasarana juga sangat minim di kantor KPU kota Tanjungpinang, selain sarana kendaraan yang sangat kurang kemudian alat-alat administrasi seperti computer, mesin printer juga masih belum memadai di kantor KPUD Kota Tanjungpiang”.

Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap responnden ZR maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa kurangnya sumber daya sarana dan prasarana pada Kantor KPUD Kota Tanjunginang adalah salah satu penyebab ketidak efektifannya kinerja KPUD dalam pelaksanaan pemilihan walikota

(17)

14

Tanjungpinang Tahun 2012. Sehingga dalam hal ini hasil dari pelaksanaan pemilu itu sendiri menjadi tidak maksimal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan; alat. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Antara sarana dan prasarana tidak terlalu jauh berbeda, karena keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk membedakannya, sarana lebih ditujukan kepada benda-benda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak. (id.shvoong.com)

3. Kecenderungan

Kecenderungan menurut Edward III adalah kecenderungan dari pada pelaksana kebijakan merupakan faktor ketiga yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif. JIka para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu, dan hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat keputusan awal.

4. Struktur Birokrasi

Struktur Birokrasi menurut Edward III yaitu “Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan keseluruhan menjadi pelaksana kebujakan. Birokrasi baik secara sadar maupun tidak sadar memilih bentuk-bentuk organisasi

(18)

15

untuk kesepakatan kolektif, dalam rangka memecahkan masalah-masalah sosial dalam kehidupan modern.

Berdasarkan petikan hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden yang bertugas di kantor KPUD Kota Tanjungpinang pada hari jumat tanggal 14 juni 2013 sebagaimana terungkap dari hasil wawancara yang dikatakan responden yang berinisial ZR yaitu :

“Dalam pembentukan panitia dalam pemilu sama sekali tidak berpengaruh dan mengganggu SOP Komisi Pemilihan Umum, karena keanggotaan panitia pemilu dibentuk dari petugas yang bekerja di Kecamatan, Kelurahan dan unsur masyarakat (RT/RW). Namun pada pelaksanaan tugasnya panitia pemilu menerima perintah dari KPUD Kota Tanjungpinang.”

Penyelenggaraan pemilu walikota Tanjungpinang Tahun 2012 yang dilaksanakan KPUD Kota Tanjungpinang membentuk panitia Kecamatan (PPK) yaitu panitia untuk menyelenggarakan pemilu ditingkat Kecamatan atau sebutan lainnya yaitu bersifat sementara. Kemudian juga membentuk panitia pemungutan suara (PPS) untuk menyelenggarakan pemilu ditingkat Kelurahan atau sebutan yang bersifat sementara.

(19)

16

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan pemilu yang dilakukan KPUD Tanjungpinang memakan waktu kurang lebih satu tahun dari dimulainya awal persiapan sampai dengan pemilu itu dilaksanakan. Dengan rentan waktu yang tersedia maka KPUD Tanjungpinang berusaha semaksimal mungkin untuk terselenggaranya pemilu yang benar-benar sesuai dengan yang diinginkan masyarakat Kota Tanjungpinang, sehingga nantinya dapat menciptakan hasil kerja yang baik dan menghasilkan pemilu dengan akhir yang baik pula.

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan terdapat hambatan-hambatan yang mengakibatkan kurang maksimalnya hasil yang diperoleh oleh KPUD Tanjungpinang. Adapun yang menjadi kekurangan serta hambatan dalam implementasi pemilihan walikota Tanjungpinang tahun 2012 adalah :

1. Kurangnya infra struktur yang tersedia di Kantor KPUD Kota Tanjungpinang. 2. Kurangnya barang inventaris di Kantor KPUD Kota Tanjungpinang.

3. Terbatasnya Sumber Daya Aparatur dan tenaga kerja dalam pelaksanaan pemilihan walikota Tanjungpinang Tahun 2012.

4. Kurang maksimalnya sosialisasi yang dilaksanakan terhadap daerah-daerah pedesaan dan daerah pesisir.

5. Kurang meratanya sosialisasi yang dilakukan KPUD Kota Tanjungpinang pada implementasi pemilihan walikota Tanjungpinang Tahun 2012.

(20)

17

B. Saran

Menindak lanjuti beberapa permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang telah dijelaskan oleh penulis di atas, maka disini penulis perlu dan ingin memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada KPUD Kota Tanjungpinang agar lebih menyiapkan dan memperbanyak sumber daya aparatur dan tenaga kerja yang bekerja di kantor KPUD Kota Tanjungpinang.

2. Kepada KPUD Kota Tanjungpinang agar dapat melakukan sosialisasi yang merata dan menyeluruh dalam implementasi pemilu selanjutnya.

3. Kepada KPU pusat KPUD daerah maupun pemerintah daerah agar lebih memperhatikan infra struktur dan barang-barang inventaris di kantor KPUD Kota Tanjungpinang.

4. Kepada ketua KPUD Kota Tanjungpinang agar dapat melengkapi apa saja yang menjadi kebutuhan KPUD dalam pelaksanaan pemilu.

5. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih memperdalam penelitian yang telah penulis lakukan sebelumnya.

(21)

18

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU

Aberle. 2008. Pengantar sosiologi politik. Citra Niaga buku perguruan tinggi. Jakarta. Rajawali pers

Anderson James. 2012. Kebujakan Publik. Teori, Proses, dan Study Kasus, Yokjakarta: C A P S

Dunn William. 2012. Kebujakan Publik. Teori, Proses, dan Study Kasus, Yokjakarta: C A P S

Hyman Herbert. 2008. Pengantar sosiologi politik. Citra Niaga buku perguruan tinggi. Jakarta. Rajawali pers

Katz Elihu. 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Citra Niaga buku perguruan tinggi. Jakarta. Rajawali pers. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Kimber, 1974; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta : PT Gramedia

Mayer dan Green Wood. 2002. Metode penelitian kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Rush Michael dan Phillip Althoff. 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Citra Niaga buku perguruan tinggi. Jakarta. Rajawali pers

Sugiyono, 2006. Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Alfabeta : Bandung

Santoso Amir. 2012. Kebujakan Publik. Teori, Proses, dan Study Kasus, Yokjakarta: C A P S

Salisbury Robert. 2012. Kebujakan Publik. Teori, Proses, dan Study Kasus, Yokjakarta: C A P S

(22)

19

Winarno Budi. 2012. Kebujakan Publik. Teori, Proses, dan Study Kasus, Yokjakarta: C A P S

INTERNET, KAMUS, JURNAL

Al.bintany.112.blogspot.com/2013/6/27/10.15

Brech E.F.L, The Principle and Praktice of Management, wahyu410.wodpress.com/2013/6/28/11.20

Terry G.R, 2004. Principle of Management,

wahyu410.wodpress.com/2013/6/28/11.20

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), id.shvoong.com/2013/6/29/23.10 Moenir (1992:119), id.shvoong.com/2013/6/29/23.10

Badudu, Sutan, 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia, id.shvoong.com/2013/6/29/23.10

C. DOKUMEN

Laporan penyelenggaraan pemilukada walikota Tanjungpinang Tahun 2012 / Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Tanjungpinang).

Data DPS Pemilihan Walikota Tanjungpinang Tahun 2012, KPUD Kota Tanjungpinang.

Data DPT Pemilihan Walikota Tanjungpinang Tahun 2012, KPUD Kota Tanjungpinang.

Keputusan KPUD Kota Tanjungpinang Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Tahapan, Program, dan Jadwal penyelenggaraan pemilu walikota Tanjungpinang Tahun 2012.

Keputusan KPUD Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman teknis pemantau dan tata cara pemantauan pemilu.

(23)

20

Keputusan KPUD Tanjungpinang Nomor 5 Tahun 2012 Tentang pedoman teknis tata kerja KPUD, PPK, PPS, dan KPPS.

Keputusan KPUD Tanjungpinang Nomor 9 Tahun 2012 Tentang pedoman teknis tata cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.

Undang-undang Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tentang Pedoman pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Undang-undang Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.

Peraturan KPU Nomor 65 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Oleh Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi, serta Penetapan Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan duct pada turbin akan lebih efektif atau menghasilkan koefisien torsi dan daya yang lebih baik bila nilai tip speed ratio lebih dari

Sosiologi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga bagi PenulisB. Teman seperjuangan Sosiologi Angkatan 2013 yang tidak bisa

Perubahan merupakan suatu yang konstan dan tidak dapat dihindari.. Setiap manusia tidak akan terlepas dari perubahan seiring

Strategi produk yang dilakukan oleh pelaku usaha kerajinan aluminium di Desa Tanjung Atap Barat adalah dengan melakukan pengembangan produknya dengan membuat beraneka

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini. Pengaruh masalah yang signifikasi penggunaan

Semua data-data dalam tahapan manajemen aset di atas diintegrasikan dalam Sistem Informasi Geografis, sehingga informasi-informasi yang ada dapat disimpan secara sistematis dan

Menyusun dan memelihara parameter kontrol resiko untuk seluruh tipe resiko di seluruh Bank Permata, termasuk kebijakan, kontrol standard, limit eksposur resiko

Dan apabila istri mengajukan gugatan perceraian kepada pengadilan dengan alasan tidak diberikan nafkah dan istri menuntut nafkah seperti aturan dalam Pasal 41