• Tidak ada hasil yang ditemukan

Excellent Good Average Poor GOVERNANCE GOALS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Excellent Good Average Poor GOVERNANCE GOALS"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA

( IKU )

( IKU )

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

TAHUN 2012

TAHUN 2012

GOVERNANCE

GOALS

Excellent

Good

Average

Poor

(2)

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PM.55/HK.001/M.PEK/2012

TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA,

c. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu

menetapkan

Peraturan

Menteri

Pariwisata

dan

Ekonomi Kreatif tentang Indikator Kinerja Utama di

Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan

Negara

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 dan

Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur

Negara

Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007

tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, telah

ditetapkan

Peraturan

Menteri

Kebudayaan

dan

Pariwisata Nomor PM.105/HK.001/MKP/2011 tentang

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata;

b. bah wa

dalam

upaya

lebih

memperjelas

dan

menyelaraskan

antara

Indikator

Kinerja

Utama

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN)

dan

Rencana

Strategis

Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2014,

serta kontrak kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II,

perlu adanya penyempurnaan Indikator Kinerja Utama

di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif;

(3)

2

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan

Pembangunan

Nasional

(Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4966);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang

Perfilman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5060);

5. P eraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4614);

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang

Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II periode

2009-2014;

7. P eraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

8. P eraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Tahun 2010-2014;

9. P eraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara

serta Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I

Kementerian

Negara

sebagaimana

telah

diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 92 Tahun 2011;

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang

Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

(4)

3

12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010

tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014;

13. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Nomor PM.07/HK.001/MPEK/2012 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif;

14. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Nomor PM.35/UM.001/MPEK/2012 tentang Rencana

Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Tahun 2012-2014;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI

KREATIF TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

LINGKUNGAN

KEMENTERIAN

PARIWISATA

DAN

EKONOMI KREATIF.

Pasal 1

Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan

acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di

lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyusun

perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan

kinerja, dan evaluasi kinerja.

Pasal 3

Dalam rangka lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan Peraturan

Menteri ini, Inspektorat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif diberikan tugas untuk:

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara

Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007

tentang

Pedoman Umum Penetapan Indikator Kenerja Utama

Di Lingkungan Instansi Pemerintah;

(5)

a. melakukan telaah (review) atas capaian kinerja setiap unit kerja dalam

rangka meyakinkan kehandalan informasi yang disajikan dalam

laporan akuntabilitas kinerja; dan

b. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini dan

melaporkan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pasal 4

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.105/HK.001/MKP/2011 tentang

Penetapan Indikator

Kinerja

Utama di

Lingkungan

Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 16 Juli 2012

MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

REPUBLIK INDONESIA,

MARI ELKA PANGESTU

Diundangkan di Jakarta

pada tangal 10 September 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

ttd

(6)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU )

(7)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF NOMOR PM.55/HK.001/MPEK/2012

1 Nama Unit Organisasi : 2 Tugas : Fungsi : 3

REPUBLIK INDONESIA

TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

Menyelenggarakan urusan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara

Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif;

Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;

Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

a. b. c. d. e. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 1 Neraca Satelit Pariwisata

Nasional (Nesparnas) yang diolah dari tabel I/O, Produk Domestik Bruto (PDB), serta kompilasi data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Data ini dipublikasikan oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif satu tahun sekali yang merupakan hasil kerjasama dengan pihak Badan Pusat Statistik.

Indikator yang digunakan untuk mengukur meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional adalah rasio persentase antara total dampak Produk Domestik Bruto (PDB) nominal tahunan yang terbentuk sebagai akibat aktivitas kepariwisataan dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal tahunan nasional. Produk Domestik Bruto (PDB) nasional merupakan nilai nominal barang dan jasa yang diproduksi oleh Indonesia selama satu tahun.

2 Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja nasional

Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor

pariwisata

1 Hasil penghitungan Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Imigrasi, Pusat Data dan Informasi dan Direktorat PPIP Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

Pariwisata merupakan sektor yang memberikan dampak yang luas bagi sektor-sektor lainnya, termasuk terhadap penyerapan tenaga kerja baik itu tenaga kerja langsung (direct), tenaga kerja tidak langsung (indirect), maupun tenaga kerja ikutan (induce) di sektor pariwisata. Tenaga kerja langsung mencakup tenaga kerja

(8)

-NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

yang bekerja pada 14 (empat belas) sektor kepariwisataan, tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja diluar 14 (empat belas) sektor kepariwisataan yang terkait dengan sektor pariwisata, misalnya tenaga kerja pada sektor transportasi, sedangkan tenaga kerja ikutan merupakan tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor ikutan akibat pengaruh langsung maupun tidak langsung aktivitas sektor pariwisata.

Kontribusi sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional

2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap

penyerapan tenaga kerja nasional merupakan rasio persentase antara dampak pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja, dibanding-kan dengan jumlah pekerja nasional.

Jumlah pekerja nasional adalah jumlah angkatan kerja yang bekerja. Indikator ini merupakan cerminan dukungan Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif dalam penciptaan lapangan kerja (penurunan tingkat pengangguran) dan pengurangan kemiskinan nasional, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui sektorkepariwisataan, dimana semakin tinggi nilai kontribusi, maka semakin tinggi pula peran sektor kepariwisataan dalam penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan nasional, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Produktivitas tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor

pariwisata

3 Kualitas dampak sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja dapat diukur salah satunya berdasarkan produktivitas tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan tenaga kerja ikutan sektor pariwisata. Produktivitas yang dimaksudkan merupakan rasio antara dampak upah yang terbentuk melalui mekanisme efek pengganda di seluruh sektor ekonomi yang terkait pariwisata sebagai akibat aktivitas kepariwisataan dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan tenaga kerja ikutan sektor pariwisata.

Data Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas)

Data Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas)

(9)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

3 Kontribusi investasi bidang pariwisata terhadap total investasi nasional

Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) yang diolah dari tabel I/O, Produk Domestik Bruto (PDB), serta kompilasi data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal. Data ini dipublikasikan oleh

Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif 1 (satu) tahun sekali yang merupakan hasil kerjasama dengan pihak Badan Pusat Statistik.

Pengembangan sektor pariwisata memerlukan investasi yang memadai. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur meningkatnya investasi di sektor pariwisata adalah kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional.

Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif memiliki peran sentral untuk mendorong

investasi di sektor pariwisata dengan melakukan: identifikasi dan perancangan profil investasi destinasi pariwisata, koordinasi dengan instansi pemerintah terkait baik di tingkat pusat maupun daerah, serta melakukan promosi investasi pariwisata Indonesia. Semakin besar kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional, maka diharapkan tercipta destinasi-destinasi pariwisata yang memiliki fasilitas yang baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas perekonomian di destinasi tersebut.

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Meningkatnya devisa dan pengeluaran wisatawan di Indonesia Jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara

4 Data Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas)

Jumlah penerimaan devisa dipengaruhi oleh jumlah serta pengeluaran wisatawan

mancanegara di Indonesia. Dalam mengembangkan kepariwisataan nasional, peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia diupayakan sejalan dengan peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia, sehingga penerimaan devisa negara dari kegiatan kepariwisataan pun meningkat. 1

Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara

2 Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara dipengaruhi oleh jumlah serta pengeluaran wisatawan nusantara di Indonesia.

Semakin besar belanja wisatawan nusantara terkait dengan pariwisata, maka aktivitas ekonomi semakin meningkat dan semakin meningkat pula kesejahteraan masyarakat. Data Neraca Satelit

Pariwisata Nasional (Nesparnas)

(10)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Jumlah pengeluaran per wisatawan mancanegara per kunjungan

Hasil Passenger Exit Survey yang dilakukan 2 (dua) tahun sekali oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif dengan sampling di pintu keluar.

3 Jumlah pengeluaran per wisatawan

mancanegara per kunjungan merupakan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia pada setiap kunjungan ke Indonesia. Yang dimaksudkan sebagai kunjungan adalah seluruh kegiatan perjalananwisatawan sejak tiba di Indonesia hingga kembali ke negara asal wisatawan tersebut, sehingga walaupun

wisatawan melakukan perjalanan ke seluruh wilayah di Indonesia selama selang waktu kedatangan dan keberangkatan, wisatawan tersebut akan terhitung sebagai satu kunjungan. Semakin besar rata-rata jumlah pengeluaran per wisatawan mancanegara di Indonesia per kunjungan, maka semakin besar pula potensi devisa yang akan diperoleh negara.

Jumlah pengeluaran per wisatawan nusantara per kunjungan

4 Hasil Survei Rumah Tangga (modul perjalanan) yang dilakukan sejalan dengan pelaksanaan Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas). Data hasil survei ini kemudian diolah dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik yang kemudian diolah kembali oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif.

Jumlah pengeluaran per wisatawan nusantara per kunjungan merupakan rata-rata

pengeluaran wisatawan nusantara dalam setiap perjalanan wisata yang dilakukan. Semakin besar rata-rata jumlah

pengeluaran per wisnus per kunjungan, maka semakin besar pula potensi pendapatan negara dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat di lokasi destinasi pariwisata.

Meningkatnya kuantitas wisatawan mancanegara ke Indonesia dan wisatawan nusantara 5 Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia

1 Data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berasal dari pintu masuk utama dan cross border, dengan melakukan pendataan ke pintu-pintu masuk tersebut dengan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi dan dengan pihak Badan Pusat Statistik serta

-Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia sangat berpengaruh terhadap potensi devisa yang akan diperoleh oleh negara. Wisman ke Indonesia adalah setiap orang yang berasal dari wilayah luar Indonesia, yang mengunjungi Indonesia, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi, dengan lama tinggal minimal 24 (dua puluh empat) jam dan maksimal 6 (enam) bulan, dengan tujuan: (a) berlibur, rekreasi, dan olah raga; (b) bisnis,

-Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

(11)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif yang diolah dan dipublikasikan setiap bulannya. Data kunjungan dikeluarkan Satu bulan setelah bulan terhitung

mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan, konferensi, kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, dan keagamaan. Jumlah wisman dihitung melalui pengumpulan kartu Embarkasi/Disembarkasi yang dilakukan di 73 (tujuh puluh tiga) pintu masuk Indonesia berdasarkan negara tempat tinggal wisatawan tersebut.

Pengumpulan kartu E/D dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang kemudian diolah dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik dalam buku Number of ForeignVisitor Arrivals to Indonesia setiap tahunnya.

Jumlah perjalanan wisatawan nusantara

Data jumlah wisatawan nusantara diperoleh dari hasil Survei Rumah Tangga (Modul Perjalanan) yang dilakukan sejalan dengan pelaksanaan Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas). Data hasil survei ini kemudian diolah dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan selang waktu perbedaan data adalah 3 (tiga)bulan sejak bulan publikasi, yang kemudian diolah kembali oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif.

2 Jumlah wisatawan nusantara sangat berpengaruh terhadap potensi pendapatan negara dan penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat setempat di mana destinasi berada. Wisnus adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dalam wilayah geografis Indonesia secara sukarela kurang dari 6 (enam) bulan dan bukan untuk tujuan bersekolah atau bekerja (memperoleh upah/gaji), serta sifat perjalanannya bukan rutin, dengan kriteria: a. mereka yang melakukan perjalanan ke obyek wisata komersial tidak memandang apakah menginap atau tidak menginap di hotel/ penginapan komersial ataupun perjalanannya lebih/kurang dari 100 km (PP);

b. mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial tetapi menginap dihotel/ penginapan komersial, walaupun jarak

perjalanannya kurang dari 100 km (PP); dan c. mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial dan tidak menginap dihotel/penginapan komersial tetapi jarak perjalanannya lebih dari 100 km (PP).

(12)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Meningkatnya citra kepariwisataan Indonesia 1 6 Data global competitiveness report yang dipublikasikan oleh World Econoimic Forum (WEF)

Daya saing

kepariwisataan Indonesia

World Economic Forum (WEF) setiap tahunnya mengeluarkan The Travel and Tourism Competitiveness Reportyang dapat digunakan untuk mengukur daya saing kepariwisataan Indonesia dibandingkan dengan 138 (seratus tiga puluh delapan) negara-negara lain di dunia, yang dihitung melalui rata-rata kinerja kepariwisataan suatu negara berdasarkan 14 (empat belas) pilar yang digunakan sebagai dasar penilaian. Semakin tinggi nilai daya saing kepariwisataan Indonesia (skala maksimum 7 (tujuh)), maka diharapkan dapat meningkatkan citra

kepariwisataan Indonesia yang akhirnya dapat berdampak kepada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata

Jumlah lokasi Kawasan Strategis Nasional (KSPN) yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola Destinasi, Destination Management Organization (DMO)

2 Laporan Tahunan dan Rencana Kerja Direktorat Perencangan dan Investasi Pariwisata

Jumlah lokasi Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola destinasi dihitung melalui lokasi yang difasilitasi dengan skema peningkatan gerakan kesadaran kolektif stakeholders, pengembangan manajemen destinasi, pengembangan bisnis, dan penguatan organisasi pengelolaan destinasi pariwisata. Peningkatan kualitas tata kelola destinasi Destination Management Organization (DMO) dilakukan dengan prinsip partisipatif, keterpaduan, kolaboratif, dan berkelanjutan melalui

pendekataan proses, sistematik, dan manajerial. Indikator lokasi Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang difasilitasi menunjukkan upaya Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif untuk mewujudkan peningkatan aktivitas untuk fasilitasi dan pemberdayaan kepada pemangku kepentingan sehingga mewujudkan penerapan konsep tata kelola destinasi yang berkualitas di lokasi Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Semakin banyak lokasi Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang difasilitasi maka semakin besar masyarakat yang terlibat dalam

pengembangan destinasi wisata dengan tata kelola yang baik.

(13)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata

7 Jumlah Lokasi daya tarik di Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang dikembangkan menjadi destinasi pariwisata

1 Laporan Tahunan dan Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Daya Tarik Wisata

Jumlah Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) adalah sebanyak 50 (lima puluh) Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di setiap Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) terdapat Kawasan Strategis Nasional (KSPN)/Kawasan

Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) yang didalamnya terdapat beberapa daya tarik yang dapat dikembangkan. Setiap tahunnya Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif akan mengembangkan daya tarik wisata baik yang bersifat rintisan, pemeliharaan maupun revitalisasi dari daya tarik wisata yang ada. Jumlah desa yang

difasilitasi untuk dikembangkan sebagai desa wisata

2 Laporan Tahunan dan Rencana Kerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Wisata dan Laporan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai penerapan prinsip community based tourism untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata setempat. Semakin banyak desa yang dapat difasilitasi maka diharapkan desa tersebut dapat menjadi alternatif tujuan wisata dan dapat meningkatkan lama tinggal serta pengeluaran wisatawan di Indonesia.

Jumlah pola perjalanan yang dikembangkan

3 Laporan Tahunan dan Rencana Kerja Direktorat Industri Pariwisata dan laporan travel pattern

Pola perjalanan pariwisata adalah struktur, kerangka, dan alur perjalanan wisata dari satu titik destinasi ke titik destinasi lainnya yang saling terkait yang berisi informasi tentang fasilitas, aktivitas, dan pelayanan yang

memberikan berbagai pilihan perjalanan wisata bagi industri maupun individu wisatawan untuk mempengaruhi pengambilan

keputusan dalam melakukan perjalanan wisata. Semakin bervariasi pola perjalanan yang ditawarkan maka diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berwisata di Indonesia.

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata

(14)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Terciptanya pemasaran pariwisata yang efektif dan efisien

8 Rasio konsentrasi pasar wisatawan mancanegara ke Indonesia

1 Hasil studi atau penghitungan yang dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata terkait jumlah rasio konsentrasi 5 (lima) negara pasar wisman (Cr5), terhadap jumlah total kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.

Rasio konsentrasi yang akan digunakan sebagai indikator adalah rasio konsentrasi 5 (lima) negara pasar wisatawan mancanegara (Cr5), yang mengandung makna bahwa persentase jumlah wisatawan mancanegara dari 5 (lima) pasar utama wisman dibandingkan dengan seluruh jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Semakin besar nilai Cr5,

menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan mancanegara Indonesia berasal dari 5 (lima) pasar tersebut. Hal ini beresiko terhadap kepariwisataan Indonesia, karena jika terjadi permasalahan terhadap 5 (lima) pasar tersebut, maka akan mengakibatkan jumlah wisatawan mancanegara Indonesia akan mengalami kontraksi yang signifikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upayaupaya untuk mendiversifikasi pasar wisatawan mancanegara sehingga nilai CR5 semakin menurun.

Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

2 Jumlah Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di mancanegara

Laporan pelaksanaan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di

mancanegara yang menjadi target utama pasar wisman ke Indonesia

Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) akan dikembangkan di 12 (dua belas) negara yang menjadi target utama pasar wisman ke Indonesia, yaitu: Australia (Sydney), China (Beijing), Guangzho), Jepang (Tokyo), Jerman (Munich), India (New Delhi), Singapura,

Malaysia (Kuala Lumpur), UAE (Dubai), Perancis (Paris), Belanda (Amsterdam), Rusia (Moskow), Korea (Busan). Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) memiliki tugas dan fungsi sebagai sumber informasi kepariwisataan Indonesia dan

melakukan promosi penjualan pariwisata di negara bersangkutan.

Produktivitas investasi pemasaran luar negeri

3 Hasil studi atau penghitungan yang dilakukan oleh

Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata terkait Efisiensi pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata di luar negeri salah satunya dapat

Efisiensi pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata di luar negeri salah satunya dapat dinilai berdasarkan produktivitas investasi untuk kegiatan pemasaran luar negeri oleh

Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Produktivitas ini dapat diukur melalui rasio jumlah devisa dibandingkan dengan nilai investasi pemasaran luar negeri. Semakin besar

(15)

dinilai berdasarkan

produktivitas investasi untuk kegiatan pemasaran luar negeri oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Produktivitas ini dapat diukur melalui rasio jumlah devisa dibandingkan dengan nilai investasi pemasaran luar negeri

devisa yang dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan untuk kegiatan pemasaran luar negeri, maka Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif semakin efisien dalam memanfaatkan nilai investasi tersebut untuk mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia di luar negeri. Fokus utama pasar pariwisata Indonesia hingga tahun 2014 adalah:

Singapura, Malaysia, Australia, China, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, India, Belanda, Timur Tengah, Jerman, dan Rusia, yang tentunya akan dievaluasi setiap tahunnya dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi setiap tahunnya.

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Produktivitas investasi pemasaran dalam negeri

4 Hasil studi atau penghitungan yang dilakukan oleh

Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata terkait Efisiensi pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata di dalam negeri salah satunya dapat dinilai berdasarkan produktivitas investasi untuk kegiatan pemasaran dalam negeri oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Produktivitas pemasaran dalam negeri yang dilakukan dapat diukur melalui rasio jumlah

pengeluaran wisatawan nusantara dibandingkan dengan investasi pemasaran dalam negeri oleh

Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

Efisiensi pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata di dalam negeri salah satunya dapat dinilai berdasarkan produktivitas investasi untuk kegiatan pemasaran dalam negeri oleh Kementerian Pariwisata Dan

Ekonomi Kreatif. Produktivitas pemasaran dalam negeri yang dilakukan dapat diukur melalui rasio jumlah pengeluaran wisatawan nusantara dibandingkan dengan investasi pemasaran dalam negeri oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Semakin besar jumlah pengeluaran wisatawan nusantara yang

dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan untuk kegiatan pemasaran dalam negeri, maka Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif semakin efisien dalam memanfaatkan nilai investasi tersebut untuk mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia di dalam negeri.

(16)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Peningkatan persepsi positif masyarakat dunia mengenai kepariwisataan Indonesia

5 Hasil studi yang

dilaksanakan oleh Direktorat Pencitraan Indonesia untuk menilai efektivitas pemasaran yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri, salah satunya dapat dianalisis berdasarkan persepsi masyarakat dunia mengenai kepariwisataan Indonesia.

Untuk menilai efektivitas pemasaran yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri, salah satunya dapat dianalisis berdasarkan persepsi masyarakat dunia mengenai kepariwisataan Indonesia. Masih banyak masyarakat di dunia yang tidak mengetahui keberadaan Indonesia sehingga kegiatan pemasaran yang efektif sangatlah ditentukan oleh strategi komunikasi yang diimplementasikan. Kejelasan pesan yang ingin disampaikan, pemilihan media yang digunakan, konten dan desain sarana promosi yang digunakan, serta kesesuaiannya dengan target pasar sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran pariwisata yang akhirnya akan berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang berwisata diIndonesia. Meningkatnya Produk

Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

Data Badan Pusat Statistik dan sumber data lainnya yang berasal dari asosiasi dari masing-masing subsektor industri kreatif.

Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media Desain dan Iptek Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar

dari seluruh final goods and services, yang diproduksi di dalam suatu negara, pada suatu periode waktu tertentu. Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif merupakan bagian dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang diperoleh dari nilai tambah yang dihasilkan industri kreatif, yang terdiri dari 14 (empat belas) kelompok usaha industri kreatif, yaitu:

1. Arsitektur; 2. Desain;

3. Fesyen (Mode);

4. Film, Video, dan Fotografi; 5. Kerajinan;

6. Musik;

7. Pasar Barang Seni;

8. Penerbitan dan Percetakan; 9. Periklanan;

10. Permainan Interaktif;

11. Penelitian dan Pengembangan; 12. Seni Pertunjukan;

13. Teknologi Informasi dan Piranti Lunak; dan 14. Televisi dan Radio.

Kontribusi ekonomi kreatif adalah persentase rasio Produk Domestik Bruto (PDB) yang -9

(17)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

dihasilkan industri kreatif terhadap nilai Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Semakin besar persentase kontribusi ekonomi kreatif, maka semakin besar pula kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian nasional, dengan kata lain, semakin penting peranan industri kreatif dalam struktur produksi nasional. Meningkatnya kualitas

dan kuantitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif

10 1 Data ketenagakerjaan industri dapat diestimasi dari data statistik ketenagakerjaan yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik setiap tahunnya.

Tingkat partisipasi tenaga kerja sektor ekonomi kreatif

Tenaga kerja sektor ekonomi kreatif adalah pekerja di industri kreatif, yaitu penduduk usia produktif yang sudah bekerja di industri kreatif. Tingkat partisipasi tenaga kerja sektor ekonomi kreatif adalah rasio jumlah pekerja di kelompok industri kreatif terhadap jumlah pekerja di seluruh industri di Indonesia. Angka ini akan semakin memperkuat indikasi apakah industri kreatif memiliki peran vital dalam perekonomian Indonesia. Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media Desain dan Iptek Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif

2 Data ketenagakerjaan industri dapat diestimasi dari data statistik ketenagakerjaan yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik setiap tahunnya.

Pertumbuhan rata-rata pendapatan perkapita tenaga kerja di industri kreatif. Semakin tinggi pertumbuhannya, maka produktivitas pekerja kreatif semakin meningkat yang menunjukkan bahwa pendapatan pekerja kreatif semakin baik pula

Meningkatkan unit usaha sektor ekonomi kreatif

Kontribusi unit usaha di sektor ekonomi kreatif terhadap unit usaha nasional

11 Dari Laporan Kegiatan: Pemberdayaan

masyarakat melalui Live in Desainer bidang desain dan arsitektur, Sayembara reka baru desain Indonesia, Fasilitasi Pengembangan Pusat Kreatif, Sentra Inovasi dan Inkubator Bisnis. dan Penyelenggaraan Inkubator Bisnis.

Semakin besar kontribusi unit usaha di sektor ekonomi kreatif ini menunjukkan bahwa pasar bagi produk dan jasa kreatif semakin meluas, sehingga jumlah pelaku usaha yang ingin bergerak di sektor ekonomi kreatif pun semakin meningkat.

(18)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Meningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif lokal oleh masyarakat Indonesia

Jumlah pelaku kreatif yang mengalami

peningkatan akses pasar

12 1 Data dari Badan Pusat Statistik dan data-data lainnya yang berasal dari organisasi/asosiasi bidang ekonomi kreatif

Fasilitasi pelaku kreatif untuk mengikuti pameran, memfasilitasi penyelenggaraan pertunjukan karya kreatif, fasilitasi penggandaan film untuk mengikuti berbagai festival, atau fasilitasi pengembangan sarana promosi bagi kary kreatif. Semakin banyak pelaku kreatif yang difasilitasi, maka diharapkan dapat meningkatkan penetrasi dan memperluas akses pasar untuk produk dan jasa kreatif di dalam dan diluar negeri

Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya Pertumbuhan konsumsi karya kreatif lokal di dalam negeri

2 Data dari Badan Pusat Statistik dan data-data lainnya yang berasal dari organisasi/asosiasi bidang ekonomi kreatif

Persentase peningkatan tahunan konsumsi karya-karya kreatif dalam negeri oleh masyarakat Indonesia. Konsumsi meliputi konsumsi oleh individu, pemerintah, maupun perusahaan. Peningkatan pertumbuhan konsumsi ini merupakan salah satu dampak dari upaya peningkatan apresiasi terhadap pelaku dan karya kreatif, serta peningkatan akses pasar.

Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif 13 Tingkat pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif

Laporan kegiatan dari masing-masing satker di lingkungan Direktorat JenderalEkonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya

Ekonomi kreatif merupakan terminologi baru di Indonesia, walaupun sektor yang ada di dalam ekonomi kreatif bukanlah sektor yang baru di dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif merupakan hal yang penting untuk dijadikan tolok ukur dari kinerja Kemenparekraf. Pemahaman masyarakat terhadap sektor ekonomi kreatif tidaklah terbatas pada tahu atau mengenal ekonomi kreatif, tetapi lebih mengukur sejauh mana masyarakat dapat menjelaskan dengan baik apa itu ekonomi kreatif baik dari aspek perkembangan ekonomi kreatif, sektor ekonomi kreatif di Indonesia, mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan dan sentra/zona kreatif, dan informasi lainnya yang terkait dengan ekonomi kreatif.

(19)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Terciptanya ruang publik bagi masyarakat

14 Jumlah pengembangan zona kreatif di Indonesia

Ruang publik yang berfungsi sebagai ruang ekspresi, eksperimen produksi, diseminasi, dan apresiasi, sangat dibutuhkan untuk menciptakan modal ekonomi, modal sosial, modal budaya, serta modal kreativitas. Keempat modal ini merupakan modal utama dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, oleh karena itu semakin banyak ruang publik yang dapat

diciptakan dan diaktivasi sebagai ruang ekspresi, eksperimen produksi, diseminasi, dan apresiasi maka diharapkan lebih banyak pelaku kreatif yang akan menciptakan karya-karya kreatif yang berkualitas.

Laporan kegiatan dari masing-masing satker di lingkungan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya

Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya Meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata

15 Jumlah lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja

Laporan Monev Badan Pengembangan Sumber Daya, Job Tracer, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) dan Akademi Pariwisata (Akpar).

Banyaknya lulusan pendidikan tinggi, yaitu: Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali, Akpar Medan, Akpar Makasar, yang terserap di pasar tenaga kerja. Semakin besar jumlah lulusan yang terserap di pasar tenaga kerja, maka semakin baik kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata yang saat ini dikelola oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Meningkatnya profesionalisme pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif

16 Jumlah standar kompetensi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Puskom, Laporan Monev

1 Untuk dapat melakukan sertifikasi, maka diperlukan standar kompetensi kerja yang akan dijadikan referensi. Identifikasi unit kompetensi dan penyusunan standar kompetensi akan berpengaruh terhadap kualitas sertifikasi yang akan dilakukan. Oleh karena itu, penyusunan standar kompetensi membutuhkan waktu yang relatif panjang dan melibatkan pelaku di bidangnya. Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif secara konsisten akan mengembangkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dengan jumlah yang terus meningkat, sehingga semakin banyak profesi yang dapat disertifikasi, yang akhirnya dapat meningkatkan profesionalisme tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

(20)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Jumlah tenaga kerja pariwisata dan ekonomi kreatif yang disertifikasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Puskom, Laporan Monev

2 Sertifikasi sangat penting dilakukan untuk menciptakan kompetensi yang unggul dan meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di dalam dan luar negeri, sehingga dapat lebih bersaing dan profesional di bidangnya. Khususnya di sektor ekonomi kreatif,

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan memulai sertifikasi pada tahun 2014 karena pada tahun 2012-2013 merupakan inisiasi identifikasi unit kompetensi serta

penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sektor ekonomi kreatif. Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif menargetkan jumlah pelaku yang akan disertifikasi cenderung meningkat, sehingga dengan semakin banyak pelaku yang disertifikasi, maka daya saing tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif semakin meningkat.

Meningkatnya kualitas penelitian dan kajian bidang pariwisata dan ekonomi kreatif

17 Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan disektor pariwisata

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Puslitbang,

Kebijakan Kepariwisataan, Laporan Monev

1 Jumlah penelitian dan pengembangan

yang dapat dijadikan rujukan dalam perumusan, implementasi, dan evaluasi kebijakan di sektor pariwisata. Ruang lingkup industri pariwisata yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif sangatlah luas, sehingga fokus kajian yang dilakukan akan ditentukan

berdasarkan permasalahan yang mendesak dan penting untuk segera diselesaikan. Setiap tahun jumlah kajian yang dilakukan semakin meningkat sehingga semakin banyak permasalahan yang dapat dievaluasi dan dianalisis untuk dapat disikapi dengan kebijakan yang lebih efektif.

Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan disektor pariwisata

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Puslitbang,

Kebijakan Kepariwisataan, Laporan Monev

2 Jumlah penelitian dan pengembangan yang dapat dijadikan rujukan dalam perumusan, implementasi, dan evaluasi kebijakan di sektor ekonomi kreatif. Sama halnya dengan sektor pariwisata, maka sektor ekonomi kreatif pun memiliki ruang lingkup yang luas. Oleh karena itu

(21)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

strategi untuk melakukan kajian kebijakan terkait industri kreatif sama dengan strategi untuk melakukan kajian kebijakan terkait dengan pariwisata.

Jumlah pelaku kreatif yang mengalami

peningkatan kemampuan kreasi dan produksi

Laporan Kegiatan:

Pengembangan jejaring dan pelaku sektor periklanan, Peningkatan kualitas kota pusaka, Partisipasi pengembangan untuk desainer komvis,

Pendukungan komunikasi forum desain dan arsitektur, Pelaksanaan Business Connect., Pasar untuk Pelaku Ekonomi Kreatif/ Promosi Tekhnologi, Pendukungan Pameran Kreatif, dan Penyelenggaraan event Wirausaha Kreatif

1 Proses kreasi dan produksi di industri kreatif merupakan proses penciptaan nilai tambah yang berbeda. Dalam proses kreasi, ide merupakan modal utama dalam menciptakan karya kreatif, sedangkan produksi memiliki tantangan bagaimana menjadikan ide menjadi sebuah karya komersial yang dapat dijadikan bisnis untuk menciptakan nilai ekonomi.

Bentuk kegiatan untuk mengembangkan kreasi dan produksi kreatif antara lain melalui:

kompetisi, coaching kreasi dan produksi, seminar, lokakarya, fasilitasi internship, fasilitasi kolaborasi produksi karya kreatif, fasilitasi eksperimen penciptaan karya kreatif atau kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan kemampuan untuk berkreasi dan berproduksi. Meningkatnya kualitas

konten dan jejaring pelaku di sektor ekonomi kreatif 18

Jumlah pelaku kreatif yang mengalami penguatan jejaring

Laporan Kegiatan:

Pengembangan jejaring dan pelaku sektor periklanan, Peningkatan kualitas kota pusaka, Partisipasi pengembangan untuk desainer komvis,

Pendukungan komunikasi forum desain dan arsitektur, Pelaksanaan Business Connect., Pasar untuk Pelaku Ekonomi Kreatif/ Promosi Tekhnologi, Pendukungan Pameran Kreatif, dan Penyelenggaraan event Wirausaha Kreatif

2 Untuk dapat terus meningkatkan kreativitasnya, pelaku kreatif ini perlu membentuk jejaring untuk saling berbagi mengenai ide atau hal lainnya yang terkait dengan proses kreasi, produksi, distribusi maupun komersialisasi.

Bentuk kegiatan untuk mengembangkan jejaring kreatif antara lain melalui: forum, gathering, festival, diskusi, talkshow, atau kegiatan lainnya yang dapat mempertemukan pelaku kreatif untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.

(22)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Opini laporan keuangan Kementerian Pariwisat Dan Ekonomi Kreatif

Dalam Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara dinyatakan bahwa untuk mendukung keberhasilan

penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola secara

tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Oleh karena itu, Kemenparekraf selaku instansi pemerintah yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola keuangan negara. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas

pengelolaan keuangan adalah opini keuangan Kemenparekraf yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, yaitu secara berurutan dari penilaian yang paling rendah, yaitu: 1. Disclaimer;

2. Wajar Dengan Pengecualian (WDP); dan 3. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif berkewajiban untuk mencapai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan mempertahankan predikat tersebut hingga akhir tahun 2014 mendatang.

Sekretariat Jenderal Meningkatnya Kualitas

Pengelolaan Keuangan

19 Badan Pemeriksa Keuangan

Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

Perbaikan tata kelola pemerintahan dan penerapan sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome) merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan, yang direalisasikan dengan diimplementasikannya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sasaran Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah untuk:

Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

20 Hasil Evaluasi Kinerja Kementerian oleh

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

(23)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya;

terwujudnya transparansi instansi pemerintah; terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; dan terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

a. b. c. d.

Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif dapat diindikasikan dari perbaikan nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Hasil penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara berurutan, dari urutan penilaian paling rendah, yaitu huruf D, C, CC, B, A, dan AA. Nilai Quality Assurance

(QA) Reformasi Birokrasi

Terselenggaranya reformasi birokrasi yang efektif dapat diindikasikan dari perbaikan nilai Quality Assurance pelaksanaan reformasi birokrasi yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Semakin tinggi nilai Quality Assurance, maka dapat dinyatakan bahwa semakin baik pula kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif.

Terselenggaranya Reformasi Birokrasi

21 Dokumen Reformasi Birokrasi

Jumlah Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Meningkatnya kualitas

Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi

Kreatif

22 1 Jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki pendidikan lanjut yang mendalami sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pendidikan lanjut yang dimaksud adalah pendidikan pascasarjana, untuk Strata 2 dan Strata 3. Saat ini, Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi -Dokumen MOU

Laporan pegawai yang diberikan beasiswa

(24)

-NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Kreatif memiliki 414 orang dengan pendidikan akhir S2 dan 15 (lima belas) orang S3 yang mendalami sektor pariwisata serta fokus untuk mendalami tata kelola dan kebijakan di sektor pariwisata. Saat ini, dengan adanya sektor ekonomi kreatif dan untuk memperkuat sektor kepariwisataan, maka Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif akan berupaya untuk memfasilitasi 80 (delapan puluh) orang dan 33 (tiga puluh tiga) orang untuk mengikuti jenjang pendidikan akhir S2 dan S3 selama periode 2012 - 2014.

Jumlah Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif yang difasilitasi untuk mengikuti diklat manajemen dan teknis

2 Selain memfasilitasi sumber daya manusia Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif untuk mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif juga akan memperkuat sumbe daya manusia untuk difasililtasi untuk mengikut diklat manajemen dan teknis terkait dengan sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif, sejumlah 1.476 (Seribu empat ratus tujuh puluh enam) orang selama periode 2012-2014. Meningkatnya kuantitas

Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

23 Dengan perubahan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, diperlukan Sumber Daya Manusia baru yang dapat mengisi posisi untuk sektor ekonomi kreatif khususnya, sehingga pengembangan ekonomi kreatif akan ditangani oleh Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan serta kompetensi yang sesuai dengan sektor yang akan dikembangkan. Jumlah penambahan

Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif yang akan mengembang-kan pariwisata dan ekonomi kreatif SK penunjukan peserta diklat manajemen Laporan hasil penyelenggaraan diklat

-Keputusan Menteri PAN dan RB

Laporan hasil pelaksanaan penerimaan CPNS

(25)

-INDIKATOR KINERJA

(26)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF NOMOR : PM.55/HK.001/MPEK/2012

TANGGAL : 16 Juli 2012

1 Nama Unit Organisasi : 2 Tugas : a. b. c. d. e. 4 Program : 5 Indikator Kinerja Utama : Fungsi : 3

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenparekraf

Eselon I

2

Sekretariat Jenderal

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Koordinasi kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif .

Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum.

Meningkatnya kualitas SDM Kemenparekraf

1 Jumlah peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Teknis (Peserta)

1

Jumlah pegawai yang difasilitasi untuk menerus-kan pendidimenerus-kan ke

jenjang yang lebih tinggi (Orang)

Untuk mengetahui jumlah pegawai yang telah mengikuti diklat aparatur dan diklat teknis

Pusat Pendidikan d a n P e l a t i h a n Pegawai

Untuk mengetahui SDM yang telah mengikuti program S2 dan S3 SK Penunjukan Peserta Diklat Laporan hasil penyelenggaran diklat -Dokumen MOU Laporan pegawai yang diberikan beasiswa

-Untuk mengetahui kebutuhan rekrutmen pegawai Meningkatnya kuantitas

Sumber Daya Manusia Kemenparekraf

Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembang-kan pariwisata dan ekonomi kreatif (Orang)

2 3 Keputusan Menpan dan RB tentang formasi pegawai Laporan hasil pelaksanaan penerimaan CPNS

Biro Hukum dan Kepegawaian

(27)

-NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis

4 Jumlah naskah Peraturan Perundang-Undangan (Naskah) 5 Naskah Perundangan-undangan Meningkatnya layanan Administrasi Kepegawaian 3 4 Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian (Persentase)

Untuk mengetahui tingkat keakuratan data dan profil Sumber Daya Manusia

Untuk mengukur tingkat kelengkapan peraturan perundang-undangan

Laporan profil SDM Kementerian Parekraf

Terwujudnya organisasi dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi

5 Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (Nilai) Jumlah Dokumen ketatalaksanaan (Dokumen) 6 7 Dokumen Reformasi Birokrasi

Untuk mengukur implementasi pelaksanaan reformasi birokrasi

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Untuk mengetahui apakah sistem kerja telah berjalan sesuai NSPK di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Biro Perencanaan dan Organisasi

Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan Keuangan

Untuk mengetahui realisasi anggaran apakah sudah sesuai dengan rencana penarikan anggaran

Opini laporan keuangan Kemenparekraf

(Peringkat)

6 8 Laporan Hasil Pemeriksaan BPK

Untuk mengetahui penilaian yang diberikan oleh BPK terhadap LK Kementerian

Biro Keuangan Jumlah Dokumen

laporan keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntasi Pemerintah (Naskah)

9 Laporan Semester Laporan Tahunan

Laporan Hasil Bimbingan Teknis 7 Meningkatnya prioritas dan pengeluaran pemerintah untuk kepariwisataan Tingkat prioritas pemerintah untuk pengembangan industri kepariwisataan (Nilai)

10 Data KSPN Untuk mengukur kemajuan/peningkatan industri pariwisata -Biro Perencanaan dan Organisasi Untuk mengukur pengeluaran pemerintah di bidang

pengembangan pariwisata Tingkat pengeluaran pemerintah untuk pengembangan kepariwisataan (Nilai) 11 Data Statistik DIPA -8 Terwujudnya rencana 12 program dan penganggaran serta evaluasi dan pelaporan yang berkualitas

Predikat SAKIP Kemenparekraf (Predikat)

Hasil Evaluasi Kinerja oleh Kementerian PAN dan RB RI

Untuk mengukur implementasi manajemen kinerja (SAKIP) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Biro Keuangan Biro Perencanaan dan Organisasi

(28)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

14 9 Jumlah Pendukungan Kegiatan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah (Kegiatan) Jumlah laporan Pemantauan dan Evaluasi (Laporan) 15 DIPA Laporan kegiatan

Laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan

Untuk mengukur tingkat kontribusi pendukungan bidang ekonomi kreatif

Pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja eselon I, UPT, dan SKPD

Untuk mengetahui bahwa kualitas pelayanan sudah sesuai dengan standar

Terselenggaranya layanan umum yang memenuhi standar pelayanan

Jumlah Dokumen layanan administrasi umum (Dokumen)

16 Dokumen Laporan Jadwal Retensi Arsip

Dokumen laporan revisi tata naskah

Dokumen laporan Tahunan BMN Biro Umum Dokumen Laporan BMN Semester I, II Dokumen Laporan Un Audited BMN Dokumen Laporan Audited BMN, dan

Dokumen Laporan Tahunan BMN

Terselenggaranya pengelolaan aset BMN yang akuntabel dan transparan

Jumlah Dokumen laporan aset BMN (Dokumen)

10 Untuk meningkatkan akurasi data Aset dan nilai aset BMN di Lingkungan Kemenparekraf 17 -Jumlah Dokumen perencanaan program dan anggaran (Dokumen) 13 RPJMN RKP DIPA

Untuk mengetahui atau mengukur apakah dokumen telah sesuai dengan peraturan yang berlaku -Jumlah Dokumen publikasi, layanan informasi dan hubungan antar lembaga Dokumen) Tersedianya dokumen

publikasi bagi pihak internal dan eksternal

11 18 Laporan Kegiatan Pusat Komunikasi Publik

Untuk mengetahui seberapa besar manfaat koordinasi dengan mitra kerja (DPR-RI dan DPD-RI).

Untuk mengetahui peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah pusat dan daerah.

Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kualitas dan intensitas hubungan melalui kerja sama dengan lembaga pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam dan luar negeri.

Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan koordinasi dan diplomasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat atau pemangku kepentingan di tingkat lokal, nasional, maupun internasional di bidangan Parekraf

(29)

-NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

13 14 Ketepatan waktu penyediaan data kepariwisataan bulanan/ kuartalan (Nilai) Tersedianya data kepariwisataan Kelengkapan data kepariwisataan tahunan (Nilai) 20 Website www.parekraf.go.id Website www.parekraf.go.id

Untuk menyediakan data yang berhubungan dengan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 21

Data Pengunjung Website www.parekraf.go.id Tersedianya jaringan

sistem informasi yang reliabel

Jumlah pengunjung unik yang mengunjungi website Kemenparekraf pertahun (Pengunjung)

22

Jumlah aplikasi yang tersedia untuk mengakses informasi (Unit) Meningkatnya kualitas aplikasi untuk mengakses informasi

15 23 Laporan unit Aplikasi

Untuk menyajikan data aktual yang memudahkan dalam mengambil kebijakan dalam waktu yang cepat

Untuk menyediakan data pengunjung website sebagai bahan masukan tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja Kemenparekraf

Untuk optimalisasi fungsi kerja di

kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 12 Statistik Wisman dari

(Visitor Arrival)

Statistik Profil Wisman (PES)

Statistik Profil Wisnas (Outbound)

Statistik Profil Wisatwan Nusantara(Wisnus) Statistik Ekonomi Kreatif Tersedianya data dan

informasi yang akurat, valid, reliabel

Jumlah Dokumen statistik pariwisata dan ekonomi kreatif (Dokumen)

19 Untuk menyediakan data Statistik Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk Pihak Internal, Pemerintah, dan Publik

-16 Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama bilateral

Jumlah Dokumen kerjasama bilateral dan implementasinya

di dalam dan di luar negeri (Dokumen)

Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama bilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (Partisipasi) 24

25

MOU, Agreement,

Arrangement, greed minute, Joint statement

Untuk mengetahui peningkatan kerja sama bilateral dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif (pemasaran & promosi, pengembangan produk, dan peningkatan kapasitas SDM)

MOU, Agreement,

Arrangement, greed minute, Joint statement

Untuk mengetahui peningkatan implementasi kerja sama bilateral dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif (pemasaran & promosi, pengembangan produk, dan peningkatan kapasitas SDM)

(30)

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

SUMBER DATA

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

Biro KLN

UTAMA

Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama regional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (Partisipasi) Meningkatnya peran,

hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama regional

17 26 Report Meeting, Agenda Meeting, Joint Media Statement

Untuk mengetahui peningkatan kerja sama regional dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif (pemasaran & promosi, pengembangan produk, dan peningkatan kapasitas SDM) Report Meeting, Agenda

Meeting, Joint Media Statement

Jumlah Dokumen kerjasama regional dan implementasinya di dalam dan di luar -negeri (Dokumen) 27

18 Meningkatnya peran, hubungan, dan partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama multilateral

Partisipasi pada kegiatan forum kerjasama

multilateral bidang pariwisata dan ekonomi kreatif

28 Convention, Resolution, Joint Statement, Declaration, Decision, report meeting. Jumlah Dokumen

kerjasama multilateral dan implementasinya didalam dan luar negeri 29

Untuk mengetahui peningkatan kerja sama multilateral dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif melalui berbagai organisasi internasional anggota PBB dan Non-PBB

Untuk mengetahui peningkatan implementasi kerja sama regional dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif (pemasaran & promosi, pengembangan produk, dan peningkatan kapasitas SDM)

Convention, Resolution, Joint Statement, Declaration, Decision, report meeting.

Untuk mengukur peningkatan implementasi kerja sama multilateral dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif di dalam negeri melalui berbagai kegiatan antara lain workshop, seminar, FGD, dan kerja sama teknis dengan organisasi internasional

(31)

LAMPIRAN 1.1

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF NOMOR : PM.55/HK.001/MPEK/2012

TANGGAL : 16 Juli 2012

1 Terwujudnya rencana program dan

penganggaran serta evaluasi dan pelaporan

1 Predikat SAKIP Kemenparekraf (Predikat)

Hasil Evaluasi Kinerja oleh Kementerian PAN dan RB RI

1 Nama Unit Organisasi : 2 Tugas : a. b. c. d. e. 4 Program : 5 Indikator Kinerja Utama :

Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro; Fungsi : Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana program;

Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan anggaran; 3

Biro Perencanaan dan Organisasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenparekraf

Eselon II

Melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, penganggaran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta penataan dan peningkatan kapasitas organisasi dan kegiatan tatalaksana.

Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana program dan penggangaran; Pelaksanaan penataan dan peningkatan kapasitas organisasi dan ketatalaksanaan;

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Biro Perencanaan dan Organisasi 2 Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran (Dokumen) Renstra RKP DIPA

Untuk mengukur implementasi manajemen kinerja (Perencanaan, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, Capaian Kinerja) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Untuk mengetahui atau mengukur apakah dokumen telah sesuai dengan peraturan yang berlaku

Jumlah Pendukungan Kegiatan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pusat dan Daerah (Kegiatan) 3 -DIPA Laporan pelaksanaan kegiatan

-Untuk mengukur tingkat kontribusi pendukungan bidang pariwisata dan ekonomi kreatif

4 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi (Laporan)

Laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan

Untuk mengukur apakah pelaksanaan program, penganggaran, evaluasi, dan pelaporan telah sesuai dengan yang direncanakan

(32)

1 Tingkat prioritas pemerintah untuk pengembangan industri kepariwisataan (Nilai) 2 Tingkat pengeluaran pemerintah untuk pengembangan kepariwisataan (Nilai) 3 2 Meningkatnya prioritas dan pengeluaran pemerintah untuk kepariwisataan Data KSPN Data Statistik Terwujudnya organisasi yang sesuai kebutuhan dan tatalaksana yang sesuai dengan tugas dan fungsi

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

U pariwisata

ntuk mengukur kemajuan/peningkatan industri

U

pengembangan pariwisata

ntuk mengukur pengeluaran pemerintah di bidang

U

reformasi birokrasi

ntuk mengukur implementasi pelaksanaan

Dokumen Reformasi 1 Nilai Quality Assurance

(QA) Reformasi Birokrasi (Nilai)

2 Jumlah Dokumen Kajian Organisasi (Dokumen) 3 Jumlah Dokumen

ketatalaksanaan (Dokumen)

Laporan hasil kajian Laporan hasil Kegiatan

Untuk mengukur efektivitas kinerja organisasi Standar Operasional

Procedure (SOP)

U

berjalan sesuai NSPK di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

ntuk mengetahui apakah sistem kerja telah

DIPA -Birokrasi

(33)

-NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

LAMPIRAN 1.2

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF NOMOR : PM.55/HK.001/MPEK/2012

TANGGAL : 16 Juli 2012

1 Nama Unit Organisasi : 2 Tugas :

4 Program : 5 Indikator Kinerja Utama : Fungsi : 3

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenparekraf

Eselon II

2

Biro Hukum dan Kepegawaian

1 1 Biro Hukum

dan Kepegawaian Melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, penelahaan bantuan hukum,

serta melaksanakan pengelolaan dan pembinaan kepegawaian di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan

b. Pelaksanaan penelaahan dan bantuan hukum

c. Pelaksanaan penyusunan formasi, pengadaan, pengembangan serta urusan disiplin dan kesejahteraan pegawai d. Pelaksanaan urusan mutasi pegawai

e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro

Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis dan terselesainya permasalahan hukum yang dihadapi Jumlah Naskah Peraturan Perundang -Undangan (Naskah) Jumlah Dokumen Kajian Hukum (Dokumen)

Naskah Perundang-undangan

Untuk mengukur tingkat kelengkapan peraturan perundang-undangan

Laporan hasil kajian, hasil telaahan,

hasil rekomendasi Menteri

Untuk mengukur/ menilai/ menginventarisir/ memetakan kebijakan/ peraturan yang sudah tidak sesuai

3 Jumlah Dokumen Kodifikasi Hukum

Produk Hukum Untuk memenuhi tuntutan masyarakat atas dokumen dan informasi hukum yang dibutuhkan Naskah Perundangan

-undangan

Jumlah Dokumen Publikasi Perundang-undangan (Dokumen)

4 Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan produk hukum

2 Meningkatnya pelayanan Administrasi Kepegawaian Jumlah Dokumen Administrasi Kepegawaian (Dokumen) 1 Laporan Kepangkatan Laporan Pengangkatan Pegawai Laporan LHKPN Laporan hasil -Penyelesaian Kasus

-Untuk mengukur kecepatan pelaksanaan dan penyeleselaian administrasi kepegawaian apakah sudah sesuai dengan SOP

(34)

NO

SASARAN

PENJELASAN

UNIT ORGANISASI PELAKSANA

SUMBER DATA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

3 Meningkatnya dan kuantitas kualitas SDM Kemenparekraf Jumlah SDM Kemenparekraf yang diberikan beasiswa untuk meningkatkan pendidikan ke tingkat S2 (orang)

1 Dokumen MOU Laporan pegawai yang diberikan beasiswa

Untuk mengetahui SDM yang telah mengikuti program S2 -Tingkat penyelesaian pengembangan sistem informasi manajemen (Persentase) 3 Laporan Profil SDM Kementerian Parekraf

Untuk mengetahui tingkat keakuratan data dan profil SDM

3 Keputusan Menpan dan RB tentang formasi pegawai

Laporan hasil pelaksanaan penerimaan CPNS

Untuk mengetahui kebutuhan rekrutmen pegawai

-Jumlah SDM

Kemenparekraf yang diberikan beasiswa untuk meningkatkan pendidikan ke tingkat S3 (orang)

2 Dokumen MOU Laporan pegawai yang diberikan beasiswa

Untuk mengetahui SDM yang telah mengikuti program S3

-Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan

pariwisata dan ekonomi kreatif (orang)

Jumlah Dokumen

Pengembangan Pegawai (Dokumen)

2 Laporan hasil Assesment Laporan Analisis Beban Kerja

Laporan hasil Ujian Dinas dan PI

Laporan Hasil Pemberian tanda jasa

Laporan Hasil pelaksanaan Bintal

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan bahwa perlu dikembangkannya sektor perikanan adalah perbaikan ekosistem daerah pesisir pantai yang banyak hidup biota- biota muara laut dan secara

1 Makna Indikator : Satuan panjang dan jumlah bangunan pada Jaringan Irigasi/rawa yang baru dibangun Alasan Pemilihan : indikator ini dapat menunjukkan satuan pembangunan

Sasaran Indikator Kinerja Penjelasan/Fomulasi perhitungan Sumber Data Tersedianya informasi tentang pemantauan kualitas lingkungan Jumlah informasi pemantauan kualitas lingkungan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Penjelasan (formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data) Persentase Perlindungan Konsumen terkait pengaduan sengketa

Pertama : Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini merupakan acuan kerja yang digunakan oleh Pengadilan Agama Pamekasan,

Kimia dasar merupakan salah satu mata kuliah umum, yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa berdasarkan capaian kurikulum di STKIP Gotong Royong Masohi. Mata kuliah

menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

1) Ruang bebas pandang pengemudi metromini terhalang oleh keberadaan bangunan, pepohonan, tiang beton penyangga fly over dan kios bensin di sisi rel sehingga