• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

43

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA

KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

Delila Ilvi Shakti, Kamaluddin dan Muhammad Ali

Delilailvi_shakti@yahoo.co.id

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako

Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Sulawesi Tengah

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas IX A SMP Negeri 11 Palu. Masalah yang diteliti adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Fisika. Alternatif pemecahan masalah adalah menerapkan Strategi Pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW). Subyek penelitian adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 11 Palu, dengan jumlah siswa 21 orang. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan materi pokok Tekanan, masing-masing siklus meliputi 4 tahap: (i) perencanaan (ii) pelaksanaan tindakan (iii) observasi (iv) refleksi. Penerapan Strategi Pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas IX A SMP Negeri 11 Palu. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 71,43%,daya serap klasikal sebesar 72,70%, dan skor rata-ratanya adalah 11. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 90,48%, daya serap klasikal sebesar 85,08%, dan skor rata-ratanya adalah 13 yang artinya sudah melebihi standar ketuntasan belajar siswa. Untuk hasil observasi aktifitas siswa dan guru pada siklus I yaitu baik, sedangkan pada siklus II observasi aktivitas siswa dan guru berada pada kategori sangat baik.

Kata Kunci : Hasil Belajar Fisika, Strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW). I. PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan tentang dunia alamiah yang terbagi menjadi beberapa bidang yaitu Biologi, kimia, fisika. Pembelajaran IPA-fisika yang baik seharusnya tidak hanya sekedar menghafal, melainkan lebih menekankan pada proses terbentuknya suatu pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap konsep sehingga siswa dituntut untuk bisa memperoleh pengetahuan dengan peran aktifnya selama kegiatan pembelajaran berlangsung (Permendikanas 2006).

Tujuan mata pelajaran fisika menurut permendiknas tahun 2006 adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, 2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, 3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat

merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengelolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, 4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berfikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, 5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi .

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di SMP Negeri 11 Palu, diketahui bahwa pada proses belajar-mengajar fisika di SMP Negeri 11 Palu sering terjadi keluhan dari siswa. Siswa merasa bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit karena banyak terdapat rumus-rumus yang sulit untuk dipahami dan fisika adalah pelajaran yang membosankan. Akibat dari paradigma

(2)

44 siswa ini, minat siswa terhadap pelajaran fisika menjadi kurang baik dan hasil belajar yang diperoleh menjadi rendah. Hal ini dapat dilihat dari Nilai rata-rata hasil ujian semester kelas IX SMP Negeri 11 Palu tahun ajaran 2013-2014 pada Tabel berikut:

Tabel 1. Nilai rata-rata hasil ujian semester kelas IX SMP Negeri 11 Palu

No. Kelas

Nilai rata-rata hasil ujian Fisika

Genap Ganjil

1. IX A 70,15 72,70

2. IX B 72,80 73,00

3. IX C 72,12 73,55

(Sumber: SMP Negeri 11 Palu)

Berdasarkan Tabel nilai rata-rata hasil ujian semester yang diperoleh pada semua kelas IX A tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kelas IX A merupakan kelas yang memperoleh nilai rata-rata hasil ujian yang terendah, sehingga kelas IX A dijadikan sebagai subyek penelitian. Hasil belajar yang diperoleh siswa selama mi masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan dari depdiknas (2004) yaitu 75,00 dan dari masalah di atas, maka penulis menduga bahwa strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru fisika di SMP Negeri 11 Palu belum efektif terhadap upaya untuk meningkatkanhasil belajar fisika.

Berdasarkan hasil observasi, masalah yang menunjukan bahwa upaya pembelajaran fisika pada siswa SMP Negeri 11 Palu belum mencapai hasil yang maksimal (masih rendah) khususnya pada kelas IX A salah satunya adalah proses pembelajaran fisika tidak berlangsung timbal balik, dimana guru hanya memfokuskan diri pada penyampaian materi sedangkan siswa disibukan mencatat materi yang disampaikan oleh guru sehingga membuat siswa kesulitan mengembangkan ide serta menggali pengetahuannya sendiri.

Menurut (Rahmat Almi, 2013) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, sehingga usaha untuk meningkatkan daya serap siswa tidak tercapai. Proses pembelajaran yang terpusat pada guru menyebabkan siswa kurang aktif dan tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, mereka hanya menerima hal yang diberikan guru. Permasalahan yang disebutkan di atas menyebabkan hasil belajar fisika siswa rendah terutama pada materi Listrik Statis, banyak siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal-sol khususnya yang berkaitan dengan partikel penyusun atom.

Terkait dengan upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa maka salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pendidik yakni dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW) dikembangkan dari model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Model pembelajaran POEW dapat mencakup cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya, maupun psikomotor (Supriyati, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, dapat terlihat bahwa model pembelajaran POEW memiliki beberapa keunggulan untuk dapat menggali konsep siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (Poew) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 11 Palu”.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat di identifikasi rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah penerapan Strategi pembelajaran POEW dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas IX A SMP Negeri 11 Palu?”.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar fisika dengan menerapkan strategi pembelajaran POEW pada siswa kelas IX A SMP Negeri 11 Palu.

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa dan dapat melatih siswa dalam bekerja sama. (2) Bagi guru, dapat memaknai penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW) untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika yang akan berpengaruh pada hasil belajar siswa, serta dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. (3) Bagi sekolah: dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. PTK berfokus pada

(3)

45 0 50 100 Siklus I Siklus II Column1 Ketuntasan belajar klasikal Daya serap klasikal 71,43 72,70 90,48 85,08 kelas atau pada proses belajar mengajar yang

terjadi di kelas.

Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan MC.Taggart (dalam Depdiknas, 2004: 19) yaitu meliputi 4 tahap: (i) perencanaan (ii) pelaksanaan tindakan (iii) observasi (iv) refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Palu kelas IX A dengan jumlah siswa atas 21 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 9 orang perempuan yang mengikuti mata pelajaran fisika tahun ajaran 2013/2014.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2014. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan tingkah laku yang ingin dicapai. Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu dilaksanakan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika, serta tes awal pada murid kelas IX A SMP Negeri 11 Palu.

Peserta didik sebelum mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran pada siklus I diadakan penilaian melalui tes berupa pre-tes, dan peserta didik yang sudah mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran pada siklus I diadakan penilaian melalui tes berupa pos-tes

Alat-alat pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. Catatan harian penelitian berupa catatan tentang kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang dijumpai ketika tindakan berlangsung, lembar observasi tentang pengamatan motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran fisika, lembar observasi tentang pengamatan kerja sama antarpeserta didik dalam kelompok pada pembelajaran Fisika dan lembar observasi tentang pengamatan kegiatan pembelajaran

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Pra Tindakan

Kegiatan awal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan siklus I adalah memberikan tes kemampuan awal (tes pratindakan). Tes yang diberikan berjumlah 15 butir soal dalam bentuk soal tes pilihan ganda yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2014 dengan jumlah siswa kelas IX A Smp Negeri 11 Palu adalah 21 orang. Tujuan diberikan tes pratindakan ini yaitu untuk dijadikan sebagai dasar untuk pembentukan kelompok dengan mengelompokkan nama siswa berdasarkan urutan skor hasil tes awal, sehingga dibentuk dalam kelompok yang terdiri

dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Dimana, terbentuk 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.

Grafik Aktifitas Siswa dan Guru

Berdasarkan hasil analisis terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan Siklus II, dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa selama mengikuti proses pembelajaran siklus I dan II menurut pengamat sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari grafik peningkatannya pada gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 1 Grafik Aktivitas Siswa dan Guru Siklus I dan Siklus II

Pada grafik 4.1 aktivitas guru siklus I dan II hasil yang di peroleh yakni 87,50% dan 98,44% dimana persentase aktivitas guru berada pada kategori baik dan sangat baik. Hasil aktivitas siswa siklus I dan II hasil yang di peroleh yakni 81,25% dan 98,44% dimana persentase aktivitas siswa berada pada kategori baik dan sangat baik.

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis belajar siswa siklus I dan Siklus II, dapat dilihat bahwa hasil yang di peroleh untuk ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikanya siklus I dan II. Dapat dilihat dari grafik peningkatannya pada gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II 0 20 40 60 80 100 Siklus I Siklus II Column1 Aktivitas Siswa Aktivitas Guru 98,44 98,44 87,50 81,25

(4)

46 Pada grafik 3.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II. Pada siklus I hasil yang di peroleh untuk ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikanya adalah 71,43% dan 72,70% dimana hasil ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikanya berada pada kategori cukup. Pada siklus II hasil yang di peroleh untuk ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikanya adalah 90,48% dan 85,08% dimana hasil ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikanya berada pada kategori sangat baik dan baik.

Skor rata-rata Skor rata-rata tes hasil belajar siswa siklus I dan II

Berdasarkan hasil analisis pada hasil belajar siswa siklus I dan Siklus II, dapat dilihat pada grafik pencapaian skor rata-rata tes hasil belajar diswa siklus I dan II. pada Hal ini dapat dilihat dari grafik peningkatannya pada gambar 3.3 berikut ini.

Gambar 3.3 Garfik pencapaian skor rata-rata hasil belajar siswa Siklus I dan Siklus II

Pada grafik 3.3 Grafik skor rata-rata tes hasil belajar Siswa Siklus I dan II. Skor rata-rata yang diperoleh Pada siklus I dan dua adalah 11 dan 13. Serta rata-rata daya serap individu yang diperoleh pada siklus I adalah 72,70 dan rata-rata daya serap individu yang diperoleh pada siklus II dalah 85,08

3.1 Pembahasan

Penerapan strategi pembelajarab Predict-Observe-Explain-Write (POEW) dapat meningkatkan hasil belajar fisika. Dimana seluruh siswa diberikan kesempatan untuk saling berinteraksi langsung, berkomunikasi tidak hanya dengan teman kelompoknya tetapi juga dengan kelompok-kelompok yang lain, serta saling bekerjasama dalam kelompok. Sedangkan guru tidak hanya memfokuskan diri pada penyampaian materi saja tetapi berupaya

untuk membina dan mengembangkan ide siswa serta menggali pengetahuannya sendiri.

3.1.1 Kondisi Awal

Berdasarkan data pada tabel 1.1, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar klasikal (KBK) yang ditetapkan oleh sekolah yakni 75%. Selain itu, peneliti juga melakukan tes awal pada siswa kelas IX A SMP Negeri 11. Tujuan diberikannya tes awal adalah sebagai acuan untuk membagi dan membentuk kelompok yang heterogen.

3.2.2 Pelaksanaan Tindakan 3.2.2.1 Aktivitas Siswa

Pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas siswa 81,25%% berada pada kategori cukup Pada siklus II rata-rata persentase aktivitas siswa 98,44% berada pada kategori sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru pada siklus I mengalami

peningkatan pada siklus II. Hal Ini disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir dan diperbaiki pada siklus II.

Adapun kekurangan pada siklus I adalah siswa belum seluruhnya siap menerima materi hal ini dapat dilihat dari antusiasme para siswa masuk dalam kelas tidak tepat waktu sebahagian siswa sudah berada dalam kelas dan sebahagiannya lagi masih berada diluar kelas , sebagian siswa belum sepenuhnya mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, kerja sama antar teman sekelompok masih kurang, sebagian siswa tidak membuat catatan-catatan dan ringkasan dari hasil diskusi kelompok untuk dipaparkan di depan kelas, masih ragu-ragu dalam menanyakan materi yang belum dipahami walaupun ada beberapa siswa yang sudah berani untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang menurut mereka belum dipahami baik materi dari penyampaian guru maupun dalam melakukan eksperimen, sebahagian siswa belum sepenuhnya menyimak dengan baik penjelasan teman dari kelompok lain yang sedang memaparkan materi, dalam menyimpulkan materi dan menulis materi dengan rapih semua catatan yang diperoleh dari hasil diskusi dan penjelasan guru hanya sebahagian siswa saja yang melkukannya, siswa belum sepenuhnya menyelesaikan soal tepat waktu, dan Tugas rumah yang diberikan guru masih sebahagian Siklus I Siklus II skor rata-rata 11 13 10 11 12 13 14

skor rata-rata

(5)

47 siswa yang menuliskannya dengan rapi di buku latihan masing-masing siswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka rekomendasi yang dilakukan peneliti adalah memberikan arahan agar siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran dan pembelajaran baru dimulai ketika semua siswa sudah siap menerima materi maka proses belajar mengajar akan lebih mudah agar mencapai tujuan yang diharapkan.

3.2.2.2 Aktivitas Guru

Rata-rata persentase aktivitas guru siklus I 87,50% berada pada kategori baik.sedangkan rata-rata persentase aktivitas guru siklus II 98,44% berada pada kategori sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Hal Ini disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir dan diperbaiki pada siklus II.

peneliti dalam melakukan perbaikan yakni lebih akrab dan lebih tegas lagi dengan siswa agar siswa masuk tepat waktu dan siswa lebih serius dalam mengikuti proses belajar mengajar, memberikan kesempatan bertanya kepada siswa dengan intensitas yang lebih banyak dari pertemuan sebelumnya pada saat proses pembelajaran agar siswa melakukan kerja sama yang lebih baik dalam kelompok. Memotivasi siswa untuk berani mengajukan pertanyaan dengan cara memberi penghargaan terhadap siswa yang berani bertanya atau mengajukan pendapat dengan member tepuk tangan atau komentar positif yang bertujuan memberikan umpan balik yang positif terhadap siswa dalam memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan guru maupun berani memberikan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami. Siswa yang berkemampuan lebih tidak bersikap egois tetapi membimbing temannya yang berkemampuan rendah. Membimbing siswa bekerjasama dan saling tukar pendapat dalam kelompoknya, karena dengan adanya kerja sama, saling tukar pendapat dan saling berinteraksi dalam kelompok menuntut siswa saling menghargai pendapat dan berdiskusi untuk menyelesaikan pemecahan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa bisa lebih mudah menyelesaikan pemecahan masalah dan tugas yang diberikan oleh guru tersebut.

Selain peningkatan pada aktivitas siswa dan guru, terjadi pula peningkatan pada afektif siswa dan kinerja kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan persen

ketercapaian afektif siswa pada siklus I berada pada kategori cukup dan baik sedangkan pada siklus II afektif siswa berada pada kategori baik dan sangat baik dan untuk kinerja kelompok pada siklus satu persen ketercapaian berada pada kategori cukup sedangkan pada siklus II berada pada kategori baik dan sangat baik. Peningkatan tersebut dikarenakan guru (peneliti) berusaha untuk meminimalisir kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan melakukan perbaikan berdasarkan rekomendasi.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Hasil yang diperoleh pada siklus II lebih baik dari siklus I, dimana pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 90,48% dan daya serap klasikal sebesar 85,08% hal ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sebesar 80%. Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diminimalisir.

Ketika siswa diberikan tugas untuk melakukan kegiatan diskusi secara kelompok, maka siswa akan melakukan interaksi seperti berkomunikasi, mengeluarkan pendapat dan mendengarkan pendapat, sehingga siswa akan menyadari bahwa mereka akan belajar dengan baik ketika mereka saling bekerja sama. Pola pembelajaran dengan stategi pembelajaran POEW mengarahkan siswa tentang bagaimana mereka belajar secara bersama-sama dalam suatu kelompok belajar, tujuan belajar yang akan dicapai, melibatkan diri dalam proses belajar serta berdiskusi untuk mempelajari dan memecahkan suatu materi atau masalah agar lebih bermakna dalam pelajaran fisika. Sehingga teori yang mereka terima memang dapat ditemui di kehidupan nyata dan dapat mereka alami sendiri seperti contoh yang diperlihatkan sebelumnya pada proses strategi pembelajaran Predict-Observe-Expalin-Write (POEW) .

Skor rata-rata tes hasil belajar siswa siklus I dan II

Hasil yang diperoleh pada siklus II lebih baik dari siklus I, dimana pada siklus II diperoleh skor rata-rata sebesar 13 dibanding skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I sebesar 11. Serta rata-rata daya serap individu yang diperoleh pada siklus I adalah 72,70 dan rata-rata daya serap individu yang diperoleh pada siklus II dalah 85,08. Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diminimalisir.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran

(6)

Predict-48 Observe-Expalin-Write (POEW dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas IX A SMP Negeri 11 Palu.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa: 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang

terlihat dari Nilai rata-rata hasil ujian semester kelas IX hingga tes akhir siklus I sampai siklus II, yang menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW) dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas IX A Smp Negeri 11 Palu.

2. Hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I berada pada kategori baik, dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu berada pada kategori sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Depdiknas.

http://Litbang.kemdikbud.go.id/content [10 Januari 2014].

Almi Putra, Rahmat. (2013). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Pembelajaran Kooperatif Pada Konsep Zat Dan Wujudnya Di Kelas VII Smp Negeri 1 Sigli. [Online]. Tersedia:

File:///E:/New20folder/Peningkatan%20 hasil.Htm [12 Ferbruari 2014]

Supriyati. (2013). Pengembangan Model PoewUntuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, keterampilan Berfikir Kritis Dan mendapatkan Gambaran Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMA Pada Materi Suhu Dan Kalor. UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Revisi 1 April 2004), Jakarta: Depdiknas.

Gambar

Tabel  1.  Nilai  rata-rata  hasil  ujian  semester  kelas  IX  SMP  Negeri 11 Palu
Gambar 1 Grafik Aktivitas Siswa dan  Guru Siklus I dan Siklus II
Gambar 3.3 Garfik pencapaian skor rata-rata  hasil belajar siswa Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena liberalisme di Indonesia kini semakin menggejala, nahkan menjangkiti kalangan intelektual terlebih di Perguruan Tinggi Agama Islam yang seharusnya merupakan

Dalam artikel di atas juga menyebutkan bahwa ada beberapa produk ekspor lain yang mendukung surplus perdagangan pada Januari-Februari 2015 adalah perhiasan dan permata yang naik

Mengingat nilai yang terkandung pada kapal tenggelam beserta muatannya, berbagai program penelitian sebagai bagian dari pengelolaan tinggalan budaya bawah air telah

1 Buah CD yang berisi Salinan (soft copy/ hasil scan) Dokumen Penawaran Administrasi, Teknis dan Biaya serta Dokumen Kualifikasi Perusahaan yang berisi

Perbandingan Hasil Tes Kondisi Fisik dengan Ranking Prestasi ……….... Perbandingan Hasil Tes Anthropometrik dengan

In considering public transport appraisal the time and operating cost elements of benefit may be dealt with in a similar way to the highway estimates.. However estimation of

Nomor 70 tahun 2012, para peserta pengadaan diberi kesempatan menyampaikan sanggahan (bila ada) terhadap hasil pelelangan ini paling lambat 3 (tiga) hari kerja

Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: pertama, manajemen sebagai proses, kedua manajemen sebagai kolektivitas, ketiga manajemen sebagai suatu seni ( art )