Pekanbaru, 12 September 2017
POINTER GUBERNUR RIAU
OUTLINE
I. TUJUAN RAKOR
II. PERSIAPAN PENYELENGGARAAN PILKADA 2018 DAN
PEMILU 2019 DI PROVINSI RIAU.
III. PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
DAN TERTIB ADMINISTRASI PELAYANAN PUBLIK DI
PROVINSI RIAU
IV. TERKAIT PENYELESAIAN BATAS ANTAR PROVINSI DAN
ANTAR KABUPATEN/KOTA
V. PERCEPATAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DI PROVINSI
RIAU
TUJUAN RAPAT KOORDINASI
Perlu saya sampaikan kepada Bupati/Walikota Se Provinsi Riau bersama
jajarannya yang kami undang dalam rapat koordinasi ini, bahwa tujuan Rakor ini
adalah Pemerintah Provinsi Riau ingin melaksanakan sinergitas pembangunan
daerah, melalui penguatan-penguatan yang penting untuk kita lakukan yaitu
menyangkut :
a. Persiapan Penyelenggaraan Pilkada 2018 & Pemilu 2019;
b. Pelaksanaan tertib administrasi kependudukan dan tertib administrasi
pelayanan publik;
c. Tindak lanjut penyerahan Berita Acara Serah Terima P3D dari Kab/Kota
kepada Provinsi maupun Pemerintah Pusat;
d. Penyelesaikan permasalahan Batas Antar Provinsi, Antar Kab/Kota dan
Antar Negara;
e. Dukungan Kab/Kota terhadap Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional yang dibangun di Provinsi Riau.
Saya mengharapkan dalam Rakor ini, mendapat sumbang saran yang positif dari
Bupati/Walikota dan menghasilkan rumusan kebijakan dan solusi permasalahan
yang kita hadapi bersama ini.
I
.
PERSIAPAN PILKADA 2018 DAN PEMILU 2019
1. Menindaklanjuti arahan Direktur Politik Dalam Negeri Ditjen Politik dan
Pemerintahan Umum, Kemendagri, bahwa saat ini sudah ada komitmen dari seluruh
jajaran Pemerintah, Pemerintah Daerah, Penyelenggara, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan seluruh stake holder lainnya dalam menyukseskan Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019, tanpa adanya Isu SARA, yang memecah belah bangsa, dan menggangu stabilitas politik dalam negeri.
2. Jadwal Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 yang berhimpitan dengan penyelenggaraan Pemilu 2019 berpotensi menyimpan sejumlah masalah. Salah satu persoalan yang perlu antisipasi adalah proses Rekrutmen Penyelenggara, Pengelolaan
Tahapan dan Pembiayaan.
3. Untuk Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 ataupun Pemilu 2019 saya berkeyakinan Riau telah teruji dari penyelenggaraan Pilkada sebelumnya, dilihat dari integritas dan transparansi KPU Riau. Namun dari waktu ke waktu masyarakat sudah
semakin kritis terhadap pelayanan kepada pemilih dan peserta pemilihan. Oleh karena itu komitmen jajaran penyelenggara, mulai dari KPU hingga Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sangat penting, memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemilih dan peserta dalam menunaikan hak konstitusionalnya. (Secara detail akan
1. Untuk itu saya mengajak para Bupati/Walikota mewujudkan Penyelenggaraan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang aman, dan secara aktif mensupport Penyelenggara Pemilu, agar terus menjaga dan meningkatkan integritas dan kredibilitas Penyelenggaraan Pemilu pada pemilihan mendatang.
2. Guna menekan terjadinya permasalahan dilapangan, segala tahapan dan penetapan jadwal yang dilakukan, kuncinya adalah benar-benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepada Bupati/Walikota untuk mengawasi dan berkoordinasi dengan berbagai kalangan, untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan sekecil apapun.
3. Kepada Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kab/Kota segera menyiapkan laporan data kependudukan daerahnya untuk dikonsolidasikan oleh Kementerian Dalam Negeri, agar nantinya Daftar Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) dan Daftar Penduduk Pemilih Potensial Pemilihan (DP4) tidak menimbulkan permasalahan utama.
Direktif Gubernur
II. PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN
TERTIB ADMINISTRASI PELAYANAN PUBLIK DI PROVINSI RIAU
• Sasaran yang hendak dicapai dalam memutakhirkan data adalah
tersedianya database kependudukan yang telah sesuai dengan
kondisi terkini, dan manfaatnya selain untuk mendukung
Pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019, yang paling
penting adalah mendukung
TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.• Dalam rangka mendukung tertib administrasi kependudukan,
dilihat dari angka data kepemilikan Akte Kelahiran, Riau masih
berada pada urutan 28 dari 34 Provinsi di Indonesia, masih
sangat rendah, hal ini menjadi perhatian Bupati/Walikota dan
Dinas Dukcapil Kab/Kota.
• Berikut SUMBER DATA : Paparan Dirjen. Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Rapat Koordinasi Nasional Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2017 di Gorontalo 19 Mei 2017 , DATA CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN DI 34 PROVINSI
NO. WILAYAH JUMLAH ANAK LAPORAN DAERAH 30 APRIL 2017 MEMILIKI % INDONESIA 79,221,588 59,589,970 75.22 21 SULAWESI BARAT 547,678 409.724 74.81
22 NUSA TENGGARA BARAT 1,666,341 1.117.835 67.08
23 KALIMANTAN BARAT 1,770,084 1.307.230 73.85 24 DKI JAKARTA 2,965,380 2.902.777 97.89 25 SULAWESI TENGGARA 934,545 635.023 67.95 26 SULAWESI TENGAH 953,276 568.857 59.67 27 BANTEN 3,012,069 1.996.711 66.29 28 RIAU 2,090,107 1.364.082 65,26 29 LAMPUNG 2,840,639 1.961.926 69.07 30 MALUKU UTARA 452,029 253.505 56.08
31 NUSA TENGGARA TIMUR 1,904,052 1.036.327 54.43
32 MALUKU 664,060 283.225 42.65
33 PAPUA BARAT 358,911 146.893 40.93
34 PAPUA 1,234,423 339.862 27,53
SUMBER DATA : Paparan Dirjen. Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Rapat Koordinasi Nasional Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2017 di Gorontalo 19 Mei 2017 , DATA CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN DI 34 PROVINSI
REKAPITULASI HASIL PEREKAMAN KTP-el PER PROVINSI BERDASARKAN PROSENTASE PEREKAMAN
POSISI TANGGAL 15 MEI 2017
NO NAMA PROVINSI WAJIB KTP-el
JUMLAH SUDAH PEREKAMAN
JUMLAH BELUM PEREKAMAN (jiwa) (jiwa) (%) 1 PROVINSI DKI JAKARTA 7.118.313 7.564.897 (446.584) -4,27 2 PROVINSI JAWA BARAT 29.788.030 30.020.649 (232.619) -0,78 3 PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG 886.244 887.354 (1.110) -0,13 4 PROVINSI D.I. YOGYAKARTA 2.728.022 2.710.058 17.964 0,66 5 PROVINSI BANTEN 7.230.336 7.158.529 71.807 0,99 6 PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1.274.646 1.259.004 15.642 1,23 7 PROVINSI JAWA TENGAH 25.938.232 25.584.205 354.027 1,36 8 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2.630.423 2.566.456 63.967 2,43 9 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2.258.298 2.198.460 59.838 2,65 10 PROVINSI JAWA TIMUR 29.772.896 28.570.476 1.202.420 4,04 11 PROVINSI GORONTALO 793.225 748.360 44.865 5,66 12 PROVINSI KALIMANATAN UTARA 418.821 388.576 30.245 7,22 13 PROVINSI SUMATERA BARAT 3.744.726 3.459.542 285.184 7,62 14 PROVINSI RIAU 3.868.175 3.569.439 298.736 7,72 15 PROVINSI BALI 3.086.294 2.819.189 267.105 8,65 16 PROVINSI JAMBI 2.342.616 2.114.148 228.468 9,75 17 PROVINSI SUMATERA SELATAN 5.544.379 4.986.121 558.258 10,07
• Apa yang menjadi permasalahan? dari 2,090,107 jumlah anak, yang sudah memiliki akte kelahiran baru mencapai 1.364.082 anak atau (65,26%), Target Nasional pada akhir tahun ini harus sudah mencapai 85%.
• Demikian halnya untuk Perekaman KTP-el masih terdapat 298.736 (7.72 %) orang yang belum melakukan Perekaman KTP dari 3.868.175 Org. Target Nasional akhir desember 2017 harus sudah mencapai 100 %. Saya minta Bupati/Walikora dan Instansi terkait melakukan langkah-langkah percepatan dan progresnya untuk segera dilaporkan kepada Gubernur Riau.
• Perlu saya sampaikan bahwa tugas negara sesuai UUD 1945 dan Nawa Cita adalah memberikan perlindungan hukum kepada seluruh WNI Penduduk Indonesia dengan memberikan Dokumen Kependudukan secara cepat,
akurat, lengkap dan gratis. Utamakan pelayanan ini kepada masyarakat secara
sungguh-sungguh .
Lanjutan ...
PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN TERTIB ADMINISTRASI PELAYANAN PUBLIK DI PROVINSI RIAU
III. TERKAIT TINDAK LANJUT PENYERAHAN P3D DARI PEMKAB/KOTA KEPADA PEMROV RIAU DAN PEMERINTAH PUSAT
Perlunya kita ingat kembali bahwa pada tanggal 29 September 2016,
Gubernur Riau dan 12 Bupati/Walikota Se-Provinsi Riau telah
menandatangani Berita Acara Serah Terima Personil, Pendanaan, Sarana dan
Prasarana serta Dokumen (P3D). Namun pelaksanaannya masih belum
optimal. Adapun Serah Terima yang dilaksanakan adalah PERSONIL
sebanyak 8.808 Orang yang telah terverifikasi, sedangkan untuk Sarana dan
Prasarana dan Dokumen masih belum lengkap dan perlu data valid dan
proses verifikasi, Hal ini mengakibatkan :
1. P3D terkait urusan yang dialihkan belum semuanya teridentifikasi dan
tervalidasi, hal ini menjadi kurang diyakini kebenaran datanya.
2. Kemudian aset tidak tercatat, sehingga barang milik daerah tidak
terkelola dengan baik yang berpotensi mempengaruhi Opini Laporan
Keuangan.
3. Dapat menghambat proses pengurusan IUP (Ijin Usaha Pertambangan)
yg diserahkan dari Kab/Kota dan rawan terjadinya penyalahgunaan.
DIREKTIF GUBERNUR
Saya tujukan kepada KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN, Tingkat Provinsi dan Kab/Kota untuk melakukan :
1. Segera melakukan fasilitasi dan koordinasi antara Tim Provinsi dengan Tim Kab/Kota secara intensif, dalam rangka percepatan pengalihan urusan pemerintahan konkuren ini;
2. Inventarisir dengan cepat permasalahan dan penyediaan sarana pendukung yang menunjang pelaksanaan pengalihan baik dokumen maupun kelengkapan lainnya ;
3. Segera lakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi pelaksanaan P3D dan kemudian segera laporkan hasilnya kepada Gubernur Riau.
4. Penyampaian data dokumen sarana dan prasarana yang diberikan Kab/Kota kepada Inspektorat Provinsi merupakan data yang sudah diolah dan sudah diverifikasi awal.
5. Batas Waktu penyerahan Sarana Prasarana dan Dokumen (P2D) dari Kab/Kota paling lambat pada tanggal 30 Nopember 2017.
IV. TERKAIT PENYELESAIAN BATAS ANTAR PROVINSI DAN ANTAR
KABUPATEN/KOTA
A. REKAPITULASI PROGRES PENEGASAN BATAS DAERAH ANTAR PROVINSI DAN ANTAR KAB/KOTA S/D AGUSTUS 2017.
SUDAH TERBIT PERMENDAGRI
NO. TAHAPAN PROSES
1. JENIS BATAS SEGMEN BATAS KETERANGAN
A. ANTAR
PROVINSI 1 Riau – Sumatera Barat Telah terbit Permendagri No 44 Tahun 2013)
2 Riau - Jambi Telah terbit Permendagri No 33 Tahun 2013)
B. ANTAR
KAB./KOTA 1. Kab. Kampar – Kota Pekanbaru Telah terbit Permendagri No 18 Tahun 2015 2. Kab.Inhil – Kab.Inhu Telah terbit Permendagri No. 19
DALAM PROSES PENERBITAN PERMENDAGRI
2. NAMA BATAS SEGMEN BATAS KETERANGAN
A. ANTAR PROVINSI
1 Riau – Sumatera Utara Pada tanggal 28 Juli 2017 Pemerintah Provinsi Riau telah menyerahkan "Kajian Penyelesaian Batas Riau-Sumut" kepada Menteri Dalam Negeri
2. Riau – Kepulauan Riau Draft Permendagri Batas Pengelolaan Wilayah Laut kedua Provinsi telah disusun oleh Kemendagri
B. ANTAR KAB/KOTA
1 Kota Pekanbaru – Kab. Siak Pada Tahun 2017, telah dilakukan verifikasi lapangan oleh Pemko Pekanbaru dan Kab. Siak, Tahun 2017 akan diterbitkan permendagri
2 Kab. Bengkalis – Kab. Siak Rancangan Kesepakatan dan Peta Kesepakatan Batas telah disepakati kedua kabupaten, Tahun 2017 akan diterbitkan permendagri
3. Kab. Inhil – Kab. Pelalawan Rancangan Kesepakatan dan peta kesepakatan batas telah disepakat kedua kabupaten, Tahun 2017 akan diterbitkan permendagri
4. Kota Pekanbaru – Kab. Pelalawan
Rancangan Kesepakatan dan peta kesepakatan batas telah disepakati kedua kabupaten, Tahun 2017 akan terbit permendagri
5 Kab. Bengkalis – Kota Dumai Walikota Dumai meminta waktu kepada Kementerian Dalam Negeri untuk Berkoordinasi dengan Bupati Bengkalis
DALAM TAHAP FASILITASI OLEH PROVINSI
3. SEGMEN BATAS KETERANGAN
Kota Dumai – Kab. Rohil Kabupaten Rokan Hilir meminta kepada Pemko Dumai agar batasnya mengikuti Sungai Sepit (batas alam).
Kab. Bengkalis – Kab. Rohil difasilitasi pada Triwulan III dan IV Tahun 2017
Kab. Inhu – Kab. Pelalawan difasilitasi pada tanggal 25 Juli 2017, tindaklanjut hasil rapat diserahkan ke Kemendagri
Kab. Rohul – Kab. Kampar difasilitasi pada Triwulan III dan IV Tahun 2017
Kab. Kampar – Kab. Siak difasilitasi pada Triwulan III dan IV Tahun 2017
Kab. Kampar – Kab. Kuansing difasilitasi pada tanggal 25 Juli 2017, tindaklanjut hasil rapat diserahkan ke Kemendagri
Kab. Pelalawan – Kab. Siak difasilitasi pada April 2017, akan dilakukan verifikasi lapangan oleh Kemendagri
Kab.Pelalawan – Kab. Kampar difasilitasi pada tanggal 25 Juli 2017, tindaklanjut hasil rapat diserahkan ke Kemendagri
Kab. Rokan Hulu – Kab. Siak difasilitasi pada Triwulan III dan IV Tahun 2017
Kab. Rokan Hulu – Kab. Bengkalis Telah dilakukan verifikasi lapangan pada simpul batas (simpul segitiga) Rokan Hulu,Bengkalis dan Rokan Hilir pada tanggal 5 September 2017, agar dapat disepakati oleh ketiga kabupaten
Kab. Rokan Hulu– Kab. Rokan Hilir difasilitasi pada Triwulan III dan IV Tahun 2017
Direktif Gubernur ...
PENYELESAIAN BATAS ANTAR PROVINSI DAN BATAS ANTAR KAB/KOTA
1. Diminta kepada seluruh Bupati/Walikota agar menyelesaikan
batas
daerah
dengan
Kabupaten
tetangga
dengan
mempedomani Permendagri 76 tahun 2012 tentang Pedoman
Penegasan Batas Daerah.
2. Bagi Bupati/Walikota yang belum membentuk Tim Penegasan
Batas Daerah (PBD), diminta segera membentuk tim PBD dengan
mempedomai Permendagri 76 tahun 2012 pasal 18 s/d pasal 20.
3. Diminta kepada seluruh Bupati/Walikota untuk pro aktif dan
responsif dalam menyelesaikan masalah batas daerahnya
dengan Kabupaten yang berbatasan guna percepatan
penyelesaian batas.
Lanjutan....
4. Jika tidak tercapai kesepakatan batas daerah antara Tim PBD
masing-masing Kabupaten/Kota yang berbatasan, maka
penyelesiannya akan difasilitasi oleh Gubernur melalui Tim PBD
Provinsi Riau.
5. Terhadap batas daerah yang sudah diterbitkan Permendagrinya
(batas
Kab. Kampar - Kota Pekanbaru
dan Batas
Kab. Indragiri
Hulu - Kab.Indragiri Hilir
)
agar Bupati/Walikota mensosialisasikan
dan mengimplementasikan Permendagri tersebut, karena untuk
kepentingan pelayanan administrasi kepada masyarakat, seperti :
Administrasi Kependudukan;
Administrasi Pertanahan, dan
Administrasi Perizinan.
B. RENCANA AKSI PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA DI PROV. RIAU
Terkait perbatasan antar Negara, kepada Bupati yang memiliki batas antar negara untuk :
1. Melakukan peningkatan dan pemeliharaan TITIK REFERENSI (TR) Batas Negara baik melalui Penganggaran APBD maupun APBN dengan Bekerjasama dengan
BNPP-RI.
Saat ini terdapat 4 Titik Referensi Batas Negara yaitu :
1) Pulau Batu Mandi Kec. Pasir Limau Kapas (Rohil) ; 2) Tanjung Punak Kec. Rupat Utara (Bengkalis);
3) Tanjung Parit Kec. Bantan (Bengkalis)
4) Tanjung Kedabu Kec. Rangsang (Kep. Meranti).
2. Melakukan Koordinasi Intensif dengan 19 OPD Provinsi terkait, untuk mempercepat pembangunan JALAN/JEMBATAN, SARANA PENDIDIKAN,
SARANA KESEHATAN, SARANA EKONOMI pada 22 Kec. Lokasi Prioritas
(LOKPRI) di 6 (enam) Kab/Kota yang berbatasan Antar Negara dan kawasan perbatasan (Kab. Bengkalis, Kab. Rohil, Kab. Kep. Meranti, Kab. Inhil, Kab. Pelalawan dan Kota Dumai).
3. Melakukan Refungsionalisasi/revitalisasi 11 Pos Lintas Batas Negara(PLBN) yang masih bersifat tradisional, yang berlokasi di Panipahan, Senaboi, Tanjung medang,
Selat baru, Tanjung Samak, Sungai Pakning, Teluk Belitung, Guntung, Serapung, Kuala Gaung dan Kuala Enok.
4. Tindaklanjut Rencana Aksi Perbatasan Negara tahun 2017 berdasarkan Perka BNPP-RI Nomor 8 tahun 2016, di harapkan Bupati/Walikota pada 6 Cakupan Wilayah Perbatasan tersebut untuk :
Memantau/memonitoring proses realisasi Dana APBN pada Lokpri/Kecamatan melalui OPD yang menangani, dan menyampaikan hasilnya kepada Gubernur Riau.
Mengawal usulan Program/Kegiatan melalui Dana APBN pada 22 Lokpri/Kecamatan yang telah disusun dalam bentuk Rencana Aksi Tahun 2018 dengan berkoordinasi pada Kementerian/Lembaga yang menanganinya.
Pemerintah Kab/Kota Kawasan Perbatasan segera menyampaikan Usulan
Program/kegiatan melalui dana APBN Tahun Anggaran 2019 terkait
pengelolaan kawasan perbatasan pada 22 lokasi prioritas (Lokpri).
Usulan tersebut agar disampaikan kepada Gubernur Riau melalui Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah paling lambat akhir bulan September 2017.
V. PERCEPATAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL
DI PROVINSI RIAU
Kita patut bersyukur pada tahun 2017 bahwa Pemerintah Pusat sudah menetapkan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) di Riau , Karena proyek ini bagi Riau sangat besar dampaknya, terutama dalam membuka akses dan meningkatkan ekonomi dan pembangunan.
Terkait adanya target dari Presiden Jokowi harus tuntas tahun 2019 mendatang, saya selaku Gubernur menyambut baik, karena semakin cepat tuntas maka semakin cepat dampak yang dirasakan di Riau. Intinya apapun yang diminta Pusat untuk Percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional di Riau kita akan siap memenuhi dan mendukungnya.
Beberapa Proyek Strategis Nasional di Provinsi Riau, yakni : 1. Pembangunan Tol Pekanbaru-Kandis-Dumai
2. Kereta Api Jalur Pekanbaru-Duri-Dumai sepanjang 187 Km 3. Jaringan Sutet 500 KVA (Jambi-Riau)
4. Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejaktera (KKS). 5. Pembangunan STP (Sekolah Teknologi Pertanian)
Lanjutan ………….. PERCEPATAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DI PROVINSI RIAU MANFAAT PROYEK STRATEGIS NASIONAL
1. Proyek-proyek strategis tersebut tentu saja sangat mendukung untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Riau. Jika pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai tuntas, maka rentang kendali atau akses antara Riau daratan dengan kawasan Riau pesisir semakin dekat. 2. Begitu juga dengan kereta api, akan semakin memperlancar transportasi
masyarakat.
3. Kebutuhan listrik masyarakat akan sangat terbantu dengan pembangunan jaringan sutet 500 KVA dan Tecno Park yang menjadi bagian dari program Nawacita Presiden Jokowi, yang menginginkan tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kalau infrastruktur dibangun banyak pekerja terserap mengurangi angka kemiskinan dan tentunya UKM juga akan bergerak.
Sebagaimana prediksi dari Pemprov Riau pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Riau bisa ditaksir meningkat 6 Persen dan ekonomi masyarakat jauh lebih baik
KENDALA - KENDALA PROYEK STRATEGIS NASIONAL DI PROVINSI RIAU
PERMASALAHAN PEMBEBASAN LAHAN
1. Terdapat 11, 9 km trase jalan tol yang berada dalam kawasan hutan produksi yang dibebani hak konsensi (HTI)
2. Untuk Kereta Api dalam tahap inventarisasi dilapangan.
3. Pembebasan lahan di kawasan hutan dan HGU untuk 612 Titik Tower Jaringan Sutet 500 KVA (Jambi-Riau)
PERMASALAHAN BELUM DITETAPKANNYA
RTRWP
RIAU.1. Terkait Jalan Tol, AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan) belum bisa diproses karena belum ditetapkannya RTRWP Riau.
2. Jalur Kereta Api juga terkendala penerbitan/penetapan lokasinya karena RTWRP.
3. Terkait Jaringan SUTET 500 KVA, AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan) belum bisa diproses karena RTRWP Riau.
4. Masih terdapat 67 pusat desa, dan 142 pemukiman desa yang masih berada dalam kawasan hutan termasuk lahan yang menjadi kebutuhan masyarakat, serta kebutuhan lahan untuk PSN dan Infrastruktur terbangun lainnya.
Persoalan RTRW Provinsi Riau sebenarnya sudah hampir rampung. Tinggal menunggu arahan dan pendampingan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Kita libatkan KPK agar nanti di kemudian hari tidak ada persoalan hukum yang muncul.
Direktif Gubernur ...
PERCEPATAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DI PROVINSI RIAU
1. Dalam rangka percepatan pelaksanaan PSN, sinergitas dan semangat kerjasama Provinsi dan Kab/Kota kita butuhkan, segala permasalahan yang menjadi hambatan diatas kiranya mendapat sumbangsih pemikiran Bupati/Walikota.
2. Dalam mengatasi kendala dilapangan , kita berpedoman kepada Perpres Nomor 56
Tahun 2017 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan dalam rangka Penyediaan Tanah untuk Proyek Strategis Nasional, dalam upaya percepatan
pengadaan tanah yang dikuasai masyarakat dan meminimalisasi dampak sosial yang timbul terhadap masyarakat sebagai akibat dibebaskannya lahan masyarakat dimaksud untuk pembangunan PSN
3. Terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, terhadap lokasi Proyek Strategis
Nasional yang tidak berkesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Kab/kota atau Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala
Badan Pertanahan Nasional (BPN) dapat memberikan rekomendasi kesesuaian tata ruang atas lokasi PSN.
Untuk penetapan tanah lokasi PSN dilakukan oleh Gubernur. Tanah yang telah ditetapkan lokasinya tidak dapat dilakukan pemindahan hak atas tanahnya oleh pemilik hak kepada pihak lain selain kepada Badan Pertanahan Nasional.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
FOKUS PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN
C
K
P
1. Kab Rokan Hilir
2. Kab Bengkalis 3. Kab Kepulauan Meranti 4. Kota Dumai 6. Kab Pelalawan 1. Kecamatan Sinaboi
2. Kecamatan Pasir Limau Kapas 3. Kecamatan Bangko
1. Kecamatan Bukit Batu 2. Kecamatan Rupat
3. Kecamatan Rupat Utara 4. Kecamatan Bantan 5. Kecamatan Bengkalis 1. Kecamatan Rangsang
2. Kecamatan Rangsang Barat 3. Kecamatan Rangsang Pesisir 4. Kecamatan Merbau
5. Kecamatan Pulau Merbau 6. Kecamatan Tasik Putri Puyu
5. Kab Indragiri Hilir 1. Kecamatan Kateman 2. Kecamatan Pulau Burung
1. Kecamatan Kuala Kampar
L
O
K
P
R
I
1. Kecamatan Dumai2. Kecamatan Dumai Barat 3. Kecamatan Dumai Timur 4. Kecamatan Medang Kampai 5. Kecamatan Sungai Sembilan
(Cakupan Kawasan Perbatasan)
NO. WILAYAH JUMLAH ANAK LAPORAN DAERAH 3O APRIL 2017 MEMILIKI % INDONESIA 79,221,588 59,589,970 75.22 1. GORONTALO 393,878 352.499 89,49 2 DI. YOGYAKARTA 969,254 798.738 82,41 3 SUMATERA SELATAN 2,625,901 2.158.687 82.21 4 KEPULAUAN RIAU 614,931 478.599 77.83 5 JAWA TENGAH 10,063,437 7.902.081 78.52 6 KALIMANTAN TIMUR 1,177,295 956.212 81.22 7 KALIMANTAN UTARA 225,021 171.756 76.33
8 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
439,512 352.678 80.24
9 BENGKULU 633,398 475.016 74,99
10 JAMBI 1,132,780 1.111.422 98,11
CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN DI 34 PROVINSI
NO. WILAYAH JUMLAH ANAK
LAPORAN DAERAH 30 APRIL 2017 MEMILIKI % INDONESIA 79,221,588 59,589,970 75.22 11 SUMATERA BARAT 1,810,022 1.370.009 75,69 12 JAWA TIMUR 10,594,295 8.523.561 80.45 13 KALIMANTAN TENGAH 822,457 649.319 78.95 14 SULAWESI UTARA 738,958 570.498 77.20 15 BALI 1,202,513 931.726 77.48 16 ACEH 1,813,571 1.311.656 72,32 17 JAWA BARAT 13,319,785 10.901.544 81,84 18 KALIMANTAN SELATAN 1,264,391 920.644 72.81 19 SUMATERA UTARA 4,895,842 3.489.000 71,26 20 SULAWESI SELATAN 3,090,753 1.839.807 59.53
NO. WILAYAH JUMLAH ANAK LAPORAN DAERAH 30 APRIL 2017 MEMILIKI % INDONESIA 79,221,588 59,589,970 75.22 21 SULAWESI BARAT 547,678 409.724 74.81
22 NUSA TENGGARA BARAT 1,666,341 1.117.835 67.08
23 KALIMANTAN BARAT 1,770,084 1.307.230 73.85 24 DKI JAKARTA 2,965,380 2.902.777 97.89 25 SULAWESI TENGGARA 934,545 635.023 67.95 26 SULAWESI TENGAH 953,276 568.857 59.67 27 BANTEN 3,012,069 1.996.711 66.29 28 RIAU 2,090,107 1.364.082 65,26 29 LAMPUNG 2,840,639 1.961.926 69.07 30 MALUKU UTARA 452,029 253.505 56.08
31 NUSA TENGGARA TIMUR 1,904,052 1.036.327 54.43
32 MALUKU 664,060 283.225 42.65
33 PAPUA BARAT 358,911 146.893 40.93
34 PAPUA 1,234,423 339.862 27,53
PENTAHAPAN SISTEM ADM. KEPENDUDUKAN
TAHAP I (2009-2015) • KonsolidasikeDalamdanTertibA dministrasiKependudukan TAHAP II (2016 - 2020 • LayananPrimaAdministrasiKependudu kandanFocuspdKerjasamaInstansi(G to G, G to B) TAHAP III (2021-2025) • PengembanganDayaSaing BangsaSaat ini kita sudah berada ditahap II (2016-2020) artinya pemerintah sudah harus fokus terhadap kualitas pelayanan yaitu Pelayanan Prima terkait pengurusan Administrasi Kependudukan dan Fokus pada Kerjasama antar Instansi maupun sektor bisnis.