PT TRUBA ALAM MANUNGGAL ENGINEERING Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2016 (Tidak diaudit) DAN 31 DESEMBER 2015 (Diaudit)
DAN SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2016
Surat Pernyataan Direksi
Ekshibit
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
A
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
B
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
C
Laporan Arus Kas Konsolidasian
D
Catatan 30 SEP 2016 31 DES 2015 A S E T
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 4 1,734,916 31,450,426
Piutang usaha - Pihak ketiga 5 1,344,354 1,189,060
Piutang retensi - Pihak ketiga 6 2,012,496 2,116,486
Piutang lain-lain - Pihak ketiga
Pihak ketiga 7 534,424,405 524,713,057
Pihak berelasi 7 26,507,371
-Uang muka - Pihak ketiga 8 7,480,141 6,779,860
Biaya dibayar di muka 9 40,769,337 48,999,766
Pajak dibayar di muka 17 20,562,907 19,579,554
Jumlah Aset Lancar 634,835,927 634,828,209
ASET TIDAK LANCAR
Investasi jangka panjang 10 29,824,740 29,824,740
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
Rp 41.030.376 (31 Des 2015: Rp 39.223.686) 11 1,244,995 2,982,537
Jaminan 12 19,497,000 21,599,962
Aset pajak tangguhan 17 23,152,425 22,837,706
Aset tidak lancar lainnya - Pihak ketiga 2,695,764 2,704,652
Jumlah Aset Tidak lancar 76,414,924 79,949,597
JUMLAH ASET 711,250,851 714,777,806
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian Pada Ekshibit E terlampir
Catatan 30 SEP 2016 31 DES 2015
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang usaha - Pihak ketiga 13 22,677,659 23,429,519
Uang muka kontrak - Pihak ketiga 14 4,419,014 4,436,114
Hutang lain-lain
Pihak ketiga 15 81,143,606 30,361,238
Pihak berelasi 15 21,460,000 21,460,000
Biaya masih harus dibayar 16 41,327,269 72,071,227
Hutang pajak 17 5,531,255 6,074,362
Hutang bank jangka panjang yang belum jatuh tempo dalam waktu satu tahun 19 69,978,096 29,978,096
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 246,536,899 187,810,556
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas imbalan pasca kerja 18 11,859 11,859
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 11,859 11,859
Jumlah Liabilitas 246,548,758 187,822,415
EKUITAS (Defisiensi Ekuitas)
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar 32.000.000.000 saham
Ditempatkan dan disetor penuh 15.799.456.267 saham 20 1,579,945,626 1,579,945,626
Tambahan modal disetor - Bersih 20 97,048,008 97,048,008
Komponen ekuitas lainnya ( 2,403,789) 40,587,922
Saldo (defisit) laba
Sudah ditentukan penggunaannya 3,494,120 3,494,120
Belum ditentukan penggunaannya ( 1,213,381,872) ( 1,194,120,285)
JUMLAH EKUITAS 464,702,093 526,955,391
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 711,250,851 714,777,806
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian Pada Ekshibit E terlampir
Catatan 30 SEP 2016 30 SEP 2015
PENDAPATAN 21 3,296,238 89,028,897
BEBAN PENDAPATAN 22 - ( 32,311,343)
LABA KOTOR 3,296,238 56,717,554
Beban Usaha 23 ( 13,711,230) ( 26,799,026)
Laba (Rugi) Selisih kurs - Bersih 2 ( 1,412,189) 1,814,123
Beban Keuangan 24 ( 7,932,993) ( 61,712)
Kerugian pelepasan anak ( 612,803,032)
Lain-lain bersih 25 281,106 10,655,559
Laba (Rugi) sebelum pajak ( 19,479,068) ( 570,476,534)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN :
Kini 17 ( 3,035) ( 701,698)
Tangguhan 17 314,719 2,040,975
Jumlah manfaat (beban) pajak penghasilan 311,684 1,339,277
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN ( 19,167,384) ( 569,137,257)
Pendapatan (Rugi) Komprehensif lain
Penjabaran mata uang asing 2 ( 42,991,711) 383,337,781
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN ( 62,159,095) ( 185,799,476)
Rugi bersih yang dapat distribusikan kepada
Pemilik entitas induk ( 19,261,587) ( 569,137,266)
Kepentingan non pengendali -
-Jumlah ( 19,167,384) ( 569,137,257)
Rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk ( 62,253,298) ( 185,799,476)
Kepentingan non pengendali -
-Jumlah ( 62,159,095) ( 185,799,476)
RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR 26 ( 1.2) ( 36.0)
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan konsolidasian secara keseluruhan Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian Pada Ekshibit E terlampir
Tambahan Ekuitas yang
modal Penjabaran Telah Belum diatribusikan kepada Kepentingan
Disetor mata ditentukan ditentukan pemilik entitas Non Jumlah
Modal saham Bersih uang asing penggunaannya penggunaannya induk Pengedali ekuitas
Saldo per 31 Desember 2014 1,579,945,626 97,048,008 ( 312,896,501) 3,494,120 ( 1,650,860,033) ( 283,268,780) 5,747,970 ( 277,520,810)
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan
PSAK no. 24 (Revisi 2013) - - - - ( 4,830,826) ( 4,830,826) - ( 4,830,826)
Saldo 1 Januari 2015 setelah penyesuaian 1,579,945,626 97,048,008 ( 312,896,501) 3,494,120 ( 1,655,690,859) ( 288,099,606) 5,747,970 ( 282,351,636)
Pelepasan kepemilikan entitas anak 1,054,382,434 1,054,382,434 ( 5,747,970) 1,048,634,464
Rugi komprehensif bersih tahun berjalan - - 353,484,423 - ( 592,811,860) ( 239,327,437) - ( 239,327,437)
Saldo per 31 Desember 2015 1,579,945,626 97,048,008 40,587,922 3,494,120 ( 1,194,120,285) 526,955,391 - 526,955,391
Rugi komprehensif bersih tahun berjalan - - ( 42,991,711) - ( 19,261,587) ( 62,253,298) - ( 62,253,298)
Saldo per 30 Sep 2016 1,579,945,626 97,048,008 ( 2,403,789) 3,494,120 ( 1,213,381,872) 464,702,093 - 464,702,093 Catatan 20
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
30 SEP 2016
30 SEP 2015
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
3,244,934
36,243,735
Pembayaran kepada pemasok
(
57,229,848)
(
32,251,934)
Pembayaran kepada karyawan
(
5,682,106)
(
9,033,198)
Pembayaran bunga dan beban keuangan
(
7,932,993)
(
61,721)
Penerimaan bunga
302,312
Pembayaran pajak
(
1,523,425)
(
29,680,911)
Arus Kas Bersih dari Aktvitas Operasi
(
69,123,438)
(
34,481,717)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penempatan Jaminan
8,887
0
(Perolehan) pelepasan aset tetap
(
69,150)
(
59,409)
Arus kas bersih (digunakan untuk) diperoleh
dari aktivitas investasi
(
60,263)
(
59,409)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
(Pembayaran) Penerimaan pinjaman bank
0
(Pembayaran ) penerimaan dari hutang sewa pembiayaan
-
0
Arus kas bersih diperoleh dari
(digunakan untuk) aktivitas pendanaan
40,000,000
0
(PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH DALAM
KAS DAN SETARA KAS
(
29,183,701)
(
34,541,126)
DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP
KAS DAN SETARA KAS
(
531,809)
854,504
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
31,450,426
35,946,746
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
1,734,916
2,260,124
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Pada Ekshibit E terlampir
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 4 tanggal 1 Februari 2001 yang dibuat di hadapan Mohamad Rasjid Umar, S.H., Notaris di Balikpapan. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-22.HT.01.01.TH 2002 tanggal 21 Januari 2002. Perusahaan telah mengadakan perubahan anggaran dasar berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 7 Oktober 2009, yang dibuat dihadapan Yulia, S.H., Notaris di Jakarta tentang penyesuaian seluruh anggaran dasar Perusahaan dengan peraturan Bapepam No. IX.J.1, lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008, tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-51891.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 27 Oktober 2009 dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-21135 tanggal 24 Nopember 2009. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 90 tanggal 16 September 2016 yang dibuat dihadapan Yulia, S.H., Notaris di Jakarta, tentang perubahan susunan direksi Perusahaan. Akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima sebagaimana ternyata dalam Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0087939 tanggal 10 Oktober 2016. Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi rancang bangun, perekayasaan, pengadaan dan konstruksi bangunan, infrastruktur, industri pabrik, perdagangan dan jasa.
Kantor pusat Perusahaan berada di Komplek Rukan Permata Senayan Blok B-03, Jl. Tentara Pelajar, RT.009/007, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12210 dan lokasi utama kegiatan usaha Perusahaan di Jakarta, sedangkan proyek-proyek terutama berlokasi di Jawa, Sumatera, Bangka, Kalimantan dan Sulawesi.
b. Penawaran Umum Saham Perusahaan
Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan telah memperoleh Pernyataan efektif dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) melalui surat No. S-2260/BL/2006 untuk melakukan penawaran perdana saham kepada masyarakat sejumlah 5.000.000.000 saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 110 (Rupiah penuh). Pada tanggal 16 Oktober 2006, saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Jakarta.
c. Dewan Komisaris dan Direksi
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris
Komisaris Utama Siswanto
Komisaris Independen M arsul Siregar
Direktur
Direktur Utama Sjaiful Bachri Harahap
Direktur Hadi Sunardi Oscar
Direktur Haposan Samosir Pakpahan
1. U M U M (Lanjutan)
c. Dewan Komisaris dan Direksi (Lanjutan)
Jumlah gaji dan tunjangan direksi dan komisaris Perusahaan dan anak perusahaan untuk periode yang berakhir 30 September 2016 sebesar Rp 2.564.623 (31 Desember 2015: Rp 3.261.342).
Untuk periode tahun yang berakhir tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 jumlah karyawan sebesar 47 Orang untuk Grup.
d. Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian telah diotorisasi oleh Dewan Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 24 November 2016.
e. Entitas Anak
Berdasarkan Sales and purchasing agreement (SPA) dan settlement agreement (SA) (lihat catatan 23), maka manunggal infrasolusi international Pte Ltd (MIFI) tidak lagi mempunyai kepemilikan atas saham Radianz, sehingga laporan keuangan konsolidasian perusahaan per 31 Desember 2015 tidak termasuk laporan keuangan MIFI dan anak perusahaan.
Perusahaan memiliki investasi baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% beberapa saham anak perusahaan, dengan rincian sebagai berikut :
Kepemilikan secara Mulai Beroperasi
langsung Kedudukan dimiliki operasional Kegiatan usaha 30 Sep 2016 31 Des 2015 30 Sep 2016 31 Des 2015
Harvest Star Holdings Limited. (Harvest) -
British
Virgin Island 2009 - Investasi 100% 100% 1,729,197,327 1,729,165,267
Radianz Investment Limited. (Radianz) - 1)
British
Virgin Island 2009 - Investasi
PT Karangasem Manunggal Power (KMP) Jakarta Pusat 2010 -Pertambangan, perdagangan, perindustrian dan pengangkutan 65,008,448 65,036,561 Melalui Harvest CDE International
Pte. Ltd. (CDEI) Singapura 2009
-Perdagangan umum (ekspor dan
impor), investasi.
100% 100% 1,623,111,550 1,736,717,545
Melalui KMP PT Suar Alam
Engineering Jakarta Pusat 2007 2007
Rancang bangun, perekayasaan, pengadaan dan konstruksi bangunan, 99.99% 99.99% 117,506,466 119,363,776 Melalui Radianz TAME Turnkey Contracting Pte. Ltd
Singapore 2007 - Jasa perekayasaan
bangunan pabrik. 100% 100% 73,712,377 76,410,887 Melalui TAME Turkey Construction Pte Ltd
Tame Turnkey
(Labuan) Pte. Ltd Singapura 2008 - Perdagangan 100% 100% 2,632,616 2,634,394 Catatan:
1) Induk perusahaan 2) Belum beroperasi komersial.
91% 91%
Persentase kepemilikan Tahun /Year
Jumlah aset
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia No. VIII.G.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-347/BL/2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode akrual (accrual basis), dimana dasar pengukurannya adalah konsep biaya historis (historical cost concept), kecuali untuk beberapa akun yang diukur berdasarkan penjelasan kebijakan akuntansi dari akun yang bersangkutan.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan disajikan dalam Rupiah Indonesia (“IDR” atau “Rp”) yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Berikut ini adalah standar dan interpretasi yang telah diterbitkan, dan efektif untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 :
• PSAK 4 (Revisi 2015) “Laporan Keuangan Tersendiri”
• PSAK 15 (Revisi 2015) “Investasi Pada Entitas Asosiasi Dan Ventura Bersama”
• PSAK 16 (Revisi 2015) “ Aset Tetap”
• PSAK 19 (Revisi 2015) “Aset Tak Berwujud”
• PSAK 24 (Revisi 2015) “ Imbalan Kerja”
• PSAK 65 (Revisi 2015) “Laporan Keuangan Konsolidasian”
• PSAK 66 (Revisi 2015) “Pengaturan bersama”
• PSAK 67 (Revisi 2015) “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain”
• ISAK 30 “Pungutan”
Standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017 adalah sebagai berikut, perseroan sedang mempertimbangkan implikasi dari penerapan standar berikut :
• PSAK 1 (Revisi 2015) “Penyajian Laporan Keuangan”
• ISAK 31 “Interpretasi atas ruang lingkup”
• PSAK 13 “Properti Investasi”
Pada saat penerbitan laporan keuangan konsolidasi interim. Grup masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan konsolidasian interim Grup.
b. Dasar Konsolidasian
Kombinasi bisnis dihitung dengan menggunakan metode akuisisi pada tanggal akuisisi, yaitu tanggal pengendalian beralih kepada Perusahaan. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan kebijakan operasi entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Di dalam menilai pengendalian, Perusahaan mempertimbangkan hak suara potensial yang saat ini dilaksanakan. Imbalan yang dialihkan tidak termasuk jumlah yang terkait dengan penyelesaian pada hubungan yang sebelumnya ada. Jumlah tersebut, umunya diakui didalam laporan laba rugi komprehensif.
Biaya-biaya terkait akuisisi, selain yang terkait dengan penerbitan surat utang maupun kepemilikan, yang terjadi dalam kaitan kombinasi bisnis Perusahaan, dibebankan pada saat terjadinya.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip - prinsipKonsolidasian(Lanjutan)
Semua imbalan kontinjensi dikaui pada nilai wajar pada saat tanggal akuisisi. Apabila imbalan kontijensi diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka hal tersebut tidak diukur kembali dan penyelesaiannya dicatat di dalam ekuitas. Selain itu, perubahan berikutnya terhadap nilai wajar imbalan kontijensi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Bagi kombinasi bisnis yang diselesaikan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan entitas anaknya memiliki pilihan, terhadap transaksi berdasarkan dasar transaksi, untuk memulai mengakui seluruh kepentingan non-pengendali di dalam pihak diakuisisi yang merupakan kepentingan kepemilikan kini dan memberikan hak kepada para pemilik kepemilikan aset bersih proporsional entitas pada saat likuidasi baik pada nilai wajar tanggal akuisisi atau, pada instrumen kepemilikan kini kepemilikan saham proporsional di dalam jumlah yang diakui terhadap aset bersih yang dapat diidentifikasikan pihak diakuisisi. Komponen lainnnya kepentingan non-pengendali seperti opsi saham beredar, umumnya dinilai pada nilai wajar. Kelompok usaha belum menentukan pilihan untuk menggunakan nilai wajar pada saat akuisisi diselesaikan pada tanggal tersebut.
Entitas Anak
Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Laporan keuangan entitas anak termasuk ke dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai sampai dengan tanggal pengendalian dihentikan. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah apabila dipandang perlu untuk menyelaraskan kebijakan akuntansi yang diadopsi oleh Perusahaan.
Kerugian yang terjadi pada kepentingan non-pengendali pada entitas anak dialokasikan kepada kepentingan non-pengendali bahkan apabila dialokasikan kepada kepentingan non-pengendali tersebut dapat menimbulkan saldo defisit. Kepentingan non-pengendali disajikan di dalam laporan keuangan konsolidasian pada bagian ekuitas, yang terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Setelah terjadinya hilangnya pengendalian, Perusahaan menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak, semua kepentingan nonpengendali dan komponen ekuitas lainnya terkait dengan entitas anak. Segala surplus atau defisit yang timbul dari hilangnya pengedalian, diakui di dalam laporan laba rugi. Apabila Perusahaan menahan semua bagian di dalam entitas anak sebelumnya, maka bagian tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal saat pengendalian dihentikan. Selanjutnya, bagian tersebut dicatat sebagai investee dengan ekuitas yang dihitung atau sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual bergantung pada besarnya pengaruh.
Transaksi antar entitas sepengendali
Transaksi restrukturisasi yang timbul dari pengalihan kepemilikan di dalam entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham yang juga mengendalikan Perusahaan, dicatat seolah-olah akuisisi telah terjadi pada awal periode paling awal periode komparatif yang disajikan, atau, pada tanggal saat sepengendali ditetapkan; untuk tujuan ini periode komparatif disajikan kembali. Aset dan liabilitas yang diperoleh diakui pada nilai tercatat yang diakui sebelumnya di dalam laporan keuangan konsolidasian pemegang saham pengendali Perusahaan. Komponen ekuitas entitas yang diakusisi ditambahkan kepada komponen yang sama di dalam ekuitas Perusahaan. Semua selisih antara kas yang dibayarkan dalam rangka akuisisi dan aset bersih yang diakusisi diakui langsung pada ekuitas sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
Transaksi yang dieliminasi pada konsolidasi
Saldo dan transaksi antar Perusahaan dan semua pendapatan dan beban yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi antar Perusahaan, dieliminasi di dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Laba yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi dieliminasi terhadap investasi dari bagian Perusahaan di dalam investee. Kerugian yang belum terealisasi dieliminasi dengan cara yang sama dengan keuntungan yang belum terealisasi, hanya apabila tidak terdapat bukti penurunan nilai.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip - prinsipKonsolidasian(Lanjutan)
Akuntansi bagi entitas anak dan entitas asosiasi di dalam laporan keuangan tersendiri
Apabila Entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan yang dikonsolidasikan kepada laporan keuangan konsolidasian, investasi pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama, disajikan di dalam laporan posisi keuangan terpisah Perusahaan pada Biaya perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.
Apabila terjadi pelepasan investasi pada entitas anak dan asosiasi, maka selisih antara nilai pokok pelepasan dan nilai tercatat investasi diakui di dalam laporan laba rugi.
Goodwill
Goodwill merupakan selisih biaya akuisisi entitas anak atau entitas asosiasi terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi bagian perusahaan terhadap aset bersih yang teridentifikasi, termasuk liabilitas kontinjensi, pada saat akuisisi. Biaya akuisisi diukur pada saat nilai wajar aset diperoleh, instrumen ekuitas diterbitkan, atau liabilitas terjadi atau diasumsikan pada tanggal akuisisi, ditambah biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada akuisisi.
Goodwill negatif merupakan selisih nilai wajar pada tanggal akuisisi bagian Perusahaan terhadap aset bersih yang teridentifikasi dengan biaya akuisisi. Goodwill negatif pada tanggal transaksi disesuaikan langsung pada laporan laba rugi.
Goodwill akuisisi entitas anak disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian di mana goodwill akuisisi entitas asosiasi dicatat sebagai bagian nilai tercatat investasi terkait.
Keuntungan atau kerugian pelepasan entitas anak dan entitas asosiasi meliputi nilai tercatat goodwill yang dikapitalisasi terkait dengan entitas yang dijual.
Goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan, atau secara berkala apabila terdapat indikasi goodwill mengalami penurunan.
Goodwill dialokasikan kepada tiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) Perusahaan yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis, untuk tujuan pengujian penurunan nilai goodwill. Suatu kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi ketika nilai tercatat UPK, termasuk goodwill, melebihi jumlah terpulihkan UPK. Jumlah terpulihkan UPK lebih tinggi dari nilai wajar UPK dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Di dalam menilai nilai pakai, arus kas masa depan yang diestimasi didiskontokan dengan nilai kininya dengan menggunakan tingkat suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset.
Jumlah kerugian penurunan nilai dialokasikan, pertama untuk mengurangi nilai tercatat goodwill yang dialokasikan kepada UPK dan kemudian kepada aset UPK lainnya secara pro rata berdasarkan nilai tercatat tiap aset di dalam UPK.
Penurunan kerugian goodwill tidak dapat dibaIikkan pada periode berikutnya. c. Kas dan setara kas
Untuk tujuan penyusunan dan penyajian laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas meliputi kas, bank dan deposito yang jatuh tempo kurang dari tiga bulan dan tidak dibatasi penggunaannya. d. Aset dan Liabilitas Keuangan
a. Aset Keuangan
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan diukur melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Aset keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anaknya menjadi pihak di dalam provisi kontraktual instrumen keuangan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas(Lanjutan)
a. Aset Keuangan(Lanjutan) Pengakuan dan pengukuran awal
Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Perusahaan dan entitas anaknya menentukan klasifikasi aset keuangan pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran setelah pengakuan awal aset keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: i. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini meliputi aset keuangan “yang dimiliki untuk diperdagangkan” dan aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awal penentuan. Suatu aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual apabila secara prinsip diperoleh untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat penetapan awal adalah aset keuangan yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan suatu strategi investasi yang terdokumentasi. Derivatif juga dikategorikan sebagai investasi yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan, kecuali ditetapkan sebagai lindung nilai efektif.
Aset yang termasuk dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila aset tersebut baik dimiliki untuk diperdagangkan atau diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Perusahaan dan entitas anaknya tidak memiliki aset keuangan yang diukur melalui nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan, yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar dan segala perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi.
Selain dari instrumen keuangan derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai instrumen lindung nilai, Perusahaan dan entitas anaknya tidak memiliki aset yang dimiliki untuk diperdagangkan dan Perusahaan tidak secara sukarela mengklasifikasikan aset keuangan sebagai nilai wajar melalui laba-rugi.
ii. Pinjaman dan piutang
Pinjaman dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Secara mendasar, pinjaman dan piutang muncul dari pemberian barang dan jasa kepada para pelanggan (misalnya, piutang dagang), namun juga terkait dengan jenis lain aset moneter kontraktual. Aset-aset tersebut dinilai pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate method). Keuntungan dan kerugiannya diakui dalam laporan laba rugi ketika pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana dilakukan melalui proses amortisasi.
Dari waktu ke waktu, Perusahaan dan entitas anaknya memilih untuk menegosiasi ulang persyaratan piutang dagang kepada pelanggan yang memiliki transaksi masa lalu yang baik. Negosiasi ulang tersebut cenderung mengubah jangka waktu pembayaran dibandingkan dengan jumlah yang terutang dengan konsekuensi arus kas yang diharapkan di masa depan akan didiskontokan pada suku bunga efektif awal dan segala perbedaan yang timbul terhadap nilai tercatat akan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai laba operasi.
Pinjaman dan piutang Perusahaan dan entitas anaknya terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan aset tidak lancar lainnya (kecuali goodwill).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas (Lanjutan)
a. Aset Keuangan (Lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal(Lanjutan) ii. Pinjaman dan piutang (Lanjutan)
Pinjaman dan piutang tersebut diklasifikasikan ke dalam aset lancar, kecuali yang yang memiliki jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan, yang diklasifikasikan sebagai aset tak lancar.
iii. Investasi dimiliki sampai jatuh tempo
Aset keuangan “dimiliki sampai jatuh tempo” (held-to-maturity) merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dengan jatuh tempo tetap di mana manajemen Perusahaan dan entitas anaknya memiliki tujuan dan kemampuan positif untuk memiliki investasi sampai jatuh tempo.
Investasi dimiliki sampai jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi segala kerugian penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi pada saat investasi dimiliki sampai jatuh tempo dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi.
Perusahaan dan entitas anaknya tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki sampai jatuh tempo.
iv. Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual (available-for-sale) merupakan aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan baik sebagai investasi tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan di dalam kategori manapun. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dalam cadangan investasi tersedia untuk dijual, kecuali bagi kerugian penurunan dan nilai tukar valuta asing di mana diakui di dalam laporan laba rugi. Ketika investasi dihentikan pengakuannya atau investasi ditentukan untuk diturunkan nilainya, maka laba atau rugi kumulatif sebelumnya yang diakui di dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi sebagai biaya transaksi.
Investasi di dalam instrumen ekuitas dengan nilai wajar yang tidak dapat diukur dengan andal, diukur pada biaya perolehan dikurangi kerugian penurunan nilai.
Penghentian Pengakuan
Suatu aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak untuk menerima arus kas aset telah berakhir. Pada penghentian aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara nilai tercatat dengan jumlah yang akan diterima dan semua kumulatif keuntungan atau kerugian yang telah diakui di dalam pendapatan komprehensif lainnya diakui di dalam laporan laba rugi.
Semua penjualan dan pembelian yang lazim atas aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada saat tanggal perdagangan, yaitu tanggal di mana Perusahaan dan entitas anaknya berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim (reguler) adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas(Lanjutan)
a. Aset Keuangan(Lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan
Perusahaan dan entitas anaknya menilai pada tiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti objektif suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
i. Aset yang dinilai dengan biaya perolehan diamortisasi
Untuk aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, pertama, Perusahaan dan entitas anaknya menilai aset keuangan tersebut secara individual untuk menentukan apakah terdapat bukti penurunan nilai aset keuangan secara individual bagi aset yang signifikan secara individual maupun secara kolektif bagi aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Apabila Perusahaan dan entitas anaknya menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai yang terjadi bagi aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, maka aset tersebut dikategorikan ke dalam aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai aset keuangan tersebut secara kolektif. Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan nilai dan di mana kerugian penurunan nilai terjadi, atau melanjutkan untuk diakui, tidak dikategorikan ke dalam penilaian kolektif penurunan nilai. Apabila terdapat bukti objektif penurunan nilai aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, telah terjadi, jumlah kerugiannya diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini diskonto arus kas di masa depan pada suku bunga efektif awal aset keuangan. Apabila suatu pinjaman memiliki suku bunga variabel, maka suku bunga diskonto untuk mengukur semua kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif. Jumlah tercatat aset dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi.
Ketika aset menjadi tidak tertagih, nilai tercatat aset keuangan yang mengalami penurunan nilai langsung dikurangi atau apabila suatu jumlah dibebankan kepada akun penyisihan, jumlah yang dibebankan kepada akun penyisihan dihapuskan terhadap nilai tercatat aset keuangan. Untuk menentukan apakah terdapat bukti objektif suatu kerugian penurunan nilai aset keuangan yang telah terjadi, Perusahaan dan entitas anaknya mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemungkinan ketidakmampuan untuk membayar atau kesulitan keuangan signifikan debitur dan wanprestasi atau penundaan signifikan di dalam pembayaran.
Apabila di dalam periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai menurun dan penurunan tersebut dapat dikaitkan secara objektif kepada peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dibalikkan nilainya kepada nilai tercatat aset selama tidak melebihi biaya diamortisasinya pada saat tanggal pembalikkan. Jumlah yang dibalikkan nilainya diakui di dalam laporan laba rugi. ii. Aset yang dinilai pada biaya perolehan
Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar atau kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit) di mana kerugian penurunan nilai aset keuangan dinilai berdasarkan biaya yang terjadi, jumlah kerugian dihitung sebagai selisih nilai tercatat dan nilai kini arus kas yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dibalikkan nilainya pada periode berikutnya.
iii. Aset keuangan tersedia untuk dijual
Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang di dalam nilai wajar lebih rendah dari biaya perolehan, kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit atau entitas peminjam dan hilangnya pasar aktif perdagangan merupakan bukti objektif investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual yang mungkin mengalami penurunan nilai. “Signifikan” akan dievaluasi terhadap biaya awal investasi dan “jangka panjang” terhadap periode di mana nilai wajar lebih rendah dari biaya awalnya.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas(Lanjutan)
a. Aset Keuangan(Lanjutan)
iii. Aset keuangan tersedia untuk dijual (Lanjutan)
Di mana terdapat bukti penurunan nilai, kumulatif kerugian – diukur sebagai selisih antara biaya akuisisi dan nilai wajar kini, dikurangi semua kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui pada laporan laba rugi – dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lain dan diakui di dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai pada investasi ekuitas tidak dibalikkan nilainya melalui laporan laba rugi; kenaikan di dalam nilai wajar setelah penurunan nilai diakui langsung di dalam pendapatan komprehensif lainnya.
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dinilai berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Namun demikian, jumlah tercatat bagi penurunan nilai adalah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini, dikurangi segala kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui di dalam laporan laba rugi. Apabila di dalam tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai yang diakui di dalam laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dibalikkan nilainya di dalam laporan laba rugi.
b. Liabilitas Keuangan
Pengakuan dan pengukuran awal
Liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anaknya menjadi bagian ketentuan kontraktual instrumen keuangan. Perusahaan dan entitas anaknya menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
- Nilai wajar melalui laba rugi
Kategori ini hanya terdiri dari instrumen derivatif yang tidak menghasilkan. Instrumen tersebut dinilai di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Perusahaan dan entitas anaknya tidak memiliki atau menerbitkan instrumen derivatif untuk tujuan spekulatif, maupun lindung nilai. Selain dari instrumen keuangan derivatif, Perusahaan dan entitas anaknya tidak memiliki liabilitas untuk diperdagangkan maupun liabilitas keuangan yang dikelompokkan sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi.
- Liabilitas keuangan lainnya
Liabilitas keuangan lainnya diukur setelah pengukuran awal pada biaya perolehan diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui di dalam laba dan rugi ketika liabilitas dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
Pengukuran selanjutnya
Liabilitas keuangan lainnya yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi pada saat liabilitas dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
Liabilitas keuangan disajikan sebagai liabilitas jangka pendek kecuali Perusahaan dan entitas anaknya memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Piutang Retensi
Piutang retensi merupakan bagian dari tagihan prestasi yang ditahan oleh pemberi kerja yang berkisar antara 5% sampai 15% dari nilai tagihan prestasi sesuai dengan kesepakatan menurut perjanjian kontrak. Jumlah tersebut akan dibayar setelah periode jaminan yang bersangkutan dilampaui. Periode jaminan umumnya mencakup satu tahun setelah tanggal penyelesaian proyek.
f. Pendapatan Kontrak Yang Belum Ditagih
Pendapatan kontrak yang belum ditagih merupakan selisih lebih taksiran prestasi proyek pada akhir tahun berdasarkan metode persentase penyelesaian atas jumlah yang telah ditagih ke pemberi kerja. g. Persediaan
Persediaan yang terdiri dari barang jadi, bahan bangunan, suku cadang dan bahan pembantu lainnya, diakui sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan persediaan dihitung dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average method). Penyisihan untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
h. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
i. Aset Tetap
Pada pengakuan awal, aset tetap dinilai sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset meliputi harga pembelian dan semua biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset tersebut ke suatu kondisi kerja dan kondisi lokasi bagi tujuan penggunaannya.
Perusahaan menerapkan model biaya di dalam pengakuan selanjutnya bagi aset tetap. Aset tetap selain tanah, diakui pada biaya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Tanah diakui pada biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Penyusutan pada aset tetap lainnya dihitung dengan basis garis lurus untuk menghapus biaya aset tetap terhadap masa manfaat yang diharapkannya. Estimasi masa manfaatnya adalah sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
M esin dan peralatan berat 16 - 20
Crane dan forklift (bagian dari "peralatan berat") 8
M esin-mesin (bagian dari "peralatan berat"), peralatan kantor,
alat-alat pengakutan dan perabotan kantor 3 - 4
Beban penyusutan diperhitungkan di dalam laporan laba rugi selama tahun buku di mana beban tersebut terjadi.
Perbaikan dan perawatan diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi selama tahun di mana perbaikan dan perawatan terjadi. Biaya renovasi dan restorasi utama digabungkan ke dalam nilai tercatat aset jika biaya tersebut memiliki kemungkinan untuk memberikan manfaat di masa depan yang jumlahnya melebihi standar kinerja pada penilaian awal aset yang ada yang akan mengalir ke dalam Perusahaan dan disusutkan sebesar sisa umur manfaat aset tersebut.
Nilai sisa, masa manfaat dan metode depresiasi, ditelaah pada tiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan secara prospektif, sesuai dengan keadaan.
Ketika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat aset dinilai dan segera dicatat berdasarkan jumlah terpulihkan.
Keuntungan atau kerugian pelepasan aset tetap ditentukan dengan membandingkan penerimaan dengan nilai tercatat dan dicatat ke dalam laba rugi dari operasi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) j. Uang Muka Kontrak
Akun ini merupakan uang muka dengan jumlah berkisar antara 5% sampai dengan 30% dari nilai kontrak yang diterima dari pemberi kerja pada saat dimulainya pelaksanaan proyek yang akan dikurangi secara proporsional dari tagihan prestasi kontrak yang bersangkutan.
k. Penurunan nilai aset non-keuangan (selain persediaan dan aset pajak tangguhan)
Perusahaan menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Perusahaan membuat estimasi nilai terpulihkan aset.
Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau unit penghasil kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkanmodel penilaian yang tepat.
Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset yang relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.
Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan sebagaimana apabila terdapat segala indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dibalikkan nilainya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset meningkat pada jumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, penyusutan bersih, tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya. Pembalikkan nilai tersebut diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset tersebut diukur pada jumlah revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi.
l. Sewa Pembiayaan
Sewa pembiayaan - ketika Perusahaan adalah lessee
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan apabila persyaratan sewa mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko kepemilikan kepada lessee.
Aset yang disewakan dan liabilitas sewa (jumlah neto beban keuangan) menurut sewa pembiayaan diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian masing-masing sebagai aset tetap dan utang sewa pembiayaan, pada saat dimulainya sewa berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewa dan nilai kini pembayaran sewa minimum. Setiap pembayaran sewa dipisahkan antara beban keuangan dan pengurangan saldo liabilitas sewa.
Biaya keuangan diakui di dalam laporan laba rugi menurut dasar yang mencerminkan tingkat suku bunga periodik yang konstan pada liabilitas sewa pembiayaan.
Sewa operasi – ketika Perusahaan adalah lessee
Sewa di mana lessor secara substansial menerima semua manfaat dan risiko kepemilikan aset sewa, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban di dalam laporan laba rugi berdasarkan garis lurus selama masa sewa.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
m.Akuntansi transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut.
Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai tercatat seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interest). Unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai tercatat setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”. Saldo akun tersebut selanjutnya disajikan sebagai unsur ekuitas.
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Laba kontrak konstruksi diakui apabila hasil kontrak tersebut dapat diestimasi dengan andal. Perusahaan dan entitas anak mengakui pendapatan pada periode tertentu dengan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method); tahap penyelesaian ditentukan dengan mengacu pada kemajuan fisik proyek dan berita acara yang ditandatangani kedua belah pihak. Seluruh kerugian yang diantisipasi termasuk jumlah kerugian yang berhubungan dengan pekerjaan kontrak pada masa mendatang diakui pada periode kerugian tersebut diidentifikasi.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). m.Imbalan Pasca-Kerja
Sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2013 yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan entitas anaknyamenyelenggarakan program imbalan pasti manfaat pasca kerja kepada para karyawannya.
Provisi bagi manfaat pasca kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum terealisasi yang melebihi 10% nilai kini liabilitas manfaat pasti, diakui berdasarkan metode garis lurus terhadap rata-rata sisa usia kerja yang diharapkan dari karyawan peserta program. Biaya jasa lalu diakui segera pada saat manfaat menjadi vested dan bila selain itu diamortisasi berdasarkan metode garis lurus terhadap periode rata-rata sampai manfaat menjadi vested.
Liabilitas imbalan pasca kerja diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang mencerminkan nilai kini kewajiban imbalan pasti, yang disesuaikan bagi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum terealisasi dan biaya jasa lalu yang belum direalisasi.
n. Pajak Penghasilan Pajak kini
Aset dan/ atau liabilitas pajak kini terdiri dari kewajiban kepada, atau klaim dari kantor pelayanan pajak terkait dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan, yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pendapatan aset dan/ atau liabilitas pajak dihitung sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi komprehensif.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) n. Pajak penghasilan (Lanjutan)
Pajak tangguhan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komersial dan basis fiskal aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Aset dan liabilitas aset pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang diharapkan berlaku pada tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui, diukur kembali pada tiap tanggal laporan posisi keuangan dan diakui apabila terdapat kemungkinan pendapatan kena pajak di masa depan memulihkan aset pajak tangguhan.
Hal perpajakan lainnya
Penyesuaian atas liabilitas pajak dicatat pada saat hasil pemeriksaan diterima atau pada saat keberatan yang diajukan Perusahaan dan entitas anak ditetapkan.
o. Laba per Saham Dasar
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam 1 (satu) tahun yang bersangkutan yaitu sejumlah 15.799.456.267 saham. p. Informasi Segmen
Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas beroperasi.
Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan entitas anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perseroan dan entitas anak, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.
q. Dividen
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perusahaan diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anak pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perusahaan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
r. Estimasi nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
Nilai wajar aset keuangan yang diperdagangkan di dalam pasar aktif didasarkan kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pada tanggal laporan keuangan posisi keuangan konsolidasian.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan pada pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Perusahaan menggunakan berbagai metode dan membuat asumsi yang didasarkan pada kondisi pasar yang ada pada tiap tanggal laporan posisi keuangan. Apabila tepat, harga pasar kuotasi atau kuotasi perantara bagi instrument sejenis, digunakan. Teknik penilaian, seperti analisis arus kas diskonto, juga digunakan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan. Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan lancar dinilai pada biaya perolehan diamortisasi mendekati nilai tercatat.
s. Provisi
Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki liabilitas legal maupun konstruktif sebagai hasil peristiwa lalu, yaitu kemungkinan besar arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dan suatu estimasi terhadap jumlah dapat dilakukan.
Provisi ditelaah pada akhir tiap periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik. Apabila tidak ada lagi kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas, maka provisi tersebut dicadangkan.
Apabila dampak nilai waktu uang adalah material, maka provisi didiskontokan dengan menggunakan tarif sebelum pajak, jika lebih tepat, untuk mencerminkan risiko spesifik liabilitas. Ketika pendiskontoan digunakan, kenaikan provisi terkait dengan berlalunya waktu diakui sebagai beban keuangan.
t. Kontinjensi
Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi adalah kecil.
Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.
u. Peristiwa setelah periode pelaporan
Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan.
Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuaian, diungkapkan di dalam catatan laporan keuangan bila material.
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN
Penyajian laporan keuangan konsolidasian Perusahaan, mengharuskan manajemen membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan liabilitas kontinjensi pada tanggal pelaporan. Namun demikian, ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi dapat menghasilkan keluaran yang membutuhkan penyesuaian kepada nilai tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh di masa depan.
A. Pertimbangan di dalam penerapan kebijakan akuntansi
Di dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen telah melakukan pertimbangan, terpisah dari masalah estimasi, yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan:
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) Pajak Penghasilan
Perusahaan memiliki eksposur pajak penghasilan. Pertimbangan signifkan dilakukan di dalam menentukan provisi bagi pajak penghasilan. Ada beberapa transaksi dan komputasi di mana penentuan akhir perpajakan adalah tidak pasti selama kegiatan usaha biasa. Perusahaan mengakui liabiltias bagi isu pajak yang diharapkan berdasarkan estimasi apakah tambahan pajak akan jatuh tempo.
Pada saat hasil final perpajakan berbeda dari jumlah yang sebelumnya diakui, maka selisih tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan kini dan provisi pajak tangguhan di dalam periode di dalam penentuan tersebut dibuat. Jumlah tercatat liabilitas pajak kini dan keuntungan pajak tangguhan Perusahaan pada akhir periode pelaporan adalah Rp76.163dan Rp 11.693.846 untuk tahun-tahun yang berakhir masing-masing pada tanggal 31Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
B. Sumber utama ketidakpastian estimasi
Asumsi utama berkenaan dengan sumber utama dan sumber lainnya ketidakpastian estimasi di masa depan, yang memiliki resiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas pada tahun buku mendatang, didiskusikan di bawah.
i. Manfaat ekonomis aset tetap
Biaya aktiva tetap disusutkan dengan dasar garis lurus atas estimasi umur ekonomis aset. Manajemen mengestimasikan umur ekonomis aset tetap antara 3 sampai 20 tahun. Ini merupakan ekspektasi umur yang biasa diterapkan di industri. Perubahan di tingkat yang diharapkan dari pemanfaatan perkembangan teknologi dapat berdampak pada umur ekonomis aset dan nilai residual aset tersebut, oleh karena itu, depresiasi dapat diperbaharui di masa depan. Nilai tercatat dari aset tetap perusahaan pada akhir periode pelaporan disajikan di Catatan 12 laporan keuangan konsolidasian.
ii. Penurunan nilai piutang dagang
Perusahaan menilai tiap tanggal laporan posisi keuangan apakah terdapat bukti objektif aset keuangan mengalami penurunan nilai.Untuk menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai, Perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemungkinan ketidak mampuan untuk membayar utang atau kesulitan signifikan debitur dan kegagalan maupun penundaan signifikan pembayaran.
Apabila terdapat bukti objektif penurunan nilai, jumlah dan saat arus kas yang diestimasi didasarkan pada pengalaman historis akan kerugian aset dengan karakterisitik resiko kredit yang serupa. Nilai tercatat piutang dagang Perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan diungkapkan di dalam Catatan 5 laporan keuangan konsolidasian.
iii. Penyisihan keusangan persediaan
Perusahaan melakukan penyisihan bagi persediaan apakah nilai realisasi bersih persediaan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan biaya perolehan karena kerusakan, keuzuran fisik, usang, perubahan di dalam tingkat harga atau sebab-sebab lainnya.
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) iv. Manfaat Pensiun
Nilai sekarang dari kewajiban pensiun bergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan oleh aktuaria menggunakan sejumlah asumsi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya (pendapatan) bersih termasuk tingkat diskon. Perubahan dalam asumsi ini akan mempengaruhi jumlah terbawa kewajiban pensiun.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada setiap akhir tahun sebagai tingkat bunga yang harus digunakan dalam menentukan nilai kini dari arus kas masa depan yang diperkirakan akan dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban pensiun. Dalam menentukan tingkat diskonto, perusahaan mempertimbangkan suku bunga dari obligasi korporasi dalam mata uang yang berkualitas tinggi dalam hal manfaat yang akan dibayarkan dan jangka waktu jatuh tempo terkait kewajiban pensiun.
Asumsi-asumsi kunci lainnya untuk kewajiban pensiun sebagian didasarkan pada kondisi pasar saat kini. Informasi tambahan diungkapkan dalam Catatan 18 atas laporan keuangan konsolidasian.
4. KAS DAN SETARA KAS
30 Sep 2016 31 Des 2015
K a s 27,466 142,672
Bank
Pihak ketiga 1,707,450 31,307,754
Jumlah Kas dan Setara Kas 1,734,916 31,450,426
30 Sep 2016 31 Des 2015
K a s 27,466 142,672
Bank - Pihak Ketiga Rupiah
PT Bank CIM B Niaga Tbk 830,482 24,646,963
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 8,677
-PT Bank Capital Indonesia Tbk 128,537 627,453
Lain-lain (Saldo dibawah Rp 100 juta) 9,813 57,271
977,509
25,331,687 U S D
PT Bank CIM B Niaga Tbk 194,856 4,546,593
PT Bank OCBC NISP Tbk 284,941 1,201,942
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 123,919 131,802
Lain-lain (Saldo dibawah Rp 100 juta) 78,379 84,739
682,095
5,965,076 S G D
Bank OCBC 47,846 10,991
Jumlah Bank 1,707,450 31,307,754
4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
Lihat Catatan 27 untuk rincian saldo dalam mata uang asing.
5. PIUTANG USAHA
Jumlah piutang usaha berdasarkan tujuan penjualan adalah sebagai berikut:
30 Sep 2016 31 Des 2015
Pihak ketiga
PT Perusahaan Listrik Negara 48,044
-BUT M anhattan Kalimantan
Investment Pte Ltd 650,500 689,750
PT Asahimas Chemical 174,011 450,783
Lain-lain (M asing-masing dibawah Rp 100 juta) 471,799 48,527
J u m l a h 1,344,354 1,189,060
Rincian dari piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
30 Sep 2016 31 Des 2015
Dolar AS 650,500 689,750
Rupiah 693,854 499,310
J u m l a h 1,344,354 1,189,060
Analisa umur piutang usaha kotor pihak ketiga adalah sebagai berikut:
30 Sep 2016 31 Des 2015
Lewat jatuh tempo :
1-30 hari - 276,773
31-60 hari - 174,011
91-150 hari 1,344,354 738,276
J u m l a h 1,344,354 1,189,060
Manajemen perusahaan telah melakukan analisis atas piutang usaha, dan berpendapat bahwa tidak perlu membentuk penyisihan atas piutang usaha untuk tahun buku yang berakhir 30 September 2016 dan 31 Desember 2015.
6. PIUTANG RETENSI – PIHAK KETIGA
30 Sep 2016 31 Des 2015
Pihak Ketiga
PT Asahimas Chemical 1,507,677 1,595,724
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 Juta) 504,819 520,762
6. PIUTANG RETENSI – PIHAK KETIGA(Lanjutan)
Rincian dari piutang retensi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
30 Sep 2016 31 Des 2015
Dolar AS - 371,476
Rupiah 2,012,496 1,745,010
J u m l a h 2,012,496 2,116,486
Manajemen perusahaan telah melakukan analisis atas piutang retensi, dan berpendapat bahwa tidak perlu membentuk penyisihan atas piutang usaha untuk tahun buku yang berakhir 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 bahwa nilai tercatat piutang retensisemuanya dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan piutang usaha tidak tertagih.
Lihat Catatan 27 untuk rincian saldo dalam mata uang asing. 7. PIUTANG LAIN-LAIN 30 Sep 2016 31 Des 2015 413,940,319 439,321,950 48,151,228 11,723,751 49,115,509 49,246,701 19,264,328 19,264,328 3,953,022 5,156,327 534,424,405 524,713,057 26,507,371 - 560,931,776 524,713,057
Pihak berelasi (Catatan 28) J u m l a h
Pihak ketiga
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 5 milyar) Jumlah piutang usaha pihak ketiga
PT Ranyza Energi
PT M anunggal Infrasolusi PT Equator M anunggal Power PT Panca Sinergi Perkasa
8. UANG MUKA 30 Sep 2016 31 Des 2015 Pihak Ketiga Pembelian 6,953,683 6,506,472 54,453 54,453 472,005 218,935 7,480,141 6,779,860 Jumlah Operasional Lain-lain
9. BIAYA DIBAYAR DI MUKA
30 Sep 2016 31 Des 2015
Pihak Ketiga
Pekerjaan dalam penyelesaian 40,660,254 48,806,612
Proyek 87,089 87,089 - 16,524 21,994 89,541 Jumlah 40,769,337 48,999,766 Lain-lain Asuransi
Biaya dibayar di muka proyek terutama terdiri dari biaya fasilitas kantor proyek dan biaya-biaya yang terjadi sebelum proyek-proyek tersebut menghasilkan pendapatan, termasuk biaya tender dan lain-lain.
10. INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi pada perusahaan asosiasi
Laba (rugi)
% Kepemilikan 1 Jan 16 Penambahan Bersih Pelepasan 30 Sep 16
Greenzone Pte Ltd 21,4 29,824,740 - - - 29,824,740
29,824,740
- - - 29,824,740
30 Sep 2016
Laba (rugi)
% Kepemilikan 1 Jan 15 Penambahan Bersih Pelepasan 31 Des 15
Truba Arabia Co. Ltd. 50 24,659,795 - - ( 24,659,795)
-Greenzone Pte Ltd 21,4 29,824,740 - - - 29,824,740
54,484,535
- - - 29,824,740
31 Desember 2015
11. ASET TETAP
Saldo Penambahan Pengurangan Saldo
Awal Akhir
Biaya perolehan Kepemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 31,819,705 - - 31,819,705 Peralatan berat 901,658 9,175 - 910,833 Peralatan kantor 8,643,596 38,973 - 8,682,569 Alat-alat pengangkutan 434,500 - - 434,500 Perabotan kantor 332,644 21,000 - 353,644 S e w a -Kendaraan 74,120 - - 74,120 Jumlah harga perolehan 42,206,223 69,148 - 42,275,371
Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 30,225,486 1,584,995 - 31,810,481 Peralatan berat 343,406 66,498 - 409,904 Peralatan kantor 8,097,380 78,684 - 8,176,064 Alat-alat pengakutan 281,198 74,362 - 355,560 Perabotan kantor 202,094 2,153 - 204,247 S e w a -Kendaraan 74,120 - - 74,120 Jumlah akumulasi penyusutan 39,223,686 1,806,692 -- 41,030,376
Nilai tercatat 2,982,537 1,244,995
11. ASET TETAP (Lanjutan)
Saldo Penambahan Pengurangan Saldo
Awal Akhir
Biaya perolehan Kepemilikan langsung
Tanah 52.786.901 - 52.786.901 -Bangunan dan prasarana 77.047.100 - 45.227.395 31.819.705 Peralatan berat 416.677.276 - 415.775.618 901.658 Peralatan kantor 49.424.087 45.923 40.826.414 8.643.596 Alat-alat pengangkutan 13.426.982 198.000 13.190.482 434.500 Perabotan kantor 2.278.225 39.840 1.985.421 332.644 Kepemilikan tidak langsung
Kendaraan 1.497.211 - 1.423.091 74.120 M esin 77.051.348 - 77.051.348 -Jumlah harga perolehan 690.189.130 283.763 648.266.670 42.206.223 Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 47.186.835 3.117.333 20.078.682 30.225.486 Peralatan berat 286.015.902 73.893 285.746.389 343.406 Peralatan kantor 45.201.447 121.200 37.225.267 8.097.380 Alat-alat pengakutan 11.603.735 62.025 11.384.562 281.198 Perabotan kantor 2.167.980 35.481 2.001.367 202.094 Kendaraan 1.478.682 18.530 1.423.090 74.122 M esin 19.895.091 - 19.895.091
-Jumlah akumulasi penyusutan 413.549.672816.153.773 3.428.4623.428.462 377.754.448- 39.223.68678.447.372
Nilai tercatat 276.639.458 2.982.537
Nilai tercatat 136.891.063 (36.241.149)
31 Desember 2015
Berdasarkan Sales and Purchasing Agreement (SPA) dan Settlement Agreement (SA) (Lihat catatan 24), maka Manunggal Infrasolusi International Pte Ltd (MIFI) tidak lagi mempunyai kepemilikan atas saham Radianz, sehingga laporan keuangan konsolidasian perusahaan per 31 Desember 2015 tidak termasuk laporan keuangan MIFI dan anak perusahaan.
12. JAMINAN
Akun ini terdiri dari deposito yang digunakan sebagai jaminan untuk bank garansi dan fasilitas hutang bank jangka pendek (Lihat Catatan 19), dengan rincian sebagai berikut: