• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mempunyai titik leleh yang rendah K ( o C, o F)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mempunyai titik leleh yang rendah K ( o C, o F)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MERKURI Pendahuluan

Merkuri merupakan salah satu dari unsur kimia yang mempunyai nama Hydragyrum yang berarti perak cair. Nomor atom raksa ialah 80 dengan bobot atom (BA 200,59) dan simbolnya dalam sistem periodik adalah "Hg" (dari Hydrargyrum). Logam ini berat, berwarna keperakan yang cair pada suhu normal. Merkuri dihasilkan dari biji Cinnabar (HgS) yang mengandung unsur merkuri antara 0,1% -4%. Mercury siap dengan bentuk alloys logam lainnya, dan ini akan bermanfaat dalam pengolahan emas dan perak. Hal ini pula yang mendorong untuk mengembangkan raksa dari cinnabar di Amerika setelah penemuan emas dan perak di California dan negara barat lainnya di tahun 1800an.

Dengan konfigurasi electron (n-1)d10ns2 sehingga memilki bilangan oksidasi

+2. Konfigurasi electron dari Hg [Xe] 4f14 sd10 6s2, Merkuri termasuk dalam logam

blok-d golongan II B (atau golongan 12) kecenderunagn bilangan-bilangan oksidasi logam raksa ini cukup menyimpang dari kecenderungan bilangan-bilangan oksida logam-logam blok d pada umumnya. Karakter tahan terhadap oksidasi (logam mulia) unsur-unsur tarnsisi dibagian kanan sistem periodic tiba-tiba hilang pada golongan II B. mudahnya golongan II B mengalami oksidasi secara kasar berhubungan dengan penurunan energi-energi orbital pada akhir blok d. Walaupun secara khas Hg, membetuk kation 2+ , merkuri tidak memiliki banyak persamaan dengan unsur-unsur logam golongan IIA . Penyebab utama perbedaan ini karena tingginya sifat polarisibiltas sub kulit-d yang terisi penuh dari ion Hg dibandingkan dengan konfigurasi electron gas mulia ion-ion dari golongan IIA.

(2)

Sejarah

Mercury telah di temukan di Mesir pada makam kuno peniggalan abad ke 1500 SM, dan mungkin digunakan untuk keperluan kosmetik dan obat. Sekitar 350 SM, filsuf dan ilmuwan Yunani Aristotel menjelaskan bagaimana cara mengambil air raksa dengan memanaskan batuan cinnabar untuk upacara keagamaan. Di Roma, air raksa digunakan untuk berbagai keperluan dan memberikannya nama hydrargyrum, yang berarti perak cair menjadi asal simbol kimia Hg untuk air raksa. Tindakan percampuran Mercury pertama kali untuk mengolah ores perak dengan proses patio 1557 di Meksiko membuat permintaan air raksa sangat meningkat. Barometer raksa ditemukan oleh Torricelli di 1643, diikuti oleh penemuan yang raksa termometer oleh Fahrenheit di 1714. Namun kini, dengan alasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya. penggunaannya untuk bahan pengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor)

Sifat-Sifat Merkuri

1. Sifat Fisik

 Berkilau seperti warna keperakan

 Mempunyai titik leleh yang rendah 234.32 K (-38.83o C, -37.89o F)

 Berujud cair pada suhu kamar (25o C) dengan titik beku paling rendah sekitar

-39o C.Masih berujud cair pada suhu 396o C. Pada temperatur 396o C ini telah

terjadi pemuaian secara menyeluruh. 2. Sifat Kimia

 Daya hantar listrik yang tinggi

(3)

 Memberikan uap monoatom dan mempunyai tekanan uap (1,3 x 10-3 mm)

pada suhu 200 C.

 Larut dalam cairan polar maupun tidak polar.

 Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan

logam-logam yang lain.Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa harus disimpan dalam kemasan tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup pertukaran udaranya.

 Air raksa mudah hilang dari larutan akua garam air raksa karena reduksi oleh

runutan bahan pereduksi, atau dengan disproporsionasi Hg22+.

 Cenderung membentuk ion-ion M22+.

 Dilihat dari potensial standar, jelas bahwa hanya zat pengoksidasi dengan potensial dalam ranah – 0,79 V sampai -0,85 V dapat mengoksidasi air raksa menjadi Hg1 namun tidak menjadi Hg11.

 Apabila air raksa direaksikan dengan zat pengoksidasi berlebih, seluruhnya

akan berubah menjadi Hg11.

 Sangat sedikit senyawa raksa yang larut dalam air, dan kebanyakan tak terhidrasi.

Sumber Ekstraksi

 Bijih air raksa dapat ditemui pada batuan : cinnabar (HgS), Metasinabarit,

Kalomel, Terlinguait, Eglestonit, Montroidit. Namun bijih air raksa yang terpenting hanyalah cinnabar,

(4)

 aCinnabar (HgS) ini dipanggang menghasilkan oksidanya yang pada gilirannya terdekomposisi kira-kira 500o C, air raksa akan menguap.

HgS (s) + O2 (g) →Hg (g) + SO2 (g)

 Proses lain untuk mengurangi emisi SO2(g) ialah dengan memanggang HgS

dengan Fe atau CaO

HgS (s) + Fe (s) → FeS (s) + Hg (g)a

 4 HgS (s) + 4 CaO (s) → 3 CaS (s) + CaSO4 (s) + 4 Hg (g)

Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap pada suhu

tinggi, mengurai menjadi Hg (g) dan O2 (g).

 Raksa dimurnikan dengan mereaksikannya dengan HNO3 (aq), yang

mengoksidasi hampir semua pengotor. Hasilnya (tak larut) mengembang ke permukaan cairan dan dapat diambil. Pemurnian terakhir adalah melalui penyulingan. Raksa mudah diperoleh dengan kemurnian yang paling tinggi dari kebanyakan logam (99,9998% Hg atau lebih).

Senyawa-senyawa Merkuri (Raksa) Senyawa (II) Merkuri

Sesungguhnya, semua senyawa raksa (II) mempunyai sifat ikatan kovalen. Raksa (II) nitrat merupakan salah satu dari beberapa senyawa raksa yang larut dalam air, dan diduga mengandung ion Hg2+. Raksa (II) klorida dapat terbentuk dari

merekasikan kedua unsur-unsurnya secara langsung menurut persamaan reaksi : Hg(l) + Cl2  HgCl2 (s)

(5)

Senyawa ini larut dalam air hangat, tetapi bersifat bukan penghantar listrik dan sifat

ini menunjukkan bahwa dalam larutannya spesies ini berada sebagai molekul HgCl2,

bukan sebagai ion-ionnya. Kelarutan raksa (II) klorida bertambah dengan penambahan ion klorida berlebihan oleh karena terbentuk ion kompleks tetrakloromerkurat(II), [HgCl4]2-.

Raksa(II) klorida mudah tereduksi oleh timah(II) klorida menjadi logam endapan putih raksa(I) klorida, dan kemudian tereduksi lebih lanjut menjadi logam raksa hitam, dan ini merupakan uji konfirmasi untuk ion raksa(II) menurut persamaan reaksi :

HgCl2(aq) + SnCl2  Hg2Cl2 (s) + SnCl2 (aq)

Hg2Cl2 (s) + SnCl2  2 Hg (l) + SnCl4 (aq)

Ion iodide mengendapakan ion raksa (II) dari larutannya sebagai endapan merah

oranye HgI2, dan endapan ini larut dalam iodide berlebihan karena membentuk ion

kompleks tetraiodomerkurat(II), [HgI4]2-.

Raksa(II) oksida berwarna merah yang dapat terbentuk ketika logam raksa

dipanaskan di udara pada suhu ~3500 C dalam waktu yang cukup lama:

2 Hg(l) + O2(g) → 2 HgO(s)

Raksa(II) oksida tidak stabil terhadap panas, dan terurai kembali menjadi logam, raksa dan oksigen pada pemanasan yang lebih kuat. Reaksi dekomposisi ini cukup menarik unutk kegiatan demonstrasi, sebab warna merah serbuk raksa(II) oksida menjadi hilang dan terbentuk butiran-butiran logam raksa dengan warna keperakan. Namun, tentu saja demonstrasi ini cukup berbahaya bagi kesehatan. Eksperimen inilah yang dilakukan oleh Joseph Priestly untuk mendpatkan gas oksigen murni :

(6)

Hydrogen sulfide mengendapkan ion raksa(II) dari larutannya sebagai endapan hitam,

HgS. Endapan yang terbentuk dari interaksi HgCl2 dengan gas H2S, pada mulnya

putih (HgCl2.3HgS), kemudian kuning dan akhirnya hitam. Pada pemanasan, HgS

berubah menajdi merah terang karena terbentukknya isomer HgS hitam. HgS larut dalam larutan natrium sulfida dalam suasana basa berlebihan oleh karena

pembentukkan ion kompleks tiomerkurat(II), [HgS2]2-.

Senyawa Raksa(I)

Hal yang menarik bagi kimia raksa adalah kemampuannya membentuk ion [Hg-Hg]2+

dengan kedua atom raksa terikat oelh satu ikatan kovalen tungga, dan dalam kenyataanya tidak dikenal adanya senyawa sederhana ionik raksa(I). Senyawa raksa(I) klorida,Hg2Cl2 dan raksa(I) nitrat, Hg2(NO3)2, telah dikenal, tetapi sulfidanya

belum pernah berhasil disintesis. Hal ini dapat dipahami melalui sifat kesetimbangan disproporsionasi sebagai berikut :

Hg22+(aq) Hg(l) + Hg2+(aq)

Nilai tetapan kesetimbangan , Kdis, system kesetimbangn tersebut adalah ~6 x 10-3

pada 250 C. rendahnya nilai tetapan kesetimbangan ini memnunujkan bahwa dalam

kondisi normal kecenderungan ion raksa(I) untuk terdisproporsionasi sangat kecil.

Ettapi, anion sulfide S2- , dengan raksa(II) membentuk senyawa HgS yang sangat

sukar larut, sehingga pembentukkan endapan HgS (Ksp ~4 x 10-53) mendorong

kesetimbangan tersebut ke arah kanan. Akibatnya reaksi total raksa(I) dengan ion sulfida tidak akan mengashilkan raksa(I) sulfide melainkan raks(II) sulfide :

Referensi

Dokumen terkait

Buku panduan penulisan Skripsi/ Tugas Akhir ini disusun sebagai acuan bagi mahasiswa Diploma Tiga (D-3) Program Studi Manajemen Informatika, Komputer Akuntansi,

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: perkembangan motorik halus anak

Sebaiknya dalam menghadapi problematika yang terjadi dalam pemberian KPR indent ini yakni wanprestasinya developer terhadap bangunan rumah yang tidak sesuai

[3.11] Menimbang bahwa isu pokok dalam permohonan Pemohon adalah keberatan terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo Nomor

Pelaku utama adalah pengusaha yang membuka lahan dalam skala besar (40 – 150 ha per pengusaha) dan diikuti masyarakat yang membuka lahan dalam skala kecil per KK (2 - 4

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa sesorang siswa yang memiliki tingkat modernitas yang tinggi yang di tandai dengan kesadaran diri sebagai subyek ( baik dalam

hanya terdiri dari rangkaian sensor optocoupler dengan dua resistor dan board rangkaian arduino beserta rangkaian power supply, sebagai catu daya alat

Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperoleh F hitung sebesar 44,179 diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Persamaan menunjukkan bahwa volume penjualan dipengaruhi