• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh sebab itu, peranan perbankan dalam suatu negara sangat penting. Tidak ada satu negara pun yang hidup tanpa memanfaatkan lembaga keuangan. Lembaga keuangan menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dana bagi pihak defisit dana dalam rangka untuk mengembangkan dan memperluas suatu usaha atau bisnis. Lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi berfungsi memperlancar mobilisasi dana dari pihak surplus dana ke pihak defisit dana (Rival 2005:178).

Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan/kebutuhan pendanaan untuk membiayai usaha-usaha kecil maupun menengah. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah penyedia jasa keuangan bagi pengusaha kecil dan mikro, serta berfungsi sebagai alat pembangunan bagi masyarakat pedesaan (Hadinoto 2005:72). Dalam LKM muncul lembaga keuangan kecil yang di sebut Koperasi Serba Usaha (KSU) sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatakan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis (Rudianto 2010:3).

Salah satu koperasi yang ada sekarang yaitu Baitul Maal Wattamwil (BMT). Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan usaha kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist (Djazuli:2002).

(2)

Peran Baitul Maal Watamwil (BMT) cukup besar dalam membantu kalangan usaha kecil dan menengah. Peranan BMT tersebut sangat penting dalam membangun kembali iklim usaha yang sehat di Indonesia. BMT juga melakukan strategi yang tepat bagi pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Strategi itu diharapkan menjadi salah satu alat untuk membangun kembali kekuatan ekonomi rakyat yang berakar pada masyarakat dan mampu memperkokoh sistem perekonomian nasional sehingga problem kemiskinan dan tuntutan ekonomi dimasyarakat secara berangsur-angsur dapat teratasi. Kelebihan BMT dibanding perbankan adalah keluwesanya dan kecepatannya dalam melayani masyarakat. Persyaratan dan prosedur dibuat sederhana mungkin dengan tetap memperhatikan resiko dan keamanan.

Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam telah mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai tuntutan kebutuhan tidak sebatas keuangan, namun juga tuntutan moralitasnya. Sistem yang dimaksud adalah sistem yang terbebas dari bunga (free interest banking). Sistem bebas bunga memang tidak diperuntukan untuk sekelompok orang, namun ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup di serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat.

Di lain pihak, beberapa masyarakat harus menghadapi renternir atau lintah darat. Maraknya renternir di tengah-tengah masyarakat mengakibatkan masyarakat menghadapi masalah ekonomi yang tidak menentu. Oleh karena itu muncul usaha untuk mendirikan lembaga keuangan mikro yaitu BMT Mentari Bumi yang berada di daerah Purbalingga tepatnya di Kemangkon, BMT Mentari Bumi merupakan salah satu jenis koperasi syariah yang memanfaatkan dana masyarakat yang berupa simpanan. Kemudian menyalurkan dananya kepada masayarakat dalam bentuk pembiayaan. BMT Mentari Bumi didirikan dengan maksud dapat mendorong pemberdayaan ekonomi umat, memberikan pelayanan dan mengatasi hambatan operasional

(3)

keuangan syariah yang mempunyai salah satu tujuan untuk mengangkat perekonomian masyarakat produktif khususnya para pengusaha kecil serta memberikan alternatif dengan simpanan yang halal maupun bebas riba, maka BMT Mentari Bumi mengeluarkan produk-produk yang mengedepankan akidah dan bebas dari bunga karena sistem dalam BMT menggunakan sistem bagi hasil. Di antara pembiayaan-pembiayaan di BMT Mentari Bumi adalah pembiayaan Mudharabah yaitu kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan modal 100% sedangkan pihak lain menjadi pengelola. Pembiayaan ijarah yaitu pemindahan hak guna atas barang dan jasa tanpa diikuti dengan pemindahaan kepemilikan, Musyarakah yaitu kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan. Dan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati atau di sebut pembiayaan Murabahah.

BMT Mentari Bumi menyalurkan dananya dengan berbagai akad pembiayaan, namun implementasinya belum sebanding, artinya ada produk yang menonjol proporsinya dan ada yang kurang menonjol, salah satu pembiayaan yang kurang menonjol adalah pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Ijarah. Menurut hasil penelitian, pembiayaan Murabahah ini lebih menonjol. Hal ini dapat kita lihat dalam Daftar Jumlah Nasabah dan Pencapaian Pembiayaan periode 2016.

Tabel 1

Daftar Jumlah Nasabah Periode Tahun 2016

Keterangan Nasabah 2016 Murabahah 1.355 Mudharabah 61 Musyarakah 725 Ijarah 800 Jumlah 2.941

(4)

Tabel 2

Pencapaian Pembiayaan Periode Tahun 2016 (Dalam Rp)

Sumber : BMT Mentari Bumi Kemangkon.

Dari daftar jumlah nasabah dan pencapaian pembiayaan diperiode tahun 2016 di BMT Mentari Bumi diatas yang paling menonjol dan produk unggulan di BMT Mentari Bumi adalah murabahah, alasan murabahah menjadi produk keunggulan di BMT mentari bumi, adalah seiring perkembangan jaman keinginan masyarakat semakin tinggi, seperti memiliki barang primer menjadi barang sekunder. Oleh karena itu dengan adanya pembiayaan murabahah kini masyarakat tidak perlu khawatir karena pembiayaan murabahah adalah jual beli barang dengan harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dan tidak perlu memberatkan calon pembeli, dimana pembeli biasanya tidak dapat memperoleh barang yang di inginkan kecuali lewat seorang perantara. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menulis tugas akhir mengenai “Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Mentari Bumi Kemangkon”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukaan diatas penulis ingin mengetahui prosedur pembiayaan murabahah yang ada di KSU BMT Mentari Bumi Kemangkon. Untuk perumusan yang di bahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur pembiayaan Murabahah pada KSU BMT Mentari Bumi ?

2. Apa kendala yang dihadapi dalam pembiayaaan Murabahah pada KSU

Jenis Akad Tahun Buku

Murabhah Rp 8.507.444.051

Mudharabah Rp 115.993.824

Musyarakah Rp 4.191.964.125

Ijarah Rp 4.323.827.916

(5)

1.3 Tujuan Kerja Praktek

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur murabahah di KSU BMT Mentari Bumi.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pada pembiayaan murabahah di KSU BMT Mentari Bumi.

1.4 Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1. Bagi Penulis

a. Guna menambah ilmu dan wawasan bagi penulis khususnya tentang pembiayaan murabahah.

b. Guna menambah pengalaman bagi penulis untuk terjun ke dunia kerja yang sebenarnya.

c. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui masalah prosedur pembiayaan murabahah dan kendala yang di hadapi pada pembiayaan murabahah.

2. Bagi perusahaan atau instansi.

Dengan adanya praktek diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan yang berguna bagi perusahaan yang bersangkutan.

3. Bagi Praktisi

Dengan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5 Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Baitul Maal Wattamwil (BMT) Mentari Bumi Kemangkon yang beralamat di Jln. Panican No. 101 Kemangkon pada Tanggal 06 Maret 2017 – 15 April 2017.

(6)

2. Sumber Data. a. Data Primer.

Data Primer adalah data yang diambil langsung dari penelitian kepada sumbernya, tanpa ada perantara. Sumber data yang dimaksud, dapat berupa benda-benda, situs atau manusia. Adapun sumber-sumber tersebut diantaranya adalah wawancara kepada Manager Operasional, Account Officer (AO), Customer Service (CS), Bagian Administrasi BMT Mentari Bumi dan brosur.

b. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diberikan oleh BMT Mentari Bumi berupa company profile, laporan keuangan dan lain-lain.

3. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik antara lain.

a. Wawancara (interview)

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan bertanya langsung pada responden, yaitu karyawan-karyawan BMT Mentari Bumi dalam bidang yang penulis teliti yang bertujuan untuk memperoleh data/ informasi yang diperlukan.

b. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung kelapangan ke lokasi tempat penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana yang kemudian menghasilkan suatu pola tertentu yang menggambarkan hubungan antara nilai NDVI dengan kerapatan

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian – penelitian terdahulu Fadil et,.al, (2014), menyatakan bahwa hubungan variabel budaya organisasi terhadap

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dekskriptif, analisis regresi (r) dan analisis regresi ganda (R) dengan taraf signifikan α = 0,05.Berdasarkan hasil

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hasil belajar fisika siswa kelas X MAN 1 Makassar pada aspek kognitif telah memenuhi standar KKM yang telah ditetapkan setelah

Dari hasil pekerjaan tertulis dan kutipan wawancara di atas, diperoleh data bahwa subjek memaknai 0,5 sebagai setengah dari 1, memaknai 0,5 sebagai 5 per 10 dalam bentuk

Kegiatan apresiasi karya sastra merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru bahasa Indonesia dalam mengintegrasikan pendidikan moral kepada peserta didik atau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektivitas pajak reklame dan pajak hotel sudah efektif, serta kontribusi pajak reklame dan pajak hotel di Kotamobagu

Pemeriksaan elemen orbit yang teliti terhadap asteroid anggota grup Atens dan Apollos memperlihatkan bahwa asteroid-asteroid yang memotong orbit Bumi pada jarak a