Na
2
SiO
3
Natrium Silkat [Na
2
SiO
3
]
+
+
Silika
(SiO
2
)
Pasir Silika
Produksi Na
2
SiO
3
=
4.000.000 ton/tahun
Inhibitor Korosi
Natrium Silikat = Inhibitor
ekonomis, efisiensi tinggi,
& green inhibitor
Ahmad Fauzan ‘Adziimaa
NRP 2409 100 028
Dosen Pembimbing I
Dr-Ing. Doty Dewi Risanti, S.T., M.T.
Dosen Pembimbing II
Lizda Johar Mawarani, S.T., M.T.
Sintesis Senyawa Natrium Silikat dari Silika
Lumpur Lapindo sebagai Inhibitor Korosi
pada Lingkungan Asam Dan Garam
Tujuan Penelitian
Melakukan sintesis senyawa inhibitor korosi
natrium silikat (Na
2SiO
3) dari silika lumpur
Lapindo
Menghitung nilai efisiensi natrium silikat
(Na
2SiO
3) hasil sintesis sebagai inhibitor korosi
Batasan Penelitian
Perhitungan laju korosi menggunakan
metode kehilangan berat (weight loss) yang
mengacu pada ASTM G1-03 dengan variasi
perbedaan volume inhibitor
Larutan uji yang digunakan adalah air
garam yang dibuat dengan NaCl 3,5% dan
lumpur Lapindo yang dikondisikan pada
suhu 100
oC
Natrium Silikat dapat disintesis :
Na
2
CO
3
+ SiO
2
→ Na2
SiO
3
+ CO
2
2NaOH + SiO
2
→ Na2
SiO
3
+ H
2
O
SiO
2
+ Na
2
O
→ Na2
SiO
3
Prinsip Dasar Korosi
2Fe
2
O
3
+ 3C 4Fe + 3CO
Fe + O
2
+ H
2
O Fe
2
O
3
.H
2
O
Anoda
Katoda
Elektrolit
Hubungan
Listrik
Komponen saat terjadi korosi :
Jenis Korosi pada Logam
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Gambar 2.1 Jenis-jenis korosi a) korosi seragam b) korosi
sumuran c) korosi retak tegang d) korosi erosi e) korosi galvanik f) korosi celah (Listanto, 2011)
a. Korosi seragam
b. Korosi sumuran
c. Korosi retak tegang
d. Korosi erosi
e. Korosi galvanik
f. Korosi celah
Pengendalian Korosi dengan Inhibitor
Laju Korosi
Corrosion Rate (CR) =
𝑫𝑨𝑻𝑲𝑾(𝑨𝑺𝑻𝑴 𝑮𝟏 − 𝟎𝟑)
dimana :
K : konstanta laju korosi W : berat yang hilang (gr) A : luas permukaan (cm2)
D : densitas logam (gr/cm3)
Mulai Persiapan alat dan bahan Ekstrasi SiO2 dari lumpur Lapindo Uji XRD Sintesis Na2SiO3 Uji FTIR Preparasi sampel Preparasi larutan uji Pengujian korosi Perhitungan dan analisa Ya Ya Tidak Tidak Pembuatan laporan Selesai
Metodologi Penelitian
Mesin gerinda Ultrasonic cleaner
Mesin bubut Oven
Furnace Kertas saring
Gunting Hairdryer
Timbangan digital Gunting pH meter digital Mortar Tabung Reaksi Kain bludru
Penjepit Kayu Selotip double tip Gelas beaker Ultrasonic cleaner
Kamera digital Oven
Magnetic stearer Kertas saring
Mesin gerinda Lampu 20 watt Amplas #400,
#600, #800, #1000, #1200, dan #2000
Mesin grinder dan
polisher Pipa besi PDAM Lumpur Lapindo Sidoarjo HCl 37% Alumina HCl teknis Acetone NaCl teknis NaHCO3
Aquades NaOH teknis
Alat :
Bahan :
Ekstraksi SiO
2
1 2 3 4 5Titrasi dengan HCl 3M pada suhu 40oC
Sintesis Natrium Silikat
NaOH 8 gram + aquades 10 ml
Preparasi Sampel
- Sampel dipotong dari pipa PDAM
- Ukuran 1 x 1 cm2
- Diamplas #400, #600, #800, #1200, #2000 menggunakan mesin grinder 25rpm
- Dipoles menggunakan alumnina
1 2 3 4 5 Penimbangan sampel Dengan timbangan analitik
Persiapan Larutan Uji
1
2
Larutan Lumpur Panas
Larutan NaCl 3,5%
Berdasarkan ASTM G31-72 untuk uji rendam skala laboratorium, volume larutan uji adalah 0,4 kali luas permukaan sampel. Maka dengan luas permukaan sampel
sebesar 320 mm2, larutan uji yang digunakan adalah sebanyak :
Volume larutan = 0,4 x 320 mm2 = 128 ml
5 hari
perendaman
Hasil Karakterisasi SEM EDX
Sampel Pipa Besi PDAM
Unsur
Wt (%)
At %
C
14,12
41,12
Si
07,59
09,45
P
00,50
00,57
S
00,28
00,30
Cr
00,33
00,22
Mn
01,07
00,68
Fe
75,73
47,42
Ni
00,37
00,22
Hasil XRD Silika (SiO
2
)
10 20 30 40 50 60 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 In te nsi ta s 2 SiO2Puncak SiO2 pada daerah 2Ɵ = 26,66O
(Davraz, 2005)
Puncak SiO2 pada daerah 2Ɵ = 23O
(Martinez, 2006)
Hasil FTIR Natrium Silikat
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 20 40 60 80 100 9 8 7 6 5 4 3 2 % Tr ans mit tance Wavenumber (cm-1) 1Nomor
Puncak
Bilangan
Gelombang (cm
-1)
Gugus Fungsi
Teramati
Transmitansi
(%)
1
3568.36
-OH stretching
77,57
2
2847.27
Si-OCH
362,43
3
2357.97
Si-C stretching
70,54
4
1641.34
C-O bending
70,54
5
1429.36
C-O bending
34,89
6
954.44
Si-O (Na) stretching
42,06
7
876.63
O-Si-O
28,09
8
777.12
(H)O-Si-O(H)
32,86
Si-O (Na) stretching
(954.44 cm
-1)
O-Si-O (876.63 cm
-1)
Si-O (Na) stretching 1005 cm
-1(Halasz, 2010)
Kinerja Inhibitor Natrium Silikat (Larutan Lumpur)
Corrosion Rate (CR) =
𝐾𝑊 𝐷𝐴𝑇 (𝐴𝑆𝑇𝑀 𝐺1 − 03)8 9 10 11 12 20 30 40 50 60 70 Laju K oro si (m py ) pH Larutan Lumpur
Efisiensi Inhibitor Natrium Silikat (Larutan Lumpur)
Efisiensi inhibitor (%) = (𝐶𝑅 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ − 𝐶𝑅 𝑖𝑛ℎ)𝐶𝑅 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 x 100% 0 2 4 6 8 10 0 10 20 30 40 50 60 70 Efi sie nsi (% ) Volume Inhibitor (ml)Kinerja Inhibitor Natrium Silikat (Larutan NaCl 3,5%)
Corrosion Rate (CR) =
𝐾𝑊
𝐷𝐴𝑇
(𝐴𝑆𝑇𝑀 𝐺1 − 03)
8 9 10 11 12 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 Laj u K or osi (m py) pH Larutan Garam 25
Efisiensi Inhibitor Natrium Silikat (Larutan NaCl 3,5%)
Efisiensi inhibitor (%) =
(𝐶𝑅 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ − 𝐶𝑅 𝑖𝑛ℎ)
𝐶𝑅 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
x 100%
0 2 4 6 8 10 0 10 20 30 40 50 Efi sie nsi (% ) Volume Inhibitor (ml) y = 42,4 - 42,4e-x/0,94Kesimpulan
Silika yang terkandung dalam lumpur Lapindo dapat diekstraksi dengan cara mereaksikan lumpur dan larutan 7M NaOH yang kemudian dititrasi dengan HCl 3M untuk mendapatkan endapan
silika amorf.
Senyawa Natrium Silikat (Na2SiO3) dapat disintesis dengan cara mereaksikan silika lumpur Lapindo dengan NaOH teknis. Natrium Silikat hasil sintesis dapat digunakan sebagai inhibitor
korosi pada besi high carbon dalam larutan asam (lumpur Lapindo) dengan efisiensi tertinggi 60,73% dan larutan garam
Pelarut NaOH :
2NaOH + SiO2 → Na2SiO3 + H2O
Ion Na+ pada NaOH mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida (Keenan dkk., 1989)
Konsentrasi NaOH yang lebih pekat akan mendorong terjadinya reaksi antara silika dengan NaOH. Nilai kelarutan silika amorf sangatlah rendah pada kondisi pH kurang dari 10 dan akan meningkat pada pH lebih dari 10. (Kalapathy, 2002)
Na2SiO3 selalu stabil dalam larutan murni & alkalin. Dalam larutan asam, ion silikat bereaksi dengan ion hidrogen untuk membetuk asam silikat yang bila dipanaskan akan membentuk silika gel (Fairus, 2009)
NaOH ekonomis dan mudah didapat,
Kelarutan NaOH
sangat tinggi = 370.000 mg/L
Silika amorf mempunyai kereaktifan kimia yang tinggi dibanding bentuk
kristalnya sehingga mudah bereaksi dengan senyawa lain
Lapisan protektif yang terbentuk
1. Fe(OH)
22. Fe(OH)
33. FeSiO
34. Fe
2(SiO
3)
35. NaOH
6. Na
2SiO
3Korosi Besi
2Fe
2O
3+ 3C 4Fe + 3CO
Fe + O
2+ H
2O Fe
2O
3.H
2O
Untuk mereduksi besi oksida (Fe2O3) yang terdapat di
alam menjadi unsur (bahan) besi dibutuhkan energi
termal, maka dengan demikian unsur besi tersebut
mempunyai energi yang tinggi. Oleh karena itu secara
spontan dan alamiah besi akan bereaksi kembali dengan
oksigen yang tedapat di alam untuk membentuk besi
oksida
Karakteristik Kimia
Lumpur Lapindo Lumpur Sawah
Kadar Air
41,20 %
61,20 %
Kadar Klorida (Cl
-)
3,18 %
0,45 %
Kadar Sulfat (SO
42-)
1,46 %
0,78 %
Kinerja Inhibitor Natrium Silikat (Larutan Lumpur)
0 2 4 6 8 10 20 30 40 50 60 70 Laju K oro si (m py ) Volume Inhibitor (ml)Corrosion Rate (CR) =
𝐾𝑊 𝐷𝐴𝑇 (𝐴𝑆𝑇𝑀 𝐺1 − 03)𝑦 = 70,3 − 27,6 1 + 𝑒(𝑥−3,6)/0,5 + 27,6
Efisiensi Inhibitor Natrium Silikat (Larutan Lumpur)
Efisiensi inhibitor (%) = (𝐶𝑅 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ − 𝐶𝑅 𝑖𝑛ℎ)𝐶𝑅 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 x 100% 0 2 4 6 8 10 0 10 20 30 40 50 60 70 Efi sie nsi (% ) Volume Inhibitor (ml) 𝑦 = −60,73 1 + 𝑒(𝑥−3,6)/0,5 + 60,73Kinerja Inhibitor Natrium Silikat (Larutan NaCl 3,5%)
Corrosion Rate (CR) =
𝐾𝑊
𝐷𝐴𝑇
(𝐴𝑆𝑇𝑀 𝐺1 − 03)
0 2 4 6 8 10 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 Laju K oro si (m py ) Volume Inhibitor (ml) y = 3,83 + 2,81e-x/0,94
Efisiensi Inhibitor Natrium Silikat (Larutan NaCl 3,5%)
Efisiensi inhibitor (%) =
(𝐶𝑅 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ − 𝐶𝑅 𝑖𝑛ℎ)
𝐶𝑅 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
x 100%
0 2 4 6 8 10 0 10 20 30 40 50 Efi sie nsi (% ) Volume Inhibitor (ml) y = 42,4 - 42,4e-x/0,94(anodik) K – Za – Na – Mn – Al – Zn –
Fe – Sn – Pb – H – Cu – Hg – Ag – Pt
2NaOH + SiO
2
→ Na2
SiO
3
+ H
2
O
0,5 mol ; 0,17 mol
→ 0,17 mol + 0,17 mol
M Na2SiO2 = n/V = 0,17/0,007 = 24,3 mol/L
Konsentrasi Natrium Silikat Hasil Sintesis
Korosi pada besi
4e- + 2H
2O(l) + O2(g) 4OH-(aq)
Persamaan reaksi reduksi yang dialami oleh oksigen Persamaan reaksi oksidasi yang dialami oleh besi
2Fe(s) 2Fe2+(aq) + 4e
Ion Fe2+ dan OH- berpindahsecara difusi di dalam air. Kemudian kedua ion
tersebut bertemu dan bereaksi menghasilkan endapan (precipitate) Besi (II) Hidroksida atau Fe(OH)2, yang kemudian teroksidasi menjadi Besi (III) Hidroksida ataun Fe(OH)3, dan akhirnya terdehidrasi membentuk produk karat
(Tamura, 2007). Tahapan pembentukan produk karat dapat dilihat pada persamaan
Mekanisme Inhibisi Oleh Natrium Silikat
• Natrium silikat menghambat korosi dengan membentuk lapisan silika tipis pada permukaan logam dengan mekanisme adsorpsi.
• Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas , terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. berbeda dengan absorpsi yang merupakan penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
• Adsorption is a process that occurs when a gas or liquid solute accumulates on the surface of a solid or a liquid (adsorbent), forming a molecular or atomic film (the adsorbate). It is different from absorption, in which a substance diffuses into a liquid or solid to form a solution. The term sorption encompasses both