• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN LOGAM PADA TANAH VULKANIK DI DAERAH CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN LOGAM PADA TANAH VULKANIK DI DAERAH CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN LOGAM PADA TANAH

VULKANIK DI DAERAH CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN

DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT

S

UDARYO1

,

S

UTJIPTO2

1

STTN-Batan Yogyakarta,

2

PTAPB – Batan Yogyakarta

Abstrak

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN LOGAM PADA TANAH VULKANIK DI DAERAH CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT. Penelitian mengenai identifikasi dan penentuan logam pada tanah vulkanik di daerah Cangkringan kabupaten Sleman dengan metode analisis aktivasi neutron cepat (AANC) telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan unsur logam didalam tanah vulkanik di daerah Cangkringan, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta dengan metode AANC. Pencuplikan sedimen dilakukan di 7 (tujuh) lokasi di daerah tersebut. Pencuplikan pada bulan Juli 2008 dengan waktu pencuplikan pada jam 11.00 – 14.00 WIB. Kandungan unsur logam di dalam tanah vulkanik ditentukan dengan menggunakan Generator Neutron SAMES J-25 serta peralatan spektrometer gamma dengan detektor NaI(Tl) serta standar pembanding SRM 2704 (buffalo river sediment, BRS) dari NIST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi kandungan unsur logam yang tersebar didalam tanah vulkanik pada lokasi 1 hingga 7 untuk Al berkisar antara: 1,8 - 5,9; Mg: 1 - 2,4; Si: 2,6 – 28 dan Fe: 1,4 - 9,3 %. Adapun akurasi untuk unsur logam Al, Mg, Si dan Fe mempunyai kisaran: 4,29 - 9,74 %; presisi: 10,89 - 12,59 % dan batas deteksi untuk Al = 1 %, Mg = 0,05 %, Si = 2 % dan untuk Fe = 1 %.

Kata kunci: Tanah vulkanik, Analisis aktivasi neutron cepat (AANC), generator neutron, logam-logam, SRM 2704

Abstract

IDENTIFICATION AND DETERMINATION METAL CONTENT OF VOLCANIC SOIL OF CANGKRINGAN AREA, SLEMAN REGENCY BY USING FAST NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS METHOD. Research about identification and determination of metals at the volcanic soil of Cangkringan area, Sleman regency by using fast neutron activation analysis method (FNAA) have been performed. This research aim to to determine metals element content of volcanic soil in Cangkringan area, Sleman regency, Yogyakarta province. Sampling was performed in 7 (seven) location, on July2008 with sampling time at 11.00 until 14.00 WIB. The metals element content of volcanic soil determined by using Neutron Generator SAMES J-25, spectrometer gamma with NaI(Tl) detector and comparator standard SRM 2704 ( buffalo river sediment , BRS) from NIST. Result of research indicates that the distribution of metals element which spread over on the volcanic soil at 1 to 7 locations for Al metal ranges: 1,8 - 5,9 %; Mg: 1 - 2,4 %; Si: 2,6 - 28 % and Fe: 1,4 - 9,3 %. The accuration of the metals has the range: 4,29 - 9,74 %; precision: 10,89 - 12,59 % and detection limit for Al = 1 %, Mg = 0,05 %, Si = 2 % and Fe = 1 %.

Keywords: Volcanic soil, Fast neutron activation analysis (FNAA), Neutron Generator, Metals, SRM 2704

PENDAHULUAN

Gunung Merapi merupakan

gunung

berapi

di propinsi

Jawa Tengah

dan

Yogyakarta

yang masih sangat aktif hingga

saat ini, berada pada

koordinat

7°32'30"

LS

110°26'30" BT. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700

m

. Sejak tahun

1548

, gunung ini sudah meletus

(2)

sebanyak 68 kali. Bagi masyarakat, gunung tersebut membawa berkah material pasir, sedangkan bagi

pemerintah daerah

, gunung Merapi menjadi daerah obyek

wisata

bagi para wisatawan.(1)

Berbagai aktivitas gunung Merapi tentu saja memberikan dampak positif maupun dampak negatif pada penduduk sekitar gunung Merapi. Dampak negatif ada yang secara langsung dapat dirasakan oleh penduduk sekitar gunung Merapi, misalnya pada saat gunung Merapi meletus mengeluarkan awan panas dan lahar yang mengalir dengan kecepatan beberapa puluh meter per detik yang menempuh jarak hingga beberapa kilometer dengan membawa panas/energi yang cukup besar. Dampak negatif yang tidak langsung dirasakan adalah apabila terjadi peristiwa letusan yang menyebabkan material-material vulkanik maupun radioaktivitas dikeluarkan oleh gunung Merapi tersebut. Abu vulkanik atau pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Abu maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5–7 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan kilometer bahkan ribuan kilometer dari kawah disebabkan oleh adanya hembusan angin. Radioaktivitas mempunyai dampak negatif pada kesehatan makhluk hidup di sekitarnya. Dampak negatif ini bergantung pada kandungan dari radionuklida yang meluruh.

Tanah juga didefinisikan sebagai akumulasi pertikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya yang terbentuk karena pelapukan dari batuan. Di antara partikel-partikel tanah terdapat tanah ruang kosong yang disebut pori-pori yang berisi air dan udara. Ikatan yang lemah antara partikel-partikel tanah disebabkan oleh pengaruh karbonat atau oksida yang tersenyawa diantara partikel-partikel tersebut, atau dapat juga disebabkan oleh adanya material organik bila hasil dari pelapukan tersebut tetap berada pada tempat semula maka bagian ini disebut tanah sisa (residu soil). Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain dan mengendap di beberapa tempat yang berlainan disebut tanah bawaan (transpotrtatioan soil). Media

pengangkutan tanah berupa gravitasi, angin, dan air. Pada saat akan berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel-partikel dapat berubah dan terbagi dalam beberapa rentang ukuran.

Tanah vulkanik/tanah gunung berapi adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan gunung berapi yang subur mengandung unsur hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. Tanah yang berkembang dari

abu vulkanik umumnya dicirikan oleh

kandungan mineral liat allophan yang tinggi.

Allophan adalah Aluminosilikat amorf yang

dengan bahan organik dapat membentuk ikatan kompleks. Di daerah yang kering, tanah dari abu vulkanik tersebut memiliki warna tanah yang tidak sehitam dari daerah lain. Sifat-sifat tanah allophan adalah: 1. Profil tanahnya dalam. 2. Lapisan atas maupun permukaannya gembur serta berwarna hitam. 3. Lapisan

subsoil berwarna kecoklatan dan terasa licin

bila digosok diantara jari-jari. 4. Bulk

densitynya sangat rendah (< 0,85). 5. Daya

tahan terhadap air tinggi. 6. Perkembangan struktur tanah baik. 7. Daya lekat maupun plastisitasnya tidak ada bila lembab. 8. Sukar dibasahi kembali bila sudah kering serta dapat mengapung di atas permukaan air.(2)

Mineralogi tanah yang berasal dari gunung Merapi dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: 1. Mineral skeletal yang berasal dari mineral primer (mineral pasir dan debu) serta agregat mikro kristalin. 2.

Fragment yang semuanya berasal dari bahan

induk, mineral liat dan liat amorf.

Mineral skeletal terdiri atasi: a. Pasir atau debu yang masing-masing butir merupakan satu macam mineral primer. b. Agregat mikro kristalin yang terdiri atas abu vulkan (campuran berbagai mineral primer) dan c. chert (silika mikrokristalin). 2. Fragmen merupakan pecahan batuan dalam ukuran pasir maupun debu yang terdiri dari berbagai macam mineral primer. Untuk mineral liat dan liat amorf terdiri atas: a. Layer aluminium silicate clay (liat aluminium silikat berkisi/berlapis). b.

Hydrous iron oxide yang merupakan hidroksida

Fe serta gibbist yang berupa hidroksida dari Al pada tanah-tanah dengan pelapukan lanjut. c.

Allophan yang merupakan alluminosilicate amorph pada tanah dari abu vulkanik di daerah humid.(3)

(3)

Berkembangnya teknologi di bidang nuklir, telah ditemukan suatu metode yang sangat teliti dalam analisis kandungan unsur kimia. Metode tersebut adalah metode analisis aktivasi neutron yang menggunakan neutron thermal yang berasal dari reaktor nuklir (AAN) maupun menggunakan neutron cepat yang berasal dari akselerator (AANC).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah identifikasi serta penentuan kandungan logam-logam di dalam tanah vulkanik di daerah Kaliadem, Sleman

Yogyakarta dengan metode AANC.

Selanjutnya data tersebut diharapkan dapat digunakan oleh institusi terkait untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

METODE PENELITIAN

Bahan-Bahan yang Digunakan:

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber standar Eu-152, Cs-137, Co-60 dan SRM 2704 (buffalo river sediment, BRS) dari NIST serta tanah vulkanik yang diambil pada bulan Juli 2008 yang berasal dari 7 titik lokasi di daerah Cangkringan, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta.

Alat-Alat yang Digunakan:

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah generator neutron Sames Type J25-150 keV/2 mA, seperangkat spektrometer-γ : detektor HPGe tingkat konsentrasi kemurnian 106 atom m-3, penganalisis salur ganda (MCA), model accuspec A, komputer dengan operasi sistem DOS, timbangan, ayakan (mesh), vial,

stopwatch.

Metoda Sampling

Persiapan sampling yaitu menentukan daerah tanah vulkanik yang akan diteliti. Daerah yang akan diteliti meliputi 7 (tujuh) titik lokasi. Ketujuh daerah lokasi tersebut adalah: Lokasi 1. Sungai Kaligendol, Kaliadem, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan. Lokasi 2.

Sungai Kaligendol, Jambu, kelurahan

Kepuharjo, Cangkringan. Lokasi 3. Sungai Kaligendol, Kinahrejo, kelurahan Umbulharjo, Cangkringan. Lokasi 4. Sungai Kaligendol, Manggong, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan. Lokasi 5. Sungai Kaligendol, Kopeng, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan. Lokasi 6. Hulu sungai Kaliopak, Ngrangkah, kelurahan

Umbulharjo, Cangkringan. Lokasi 7. Sungai Kalikuning, Grogol, kelurahan Umbulharjo, Cangkringan, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta pada jam 11.00 – 14.00 WIB pada

bulan Juli 2008 (Lihat Gambar 1.).

Pelaksanaan sampling meliputi pengambilan tanah vulkanik yang berbentuk sedimen di tiap-tiap lokasi sebanyak kurang lebih 1,5 kg. Adapun preparasi cuplikan tanah vulkanik untuk keperluan analisis sampai dengan saat iradiasi meliputi penghalusan dengan cara ditumbuk secara manual, kemudian diayak menggunakan ayakan ukuran 100 mesh untuk memperluas permukaan partikel-partikel dalam tanah vulkanik, ditimbang 200-250 mg serta dimasukkan ke dalam vial.

Gambar 1. Salah satu lokasi daerah pengambilan cuplikan tanah vulkanik sungai

Kaligendol dusun Kaliadem,Cangkringan kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta

Iradiasi, pencacahan dan perhitungan kandungan cuplikan

Cuplikan tanah vulanik maupun sumber standar dari BRS yang telah dimasukkan dalam

vial diiradiasi dengan generator neutron

SAMES J-25-150 keV/2 mA. Selanjutnya dilakukan pencacahan dengan seperangkat spektrometer-γ yang terdiri atas detektor HPGe tingkat konsentrasi kemurnian 106 atom m-3, penganalisis salur ganda (MCA) model

(4)

accuspec A, komputer dengan operasi sistem DOS spektrometer gamma. Perhitungan kandungan logam di dalam tanah vulanik dilakukan dengan membandingkan laju cacah cuplikan dan standar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk mengetahui kandungan/konsentrasi unsur logam di dalam tanah vulkanik adalah metoda analisis aktivasi neutron cepat (APNC). Pemilihan reaksi yang tepat akan meningkatkan analisis unsur yang dikehendaki dan menekan reaksi pengaktifan unsur-unsur lain yang dapat mengganggu analisis. Reaksi inti yang sering digunakan pada APNC adalah reaksi inti (n, p), (n, α) dan (n, 2n)(4).

Aktivitas awal (Cps0) masing-masing

cuplikan tanah vulkanik maupun standar pembanding saat keluar dari fasilitas iradiasi di akselerator ditentukan dengan rumus :

/T 0,693t t 0 d

e

Cps

Cps

(1)

dengan Cpso = aktivitas awal (cps); Cpst = Aktivitas pada saat dicacah (cps); td = waktu tunda (hari); T = Waktu paro nuklida logam (hari).

Perambatan ralat untuk Persamaan (1) adalah:

   2 2 t 2 t 2 /T 0,693.t 0 Δt T 0,693.Cps ΔCps e Cps d          (2)

Setelah dihitung nilai Cps0 dari masing-masing

konsentrasi cuplikan maupun standar, maka konsentrasi unsur logam di dalam cuplikan tanah vulkanik dapat diketahui. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung konsentrasi adalah:

Std 0Std 0Cupl Cupl

x W

Cps

Cps

W

(3)

dengan WCuplikan = kandungan cuplikan; WStd =

kandungan standar; Cps0 = laju cacah saat

aktivasi dihentikan; Cpst = laju cacah yang

diketahui dari pencacahan.

Ketidakpastian berat kandungan unsur yang terkandung dalam cuplikan W adalah sebagai berikut:

2 0std 2 2 0std std 0cupl 2 0cupl 2 0std std Cps Cps W Cps Cps Cps W W                     Analisis kualitatif terhadap tanah vulkanik

dilakukan dengan menggunakan spektrometer  yang telah terkalibrasi menggunakan sumber standar Eu-152. Energi sumber standar Eu-152 yang digunakan adalah 344,31; 777,89; 967,85

dan 1420,71 keV. Adapun kurvanya

ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Kurva kalibrasi detektor NaI(Tl) pada perangkat spektrometer 

Hasil analisis menunjukkan terdapat radionuklida Al-27 (843 keV), Mg-24 (1369.6 keV), Si-28 (1778 keV) dan Fe-56 (846 keV). Unsur Al dengan reaksi Al-27(n,p)Mg-27, unsur Mg dengan jenis reaksi Mg-24(n,p)Na-24m, unsur Si dengan jenis reaksiSi-28(n,p)Al-28 dan unsur Fe dengan jenis reaksi Fe-56(n,p)Mn-56.

Untuk mengetahui presisi, akurasi dan batas deteksi pada penelitian ini, perumusan yang digunakan adalah sebagai berikut. Presisi menunjukkan kesesuaian antara beberapa pengulangan yang diukur dengan cara yang sama. Presisi dinyatakan dalam bentuk nilai

relative standard deviation (RSD) dengan

(5)

x100%

x

s

RSD 

dengan

  n l i n -1 x -x s 2

(5)

dengan s = simpangan; x = hasil uji;

x

= hasil uji rerata; n = jumlah pengulangan.

Akurasi merupakan kedekatan sebuah hasil uji atau rerata hasil uji ke nilai sebenarnya (true value). Akurasi dinyatakan dalam bentuk persamaan: Akurasi=

100

%

W

W

W

ya Sesungguhn ya Sesungguhn Terukur

x

(6) Batas deteksi (mL) untuk logam di dalam

sedimen dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut (6):

 

(ppm)

.a

W(mg).10

B

65

,

4

71

,

2

µg

m

m

S 3 S L

(7)

dengan mL = batas deteksi; mS = berat unsur

dalam cuplikan standar; W = berat cuplikan; B = jumlah cacah latar; aS = jumlah cacah

standar.

Akurasi, presisi dan batas deteksi pada penelitian ini ditentukan didasarkan pada persamaan (1) sampai (7) dengan menggunakan SRM 2704 (buffalo river sediment, BRS). Untuk keperluan tersebut, pengukuran masing-masing unsur logam dilakukan sebanyak 3 kali

pengulangan. Dari hasil pengukuran

didapatkan bahwa untuk unsur logam Al, Mg, Si dan Fe akurasinya mempunyai kisaran: 4,29 - 9,74 %; presisi: 10,89 - 12,59 % dan batas deteksi untuk Al = 1 %, Mg = 0,05 %, Si = 2 % dan Fe = 1 %. Analisis kuantitatif terhadap kandungan unsur didalam cuplikan tanah vulkanik didasarkan pada persamaan (1) sampai (4). Adapun hasilnya ditunjukkan pada Gambar 3 sampai dengan 7.

Gambar 3 menunjukkan bahwa

kandungan unsur logam Al terdistribusi di setiap lokasi tanah vulkanik, paling tinggi 15,9 % berada pada lokasi 2, sedangkan paling rendah 1,8 % berada pada lokasi 5.

Gambar 4 menunjukkan bahwa

kandungan unsur logam Mg terdistribusi di setiap lokasi tanah vulkanik, paling tinggi 2,4 %

berada pada lokasi 5 dan kandungan unsur logam Mg terendah 0,1 % pada lokasi 7.

Gambar 3. Kandungan unsur logam Al dalam

cuplikan tanah vulkanik dari gunung Merapi

Gambar 4. Kandungan unsur logam Mg dalam cuplikan tanah vulkanik dari gunung Merapi

Gambar 5. Kandungan unsur logam Si dalam cuplikan tanah vulkanik dari gunung Merapi

Gambar 5 menunjukkan bahwa

kandungan unsur logam Si terdistribusi di setiap lokasi tanah vulkanik, paling tinggi 28 % berada pada lokasi 2 (Sungai Kaligendol, Jambu, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan), dan kandungan unsur logam Si terendah 2,6 % pada lokasi 5 (Sungai Kaligendol, Kopeng, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan). Unsur Si merupakan penyusun dari batuan beku, dan berasal dari magma di bumi berbentuk larutan silika bersuhu tinggi yang kompleks. Pelapukan batuan menghasilkan partikel-partikel tanah, karena pengaruh tenaga kinetis

(6)

air hujan dan aliran air permukaan, maka partikel-partikel tanah tersebut akan terangkut ke tempat yang lebih rendah dan masuk ke dalam sungai. Aliran sungai Kaligendol mengarah dari lokasi 2 ke lokasi 5. Distribusi maupun homogenitas unsur Si pada tanah vulkanik hasil dari pelapukan materi dari letusan gunung Merapi berbeda-beda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Hal tersebut menyebabkan kandungan unsur logam Si di lokasi 3 lebih tinggi dibandingkan lokasi 5.

Gambar 6. menunjukkan bahwa

kandungan unsur logam Fe terdistribusi di setiap lokasi tanah vulkanik, paling tinggi 9,3 % berada pada lokasi 2 dan kandungan unsur logam Fe terendah 1,4 % pada lokasi 5. Sifat-sifat minerologi tanah vulkanik dari gunung Merapi yaitu mempunyai kandungan Fe yang relatif tinggi. Mineral tanah pada kelompok mineral liat dan liat amorf terdiri dari liat aluminium silikat berkisi, hidroksida besi, hidroksida Al dan allophan pada tanah dari abu vulkanik di daerah humid. Berdasar analogi yang sama dengan kandungan unsur logam Si, maka unsur logam Fe di lokasi 2 lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi 5.

Gambar 6. Kandungan unsur logam Fe dalam cuplikan tanah vulkanik dari gunung Merapi

Gambar 7. menunjukkan perbandingan distribusi logam Al, Mg, Si dan Fe di dalam setiap lokasi. Distribusi kandungan unsur logam pada lokasi 1 (Sungai Kaligendol, Kaliadem, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan) sampai 3 (Sungai Kaligendol, Kinahrejo,

kelurahan Umbulharjo, Cangkringan)

menunjukkan bahwa Mg  Fe  Al  Si. Pada lokasi 4 (Sungai Kaligendol, Manggong, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan) distribusi logam Al dan Fe hampir sama/merata, walaupun jumlah kandungannya masih lebih besar dari pada Mg. Lokasi 5 distribusi logam

Al, Mg, dan Si merata, sedangkan Fe distribusi kandungannya lebih kecil. Lokasi 6 (Hulu sungai Kaliopak, Ngrangkah, kelurahan Umbulharjo, Cangkringan) dan 7 (Hulu sungai Kaliopak, Ngrangkah, kelurahan Umbulharjo, Cangkringan) distribusi logamnya mirip dengan lokasi 1(Sungai Kaligendol, Kaliadem, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan), tetapi

jumlah kandungannya lebih kecil.

Kecenderungan kandungan unsur Al, Si dan Fe yang relatif tinggi pada cuplikan tanah vulkanik sesuai dengan sifat-sifat mineralogi tanah vulkanik dari gunung Merapi, yaitu mempunyai kandungan mineral liat allophan yang tinggi. Komposisi kimia tanah yang berkembang dari abu vulkanik gunung Merapi ditunjukkan pada Tabel 1.

Gambar 7. Perbandingan kandungan unsur logam Al, Mg, Si dan Fe di dalam beberapa lokasi pengambilan cuplikan tanah vulkanik dari gunung

Merapi

Tabel 1. Komposisi Kimia Tanah Abu Vulkanik Gunung Merapi

No. Nama senyawa Kandungan (%)

1. SiO2 54.56 2. Al2O3 18.37 3. Fe2O3 18.59 4. CaO 8.33 5. MgO 2.45 6. Na2O 3.62 7. K2O 2.32 8. MnO 0.17 9. TiO2 0.92 10. P2O5 0.32 11. H2O 0.11 12. HD 0.2

Sumber : Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), 1994 Yogyakarta

(7)

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Tanah vulkanik yang berasal dari lokasi sepanjang sungai Kaliadem, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta mengandung unsur logam Al, Mg, Si dan Fe.

2. Distribusi kandungan unsur logam yang tersebar didalam tanah vulkanik untuk Al berkisar antara: 1,8 - 5,9; Mg: 1 - 2,4; Si: 2,6 – 28 dan Fe: 1,4 - 9,3 %.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ellin Nuraini, sdr. Sunardi dan sdr Sriwoto serta semua pihak atas semua bantuannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://groups.or.id/wikipedia/id/g/u/n/Gunung_ Merapi_79e6.html Diakses 9 Nopember 2008.

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Vulkanik. Diakses 12 Nopember 2008.

3. http://www.google.co.id/search?hl=id&q=tana h+vulkanik+ppt&btnG=Telusuri&meta=cr% 3DcountryID. Diakses 29 Nopember 2008. 4. WISNU SUSETYO, Instrumentasi Kimia II,

Pusdiklat Badan Tenaga Atom Nasional (1984).

5. SUNARDI, Validasi Metode Analisis, Pelatihan Asesor Laboratorium, Badan 6. ANONIM, Standardisasi Nasional, BSN,

Jakarta, Oktober (2001)

7. HIROSHI KAMIOKI, Joint Training Course on Application of Nuclear Technique in 8. ANONIM, Industry and Environment

Available for the Safety of Nuclear Facility, Pusdiklat Batan, Jakarta, March, 1-12 (2004) 9. http://www.pu.go.id/infopeta/rwnbanjir/bencan a2006/3334indexmerapi.htm. Diakses 10 Desember 2008

TANYA JAWAB Pertanyaan

1. Mengapa yang dipakai dengan metode AANC? (Wisnu Arya Wardhana)

2. Bagaimana metode sampling?

Mengapa? (Supriyono) Jawaban

1. Metode yang bias dipakai yaitu: Analisis Aktivasi Netron (AAN) dengan reactor Kartini dan Analisis Aktivasi Netron Cepat (AANC) dengan akselerator. Pada saat penelitian, reactor tidak operasi dan dengan akselerator lebih cepat dan murah

2. Metode sampling terdiri dari:

A. Penentuan daerah vulkanik yang akan diteliti, meliputi 7 titik lokasi didaerah Cangkringan terdiri dari sungai kaligendol (5 titik); sungai kaliopak dan sungai kalikuning B. Pelaksanaan sampling meliputi

pengambilan tanah vulkanik yang berbentuk sedimen dilanjutkan preparasi dan analisis.

Hal ini dilakukan didaerah tersebut, karena daerah tersebut mewakili daerah vukanik letusan gunung Merapi.

(8)

Gambar

Gambar 2.  Kurva kalibrasi detektor NaI(Tl) pada  perangkat spektrometer 
Gambar  3  menunjukkan  bahwa  kandungan  unsur  logam  Al  terdistribusi  di  setiap  lokasi  tanah  vulkanik,  paling  tinggi     15,9 % berada pada lokasi 2, sedangkan paling  rendah 1,8 % berada pada lokasi 5
Gambar  6.  menunjukkan  bahwa  kandungan  unsur  logam  Fe  terdistribusi  di  setiap  lokasi  tanah  vulkanik,    paling  tinggi  9,3

Referensi

Dokumen terkait

ةيموكحلا ةيملاسلإا اجيتلاس ةعماج ٕٓٔٛ.. بٔإ ةذاتسلأا ةفلأ بٌاكلايسوس تَتسجالدا ةسيئر مسق سيردت ةغللا ةيبرعلا ةعمابج اجيتلاس ةيملاسلإا ةيموكلحا ِ. اجيتلاس ةعمابج ؿكدلا

Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah dari segi biologis perkembangan alat-alat reproduksinya belum sepenuhnya

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2015 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan

• Suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan.

Secara geografis, kepulauan ini terletak di semenanjung utara perairan laut Kabupaten Berau yang terdiri dari beberapa pulau, yaitu Pulau Panjang, Pulau Raburabu, Pulau Samama,

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

Penulis tertarik menulis Essay dengan memilih tema : the Global Economy, development and poverty dengan judul Ekonomi Politik Global dalam studi

Setelah berakhirnya Proses evaluasi dan penetapan pemenang dan pemenang cadangan oleh KELOMPOK KERJA (POKJA) ULP PERADILAN UMUM DAN TUN III KORWIL PERADILAN NTB pada