• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

Pesawat merupakan sarana transportasi yang memiliki arti yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan pertahanan, terutama menyadari bahwa Indonesia menjadi negara kepulauan dengan kondisi geografis yang sulit untuk menembus tanpa sarana transportasi yang memadai. Dari kondisi tersebut, muncul pemikiran bahwa sebagai negara kepulauan Indonesia berada di posisi untuk memiliki industri maritim dan penerbangan. Hal ini telah menyebabkan lahirnya industri pesawat terbang di Indonesia. (indonesian-aerospace.com, 2011)

1.1.1. Sejarah Perusahaan

Aktivitas kedirgantaraan di Indonesia dimulai tahun 1946 dengan dibentuknya Biro Rencana dan Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara di Madiun, yang kemudian dipusatkan di Andir, Bandung. Tahun 1953, kegiatan tersebut mendapat wadah baru dengan nama Seksi Percobaan yang pada tahun 1957 berubah menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang. Tahun 1962, Sub Depot ini ditingkatkan menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) yang kemudian berubah menjadi Komando Pelaksanaan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) yang pada tahun 1966 digabung dengan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR).

(2)

Tercatat dalam sejarah, pesawat pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara Maospati dengan nama RI-X hasil rancangan Wiweko Soepono. Disusul tahun 1954, Nurtanio Pringgoadisuryo pun berhasil merancang sebuah pesawat dengan nama NU-200. Tidak hanya itu, badan yang diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang telah mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik.

Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional kemudian memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan ATTP (Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23 Agustus 1976. Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional sebab dari situlah sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya dibangun untuk menghadapi tantangan zaman serta dipacu percepatannya.

Pada periode ini juga, segala aspek baik infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum dan peraturan, beserta semua yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang diatur secara menyeluruh. Tanggal 11 Oktober 1985, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) setelah melakukan pembangunan berbagai fasilitas serta sarana dan prasarana yang diperlukan. Industri ini kemudian mengembangkan teknologi canggih dan konsep transformasi teknologi yang memberikan hasil yang optimal sebagai upaya untuk menguasai teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif singkat yaitu 20 tahun.

Berpegang pada filsosofi transformasi teknologi “Begin at the End and End at the Beginning” IPTN telah berhasil mentransfer teknologi penerbangan yang rumit dan terbaru. IPTN secara khusus telah menguasai design pesawat terbang, rekayasa pengembangan serta manufaktur pesawat komuter kecil dan sedang. IPTN bekerja sama dengan pihak pabrikan melaksanakan pembuatan berbagai jenis pesawat terbang, seperti C212 Aviocar, C235, NBO105, NBK117, BN109, SA330 Puma, NAS332 Super Puma dan Nbell412. Hal ini kemudian berlanjut pada keberhasilan membuat pesawat N250 dan N2130.

(3)

Perjalanan sejarah IPTN kemudian memasuki masa-masa sulit manakala krisis moneter yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 ternyata meluas ke arah krisis multi dimensi yang meliputi bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya, hukum, akhlak dan hankam. Dampaknya pada kehidupan masyarakat Indonesia sangat besar, tidak terkecuali bagi kelangsungan IPTN. Dampak krisis tersebut memaksa pemerintah menyurutkan dukungan secara politis dan mengurangi suntikan dana yang sebelumnya merupakan sendi tempat IPTN bergantung. Hal inilah yang tidak diantisipasi oleh IPTN, diperparah lagi dengan kondisi internal IPTN yang secara finansial dan menejerial kurang mandiri.

Di tengah mulai memburuknya kondisi IPTN, Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid pada tanggal 24 Agustus 2000 meresmikan perubahan nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. Perubahan nama tersebut dimaksudkan untuk memberi nafas dan paradigma baru bagi perusahaan. Meski persoalan yang timbul pun semakin rumit dan kompleks, hal ini disebabkan volume bisnis jauh lebih kecil dari sumber daya yang tersedia, pengaruh SP-FKK sangat besar dalam pengelolaan perusahaan, budaya organisasi tidak sehat, Direksi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ketidakadaan modal kerja, beban gaji melebihi kemampuan serta beban hutang yang masih besar (SLA & RDI). Upaya penyelamatan PT DI akhirnya dilakukan didasarkan atas beberapa fakta bahwa PT DI adalah aset nasional, industri strategis yang mendukung kepentingan nasional dan memiliki kemampuan kedirgantaraan. (indonesian-aerospace.com, 2011)

(4)

Gambar 1.1. Logo PT. Dirgantara Indonesia (Sumber : indonesian-aerospace.com)

Saat ini, PT. Dirgantara Indonesia sedang membuat proyek pesawat terbang N219. N219 adalah generasi baru pesawat multi guna, yang sedang dirancang untuk memiliki kapasitas 19 penumpang dengan penampang kabin terbesar di kelasnya, dengan mesin yang efisien, avionic suite, tiga siklus landing gear, pintu kargo lebar untuk kemampuan peran multi dan konfigurasi perubahan cepat. (indonesian-aerospace.com, 2011)

Pembuatan pesawat N219 telah mencapai tahap pembuatan part dan pemasangan bagian – bagian inti pesawat. Semoga pesawat ini bisa selesai sesuai secepatnya dan menjadi pesawat kebanggaan bangsa Indonesia.

(5)

Gambar 1.2. Pesawat N219 (Sumber : indonesian-aerospace.com) 1.1.2. Lokasi Perusahaan

PT DIRGANTARA INDONESIA (Persero) Jl. Pajajaran No. 154 Bandung 40174, Indonesia Phone : +62.22.6054167

Phone : +62.22.6054165 Fax : +62.22.6054185

E-mail : pub-rel@indonesian-aerospace.com Website : http://www.indonesian-aerospace.com 1.2. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

a. Visi :

 Untuk menjadi perusahaan kelas dunia dirgantara berbasis teknologi tinggi dan daya saing biaya di pasar global

b. Misi:

 Sebagai pusat kompetensi di industri kedirgantaraan untuk kedua misi komersial dan militer, serta untuk aplikasi non kedirgantaraan.

(6)

 Sebagai pemain utama dalam industri global. yang memiliki aliansi strategis dengan Aerospace Industries kelas dunia.

 Biaya bisnis yang kompetitif.

 Memberikan biaya produk dan jasa yang kompetitif. 1.3. BIDANG USAHA PERUSAHAAN

PT. Dirgantara Indonesia adalah salah satu perusahaan kedirgantaraan di Asia dengan kompetensi inti dalam desain pesawat dan pengembangan, manufaktur struktur pesawat, perakitan pesawat, dan jasa perawatan pesawat untuk sipil dan militer serta pesawat menengah.

1.3.1. Produk

a. Aircraft Full Development :  N250

 N2130  N219

b. Aircraft Joint Development and Production:  CN235 Sipil

 CN235 Militer  CN235 Maritim

c. Aircraft under license Production :  NC212

d. Helicopter under license Production :

 NBELL-412 HP/SP – medium twin helicopter  Super Puma NAS-332 – heavy helicopter  NBO-105 CB/CBS – light twin helicopter e. Subcontract Program :

 Boeing B737, B757, B767  Lockhead F16

(7)

1.3.2. Jasa

Engineering work packages; design, development. Testing. Manufacturing subcontracts.

Aircraft Maintenance Repair and Overhaul (MRO). Engine Maintenance Repair and Overhaul (MRO). Aircraft Industrial Tooling & Equipment Manufacturing 1.4. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 1.3. Komisionaris dan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Sumber : indonesian-aerospace.com)

(8)

Gambar 1.4. Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia (Sumber : indonesian-aerospace.com)

(9)

Struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia ini merupakan struktur organisasi fungsional dimana pembagian – pembagian devisi berdasarkan pada fungsi dari masing – masing devisi yang ada pada perusahaan.

Uraian Jabatan

Adapun tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut: 1. Departemen Quality Control / Jaminan Mutu

a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengawasan terhadap sistem prosedur pengendalian mutu mulai dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.

b. Bertanggungjawab terhadap pengecekan dan pengawasan kualitas bahan baku yang akan dipakai, dan hasil produksi yang dihasilkan (barang jadi).

c. Bertanggungjawab atas kualitas bahan baku dan produk jadi yang dihasilkan. 2. Departemen Urusan Umum dan Akuntansi

a. Menetapkan kebijakan pelaksanaan pengolahasn dana, yang meliputi penerimaan, penggunaan, pertanggungjawaban administrasi, pengendalian dan pengawasan.

b. Menyusun program kerja jangka pendek dan jangka panjang yang meliputi penerimaan dan penanggungan dana serta pertanggungjawaban administrasi yang sesuai dengan neraca kerja perusahaan.

c. Menyusun dan menyimpan laporan keuangan yang meliputi neraca, laba-rugi, cash flow, dan laporan-laporan keuangan lainnya.

3. Departemen Rekayasa a. Lisensi Aircraft.

b. Membuat dan bertanggungjawab dalam pembuatan bagian-bagian pesawat yang terdiri atas badan pesawat, pintu pesawat, dan sayap pesawat.

4. Devisi Asisten Direktur Bidang Produk Milter

a. Mengatur dan menetapkan produk miter yang akan dipakai. b. Mengatur dan menetapkan jenis produk militer yang dipakai.

(10)

5. Divisi Sales and Marketing Aircraft Integration

a. Mengatur dan menetapkan strategi pemasaran yang baik untuk memasarkan produksinya baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

b. Mempelajari keadaan pasar dalam rangka melaksanakan produksinya.

c. Menyusun dan mempertahankan kontrak dengan Customer dan membuat special produk sesuai permintaan.

d. Mengusahakan untuk meningkatkan penjualan yang ada serta menjalankan kebijaksanaan dalam penjualan.

6. Devisi Operation Aircraft Integration

a. Membuat dan merancang bangun pesawat terbang. b. Melaksanakan rancangan yang telah dibuat.

7. Devisi Logistic and Costumer Support

a. Menetapkan kebijakan pelaksanaan pengolahan perrsedian yang meliputi pembelian, penerimaan, pengeluaran, pertangungjawaban administraasi, pengendalian serta pengawasan persediaan.

b. Menetapkan metode untuk penanganan, keamanan penyimpanan, mencegah kerusakan persedian bahan baku dan menjamin kesesuaian kulaitas bahan baku yang diterima supplier.

c. Bertanggungjawab atas technical support, technical publication, and costomer training.

Gambar

Gambar 1.1. Logo PT. Dirgantara Indonesia  (Sumber : indonesian-aerospace.com)
Gambar 1.2. Pesawat N219  (Sumber : indonesian-aerospace.com)
Gambar 1.3. Komisionaris dan Direksi PT. Dirgantara Indonesia  (Sumber : indonesian-aerospace.com)
Gambar 1.4. Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia  (Sumber : indonesian-aerospace.com)

Referensi

Dokumen terkait

Siswa dengan kategori kecerdasan rendah belum dapat menentukan nilai pecahan dengan benar, belum mampu menerapkan konsep-konsep pecahan dalam bentuk soal cerita, dan

Survey tentang motivasi dan paritas ibu hamil, terhadap 8 orang ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya, mengatakan bahwa kehamilan dan persalinan

Gejala klinis dari sindrom kanalis semisirkularis superior (SKSS) adalah autofonia, yaitu suara yang ditimbulkan oleh tubuhnya terdengar lebih keras, hiperakusis,

media cetak yang berada dalam naungan kampus UIN Sunan Ampel. Surabaya yang memberikan informasi mahasiswa melalui tulisan

(3) Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh independensi, komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan financial

Sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan strategi inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS lebih baik

pada variable Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kualitas SDM dan variable Penerapan Sistem Akuntansi terhadap kinerja pemerintah daerah bagian keuangan pada pemda