• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENGKAJIAN UJI EFEKTIVITAS PUPUK MAJEMUK NPK ( ) MEREK BINTANG TANI PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH. Oleh : Tim Peneliti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENGKAJIAN UJI EFEKTIVITAS PUPUK MAJEMUK NPK ( ) MEREK BINTANG TANI PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH. Oleh : Tim Peneliti"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

LAPORAN PENGKAJIAN

UJI EFEKTIVITAS PUPUK MAJEMUK NPK (12-12-17) MEREK

“BINTANG TANI” PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH

Oleh :

Tim Peneliti

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016

(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat-Nya, maka laporan berjudul "Uji Efektivitas Pupuk Majemuk NPK (12-12-17) merek “BINTANG TANI” Pada Budidaya Bawang Merah" ini dapat tersusun.

Uji Efektivitas ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis Pupuk Majemuk NPK (12-12-17) merek “BINTANG TANI” terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi para pemakai pupuk tersebut tentunya pada kondisi agroekosistem yang mendekati lokasi pengkajian.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Direktur Pupuk dan Pestisida, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang berkenan memberi kepercayaan Fakultas Pertanian UB Malang untuk melakukan uji efektivutas ini,

2. PT. Puput Tani Mandiri Sumatra Utara yang telah mendukung dana dalam kegiatan pengkajian ini,

3. Tim peneliti atas kerjasamanya sehingga Uji Efektivitas dapat berlangsung dengan lancar.

4. Semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam Uji Efektivitas ini.

Akhirnya, saran dan kritik demi perbaikan dimasa datang sangat diharapkan.

Malang, Agustus 2017 Penyusun,

(5)

DAFTAR ISI

SURAT PENGANTAR ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 3

II. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN ... 4

2.1 Lokasi ... 4

2.2 Waktu Pelaksanaan ... 4

III. METODOLOGI 3.1 Metode ... 5

3.2 Alat dan Bahan ... 6

3.3 Pelaksanaan ... 6

3.4 Pengamatan ... 7

3.5 Analisis Data... 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian ... 8 4.1.1 Pertumbuhan Tanaman ... 8 4.1.2 Komponen Hasil ... 9 4.2 Pembahasan ... 11 4.2.1 Analisa Produksi ... 11 4.2.2 Analisa Usahatani ... 12 VI. KESIMPULAN ... 14 DAFTAR PUSTAKA ... 15 LAMPIRAN :  1. UJI MANFAAT / UJI EFEKTIVITAS ... 16

(6)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya meningkatkan produksi pertanian dapat ditempuh melalui beberapa cara, diantaranya adalah dengan perbaikan teknologi budidaya melalui pemupukan. Tantangan yang dihadapi dalam pemupukan adalah sinkronisasi antara kebutuhan dan penyediaan, penggunaan jenis, dosis, waktu dan cara aplikasinya perlu dipelajari, sehingga tercapai efisiensi yang maksimal sesuai dengan lingkungan tumbuhnya.

Pemupukan yang seimbang merupakan dasar kesehatan tanaman. Kekurangan dan ketidakseimbangan unsur hara merupakan halangan utama bagi produksi tanaman, karena dapat menyebabkan tanaman lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Persediaan pupuk yang memadai dan seimbang secara tepat waktu merupakan suatu kondisi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman (Reijntjes, 1999). Penggunaan pupuk yang berlebihan dan tanpa memperhatikan waktu dan dosis dapat mengakibatkan tanaman keracunan dan tanah keras (Samadi dan Cahyono, 1999). Pemupukan berlebihan tidak memberikan manfaat ditinjau dari pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Pada umumnya tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal memerlukan cukup hara utama yakni : N, P, dan K.

Pemupukan dengan pupuk buatan anorganik ( N, P, K ) mempunyai tingkat efisiensi yang rendah, yaitu 20 – 45% untuk N, 10-30% untuk P dan 30-40% untuk K. Rendahnya efisiensi pemupukan tersebut dan meningkatnya harga pupuk menyebabkan perlunya mancarari alternative pemupukan yang lebih efisien dan mudah diaplikasikan. Beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan antara lain dengan memberikan stimulant kedalam formula pupuk sehingga menjadi lebih reaktif, membuat formulasi dengan komposisi kandungan hara tertentu dan dibentuk dengan ukuran tertentu sehingga ketersediaan unsur hara dalam pupuk dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman.

.Dosis pupuk untuk tanaman bawang merah adalah spesifik lokasi, yang ditentukan oleh tingkat ketersediaan unsur hara dalam tanah. Namun pada umumnya sebagian besar petani dalam melakukan pemupukan bawang merah hanya dengan Phonska, Mutiara, Urea, ZA, SP 36 dan KCl dengan dosis pupuk beragam sesuai kemampuan petani, dan kurang proporsional sesuai kebutuhan tanaman. Oleh sebab

(7)

itu diperlukan teknologi pemupukan yang tepat baik dosis maupun macam pupuk N, P dan K yang diberikan agar dicapai efisiensi yang tinggi. Beberapa hasil penelitian menunjukkakan bahwa dengan pemupukan 250 kg - 300 kg Urea, 450 kg - 500 kg/ha ZA, 200 kg SP 36 dan 200 kg KCl/ha dapat meningkatkan hasil bawang merah lebih dari 2 ton dan dapat mencapai hasil >12 t/ha (Barwarsiati, 2005). Dilain pihak Sutarya dkk (1995) melaporkan bahwa budidaya bawang merah di Brebes dengan pemupukan dosis 130 kg/ha N, 90 kg/ha P2O5, 150 kg/ha K2O menghasilkan berat umbi sebesar 15 ton/ha. Dinas Pertanian Nganjuk memberikan rekomendasi dosis pemupukan dalam Standar Operasional Prosedur untuk budidaya bawang merah pada Zona Agroekosistem 3.1.1.2 di Nganjuk adalah : (250 kg Phonska + 400 Kg ZA + 150 kg SP 36 + 100 kg KCl) per hektar.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dalam melakukan pemupukan perlu dicari alternatif pupuk NPK sebagai sumber N, P dan K yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Salah satunya adalah pupuk NPK dengan Merek dagang “BINTANG TANI” yang diproduksi oleh PT. Puput Tani Mandiri, Deli Serdang - Sumatra Utara. Spesifikasi produk secara lengkap belum dibuat oleh perusahaan. Sesuai dengan sampel yang diterima untuk uji efektivitas, pupuk ini berbentuk butiran (granular) dan informasi hasil Uji Mutu yang dilakukan di Laboratorium PT. SUCOFINDO Medan, nomor : 09014/ALACAJ tanggal 9 Desember 2016 menunjukkan kandungan hara Nitrogen sebesar 12.56 % dan Pospor (Total P2O5) sebesar 12.86%, dan K2O sebesar 17.82%.

Untuk mengetahui efektivitas pupuk tersebut, telah dilakukan suatu kajian tentang respon tanaman bawang merah terhadap pemberian pupuk majemuk NPK (12-12-17) merek “BINTANG TANI”. Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk proses pendaftaran pupuk pada Kementerian Pertanian dan sebagai rujukan untuk memperkenalkan jenis pupuk tersebut kepada masyarakat luas.

1.2 Tujuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pupuk majemuk NPK (12-12-17) merek “BINTANG TANI” terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.

(8)

3

II. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN

2.1 Lokasi

Uji efektivitas ini telah dilaksanakan di Desa Campur, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, terletak pada zona Agroekologi Ept 3.1.1.2. dengan karakteristik sebagai berikut:

Ordo tanah : Inceptisol,

Tekstur : Liat berlempung;

Kebasahan : Ustic (> 4 bulan kering); Temperatur : Isohyperthemic (25 – 32O C); Topografi : Datar,

Tinggi tempat : 60 meter dpl. Kesuburan tanah : (Tabel 1)

Tabel 1. Kondisi Kesuburan Lahan Lokasi Pengkajian

Parameter Hasil Metode

pH 6.2 pH meter

Nitrogen ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor ) Phospor ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor ) Kalium ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor )

2.2 Waktu Pelaksanaan

Pengkajian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2017.

(9)

II.

METODOLOGI

3.1 Metode

Pengkajian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuannya disusun sebagai berikut :

Tabel 2. Perlakuan Dosis Pemupukan pada Budidaya Bawang Merah

No. Kode

Jenis dan Dosis Pupuk (per hektar)

Pupuk Phonska ZA SP 36 KCl Pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI 1 PO - - - - - 2 PS 250 400 150 100 - 3 P1 - 400 150 100 100 4 P2 - 400 150 100 150 5 P3 - 400 150 100 200 6 P4 - 400 150 100 250 7 P5 - 400 150 100 300 8 P6 - 400 150 100 350 9 P7 - 400 150 100 400

Pemberian pupuk standar (PS) berdasarkan rekomendasi (SOP) dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur untuk Kabupaten Nganjuk yaitu : (250 kg Phonska + 400 Kg ZA + 150 kg SP 36 + 100 kg KCl) per hektar.

(10)

5

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah : seperangkat alat pengolahan tanah, alat penanaman dan alat untuk pemeliharaan tanaman. Bahan yang digunakan adalah : bibit bawang merah varietas Philipin, Pupuk NPK Phonska, ZA, SP 36, KCl, dan pupuk NPK (12-12-17) merek “BINTANG TANI.

3.3. Pelaksanaan

Pengolahan tanah dengan mencangkul dan dibuat petak percobaan berupa bedengan dengan ukuran 10,00 x 1,00 meter. Saluran air antara petak dibuat dengan ukuran lebar 0,50 meter dan kedalaman 0,40 meter.

Bibit bawang merah yang digunakan sebagai bahan tanam diseleksi dengan ukuran 4-5 gram. Sebelum ditanam bagian ujung dipotong seperlima bagian untuk mempercepat munculnya tunas. Bibit ditanam dengan jarak 20 x 10 cm.

Pemberian pupuk standar berdasarkan rekomendasi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yaitu dengan dosis 250 kg/ha Phonska + 400 kg/ha ZA + 100 kg/ha SP 36 +150 kg/ha KCl. Untuk pemupukan SP-36 (dosis seluruhnya) dan NPK (dosis 1/4 bagian) dilakukan -1 hari sebelum tanam dengan dosis sesuai perlakuan. Untuk pupuk Phonska, ZA dan KCl serta NPK Merek “BINTANG TANI” dilakukan dua kali yaitu pada tanaman umur 2 minggu dengan dosis 1/3 bagian dan umur 4 minggu dengan dosis 2/3 bagian setelah tanam.

Pemeliharaan tanaman meliputi : penyiangan, pendangiran, serta penyiraman dan pencegahan hama dan penyakit dilakukan secara intensif sesuai dengan umur dan kondisi di pertanaman

3.4. Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap :

a. Tinggi tanaman, diukur mulai permukaan tanah sampai ujung tanaman tertinggi saat umur 50 hari setelah tanam (cm)

b. Jumlah anakan tiap rumpun, dihitung jumlah umbi yang terbentuk pada saat panen

c. Bobot umbi tiap rumpun, ditimbang sebanyak 10 rumpun dan selanjutnya dirata – rata (gram)

d. Bobot umbi tiap petak (kg per 10 m2 ), dan

e. Konversi bobot umbi tiap hektar dihitung berdasarkan bobot umbi tiap petak (10 m2) dengan asumsi luas lahan efektif tiap hektarnya adalah 80%.

(11)

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan analisis ragam sebagai berikut :

Yij = m + Ti + ij ; i = 1,2 . . . t

Yij = respon pupuk ke i dan ulangan ke j M = nilai tengah umum

Ti = pengaruh perlakuan (pupuk NPK ”...” ) ke - i

ij = pengaruh galat percobaan pupuk NPK ”...” ke i dan ulangan ke j

Apabila ternyata perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf p = 0,05

(12)

7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap variabel yang diamati (tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot basah umbi per rumpun, bobot kering umbi per rumpun serta hasil umbi per ha) ada yang menunjukkan tidak beda nyata.

4.1.1 Pertumbuhan Tanaman

Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap variabel pertumbuhan menunjukkan bahwa pengaruh pemupukan tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Rata-rata hasil pengamatan tinggi tanaman disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-Rata Tinggi Tanaman Pada Berbagai Perlakuan Dosis Pupuk yang Dicoba.

KODE PERLAKUAN

DOSIS PUPUK PER HA.

Tinggi Tanaman ( cm ) Jumlah Umbi per rumpun Phonska ZA SP 36 KCl NPK (12-12-17) Merek "BINTANG TANI” P0 - - - 35,50 PS 250 400 150 100 - 37,37 6,40 P1 - 400 150 100 100 37,30 6,57 P2 - 400 150 100 150 37,20 6,83 P3 - 400 150 100 200 37,60 7,07 P4 - 400 150 100 250 38,23 7,13 P5 - 400 150 100 300 37,95 6,33 P6 - 400 150 100 350 37,99 7,37 P7 - 400 150 100 400 38,12 6,33 nilai BNT 5% 1.16

Keterangan : Angka yang didampingi huruf sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji BNT taraf p = 0.05.

Tn = tidak beda nyata pada ujin BNT tarap p = 0.05

Dari data tersebut terlihat bahwa tinggi tanaman yang dipupuk standar mempunyai nilai yang sama dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan lain.

Pengaruh dosis pupuk N, P dan K terhadap jumlah umbi tiap rumpun tidak menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan yang diuji. Pada perlakuan tanpa pemupukan (kontrol) jumlah umbi tiap rumpun mempunyai nilai yang sama dengan perlakuan lain, baik yang dipupuk Phonska, ZA, SP 36 dan KCl maupun dari NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI. Rata-rata hasil pengamatan jumlah umbi tiap rumpun secara lengkap tersaji pada Tabel 3

(13)

4.1.2 Komponen Hasil

Pengamatan komponen hasil dilakukan terhadap bobot umbi tiap rumpun, bobot umbi tiap petak dan bobot umbi tiap hektar. Hasil analisis statistik terhadap pengamatan karakter komponen hasil terlihat bahwa bobot umbi tiap rumpun dan bobot umbi tiap petak atau tiap hektar menunjukkan adanya beda nyata antara tanaman yang diberi pupuk dengan yang tidak dipupuk (Tabel 4).

Tabel 4. Rata – rata bobot umbi tiap rumpun (gram), bobot umbi tiap petak (kg) dan umbi tiap hektar (kg) pada berbagai perlakuan dosis pupuk yang dicoba.

KODE PERLAKUAN Bobot Umbi/rumpun ( gram ) Bobot

Umbi/Petak Bobot Umbi/Hektar Nilai

( gram ) ( kg ) ( RAE ) P0 24,53 a 9.399 a 7.519 a - PS 41,23 b 15.168 b 12.134 b 100,0 P1 41,23 b 14.916 b 11.933 b 95,6 P2 40,20 b 15.021 b 12.017 b 97,5 P3 39,60 b 15.106 b 12.085 b 98,9 P4 40,23 b 15.219 b 12.175 b 100,9 P5 40,37 b 15.466 b 12.373 b 105,2 P6 40,20 b 15.367 b 12.294 b 103,5 P7 40,27 b 15.398 b 12.318 b 104,0 5,28 2.109 1.687

Keterangan : Angka yang didampingi huruf sama menunjukkan tidak beda nyata pada tarap p=0.05

Hasil analisis ragam terhadap bobot umbi tiap rumpun terlihat bahwa pada perlakuan tanpa pupuk (kontrol) berbeda nyata dengan tanaman yang dipupuk. Tanaman yang dipupuk dengan NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI mulai dosis 100 kg/ha sampai dosis 250 kg/ha dalam basis pemupukan ZA + SP36 + KCl standar menunjukkan tidak beda nyata dengan tanaman yang dipupuk dengan dosis standar (yang menggunakan pupuk 250 kg/ha Phonska, 400 kg/ha ZA, 150 kg/ha SP 36 dan 100 kg/ha KCl).

Hasil analisis ragam terhadap bobot umbi tiap petak dan tiap hektar terlihat bahwa pada perlakuan tanpa pupuk berbeda nyata dibanding dengantanaman yang diberi perlakuan pupuk dan memberikan hasil yang paling rendah. Peningkatan dosis pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI dosis 250 kg/ha sampai 400 kg/ha

(14)

9

tinggi dibanding perlakuan standar yaitu 100.9% sampai 105.2%. Pada perlakuan pemupukan standar ( 250 kg/ha Phonska + 400 kg/ha ZA + 150 kg/ha SP 36 + KCl 100 kg/ha) memperoleh nilai RAE 100%.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisa Produksi

Berdasarkan pengamatan terhadap tinggi tanaman, perlakuan dosis pupuk N, P dan K tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata, dan terhadap jumlah anakan yang terbentuk, perlakuan dosis pupuk N, P dan K tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 3 dan Tabel 4. tampak bahwa semua perlakuan yang diuji baik dengan pupuk standar maupun penggunaan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI pada semua dosis yang dicoba tidak menyebabkan perbedaan baik terhadap tinggi tanaman maupun jumlah anakan yang terbentuk. Ini membuktikan bahwa pada perlakuan dosis tersebut khususnnya ketersediaan hara NPK telah mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan tinggi tanaman dan pembentukan jumlah anakan per rumpun. Dengan demikian, pengaruh pupuk NPK dari dosis pupuk standar tidak memberikan efek terhadap tinggi tanaman dan pembentukan anakan.

Berdasarkan pengamatan komponen hasil terlihat bahwa perlakuan dengan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI memberikan hasil yang positip. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan perkembangan produksinya semakin baik. Dari pengamatan hasil umbi yang tersaji pada Tabel 5. terlihat bahwa pemupukan standar ( dosis : 250 kg/ha Phonska + 400 kg/ha ZA + 150 kg/ha SP 36 + KCl 100 kg/ha). memberikan pengaruh yang sama dengan pemupukan menggunakan NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI mulai dosis 100 sampai 400 kg/ha. Dengan melihat kandungan unsur haranya, dosis pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI yang diaplikasikan mampu memberi pengaruh yang sama. Kenyataan ini terjadi karena tingkat penyediaan unsur hara N, P dan K pada perlakuan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI yang dikombinasai dengan pemupukan standar (400 kg/ha ZA + 150 kg/ha SP 36 + KCl 100 kg/ha).secara kuantatif jumlah hara yang tersedia telah mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang merah.

(15)

Dari uji coba ini tampak bahwa produksi yang dicapai oleh tanaman yang dipupuk dengan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI sebanding dengan tanaman yang dipupuk dengan dosis pupuk standar, bahkan bila dosis pupuk NPK ditingkatkan sampai 300 kg/ha berpengaruh terhadap peningkatan bobot umbi per hektar.

Pada dasarnya kajian ini tidak hanya terbatas pada penentuan dosis optimum, namun lebih kepada respon tanaman bawang merah terhadap pemberian pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI tersebut. Dari data yang tercantum pada Tabel 5, tampak bahwa tingkat efektivitas pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI ini cenderung lebih baik dibanding dengan pupuk standar. Hal ini terlihat bahwa penggunaan dosis pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI sebanyak 300 kg/ha dalam basis pemupukan standar (400 kg/ha ZA + 150 kg/ha SP36 + KCl 100 kg/ha) memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil umbi per hektar dengan nilai relatif agronomis (RAE) sebesar 105.2.

4.2.2. Analisa Usahatani

Hasil analisa usahatani yang disajikan pada Tabel 6. terlihat bahwa penggunaan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI pada dosis 300 kg/ha, 350 kg/ha dan 400 kg/ha memberikan pendapatan yang lebih tinggi yaitu masing-masing sebesar Rp 105.531.500-; Rp. 104.071.500,-, dan Rp 104.156.500,- dibanding menggunakan pupuk dosis standar (250 kg/ha Phonska, 400 kg/ha ZA, 150 kg/ha. SP 36 dan 100 kg/ha KCl ) yang menghasilkan Rp. 102.221.500,- sehingga memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp. 3.330.000,- ;Rp. 1.350.000,- dan Rp. 1.830.000,- dibanding pemupukan standar. Penggunaan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG

TANI pada dosis 200 kg/ha atau lebih kecil memberikan pendapatan yang lebih

rendah lagi. Hasil analisa usahatani secara sederhana dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 5).

(16)

11

Tabel 5. Perbandingan Keuntungan Usaha Tani Budidaya Bawang Merah Menggunakan Pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI Dengan Pupuk Standar. NO Kode Perlakuan Produksi Umbi (kg/ha) Nilai Hasil (Rp) Biaya Usahatani (Rp) Pendapatan ( Rp) Nilai Ekonomi R/C IBCR 1 P0 7.519 112.785.000 74.382.000 38.403.000 1,52 - 2 PS 12.134 182.010.000 79.788.500 102.221.500 2,28 11,80 3 P1 11.933 178.995.000 78.963.500 100.031.500 2,27 13,45 4 P2 12.017 180.255.000 79.238.500 101.016.500 2,27 12,89 5 P3 12.085 181.275.000 79.513.500 101.761.500 2,28 12,35 6 P4 12.175 182.625.000 79.788.500 102.836.500 2,29 11,92 7 P5 12.373 185.595.000 80.063.500 105.531.500 2,32 11,82 8 P6 12.294 184.410.000 80.338.500 104.071.500 2,30 11,02 9 P7 12.318 184.770.000 80.613.500 104.156.500 2,29 10,55 Keterangan :

1. Harga pupuk (non subsidi) tiap kg adalah : Phonska = Rp 5.000,-; ZA = Rp 4.000,-;

SP 36 = Rp 3.500,- KCl = Rp 7.000,- dan Pupuk NPK merek BINTANG TANI = Rp 5.000.-

2. Harga bawang merah pada bulan Maret 2017 = Rp 15.000,-/kg

Berdasarkan hasil analisa usahatani yang dilakukan secara sederhana tampak bahwa penggunaan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI pada dosis 300 kg/ha dengan penambahan biaya usahatani sebesar Rp 275.000 akan mendapat tambahan pendapatan sebesar Rp. 3.130.000,-. Oleh karena itu pada budidaya bawang merah dengan menggunakan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI dosis 300 kg per hektar secara ekonomi memberikan keuntungan yang memadai dengan nilai R/C sebesar 2,32 serta nilai IBCR sebesar 11.82. Pada perlakuan pupuk standar (250 kg/ha Phonska, 400 kg/ha ZA, 150 kg/ha. SP 36 dan 100 kg/ha KCl ) menghasilkan nilai R/C sebesar 2.28 dan IBCR sebesar 11.80.

(17)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji efektivitas secara terbatas ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Tingkat efektivitas pupuk majemuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI sebanding dengan pupuk standar (Phonska, ZA, SP 36 dan KCl) dilihat dari pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah

2. Penggunaan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI pada dosis ≥ 300 kg/ha yang dikombinasi dengan pupuk standar (400 kg ZA + 150 kg SP36 +100 kg KCl) per hektar memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil umbi bawang merah bila dibanding dengan penggunaan dosis 100% pupuk standar ( 250 kg Phonska + 400 kg ZA + 150 kg SP 36 + 100 kg KCl) per hektar.

3. Penggunaan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI dosis ≥ 300 kg per hektar yang dikombinasi dengan pupuk standar (400 kg ZA + 150 kg SP36 +100 kg KCl) per hektar memberikan hasil umbi bawang merah lebih tinggi dibanding dengan perlakuan pupuk standar dengan Nilai Relatifitas Agronimis (RAE) sebesar 103.5% sampai 105.21%,

4. Secara ekonomis penggunaan pupuk NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI pada dosis 300 kg/ha yang dikombinasi dengan pupuk standar (400 kg ZA + 150 kg SP36 + 100 kg KCl) per hektar, merupakan dosis optimal pada budidaya tanaman bawang merah dan paling menguntungkan dengan nilai R/C 2,32. Sedangkan pada pemumpukan standar nilai R/C 2,28

(18)

13

DAFTAR PUSTAKA

Baswarsiati. 2005. Budidaya Bawang Merah Off Season. BPTP Jawa Timur.

Gardner, R; B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (terjemahan Herawati Susilo). Cet I. UI Press. Jakarta

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta

Indranada, H.K. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Pustaka Buana. Bandung. Legowo, E, dkk. 1997. Zonasi Agroekologi Jawa Timur. BPTP Karangploso. Malang Reijntjes, C, B. Haaverkort dan W. Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan; Pengantar

untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Kanisius. Jakarta Salisbury, B. F; C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB Bandung

Samadi, B dan B. Cahyono. 1999. Intensifikasi Budidaya bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta.

Sutarya, R. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Syarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung

________, 2008. Standar Opersional Prosedur (SOP) Budidaya Bawang Merah di

(19)

Lampiran I. : Hasil Uji Manfaat / Uji Efektivitas

1. Nama Lembaga Penguji : Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

2. Lokasi Pengujian : Desa Campur, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk. (Zona Ept 3.1.1.2 )

3. Komoditas : Bawang Merah

4. Waktu Pelaksanaan : Desember 2016 sampai Maret 2017. 5. Rekap Hasil Pengujian :

No. Kode

Perlakuan

Jenis dan Dosis Pupuk (Kg/Ha)

BIAYA PUPUK (Rp) HASIL PRODUKSI (Kg/Ha) Phonska ZA SP 36 KCl NPK "BINTANG TANI" 1 PO 0 0 0 0 0 - 7.519 2 PS 250 400 150 100 0 4.075.000 12.134 3 P1 0 400 150 100 100 3.325.000 11.933 4 P2 0 400 150 100 150 3.575.000 12.017 5 P3 0 400 150 100 200 3.825.000 12.085 6 P4 0 400 150 100 250 4.075.000 12.175 7 P5 0 400 150 100 300 4.325.000 12.373 8 P6 0 400 150 100 350 4.575.000 12.294 9 P7 0 400 150 100 400 4.825.000 12.318

(20)

15

6. Analisa Usahatani Bawang Merah Akibat Perlakuan Pemupukan.

6.a. Analisa Usahatani Budidaya Bawang Merahj Tanpa Pupuk (P0)

No U r a i a n Volume Harga

satuan (Rp)

Jumlah/ Nilai (Rp)

1 Biaya Saprodi :

Bibit bawang merah 1000 kg 30.000 30.000.000

PHONSKA 0 kg 5.000 - ZA 0 kg 4.000 - KCl 0 kg 7.000 - SP 36 0 kg 3.500 - NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI - kg 5.000 - Fungisida 10 kg 100.000 1.000.000

Pestisida lain ( Total ) 5 lt 300.000 1.500.000

Air Pengairan 1 MS 1.000.000 1.000.000

2 Tenaga kerja ( Total ) 402 O

H 60.000 24.120.000

3 Sewa Lahan 1 hektar per musim 1 ha 10.000.000 10.000.000

Jumlah Biaya Produksi 67.620.000

4 Biaya Lain-lain

(10 % biaya produksi) 6.762.000

5 TOTAL BIAYA 74.382.000

6 Produksi ( per hektar ) 7.519 kg 15.000 112.785.000

7 Pendapatan Usahatani

(no. 6 - 5) 38.403.000

8 Analisa Ekonomi ( R/C ) 1,52

9 Analisa Ekonomi ( IBCR ) -

(21)

6, b. Analisa Usahatani Bawang Merah dengan Pemupukan Standar (PS) No U r a i a n Volume Harga satuan (Rp) Jumlah/ Nilai (Rp) 1 Biaya Saprodi :

Bibit bawang merah 1000 kg 30.000 30.000.000

PHONSKA 250 kg 5.000 1.250.000 ZA 400 kg 4.000 1.600.000 KCl 100 kg 7.000 700.000 SP 36 150 kg 3.500 525.000 NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI 0 kg 5.000 - Fungisida 10 kg 100.000 1.000.000

Pestisida lain ( Total ) 5 lt 300.000 1.500.000

Air Pengairan 1 ms 1.000.000 1.000.000

2 Tenaga kerja ( Total ) 416 OH 60.000 24.960.000 3 Sewa Lahan 1 hektar per

musim 1 ha 10.000.000 10.000.000

Jumlah Biaya Produksi - 72.535.000

4 Biaya Lain-lain (10 %

biaya produksi) - 7.253.500

5 TOTAL BIAYA - 79.788.500

6 Produksi ( per hektar ) 12.134 kg 15.000 182.010.000

7 Pendapatan Usahatani

(no. 6 - 5) 102.221.500

8 Nilai Ekonomi ( R/C ) 2,28

9 Analisa Ekonomi

(22)

17

6.d. Analisa Usahatani dengan Pemupukan NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI dosis 300 kg/ha (Perlakuan 6) No U r a i a n Volume Harga satuan (Rp) Jumlah/ Nilai (Rp) 1 Biaya Saprodi :

Bibit bawang merah 1000 kg 30.000 30.000.000

PHONSKA 0 kg 5.000 - ZA 400 kg 4.000 1.600.000 KCl 100 kg 7.000 700.000 SP 36 150 kg 3.500 525.000 NPK (12-12-17) merek BINTANG TANI 300 kg 5.000 1.500.000 Fungisida 10 kg 100.000 1.000.000

Pestisida lain ( Total ) 5 lt 300.000 1.500.000

Air Pengairan 1 MS 1.000.000 1.000.000

2 Tenaga kerja ( Total ) 416 O

H 60.000 24.960.000

3 Sewa Lahan 1 hektar per musim 1 ha 10.000.000 10.000.000

Jumlah Biaya Produksi - 72.785.000

4 Biaya Lain-lain

(10 % biaya produksi) - 7.278.500

5 TOTAL BIAYA - 80.063.500

6 Produksi ( per hektar ) 12.373 kg 15.000 185.595.000

7 Pendapatan Usahatani

(no. 6 - 5) 105.531.500

8 Analisa Ekonomi ( R/C ) 2,32

(23)

Lampiran II. Analisis Ragam Parameter Pengamatan

Analisis Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah Akibat Perlakuan Pemupukan

S K DB JK KT F Hit F Tabel Perlakuan 8 16,53 2,07 4,57 ** 2,59 3,89 Ulangan 2 0,54 0,27 0,59 3,63 6,23 Acak 16 7,23 0,45 Total 26 24,30 CV = 1,79 BNT 5%= 1,16

Analisis Ragam Jumlah Umbi Bawang Merah Akibat Perlakuan Pemupukan

S K DB JK KT F Hit F Tabel Perlakuan 8 3,80 0,47 0,63 tn 2,59 3,89 Ulangan 2 2,72 1,36 1,80 3,63 6,23 Acak 16 12,09 0,76 Total 26 18,61 CV = 12,79 BNT 5%= 1,50

Analisis Ragam Berat Umbi per Rumpun Bawang Merah Akibat Perlakuan Pemupukan S K DB JK KT F Hit F Tabel Perlakuan 8 679,21 84,90 9,12 ** 2,59 3,89 Ulangan 2 14,95 7,47 0,80 3,63 6,23 Acak 16 148,93 9,31 Total 26 843,09 CV = 7,89 BNT 5%= 5,28

Analisis Ragam Berat Umbi per Petak Bawang Merah Akibat Perlakuan Pemupukan S K DB JK KT F Hit F Tabel Perlakuan 8 90.755.673 11.344.459 7,64 ** 2,59 3,89 Ulangan 2 2.539.809 1.269.904 0,86 3,63 6,23 Acak 16 23.757.740 1.484.859 Total 26 117.053.222 CV = 8,37 BNT 5%= 2.109

(24)

19

Lampiran 3

(25)

Gambar

Tabel 1.  Kondisi Kesuburan Lahan Lokasi Pengkajian
Tabel 2. Perlakuan Dosis Pemupukan pada Budidaya Bawang Merah
Tabel 3.  Rata-Rata  Tinggi  Tanaman  Pada  Berbagai  Perlakuan  Dosis  Pupuk  yang  Dicoba
Tabel 4.  Rata  – rata bobot umbi tiap rumpun (gram), bobot umbi tiap petak (kg)  dan umbi tiap hektar (kg) pada berbagai perlakuan dosis pupuk yang dicoba
+2

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Perlakuan pupuk kandang 20 ton ha-1 dengan dosis pupuk anorganik 50% menghasilkan jumlah umbi per rumpun 8,36 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk

Cepatnya muncul pinhead pada perlakuan P2 (NPK 10 gram) disebabkan karena melalui pemberian pupuk majemuk NPK dengan dosis 10 gram dalam 1 kg media tanam maka

Hasil pengujian pupuk NPK 12-6-24 terhadap pertumbuhan strawberry yang dibandingkan dengan NPK 16-16-16 sebagai pupuk rekomendasi memperlihatkan bahwa interaksi antara

Sidik Ragam Jumlah Daun Bibit Kakao oleh Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk Majemuk NPK Umur 6 MST………... Jumlah Daun Bibit Kakao oleh Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi dosis pupuk majemuk NPK dan varietas padi memberikan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah

Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis pupuk NPK tidak berpengaruh nyata tehadap pengamatan panjang umbi, diameter umbi, dan kadar air

dosis pupuk kandang dan pupuk majemuk NPK plah cabang primer umur 4, 8, 12, dan 16 MST.. dosed of manure den and NPK compound fertilize number branch of primary at the age 4,

Pengaruh pupuk NPK dan Limbah Tahu terhadap Jumlah daun dan Tinggi Bawang Merah Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk