• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN TINGGI BADAN DENGAN KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI WA NIA HARIADI SAID EDY DHARMA P.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN TINGGI BADAN DENGAN KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI WA NIA HARIADI SAID EDY DHARMA P."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN TINGGI BADAN DENGAN KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

WA NIA HARIADI SAID EDY DHARMA P. DUHE

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ABSTRAK

WA NIA. NIM 832409064. Skripsi “Hubungan Power Otot Tungkai Dan Tinggi Badan Dengan Ketepatan Smash Dalam Permainan Bola Voli” suatu penelitian pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Batudaa. Dibimbing oleh Prof.Dr.H. Hariadi Said, MS dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd, M.Pd. Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian siswa kelas XI SMK Negeri 1 Batudaa adalah untuk mengetahui hubungan power otot tungkai dan tinggi badan dengan ketepatan smash dalam permainan bola voli. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi ganda yang dilakukan pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Batudaa. Yang diacak secara random. Dalam pengambilan datanya, peneliti memberikan materi power otot tungkai, tinggi badan dan smash dalam permainan bola voli, metode yang digunakan adalah metode korelasi ganda. Sesuai dengan analisis dan pembahasan : hipotesis yang berbunyi “Terdapat Hubungan Power Otot Tungkai Dan Tinggi Badan Dengan Ketepatan Smash Dalam Permainan Bola Voli” Berdasarkan data ini maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi power tungkai dan tinggi badan terdapat ketepatan smash dalam permainan bola voli sebesar 48%. Setelah dilakukan pengujian koefisien korelasi variable Xi dan variable Y diperoleh Fhitung = 7,85 sedangkan nilai F tabel dengan dk pembilang=2 dan dk penyebut=20-2-1 = 17 dengan taraf kebebasan α= 0,5 diperoleh F tabel = 4,45. Sehingga dapat dilihat bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian dapat dilihat bahwa koefisien korelasi yang ditemukan adalah Signifikan yakni dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi dimana sampel diambil .

(2)

Kata Kunci : Power Otot Tungkai, Tinggi Badan Dengan Ketepatan Smash. PENDAHULUAN

Upaya meningkatkan kemampuan smash para atlet voli selalu menjadi fokus perkatian para pelatih pada saat melatih, karena jenis pukulan smash inilah yang sering menyumbangkan angka buat setiap team, sehingga apabila sebuah team mempunyai pemain dengan kualitas smash yang baik tentunya akan mudah untuk dapat memenangkan suatu pertandingan tapi tentunya tanpa mengesampingkan teknik dasar yang lainnya.

Dalam situasi permainan tentunya setiap pemain apalagi bagi mereka yang berposisi sebagai spiker tentunya akan selalu melakukan upaya smash dan kegiatan ini tentunya akan dilakukan sepanjang permainan. Dalam upaya melakukan smash tentunya power otot tungkai menjadi salah satu faktor pendukung untuk dapat melakukan tolakan yang maksimal pada saat akan melakukan smash.

Selain harus memiliki power tungkai, seorang spiker juga harus ditunjang dengan postur tubuh yang ideal dalam hal ini tinggi badan yang maksimal karena dengan postur tubuh yang tinggi maka akan memudahkan setiap spiker untuk menjangkau ataupun menyambut bola hasil passing atau operan teman yang kemudian dapat diarahkan kearea lapangan team lawan.

Berkaitan dengan hal tersebut maka untuk mengetahui sejauh mana “Hubungan Antara Power Otot Tungkai Dan Tinggi Badan Dengan Melakukan

Ketepatan Smash Dalam Permainan Bola Voli” maka penulis tertarik untuk

mengadakan suatu penelitian tentang hubungan ketiga hal ini. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan power otot tungkai dan tinggi badan dengan ketepatan smash pada permainan bola voli.

METODE PENELITIAN

Peneliti ini termasuk penelitian Deskriptif dengan rancangan korelasional yang ingin mengetahui hubungan power otot tungkai dan tinggi badan dengan

(3)

ketepatan melakukan smash pada permainan bola voli. Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

X1

Y X2

Keterangan :

X1 = power otot tungkai X2 = Tinggi Badan

Y = Kemampuan Melakukan smash = hubungan

= hubungan X1 dan X2

Teknik Pengolaan Dan Analisis Data

Setelah diketahui data tentang power otot tungkai, tinggi badan, serta kemampuan ketepatan smash maka berikutnya data tersebut diolah dengan rumus statistik produck moment sebagai berikut :

  

 

 

  2 2 2 2 y y N x x N y x xy N Rxy (Sugiono, 2009 : 212).

R xy = Korelasi antara variabel X dan Y (Kriteria)

x = Skor Pada variabel X

y = Skor pada variabel y (kriteria)

∑x = Jumlah skor variabel X ∑y = Jumlah skor variabel Y ∑x2

= Jumlah dari kuadrat skor X ∑ y2

= Jumlah dari kuadrat skor Y xy = Jumlah Subyek 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1

1

2

x x x x yx yx yx yx

r

r

r

r

r

r

Ry

x

x

(4)

(Sugiono, 2009 : 222)

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda (Ryx1x2)

Ryx1x2 = korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y

Ryx1 = korelasi product moment antara X1 dengan Y Ryx2 = korelasi product moment antara X2 dengan Y R x1x2 = korelasi product moment antara X1 dengan Y2 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, dimana peneliti ingin mengetahui hubungan power otot tungkai, tinggi badan, dengan ketepatan smash dalam permainan bola voli.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra SMK N 1 Batudaa. Adapun alasan peneliti mengambil sampel di sekolah ini adalah banyak siswa yang gemar bermain voli, serta tersedianya sarana lapangan voli di dalam lingkungan sekolah.

Berdasarkan uji korelasi product moment terdapat variabel-variabel yang diamati maka dapat diketahui bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara power otot tungkai dengan kemampuan melakukan smash, dimana rx1y = 0,044 > rtab 0,444 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dengan kemampuan melakukan smash. Dimana korelasi yang terjadi diantara kedua variabel ini termasuk dalam kategori sangat rendah.

Adapun koefisien determinasi (r2) = 0,019 atau 19 % yang artinya bahwa terdapat konstribusi power otot tungkai dengan ketepatan smash.

Selanjutnya terdapat pula hubungan tinggi badan dengan ketepatn smash dimana rx2y = 0,142 > rtab 0,444 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan ketepatan smash, dimana korelasi yang terjadi diantara kedua variabel ini termasuk dalam kategori tinggi.

Adapun koefisien determinasi (r2) = 0,020 atau 20 % yang artinya bahwa terdapat kontribusi tinggi badan dengan ketepatan smash. Hal ini sejalan dengan karakteristik olahraga bola voli yang dimana bola selalu dimainkan diudara dengan ukuran net yang tinggi pula sehingga tentunya untuk dapat meraih atau

(5)

menjangkau bola tanpa mengalami kesulitan tentunya harus didukung dengan tinggi badan yang semaksimal mungkin. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Nurul Ahmadi, (2001) bahwa apabila seseorang memiliki tinggi badan yang optimal maka akan lebih mudah dalam melakukan suatu rangkaian gerakan teknik-teknik dasar bermain voli diantaranya smash, block maupun smash.

Selanjutnya terdapat pula hubungan antara power tungkai dan tinggi badan dengan ketepatan smash dimana rhitung 0,62 > rtab (0,05:20) = 0,444 sedangkan koefisien determinasi (r2) = 0,62 atau 38 %. Akan tetapi masih terdapat 33 % faktor lain yang menentukan ketepatan smash diantaranya power lengan, fleksibilitas, koordinasi dan kecepatan reaksi.

Berdasarkan data ini maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi power tungkai dan tinggi badan terdapat ketepatan smash dalam permainan bola voli sebesar 48%. Setelah dilakukan pengujian koefisien korelasi variable Xi dan variable Y diperoleh Fhitung = 7,85 sedangkan nilai F tabel dengan dk pembilang=2 dan dk penyebut=20-2-1 = 17 dengan taraf kebebasan α= 0,5 diperoleh F tabel = 4,45. Sehingga dapat dilihat bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian dapat dilihat bahwa koefisien korelasi yang ditemukan adalah Signifikan yakni dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi dimana sampel diambil .

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ketepatan smash ditentukan oleh antara lain power otot tungkai, dan tinggi badan yang maksimal dalam artian bahwa semakin baik power otot tungkai dan tinggi badan seorang atlet voli maka akan semakin baik pula ketepatan smash pada saat bermain voli.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil penelitian yang diperoleh dan telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dan tinggi badan dengan ketepatan smash dalam permainan bola voli pada Siswa Putra SMK N 1 Batudaa.

SARAN

(6)

1. Untuk para guru olahraga penjaskesrek disekolah menengah kejuruan khususnya di SMK N 1 Batudaa dapat memaksimalkan ketepatan smash siswanya dengan melatih power otot tungkai dengan latihan yang teratur dan terprogram dengan baik.

2. Untuk para Pembina dan pelatih olahraga bola voli dapat memilih atlet yang mempunyai postur tubuh yang tinggi sebagai spiker agar memudahkan dalam meraih dan mengarahkan bola kesetiap sudut lapangan lawan sehingga team bisa mendapatkan poin untuk meraih kemenangan.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Sarjana, 2010 Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Penerbit CV. Teguh Karya

Budhiarta, 2010 Pengaruh Pelatihan Plyometrik Loncat Bangku Terhadap Daya

Ledak Otot Tungkai. Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha

Budiarti Ratna, 2012 Jurnal Olahraga Prestasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. UNY.

Dieter Beutelstahl, 2009 Belajar Bermain Bola Volley. Penerbit Pionir Jaya. Hartono Hadjarati, 2010 Metodik melatih anggar. FIKKUniversitas Negeri

Gorontalo

Nurul Ahmadi, 2007 Panduan Olahraga Bola Volley. Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.

Nurfatwa, 2012 Profil Kemampuan Fisik Atlet Bola Voli. Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan, 2008. Penilaian Pembeljaran Penjas. Universitas Terbuka. Jakarta Pandoyo Dan Endang, 2010 Permainan Bola Besar. Penerbit Aneka Ilmu.

Permatasari, 2012 Pengaruh Model Pelatihan Prestase Atlet Pelatna Panahan Jawa Barat. Universitas Pendidikan Indonesia.

Suharjana, 2012 Metode Pembinaan Kebugaran Fisik Pemain Bola voli.

Fakultas Ilmu Keolahraaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Sahib Saleh, 2012 Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan. FIK Universitas Negeri Makassar

(7)

Sodikin Chandra, 2010 Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Penerbit PT Arya Duta

Suhardi Sujarwo, 2009 Bola Voli Untuk Semua. Penerbit Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta Bandung. Taryono, 2010 kekuatan otot lengan, otot perut dan otot tungkai terhadap

ketepatan melakukan smash bola voli. PJKR FKIP Unisma Bekasi

Referensi

Dokumen terkait

Jika hasil pemeriksaan dan pengujian tidak sesuai dengan jenis dan mutu barang yang ditetapkan dalam kontrak, PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil

Untuk mendapatkan frekuensi minimum dengan menggunakan persamaan matematis yang merupakan fungsi panjang gelombang bunyi (λ) dan panjang tabung (L). Sedangkan untuk

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Hal ini dikarenakan informasi dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya oleh konsumen mengenai produk danalasan konsumen membeli dan mengonsumsi beras siger

Menurut Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) diacu dalam Kusniati (2007) ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk, warna dan karakter yang khas, sehingga

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin

Atribut-atribut pada kuadran ini bukan berarti tidak perlu untuk menjadi perhatian terutama pada harga sarana produksi. Harga sarana produksi berapa pun akan dibeli

Nilai t hitung untuk variabel Kualitas sebesar 0,215 lebih besardari nilai t tabel sebesar 1,984 dengan tingkat signifikan 0,016< 0,05, hingga H 0 ditolak