BIONOMIK TUNGAU VEKTOR SCRUB TYPHUS DAN HOSPESNYA
DI DAERAH TRANSMIGRASI KUMPEH, JAMB1 *
Irna Nurisa, Tuti R. Hadi, Nina Nurindriani
*
*
ABSTRACTA study on bionomics of scrub typhus vector and its host species was conducted in a transmigration scheme of Kumpeh, Jambi, Sumatera. Ten species of trombiculid mites were collected from 6 species of rats and 2 species of squirrels. Leptotrombidium ( L . ) deliense, a known vector of scrub typhusvector elsewhere, was found mostly on Rattus tiomanicus. This rat species was widely distributed in forest, disturbed land and cultivated land habitations found in the study area. Chigger infestations on R. tioma-
nicus trapped in disturbed land were 63.6% - 81.8%. The average number of chigger collected from disturbed land was highest in December, from forest habitation was in October and from the cultivated land habitation was in November. Rattus tiomanicus was found to be a potential rat species for main- taining the natural cycle of scmb typhus in the study area.
PENDAHULUAN kemungkinan besar penyakit scrub ty- phus merupakan salah satu penyebab Scrub typhus adalah penyakit de- penyakit demam yang tergolong dalam mam yang disebabkan oleh infeksi kelompok Fevers o f Unknown Origin-
* Rickettsia rsutsugzmushi. Penyakit ini
JUO
3 7 4 Dalam rangka membantuditularkan kep3da manusia oleh tungau memec&kan inasalah FUO di daerah yang terinfeksi melalui gigitannya.
Tu-
transmigrasi, telah dilakukan penelitian ngau trombiculidae-
diketahui sebagai aspek biologi penularan scrub typhus vektor dan reservoir pen yakit ini. Tungau yang merupakan salah satu aspek ini terutama menyenangi habitat semak epidemiologi dari penyakit tersebut. belukar, karena itu untuk mendapatkan Tulisan ini melaporkan sebagian dari tungau iersebut hewan inangnya (hos- hasil penelitian aspek biologi penularan pes) terutama tikus, ditangkap pada scrub typhus yang dilakukan di daerahhabitat tersebut. transmigrasi Kumpeh, Jambi.
Penyakit scrub typhus sering tirnbul di daerah yang baru dibuka seperti
misalnya daerah transmigrasi. Hal ini METODOLOGI disebabkan karena pembukaan hutan,
terutama di daerah transmigrasi, sering Daerah penelitian
memperluas habitat yang disukai oleh Daerah transmigrasi Kecamatan tungau vektor sehingga menyebabkan Kumpeh, Kabupaten Batanghari, Propin- kenaikan populasi tungau tersebut
'.
1 2 . si Jambi terletak di dekat desa PudingBeberapa penelitian di daerah transmi- sekitar 40 Km sebelah Timur kota grasi di Sumatera menunjukkan bahwa Jambi pada 1°25' - 1'30' Lintang Se-
* Penelitim ini dibiayai dengan biaya DIP Proyek Peningkatan Penelitian dan Pexgembaxgan Kesehatan 198411985
menumt SK. No. 17/SBPPK/SK/PLT/11/1985 tanggal 19 Nopember 1985 dan bantuan WHO Regular Budget
1984 - 1985 menurut SK. 14/BPPKISK/05/1986 tanggal 16 Mei 1986.
** Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Litbangkes, Jakarta
Bionomik tungau . . . . . Ima Nurisa et al.
latan dan 103" 50' - 104O50' Bujur Timur.
Di daerah ini terdapat 3 bentuk habitat hutan yaitu hutan yang belum dibuka, hutan telah dibuka untuk pemu- kiman dan hutan telah dibuka yang disiapkan untuk ladang persawahan.
Vegetasi di daerah tersebut adalah meranti
,
tenaman rawa-rawa dan semak belukar. Musim hujan biasanya berlang- sung antara bulan September sampai bulan Maret sedangkan musim kemarau antara bulan April sampai Agustus.Pengumpulan Sampel
a. Pengumpulan tungau dari hospes Untuk mendapatkan sampel tungau di daerah transmigrasi di Kumpeh pemasangan perangkap tikus dilakukan d i tiga lokasi yaitu (Gambar 1) :
1. Hutan belum dibuka seluas 7,5 Ha 2. Hutan telah dibuka untulr ladangl
sawah seluas 6,5 Ha
3. Hutan telah dibuka untuk pemukim- an seluas 8 Ha.
Pada masing-masing habitat dilaku- kan 4 kali penangkapan tikus setiap bu- Ian dengan menggunakan 200 perang- kap kawat berumpan kelapa bakar. Perangkap dipasang secara transek de- ngan jarak masing-masing 1 0 - 1 5 m. Pada setiap titik penangkapan dipasang dua buah perangkap. Di daerah pemu- kiman perangkap dipasang di kebun kecuali pada musim hujan dipasang di dalam rumah. Perangkap dipasang pada sore hari dan diambil keesokan harinya. Perangkap yang berisi tikus dimasuk- kan ke dalam kantong kain dan dibawa ke laboratorium lapangan. Di laborato- rium tikus dibius dengan chloroform. Setelah pingsan tikus disisir di atas
nampan email untuk mendapatkan tu- ngau dan ektoparasit lain. Tungau yang diperoleh dimasukkan ke dalam botol kecil berisi alkohol 70 % sebelum di- jadikan sediaan permanen untuk diiden- tif ikasi.
b. Pengumpulan tungau dari alam. Selain dari tikus, tungau dikumpul- kan dari d a m dengan metoda black plate yang menggunakan lempeng formi-
ka hitam ukuran 4" x 5"5
.
Di daerah penelitian di Kumpeh, Jambi, pemasang- an lempeng formika dilakukan dua kali setiap bulan pada ketiga habitat yang dipilih. Pemasangan dilakukan oleh 3 orang masing-masing dengan 1 0 buah lempeng. Daerah pemasangan lempeng formika seluas 20 x 100 m2 pada setiap habitat. Pemasangan perangkap dan penggunaan metoda black plate di dae-rah transmigrasi Kumpeh dimulai pada ulan Agustus 1985 yaitu menjelang iwal musim hujan (September sampai dengan Maret) pada waktu populasi tungau diperkirakan cukup tinggi, sam- pai bulan Januari 1986 (6 bulan).
Pengolahan sampel
Sampel tungau yang dibawa ke laboratorium di dalam larutan alkohol 7076, dipisahkan menurut lokasi penang- lrapan hospes dan urutan nomer hospes- nya. Tungau yang berasal dari satu hos- pes dipisah dan dikelompokkan menurut bentuk, warna dan ukuran tubuhnya, kemudian dari setiap kelompok diambil 1 0 - 20 ekor larva tungau untuk dijadi- kan sediaan permanen. Mula-mula tu- ngau dimasukkan ke dalam larutan pembersih chloral phenol ( 1 : 1 ) selama satu malam. Setelah itu tungau yang telah bersih dijadikan sediaan permanen
Bionomik tungau . . . Ima Nurisa et al.
Bionomik tungau . .
. .
..
Ima Nurisa e t al.dengan menggunakan media larutan Hoyer6
.
Setelah itu sediaan dikeringkan pada alat pemanas gelas obyek (slidewarmer) dengan suhu sekitar 45 "C, yang memakan waktu selama 1
-
2 minggu, untuk kemudian diidentifikasi. Tikus yang telah diambil ektoparasitnya diukur bagian tubuhnya, ditimbang, kemudian dikuliti untuk mendapatkan awetan kulit dan awetan tengkorak. Catatan ukuran tubuh, awetan kulit, dan tenglcorak digunakan sebagai bahan untuk identifi- kasi.HASIL DAN PEMBAHASAN Bionomik hospes tungau trombiculidae
Pemasangan perangkap di daerah penelitian Kumpeh, Jambi untuk men- dapatkan hospes tungau trombiculidae, dilakukan
4
kali setiap bulan selama6 bulan. Jumlah perangkap yang dipa- sang seluruhnya
14.075
buah yang terbagi pada 3 jenis habitat yaitu4.275
buah pada habitat hutan,
4.000
buah pada habitat bekas hutan, dan5.800
buah pada habitat ladang di dekat pe- mukiman (Tabel l).
* jumlah .tikus per jenis yang ditangkap suatu habitat
x 100 ,
jumlah tikus seluruhnya pada habitat yang sama
Tabel 1. Distribusi binatang mengerat pada habitat yang berbeda di desa transmigrasi UPT-I Kumpeh. Jambi.
Bul. Penelit. Kesehat. 16 (2) 1988
r Agustus 1985 - Januari 1986. Total 24 (72) 1 ( 0 3 95 (28 P) 2 (0 $1 20 1 (60,2) 9 (2,7) 1 (O,3) 1 (0,3)
-
334 14.075 2,37.
Jenis binatang mengerat 1. Maxomys whiteheadi 2. Niviventer cremoriventer 3. Rattus exulans 4. Rattus r. diardii 5. Rattus tiomanicus 6. Sundamys muelleri 7. Collosciurus nigro vittatus8. Callosciurus sp.
Total
Jumlah perangkap
Keberhasilan penangkapan (%)
C 6
Jumlah binatang yang ditangkap (%I*
Hutan 24 ( 3 0 3 1 ( 1 3 1 (1,3) 0 4 3 (54,4) 8 (10,l) 1 (13) 1 ( 1 3 79 4.275 1,84 I .. Bekas hutan (semak) 0 0 18 (25,4) 0 5 2 (732) 1 (1,4) 0 0 71 4.000 1,77 I Ladang permukirnan 0 0 76 (4 1,3) 2 (1,l) 106 (57,6) 0 0 0 184 5.800 3,17
Bionomik tungau . . . Ima Nurisa et al.
Keberhasilan penangkapan rata-rata 2,37% dengan nilai tertinggi pada habitat ladang yaitu 3,17%. Keberhasilan penang- kapan ini lebih rendah dibanding di desa transmigrasi di Way Abung 111, Larnpung Utara, yang mencapai rata-rata 5,6%4 Perbedaan ini mungkin disebabkan kare- na habitat di daerah penelitian di Mum- peh, Jambi, berupa tanah rawa yang pada waktu hujan umumnya terendam air, sehingga tikus berpindah ke tempat yang kering. Dalam penanekapan selama 6 bulan tersebut tertangkap satu species dari genus Maxornys, satu species dari genus Niviventer, 3 species dari genus Rattus, satu species dari genus Sunda- mys, dan 2 species tupai genus Callos- ciurus. Jenis tikus yang dominan adalah R. tiomanicus (tikus belukar) (60,6%) yang diikuti oleh Rattus exulans (tikus
huma) (28,4%).
Tikus R. tiomanicus ditemukan pada semua jenis habitat yang disurvai. Pada habitat bekas hutan yang dibuka untuk peladangan 73,2% dari jumlah tikus yang tertangkap adalah R. tiomanicus, sedang pada habitat hutan dan ladang pemukiman hampir sama yaitu 54,4% dan 57,6% dari semua jenis tikus yang tertangkap (Tabel 1). Jenis tikus ini dikenal sebagai tikus belukar yang ba- nyak terdapat di sekitar kebun. Di daerah transmigrasi di Lampung Utara, jenis tikus ini banyak ditemukan pada habitat yang serupa yaitu hutan-semak, hutan-ladang, semak, dan semak-ladang4. Tikus R. tiomanicus terbanyak ditemu- kan pada habitat ladang (52,776) sedang pada habitat semak/ bekas hutan 25,976, dan hutan 21,4% (Diagram 1).
Diagram 1 . Penyebaran R. tiomanicus
Bionomik tungau . . .
.
Ima Nurisa et al.Jenis tikus yang juga banyak ditemu- kan di daerah penelitian adalah R. exu- lans. Pada habitat ladang di dekat pemu-
kiman 41,3% dari jumlah tikus yang tertangkap adalah R. exulans sedang
pada habitat bekas hutan
5,4%
dan pada habitat hutan hanya 1,3%. Jenis tikus ini dikenal sebagai hama padi dl ladang atau di huma yang biasanya~ terletak di tepi hutan (Boeadi, tidak diterbitkan). Seperti halnya R. tiomani- cus tikus jenis ini pun terbanyak di-temukan pada habitat ladang (80%) sedang pada habitat semaklbekas hutan 18,995 dan hutan l,1% (Diagram 2).
Sundamys muelleri yang menyenangi
habitat rawa, ditemukan pada habitat hutan (10,1%), habitat bekas hutan (1,4%), dan tidak ditemukan di sekitar
pemukiman. Tikus N. cremoriventer
yang dikenal sebagai tikus pohon hanya ditemukan pada habitat hutan (1,3%), sedangkan sebaliknya R. r. diardii
(tikus rumah) hanya ditemukan pada habitat ladang dekat pemukiman (1,176). Tikus rumah ini mulai ditemukan pada bulan Oktober yaitu setelah daerah pemukiman dihuni hampir satu tahun. Hal ini sesuai dengan penemuan Lim
et al. (1977) yaitu bahwa R. r. diardii
banyak ditemukan di daerah bekas hutan yang sudah dihuni selama 3 tahun atau lebih, sedang di daerah yang baru dibuka, jenis tikus yang dominan adalah R. exulans7.
Dua jenis tikus yang . selalu ditemu- kan setiap bulan adalah R. exulans
dan R. tiomanicus (Tabel 2) dengan
Diagram 2. Penyebaran R. exulans (pada habitat berbeda)
hutan ( 1 ,I %)
\
ladang (80.0%)
\
Bionomik tungau . . . Ima Nurisa et al.
fluktuasi seperti pada grafik 1. Tikus transmigrasi Kumpeh dilanda banjir se-
M. whiteheadi dan S. muelleri tidak hingga daerah hutan dan bekas hutan tertangkap pada bulan Januari kemung- terendam air.
kinan karena pada bulan tersebut daerah
Anust Okt D es
.lallcl 2, J I I I ~ ~ I ~ I I I t i k u s y a r ~ g d i t a 1 l ~ k a 1 1 ~ l i clcsa l r i h r ~ s r ~ ~ i g r a s i tll"1'-1 K I I I I I ~ ~ C ~ I , , l a ~ n l ) i , , \ K I I ~ I I I S l ! ) U 5
,]i11111ari l!)U fi.
- -
Periode p e n a n g k a p a n
Bul. Penelit. Kesehat. 16 (2) 1988 I.nulans + R . liornnllic~lr;
.lenis liklrs 1 Max~,lllyb w h i l ~ ~ l l * ~ i l l l l 2. h11viv1.lltc.r crt.nrorivc1111~r ( L I ~ I I S ~ I C J ~ I O I I ) :3. R a l t u s ~ ~ X I I ~ H I ~ S (tiktrs h u n l s ) 4 . R a t L l ~ s r , (Iiar(lii ( t i k u s r u m a l l ) 5. Hat Lus t . ~ o n l a n i c u s (likllh 111 I t ~ k a r ) 6 S u ~ r t l a m y s mu1~1l1 r-I 'r o 1 a I -- Jan ,111rnlntl t.ikus terl.angkal) Toti11 2 .I 1 9 5 2 20 1 9 332 J a n . 8 6 0 0 32 0 4 2 0 7 4 I)cks. 6 0 8 1 44 2 60 Not]. b 0 8 0 36 1 5 0 OkL. 2 I 11 1 '2.1 1 4 0 A g . 8 5 4 0 H 0 19 3 3 '1 Sc.1,. 8 0 28 0 36 2 7 4
Bionomik tungau . . . Ima Nurisa e t al.
Bionomik tungau trombiculidae
Di daerah penelitian Kumpeh dari tikus yang tertangkap ditemukan 10
jenis tungau trombiculidae termasuk
Leptotrombidium (L.) deliense yang
dikenal sebagai vektor scrub typhus (Tabel 3). Pada tikus yang ditangkap pada habitat hutan ditemukan 4 jenis tungau sedang pada habitat bekas hutan yang digunakan untuk peladangan dan pemukiman ditemukan 7 jenis tungau. Dua jenis tungau yaitu L (L). deliense
dan Walchiella oudemansi tersebar di
semua jenis habitat yang disurvai,
sedangkan Gahrliepia (Walchia) dispa- runguis meskipun tersebar luas tetapi
tidak dijumpai pada habitat hutan karet. Lima jenis tungau yaitu Siseca rara, Leptotrombidium (L.) sp., Microtr~mbi- cula munda, Gahrliepia (Walchia) lewt- waitei, dan Schoengastia pseudoschuff- neri penyebarannya terbatas pada satu
jenis habitat. Dua jenis yang hanya ditemukan pada habitat bekas hutan baik yang digunakan untuk peladangan maupun pemukiman adalah Ascoschoen- gastia indica dan Blankaartia acuscutella- ris.
Tabel 3, Infestasi tungau trombiculidae pada tikus yang tertangkap pada habitat berbeda di desa transmigrasi UPT-I Kumpeh, Jambi, Agustus 1985 - Januari 1986.
I
Jenis tungau yang ditemukan pada tikusJenis tungau Habitat Hutan belum dibuka Hutan karet Semak alang- slang Hutan telah dibuka untuk peladangan Hutan telah dibuka untuk pemukiman 1 . Ascoschangastia indica 2. Blankaartia acuscutellaris
3. Gahrliepia (Walchia) disparunguis
4. G. (W.) lewthwaitei 5. Leptotrombidium (L.) deliense 6. Leptotrombidium (L.) sp. 7. Microtrombicula m u n d a 8. Schoengastia pseudoschuffneri 9. Siseca rara 10. Walchiella oudemansi Rattus exulans - - 3, 5, 10 3, 5, 9 , l O
Bul. Penelit. Kesehat. 16 (2) 1988
Rattus r. diardii - - - - 2 , 3 , 5 , 1 0 Rattus tiomanicus 3, 5, 10 5, 6, 10 3, 5, 8, 10 1, 2, 3, 5, 7 , 10 1 , 2 , 3 , 5 , 9 , l O Maxomys whiteheadi 4, 10 - 3,lO - - Sundamys muelleri 5,lO 5, 6 .- 5, 10 - i
Bionomik tungau . . . Ima Nurisa et al.
Selain dari tikus, tungau trombiculi- dae juga diperoleh dari alam dengan metoda black plate. Dengan mengguna- kan metoda tersebut dapat dikumpulkan 5 jenis tungau (Tabel 4). Satu jenis yang terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak yaitu Eutrom bicula wich- manni, tidak ditemukan pada tikus yang tertangkap
.
Tungau L. (L.) deliense, vektor scrub typhus ditemukan terutama pada
R. tiomanicus (Tabel 5). Dari 201 ekor
R. tiomanicus yang tertangkap 45,7% mengandung tungau L. (L.) deliense (Tabel 6 ) sedangkan pada R. exulans derajat infestasi L. (L.) diliense rendah yaitu 5,396 (Tabel 7). Pada habitat bekas hutan yang digunakan untuk peladangan, infestasi tungau pada
R.
tiomanicus stabil yaitu berkisar antara 63,696 - 81,8% setiap bulan. Jumlah rata-rata tungau berkisar antara 5,6 -- 37,s (Tabel 6). Pada bulan Agus- tus 1985 dan Desember 1985, jumlah rata-rata tungau tertinggi pada habitatbekas hutan untuk peladangan sedang pada bulan September, Oktober, Nopem- ber 1985, dan Januari 1986 tertinggi pada habitat hutan. Infestasi tungau
L. (L.) deliense pada ' R. tiomanicus yang tertangkap pada habitat hutan yang belum dibuka menurun mulai bulan Oktober (grafik 2). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh peningkatan kelem- baban permukaan tanah di hutan akibat kenaikan jumlah curah hujan yang dimulai pada bulan September (Grafik 3). Daerah hutan yang dibuka untuk peladangan letaknya bersebelahan de- ngan hutan, oleh karenanya kenaikan jumlah tungau rata-rata yang ditemukan pada tikus yang tertangkap di ladang pada bulan Januari kemungkinan karena perpindahan tungau dari hutan ke la- dang. Jumlah rata-rta tungau L. (L.)
deliens?, pada R. exulans tertinggi 113,O
yaitu pada tikus yang tertangkap di ha- bitat bekas hutan untuk peladangan pada bulan Agustus 1985 (Tabel 7) sedang pada penangkapan selanjutnya hanya an- tara 1,O -2,O.
Tabel 4. Distribusi tungau trombiculidae pada habitat yang berbeda di desa transmigrasi UPT-I,
Kumpeh, dengan metoda black plate, Agustus - Desember 1985.
++ Antara 1 0 - 2 0 ekor +++ Antara 2 0 - 3 0 ekor ++++ > 3 0 ekor. Habitat Hutan karet Semak alang- slang Hutan telah dibuka untuk peladangan Hutan telah dibuka untuk pemukiman
Bul. Penelit . Kesehat. 16 (2) 1988 4 3
+ < l o ekor
Jenis dan jumlah tungau yang ditemukan E. wichmanni +++ - - +++ L. ( L . ) deliense - . + + + S. pseudo schuffneri - + + - S. rara -. +++ ++++ I W. Oude mansi ++ - ++ +
Bionomik tungau . . . Ima Nurisa et al.
Ag~rntua Scpt Des J a n
Grafii 2. Infestasi L. (L.) deliense pada R. tiomanicus
')(I
.
80 \ 7 0 1;o /' /' 5 0 ./'
2 0 I 1 1 I I 1 I 7A~IISL S v y l No11 L)rs Jan Febr Maret April
Grafik 3 . Data curah hujan (Kumpeh, Agustus 1985 - April 1988)
Bionomik tungau . . . Ima Nurisa et al.
Tabcl 5. Infcslasi L c y t o u o ~ ~ t b i c i i u r t t (L.) clclielisc pnda t i k u s y a n g 1erlangk;lll cli cless lr;~nsllliyr;~si
UI'T-l K U I I I ~ C ~ I , J a l r l l ~ i . AKIISIIIS 1 9 8 5 J : ~ l ~ u a r i 1986.
I - tlulan hrlum dibuka
I I = Iiutan sutlah dibuka u r ~ t u k prrsawahan/ladang
I l l tiutan sudah dibuka unluk pemuktman Ilularl p e n a n g k a p a n A p s t u s 1985 S v , > t ~ n ~ L ~ r r O k t o b e r N o p e m b e r D r s r m b r ~ Jnnunri 1986
T:~l)el 6 . lllfestasi L c p t o t r o n l b i d i u ~ n (L.) d e l i e l l e p;ld:~ R ; ~ t t u s t i o m a n i c i ~ s y a n g tertn11gk;lp di
~ C S I t r ; ~ t l ~ ~ i i g r ; ~ s i LII'T-UI K ~ ~ n i l i c l ~ . J : I I I ~ ~ ) ~ . , Z ~ I I S ~ I I S 108.5 1:1tt11:1ri IOXO. D e r a j a t infestasi (7%)
-.
Bulan P r n a n g k n p a n
Bul. Penelit. Kesehat. 16 (2) 1988
O k t o b e r N o p r r n b e r D e s e m b e r J a n u o r i 1986 TOTAL Sunclumys muelleri R . e x u l a n s H a b ~ t a t I 213 ( l o o ) I Ketcr;~nyitn . ~ I I . I I - I l i t t a n bulutii d i b u k a 11 I l u t a n s u d a h d i b u k a u n t u k ~ ) c s ; ~ w a h a n / l a d a n l : I11 ; H u t a n s u d a h d i b u k a u n t u k p e l n u k i l n a n I I I III I 11 111 1 I1 III 1 I1 111 R a t t u s r. diardii .. .. J u n i l a h t i k u s t r r ~ ; l n E k ~ l l ] tvri~il.est;~si ( Y O ) I{nttus t i o m a n i c u s I1 111 ( 1 0 0 ) I - . - 11 112 ( 5 0 ) l i b ( 2 0 ) J u m l a l l Luny;iu r ; ~ t ; ~ - r ; ~ 111 9 I 1 4 8 11 17 11 11 22 4 0 38 20 1 I 515 ( 1 0 0 ) . I / ( ; (66.6) Ill I l l . -. I1 - - 115 ( 2 0 ) 7 ( 7 7 , 7 ) 7 (63,6) 0 ( 0 ) 2 (25.0) 7 ( 6 3 , 6 ) 1 0 (58,8) 4 (36.7) 7 (63.6) 5 (22.7) 2 (50,O) 0 ( 0 ) 1 (2.6) 92 (45.7) 11 9 / 1 1 ( 8 1 . 8 ) l i / H ( 7 5 ) I l l :37,n I .1,5 0 18.5 4 ,o 14.6 17,2 37,8 5.6 9,5 0 0 I l l 113 (33.3) 17/22 (77,2) 214 (50.0) - 1 / 3 8 (2.63) - -
Bionomik tungau . .
. .
. . Ima Nurisa et al.Tabel 7. Infestasi Leptrombidium (L.) deliense pada Rattus exulans yang tertangkap di di desa transnigrasi UPT-I Kumpeh, Jambi, Agustus 1985 - Januari 1986.
-
-Keterangan :
J = Hutan belum dibuka
= Hutan sudah dibuka untuk pesawahan/ladang
111 = Hutan sudah dibuka untuk pemukiman
Jumlah tcngau rata-rata = Jumlah tungau rata-rata per tikus yang terinfestasi
KESIMPULAN Jumlah tungau rata-rata - 113,O - - 2,o 1 ,O - - - - - 1
,o
Jenis tikus yang banyak ditemukan di desa transmigrasi UPT-I Kumpeh, Jarnbi adalah R. tiomanicus clan R.
exulans yang ditangkap terutama pada
habitat ladang. Infestasi tungau vector scrub typhus, L. (L.) deliense, terba-
nyak pada R. tiomanicus (45,7%), se- dang pada R. exulans rendah (5,3%).
Melihat data tersebut disimpulkan bahwa di daerah transmigrasi Kumpeh R. tio-
manicus lebih berpotensi untuk meme-
lihara pelestarian siklus penyakit di alam.
Bulan Penangkapan Agustus 1985 September 0 ktober Nopember
UCAPAN TERIMA KASI1-I
Habitat I I1 I11 I I1 I11 I I1 I11 I I1 I11 Jumlah tikus tertangkap terinfestasi (%)
Ucapan terima kasih penulis sampai- kan kepada :
1. Ka. Kanwil. Dep ,Kes. Prop. Jambi dan Ka. Dinas Kesehatan Daerah Prop. Jarnbi yang telah memberikan ijin untuk meldcukan penelitian di wilay ahnya.
2. Ka. Desa Puding dan Ka. Unit Trans- migrasi Kumpeh yang telah membe- rikan pinjaman tempat untuk bekerja dan bantuan tenaga di lapangan.
Desember Januari 1986 ' Total 0 0 2 6 0 5 23 1 4 6 0 3 5
46 Rul. Penelit . Kesehat. 16 (2) 1988
I I1 I11 I I1 I11 0 1 (50) 0 0 l(20) 2 (8,7) 0 0 0 0 0 l(20) 0 4 4 0 0 3 2 9 5 0 0 0 0 0 0 5 (5,3%) - - - - - -
Bionomik tungeu . . . Ima Nurisa et al.
3. DR. M. Sudomo dan anggota tim penelitian filariasis Puslit Ekologi Kesehatan di Kumpeh, yang telah membagi ruang kerja dan memberi- kan bantuan tenaga di laboratorium lapangan.
4. Prof. DR. Sri Oemijati, Bagian Para- sitologi FK-UI; Prof. DR. S. So- madikarta, Jurusan Biologi, FMIPA- UI; DR. Lim Boo Liat, konsultan WHO, yang telah membimbing sehing- ga terlaksananya penelitian ini.
5. Seluruh tenaga peniliti dan teknisi lab. Mammalogi, Puslit Ekologi Ice- sehatan, yang telah membantu pelak- sanaan di lapangan dan di laborato- rium.
KEPUSTAKAAN
1. Trlub, R. dan C.L. Wisseman Jr. (1974). The ecology of chiggerhorne rickettsiosis (scrub typus).,J. Med. Entomol. 11 (3): 237-303.
303.
2. Oaks, S.C. Jr., R.L. Ridgway, A. Shirai, dan J.C.Twartz (1983). Scrub typhus. Bull. Inst. Med. Res.,
Kuala Lumpur, Malaysia, No. 21: 9 8 ~
3. Gandahusada, S., D.T. Dennis, E.E. Stafford, T, Hartono, Soepadijo, C. Rasidi, dan G.S. Irving (1981). Infectious disease risks t o trans- migrant communities in Indone- sia: a survey in Lampung Provin- ce, Sumatra, Indonesia. Bul. Penelit. Kesehat. 9 (1) : 15-24.
4. Hadi, T.R., Supalin, S. Nalim, dan
A. Chang (1 984). Ekologi penyakit scrub typhus di unit desa trans- migrasi Mulyorejo, Way Abung 111, Lampung Utara. Bul. Penelit. Kese- hat. 12(2) : 11 - 18.
5. Gentry, W.(1965).Black plate collec- tion of unengorged chiggers. Singa- pore Med. J. 6 : 46.
6. Traub, R. dan C.L. Wisseman Jr. ( 1 974) The ecology of chiggerborne rickettsiosis (scrub typhus). J. Med. Entomol. 11 (3) : 237 303.
7. Lim, B.L., L.F. Yap, J. Mak, W.H. Cheong, dan T.W. Lim (1977).Distri- bution patterns of feral rats in new FELDA settlement Jenderak Utara, Central Pahang, Peninsular Malaysia.
Bull. Pub. Hlth. Soc. 11 : 32