5 2.1. Pengertian Jaringan
Jaringan Komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program – program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan.
2.1.1 Jenis Jaringan Komputer
Jaringan komputer memiliki cakupan dan luasnya masing-masing, untuk itu secara geografis jaringan komputer dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang bersifat
internal dan biasanya milik pribadi di dalam sebuah perusahaan kecil atau menengah dan biasanya berukuran sampai beberapa kilometer. LAN biasanya digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan untuk pemakaian sumber daya bersama, serta sarana untuk saling bertukar informasi.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) adalah sebuah jaringan
menggunakan teknologi yang sama dengan LAN, hanya ukurannya biasanya lebih luas dari pada LAN dan biasanya MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau antar sebuah kota dan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pribadi atau umum. MAN pun mampu menunjang data dan suar, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang
jangkauannya mencakup daerah geografis yang lebih luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan LAN, MAN, dan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program aplikasi pemakai. 4. Internet
Internet adalah kumpulan dari beberapa jenis jaringan yang berbeda LAN, WAN, atau keduanya mencakup seluruh dunia yang saling terkoneksi.
2.1.2 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah susunan atau pemetaan interkoneksi antara node, dari suatu jaringan, baik secara fisik (riil) dan logis (virtual). Topologi menggambarkan metode yang digunakan untuk melakukan pengkabelan secara fisik dari suatu jaringan.
Gambar 2.1 Topologi Jaringan [Sumber : Internet, 2012 ]
Topologi fisik jaringan adalah cara yang digunakan untuk menghubungkan workstation-workstation di dalam LAN tersebut. Macam-macam topologi jaringan fisik, antara lain :
1. Topologi Bus atau Linier
Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel coaxial menjamur. Karakteristik topologi ini yaitu satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node, paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi, signal melewati kabel 2 arah dan mungkin terjadi collision.
Gambar 2.2 Topologi Bus [Sumber : Internet, 2012] 2. Topologi Ring
Topologi ring adalah topologi yang informasi dan data serta traffic disalurkan sedemikian rupa. Umumnya fasilitas ini memanfaatkan serat optik sebagai sarananya. Karakteristik topologi ini yaitu lingkaran tertutup yang berisi node-node, sederhana dalam layout, signal mengalir dalam satu arah sehingga menghindarkan terjadinya collision.
Gambar 2.3 Topologi Ring [Sumber : Internet, 2012] 3. Topologi Star
Topologi star merupakan topologi yang banyak digunakan diberbagai tempat, karena kemudahan untuk menambah, mengurangi, atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.
Karakteristik topologi ini yaitu setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi, mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node, keunggulan jika satu kabel node terputus maka yang lainnya tidak akan terganggu.
Gambar 2.4 Topologi Bintang [Sumber : Internet, 2012] 4. Topologi Tree
Topologi tree merupakan topologi jaringan dimana topologi ini merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga topologi yang ada yaitu topologi star, topologi ring, dan topologi bus.
Gambar 2.5 Topologi Pohon [Sumber : Internet, 2012] 5. Topologi Mesh
Topologi mesh merupakan topologi dimana bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap
perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).
Gambar 2.6 Topologi Mesh [Sumber : Internet, 2012]
2.1.3 Model Hubungan Client – Server
Client-server sebagai arsitektur yang paling banyak digunakan saat
ini. Dimana client dapat melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan di client.
Arsitektur client-server memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. Pemrosesan dapat dilakukan di computer client, sehingga data dapat diproses sesuai dengan kebutuhan client
2. Proses bisnis tetap akan berjalan meskipun terjadi kemacetan mesin
3. Pada arsitektur client-server hanya dibutuhkan mesin-mesin yang sederhana, sehingga dapat mengurangi biaya dalam membangun sistem.
5. Dapat menggunakan berbagai platform aplikasi pada client.
2.1.4 Manfaat Jaringan Komputer
Manfaat yang didapat dalam membangun jaringan komputer, antara lain :
1. Sharing resources
Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan atau peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari pemakai. 2. Media Komunikasi
Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna, baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting lainnya. 3. Integrasi Data
Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat, karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh sebab inilah maka dapat terbentuk data yang terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.
4. Pengembangan dan Pemeliharaan
Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dan menghemat biaya, karena setiap pembelian komponen seperti printer, maka tidak perlu membeli printer sejumlah komputer yang ada tetapi cukup satu buah karena printer itu dapat digunakan secara bersama – sama. Jaringan komputer juga memudahkan pemakai dalam merawat harddisk dan peralatan lainnya, misalnya untuk memberikan perlindungan terhadap serangan virus maka pemakai cukup
memusatkan perhatian pada harddisk yang ada pada komputer pusat.
5. Keamanan Data
Sistem Jaringan Komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data. Karena pemberian dan pengaturan hak akses kepada para pemakai, serta teknik perlindungan terhadap harddisk sehingga data mendapatkan perlindungan yang efektif.
6. Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini
Dengan pemakaian sumber daya secara bersama – sama, akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi yang diakses selalu terbaru, karena setiap ada perubahan yang terjadi dapat segera langsung diketahui oleh setiap pemakai.
2.2. Model OSI Layer
Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model
for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang
dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari
Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model
"Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda.
Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan.
Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering
Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis
protokol TCP/IP yang populer digunakan. Model referensi ini dianggap sangat kompleks.
Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi
connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati. Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI
Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an,
dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan
Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP).
Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network
Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack)
mereka ke OSI Reference Model.
OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
Gambar 2.7 Struktur tujuh lapis model OSI [Sumber : Internet, 2012]
Tabel Penjelasan Model OSI Layer
Tabel 2.1 Penjelasan Model OSI Layer [Sumber : Internet, 2012]
2.3. Pusat data
Pusat data adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu daya redundan atau cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan (mis. AC, ventilasi), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik.
Lapisan Nama Lapisan Keterangan
7 Application Layer
Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan k esalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
6 Presentation Layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam lev el ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation
5 Session Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
4 Transport Layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada lev el ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sempurna
3 Network Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
2 Data-Link Layer
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada lev el ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)
1 Physical Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Int
2.3.1 Syarat Utama untuk Suatu Pusat data
Perencanaan dan desain infrastruktur pusat data harus memperhatikan minimum aspek-aspek berikut :
Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi, topografi,
Terproteksi dengan sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur udara/lingkungan, komunikasi data Tata kelola standar pusat data meliputi :
Standar Prosedur Operasi Standar Prosedur Perawatan
Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi Bencana Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis
2.3.2 Kategori Pusat data
Berdasarkan fungsinya, pusat data dibagi menjadi 2 kategori umum yaitu:
1. Pusat Data Internet : hanya untuk mendukung aplikasi terkait dengan Internet saja, biasanya dibangun dan dioperasikan oleh service provider atau perusahaan yang memiliki model bisnis berdasarkan pada Internet commerce.
2. Pusat Data Perusahaan : mendukung semua fungsi yang memungkinkan berbagai model bisnis berjalan pada layanan Internet, intranet, dan keduanya.
2.3.3 Perancangan Pusat data yang Ideal
Kriteria perancangan sebuah pusat data secara umum antara lain adalah:
1. Ketersediaan
Pusat data diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam
keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Pusat data harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya.
2. Skalabilitas dan Fleksibilitas
Pusat data harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya layanan baru yang harus disediakan oleh pusat data tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi pusat data secara keseluruhan.
3. Keamanan
Pusat data menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.
Tabel Kriteria ideal pusat data
Tabel 2.2 Kriteria ideal pusat data [Sumber : Internet, 2012]
Aspek Keterangan
• Berada di luar radius mitigasi bencana/gunung berapi (>15km) • Tidak berada dalam jalur patahan geologi
• Jika merupakan data center untuk Disaster Recovery, minimum berjarak > 40km dari data center utama
• Cukup tersamarkan dari pengenalan publik (tidak ekspose) • Generator listrik cadangan
• Catuan PLN, dengan minimum 2 sumber pembangkit yang berbeda untuk tier tinggi
• Uninterruptible Power Supply (UPS), dengan baterai berkapasitas memadai yang mampu menyediakan pasokan daya sebelum Genset dihidupkan • Pengatur udara (HVAC, Heating, Ventilation, and Air Conditioning), yang mampu menjaga suhu dan kelembaban
• Sistem Pentanahan (Grounding), tahanan pentanahan terintegrasi < 0,5 ohm • Memiliki koneksi komunikasi data network lebih dari 1 sumber dengan lebih dari 1 operator untuk tier tinggi
• Jika diperlukan, penyiapan koneksi komunikasi data dapat menggunakan akses satelit
• Penyiapan jalur komunikasi untuk kordinasi dan komando, misal menggunakan Radio HF/SSB
• Pengamanan jalur komunikasi untuk menjaga confidentiality suatu data /informasi
Lokasi
Komunikasi Sarana Penunjang
2.3.4 Layanan Utama Pada Pusat data
Gambar 2.8 Layanan utama pada pusat data [Sumber : Internet, 2012]
Layanan utama pada pusat data meliputi :
1. Infrastruktur yang Menjamin Kelangsungan Bisnis
Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap pusat data. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi pusat data, kuantifikasi ruang pusat data, laying-out ruang dan instalasi pusat data, sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem pendingan dan pencegah kebakaran.
2. Infrastruktur Keamanan Pusat data
Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada pusat data. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses user ke pusat data berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan pusat data (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada
seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewall, IDS dan host IDS, fitur-fitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan. 3. Optimasi Aplikasi
Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-to-end yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-to-end error detection and correction, dan mungkin juga menyediakan congestion control tambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan riteri dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal ini adalah
load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan
untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem.
4. Infrastruktur IP
Infrastruktur IP menjadi layanan utama pada pusat data. Layanan ini disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara ladang server dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable,
loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3, isu
yang terkait adalah memungkinkan fast-convergence routed
Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut [Intelligent Network Services], meliputi fitur-fitur yang memungkinkan application services network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of
Services), multicast (memungkinkan kemampuan untuk
menangani banyak user secara konkuren), private LANS dan policy-based routing.
5. Storage
Terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur SAN, fibre channel
switching, replikasi, backup serta archival.
2.3.5 Tier Pada Pusat data
Perancangan pusat data berangkat dari kebutuhan yang ada, untuk kemudian didefinisikan berbagai perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan teknologi berbarengan dengan perencanaan infrastruktur pusat data yang lain.
Ada 4 tier dalam perancangan pusat data yang setiap tiernya menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu pusat data menurut TIA 942 (Telecommunication Industry Association).
Pengertian N di dibawah ini mengacu kepada cacah komponen yang diperlukan agar seluruh pusat data dapat beroperasi pada beban penuh. Sebagai contoh, apabila pusat data pada beban penuh memerlukan 5 unit AC, maka pusat data tier-4 mempersyaratkan total 2(5+1)=12 unit AC, 7 diantaranya sebagai cadangan. Untuk
tier-3, maka hanya diperlukan 6 unit AC, hanya 1 sebagai
Tabel spesifikasi setiap tier pada pusat data:
Tabel 2.3 Spesifikasi Tier sesuai standar TIA-942
[Sumber : Standard TIA-942 ” Telecommunications Infrastructure Standard for Pusat data”, 2005]
No Parameter Tier I - Basic Tier II - Redundant Components
Tier III - Concurrently Maintainable Tier IV - Fault Tolerant 1 Tingkat availabilitas 99.67% 99.74% 99.98% 99.995% 2 Sifat terhadap gangguan (terencana atau tidak)
rentan agak rentan
Tidak rentan terhadap gangguan terencana (karena sudah ada skenario penanggulangan), namun masih rentan terhadap gangguan tidak terencana
tidak rentan
3 Keadaan power dan cooling distribution
Single path with no redundancy
Single path with redundant component (N+1)
Multiple power and cooling distribution path tetapi hanya satu path yang aktif, termasuk komponen yang redundant (N+1)
Multiple active power and cooling distribution path termasuk komponen yang redundant 2(N+1) 4 Ketersediaan raised floor, UPS, generator
Bisa ada maupun tidak
Harus punya raised floor, UPS dan generator
Harus punya raised floor, UPS dan generator
Harus punya raised floor, UPS dan generator 5 Waktu implementasi 3 bulan 3-6 bulan 3-6 bulan 15-20 bulan 6 Downtime tahunan 28.8 jam 22.0 jam 1.6 jam 0.4 jam
7 Cara untuk melakukan maintenance preventif Harus di shutdown keseluruhan
Hanya untuk power path dan beberapa bagian lain dari infrastruktur yang memerlukan proses shutdown
Memiliki kapasitas tambahan dan distribusi yang cukup untuk menampung beban yang dipunyai sistem utama ketika sistem tersebut di maintenance
8
Skala pusat data yang cocok dibangun
Kecil Sedang Besar (skala enterprise)
Besar (skala enterprise)
2.3.6 Next Generation Pusat data
Next generation pusat data menjadi isu utama pada pusat data dalam beberapa tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang meningkat pesat. Next generation pusat data akan bersifat service-oriented. Langkah yang dilakukan untuk menuju Next generation pusat data antara lain adalah:
Konsolidasi, mengandung pengertian sentralisasi dan standardisasi dari semua perangkat yang ada sehingga menghasilkan suatu jaringan yang cerdas.
Virtualisasi, mengatur sumber daya agar lebih efisien dan menjadi independen dari infrastruktur fisik.
Otomatisasi, melakukan provisioning yang dinamis dan manajemen informasi untuk mencapai ketahanan bisnis. Business Continuance Green Pusat data, yang bertujuan
meningkatkan efisiensi pemakaian daya, karena konsumsi daya pusat data sudah sangat signifikan.
layer-layer yang terdapat pada next generation pusat data tidak jauh berbeda dengan aspek yang terdapat pada pusat data umumnya, yaitu:
Pusat data Facilities meliputi bangunan gedung yang menjamin kelangsungan bisnis saat terjadi bencana, efisiensi energi, efisiensi pendingin udara dan sistem
cabling.
Pusat data Infrastructure meliputi virtualisasi berbagai infrastruktur yaitu storage, server, jaringan, dan layanan jaringan.
Pusat data Applications and OS meliputi integrasi aplikasi dan OS menjadi suatu infrastruktur yang tervirtualisasi. Pusat data Management meliputi provisioning, adaptibility,
Pusat data Business Process meliputi operasi pusat data yang bersatu padu, perubahan proses dan tim, serta tingkat keterbacaan operasi, integrasi server, storage,dan jaringan.
2.4 Framerwork Network Development Life Cycle (NDLC)
Kata "siklus" merupakan istilah yang deskriptif kunci dari siklus hidup pengembangan jaringan sebagaimana dengan jelas mengilustrasikan sifat kontinyu dari pengembangan jaringan. Sebuah jaringan dirancang "dari awal" secara jelas harus dimulai di suatu tempat, yaitu dengan tahap analisis. Berikut gambaran mengenai tahapan NDLC :
Gambar 2.9 Tahapan Network Development Life Cycle
[Sumber : Applied Data Communications, A business-Oriented Approach, James E. Goldman, Philips T. Rawles, Fourth Edition, 2004, John Wiley
& Sons : 470]
Penjelasan menganai tahapan NDLC : 1. Analisis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya :
a. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator
agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda
b. survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap desain, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan.
c. membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project network, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.
d. menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bias menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah :
User / people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status
jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi s/w yang digunakan
Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.
Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan kedepan
Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, system keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan. 2. Desain
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap desain ini akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada.
Desain bisa berupa desain struktur topologi, desain akses data, desain tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun. Biasanya hasil dari desain berupa :
a. Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, pusat data,
storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)
b. Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada 3. Simulasi Prototipe
beberapa insinyur jaringan akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para insinyur jaringan yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topologi yang akan didesain.
4. Implementasi
Pada tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi insinyur jaringan akan
menerapkan semua yang telah direncanakan dan di desain sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.
Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya ;
a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat, b. masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan
c. tim kerja yang tidak solid
d. peralatan pendukung dari vendor
makanya dibutuhkan manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada. 5. Monitoring
setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada :
a. Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan system yang telah dibangun
(reliability = performance + availability + security),
b. Memperhatikan jalannya paket data di jaringan ( pewaktuan, latency, peektime, troughput)
c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar.
Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan manajemen jaringan, dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di monitor secara utuh.
6. Manajemen
manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga.
Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management
dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau penyelarasan dengan strategi bisnis perusahaan.