• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Biaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Akuntansi Biaya"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

POKOK BAHASAN 1: SIFAT, KONSEP, DAN KLASIFIKASI BIAYA SUBPOKOK BAHASAN:

1.1. Perbedaan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan. 1.2. Perbedaan akuntansi biaya dengan akuntansi manajemen. 1.3. Pengertian dan klasifikasi biaya.

MATERI KULIAH:

1.1. Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi keuangan yang membicarakan biaya dalam arti luas. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan akuntansi keuangan adalah menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Akuntansi biaya sebagai bagian dari akuntansi keuangan hanya menyajikan sebagian elemen dari laporan laba-rugi yaitu eleman biaya.

Akuntansi biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu (1) akuntansi biaya yang berhubungan dengan penentuan harga pokok produk dan pengendalian biaya yang biasanya disebut akuntansi biaya; dan (2) akuntansi biaya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang biasanya disebut akuntansi manajemen.

Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi biaya/manajemen:

Akuntansi Keuangan Ak. Manajemen/Biaya

Pemakai utama Pihak luar Manajemen

Lingkup informasi Perusahaan secara keseluruhan Bagian dari perusahaan

Fokus informasi Historis Historis dan masa datang

Rentang waktu Kurang fleksibel Fleksibel

Kriteria penyusunan informasi

Dibatasi standar akuntansi yang diterima umum

Sesuai kebutuhan manajemen Manfaat Untuk pengambilan keputusan

oleh pihak luar

Untuk perencanaan, pengen-dalian, dan pengambilan keputusan oleh manajemen 1.2. Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Manajemen

Akuntansi Biaya Akuntansi Manajemen Pihak yang

membutuhkan Manajemen dan pihak luar Manajemen Manfaat Untuk penentuan harga pokok

produk dan pengendalian

Untuk pengambilan keputusan.

1.3. Pengertian dan Klasifikasi Biaya

Dalam Akuntansi Biaya dikenal dua istilah, yaitu cost (harga pokok/harga perolehan) dan expense (biaya/beban). Harga pokok adalah pengorbanan yang diukur dalam satuan uang berupa pengurangan aktiva atau terjadinya kewajiban untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan memberikan manfaat di masa yang akan datang. Biaya adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah habis dimanfaatkan. Dalam praktik, istilah biaya digunakan untuk kedua pengertian tersebut di atas.

(2)

Klasifikasi biaya:

1. Elemen produk (harga pokok produk): a. Bahan baku (direct materials)

Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong (indirect materials). Bahan baku adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk jadi, dan yang merupakan bagian terbesar dari biaya produksi. Bahan penolong adalah semua bahan yang bukan termasuk bahan baku.

b. Tenaga kerja langsung (direct labor)

Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.

c. Overhead pabrik (factory overhead)

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik terdiri atas biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainnya.

Contoh 1

Berikut ini adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan meja kayu: Biaya bahan:

Oak lumber Rp1.500.000,00

Pine lumber 1.100.000,00

Glue 8.000,00

Screws 10.000,00

Biaya tenaga kerja:

Wood cutters Rp1.800.000,00 Table assemblers 1.900.000,00 Sanders 1.700.000,00 Supervisor 200.000,00 Janitor 100.000,00 Lain-lain: Factory rent Rp 700.000,00 Factory utilities 200.000,00 Office rent 160.000,00 Office salaries 800.000,00

Depreciation of factory equipment 210.000,00 Depreciation of office equipment 80.000,00 Pertanyaan:

1. Hitunglah jumlah biaya bahan baku.

2. Hitunglah jumlah biaya tenaga kerja langsung. 3. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik. 4. Hitunglah jumlah harga pokok meja kayu.

(3)

2. Hubungan dengan produksi: a. Biaya utama (prime costs)

Biaya utama adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi. Biaya utama terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya konversi (conversion costs)

Biaya konversi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya konversi terdiri atas biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Contoh 2

Atas dasar Contoh 1 di atas:

1. Hitunglah total biaya utama (prime costs).

2. Hitunglah total biaya konversi (conversion costs). 3. Hubungan dengan volume:

a. Biaya variabel (variable costs)

Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, sementara secara per unit jumlahnya tetap. Hubungan antara biaya variabel dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-6 dan Figure 1-7 dalam Polimeni Ch. 1 hal 18 – 19. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya tetap (fixed costs)

Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan, sementara per unitnya berubah jika volume kegiatan berubah. Hubungan antara biaya tetap dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-8 dan Figure 1-9 dalam Polimeni Ch. 1 hal 20. Contoh biaya tetap adalah sewa gudang dan biaya depresiasi.

c. Biaya campuran (mixed costs)

Biaya campuran dapat dibedakan menjadi biaya semivariabel (semivable costs) dan biaya bertahap (step costs). Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Hubungan antara biaya semivariabel dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-10 dalam Polimeni Ch. 1 hal 23. Contoh biaya semivariabel adalah biaya telepon dan biaya listrik.

Biaya bertahap adalah biaya yang jumlah totalnya berubah setelah tercapai jumlah volume kegiatan tertentu. Hubungan antara biaya bertahap dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-11 dalam Polimeni Ch. 1 hal 23. Contoh biaya bertahap adalah gaji supervisi.

Contoh biaya variabel, biaya tetap, biaya semivariabel, dan biaya bertahap dapat dilihat pada Polimeni Ch. 1 hal 24.

4. Kemudahan ditelusur:

a. Biaya langsung (direct costs)

Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur kepada item atau area tertentu. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung adalah contoh biaya langsung produksi.

b. Biaya tidak langsung (indirect costs)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusur kepada item atau area tertentu. Contoh biaya tidak langsung produksi adalah biaya overhead pabrik.

(4)

5. Departemen terjadi:

a. Departemen produksi (production departement)

Departemen produksi adalah departemen yang secara langsung menangani proses produksi. Biaya yang terjadi di departemen produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

b. Departemen jasa (service departement)

Departemen jasa adalah departemen yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Contoh departemen jasa adalah Departemen Pemeliharaan. Biaya yang terjadi di departemen jasa diakui sebagai biaya overhead pabrik.

6. Fungsi perusahaan: a. Biaya produksi

Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

b. Biaya administrasi

Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan pengoperasian perusahaan.

c. Biaya pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk. d. Biaya keuangan

Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.

7. Pembebanan sebagai biaya (period charged to income): a. Biaya produksi (product costs)

Biaya produksi adalah biaya yang langsung maupun tidak langsung dapat diidentifikasikan kepada produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi dilaporkan sebagai persediaan sampai dengan produk yang bersangkutan terjual. Jika produk terjual, biaya produksi yang terkandung dalam persediaan akan dibebankan sebagai biaya (expense) yang disebut harga pokok penjualan.

b. Biaya periode (period costs)

Biaya periode adalah semua biaya yang secara langsung maupun tidak langsung tidak dapat dihubungkan dengan suatu produk. Biaya periode harus dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. Contoh biaya periode adalah semua biaya administrasi, biaya pemasaran, dan biaya keuangan.

8. Hubungan dengan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan: a. Biaya dianggarkan dan standar (standard and budgeted costs)

b. Biaya terkendali dan tak terkendali (controllable and noncontrollable costs) c. Biaya committed dan kebijakan (committed and discretionary fixed costs) d. Biaya relevan dan tak relevan (relevant and irrelevant costs)

e. Biaya diferensial (differential costs) f. Biaya kesempatan (opportunity costs)

g. Biaya batas penutupan usaha (shutdown costs)

(5)

POKOK BAHASAN 2: SISTEM PENGUMPULAN HARGA POKOK PRODUK SUBPOKOK BAHASAN:

1.1. Sistem pengumpulan biaya.

1.2. Laporan keuangan eksternal dan internal. MATERI KULIAH:

1.1. Sistem Pengumpulan Biaya

Sistem pengumpulan biaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem pengumpulan biaya periodik dan sistem pengumpulan biaya perpetual. Sistem pengumpulan biaya periodik digunakan pada perusahaan-perusahaan kecil. Dalam sistem pengumpulan biaya periodik informasi tentang persediaan bahan, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi diperoleh melalui perhitungan phisik persediaan. Sistem pengumpulan biaya perpetual digunakan pada perusahaan-perusahaan menengah dan besar. Dalam sistem pengumpulan biaya perpetual informasi tentang persediaan bahan, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi tersedia secara berkesinambungan tanpa melalui perhitungan phisik persediaan.

Sistem pengumpulan biaya perpetual dapat dibedakan menjadi: (1) sistem harga pokok pesanan dan (2) sistem harga pokok proses. Sistem harga pokok pesanan adalah sistem pengumpulan biaya yang diterapkan pada perusahaan yang memproses produknya atas dasar spesifikasi yang diminta pemesan sehingga produk yang dihasilkan bersifat heterogen, misalnya perusahaan percetakan dan perusahaan perkapalan. Dalam sistem harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan (job) tertentu. Harga pokok produk dihitung untuk setiap pesanan. Harga pokok pesanan dikumpulkan dalam kartu harga pokok (job cost sheet) dan dihitung pada saat selesai diproses.

Sistem harga pokok proses adalah sistem pengumpulan biaya yang diterapkan pada perusahaan yang memproses produknya secara masal atau berkesinambungan, misalnya perusahaan pengilangan minyak atau pabrik baja sehingga produk yang dihasilkan bersifat homogen. Dalam sistem harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan menurut departemen produksi tertentu dengan menggunakan buku pembantu biaya. Buku pembantu biaya dibuat untuk setiap jenis biaya pada setiap pusat biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya pada buku pembantu biaya, harga pokok produk dihitung untuk setiap unit produk yang dihasilkan pada departemen produksi tertentu. Harga pokok produk dihitung pada setiap akhir periode.

Harga pokok produk dapat ditentukan atas dasar (1) harga pokok yang sesungguhnya atau (2) harga pokok standar. Dalam sistem harga pokok pesanan maupun sistem harga pokok proses, harga pokok produk dapat ditentukan atas dasar harga pokok yang sesungguhnya atau harga pokok standar.

1.2. Laporan Keuangan Eksternal dan Internal

Laporan keuangan yang disusun manajemen dapat dibedakan menjadi: laporan keuangan eksternal dan laporan keuangan internal. Laporan eksternal meliputi laporan harga pokok produk, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan neraca yang dapat dilihat pada Table 2-4 dalam Polimeni - Ch. 2 - hal 66-67. Contoh laporan internal adalah laporan laba rugi divisi yang dapat dilihat pada Table 2-7 dalam Polimeni-Ch.2-hal 70.

(6)

Contoh

Berikut ini adalah data "PT King" pada tanggal 31 Desember 1999:

Persediaan barang dalam proses 1 Januari 1999 Rp 250.000,00 Persediaan barang dalam proses 31 Desember 1999 100.000,00

Biaya bahan baku 950.000,00

Biaya tenaga kerja langsung 1.100.000,00

Biaya overhead pabrik 700.000,00

Persediaan barang jadi 1 Januari 1999 150.000,00 Persediaan barang jadi 31 Desember 1999 450.000,00

Penjualan 3.500.000,00

Biaya administrasi dan pemasaran 750.000,00

Pertanyaan:

1. Hitunglah harga pokok barang jadi selama tahun 1999 (cots of goods manufactured) dengan format sebagai berikut.

Persed barang dalam proses awal Rpxxx

Biaya produksi:

Biaya bahan baku(Pemakaian) Rpxxx Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik xxx xxx Barang yang diproses selama tahun 1999 Rpxxx Persed barang dalam proses akhir xxx Harga pokok barang jadi/HP Produksi Rpxxx 2. Hitunglah harga pokok barang yang dijual selama tahun 1999.

3. Buatlah laporan rugi laba untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999. Latihan

Berikut ini adalah data yang tersedia pada PT Silverman pada tanggal 31 Desember 1999: 1. Bahan baku (tidak ada bahan penolong):

Persediaan 1 Januari 1999 Rp 90.000,00 Persediaan 31 Desember 1999 120.000,00 2. Tenaga kerja:

Biaya tenaga kerja langsung 190.000,00 Biaya tenaga kerja tak langsung 170.000,00 3. Barang dalam proses:

Persediaan 1 Januari 1999 50.000,00 Persediaan 31 Desember 1999 70.000,00 4. Barang jadi: Persediaan 1 Januari 1999 250.000,00 Persediaan 31 Desember 1999 160.000,00 5. Informasi tambahan:

Biaya listrik pabrik 250.000,00

Pembelian bahan baku tahun 1999 400.000,00

Penjualan 1.250.000,00

Biaya administrasi dan umum 50.000,00

(7)

Pertanyaan:

1. Buatlah laporan laba/rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1999 dengan format:

PENJUALAN Rp XXXXX

Biaya bahan baku:

Persediaan awal Rpxxx

Pembelian xxx

Bahan baku tersedia dipakai Rpxxx

Persediaan akhir xxx

Biaya bahan baku (dipakai) Rpxxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik:

Biaya tenaga kerja tak langsung Rpxxx

Biaya listrik pabrik xxx xxx

Total biaya produksi Rpxxx

Persediaan barang dalam proses awal xxx Barang yang diproses pada tahun 1999 Rpxxx Persediaan barang dalam proses akhir xxx

Harga pokok produk jadi/produksi Rpxxx

Persediaan Awal Barang Jadi xxx

Barang Jadi Tersedia Dijual Rpxxx

Persediaan Akhir Barang Jadi xxx

Harga Pokok Penjualan XXX

LABA KOTOR XXX

Biaya Adm & Um Rp XXX

Biaya Pemasaran XXX

XXX

LABA BERSIH OPERASI XXX

==== (DITULIS 5 KALI) DIKUMPULKAN.

(8)

POKOK BAHASAN 3: PENENTUAN DAN PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA

SUBPOKOK BAHASAN: 1.1. Biaya bahan baku. 1.2. Akuntansi bahan baku.

1.3. Prosedur pengendalian bahan baku. 1.4. Biaya tenaga kerja.

1.5. Akuntansi biaya tenaga kerja.

1.6. Masalah khusus yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja. MATERI KULIAH:

1.1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan dapat dibedakan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong. Biaya bahan baku adalah bahan yang identitasnya dapat dilacak pada produk jadi dan yang diproses menjadi produk jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen biaya utama. Bahan penolong adalah bahan yang indentitasnya tidak dapat dilacak pada produk jadi dan nilai relatif tidak material. Biaya bahan penolong merupakan elemen biaya overhead pabrik.

1.2. Akuntansi Bahan Baku

Akuntansi terhadap bahan baku dibedakan menjadi akuntansi pembelian bahan baku dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian bahan terdiri atas (1) permintaan pembelian, (2) pesanan pembelian, dan (3) penerimaan bahan. Oleh karena itu, terdapat 3 dokumen pembelian bahan, yaitu (1) Surat Permintaan Pembelian (lihat Figure 3-1 pada hal 92), (2) Surat Pesanan Pembelian (lihat Figure 3-2 pada Polimeni-Ch.3-hal 92), dan (3) Laporan Penerimaan Barang (lihat Figure 3-3 pada Polimeni-Ch.3-Polimeni-Ch.3-hal 93). Atas dasar 3 dokumen inilah pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan bahan dapat menggunakan metode phisik maupun metode perpetual. Metode perpetual lebih baik untuk tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode phisik. Oleh karena itu, perusahaan menengah dan besar umumnya menggunakan metode perpetual.

Contoh

PT Sejahtera membeli secara kredit 100 unit bahan baku seharga Rp5.000,00 per unit dan 20 unit bahan penolong seharga Rp1.000,00 per unit. Dari bahan yang dibeli tersebut, bahan baku yang dipakai adalah 30 unit dan bahan penolong yang dipakai adalah 10 unit. Metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah metode perpetual.

Pertanyaan:

1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong tersebut. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku dan bahan penolong.

1.3. Prosedur Pengendalian Bahan Baku

Pengendalian bahan baku dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan lancar, dalam arti bahan baku tersedia saat dibutuhkan, dan pengadaan bahan baku dilakukan secara efisien. Prosedur pengendalian bahan baku dapat menggunakan lima metode, yaitu (1) order cycling, (2) the min-max method, (3) the two-bin method, (4) the automatic order system, (5) the ABC plan.

(9)

Metode order cycling adalah metode pengendalian bahan baku yang me-review bahan baku secara periodik, misal setiap 30 hari. Jangka waktu me-review dipengaruhi oleh jenis bahan bakunya. Bahan baku yang esensial membutuhkan jangka waktu review yang lebih pendek dibanding bahan baku yang kurang penting. Pada saat dilakukan review, pemesanan bahan baku dibuat sehingga pada saat dibutuhkan bahan baku akan tersedia.

Metode the min-max adalah metode pengendalian bahan baku yang didasarkan atas asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat minimum sudah ditetapkan, maka pada saat persediaan menuju ke tingkat minimum pemesanan bahan baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan pada tingkat maksimum.

Metode the two-bin method adalah metode pengendalian bahan baku yang dipakai jika bahan bakunya relatif tidak mahal. Dalam metode ini, bahan baku dipisahkan menjadi dua bagian yang disimpan dalam ruangan yang terpisah. Bagian pertama adalah bahan baku yang akan digunakan selama periode saat bahan baku diterima dan saat pemesanan dilakukan. Bagian kedua adalah bahan baku yang akan digunakan dalam periode saat pemesanan dan saat pengiriman. Pemesanan bahan dilakukan pada saat bahan bagian pertama sudah digunakan.

Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah metode pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika persediaan mencapai jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan optimal jika digunakan komputer untuk mengadministrasikan persediaan bahan baku.

Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai persediaan bahan baku dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda. Pengendalian bahan baku yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang nilainya rendah. Dalam metode ABC, persediaan bahan baku digolongkan menjadi tiga kelompok atas dasar nilainya, yaitu (1) kelompok A yang nilainya tertinggi, (2) kelompok B yang nilainya sedang, dan (3) kelompok C yang nilainya terendah. Kelompok A mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal kecil, (2) tingkat review tinggi, (3) tingkat pemesanan tinggi, (4) membutuhkan pencatatan rinci, dan (5) tingkat pengawasan tinggi. Kelompok C mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal besar, (2) tingkat review rendah, (3) tingkat pemesanan rendah, (4) tidak membutuhkan pencatatan perpetual, dan (5) tingkat pengawasan rendah.

Contoh

Berikut ini adalah informasi tentang pemakaian bahan baku selama tahun 1999 dan harga pokok bahan baku per unit.

Jenis Bahan Baku Pemakaian Bahan per Tahun Harga Pokok per Unit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 800 unit 1.600 unit 2.600 unit 4.500 unit 4.500 unit 5.000 unit 5.000 unit 12.000 unit 14.000 unit Rp20.000,00 7.500,00 10.000,00 1.000,00 2.000,00 50,00 1.050,00 50,00 100,00 Pertanyaan:

(10)

1.4. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang digunakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja dibedakan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang langsung menangani proses pengubahan bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu elemen biaya utama. Biaya tenaga kerja tidak langsung menjadi elemen biaya overhead pabrik.

1.5. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

Akuntansi biaya tenaga kerja dibedakan ke dalam tiga kegiatan, yaitu (1) penghitungan biaya tenaga kerja per karyawan, (3) perhitungan total biaya tenaga kerja, dan (3) alokasi biaya tenaga kerja. Untuk melakukan kegiatan tersebut diperlukan dokumen kartu jam hadir (time card/clock card) dan kartu jam kerja (labor job ticket). Kartu jam hadir mencatat jam kerja karyawan setiap harinya, sedang kartu jam kerja mencatat jam kerja yang dilakukannya untuk mengerjakan produk tertentu.

Contoh kartu jam hadir: Nama karyawan: No. Induk:

Minggu yang berakhir:

Bagus Santoso 101115

8 Juli 2000 Minggu

2/7/2000 3/7/2000Senin 4/7/2000Selasa 5/7/2000Rabu 6/7/2000Kamis 7/7/2000Jum'at 8/7/2000Sabtu

- 08.00 08.00 08.00 08.00 08.00

-- 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00

-- 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00

-Jumlah jam kerja normal: Lembur:

Total jam kerja

35 jam 0 jam 35 jam

Istirahat: jam 12.00 - 13.00

Contoh kartu jam kerja:

KARTU JAM KERJA Produk No.: Tanggal: Mulai: Istirahat: Berakhir: Total: 100 8/7/2000 08.00 1 jam 16.00 7 jam Departemen: Karyawan: Tarif upah: Total upah: Pemotongan Bagus Santoso Rp2.000,00 Rp14.000,00

Biaya tenaga kerja (upah) untuk setiap karyawan dihitung atas dasar "kartu jam hadir", sedang biaya tenaga kerja secara total dihitung dengan menjumlah biaya tenaga kerja per karyawan. Selanjutnya total biaya tenaga kerja ini harus dialokasikan/dibebankan kepada pesanan tertentu, departemen tertentu atau produk tertentu yang menikmati biaya tersebut. Pembebanan ini didasarkan atas jumlah jam kerja yang terdapat dalam "kartu jam kerja".

(11)

Contoh

PT Makmur membayar gaji dan upah karyawannya setiap tanggal 25 per bulannya. Gaji dan upah yang dibayar tanggal 25 Juli 2000 adalah:

Biaya tenaga kerja langsung (produksi) Rp10.000.000,00 Biaya tenaga kerja tidak langsung (produksi) 2.000.000,00 Biaya tenaga kerja Bagian Administrasi 5.000.000,00 Biaya tenaga kerja Bagian Pemasaran 3.000.000,00

Total gaji dan upah Rp20.000.000,00

Potongan-potongan:

Pajak penghasilan karyawan (1.500.000,00)

Iuran pensiun (400.000,00)

Iuran koperasi (100.000,00)

Gaji dan upah yang dibayar Rp18.000.000,00

Iuran pensiun dan iuran koperasi diserahkan oleh perusahaan setiap akhir bulan, sedang PPh karyawan disetor ke kas negara melalui bank persepsi setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanyaan:

1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada tanggal 25 Juli 2000. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat penyerahan iuran pensiun dan iuran koperasi pada tanggal

31 Juli 2000.

3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada tanggal 10 Agustus 2000. 1.6. Masalah Khusus yang Berhubungan dengan Biaya Tenaga Kerja

Masalah-masalah yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja, termasuk akuntansinya, terdiri atas (1) pajak, (2) shift premium, (3) overtime premium, (4) idle time, (5) minimum guaranteed wage and incentive plans.

Pajak Penghasilan Karyawan

Pajak penghasilan karyawan adalah pajak yang dikenakan terhadap karyawan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Contoh

Berikut ini adalah upah yang diterima oleh dua karyawan UD Aneka pada bulan Juli 2000: Nama Hari Kerja Tarif Upah/Hari Status

Riyanto 24 Rp25.000,00 Kawin, tanpa anak

Novianto 25 Rp20.000,00 Kawin, 2 anak

Upah tersebut dibayar setiap akhir bulan, sedang PPh karyawan disetor ke kas negara setiap tanggal 10 bulan berikutnya.

Pertanyaan:

1. Hitunglah PPh kedua karyawan tersebut untuk bulan Juli 2000.

2. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada tanggal 31 Juli 2000. 3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada tanggal 10 Agustus 2000.

(12)

1. Perhitungan PPh Karyawan: a. Riyanto:

Upah Juli 2000 = 24 x Rp25.0000,00 = Rp600.000,00 Upah setahun = 12 x Rp600.000,00 = Rp7.200.000,00 PTKP setahun:

Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00 Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00

4.320.000,00

Penghasilan kena pajak Rp2.880.000,00

PPh setahun = 10% x Rp2.880.000,00 = Rp288.000,00 PPh sebulan (Juli 2000) = Rp288.000,00/12 = Rp24.000,00 b. Novianto: Upah Juli 2000 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00 Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00 PTKP setahun:

Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00 Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00 Tambahan 2 anak = 2.880.000,00

7.200.000,00

Penghasilan kena pajak Rp0,00

PPh setahun = nihil PPh sebulan = nihil

Biaya Gaji dan Upah = 1.100.000 dan PPh Karyawan 24.000

PBDP 1.100.000

Utang PPh Karyawan Rp24.000

Kas 1.076.000

Utang PPh Karyawan Rp24.000

Kas Rp24.000

Jika disesuaikan perhitungan PPH 21 nya dengan aturan sekarang!!!!!! 2. Perhitungan PPh Karyawan:

a. Riyanto:

Upah Juli 2008 = 24 x Rp25.0000,00 = Rp600.000,00 Upah setahun = 12 x Rp600.000,00 = Rp7.200.000,00 PTKP setahun:

Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00 Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00

14.400.000,00

Penghasilan kena pajak Rp00,00

PPh setahun = Rp00,00

(13)

b. Novianto:

Upah Juli 2008 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00 Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00 PTKP setahun:

Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00 Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00 Tambahan 2 anak = 2.400.000,00

16.800.000,00

Penghasilan kena pajak Rp0,00

PPh setahun = nihil PPh sebulan = nihil

Shift Premium

Shift premium adalah perbedaan tarif upah yang disebabkan karena perbedaan shift kerja. Shift premium ini diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.

Contoh

PT Sentosa berproduksi dalam tiga shift setiap harinya, yaitu shift pertama: jam 07.00 s.d. 15.00, shift kedua: jam 15.00 s.d. 23.00, dan shift ketiga: jam 23.00 s.d. 07.00. Tarif upah untuk shift pertama adalah Rp1.500,00, shift kedua Rp2.000,00, dan shift ketiga Rp2.500,00. Dalam bulan Juli 2000, total jam kerja untuk setiap shift adalah: shift pertama 50 jam, shift kedua 40 jam, dan shift ketiga 40 jam.

Pertanyaan:

1. Hitunglah total biaya tenaga kerja normal. 2. Hitunglah shift premium.

3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja tersebut pada akhir Juli 2000 (asumsinya gaji dan upah dibayar tanggal 1 bulan berikutnya).

(14)

Overtime Premium

Overtime premium (lembur) adalah selisih jam kerja di atas jam kerja normal dikalikan dengan selisih tarif upah. Tarif lembur ditetapkan lebih tinggi dari pada tarif upah normal, biasanya tarif upah lembur 1,5 kali tarif upah normal. Perlakuan akuntansi terhadap overtime premium dipengaruhi oleh penyebab terjadi lembur. Ada tiga perlakuan akuntansi terhadap overtime premium: (1) overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung (biaya overhead pabrik), (2) overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung (persediaan barang dalam proses), dan (3) overtime premium diakui sebagai elemen rugi-laba (rugi kelebihan jam kerja).

Overtime premium (lembur) diakui sebagai biaya overhead pabrik jika terjadinya lembur sudah direncanakan sebelumnya. Overtime premium diakui sebagai persediaan barang dalam proses jika terjadinya lembur karena kebutuhan tambahan waktu untuk segera menyelesaikan pesanan atau produk tertentu sesuai permintaan. Overtime premium diakui sebagai rugi kelebihan jam kerja jika terjadinya karena kesalahan karyawan atau kemampuan karyawan yang rendah.

Contoh

Dalam bulan Juli 2000, jam kerja karyawan adalah 180 jam. Dari 180 jam kerja tersebut, 144 jam adalah jam kerja normal. Tarif jam kerja normal adalah Rp6.000,00, sedang tarif jam lembur adalah Rp9.000,00. Upah bulan Juli 2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000. Pertanyaan:

1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan overtime premium selama bulan Juli 2000. 2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika

overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.

3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung.

4. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada akhir Juli 2000 jika overtime premium diakui sebagai elemen rugi-laba.

Idle Time

Idle time adalah biaya tenaga kerja yang tetap dibayar walaupun karyawan tidak mengerjakan proses produksi. Penyebab idle time dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) sifat proses produksi menyebabkan karyawan tertentu harus menunggu terlebih dahulu pada saat tertentu (2) karyawan mengganggur akibat kesalahan yang dilakukannya. Idle time yang diakibatkan sebab pertama diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik, sedang yang diakibatkan sebab kedua diperlakukan sebagai rugi idle time.

Contoh

Dalam bulan Juli 2000, Hartono bekerja selama 160 jam. Dari 160 jam kerja tersebut, 16 jam adalah idle time. Tarif upah per jam Rp8.000,00. Upah bulan Juli 2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000.

Pertanyaan:

1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan idle time untuk Hartono.

2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada akhir Juli 2000 jika idle time diakui sebagai biaya overhead pabrik.

3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada akhir Juli 2000 jika idle time diakui sebagai rugi idle time.

(15)

Minimum Guaranteed Wage And Incentive Plans

Upah langsung biasanya dibayar atas dasar unit yang diproduksi atau jam kerja yang dilakukan dikalikan dengan tarif upahnya. Untuk meningkatkan produktifitas karyawan, banyak perusahaan yang menetapkan upah dengan sistem insentif. Sistem upah ini akan menguntungkan baik bagi karyawan lama maupun karyawan baru. Karyawan lama dengan tingkat kemahiran (skill) yang sudah tinggi mempunyai produktifitas di atas normal sehingga selain mendapat upah normal juga akan mendapat insentif. Karyawan baru karena belum mempunyai keahlian produktifitasnya di bawah normal tetapi karyawan tersebut tetap mendapat upah normal. Sistem insentif semacam ini disebut the Gant Task System yang contoh perhitungannya dapat dilihat dalam Contoh 1. Kekurangan produktifitas karyawan baru diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Selain the Gant Task System tersebut di atas, sistem insentif dapat menggunakan Bonus Plan and the Taylor Differential Piece-Rate System. Dalam sistem ini, karyawan yang telah memenuhi atau melampaui standar tertentu akan mendapat bonus. Standar tersebut bisa berupa masa kerja atau unit produk. Bonus yang diterima karyawan akan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Bonus ini umumnya akan diterima karyawan pada akhir tahun. Perhitungan bonus dengan sistem ini dapat dilihat contohnya dalam Contoh 2.

Selain sistem tersebut di atas, peningkatan produktifitas karyawan dapat dilakukan dengan memberikan uang cuti. Uang cuti yang diterima karyawan didasarkan atas standar yang ditetapkan, misal masa kerja. Uang cuti ini diambil pada saat karyawan mengambil cuti tahunan. Uang cuti akan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Perhitungan uang cuti ini dapat dilihat contohnya dalam Contoh 3.

Contoh 1

PT Tinomas pada tahun 2000 menetapkan upah dengan sistem insentif. Karyawan langsung pabrik dibayar dengan tarif upah Rp3.000,00 per unit dengan upah minimum Rp800.000,00 per bulan. Berikut ini adalah data unit produk yang dihasilkan oleh setiap karyawan yang semuanya bekerja penuh dalam bulan Juli 2000.

Nama Unit Produk

Andi Hermanto Bagyo Purwanto Edi Santoso Feri Setiawan Gani Handoko Handi Nugroho 240 unit 275 unit 250 unit 285 unit 270 unit 265 unit Pertanyaan:

1. Hitunglah upah setiap karyawan atas dasar produktifitasnya, upah yang diterima setiap karyawan, dan selisih kurang upah karyawan.

2. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja bulan Juli 2000 tersebut jika upah dibayar setiap tanggal 1 bulan berikutnya.

(16)

Contoh 2

PT Candi Indah setiap akhir tahun memberi penghargaan berupa bonus sebesar dua bulan upah kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Berikut ini adalah data masa kerja dan upah per bulan karyawan PT Candi Indah pada bulan Juli 2000.

Nama Masa Kerja Upah Bulanan

Agung Susetyo Bagus Indrawan Candra Darusman Dedi Hartawan Endro Gunawan Hary Ramelan 3 tahun 10 tahun ½ tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun Rp420.000,00 570.000,00 396.000,00 360.000,00 468.000,00 510.000,00 Pertanyaan:

1. Hitunglah bonus yang terutang untuk setiap karyawan per bulan.

2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja pada tanggal 31 Juli 2000. Contoh 3

PT Harapan mempunyai kebijakan untuk memberikan uang cuti tahunan jika telah bekerja selama 1 tahun. Pemberian uang cuti diatur dengan ketentuan sebagai berikut.

Masa kerja 1 .s.d. 5,99 tahun mendapat uang cuti 1 minggu upah. Masa kerja 6 .s.d. 10 tahun mendapat uang cuti 2 minggu upah. Masa kerja lebih dari 10 tahun mendapat uang cuti 3 minggu upah. Berikut ini adalah data tentang masa kerja dan upah bulanan pada Juli 2000.

Nama Masa Kerja Upah Mingguan

Abu Asmoko Cecep Lesmana Lambang Ashari Landu Ismanto Nanang Hadi Sardi Haryanto Tatang Yunus Bondan Himawan Toro Hermawan Tino Sunarto 6 tahun 1½ tahun 7 tahun 5¾ tahun 12 tahun 8 tahun ½ tahun 1 tahun 9 tahun 15 tahun Rp210.000,00 180.000,00 300.000,00 270.000,00 392.000,00 288.000,00 150.000,00 150.000,00 300.000,00 440.000,00 Pertanyaan:

1. Hitunglah uang cuti yang terutang untuk setiap karyawan per minggu.

Referensi

Dokumen terkait

Biaya-biaya Pembelian Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Penjualan dan Administrasi Persediaan Bahan Mentah Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Barang

Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik, metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan kepada produk secara langsung, sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif. Metode

Karena biaya diakumulasi setiap batch atau loy dalam sistem biaya pesanan menunjukkan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang dibebankan

Biaya Manufaktur biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari 3 elemen biaya : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.. Bahan baku langsung dan tenaga

Biaya produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik

Jadi Biaya Overhead pabrik adalah biaya produk selain biaya biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya sebagai

Menerangkan bagaimana cara penentuan biaya standar pada Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja dan Overhead Pabrik.. Menjelaskan bagaimana cara pencatatan