• Tidak ada hasil yang ditemukan

URBAN SPRAWL DAN BACKLOG PERUMAHAN DI KABUPATEN BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "URBAN SPRAWL DAN BACKLOG PERUMAHAN DI KABUPATEN BANDUNG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

URBAN SPRAWL DAN BACKLOG PERUMAHAN DI

KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh:

Monica Dianrosawati Itaratnasari

2013110029

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN

Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG

2017

(2)

URBAN SPRAWL AND HOUSING BACKLOG

IN BANDUNG REGENCY

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete part of the requirements

for Bachelor’s Degree in Economics

By

Monica Dianrosawati Itaratnasari

2013110029

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY

FACULTY OF ECONOMICS

PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS

Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG

(3)
(4)
(5)

v

Abstrak

Sebagai pusat pertumbuhan, kota memiliki sifat dinamis yang lebih menjanjikan bagi masyarakat dalam menunjang kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya mereka, dibandingkan wilayah pedesaan. Ketika jumlah penduduk suatu kota semakin banyak dengan tingkat kepadatan semakin tinggi, maka perkembangan kota berpotensi menjalar (sprawling) ke wilayah-wilayah pinggiran kota, dan ke wilayah-wilayah lain di sekeliling kota tersebut. Kurangnya lahan hunian (lahan terbangun) dan berkembangnya aktivitas ekonomi hingga ke wilayah penyangganya, merupakan ciri dari fenomena urban sprawl. Fenomena urban sprawl secara tidak langsung juga dapat menimbulkan masalah pada backlog perumahan. Penelitian ini bertujuan membuktikan fenomena urban sprawl terjadi di Kabupaten Bandung serta dampaknya pada backlog perumahan di Kabupaten Bandung dari tahun 2011-2015. Pembuktian fenomena urban sprawl pada penelitian ini menggunakan pendekatan Shannon

Entrophy Model, sedangkan perhitungan backlog perumahan menggunakan dua

pendekatan yaitu backlog menghuni dan backlog memiliki. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah terbukti di Kabupaten Bandung mengalami fenomena urban

sprawl dan angka backlog perumahan di Kabupaten Bandung terus meningkat setiap

tahunnya.

Kata Kunci: Urban Sprawl, Lahan Terbangun, Kota Bandung, Kabupaten Bandung,

(6)

vi

Abstract

As a growth center, city has more promising dynamic nature for people in supporting their social life, economic, and cultural life, than rural areas. As the population of a city rises with increasingly high density, the city’s development has the potential to sprawl into suburbs, and to other areas around the city. Lack of dwelling land (roll out land) and the economic development activity to the buffer zone, is the urban sprawl phenomenon characteristic. Urban sprawl phenomenon indirectly impact on the housing backlog. This research aims to prove the urban sprawl phenomenon in Bandung regency and its impact on housing backlog in Bandung regency over 2011-2015. In this research, to proof of urban sprawl phenomenon using Shannon Entrophy Model approach, while the calculation housing backlog uses two approaches, backlog inhabit and backlog possess. The results in this research proved Bandung regency experience urban sprawl and the number of housing backlog in Bandung regency continue to increase every year.

Keywords: Urban sprawl, roll out land, Bandung city, Bandung rengency, housing

(7)

vii

PRAKATA

Sepenggal perjalanan telah usai, saatnya memulai perjalanan baru dengan semangat yang baru. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih pada Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa berkat dan lindungannya penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Ekonomi, Universitas Katolik Parahyangan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, saran, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Blasius Darmastoto dan Ibu Maria Margaretha Sri Wahyuni selaku orang tua penulis yang telah mendukung penulis baik secara mental maupun finansial sehingga penulis dapat melanjutkkan pendidikan hingga sekarang. 2. Ibu Siwi Nugraheni, Dra., M.Env., selaku dosen pembimbing penulis, yang

telah meluangkan waktunya dalam memberi bimbingan, petunjuk, saran, serta semangat untuk penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Ibu Ivantia Savitri Mokoginta, S.E., MBA., M.A., Ph.D, selaku dosen wali penulis, yang telah mengarahkan dan memberi motivasi kepada penulis selama empat tahun penulis melakukan studi di Universitas Katolik Parahyangan. 4. Ibu Hilda Leilani Masniarita Pohan, SE., M.Si., Ph.D., selaku dosen Ekonomi

Pembangunan yang rela meluangkan waktunya membantu penulis dalam penyusunan topik Seminar Ekonomi Kawasan dan Lingkungan.

5. Ibu Dr. Miryam Bellina Lilian Sri Kurniawati Wijaya, Dra., M.A., selaku Kepala Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan.

6. Ibu Linda Damajanti. T, SE., M.Ak. , selaku dosen Fakultas Ekonomi yang selalu memberi semangat dan perhatian kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

7. Bapak Moh. Jehansyah Siregar, Ph.D, yang bersedia membantu dan memberikan ide-ide serta masukan untuk penulis selama pengerjaan skripsi ini.

(8)

viii

8. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan khususnya Program Studi Ekonomi Pembangunan, staf tata usaha, serta staf perpustakaan yang telah membantu penulis selama ini.

9. Maria Dellarosawati Idawicaksakti dan Margareta Devirosawati Irmalestari selaku kakak kandung penulis yang senantiasa menyemangati, membimbing, serta mendukung penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

10. Ignatius Didik Darmadi dan Vincensius Rio Setyadarma selaku kakak ipar penulis yang selalu menyemangati penulis dengan candaan dan gurauannya selama menyelesaikan skripsi ini.

11. Eyang Maria Sylvana Sri Syahbandini dan Christopher Darrel Ekanada selaku nenek dan keponakan penulis yang selalu menyemangati dan mendoakan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh Keluarga Besar Darmadi Darmasaputra dan Keluarga Besar Soedjati yang selalu menyemangati dan memberikan perhatian serta cinta kepada penulis selama ini.

13. Bonivasia Aurelia Deviane, Eustachia Retno Wardhani, dan Aji Nugroho Pratomo selaku teman seperjuangan penulis yang selalu bersedia meluangkan waktunya menghibur dan mendengarkan keluh kesah penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

14. Gabriela Nawinda, Mariska Ardilla Faza, Atyasa Janardana, Marlina Rachmawaty, Swenanda Yoanne, Karliana Aprillia, Afina Prabowo, Maria Lestari, Darryl Mario, Benedict Patar, Dania Anisa dan seluruh teman-teman Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan yang selalu menyemangati penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

15. Daniel Dary Gunawan, Robertus Silveriano, dan Dominicus Jovano Erris untuk suntikan semangat, doa, serta penghiburannya; Florencia Caroline dan Antonia Tia Aurelia yang selalu memberikan candaan untuk penulis; Olivia Nathania dan Arvin Prasetya Tanoto untuk semangatnya; Alexander William dan Jovensta Erris untuk semangat dan gurauan yang tak henti; Caecilia Amanda, Tommy Mulyadi, dan Agustina Maya Palupi selaku orang tua angkat di Misdinar Katedral; serta Bernard Sonata dan Laurentius Ken Pradipta yang telah rela menjadi sopir dan mengantarkan kemana pun penulis butuh. Serta

(9)

ix

seluruh rekan penulis dari Misdinar Katedral Bandung periode 2006-2012, terima kasih sudah mendukung selama menyelesaikan skripsi ini.

16. Antonius Leonardo dan Maria Falisha Augustina yang selalu menguatkan serta menyemangati penulis dalam segala situasi; Fritz Niokholas, Louis Surya, Valent Joswara, dan Aldrich Valerian yang selalu membuat gurauan dan semangat untuk penulis; Veronica Anastasia, Angela Adinda, dan Angelina Rosa untuk suara emasnya yang selalu menyemangati penulis; Vanessa Priscilla, Natalia Valencia Teja, Arnold Alberto, dan Christopher Chordatus untuk candaan yang selalu dilontarkan untuk penulis; Lukas Antonio selaku ketua Misdinar Katedral Bandung. Serta seluruh rekan penulis dari Misdinar Katedral Bandung periode 2013-2017, terima kasih selalu mendukung penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

17. Daniel Derian Adikara, Carla Rosalyn, dan Daniella Jeslynn yang selalu sabar mendengar keluh kesah penulis; Anastasia Cornelia, Yohanes Andika Tjitrajaya, Joseph Adisurya, Antonius Bimo, Enrico Norrispati, Laurensius Andres, Gregorius Valentino, Jessica Perrilia, Brigita Nadia, Bernadette S.A. Larasati, serta seluruh keluarga besar SMP dan SMA Santa Angela Bandung yang telah mendukung penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

18. Pastor Paulus Wirasmohadi Soerjo, Pr., Pastor Barnabas Nono Juarno, OSC., Pastor Andreas Dedi, OSC., Pastor Agustinus Sudarno, OSC., Frater Reinardus Doddy Triatmaja, Pr., Koko Laurentius Handi, Koko Andy Chandra, Cici Melania Atzmania, Tante Gretha, Antonius Chandra dan Mas Maman, yang senantiasa mendukung serta mendoakan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak dan dapat dikembangkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Tuhan memberkati!

Bandung, 2 Juli 2017

(10)

x

DAFTAR ISI

Abstrak ... v

Abstract ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. LATAR BELAKANG ... 1

1.2. RUMUSAN MASALAH ... 5

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 5

1.4. KERANGKA PIKIR ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Urban Sprawl: Penyebab dan Dampaknya ... 8

2.2. Urban Sprawl, Kebutuhan dan Permintaan akan Rumah... 11

2.2.1. Rumah dan Permukiman ... 11

2.2.2. Kebutuhan akan rumah layak huni ... 13

2.2.3. Permintaan akan Rumah ... 16

2.3. Penawaran akan rumah ... 19

2.4. Penelitian Terdahulu ... 22

2.4.1. Urban Sprawl di Eropa ... 23

2.4.2. Urban Sprawl di Bandung ... 24

2.4.3. Urban Sprawl di Semarang ... 25

2.4.4. Backlog Perumahan di Jawa Barat ... 25

(11)

xi

3.1. Metode Penelitian ... 27

3.2. Objek Penelitian ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Hasil Pengolahan Data ... 43

4.1.1. Pembuktian Fenonema Urban Sprawl di Kabupaten Bandung ... 43

4.1.2. Pembuktian Fenonema Urban Sprawl pada tingkat kecamatan di Kabupaten Bandung... 44

4.1.3. Backlog Perumahan di Kabupaten Bandung ... 46

4.1.4. Backlog Perumahan pada tingkat kecamatan di Kabupaten Bandung . 47 4.2. Pembahasan ... 49

4.2.1. Urban Sprawl di Kabupaten Bandung ... 49

4.2.2. Backlog Perumahan di Kabupaten Bandung ... 53

BAB V PENUTUP ... 58

5.1. Simpulan ... 58

5.2. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perhitungan Urban Sprawl di Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 .. 44 Tabel 2. Perhitungan Urban Sprawl di Kabupaten Bandung Berdasarkan

Kecamatan Tahun 2015 ... 45 Tabel 3. Perhitungan Backlog Perumahan di Kabupaten Bandung Tahun 2011-

2015 (Unit) ... 46 Tabel 4. Perhitungan Backlog Perumahandi Kabupaten Bandung Berdasarkan

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten ... 4

Gambar 2. Kerangka Pikir: Pengaruh Urban Sprawl terhadap Peningkatan Lahan Terbangun dan Permintaan Perumahan ... 7

Gambar 3. Kurva Permintaan ... 16

Gambar 4. Kurva Permintaan akan Perumahan ... 19

Gambar 5. Kurva Penawaran ... 19

Gambar 6. Kurva Penawaran akan Perumahan ... 21

Gambar 7. Peta Administratif Kabupaten Bandung ... 29

Gambar 8. Proyeksi Sprawling di Bandung Raya ... 49

(14)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Jumlah Penduduk Kota Bandung Tahun 2011-2015 (Jiwa) ... 2 Grafik 2. Kepadatan Penduduk Kota Bandung Tahun 2011-2015 (Jiwa/Km2) .. 3 Grafik 3. Luas Lahan Terbangun di Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015

(Ha) ... 31 Grafik 4. Luas Lahan Terbangun di Kabupaten Bandung Menurut

Kecamatan Tahun 2015 (Ha) ... 32 Grafik 5. Luas Lahan Tidak di Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015

Terbangun (Ha) ... 33 Grafik 6. Luas Lahan Tidak Terbangun di Kabupaten Bandung Menurut

Kecamatan Tahun 2015 (Ha) ... 34 Grafik 7. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 (Jiwa) ... 35 Grafik 8. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bandung Menurut Kecamatan

Tahun 2015 (Jiwa) ... 36 Grafik 9. Jumlah Rumah Milik Pribadi di Kabupaten Bandung Tahun 2011-

2015 (Unit) ... 37 Grafik 10. Jumlah Rumah Milik Pribadi di Kabupaten Bandung

Menurut Kecamatan Tahun 2015 (Unit) ... 38 Grafik 11. Jumlah Rumah Milik Orang Lain di Kabupaten Bandung Tahun

2011-2015 (Unit) ... 39 Grafik 12. Jumlah Rumah Milik Orang Laindi Kabupaten Bandung

Menurut Kecamatan Tahun 2015 (Unit) ... 40 Grafik 13. Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015

(Jiwa) ... 41 Grafik 14. Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Bandung Menurut

Kecamatan Tahun 2015 (Jiwa) ... 42 Grafik 15. Selisih Backlog Perumahan Menghuni dan Memiliki Tahun 2011-

2015 ... 47 Grafik 16. Urban Sprawl di Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 ... 50 Grafik 17. Backlog Perumahan di Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 (Unit) 53

(15)

xv

Grafik 18. Backlog Perumahan di Kabupaten Bandung Menurut Kecamatan

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan suatu wilayah atau kota tidak terlepas dari berkembangnya aktivitas ekonomi di wilayah atau kota tersebut. Menurut Khadiyanto (seperti dikutip oleh Nilayanti dan Brotosunaryo, 2012), perkembangan aktivitas ekonomi pada suatu kota akan mengakibatkan kota tersebut menjadi tujuan migrasi penduduk dengan kepadatan penduduk yang juga semakin meningkat. Sebagai pusat pertumbuhan, kota memiliki sifat dinamis yang lebih menjanjikan bagi masyarakat dalam menunjang kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya mereka, dibandingkan wilayah pedesaan (Mustofa, 2016). Hal inilah yang menjadi pendorong bagi masyarakat, untuk mencari penghidupan (mata pencaharian) di kota.

Ketika jumlah penduduk suatu kota semakin banyak dengan tingkat kepadatan semakin tinggi, maka perkembangan kota berpotensi menjalar (sprawling) ke wilayah-wilayah pinggiran kota, dan ke wilayah-wilayah-wilayah-wilayah lain di sekeliling kota tersebut. Jumlah penduduk berbanding lurus dengan kebutuhan lahan untuk perumahan dan permukiman. Kurangnya lahan hunian dan berkembangnya aktivitas ekonomi merupakan ciri dari fenomena urban sprawl yang mengakibatkan pertumbuhan fisik kota meluas hingga ke wilayah di pinggiran kota sehingga menyebabkan batas antara daerah pusat kota dengan wilayah pinggirannya sulit ditentukan (Nilayanti & Brotosunaryo, 2012). Gejala urban sprawl juga menyebabkan kota pusat pertumbuhan mekar “melampaui batas wilayahnya”, hingga kemudian meliputi daerah-daerah di sekitar kota tersebut. Hal tersebut terjadi karena meningkatnya kebutuhan akan lahan permukiman berpotensi menyebabkan area perumahan dan permukiman masyarakat yang memiliki aktivitas ekonomi di kota menyebar ke wilayah-wilayah lain di sekeliling kota tersebut, yang kemudian mebuat wilayah-wilayah tersebut berkembang menjadi kota-kota satelit (Hilman, 2004).

Salah satu kota di Indonesia yang diduga mengalami fenomena urban sprawl adalah Kota Bandung. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung yang termasuk tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Bandung merupakan

(17)

2 salah satu kota pusat pertumbuhan di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Hasil survei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat pada tahun 2015 menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bandung mencapai 8,5% dan termasuk tertinggi di Indonesia (Putra, 2015). Sedangkan berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat berada jauh di bawah Kota Bandung yaitu sebesar 5,03% pada tahun yang sama. Hal ini memberi indikasi bahwa Kota Bandung merupakan pusat pertumbuhan Jawa Barat.

Tingginya laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung akan menarik penduduk untuk bermigrasi ke Kota Bandung. Data memang menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bandung mempunyai tren meningkat dari tahun ke tahun. Seperti terlihat pada Grafik 1, jumlah penduduk Kota Bandung dari tahun 2011 sampai 2013 mengalami peningkatan, kemudian tahun 2014 sedikit menurun, dan meningkat lagi di tahun 2015. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kota Bandung adalah 2.424.957 jiwa, dan meningkat tajam menjadi 2.483.977 jiwa pada tahun 2013. Dengan jumlah penduduk yang semakin tinggi, tingkat kepadatan penduduk di Kota Bandung juga mengalami peningkatan, seperti diperlihatkan oleh Grafik 2. Dari data kedua variabel tersebut, penulis menduga fenomena urban sprawl terjadi dari Kota Bandung yang menjalar ke wilayah-wilayah di sekitar Kota Bandung.

Grafik 1. Jumlah Penduduk Kota Bandung Tahun 2011-2015 (Jiwa)

(18)

3 Grafik 2 Kepadatan Penduduk Kota Bandung Tahun 2011-2015 (Jiwa/Km2)

Sumber: Badan Pusat Statistik, (diolah)

Salah satu wilayah peyangga Kota Bandung adalah Kabupaten Bandung. Hal ini dibuktikan bahwa Kabupaten Bandung berbatasan langsung dengan Kota Bandung dengan garis perbatasan terpanjang. Wilayah Kota Bandung berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung di sebelah utara (sebagian), timur dan barat; dengan Kabupaten Bandung Barat di sebelah utara; dengan Kota Cimahi di sebelah barat (lihat Gambar 1). Dengan demikian, jika Kota Bandung mengalami fenomena sprawling, maka Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang diduga menjadi tujuan.

(19)

4 Gambar 1. Peta Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten

Sumber: Badan Pusat Statistik

Fenomena urban sprawl di wilayah tujuan dapat memunculkan masalah kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah atau yang biasa disebut housing

backlog. Jika tidak diantisipasi dengan baik, housing backlog berpotensi menimbulkan

beberapa masalah, antara lain munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh dan ilegal, dan alih fungsi lahan pertanian dan ruang terbuka hijau menjadi lahan permukiman. Pada akhirnya hal-hal tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah seperti: kerusakan lingkungan dan bencana alam. Beberapa kasus tanah longsor terjadi karena lahan-lahan hijau yang seharusnya berfungsi sebagai wilayah tangkapan air (water catchment) beralih fungsi menjadi areal permukiman (Kompas, 2017). Selain itu, seperti diatur dalam UU No 26 Tahun 2007 pasal 17, proporsi kawasan hijau (hutan) di suatu wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) paling sedikit adalah 30% dari total luas seluruh wilayah, agar kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga. Fenomena

urban sprawl yang meningkatkan kebutuhan lahan terbangun juga berpotensi

(20)

5

1.2. RUMUSAN MASALAH

Meningkatnya kegiatan ekonomi di Kota Bandung memiliki potensi meningkatnya kebutuhan akan lahan pemukiman di Kota Bandung, yang kemudian dapat melebar ke wilayah-wilayah di sekitarnya, termasuk Kabupaten Bandung. Fenomena urban sprawl biasanya berpengaruh dalam bentuk pembangunan suatu wilayah. Pembangunan suatu wilayah diharpkan dapat terencana dan beraturan agar kota tersebut dapat mencapai keberlanjutannya. Akan tetapi, pada kenyataannya fenomena urban sprawl menyebabkan pembangunan tidak terencana dan tidak beraturan. Bila hal tersebut tidak diantisipasi maka akan menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan hijau atau daerah resapan air menjadi area permukiman. Menyusutnya luas daerah tangkapan air, berkurangnya lahan terbuka hijau akan menimbulkan masalah-masalah, antara lain banjir dan longsor. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian untuk memastikan fenomena urban sprawl terutama di wilayah-wilayah yang menjadi tujuan, terutama dikaitkan dengan potensi masalah alih fungsi lahan hijau menjadi area permukiman. Penelitian ini menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah fenomena urban sprawl dari Kota Bandung terjadi di Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana pengaruh urban sprawl terhadap penyediaan perumahan di Kabupaten Bandung?

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fenomena urban sprawl Kota Bandung ke Kabupaten Bandung, serta untuk mengetahui apakah fenomena

urban sprawl tersebut akan menyebabkan terjadinya backlog perumahan dan alih

fungsi lahan hijau menjadi area permukiman di Kabupaten Bandung. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang urban sprawl, backlog perumahan, dan permukiman. Selain itu, diharapkan muncul penelitian-penelitian lain sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari fenomena urban sprawl.

(21)

6

1.4. KERANGKA PIKIR

Fenomena urban sprawl menyebabkan peningkatan permintaan lahan terbangun khususnya lahan permukiman dipinggiran kota dan wilayah-wilayah di sekitar kota pusat pertumbuhan ekonomi atau di luar Center Business District (CBD). Hal ini terjadi karena lahan yang tersedia di pusat kota dan di kota-kota pusat pertumbuhan ekonomi tersebut semakin sempit, dan akibatnya harganya semakin mahal. Sebagai akibatnya permintaan akan lahan di daerah pinggir kota dan wilayah-wilayah di sekitar kota pusat pertumbuhan menjadi meningkat, menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun, baik untuk area permukiman atau area non-hijau lainnya. Fenomena urban sprawl tersebut juga diperkirakan terjadi untuk kasus Kota Bandung yang menjalar (sprawling) ke Kabupaten Bandung. Urban sprawl biasanya ditandai dengan adanya backlog perumahan dan terjadinya alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun, di wilayah tujuan (dalam hal ini Kabupaten Bandung). Alur pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2

(22)

7 Gambar 2 Kerangka Pikir: Pengaruh Urban Sprawl terhadap Peningkatan

Gambar

Grafik 1. Jumlah Penduduk Kota Bandung Tahun 2011-2015 (Jiwa)

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan dengan .ara ini sering ter,adi di pusat kota 5 dimana harga lahan mahal dan di pusat-pusat perdangan yang memiliki potensi ekonomi%. Cara perkembangannya mengarah ke

Akibat dari pertumbuhan penduduk dan desakan kebutuhan prasarana dan sarana kota, pembangunan fisik kota telah menyebabkan perubahan struktur kota dengan luas lahan

Merebaknya pertumbuhan urban sprawl pada decade belakangan ini, di hamper seluruh kota besar maupun kota kecil, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang, oleh banyak

Mengidenti- fikasi karakteristik urban compactness Kota Denpasar Jumlah penduduk (Jiwa) Luas lahan terbangun (ha) Luas lahan permukiman (ha) Luas ruang terbuka hijau (ha)

Mengidenti- fikasi karakteristik urban compactness Kota Denpasar Jumlah penduduk (Jiwa) Luas lahan terbangun (ha) Luas lahan permukiman (ha) Luas ruang terbuka hijau (ha)

Kesimpulan hasil penelitian dalam menentukan intensitas urban sprawl berdasarkan atribut kontinuitas area terbangun di Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea

Judul Penelitian : Perambahan Kota (Urban Sprawl) Terhadap Lahan Pertanian Di Kota Makassar Berdasarkan Citra Satelit Landsat 5 TM (Studi Kasus Kecamatan Biringkanaya)..

Urban sprawl dapat dipahami lebih luas sebagai suatu proses pertumbuhan kawasan perkotaan, pertumbuhan menyebar dan acak yang dipengaruhi oleh proses dan bentuk