• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pesatnya suatu perubahan yang sangat cepat sehingga membuat banyak negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. terhadap pesatnya suatu perubahan yang sangat cepat sehingga membuat banyak negara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perekonomian sebagai garda terdepan dalam rangka penguatan dan ketahanan suatu negara untuk dapat hidup, berkembang dan maju agar tidak tergusur dan terlindas terhadap pesatnya suatu perubahan yang sangat cepat sehingga membuat banyak negara secara mau tidak mau harus dapat mengikuti dan belajar secara cepat tentang adanya berbagai macam perubahan dalam dunia persaingan usaha. Pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan berbagai macam pelayanan publik dan menjalankan fungsi yang diwajibkan berdasarkan regulasi yang ada. Untuk itu, organisasi pemerintah di jenjang manapun diharapkan mampu dengan tepat mengenali masalah, menetapkan agenda dan arah, dan stategi yang tepat. Selanjutnya pemerintah harus dapat mengkuantifikasi janji-janjinya kepada masyarakat, dan mengukur segala langkah yang akan dilakukan melalui pemantaun dan evaluasi hasil kinerjanya untuk menjadi input perbaikan kembali kebijakan pembangunan yang belum memberikan hasil yang optimum dalam pelaksanannya. Hal ini yang akan menjadi tuntutan suatu negara yang semakin matang dalam berdemokrasi, sehingga menghendaki akuntabilitas yang transparan terhadap penggunaan beban pajak yang mereka bayarkan kepada pemerintah. Kemajuan kesejahteraan bangsa tidak akan tercapai secara konsisten tanpa adanya akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan kepemerintahan dalam memberikan pelayanan publik berkualitas. Pemerintah atau organisasi yang transparan dan akuntabel terhadap kinerjanya akan mendapatkan kepercayaan dan dukungan total masyarakat yang dilayaninya dalam menjalankan fungsinya. Membangun akuntabilitas melalui pelaporan

(2)

kinerja pembangunan secara transparan kepada publik perlu dilakukan oleh pemerintah yang ingin mendapatkan trust atau kepercayaan dari masyrakatnya.

Hanya pemerintahan yang dinilai memihak untuk kepentingan publik akan dipercaya dan mendapatkan dukungan masyarakat untuk bersama mencapai keberhasilan dari setiap program dan aktivitasnya. Akuntabilitas adalah bentuk kewajiban penyelenggara kegiatan publik untuk dapat menjelaskan dan menjawab segala hal yang menyangkut langkah dari seluruh keputusan dan proses yang dilakukan, serta pertanggung jawaban terhadap hasil dan kinerjanya. Kinerja pemerintah dan aparatnya adalah kualitas produk dan pelayanan publik yang dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya, akuntabilitas sektor publik adalah kepada masyarakat, dengan indikator pada hasil produk dan pelayanan publik (output) yang dicapai sesuai target (seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, air minum, sanitasi, dan lain-lain). Melalui pelayanan publik yang berkualitas akan dicapai hasil manfaat (outcomes) pembangunan pada perubahan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara umum1. Hukum sebagai panglima yang mengawal tata aturan dalam rangka pemerintah melakukan kegiatan dalam bidang dunia usaha tertuang dalam Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang 1945:

“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”2

Pasal 33 ayat 2 Undang-Undang 1945:

“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”3

Saat ini sektor perbankan di indonesia dalam tingkat persaingan usaha memang tidak terlalu signifikan nampak, namun beberapa kondisi perlu diawasi seperti halnya antar

1Penny Kusuma Lukito, Membumikan Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik: Tantangan

Berdemokrasi Ke Depan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2014), hal.3.

2 Undang-Undang Dasar 1945 tentang Pengertian Perekonomian,Pemanfaatan SDA,dan Prinsip Perekonomian Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Nomor 33 ayat 1).

3 Undang-Undang Dasar 1945 tentang Pengertian Perekonomian,Pemanfaatan SDA,dan Prinsip Perekonomian Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Nomor 33 ayat 2).

(3)

bank bisa bersaing tidak sehat melalui perebutan sumber daya yang produktif, misalnya pada deposito, tabungan, dan penyaluran kredit yang merupakan sumber pendapatan. Selain itu persaingan non-harga antar bank bisa berbentuk hadiah dan promosi untuk menarik nasabah sebanyak-banyaknya. Persaingan lain juga dapat berbentuk produk dan jenis layanan baru yang didukung oleh perkembangan teknologi yang mampu menekan biaya produksi dan distribusi.

Kompetisi sering dihubungkan dengan situasi persaingan beberapa pihak dalam memperebutkan sesuatu. Kompetisi juga sering dikaitkan dengan market power meskipun sebenarnya kedua hal ini berbeda. Market power mengacu pada perilaku perusahaan secara individual dalam mengatur strategi,sementara persaingan lebih berkaitan dengan interaksi anggota pasar. Sehingga dari berbagai situasi yang ada negara dalam hal ini wajib melindungi sektor yang ada yaitu sektor strategis. sesuai instruksi Presiden bahwa Perekonomian pada sektor strategis harus didorong dan dilakukan

pengawasan. Sektor strategis adalah sektor yang mendukung kinerja ekonomi dalam sisi permintaan maupun sisi penawaran agar dapat terciptanya persaingan yang sehat4.

Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh banyak negara yang telah maju dan juga oleh banyak negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, baik di bidang transportasi perkotaan maupun transportasi regional antarkota. Terciptanya sistem transportasi yang dapat menjamin pergerakan manusia dan/atau barang secara lancar, aman, cepat, murah, dan nyaman merupakan tujuan utama pembangunan dalam sektor transportasi.

Atas dasar tersebut pemerintah dalam hal ini secara langsung ikut dalam bagian persaingan usaha dalam rangka melindungi segenap aset-aset yang ada dalam bumi

4 Komisi Pengawas Persaingan Usaha,Sektor Strategis Harus di Dorong dan Diawasi,

(4)

Indonesia ini hal tersebut tidak dapat semena-mena diterapkan sehingga harus mengikuti aturan main yang telah ada dalam rangka melakukan kegiatan bisnis,langkah pemerintah dalam rangka ikut terjun langsung dalam hal tersebut dengan membuat berbagai macam perusahaan-perusahaan yang dinahkodai oleh Kementerian Badan Usaha Milik Pemerintah dalam hal ini ada dua jenis yang biasa kita kenal yaitu BUMN (Badan Usaha Milik Pemerintah) dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) fungsi dari badan tersebut sama-sama dalam rangka pemerintah melakukan persaingan usaha atau bisnis dengan pihak swasta sebagaimana contoh banyak berbagai macam bidang usaha yang dilakukan oleh pemerintah melahirkan berbagai macam perusahaan dari berbagai bidang yaitu dalam bidang transportasi yaitu PT.KAI (Kereta Api Indonesi), bidang pembangunan dan pengembangan dalam jasa konstruksi yaitu PT. Waskita Karya, bidang penyedia jasa kelistrikan yaitu PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), bidang penyediaan gas yaitu PT. Perusahaan Gas Negara (PGN), bidang produksi semen yaitu PT.Petrokimia Gresik yang terkenal dengan Semen Gresik nya, bidang jasa kepelabuhan yaitu PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan bidang jasa perbankan yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Dari berbagai macam banyaknya perusahaan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka malakukan bisnis nya tersebut tidak dapat dikatakan berjalan semulus dengan cita-cita dan tujuan luhur dari negara tersebut banyaknya hal-hal yang menjadi kendala terhambatnya pembangunan dan kurangnya kesejahteraan yang didapat oleh masyarakat dan segenap anak bangsa Indonesia ini karena banyaknya nilai-nilai yang dilanggar dalam rangka mengelola perusahaan tersebut.

Sebagai contoh nyata pada masa Orde Baru begitu amburadulnya pengelolaan terhadap BUMN dirasakan pada saat ini yaitu membuat etos kerja dan kinerja perusahaan tidak dapat bersaing dan memberikan pelayanan yang terdepan, inovatif, dan responsif tersebut sebagaimana contohnya PLN dan PAM dalam hal ini sebagai perusahaan

(5)

tersebut penulis mengganggap dan melihat dengan adanya tidak ada persaingan dalam kedua perusahaan milik pemerintah tersebut membuat pelayanan yang mereka berikan masih jauh dari harapan yaitu fakta dilapangan masih banyaknya pasokan listrik yang mati di berbagai daerah dan masih banyaknya pasokan air bersih di Jakarta Utara yang faktanya Jakarta yang merupakan sebuah Ibukota Negara Republik Indonesia masih kekurangan pasokan air bersih hal tersebut yang membuat banyaknya BUMN dan BUMD yang ada di negara kita menjadi jalan ditempat karena tidak adanya perbaikan yang besar saat adanya masalah dan kekurangan yang ada.

Berbagai macam penguasaan yang diberikan dalam undang-undang kepada pemerintah dianggap kurang lebih tepat diberikan karena melihat berbagai macam fakta yang ada di lapangan sehingga bukan mensejahterahkan masyarakat malah untuk membantu pemerintah dalam rangka penambahan dan pengembangan perekonomian tidak dapat terwujud sehingga sangat amat disayangkan berbagai macam peraturan perundang-undangan yang membuat pemerintah menjadi super power dalam bidang usaha malah merugikan serta tidak dapat mewujudkan cita-cita bangsa ini didirikan.

Pembangunan sektor transportasi Indonesia saat ini hampir merata di segala aspek mulai itu darat, laut dan udara. pembangunan sektor transportasi harus direncanakan, dijabarkan, dan dilaksanakan secara terkoordinasi, terpadu, dan sesuai dengan perkembangan dan perubahan tuntutan di masa mendatang. Program pembangunan sektor transportasi yang tengah dikerjakan pemerintah saat ini diantaranya pembangunan tol laut dan pelabuhan-pelabuhan baru, pembangunan bandara baru atau merevitalisasi bandara lama, kemudian pembangunan MRT dan kereta cepat, serta pembangunan tol yang menghubungkan jalur antar provinsi.

Sehingga salah satu sektor strategis dalam transportasi yaitu dengan adanya pelayanan di bidang laut yaitu adanya pelayanan jasa dibidang bongkar muat barang yang masuk

(6)

untuk pertama kalinya ke dalam suatu negara melalui jalur laut hal itu sangat dibutuhkan oleh setiap negara seperti layaknya Indonesia yang merupakan negara kepulaun yang memiliki banyak sekali pelabuhan yang bisa menjadi nilai tambah pendapatan devisi agar banyaknya perusahaan baik dalam maupun luar negeri untuk bersandar dan menggunakan jasa bongkar muat di tiap-tiap pelabuhan Indonesia.

Untuk itu pemerintah sebagai operator di beberapa pelabuhan yang ada di Indonesia turut serta dalam hal ini masuk dalam segmen bisnis mengenai jasa bongkar muat barang dengan membentuk divisi sendiri yang sudah kita kenal dengan nama perusahaan Pelindo II yang turut serta melakukan persaingan usaha dengan pihak swasta sehingga ada turut andil dalam dunia persaingan usaha.

Salah satu tujuan terciptanya Persaingan yang sehat adalah mensejahterakan rakyat. Dua strategi agar persaingan usaha dapat terpacu adalah melalui pembenahan perilaku setiap pelaku usaha dengan kode etik persaingan usaha. Kode etik itu akan menjadi navigasi pelaku usaha agar berperilaku sehat dalam aktifitas usahanya.

Dengan adanya persaingan usaha yang dilakukan banyaknya perusahaan baik dari pihak pemerintah maupun pihak swasta maka melahirkan Undang-Undang No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, aturan tersebut dibuat untuk dapat memenuhi aturan main para pelaku usaha dalam melakukan kegiatan usahanya sehingga terciptanya persaingan pasar yang sehat dan jauh dari kecurangan sehingga dapat mensejahterahkan masyarakat walaupun dalam melakukan kegiatan bisnis keuntungan merupakan hal penting yang harus diusahakan dan dicari oleh setiap perusahaan.

Lahirnya undang-undang tersebut secara langsung menghindarkan adanya penguasaan yang luas atau monopoli yang dilakukan perusahaan dalam rangka

(7)

memperbesar bisnis nya secara kotor sehingga timbulnya persaingan usaha tidak sehat antara pelaku bisnis yang menyebabkan tumbuh kembangnya perusahaan tersebut secara pesat tetapi konsumen selaku pihak yang membutuhkan yang merasa dirugikan karena berbagai macam faktor dari mulai pelayanan, kelangkaan barang, dan tingginya harga barang yang di dapat oleh konsumen karena tidak adanya persaingan yang sehat atau competitor yang seimbang sehingga pelaku usaha yang curang tersebut bebas menentukan sesuai dengan keinginannya secara tidak langsung sebagai pengendali pasar.

Dalam kasus persaingan usaha ada berbagai macam pelarangan yang ada di dalam undang-undang tersebut baik dalam hal ini yaitu monopoli,oligopoli, dan perjanjian tertutup. Dalam hal ini yang berhubungan secara dekat dan adanya kerumitan dalam proses pembuktian dari ketiga kasus persaingan tersebut maka perjanjian tertutup dianggap sulit dalam hal pembuktiannya. Perjanjian tertutup sendiri memiliki definisi secara harfiah atau umum yaitu dimana seseorang melakukan perjanjian secara tidak terbuka.

Pada dasarnya setiap orang yang melakukan suatu perjanjian sudah pasti tidak terbuka karena dalam hal ini suatu perjanjian dilakukan pasti hanya akan mengikuti atau dilakukan oleh beberapa pihak saja dan yang wajib untuk mentaati perjanjian tersebut hanyalah pihak-pihak yang terkandung atau termasuk di dalam perjanjian tersebut dalam hal ini pemenuhan mengenai hak dan kewajiban dalam isi perjanjian. Tetapi pengertian tersebut berbeda atau berbanding terbalik pengertiannya dalam persaingan usaha,perjanjian tertutup merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh pelaku usaha agar dapat menjadi sarana dan upaya bagi pelaku usaha untuk dapat melakukan pengendalian oleh pelaku usaha terhadap pelaku usaha lain secara vertikal (“Pengendalian Vertikal”), baik melalui pengendalian harga maupun melalui pengendalian non-harga. Strategi

(8)

perjanjian tertutup ini pada umumnya lebih banyak dilakukan pada level distribusi produk barang dan/atau jasa.

Berdasarkan latar belakang diatas pemeritah sebagai pihak yang bertugas mensejahterahkan rakyat nya dalam hal ini pengendali pasar seharusnya dalam melakukan kegiatan usaha bisnis nya harus paling terdepan dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan yang ada bukan malah sebaliknya karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan plat merah yang seharusnya menjadi contoh berbagai macam pelaku usaha baik dalam maupun luar negeri yaitu investor sebagai perusahaan yang sehat dan taat pada undang-undang malah melanggar undang-undang yang mereka buat.

Baik dalam usaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya ataupun dalam rangka hanya mensejahterahkan beberapa individu saja atau untuk mendapatkan nama dan karir yang gemilang karena telah berhasil melakukan surplus yang besar terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada melalui tulisan hukum yang berjudul “Mengungkap Perjanjian

Tertutup di Sektor Strategis Dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha Terhadap Putusan Mahkamah Agung Pada Kasus PT. Asuransi Jiwa Beringin Jiwa Sejahterah dan PT. Pelindo II”.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan hukum yang akan dibahas pada penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pembuktikan adanya perjanjian tertutup sesuai pasal 15 UU Nomor 5

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ?

(9)

2. Mengapa Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dibatalkan ditingkat Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak Putusan Mahkamah Agung terhadap kasus PT. Asuransi Jiwa Beringin Jiwa Sejahterah dan PT. Pelindo II.

2. Untuk memberikan gambaran mengenai hukum persaingan usaha guna sebagai acuan dalam pelaku usaha dalam menjalankan usahanya secara sehat dan tidak melanggar tata aturan hukum yang ada, terutama yang berkaitan dengan persaingan usaha yang dilakukan oleh perusahaan milik pemerintah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat teoritis, yaitu memberikan masukan dan perluasan khasanah ilmu hukum pada umumnya, dan hukum persaingan usaha pada khususnya.

2. Manfaat praktis, yaitu diharapkan dapat memberikan masukan bagi pembentuk undang-undang, penegak hukum, praktisi hukum, dan pelaku usaha untuk menyelesaikan permasalahan atau perkara yang berkaitan dengan persaingan usaha baik secara perseorangan dan perusahaan yang dilakukan pemerintah/badan maupun swasta.

(10)

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan, khususnya di lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Kampus Jakarta, dan penelusuran melalui internet, belum pernah ada dilakukan penelitian mengenai “Mengungkap Perjanjian Ekslusif di Sektor Strategis Dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha Terhadap Putusan Mahkamah Agung Pada Kasus PT. Asuransi Jiwa Beringin Jiwa Sejahterah dan PT. Pelindo II”.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tugas akhir yang dilakukan penulis berjudul “Investigasi Bawah Permukaan Segmen Cibeber Zona Sesar Cimandiri, Jawa Barat dengan Metode Audio Magnetotelurik

pelanggan, salah satunya adalah strategi Unconditional Guarantees/Extraordinary Guarantees dimana perusahaan dapat merancang garansi tertentu atau dengan

Pendidikan seorang anak adalah sebuah tanggung jawab bersama. Setiap anak adalah bibit yang harus diberi stimulus pofitif dari lingkungan agar dapat tumbuh dengan baik.

Penelitian ini mempelajari suatu kasus yang terjadi pada empat orang informan yang merupakan orang Jepang yang bekerja di Bali dengan kurun waktu lebih dari lima

3) Kajian kitab, tiap hari jum’at dengan kitab “Minhatus’sainah”.. 4) Sholat dhu’ha tiap pagi sebelum pembelajaran dimulai di masjid MAN Tlogo, dengan cara bergilir , dua

Semakin besar kuat medan yang diberikan semakin lambat gerak pivoting (Gambar 4) dan gerak righting di bidang datar (Gambar 5) yang diperlihatkan anak-anak mencit

Dengan ini saya mengajukan permohonan kiranya Bapak berkenan menerima diri saya untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Badan Narkotika Nasional sebagai

Kuantitas pegawai dapat dilihat dari camat yang telah meningkatkan kinerja pemerintah kota Samarinda yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan dalam upaya