• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014

K

EADAAN

K

ETENAGAKERJAAN

F

EBRUARI

2014

FEBRUARI

2014:

TINGKAT

PENGANGGURAN

TERBUKA

SEBESAR

5,70

PERSEN

5 Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 125,3 juta orang, bertambah sebanyak 5,2 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2013 sebanyak 120,2 juta orang atau bertambah sebanyak 1,7 juta orang dibanding Februari 2013.

5 Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 118,2 juta orang, bertambah sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2013 sebanyak 112,8 juta orang atau bertambah 1,7 juta orang dibanding keadaan Februari 2013.

5 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 5,70 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2013 sebesar 6,17 persen dan TPT Februari 2013 sebesar 5,82 persen.

5 Selama setahun terakhir (Februari 2013―Februari 2014), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua sektor, terutama di Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 640 ribu orang (3,59 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 450 ribu orang (1,77 persen), serta Sektor Industri sebanyak 390 ribu orang (2,60 persen). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian yang mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 0,68 persen.

5 Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2014, sebanyak 81,2 juta orang (68,71 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,3 juta orang (6,16 persen).

5 Pada Februari 2014, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD kebawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 55,3 juta orang (46,80 persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan Diploma sebanyak 3,1 juta orang (2,65 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan Universitas hanya sebanyak 8,8 juta orang (7,49 persen).

1.

Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada Februari 2014 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 5,2 juta orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 1,7 juta orang dibanding keadaan Februari 2013. Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan Agustus 2013, atau bertambah sebanyak 1,7 juta orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Sementara jumlah penganggur pada Februari 2014 mengalami sedikit penurunan yaitu sebanyak 260 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2013, dan berkurang

(2)

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2012–2014

Jenis Kegiatan Utama Satuan 2012*) 2013*) 2014**) Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Angkatan Kerja Juta orang 122,74 120,32 123,64 120,17 125,32 Bekerja Juta orang 115,08 113,01 116,44 112,76 118,17 Penganggur Juta orang 7,66 7,31 7,20 7,41 7,15 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 69,60 67,78 69,16 66,77 69,17 3. Tingkat Pengangguran Terbuka % 6,24 6,07 5,82 6,17 5,70 4. Pekerja tidak penuh Juta orang 36,48 35,17 36,65 37,74 36,97 Setengah penganggur Juta orang 14,88 12,74 13,72 11,00 10,57 Paruh waktu Juta orang 21,60 22,43 22,93 26,74 26,40

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidak mengalami perubahan, dimana Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Industri secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua sektor terutama di Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 640 ribu orang (3,59 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 450 ribu orang (1,77 persen), serta Sektor Industri sebanyak 390 ribu orang (2,60 persen), sedangkan yang mengalami penurunan hanya Sektor Pertanian sebanyak 280 ribu orang (0,68 persen).

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2012–2014

(juta orang)

Lapangan Pekerjaan Utama Februari Agustus 2012*) 2013*) Februari Agustus Februari 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pertanian 42,36 39,92 41,11 39,22 40,83

Industri 14,39 15,62 15,00 14,96 15,39

Konstruksi 6,18 6,87 6,97 6,35 7,21

Perdagangan 24,48 23,60 25,36 24,10 25,81

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5,26 5,07 5,30 5,10 5,33

Keuangan 2,81 2,69 3,04 2,90 3,19

Jasa Kemasyarakatan 17,68 17,38 17,84 18,45 18,48

Lainnya ***) 1,92 1,86 1,82 1,68 1,93

Jumlah 115,08 113,01 116,44 112,76 118,17

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

(3)

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2014 sebanyak 47,5 juta orang (40,19 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 70,7 juta orang (59,81 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Dalam setahun terakhir (Februari 2013−Februari 2014), penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap berkurang 30 ribu orang dan penduduk bekerja berstatus buruh/karyawan bertambah sebanyak 1,3 juta orang. Keadaan ini menyebabkan jumlah pekerja formal bertambah sekitar 1,3 juta orang dan persentase pekerja formal naik dari 39,66 persen pada Februari 2013 menjadi 40,19 persen pada Februari 2014.

Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Februari 2013−Februari 2014), pekerja informal secara absolut bertambah sebanyak 420 ribu orang, tetapi secara persentase pekerja informal berkurang dari 60,34 persen pada Februari 2013 menjadi 59,81 persen pada Februari 2014. Kenaikan secara absolut ini berasal dari hampir seluruh komponen pekerja informal, kecuali penduduk bekerja berstatus berusaha dibantu buruh tidak tetap dan pekerja bebas di pertanian.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2012–2014

(juta orang)

Status Pekerjaan Utama 2012*) 2013*) 2014**) Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Berusaha sendiri 19,99 18,90 19,66 19,21 20,32

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 21,17 19,46 20,18 19,34 19,74

Berusaha dibantu buruh tetap 4,06 3,99 4,17 3,86 4,14

Buruh/Karyawan 38,53 40,85 42,01 41,12 43,35

Pekerja bebas di pertanian 5,48 5,48 5,14 5,20 4,74

Pekerja bebas di nonpertanian 6,02 6,24 6,47 6,06 6,75

Pekerja keluarga/tak dibayar 19,83 18,12 18,81 17,97 19,13

Jumlah 115,08 113,01 116,44 112,76 118,17

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

(4)

4.

Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja seluruhnya selama seminggu yang lalu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, pada Februari 2014 jumlahnya mencapai 81,2 juta orang (68,71 persen). Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu) meningkat sebanyak 320 ribu orang (0,87 persen). Di samping itu, penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu pada Februari 2014 mencapai 7,3 juta orang (6,16 persen).

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2012–2014

(juta orang)

Jumlah Jam Kerja per Minggu 2012*) 2013*) 2014**) Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1–7 1,59 1,51 1,67 2,14 1,77 8–14 5,45 5,30 5,59 6,71 5,51 15–24 13,00 13,12 13,35 15,08 13,79 25–34 16,44 15,25 16,04 13,81 15,90 1–34 36,48 35,17 36,65 37,74 36,97 35+ ****) 78,60 77,84 79,79 75,02 81,20 Jumlah 115,08 113,01 116,44 112,76 118,17

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

****) Termasuk sementara tidak bekerja

5.

Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2014 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah sebanyak 55,3 juta orang (46,80 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 21,1 juta (17,82 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 12,0 juta orang mencakup 3,1 juta orang (2,65 persen) berpendidikan Diploma dan sebanyak 8,8 juta orang (7,49 persen) berpendidikan Universitas.

Perbaikan kualitas penduduk yang bekerja ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP kebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas). Dalam setahun terakhir, penduduk bekerja berpendidikan rendah menurun dari sebanyak 76,8 juta orang (66,00 persen) pada Februari 2013 menjadi 76,4 juta orang (64,63 persen) pada Februari 2014. Sementara penduduk bekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 11,3 juta orang (9,72 persen) pada Februari 2013 menjadi 12,0 juta orang (10,14 persen) pada Februari 2014.

(5)

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2012–2014

(juta orang)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2012*) 2013*) 2014**) Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

SD ke bawah 57,33 55,62 56,49 53,81 55,31

Sekolah Menengah Pertama 20,34 20,27 20,36 20,56 21,06

Sekolah Menengah Atas 17,34 17,40 17,95 17,88 18,91

Sekolah Menengah Kejuruan 9,55 9,61 10,32 9,97 10,91

Diploma I/II/III 3,15 3,01 3,25 2,93 3,13

Universitas 7,37 7,10 8,07 7,61 8,85

Jumlah 115,08 113,01 116,44 112,76 118,17

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

6.

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 7,2 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT Februari 2014 sebesar 5,70 persen turun dari TPT Agustus 2013 sebesar 6,17 persen dan TPT Februari 2013 sebesar 5,82 persen.

Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 9,10 persen, disusul oleh TPT Sekolah Menengah Pertama sebesar 7,44 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 3,69 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2013, TPT pada semua tingkat pendidikan mengalami penurunan kecuali pada tingkat pendidikan SD ke bawah dan Diploma.

Tabel 6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2012–2014

(persen)

PendidikanTertinggi yang Ditamatkan 2012*) 2013*) 2014**) Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

SD ke bawah 3,59 3,55 3,51 3,44 3,69

Sekolah Menengah Pertama 7,76 7,75 8,17 7,59 7,44

Sekolah Menengah Atas 10,41 9,63 9,39 9,72 9,10

Sekolah Menengah Kejuruan 9,50 9,92 7,67 11,21 7,21

Diploma I/II/III 7,45 6,19 5,67 5,95 5,87

Universitas 6,90 5,88 4,96 5,39 4,31

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena merubah sumberdaya manusia sangatlah sulit dilakukan maka melalui rekayasa kelembagaan (pengaturan di dalam batas yurisdiksi, hak kepemilikan, mekanisme

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada pesilat putra

I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara : KP 222 TAHUN 2017 : 30 Agustus 2017 CONTOH INDIKATOR KINERJA KESELAMATAN Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010,p.434), 2NF adalah keadaan dimana sebuah relasi telah pada bentuk 1NF, dan setiap atribut non-primary key fungsinya secara

Pada variabel Attitude terdapat nilai sebesar 2,504 dan nilai signifikansi sebesar 0,016 <0,05. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa secara parsial Attitude

TAUN AKADEMI !"#$%!"#& TAUN AKADEMI !"#$%!"#&.. atau guna*an s)eet pile+. atau guna*an

belajar IPA pokok bahasan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan dengan menggunakan pendekatan konvensional siswa

Larangan syara' mengenai waktu berhubungan badan adalah pada saat istri sedang mengalami haid, dan di saat istri sedang dalam masa nifas.. Di samping sebagai ibadah