• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo,2007)

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera pengelihatan, penciuman, raba, bau, dan pendengaran. Sebagian pengetahuan manusia didapatkan dari mata dan telinga. (Notoatmodjo,2007)

b. Manfaat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan (over behaviour). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng bila dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Notoatmodjo,2007)

1) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2007) mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

(2)

a) Tahu ( know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya (recall) yang berisi tentang sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, sehingga tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diaertikan apabila orang yang telah memahami objek yang di maksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

(3)

d) Analisis (analysis)

Kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memecahkan masalah,kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua, berdasarkan cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran yaitu:

1) Cara tradisional

a) Cara coba salah ( Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinan yang lain sampai masalah dapat dipecahkan.

(4)

b) Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun nonformal, ahli agama, pemegang pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan empiris maupun berdasarkan masa lalu.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalamn pribadi dapat digunakan sebagai usaha untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakuakn dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam pemecahan permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu.

d) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan – pernyataan khusus kepada umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum kepada yang khusus.

(5)

2) Cara modern

Cara ini disebut “ Metode Penelitian Ilmiah “ atau lebih populer disebut metode penelitian. Cara ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.

d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang 1) Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan kepada seseorang dari orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat disangkal bahwa semakin tinggi pendidikan semakin mudah pula mereka menerima informasi dan akhirnya pengetahuan yang dimiliki akan semakin banyak.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologi (mental). Pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri–ciri lama dan timbulnya ciri–ciri baru. Perubahan ini trejadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek

(6)

psikologi atau mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Minat sebagai keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha berusaha melupakan pengalamannya yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan lingkungan tempattempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersiahan maka masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan

(7)

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. (Mubarak,2011)

e. Cara mengukur pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan– tingkatan.( Notoatmodjo,2007)

Menurut Arikunto (2006) yang dikutip dalam Wawan dan Dewi (2011), yaitu :

1) Pengetahuan baik, responden berpengetahuan 76% - 100% 2) Pengetahuan cukup, responden berpengetahuan 56% - 75% 3) Pengetahuan kurang, responden berpengetahuan = < 56% 2. Penyuluhan kesehatan

1. Penyuluhan Kesehatan a. Pengertian

Menurut Azzul Azwar dalam Machfoedz (2005), penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu atau

(8)

mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan.

b. Tujuan

1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga kelompok, masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental maupun social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

3) Menurut WHO untuk merubah perilaku perseorangan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

c. Proses Pendidikan Kesehatan

Menurut Machfoedz (2005), teori belajar-mengajar berkaitan dengan pendidikan kesehatan

1) Pengertian belajar

a) Menurut Notoadmodjo dalam Machfoedz (2005), belajar adalah usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai).

(9)

Dari pernyataan tersebut tampak jelas bahwa sifat khas dari proses belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru, yang sebelumnya belum ada, yang sebelumnya belum diketahui menjadi tahu, yang sebelumnya belum mengerti menjadi mengerti.

b) Menurut Slameto dalam Machfoedz (2005), belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperolehtu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

c) Menurut Azwar dalam Machfoedz (2005), belajar ialah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu sikap dan perilaku tertentu ketika menghadapi suatu keadaan tertentu. Perilaku yang terjadi bukan karena naluri dan sifatnya sementara, perubahan perilaku karena proses belajar.

2) Konsep belajar-mengajar

Menurut Azwar dalam Machfoedz (2005), konsep belajar mengajar dibedakan menjadi dua macam:

(10)

a) Konsep Asosiasi

Dasar konsep ini adalah rangsangan-tanggapan, artinya karena adanya rangsangan kepada seseorang, maka akan ada tanggapan berupa perilaku.

b) Konsep Kognitif

Perilaku terjadi karena adanya persepsi, imaginasi dan penalaran dari orang tersebut. Orang disini bersifat aktif, berusaha menemukan hal-hal baru bahkan pada hal-halyang abstrak.

d. Sasaran

Berdasarkan program pembangunan Indonesia dalam Machfoedz (2005), sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia adalah:

1) Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan

2) Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda, remaja. Termasuk dalam kelompok ini adalah kelompok lembaga pendidikan.

3) Sasaran individu dengan tekhnik pendidikan kesehatan individual.

(11)

e. Metode penyuluhan kesehatan

Metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya metode yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang memberikan penyuluhan terhadap sasaran, sehingga diharapkan tingkat pemahaman sasaran terhadap pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami.

Metode yang dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat, menurut Machfoedz (2005) dapat dikenal 2 macam metode yaitu :

1) Metode didaktik

Metode ini didasarkan pada cara satu arah atau one way method. Pendidik aktif dan peserta didik pasif. Kelemahannya, sulit dievaluasi keberhasilannya. Contohnya siaran radio, tulisan di media cetak, tv, dan film.

2)Metode Sokratik

Ini adalah metode dua arah atau two-way traffic method. Dengan demikian peserta didik dapat aktif dan kreatif. Sebagai contoh adalah diskusi kelompok, diskusi panel, seminar, simponium, lokakarya, konperensi, penugasan perorangan, studi kasus, latihan lapangan, kunjungan, role playing.

(12)

f. Media pendidikan kesehatan

Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesanpesan kesehatan, media dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Media cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain :

a) Booklet : ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

b) Leaflet : ialah bentuk penyampaian informasi atau pesanpesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi

c) Selebaran : ialah seperti leaflet, tetapi tidak dalam bentuk lipatan

d) Lembar balik : media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan

(13)

dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

e) Poster : ialah bentuk media cetak berisi pesan-oesan atau informasi kesehatan, yang biasanya ditempel ditembok-tembok, ditempat-tempat umum.

2) Media elektronik

Media elekronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda, antara lain:

a) Televisi : penyampian pesan kesehatan melalui televisi dapat berbentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi. b) Radio : penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui radio juga dapat berbentuk sandiwara radio, ceramah, radio spot.

c) Video:penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video.

d) Slide : slide juga dapat digubakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

3) Media Papan (Bill Board)

Papan yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan diisi juga mencakup pesan-pesan

(14)

yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum.

B. Pernikahan

1. Konsep dasar pernikahan a. Pengertian

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU N0.1 Tahun 1974 Pasal 1)

Pernikahan atau perkawinan adalah lambang disepakati suatu perjanjian (akad) antara seorang laki-laki dan perempuan, atas dasar hak dan kewajiban yang setara dengan kedua belah pihak. (Kumalasari & Andhyantoro, 2012)

b. Tujuan pernikahan

Tujuan pernikahan menurut Undang-undang pernikahan No.1 tahun 1974 adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa.

c. Syarat-syarat pernikahan

Pasal 6

1) Perkawinan didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai 2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum berumur 21

(15)

3) Dalam hal seorang dari kedua orang tua meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin yang dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.

4) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan menyatakan kehendaknya.

Pasal 7

1) Perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai usia 19 (Sembilan belas) tahun dan pihak wanita mencapai usia 16 (enam belas) tahun.

2) Dalam hal penyimpangan dalam ayat (1) pasal ini dapat minta dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita.

3) Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang tua tersebut pasal 6 ayat (3) dan (4) Undang-undang ini, berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (6).

(16)

2. Pernikahan usia muda a. Pengertian

Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada usia remaja (dibawah 16 tahun pada wanita dan dibawah 19 tahun pada pria). Pernikahan remaja selain mencerminkan rendahnya status

wanita,juga merupakan tradisi social yang menopang tingginya tingkat kesuburan. Hal ini menyebabkan periode melahirkan yang dihadapi oeh pengantin remaja relative lebih panjang,disamping resiko persalinan yang semakin tinggi karena secara fisik mereka belum siap melahirkan. (Romauli & Vindari, 2011)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda menurut Kumalasari & Andhyantoro :

1) Faktor sosial budaya

Beberapa daerah di Indonesia masih menerapkan praktik menikah usia muda, karenaa mereka menganggap anak perempuan yang terlambat menikah merupakan aib bagi keluarga.

2) Desakan ekonomi

Pernikahan usia muda terjadi karena keluarga hidup di garis kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya, maka anak perempuannya dinikahkan dengan orang yang dianggap mampu.

(17)

3) Tingkat pendidikan

Remaja khususnya wanita mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan frmal dan pekerjaan yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dari pemberdayaan mereka untuk menunda pernikahan.

4) Sulit mendapatkan pekerjaan

Banyak remaja yang menganggap kalau mereka menikah muda, tidak perlu mencari pekerjaan atau mengalami kesulitan lagi dalam hal keuangan karena keuangan sudah ditanggung suaminya.

5) Media massa

Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja modern kian permisif terhadap seks.

6) Agama

Dari sudut pandang agama menikah di usia muda tidak ada pelanggaran bahkan dianggap lebih bik daripada melakukan perzinaan.

7) Pandangan dan kepercayaan

Banyak di daerah ditemukan pandangan dan kepercayaan yang salah misalnya kedewasaan dinilai dari status pernikahan, status janda dinilai lebih baik daripada perawan tua.

(18)

c. Pernikahan usia muda dan permasalahannya

Menikah usia muda cenderung lebih buruk dalam menyesuaikan diri. Dari sekian banyak masalah penyesuaian diri dalam 4 pokok yang umum dan penting bagi pernikahan yaitu :

1) Penyesuaian dengan pasangan

Hubungan interpersonal memainkan peran yang penting dalam perkawinan, dalam kasus perkawinan hubungan interpersonal jauh lebih sulit untuk disesuaikan dari pada dalam kehidupan bisnis sebab dalam perkawinan terdapat masalah yang disebabkan berbagai faktor yang tidak biasa timbul dalam bidang kehidupan individual.

Makin banyak pengalaman dalam hubungan interpersonal antara pria dan wanita ,makin besar pengertian wawasan sosial yang mereka kembangkan dan semakin besar kemauan mereka untuk bekerja sama dengan sesamanya,serta semakin baik mereka menyesuaikan diri satu sama lain dalam perkawinan.

2)Penyesuaian seksual

Masalah penyesuaian utama yang kedua adalah penyesuaian seksual. Ini adalah masalah yang paling sulit dalam pernikahan dan salah satu penyebab pertengkaran dan ketidak bahagiaan dalam pernikahan.

(19)

3)Penyesuaian keuangan

Banyak istri yang tersinggung karena tidak dapat mengendalikan uang yang dipergunakan untuk melangsungkan keluarga,mereka merasa sulit dalam menyesuaikan dengan pendapatan suami.

4)Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan

Masalah penyesuaian penting yang keempat dalam hidup perkawinan adala penyesuaian diri dengan keluarga pasangan. dengan adanya perkawinan semua orang akan memperoleh keluarga baru dari pasangannya yang mempunyai latar belakang dan sosial yang mungkin berbeda . Suami istri tersebut harus mempelajarinya dan harus menyesuaikan diri. (Hurlock,1980) d. Risiko pernikahan usia muda

1) Risiko sosial pernikahan usia muda

Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas diri dan membutuhkan pergaulan dengan teman sebaya. Pernikahan usia muda secara sosial akan menjadi bahan pembicaraan teman-teman remaja dan masyarakat. Kesempatan untuk bergaul dengan teman sesama remaja hilang, sehingga remaja kurang dapat membicarakan masalah-masalah yang dihadapinya. Mereka memasuki lingkungan orang dewasa dan keluarga yang baru, dan asing bagi mereka. Bila mereka kurang dapat menyesuaikan diri, maka akan timbul berbagai

(20)

ketegangan dalam hubungan keluarga dan masyarakat. Wanita yang kurang berpendidikan dan tidak siap menjalankan perannya sebagai ibu akan kurang mampu untuk mendidik anaknya, sehingga anak akan berumbuh kembang kurang baik, yang dapat merugikan masa depan anak tersebut.

2) Risiko psikologis pernikahan usia muda

Pernikahan pada umumnya merupakan suatu masa peralihan dalam kehidupan seseorang dan oleh karenanya mengandung stress. Untuk itu menghadapi pernikahan diperlukan kesiapan mental dari suami maupun istri, yaitu dia mulai beralih dari mulai masa hidup sendiri ke masa hidup bersama dan berkeluarga. Kesiapan dan kematangan mental ini biasanya belum dicapai pada usia dibawah 20 tahun. Sebagai akibat kurang matangnya kejiwaan dan emosi remaja, maka pernikahan usia muda menimbulkan perasaan gelisah, kadang mulai timbul rasa curiga dan pertengkaran. Tidak jarang pasangan ini mengalami ketidak harmonisan dalam kehidupan berkeluarga, sehingga pernikahan tidak bahagia, bahkan dapat berakhir dengan perceraian. Dalam hali ini remaja puri biasanya lebih menderita dari remaja laki-laki.

3) Risiko kesehatan pernikahan usia muda a) Risiko pada proses kehamilan

(21)

Perempuan yang hamil pada usia dini atau remaja cenderung memiliki risiko kehamilan dikarenakan kurangnya pengetahuan dan ketidaksiapan dalam menghadapi kehamilannya. Akibatnya mereka kurang memperhatikan kehamilannya. Menurut BKKBN 2010 resiko yang mungkin terjadi adalah :

(1) Keguguran (aborsi), yaitu berakhirnya proses kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu.

(2) Pre eklampsia, yaitu ketidakteraturan tekanan darah selama kehamilan dan eklampsia, yaitu kejang pada kehamilan.

(3) Infeksi, yaitu peradangan yang terjadi pada kehamilan. (4) Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. (5) Kanker rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim, hal ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan dinding rahim.

(6) Kematian bayi, yaitu meninggalnya bayi kurang dari 1 tahun.

b) Risiko pada proses persalinan

Melahirkan mempunyai resiko kematian bagi semua perempuan. Bagi seorang perempuan yang melahirkan kurang dari 20 tahundimana secara fisik belum mencapai kematangan maka resikonya akan semakin tinggi. Menurut BKKBN 2010, risiko yang mungkin terjadi adalah :

(22)

(1) Prematur, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

(2) Timbulnya kesulitan persalian, yang dapat disebabkan karena faktor dari ibu, bayi, dan proses persalinan.

(3) BBLR (berat bayi lahir rendah), yaitu bayi yang lahir dengan berat dibawah 2500 gr.

(4) Kematian bayi, yaitu bayi meninggal dunia dalam usia kurang dari 1 tahun.

(5) Kelainan bawaan, yaitu kelaian atau cacat yang terjadi sejak dalam proses kehamilan.

e. Upaya penanganan pernikahan usia muda

Untuk menangani dan mencegah terjadinya pernikahan usia muda Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional membuat suatu program yaitu Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Program ini megupayakan peningkatkan usia perkawinan pertama,sehingga pada saat perkawinan mencapai usia minimal 20 tahun pada perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Batasan usia ini dianggap sudah baik dipandang dari sisi kesehatan maupun perkembangan emosional untuk menghadapi kehidupan berkeluarga.

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari program PUP. Kerangka ini terdiri dari :

(23)

(1) Masa menunda perkawinan dan kehamilan

Salah satu prasyarat untuk menikah adalah kesiapan secara fisik, yang sangat menentukan adalah umur untuk melakukan pernikahan. Dalam masa repeoduksi, usia dibawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Dalam usia ini seorang remaja masih dalam proses tumbuh kembang baik secara fisik maupun psikis. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia 20 tahun. Apabila pasangan suami istri menikah pada usia kurang sari 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan sampai usia istri 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi.

(2) Masa menjarangkan kehamilan

Perempuan yang menikah pada usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai usianya minimal 20 tahun. Untuk menunda kehamilan pada masa ini pasangan suami istri harus menggunakan alat kontrasepsi.

(3) Masa mencegah kehamilan

Pada masa ini usia istri antara 20-35 tahun, merupakan periode yang paling baik untuk hamil dan melahirkan kerena mempunyai resiko paling rendah bagi ibu dan anak. Jarak ideal untuk menjrangkan anak adalah 5 tahun. (BKKBN,2010)

(24)

Selain Program Pendewasaan Usia Perkawinan dari BKKBN, menurut Kumalasari & Andhyantoro ada beberapa hal yang juga bisa dilakukan sebagai upaya menangani Pernikahan usia muda :

(1) Memberikan penyuluhan tentang resiko pernikahan usia muda. Bagi remaja hendaknya lebih memahami faktor-faktor dan dampak dari pernikahan usia muda, sehingga diharapkan remaja mempunyai pandangan dan wawasan yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan yang bersifat positif.

(2) Bimbingan psikologis. Hal ini diharapkan dapat membantu pasangan dalam menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan, tidak mengedeoankan emosi.

(3) Dukungan keluarga diharapkan banyak embantu keluarga muda, baik berupa material maupun non material untuk kelanggengan keluarga.

(4) Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kekurangan gizi.

3. Masa remaja a. Pengertian

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan masa dewasa,dimana terjadi pacu tumbuh ,timbul ciri-ciri seks

(25)

sekunder, tercapa fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik dan kognitif. (Soetjiningsih, 2007)

b. Perkembangan Remaja dan ciri-cirinya

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya,masa remaja ada tiga tahap yaitu :

1) Masa remaja awal (10-12 tahun)

a) Tampak dan merasa lebih dekat dengan teman sebaya

b) Tampak dan merasa ingin bebas

c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir yang khayal 2) Masa Remaja tengah (13-15 tahun)

a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan

pada lawan jenis

c) Timbul perasaan cinta yang mendalam

d) Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

seksual

3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)

a) Menampakkan pengungkapkan kebebasan diri b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

(26)

c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

d) Dapat mewujudkan perasaan cinta

e) Memiliki kemampuan berpikir khayal yang abstrak. c. Perkembangan Remaja dan Tugasnya

Tugas perkembangan remaja menurut Robert Y. Havighurst dalam bukunya Human Development and Education yang dikutip oleh Panut Panuju dan Ida Umami (1999:23-26) ada sepulih yaitu :

1) Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya baik dengan teman sejenis maupun dengan beda jenis kelamin.

2) Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing.

3) Menerima kenyataan jasmaniah sert menggunakannya seefektif mungkin dengan perasaan puas.

4) Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya.

5) Mencapai kebebasan ekonomi

6) Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atai jabatan

(27)

7) Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga

8) Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat

9) Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggung jawabkan

10)Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam yindakan-tindakannyadan sebagai pedoman hidup.

d. Perubahan fisik pada remaja

Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan organ-organ reproduksi diikuti munculnya tanda-tanda sebagai berikut :

1) Tanda-tanda Seks Primer

Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki-laki gonad atau testes. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang lazimnya terjadi mimpi basah, yaitu bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan

(28)

dengan hubungan seksual sehingga mengeluarkan sperma. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu dengan lainnya berbeda. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid .

2) Tanda-tanda Seks Sekunder a) Pada laki-laki

(1) Rambut

Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemluan, rambut ketiak dan rambut di wajah misalnya kumis dan cambang. (2) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.

(3) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar minyak di bawah kulit menjadi lebih aktif, aktivitas kelenjar keringat juga bertambah. (4) Otot

Otot-otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat.

(29)

(5) Suara

Seirama dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara.

(6) Benjolan di dada

Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu.

b) Pada Wanita (1) Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh sepertihalnya remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu kulit wajah mulai tampak setelah haid.

(2) Pinggul

Pinggul pun berkembang, membesar dan membulat.

(3) Payudara

Payudara membesar dan putting menonjol (4) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar,lebih tebal,dan pori-pori membesar.

(30)

(5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.

(6) Otot

Menjelang akhir masa puber,otot semakin membesar dan kuat.

(7) Suara

Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.

(31)

C. Kerangka teori

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo, 2007 . Pendidikan dan Perilaku Kesehatan dan Machfoedz, 2005 . Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan. Peyuluhan Metode Diktatik Metode Sokratik Pendidikan Pekerjaan Umur Minat Pengalaman Kebudayaan Informasi Pengetahuan tentang risiko pernikahan usia muda

(32)

D. Kerangka konsep

E. Hipotesis

Ha : Ada perbedaan pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan usia muda sebelum dan sesudah penyuluhan di SMA Yatpi Godong Kabupaten Grobogan tahun 2012. Pengetahuan sebelum penyuluhan Pengetahuan sesudah penyuluhan Penyuluhan

Referensi

Dokumen terkait

Dose respone merupakan kadar tertinggi histamin yang terdapat pada bahan baku (ikan tuna) yang dapat menyebabkan bahaya dalam tubuh manusia. Hazard characterization

Saya bertugas di SMPN 5 Satu Atap Medang Deras ini sudah hampir 4 tahun. Perilaku membolos yang sering terjadi di sekolah ini yaitu siswa atau siswi yang

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual ditunjukkan dengan nilai

Makalah tersebut tersimpan di salah satu web- site di Univer- Ini adalah penggalan Daftar Isi makalah yang terbit dalam Physical.. Review B Volume 80 nomor 13, 1

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

Kelebihan kota Larantuka adalah kota ini memiliki keindahan wisata budaya yang tidak dimiliki kota lain di Indonesia dan juga memiliki wisata alam yang sangat indah.

Tenaga pelayanan kesehatan yang diperlukan pada saat operasional haji di Arab Saudi terdiri dari tenaga kesehatan haji indonesia (TKHI), panitia penyelenggara ibadah haji

Hasilnya diketahui bahwa penerapan pajak rokok akan dapat menurunkan konsumsi dan produksi rokok, meningkatkan total penerimaan pemerintah dari produk rokok, menurunkan net