• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Gambaran Umum Kawasan Pariwisata Kota Surakarta.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 3 Gambaran Umum Kawasan Pariwisata Kota Surakarta.docx"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III GAMBARAN

UMUM KAWASAN

PARIWISATA KOTA

SURAKARTA

(2)

Berdasarkan dokumen peraturan daerah tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah tahun 2016-2026, dirumuskan 7 (tujuh) Kawasan Strategis Pariwisata Kota Surakarta yaitu sebuah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata Daerah yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Penjabaran dari masing-masing kawasan adalah sebagai berikut.

A. Kawasan Strategis Pariwisata Keraton Surakarta-Pasar Gedhe

Kawasan ini meliputi Keraton Surakarta Hadiningrat-Kampung Baluwarti - Alun-Alun Utara dan Selatan-BungkerBalaikota-Museum Bank Indonesia-Masjid Agung-Kampung Batik Kauman-Pasar Klewer-Gedung Juang 45 - Beteng Vastenburg - Masjid Gurawan - Kampung Pasar Kliwon-Kampung Loji Wetan -Gladag-Ndalem Joyokusuman-Gajahan-Koridor Jenderal Sudirman - Kreteg Gantung-Kampung Balong-Pasar Gede.

Adapun gaambaran umum masing-masing obyek adalah sebagai berikut:

1.Keraton Surakarta Hadiningrat

Kawasan Keraton Surakarta Hadiningrat menjadi bangunan cagar budaya karena sejarah perkembangan Kota Surakarta salah satunya berawal dari Keraton ini. Bangunan bersejarah ini berdiri megah di pusat kota Solo, tepatnya di tepi lapangan Alun-Alun Utara kota Solo, Kelurahan Baluwarti Kecamatan Pasar Kliwon. Memiliki arsitektur bangunan dengan setiap jenis pengembangan bangunan selalu diupayakan mengikuti pola keraton lama. Disebelahnya berdiri pusat ekonomi Pasar Klewer, berdampingan dengan Masjid Agung Surakarta. Ketiganya menghadap tanah lapang yang luas sebagai salah satu simbol kebesaran kerajaan Mataram Islam.

(3)

"karto"-makmur, "hadi" - besar, dan "rat" berarti negara. Jadi Keraton Surakarta Hadiningrat dapat diartikan sebagai “negara besar yang gagah berani dan makmur”.

Keraton Surakarta Hadiningrat dibangun tahun 1745 oleh Paku Buwono II saat memindahkan Ibukota Kerajaan dari Kartasura ke Desa Sala secara bertahap, dan mencapai puncaknya pada masa Paku Buwana X (1893-1939). Keraton Surakarta Hadiningrat dari dulu hingga sekarang berfungsi sebagai tempat tinggal sunan dan rumah tangganya istana yang masih melestarikan adat-istiadat budaya kerajaan. Di dalam Keraton dapat ditemukan galeri seni dan museum dengan pusaka-pusaka kerajaan, tempat kereta dan kusir-kusirnya, senjata kuno dan keris, serta barang-barang antik. Dihalaman keraton didominasi oleh sebuah menara bernama Panggung Sanggabuwono. Beberapa bangunan dan area di kompleks keraton antara lain Alun-alun Lor dan Alun-Alun-alun Kidul, kompleks Sasana Sumewa, kompleks Sithinggil Lor, Komplek Kamandungan Lor, Kompleks Sri Manganti, Komplek Kedhaton, Komplek Kamagangan, Kompleks Sri Manganti Kidul dan Kemandungan Kidul.

Kompleks Keraton juga dikelilingi dengan Baluwarti yang melingkungi sebuah daerah dengan bentuk persegi panjang, daerah itu berukuran lebar sekitar lima ratus meter dan panjang sekitar tujuh ratus meter. Kompleks Keraton yang berada di dalam dinding adalah Kemandungan Lor dan Kemandungan Kidul. Sedangkan Komplek Sitihinggil dan alun-alun tidak dilingkungi tembok pertahanan. Keraton memiliki museum yang menyimpan benda-benda bernilai seni tinggi seperti Kereta Kencana, Pusaka Kerajaan serta berbagai artefak lainnya.

(4)

diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun kalender/penanggalan jawa yaitu pada tanggal dua belas Bulan Mulud (bulan ketiga), tanggal satu Bulan Sawal (Bulan kesepuluh) dan tanggal sepuluh Bulan Besar (bulan kedua belas). Upacara Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Upacara Kirab Malem Satu Suro, Malam Satu Suro jatuh mulai terbenam matahari pada hari terakhir bulan terakhir kalender jawa (30/29 Besar) sampai terbitnya matahari pada hari pertama bulan pertaman tahun berikutnya (1 Suro).Keraton Surakarta Hadningrat dibuka untuk umum, setiap hari Senin- Sabtu (Jum’at tutup); 08.30-14.00 WIB, Minggu : 09.00-13.00.

sumber: hasil olah data dan

lapangan, https://kalanover.wordpress.com/2010/04/16/sejarah-keraton-surakarta-hadiningrat/; http://www.jalansolo.com/sejarah/sejarah-tentang-keraton-surakarta-hadiningrat/, 2016

Sumber: Hasil survey lapangan, 2016

Gambar 3.1 Keraton Kasunanan Surakarta

2.Kampung Baluwarti

(5)

Kedhaton. Beberapa aset pusaka budaya ragawi yang ditemui di Kawasan baluwarti adalah: Ndalem Purwodiningratan; Ndalem Suryohamijan; Ndalem Sasono Mulyo; Kantor Bondoloekmakso; Sekolah Pamardi Putri.

Baluwarti adalah satu dari sekian nama Kelurahan yang berada di Kota Surakarta dengan salah satu slogannya sebagai Kota Budaya dan Pariwisata. Keraton Surakarta Hadiningrat membangun Benteng ini dimaksudkan sebagai Benteng Pertahanan untuk melindungi Keraton yang dulu merupakan Ibu Kota Kerajaan Mataram dan sekarang tembok yang berdiri kokoh saat ini merupakan batas wilyah Kelurahan Baluwarti yang nama kampung-kampungnya tidak lepas dari perkembangan sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat.

Sumber: Hasil survey lapangan, 2016

Gambar 3.2Kawasan Permukiman Baluwarti

Dikampung Wisata Budaya Baluwarti inilah yang merupakan pintu masuk untuk melihat dan mengagumi sumbernya Budaya Jawa yaitu Keraton Surakarta Hadiningratdengan segala ritual dan tradisinya yang masih eksis sampai sekarang.

(6)

Gambar 3.3Suasana Kampung Baluwarti

Baluwarti terdiri dari beberapa kampung, antara lain: Tamtaman, Carangan, Lumbung, Wirengan Hordenasan, Gambuhan, Langensari, Suronatan. Selain itu adapula nama Kampung yang diambil dari nama seseorang yang mendiami rumah Pangeran sekaligus ndalem pangerannya yaitu Mloyokusuman, Purwodiningratan, Suryohamijayan, Sasana Mulyo, Mangkuyudan dan Mangkubumen.

Didalam kampung Baluwarti sendiri terdapat destinasai pariwisata yang menjadi bagian dari Kampung Baluwarti, destinasai pariwisata tersebut antara lain:

a) Keraton Surakarta Hadiningrat

Merupakan kelanjutan dari dinasti Mataram yang dibangun oleh PB II pada tahun 1745. Nama Surakarta adalah nama baru yang dipakai untuk menggantikan nama Desa Solo sekaligus sebagai nama ibu kota kerajaan Mataram yang ke empat setelah Kota Gedhe, plered dan Kartasura.

b)Museum Keraton Surakarta Hadiningrat

Berdiri tahun 1963, komplek bangunan ini sebelumnya merupakan kantor pemerintahan Keraton Surakarta yang oleh SISKS PB XII pada tahun 1963 komplek bangunan kadipaten ini dialih fungsikan menjadi museum.

c) Bangunan Cagar Budaya "Rumah Pangeran"

Adapun bangunan-bangunan tersebut adalah Dalem Purwodiningratan, Dalem Mulyokusuman, Dalem Sasana Mulya, Dalem Suryowijayan, Dalem Ngabeyan, Dalem Purwohamijayan (Brotodiningratan), Dalem Joyodiningratan, Dalem Mangkubumen.

d)Makam Kyai Sala

(7)

10.000 keping emas oleh Paku Buwono II dan dirikanlah kerajaan Surakarta Hadiningrat.

Kampung Baluwarti memilki kerajinan unggulan yang masih dilestarikan sampai dengan saat ini, antara lain pembuatan Intrumen Gamelan yang bernama Rebab, Busana Jawi, Warangka Keris, Lukisan Wayang Beber dll.

Pesona Kuliner dimasa Kerajaan yang masih dilestarikan diantaranya sampai sekarang, Sekul Langgi, Jenang Suran, Ledre Ndog, Geplak Jahe, Ampyang Jahe, dan Penyon. Adapula Minuman khas Jawa yang bernama Beras Kencur, Kunir Asem dan Gula Asem.

Masyarakat kampung Baluwarti secara rutin selalu terlibat, baik secara langsung atau tidak langsung event budaya yang diselenggarakan untuk memperingati hari-hari tertentu, baik event yang diselenggarakan oleh pihak keraton surakarta hadiningrat maupun oleh Pemerintah Kota. Event budaya tersebut antara lain:

a)Grebeg Besar Idul Adha

Upacara untuk memperingati hari raya idul adha yang ditandai dengan keluarnya Hajaddalem Gunungan dari Keraton menuju masjid Ageng.

b)Kirab Pusaka Malam 1 Sura

Upacara tradisional untuk merayakan datangnya tahun baru Jawa yaitu setiap 1 Sura. Kirab dimulai tengah malam mengelilingi luar Benteng Baluwarti dan akan berakhir sebelum waktu subuh, dengan menempatkan Kerbau Kyai Selamet dibarisan terdepan.

c) Sekaten

Perayaan sekaten ini diadakan setiap bulan Mulud (Penanggalan Jawa) untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

d)Maesa Lawung

(8)

kepala kerbau Bule di Alas Krendawahono 7 km arah utara Kota Surakarta.

e)Malem Selikuran

Diselenggarakan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW dan untuk menyambut datangnya malam Laillatul Qodhar yang ditandai dengan prosesi Tumpeng Sewu dari Keraton menuju Mesjid Ageng.

f) Grebeg Pasa

Upacara untuk memperingati hari raya Idul Fitri yang ditandai dengan keluarnya hajadalem Gunungan dari Keraton menuju Masjid Ageng.

g)Tinggalan Ndalem Jumenengan

Upacara adat untuk memperingati ulang tahun kenaikan tahta raja yang berkuasa dengan ditandai Hadeging Tarikan Sakral Bedaya Ketawang.

Selain berpartisipasi dalam event budaya tahunan yang diselenggarakan Keraton Surakarta Hadiningrat, masyarakat Baluwarti juga memiliki event/ atraksi budaya yang diselenggarakan rutin atas prakarsa masyarakat Kampung Baluwarti sendiri, yang antara lain adalah sebagai berikut:

a) Suroloka

Sebagai wujud syukur atas nikmat yang didapat selama satu tahun, pada pekan terakhir sebelum masuk Bulan Sura, mereka menggelar Kirab Budaya Suraloka Baluwarti.

(9)

Sumber: Hasil survey lapangan, 2016

Gambar 3.4 Kirab Suroloka Kampung Baluwarti

Kirab diikuti oleh belasan kelompok kesenian tradisi yang berkembang di kawasan Baluwarti. Seluruh potensi wisata budaya yang dimiliki Baluwarti ditampilkan dalam acara tersebut, mulai dari seni rancang busana tradisional Jawa, wayang orang, seni musik bambu, musik gamelan, hingga tari-tarian ditampilkan. Pada malam harinya ditampilkan pementasan sendratari Harjuna Wiwaha. kisah sendratari Harjuna Wiwaha ini diambil dari cerita Mahabarata yang menggambarkan bagaimana berat dan dahsyatnya ketika Raden Harjuna berperang melawan Raja Newata Kawaca raja dari kerajaan Imaimantaka yang ingin mempersunting Dewi Supraba (menyambut tahun baru jawa).

b) Pementasan Ketoprak

Ketoprak merupakan salah satu bentuk seni tradisional/teater rakyat yang masih hidup subur di tengah-tengah masyarakat Baluwarti yang sumber ceritanya diambilkan dari legenda atau sejarah kerajaan yang pernah ada di Indonesia, Biasanya diselenggarakan dalam rangka untuk memperingati Hari Jadi Kota Surakarta.

c) Santiswaran-Larasmadya

(10)

menyesuaikan dengan perkembangannya, Biasanya diselenggarakan dalam rangka untuk memperingati Hari Jadi Kota Surakarta.

d) Macapat

Salah satu bentuk Sekar atau Tembang yang pada Jaman Raja-raja Jawa berkembang dengan sangat subur, karena bentuk sekar adalah salah satu persyaratan kwalitas orang penyair/ Sastrawan di antara bermacam-macam bentuk tembang, sekar macapat lah yang paling berkembang, biasanya diselenggarakan dalam rangka untuk memperingati Hari Jadi Kota Surakarta.

3.Alun-Alun Utara

Kompleks Alun alun utara meliputi Gladag, Pangurakan, Alun-alun Lor, dan Masjid Agung Surakarta. Gladag yang sekarang dikenal dengan Perempatan Gladag di Jalan Slamet Riyadi Solo. Alun-alun merupakan tempat diselenggarakannya upacara-upacara kerajaan yang melibatkan rakyat. Selain itu alun-alun menjadi tempat bertemunya Sri Sunan dan rakyatnya. Di pinggir alun-alun ditanami sejumlah pohon beringin. Di tengah-tengah alun-alun terdapat dua batang pohon beringin yang diberi pagar. Kedua batang pohon ini disebut Waringin Sengkeran (harifah: beringin yang dikurung) yang diberi nama Dewadaru dan Jayadaru.

Selain alun-alun kidul di Surakarta juga terdapat alun-alun Lor atau alun-alun Utara. Berbeda dengan aktifitas di alun-alun Kidul yang ramai pada malam hari, sejak siang alun-alun Lor telah ramai dengan hilir mudik para pengunjung. Memasuki alun-alun Lor ditandai dengan gerbang besar sebagai pintu masuk di dekat patung Selamet Riyadi.

(11)

barat alun-alun terdapat salah satu mesjid tua di Solo yaitu Mesjid Agung Solo.

Sumber: Hasil survey lapangan, 2016

Gambar 3.5Kondisi Alun-Alun Utara Sebelum Menjadi Pasar Darurat

Bagian utama alun-alun Lor adalah sebuah alun-alun yang dahulunya digunakan sebagai tempat upacara Kerajaan yang aktifitasnya melibatkan rakyat serta tempat pertemuan raja dan rakyat. Ditengah alun-alun terdapat dua pohon beringin yang diberi pagar dan memiliki nama masing-masing Dewodaru dan Joyodaru. Saat ini alun-alun lor, menjadi tempat penampungan sementara pedagang Pasar Klewer yang mengalami musibah kebakaran, akan tetapi masih dapat menikmati suasana alun-alun lor sambil berbelanja batik.

sumber:

http://wisatasolo.id/alun-alun-lor-kota-wisata-solo/;http://walet21.blogspot.co.id/2009/06/alun-alun-lor-solo.html)

Sumber: Hasil survey lapangan, 2016

Gambar 3.6Kondisi Alun-Alun Utara Yang Digunakan Sebagai Pasar Klewer Darurat

4.Alun-Alun Selatan

(12)

Alun-Alun Kidul dikelilingi oleh tembok benteng yang tinggi dan disekitarnya terdapat beberapa rumah bangsawan dan juga wong cilik yang mencari nafkah di area tersebut. Pada bagian ini, terdapat sebuah bangunan yang di dalamnya disemayamkan sebuah gerbong kereta yang digunakan untuk membawa jenazah Sri Susuhunan Pakubuwono X menuju ke pemakaman Astana Pajimatan Imogiri.

Tembok yang mengelilingi alun-alun mempunyai pintu gerbang di tengah ujung selatan yang bernama Gapura Gading, yang berbentuk gerbang candi bentar, seperti halnya Gapura Gladag. Pada tahun 1932, Sri Susuhunan Pakubuwono X, menambahkan pintu gerbang di sebelah selatan Gapura Gading, dengan bentuk mengikuti bentuk gerbang masuk Alun-Alun Kidul dari arah barat dan timur. Ketiga gerbang di Alun-Alun Kidul ini dikenal dengan sebutan Tri Gapurendra (tiga gapura raja), gapura terakhir yang ditambahkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono X inilah yang saat ini dikenal masyarakat sebagai Gapura Gading.

Hal-hal menarik yang dapat dilihat di Alun alun selatan adalah adanya gerbong KA masa Paku Buwono X, melihat kerbau albino keturunan kerbau Kangjeng Kyai Slamet (yang hidup pada masa Sri Susuhunan Pakubuwono II), juga aneka kuliner berupa warung angkringan dengan aneka menu yang tersedia.

Sumber: Hasil survey lapangan, 2016

(13)

Pada malam hari tempat ini juga menarik karena menjadi tempat nongkrong masyarakat dengan berbagai kuliner dan aneka permainan anak-anak. Terdapat banyak pedagang makanan lezat dan murah di selatan Keraton Kasunanan Surakarta ini, seperti jagung bakar, wedang asle, siomay, batagor, wedang ronde, hik, serta kerak telor. Dan ada satu lagi yaitu Bakso Bakar yang menjadi ciri khas dari Alun-alun kidul. Terdapat sekitar 30-an penjual bakso bakar yang berjualan setiap harinya mulai dari pukul 15.00 – 22.00 WIB. Sejumlah permainan menarik yang bisa dinikmati, seperti becak lampu atau becak neon, kereta mini, motocross anak, mandi bola, dan odong-odong.

Sumber: Hasil survey lapangan, 2016

Gambar 3.8SuasanaMalam Di Alun-Alun Selatan

5.Masjid Agung

(14)

berfungsi mendukung segala keperluan kerajaan yang terkait dengan keagamaan, seperti Grebeg dan festival Sekaten. Raja(Sunan) Surakarta berfungsi sebagai panatagama (pengatur urusan agama) dan masjid ini menjadi pelaksana dari fungsi ini.Semua pegawai masjid diangkat menjadi abdi dalem Keraton , dengan gelar seperti Kanjeng Raden Tumenggung Penghulu Tafsiranom (untuk penghulu) dan Lurah Muadzin untuk juru adzan.

Sepintas, Masjid Agung Surakarta ini mirip bangunan keraton. Antara lain ada gapura dan benteng yang mengelilinginya, dua buah bangunan tempat menyimpan gamelan, pendopo (paseban) sebagai memiliki atap sirap berumpak tiga yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan. Sedangkan, daun pintu, jendela, kusen, dan reng bangunan bersejarah ini kesemuanya terbuat dari kayu jati pilihan. Ciri khas lain adalah adanya ukiran bermotif bunga bersepuh wama keemasan menghiasi mimbar, mihrab, dan maksuroh masjid terbesar di kota Solo ini.

(15)

Sumber: Hasil survey lapangan, 2016

Gambar 3.9Kompleks Masjid Agung Surakarta

6.Kampung Batik Kauman

Keahlian membatik warga di kampung ini diperoleh langsung dari Keraton. Motif yang berkembang merupakan motif-motif klasik dan bisa langsung disaksikan sendiri proses pembuatanya. Disini terdapat Museum Batik Kaoeman yang menyimpan kain batik berusia puluhan tahun dan koleksi peralatan pembuatan batik secara tradisional.

Sumber: Hasil survey sekunder, 2016

Gambar 3.10 Kampung Batik Kauman

(16)

potensi yang unik untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata yang khas, yakni perpaduan kampung batik dengan tinggalan arkeologis berwujud bangunan.

Sebagai tujuan wisata, Kampung Kauman memiliki permasalahan terkait dengan prasarana yang kurang mendukung.Diantaranya akses jalan sebagian rusak, tidak memiliki perabot jalan, penataan lansekap kurang serta drainase dan pengelolaan limbah yang belum maksimal.Di tahun 2009 telah dilaksanakan kegiatan penataan Kampung Batik Kauman yang meliputi pekerjaan pemasangan sejumlah street furniture seperti gapura, papan informasi, pergola, lampu jalan, serta papan penunjuk. Di tahun 2010 sebanyak 10 rumah cagar budaya di Kampung Kauman memperoleh dana bantuan rehabilitasi dari Kementrian Perumahan Rakyat. Selain itu telah dimatangkan pula konsep adanya heritage walk dengan nama Marga Lestari di dua jalan yang merupakan jalan utama di Kampung Kauman. Komponen asset pusaka yang dapat dijumpaidi kawasan kauman meliputi: Masjid agung; Masjid Sememen; Langgar Trayeman; Langgar winongan dan Rumah Saudagar Batik Kauman

7.Pasar Klewer

(17)

tidak hanya sebagai pusat perekonomian, tetapi juga tujuan wisata dan simbol Kota Surakarta.

Sumber: Hasil survey sekunder, 2016

Gambar 3.11 Pasar Klewer Sebelum Terbakar

Pada tanggal 27 Desember 2014 malam, Pasar Klewer terbakar hebat hingga habis.Pada saat yang bersamaan di Alun-Alun Surakartasedang berlangsung festival Sekaten. Saat ini proses pembangunan kembali Pasar Klewer masih berlangsung.

Sumber: Jowo News.Com, 2016

Gambar 3.12Proses Pembangunan dan Rencana Pasar Klewer Yang Baru.

8.Benteng Vastenburg

(18)

Mulai tahun 2014, benteng ini dibuka sebagai area public space dan kembali dapat digunakan untuk masyarakat sekitar. Beberapa perhelatan akbar Kota Surakarta mulai dipusatkan di Benteng Vastenburg. Bangunan cagar budaya lain yang dapat ditemukan di kawasan ini meliputi: Eks. Kantor Brigif 6; Klenteng Tien Kok Sie; Gereja St. Antonius; Brunderan Purbayan

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.13 Benteng Vastenburg

9.Pasar Gede

Pasar Gede Hardjonagoro merupakan salah satu pasar terbesar di Kota Surakarta. Pasar gede secara harfiah berarti "pasar besar" dalam bahasa jawa. Bangunan dengan gaya arsitektural jawa-kolonial ini dirancang oleh arsitek Belanda bernama Herman Thomas Karsten yang juga merancang banyak bangunan di Jawa Tengah, termasuk Pasar Johar Semarang. Pasar ini diberi nama pasar gedhé karena terdiri dari atap yang besar. Seiring dengan perkembangan masa, pasar ini menjadi salah satu pasar terbesar dan termegah di Surakarta. Pasar gede terdiri dari dua bangunan yang terpisahkan jalan yang sekarang disebut sebagai Jalan Sudirman. Masing-masing dari kedua bangunan ini terdiri dari dua lantai. Pintu gerbang di bangunan utama terlihat seperti atap singgasana yang kemudian diberi nama Pasar Gede dalam bahasa Jawa.

(19)

keturunan Tionghoa atau Pecinan yang bernama Balong dan terletak di Kelurahan Sudiroprajan. Pasar Gede merupakan salah satu tujuan wisata di Kota Surakarta karena arsitektur bangunannya dan kuliner yang dijual oleh pedagang di dalam pasar.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.14 Pasar Gedhe Surakarta

B. Kawasan Strategis Pariwisata Sriwedari

Kawasan ini meliputi Museum Radya Pustaka - Museum Ndalem Wuryodiningratan - Museum Keris - Loji Gandrung - Museum PON I Stadion Sriwedari - Jalan Bhayangkara - Taman Sriwedari. Adapun gambaran umum masing-masing obyek adalah sebagai berikut:

1. Museum Radya Pustaka

(20)

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.15 Museum Radya Pustaka

Benda kuno yang tersimpan antara lain arca perunggu di zaman Hindu dan Budha, koleksi keris dan senjata tradisional, gamelan, wayang kulit, wayang beber, dan benda-benda keramik. Radya Pustaka menyimpan naskah kuno berbahasa dan berhuruf Jawa kuno serta koleksi pustaka berbahasa asing seperti Belanda. Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari Selasa-Minggu : 08.30-13.00 WIB

( http://www.jalansolo.com/sejarah/wisata-sejarah-museum-radya-pustaka-surakarta/ )

2. Taman Sriwedari

(21)

Di depan Taman Sriwedari terdapat sebuah panggung yang kerap kali di jadikan sebagai panggung pertunjukan setiap ada event. Disini juga merupakan hot spot area jadi sering dimanfaatkan anak- anak muda untuk nongkrong sekedar menikmati makanan yang terdapat di sepanjang jalan dan sekedar mengambil foto.

Pada gerbang masuk pertama kita akan menemui patung dan sebuah rumah joglo yang sering kali dijadikan sebagai tempat orang beristirahat atau latiahan pertunjukan tarian-tarian daerah. Disini juga sering sekali digunakan sebagai tempat untuk lomba menari antar kota maupun antar daerah. Semakin masuk ke dalam kita akan disuguhi deretan-deretan rumah yang menawarkan berbagai macam souvenir dan mainan daerah atau alat-alat menari dan pewayangan. Taman Hiburan Rakyat Sriwedari selalu penuh ketika hari libur datang atau saat weekend. Dengan harga tiket masuk yang murah membuat taman ini selalu dipenuhi pengunjung terutama anak-anak.

Dibelakang taman ada rumah joglo yang sering dinamakan GWO (Gedung wayang Orang) yang berfungsi sebagai gedung pertunjukan Wayang Orang yang sering menampilkan cerita-cerita Ramayana dan Mahabarata serta Cerita Pewayangan yang Lainnya. Di samping Taman terdapat Stadion Lapangan Bola yang dinamakan GOR R. Maladi yang sering dijadikan sebagai tempat pertandingan bola selain di GOR Manahan Surakarta.

(22)

Gambar 3.16 Taman Sriwedari

Di bagian belakang Sriwedari terdapat ada toko-toko yang dipisahkan dengan gang. Di timur gang berderetan toko-toko buku yang menyediakan buku-buku bekas berbagai judul. Di sebelah barat gang terdapat deretan toko yang melayani jasa pengetikan, pencetakan serta perakitan computer, Foto Copy, dan warung makan Pada hari minggu bagian belakang Sriwedari berubah fungsi menjadi tempat Bursa mobil bekas.

(http://www.travellers.web.id/indonesia/central-java/sriwedari-park/;

http://www.jalansolo.com/sejarah/taman-sriwedari-sejarah-dan-ceritamu/ )

C. Kawasan Strategis Pariwisata Mangkunegaran

Kawasan ini meliputi Pura Mangkunegaran-Masjid AlWusthoPasar Antik Triwindu Koridor Ngarsopura wisata kuliner Keprabon -Ketelan -Kestalan. Adapun gambaran umum masing-masing obyek adalah sebagai berikut:

1. Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran merupakan istana kediaman Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran. Berdiri tahun 1757, setelah Perjanjian Salatiga yang membagi wilayah kekuasaan Paku Buwono II dengan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang kemudian bergelar Mangkunegara I. Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Arsitektural Pura Mangkunegaran berciri Jawa Klasik dan Eropa. Memiliki Pendapa Berbentuk Joglo besar yang soko gurunya terbuat dari kayu jati utuh. Di Mangkunegaran terdapat berbagai macam koleksi benda bersejarah bernilai seni tinggi seperti topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, wayang golek, gamelan kuno serta koleksi Mataram yang tersimpan di Reksa Pustaka.

(23)

pendaftaran termasuk membeli tiket. Memasuki komplek Istana Mangkunegaran terdapat kolam besar terbuat dari besi cor, yang terdapat patung di tengahnya. Istana Mangkunegaran memiliki sifat bangunan yang tertutup serta ruangannya yang tinggi dan luas. Hiasan ornamen dan pahatan semakin indah melengkapi kecantikan keraton yang terawat ini. Warna hijau muda merupakan warna symbol Mangkunegaran, sehingga Pura Mangkunegaran berwarna hijau muda.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.17 Suasana Pura Mangkunegaran

Di belakang Pendopo terdapat Pringgitan yang merupakan beranda terbuka, biasanya digunakan untuk mementaskan wayang kulit. Di dalam Pringgitan ada lukisan-lukisan karya Basuki Abdullah, pelukis Tangga di Pringgitan mengarah ke Dalem yang merupakan Balairung Utama yang dibelakangnya terdapat kediaman keluarga raja. Dalem merupakan tempat para raja menerima tamu penting, yang di depannya Terdapat taman yang sangat indah.

(Sumber :http://www.jalansolo.com/wisata/istana-mangkunegaran-surakarta/ )

2. Masjid Al Wustho

(24)

(1725-1795) di Praja Mangkunagaran sebagai masjid kerajaan bagi Pura Mangkunagaran dalam menjalankan fungsinya sebagai panotogomo. Lokasi masjid ini sebelumnya berada di wilayah Kauman, Pasar Legi, namun pada masa Adipati Mangkunagara-II dipindah ke wilayah Banjarsari dengan pertimbangan letak masjid yang strategis dan dekat kepada Pura Mangkunagaran.

Sebagai masjid kerajaan pada awalnya masjid ini hanya diperuntukkan khusus bagi keluarga kerajaan Pura Mangkunagaran dalam menjalankan ibadahnya. Namun kemudian dalam perkembangannya masjid ini terbuka untuk umum. Nama Al-Wustho pada masjid ini baru dikenal sejak tahun 1949, Bopo Penghulu Pura Mangkunagaran Raden Tumenggung K.H. Imam Rosidi yang memberikan nama tersebut.

Posisi masjid al-Wustho berada di sebelah barat kompleks istana/ Pura Mangkunegaran Surakarta yang dipisahkan dengan jalan R.A. Kartini, di sisi utaranya bersebelah dengan Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Surakarta, sedangkan di sebelah barat masjid merupakan pemukiman penduduk yang cukup padat.

(25)

disaksisakan pada pintu pintu masjid, jendela, 4 sokoguru masjid dan 12 soko rowo masjid, markis/kuncungan, soko dan Maligin. Tiap tiap tiang di dalam masjid tersebut dihias dengan kaligrafi. Salah satu nukilan hadist nya berbunyi "siapa yang membangun masjid ini untuk Allah, maka Allah kan mendirikan sebuah rumah untuknya di surga kelak".

3.

4.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.18 Masjid Al-Wustho

Luas kompleks masjid Al-Wustho sekitar 4.200 meter persegi dengan batas pagar tembok keliling sebagian besar di muka berbentuk lengkung. Bagian belakang setinggi 3 m, bagian depan dengan bentuk lengkung setinggi 3 m. Gapura depan dihiasi dengan relief tulisan Arab. Bangunan utama masjid terdiri dari ; Serambi, Ruang Shalat Utama, Pawastren dan Maligin. Sedangkan di halaman masjid juga berdiri Tembok Keliling Halaman, Pintu Gerbang utama, Pintu Gerbang Timur, Pintu Gerbang Utara, Markis, Kantor Pengurus Masjid dan Menara.

( http://bujangmasjid.blogspot.co.id/2012/08/masjid-al-wustho-mangkunegaran-surakarta.html )

3. Pasar Antik Triwindu

(26)

beberapa meter dari Pura Mangkunegaran. Sesuai namanya, ditempat ini ditawarkan berbagai macam barang antik serta tempat membuat duplikasi atau reproduksi benda tertentu yang bernilai tinggi tetapi persedianya terbatas. Kap lampu kuno, interior dari porselen, patung logam, wayang kulit, atau keris merupakan sebagian kecil barang dagangan yang mudah dijumpai di Pasar Triwindu.

5.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.19 Pasar Antik Triwindu

Dalam memilih barang-barang yang dijajakan di Pasar Triwindu harus berhati-hati karena tidak semua barang antik yang dijual merupakan barang-barang yang benar-benar antik. Berbelanja di pasar triwindu membutuhkan ketelitian dan keahlian tawar-menawar. Pasar Triwindu buka setiap hari mulai pukul 10.00-16.00 WIB.

( http://www.jalansolo.com/belanja/berburu-barang-antik-di-pasar-barang-antik-triwindu-solo/ )

D. Kawasan Strategis Pariwisata Kawasan Strategis Pariwisata Balekambang

Kawasan ini meliputi Stadion Manahan-Taman Balekambang-Pasar Burung dan Balekambang-Pasar Ikan Hias Depok. Adapun gambaran umum masing-masing obyek adalah sebagai berikut:

(27)

Stadion Gelora Manahan atau yang sering disebut Stadion Manahan adalah salah satu Stadion sepak bola yang berada di Surakarta. Stadion yang dikelola oleh Yayasan Gelora Surakarta ini dijadikan markas tim Persisolo. Saat memasuki gerbang utama Stadion pengunjung langsung disambut patung panah. Patung yang menunjukkan kekokohan Stadion Manahan Solo. Total terdapat 3 patung di sekitar kawasan Manahan. 1 patung berada didalam area stadion dan 2 patung berada diluar stadion yang digunakan sebagai penyambut pengujung yang hendak ke Stadion Manahan.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.20 Stadion Manahan

Didalam kawasan stadion terdapat area-area lain selain Stadion utama. Didalam Stadion Utama terdapat fasilitas track lintasan lari/atletik, lompat jauh, tenis meja, latihan yudo, latihan tarung drajat, ruang kesehatan, ruang sekretariat, ruang wartawan dan ruang konferensi pers. Sedangkan di luar stadion utama terdapat fasilitas olah raga yaitu lapangan tenis, balap sepeda, bola voli, basket, bulu tangkis, ruang tenis meja, ruang bilyard, 3 buah lapangan sepak bola (tempat latihan) dan gedung olahraga (GOR).

(28)

Balekambang salah satu destinasai pariwisata lokal Solo yang merupakan peninggalan Kanjeng Sultan Magkunegoro.

Pada malam hari di wilayah Stadion Manahan Banyak tempat makan dan penjual yang menjajakan kuliner lokal khas Solo seperti nasi kucing, nasi liwet, wedang ronde, Gudeg Ceker dan sebagainya. Stadion Manahan Solo dibuka setiap harinya dari pukul 08.00 – 17.00, pada hari Minggu pagi kawasan manahan akan menjadi pusat perbelanjaan atau yang lebih dikenal dengan Sunday Market.

2.Taman Balekambang

Taman Balekambang di masa lalu merupakan sebuah simbol kebesaran swapraja Mangkunegaran. Saat ini Taman Balekambang telah menjadi ikon heritage di Kota Surakarta sekaligus berfungsi ekologis sebagai daerah resapan air, tata air kota dan hutan kota serta memperindah tata ruang kota dan juga sebagai tempat Balekambang berasal dari kata bale yang bermakna “tempat atau rumah” dan kata kambang atau “terapung”. Balekambang merupakan arti suatu bangunan yang berada di atas air dikelilingi air.

(29)

Di kompleks taman ini terdapat beberapa kolam yakni, Kolam Praon yang pada awalnya berfungsi sebagai kolam untuk berlatih renang para prajurit Mangkunegaran dan sekaligus untuk menampung aliran sungai Kali Pepe. Kolam Praon memiliki bentuk seperti perahu. Pada tahun 1928 dibangun kolam Tirtoyoso yang diperuntukkan bagi rakyat, kemudian sebelah selatannya disediakan taman untuk memelihara burung.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.21 Taman Balekambang

Setelah Mangkunegara VII wafat, sumber air rusak dan mulai tertutup yang sekarang menjadi kampung Umbul. Pada perkembangan berikutnya di Taman Balekambang dibangun tempat untuk pertunjukkan wayang orang dan Ketoprak yang pada tahun 1975 dipakai pentas oleh Srimulat. Pada awalnya bangunan tersebut berupa panggung terbuka tanpa dinding dengan maksud agar rakyat yang kurang mampu dapat menikmati dari luar bangunan. Panggung tersebut dikelilingi oleh tribun berbentuk tapal kuda.

(30)

3.Pasar Burung dan Pasar Ikan Hias Depok

Pasar pertama kali berdiri tahun 1984. Awalnya pasar berada di daerah Widuran, Kepatihan berupa Pedagang Kaki Lima (PKL). Kemudian pada tahun 2011 pedagang pasar ikan di Pasar Gede juga pindah ke Pasar Depok sehingga Pasar Depok dikenal dengan Pasar Burung dan Pasar Ikan.

Pasar ini Merupakan pasar tradisional yang terkenal dengan pasar satwa seperti burung dan mamalia, namun yang paling dominan berupa burung. Terdapat berbagai jenis burung dan berbagai peralatan untuk memelihara burung seperti sangkar dan pakan burung, Selain burung terdapat reptil, ular, biawak, kelinci, anjing, dan kucing.

Luas area pasar cukup besar yaitu 12.754 m². Pertama kali bangunan pasar kecil kemudian semakin kumuh, akhirnya pada tahun 2011 dilakukan revitalisasi pasar dengan konstruksi beton bertingkat (dua lantai) dengan pedagang keseluruhan 523 pedagang yang terdiri dari 64 pedagang kios, 226 pedagang los, serta 183 pedagang pelataran serta 42 pedagang ikan hias pindahan pedagang ikan Pasar Gede.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

(31)

Pasar dibersihkan setiap hari oleh petugas kebersihan. Sampah yang ada dipilah-pilah antara organik dan nonorganik kemudian ada yang diolah menjadi pupuk dan ada bank sampah lalu dijual. Sampah yang tidak bisa diolah sendiri dibawa oleh armada DPP ke TPA Putri Cempo. Keamanan pasar sudah ada petugas yang menjaga 24 jam dan juga terdapat kantor pos keamanan dan CCTV sendiri untuk memantau kondisi pasar.Pasar Burung dan Pasar Ikan Hias Depok buka setiap hari pukul 08.00-16.00. (sumber :http://pwk.ft.uns.ac.id/pasarsolo/pasar-depok/ )

E. Kawasan Strategis Pariwisata Kampung Laweyan

Laweyan merupakan sentra industri batik sudah ada sejak masa Kerajaan Pajang. Disini pula, Syarekat Dagang Islam berdiri. Kampung ini memiliki tata ruang yang khas, perpaduan bangunan menjulang dengan gang yang sempit membentuk lorong, sehingga menyusuri kampung ini seakan menyusuri lorong sejarah. Rumah juragan batik berarsitektur campuran Jawa, Eropa, China dan Islam dijadikan gerai penjualan batik dengan konsep “Rumahku adalah galeriku”.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.23 Kampung batik laweyan

(32)

juga sebagai sebuah kawasan strategis yang berpotensi ekonomi. Kampung Laweyan di dalam aktifitasnya sebagai sebuah enclave historis saat ini telah berkembang menjadi pusat lingkungan (sosial, ekonomi, seni, historis, dan kebudayaan), sekaligus sebagai magnet pariwisata dengan corak khas, serta sebagai salah satu agenda kunjungan wisata.

Upaya pemerintah kota Surakarta mensinergiskan eksistensi Kampung Laweyan sebagai daerah tujuan wisata sekaligus sebagai kawasan cagar budaya adalah dengan menetapkan visi“menjadikan kawasan Laweyan sebagai kampung batik dan cagar budaya melalui pengembangan industri batik, pelestarian situs sejarah, arsitektur khas Laweyan, lingkungan alam serta sosial budaya sehingga menjadi salah satu identitas Kota Surakarta”.

Penataan terhadap Kampung Batik Laweyan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta baru sebatas penataan vegetasi dan pemasangan sejumlah street furniture di tahun 2008. Selain itu di tahun 2008 dan 2010 Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia (KEMENPERA) memberikan bantuan rehabilitasi rumah khusus cagar budaya. Rehabilitasi dilakukan terhadap bangunan rumah tinggal yang berada di Kampung Laweyan.Di tahun 2010 sebanyak 30 rumah mendapatkan bantuan.Adapun komponen asset pusaka yang dapat dijumpai meliputi :Langgar Merdeka; Langgar Laweyan; Roemahkoe; Ndalem Tjokrosumartan; Masjid Laweyan; Makam ki Ageng Henis; Puri Baron (Eks Kantor Pertani); Tugu Lilin. Aktivitas perdagangan yang menjadi penggerakan ekonomi di kawasan Kampung Batik Laweyan, antara lain:

a. Kampung Batik Laweyan

(33)

1546 M. Kawasan ini sempat meraih kejayaannya pada tahun 1970 an.

Kampung Laweyan didesain dengan konsep terpadu, dengan memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok. Di dalam kampung Batik tersebut, terdapat ratusan pengrajin Batik yang menjual berbagai motif, seperti Tirto Tejo dan Truntum dengan beragam variasi harga. Selain batik, Kampung Batik Laweyan juga menyimpan kekayaan arsitektur indi, yakni gabungan antara arsitektur colonial dengan arsitektur jawa kuno.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.24 Kondisi Kampung Batik Laweyan

b. Galeri Batik

(34)

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.25 Kondisi Galeri Batik

c. Pasar Kabangan dan Pasar Oleh-Oleh

Pasar Kabangan merupakan pasar tradisional yang menjual berbagai macam kebutuhan untuk melayani masyarakat lokal Laweyan dan sekitarnya. Di koridor pasar oleh-oleh menyediakan berbagai kebutuhan seperti kebutuhan sebagai pusat oleh-oleh Kota Surakarta.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.26 Kondisi Pasar Kabangan

d. Hotel

(35)

e. Pertokoan Koridor Jl. Radjiman

Kawasan Laweyan di sepanjang jalan Dr. Radjiman merupakan kawasan perdagangan yang sebagian besar berupa pertokoan.Pertokoan ini memiliki barang dagangan berupa galeri batik, toko pakaian, toko sepatu, toko mainan dan lain-lain.

Gambar 3.27 Kondisi Pertokoan Jalan Radjiman

F. Kawasan Strategis Pariwisata Jurug

Kawasan ini meliputi Taman Satwataru Jurug-Taman Ronggowarsito-Jembatan Bengawan Solo-Sungai Bengawan Solo.

Adapun gambaran umum masing-masing obyek adalah sebagai berikut:

1. Taman Satwataru Jurug

(36)

Taman Satwa Taru Jurug sering juga disebut dengan Kebun Binatang Jurug karena memang tempat wisata keluarga ini menawarkan hiburan berupa koleksi aneka ragam binatang langka. Taman Satwa Taru Jurug merupakan salah satu destinasai pariwisata yang terkenal di Surakarta atau Solo. Taman Satwa Taru Jurug banyaj dikunjungi okeh wisatawan yang di dominasi oleh wisatawan domestik. Terletak di jalan utama penghubung Kota Surakarta-Surabaya dan berada tepat di sebelah timur Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.28 Taman Satwa Taru Jurug Solo

(37)

"Bengawan Solo" beliau terinspirsi ketika sedang berada di taman Jurug.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.29 Taman Gesang

Koleksi binatang di Taman satwa jurug antara lain merak hijau, macan tutul, harimau sumatera, ular, komodo, iguana, kuda, landak, burung dan berbagai macam unggas lainnya, beruang, kera, zebra, unta, buaya, merak, kijang, gajah, siamang, dan fauna lainnya. Gajah tertua yang bernama Kyai Rebo di Jurug telah mati dan kini telah diawetkan dan dipajang di galeri koleksi binatang Taman Jurug persis setelah pintu masuk.

Selain fauna, Taman Jurug juga mengoleksi berbagai tumbuhan seperti pohon cemara, pinus, munggur (trembesi),flamboyan, akasia, dan pohon-pohon besar lainnya. Pohon-pohon yang tinggi dan rindang ini cukup membuat suasana sejuk seperti di hutan habitat asli binatang-binatang itu.

2. Taman Ronggowarsito dan Sungai Bengawan Solo

(38)

tersebut juga bagian dari jalur hijau yang menjadi jantung penyuplai udara bersih. Kehadiran pepohonan yang terdapat di dalamnya dapat berfungsi untuk menyimpan suplai air meskipun dalam kapasitas terbatas. Kehadiran taman tepi sungai tersebut dapat menjadi penyeimbang penataan ruang di perkotaan, sehingga sebuah kota tidak hanya memiliki kawasan bisnis, pemukiman atau perkotaan, tetapi dilengkapi kawasan hijau berupa taman sebagai ruang terbuka publik. Taman tersebut juga dapat dijadikan sebagai tempat warga kota melakukan aktivitas ringan untuk sejenak lepas dari kehidupan kota yang berat, yang secara

khusus disediakan bagi warga untuk bersantai menikmati sore atau

pagi hari, serta rekreasi ringan dan melewatkan waktu untuk berinteraksi dengan komunitas lainnya.

Taman Ronggowarsito memiliki potensi-potensi yang

menarik untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka publik. Lokasi

taman yang berdekatan dengan fungsi-fungsi utama dalam sistem pusat kota seperti fungsi pendidikan, pariwisata (keberadaan Taman Jurug), perdagangan dan jasa, industri serta fungsi penunjang lainnya dapat menimbulkan daya tarik yang besar apalagi adanya kemudahan akses untuk menuju taman karena berada di jalur jalan arteri. Taman Ronggowarsito memiliki relevansi dengan karakter Sungai Bengawan Solo sebagai landmark Kota Surakarta yang memberikan pemandangan terbuka kawasan tepian air. Taman Ronggowarsito juga menjadi tempat persinggahan dari event-event budaya Kota Surakarta dan menjadi sarana bagi masyarakat Surakarta untuk berkumpul bersama menyaksikan event-event seperti Pekan Syawalan atau Larung Ageng yang biasanya dilakukan dengan menyusuri Sungai Bengawan Solo.

(39)

dimana pedagang kaki lima di sekitar taman sengaja menyediakan tikar.

Taman Ronggowarsito tidak hanya menjadi tempat favorit muda-mudi, Taman Ronggowarsito juga menjadi tempat favorit keluarga untuk melepas lelah, kejenuhan sembari menikmati pemandangan sungai bengawan solo. taman ronggowarsito cukup berpotensi sebagai wahana wisata, namum kondisinya tidak terawat.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.30 Taman Ronggowarsito dan sungai bengawan solo

Sungai bengawan solo sendiri merupakan sungai yang memiliki sejarah yang tinggi berkaitan dengan terbentuknya kota solo. Nilai-nilai sejarah dan budaya yang tinggi telah menjadikan sungai Bengawan Solo sebagai landmarkkota Surakarta. Identitas yangditimbulkan tersebut merupakan suatu meaningful bagi Sungai Bengawan Solo yang dapat membedakannya dengan sungai yang lain.

G. Kawasan Strategis Pariwisata Budaya dan Pendidikan

Kawasan Strategis ini meliputi Taman Budaya Jawa Tengah-Universitas Sebelas Maret-Institut Seni Indonesia-Solo Techno Park.

(40)

1.Taman Budaya Jawa Tengah

Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Surakarta atau yang dulu sering disebut Taman Budaya Surakarta (TBS) merupakan salah satu ruang seni budaya di Kota Solo yang dikelola oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Terletak di Jl. Ir. Sutami 57 Kentingan Surakarta, tepat dipinggir jalan raya jalur Solo-Surabaya, berdampingan dengan dua Kampus di Solo yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Beragam acara seni dan budaya digelar di tempat ini, baik berupa seni tradisi, modern maupun seni kontemporer. Tak terbatas pada seni pertunjukan, di Taman Budaya Jawa Tengah juga sering diselenggarakan acara pameran seni rupa, pameran fotografi, pemutaran film, dan berbagai forum diskusi seni budaya.

Masuk dari gerbang utama, akan langsung menuju pendopo utama Taman, atau sering disebut sebagai Pendopo Agung Taman Budaya teater arena Agung Taman Budaya, tempat dimana pertunjukan dimainkan. Atau tidak bisa masuk ke sebelah barat dari pendopo akan ada gedung pertunjukan teater yang sudah dilengkapi dengan fasilitas lighting dan sound system yang kompleks. Gedung pertunjukan ini mampu menampung sebanyak 250-300 penonton.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.31 Taman Budaya Jawa Tengah

(41)

disediakan tempat menginap bagi para seniman yang datang dari luar kota. Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah bisa menjadi ruang yang nyaman saat berkunjung ke Solo. Beberapa kamar dari kelas ekonomi hingga VIP tersedia di Wisma Seni ini.

(http://kesolo.com/taman-budaya-jawa-tengah-tbjt-solo/;

http://www.jalansolo.com/umum/wisata-budaya-di-taman-budaya-surakarta-solo/ )

2.Universitas Sebelas Maret

Universitas Sebelas Maret Surakarta atau lenih dikenal masyarakat dengan UNS adalah sebuah universitas yang terletak di surakarta yang diresmikan 11 maret 1976, sejarah UNS awalnya Sungai Bengawan, dengan cakupan area sekitar 60 hektar. didaerah kentingan inilah, pembangunan UNS tahap pertama selesai pada tahun 1985.

(42)

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2016

Gambar 3.32 Universitas Sebelas Maret Surakarta

3.Institusi Seni Indonesia

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta adalah salah satu perguruan tinggi seni negeri di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas RI). ISI Surakarta pada mulanya adalah sebuah perguruan tinggi setingkat akademi dengan nama Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta, yang didirikan sebagai salah satu wadah untuk merintis perkembangan seni tradisional.

Lembaga pendidikan tinggi seni tradisonal dapat hidup subur jika didirikan di tengah-tengah lingkungan yang mendukungnya, yang secara wajar dapat memberikan umpan balik. Pertumbuhan dan laju pengembangan seni itu sendiri hanya dapat terwujud dengan adanya inovator/tenaga kreatif seperti pendidik, seniman, kritikus, dan penghayat seni yang memiliki kemampuan serta sikap terbuka.

(43)

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, sekelompok seniman muda dengan mendapat dukungan serta restu dari para ahli budaya serta empu, melalui lembaga-lembaga resmi di pusat dan daerah, berupaya agar di Surakarta didirikan lembaga pendidikan tinggi kesenian. Dari hasil upaya itu, maka terbitlah Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 068/1964 tertanggal 15 Juli 1964, yang membuka Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) di Surakarta di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan. Selanjutnya pada tanggal 19 Mei tahun 1973 terbit Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 039/O/1973 tentang Pedoman Mengenai Status, Kurikulum, Staf Pengajar, dan Perlengkapan Material di Akademi Seni Karawitan Indonesia di Surakarta, di antaranya berisi:

1. ASKI mempunyai dua jurusan, yaitu: Jurusan Umum di Surakarta,

yang selanjutnya berkembang menjadi ASKI Surakarta; dan Jurusan Minangkabau di Padangpanjang, selanjutnya berkembang menjadi ASKI Pandangpanjang yang sekarang STSI Padangpanjang.

2. Lulusan ASKI berhak mempergunakan sebutan Sarjana Muda

Karawitan, bagi mereka yang lulus ujian negara Sarjana Muda ASKI; Seniman Karawitan (S.Kar), bagi mereka yang lulus ujian negara tingkat Seniman ASKI (dinilai setingkat Ijazah Sarjana).

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 160/M/1974 dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 02/O/1975, pada tanggal 20 Maret 1976 dilaksanakan pemindahan pengelolaan ASKI Surakarta dari Direktorat Jenderal Kebudayaan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(44)

Jawa Tengah (PKJT) di Surakarta yang menempati bangunan milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memberikan tempat untuk kegiatan ASKI Surakarta berupa bangunan Pagelaran, Sitihinggil, dan Sasonomulyo Keraton Surakarta. Mulai tahun 1985 kegiatan akademik dan administrasi STSI Surakarta menempati kampus baru di Kentingan, kec. Jebres, kota Surakarta.

Perubahan peningkatan status Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0446/O/1988 tanggal 12 September 1988 tentang Peningkatan Status ASKI Surakarta menjadi STSI Surakarta.

Pada tahun 2006 Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta berubah status menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, ditandai dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2006 tanggal 20 Juli 2006, dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo pada tanggal 11 September 2006 di pendopo ISI Surakarta.

Bertitik tolak dari sejarah singkat ISI Surakarta, maka Upacara Dies Natalis ISI Surakarta ditetapkan jatuh setiap tanggal 15 Juli, bertepatan dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 068/1964 tertanggal 15 Juli 1964 tentang Pembukaan Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta sebagai cikal bakal ISI Surakarta.

(45)

Jurusan/Program Studi: Kriya Seni, Televisi dan Film, Seni Rupa Murni, dan Desain Interior.

ISI Surakarta memiliki dua kampus, yaitu Kampus Lama di

Kentingan untuk Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), dan Kampus Baru di Mojosongo untuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) serta untuk pengembangan Fakultas Seni Media Rekam (FSRM) dan Program Pascasarjana (PPs). Dalam pengembangan program studi baru, per 23 Nopember 2010 ISI Surakarta diberikan izin membuka Program Studi S1 Seni Teater, dan per 27 Desember 2010 juga memperoleh izin membuka Program Studi Doktoral (S3) Penciptaan dan Pengkajian dari DIKTI.

(Sumber : http://isi-ska.ac.id/sejarah/)

Gambar 3.33 Kampus Institusi Seni Indonesia Surakarta

4.Solo Technopark

(46)

bisnis, jasa produksi dan penelitian, pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM).

STP merupakan unit kerja dibawah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta, dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta No 13 Tahun 2009 tanggal 19 Agustus

2009 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis Solo

Techno park Kota Surakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota No. 900/65/1/2009 tanggal 31 desember 2009 tentang penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Sono Technoparrk pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta. UPTB Solo Technopark berstatus BLUD Penuh dan sifat bisnisnya adalah sosial ekonomi serta lebih menekankan pada pelayanan sosial kepada masyarakat dan sekaligus sebagai salah satu pusat rujukan layanan teknologi.

Solo Technopark (STP) menjadi pusat pengembangan Sumber Daya Manusia berstandar Internasional dan mampu menjadi motor penggerak ekonomi melalui kegiatan-kegiatan inovatif. Dalam pengembangannya Solo Technopark memberikan layanan Inkubator bisnis dan teknologi serta pendidikan dan pelatihan. Inkubator bisnis dan teknologi dirancang bagi lulusan akademi dan wirausaha muda untuk mengembangkan inovasi dan mengkomersialkannya.

Keberadaan Solo Technopark merupakan sebuah wadah

yang diperuntukkan bagi pengembangan sumber daya manusia

terutama dala mhal teknologi yang berkaitan dengan dunia industri; bisnis untukmenciptakan tenaga kerja yang handal. Basis teknologi yang berkaitan dengan dunia industri, unsur-unsur yang termuat dalam Solo Techno Park antara lain :

1. Workshop

(47)

mendapat simulasi tentang bagaimana menjalani sebuah mesin produksi secara nyata.

2. Ekshibisi

STP mampu menjadi media yang memperkenalkan teknologi berkaitan dengan dunia industri dan usaha kepada masyarakat. Sehingga mereka akan mengerti tentang seluk beluk dunia industri dan usaha termasuk dengan peralatannya. Diharapkan partisipan tidak hanya mampu menjadi tenaga kerja terampil yang siap pakai tetapi bahkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lain.

3. Inkubator bisnis dan pelayanan

Balai pelatihan dan segala fasilitas STP mampu menaikkan pamor Kota Solo di mata dunia industri dan bisnis baik ditingkat, regional nasional dan internasional. Keberadaan STP akan menjadi sebuah jaminan yang tak terbantahkan akan potensi dan sumber daya kota solo baiksumber daya manusia dan alamnya, sehingga hal ini akan mampu menarik minta investor untuk berinvestasi.

Solo Techno Park (STP) akan mewadahi jenis industri yang sudah ada dan berkembang di Kota Surakarta, disamping jenis sektor industri tersebut memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang. Solo Technopark memberikan layanan terdiri atas beberapa

komponen fisik yang utama yaitu business incubator, training center,

research center, information center dan research and development.

1.Incubator Bisnis

Incubator bisnis merupakan wadah pengembangan bisnis dan pemantangan bisnis. Keberadaannya adalah berupa ruang-ruang yang disewakan kepada pengusaha baru, untuk memulai membangun perusahaan, maupun yang hendak mengembangkan perusahaan yang telah ada. Disini penyewa memperoleh informasi bisnis, layanan advokasi, marketing dan fasilitas perkantoran.

2.Pusat penelitian (Research Center)

(48)

temuan baru dan juga pengembangan model teknologi yang sudah ada saat kini sehingga tahap prototype yang siap diuji coba.

3.Pusat Informasi

Solo Technopark (STP) menyediakan informasi teknologi dan bisnis mutakhir dalam berbagai media. Hal ini diharapkan mampu mensuplai kebutuhan informasi bagi pengguna technopark maupun praktisi yang terlibat didalamnya.

4. Kavling sewa untuk kegiatan penelitian dan pengembangan.

Keberadaan kapling yang disediakan untuk pengadaan bangunan wadah kegiatan penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan oleh dan untuk sebuah perusahaan penyewa. Pemanfaatan lahan, pengadaan bangunan dan seisinya merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari pengisi/penyewa, namun harus tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh manajemen pengelola STP, untuk itu lembaga pengelola perlu sesegera mungkin dibentuk.

5. Pusat pelatihan

STP berfungsi yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia. Teknologi yang ada dan sedang dikembangkan baik di dalam maupun luar techno park akan diperkenalkan kepada pesertapelatihan. Tujuan dari pelatihan ini adalah mencetak tenaga kerja yang benar-benar professional dibidangnya. Techno park sebagai sebuah kawasan yang berfungsi untuk mengembangkan bisnis memerlukan fasilitas yang layak sebagai penunjang kegiatan bisnis agar dapat mempermudah kliennya dalam mengembangkan bisnis mereka melalui technopark.

Solo Techno Park (STP) menawarkan bidang layanan yang ditentukan dengan pertimbangan ketersediaan sumber daya yang ada pada komponen pendukungSolo Techno Park, yaitu ;

(49)

2. Medical industry (Farmasi dan peralatan kedokteran) 3. Garment (Tekstil dan pakaian jadi)

4. Bangunan dan Konstruksi 5. Plastik dan Polymer

6. Furniture dan Meubelair

Gambar 3.34 Solo Technopark

Untuk pendidikan dan pelatihan dibagi menjadi dua, yaitu Pn 4usat Pendidikan dan Aplikasi Praktik (CEPA )dan Konsep Teaching Factory. Pusat Pendidikan dan Aplikasi Praktik (CEPA) menawarkan program pelatihan praktik dan jasa konsultasi untuk teknologi terapan dan melengkapi portofolio pelatihan dan konsultasi di Solo Technopark. Konsep Teaching Factory merupakan ektensi dari kurikulum sekolah kejuruan pilihan di kota Solo. Setelah pendalaman teori dasar di sekolah-sekolah kejuruan, para siswa senior belajar untuk mengembangkan produk dan jasa dalam kondisi produksi yang sebenarnya.

Gambar

Gambar 3.1Keraton Kasunanan Surakarta
Gambar 3.2 Kawasan Permukiman Baluwarti
Gambar 3.6 Kondisi Alun-Alun Utara Yang Digunakan SebagaiPasar Klewer Darurat
Gambar 3.7 Suasana Alun-Alun Selatan Siang Hari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data secara statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Disiplin siswa dan sarana prasarana secara bersama

Rumusan masalah dalam penelitian ini ada tiga, yaitu apakah terdapat perbedaan Emotion-Focused Coping dan Problem-Focused Coping pada wanita karir yang menonton drama

Dimana animasi tersebut akan memudahkan siswa untuk menghataui kandungan vitamin pada buah dan dapat menghataui kebutuhan vitamin dalam tubuh serta mengetahui kandungan vitamin

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type Student Teams Achievement D ivision (Stad) Terhadap Minat Belajar Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Koneksi komunikasi data melalui jaringan hanya boleh dilakukan proses Java dengan komputer yang mengirimkan applet yang bersangkutan. Sepintas lalu, pembatasan ini terasa

Pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek atau subyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument

Pada analisis regresi model I pada tabel coefficient dapat diketahui pada nilai signifikan atribut (X1.1) Perusahaan mampu dengan cepat melayani pelanggan

Dari hasil analisis bahana hukum dapat disimpulkan bentuk perlindungan hukum bagi pemegang bilyet giro dalam hal penerbitan bilyet giro kosong terdapat