• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAUNAANOPHELES DI DAERAH PANTAI BEKAS HUTAN MANGROVE KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAUNAANOPHELES DI DAERAH PANTAI BEKAS HUTAN MANGROVE KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

FAUNAANOPHELES DI DAERAH PANTAI BEKAS HUTAN MANGROVE KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

N. Sushanti idris-idram*, M. ~udomo*, sujitnol* ABSTRACT

THE ANOPHELINES OF MANGROVE DEFORESTED COASTAL AREAS I N PADANGCERMIN SUBDISTRICT, SOUTH LAMPUNG, INDONESIA

Irlterzsive mosquito collections were carried out in two villages in subdistrict of Paciar~gcei.nzi~i during 1992-1993. The method of mosquito collections corlsisted of night latzding on man indoor arzd outdoor, night resting indoor and outdoor around cattle shelters, light trup in cattle shelters, daytime resting indoor and outdoor, us well as larvae collections to identify anophelines breeding sites.

Sixteen anophelirzes i.e. Anopheles sundaicus, An. subpictus, An. vagus, An. indefinitus, An. nigerrimus, An. peditaeniatus, An. kochi, An. barbirostris, An. bambumbrosus, An. annularis, An. separatus, An. tesselatus, An. aconitus, An. umbrosus, An. leucosphyrus and An. letifer were collected. Among these mosquitos, An. sundaicus was

found predominant, followed by An. vagus and An. subpictus. Other species were collected

irz small numbers. The behavior of Anopheles sundaicus, An. subpictus and An. vagus were

exophagic alzd endophilic. The larvae of An. sundaicus was found only in brackish standing

water such as abandoned shrimp ponds, An. subpictus in brackish standing water as well as

fresh stundilzg water; while An. vagus was fourzd only itz fresh standing watec Breeding sites

of An. sundaicus was characterized by pond with floating algae while An. subpictus and An. vagus were not depending on vegetation.

PENDAHULUAN

Kecamatan Padangcermin meru- pakan salah satu daerah endemis malaria di Kabupaten Lampung Selatan. Sejak tahun 1937, Kecamatan Padangcermin telah menjadi salah satu pemukiman transmigrasi terutama di daerah sepailjang pantai di sekitar hutan mangrove. Dari hutan mangrove diperoleh kayu bakar, ikan, udang dan hasil laut yang lain untuk kepentingan penduduk sehari-hari. Karena semakin lama lahan pemukiman berku- rang, hutan mangrove mulai ditebangi secara besar-besaran untuk pertanian, pemukiman dan pertambakan. Pada tahun 1990, sebagian besar hutan mangrove sudah ditebang dan banyak ditemukan tambak udang (slzrirnp ponds) tidak aktif dan terlantar. Keadaan tersebut mencer-

minkan tingginya k e r u s a k a n hutan mangrove dengan kerusakan tertinggi terutama di desa Hanura dan Sidodadi. Tambak udang tidak aktif dan terlantar di daerah tersebut diperkirakan sebagai tempat perindukan (breeding sites) berba- gai spesies Anopheles.

Pada tahun 1992, dari hasil survai malariometrik ditemukan penderita mala- ria dengan PR 6,096 di Hanura dan 31,396 di sid0dadi.l) Sampai tahun 1992 vektor malaria di kedua daerah tersebut belum diketahui dengan pasti. Isfarain dan Santyo (1981) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa di Propinsi Lampung An. sundaicus potensial sebagai vektor malaria atas dasar ditemukannya ookista 8,3% ( 5 positif dari 60 yang dibedah perutnya) pada spesies tersebut di desa Sukajaya (daerah pantai)

* Pusat Penelitian Ekologi Kcsehatan, Badan Penelitian d a ~ i Pengembangan Kesehalan, Jakarta.

(2)

Fauna Anopheles di daerah

...

N. Sushanti Idris-Idram et.al yang letaknya lebih kurang 8 km dari

T e l u k b e t u n g K a b u p a t e n L a m p u n g ~ e l n t a n . ~ ) Untuk itu perlu dilakukan p e m e r i k s a a n kelenjar l u d a h berbagai spesies A n o p l ~ e l e s yang dicurigai guna k o n f i r m a s i s t a t u s n y a s e b a g a i v e k t o r malaria. H a l tersebut perlu dilakukan kareria s a n l p a i d e n g a n penelitian i n i dilaksanakan belum ada laporan penemuan s p o r o z o i t baik p a d a s p e s i e s tersebut maupuri spesies lainnya yang dicurigai sebagai vektor malaria. Berkaitan dengan ha1 tersebut dilakukan penelitian Dinamika 'Transmisi Malaria di Hutan Mangrove di desa Hanura d a n Sidodadi Kecamatan P a d a n g c e r m i n K a b u p a t e n Lampulig Selatan yang berlangsung dari Januari 1992 sanlpai d e n g a n Desember 1994. 1-Iasil p e n e l i t i a n d i l a p o r k a n d a l a m beberapa makalah. Pada makalah ini berisi tentang tinjauan SaunaAnoptzele.~, perilaku dan jellis genangan tempat perindukan 1,eberapa spesies Anopheles yang banyak ditemukan di dua lokasi penangkapan di daerah pantai bekas hutan mangrove.

METODOLOCI

1,ok:rsi dan Lama P e ~ i a ~ i g k a p a n Nyarnuk L o k a s i p e n a n g k a p a n n y a m u k dilakukan di dusun C desa Hanura dan d u s u n K i n g g u n g d e s a S i d o d a d i K e - c a m a t a n P a d a n g c e r m i n K a b u p a t e n Lampung Selatan, letaknya lebih kurang 17 km di sebelah Selatan kota Telukbetung (Gambar I). Luas desa Hanura 400 hektar dan Sidodadi 7 5 0 hektar. D i Hanura terdapat 40 hektar bekas hutan mangrove yang terdiri atas 20 hektar tambak udang masih aktif dan 20 hektar tambak udang terlantar. Di Sidodadi, terdapat 60 hektar bekas hutan m a n g r o v e terdiri atas 4 0 hektar tanlbak udang masih aktif dan 20 hektar tambak udang terlantar. Penang- kapan nyamuk berlangsung selama dua tahun sejak Januari 1 9 9 2 - Desember

1993. Pada tahun 1992, distribusi curah hujan terendah 0,7 mllhh dalam bulan Juni dan tertinggi 237,9 ml/hh dalam bulan Desember dengan variasi hari hujan antara 2 - 16 hari per bulan. Pada tahun 1993, distribusi curah hujan terendah 33,6 ml/hh dalam bulan November dan tertinggi 227,l mllhh dalam bulan Februari dengan variasi hari hujan antara 8 - 1 7 hari per bulan.

Penangkapan Nyamuk

Dilakukan penangkapan nyamuk dewasa dan pradewasa. Melalui penang- kapan nyamuk dewasa akan diketahui berbagai spesies dengan proporsi masing- masing spesies dari proporsi tertinggi sampai dengan proporsi terendah, kepa- datan populasi nyamuk Atioplzeles yang kontak dengan orang pada malam hari ( ~ n a n biting r u t c = M B R ) , kepadatan populasi nyamuk istirahat pada pagi hari (17taiz lzour density = MHD) dan perilaku (behuvionr) Anopheles di daerah peneli- tian. Proporsi spesies A n o ~ ~ k e l e ~ s tertentu dinyatakan tinggi apabila ( 1 5 % dan r e n d a h ~ 1 5 % . J e n i s p e r i l a k u y a n g d i k e t a h u i d a r i p e n e l i t i a n i n i a d a l a h kebiasaan mencari makan di dalam dan di luar rumah (feeding habit relation lo the pluce) dibedakan menjadi endofagik atau eksofagik dan kebiasaan istirahat di dalam dan di luar rumah (resting habit) dibeda- kan menjadi endofilik atau eksofilik. Untuk dapat mengetahui perilaku tersebut diperlukan kepadatan populasi tinggi (MBR ( 1,O per orang-malam dan M H D (0,5 per orang-jam). Sedangkan melalui penangkapan nyamuk pradewasa akan d i k e t a h u i jenis g e n a n g a n , k e p a d a t a n populasi A~zopheles pradewasa dan karak- teristik tempat perindukannya di daerah penelitian. Kepadatan populasi Anopheles pradewasa d i n y a t a k a n tinggi apabila terdapat minimal 2 0 per ciduk. Karak- teristik tempat perindukan terdiri atas jenis genangan, jenis tumbuhan air, kekeruhan dan intensitas sinar matahari.

(3)

Fauna Anopheles di daerah ... N. Sushanti Idris-Idram et.al G a m b a r 1 . P E T A L O K A S I P E N A N G K A P A N NYAMUK DI K E C A M A T A N P A D A N G C E R M I N , I<ABUPATEN LAMPUNG S E L A T A N -_ -- - -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -

(4)

Fauna Anopheles di daerah

...

N. Sushanti Idris-ldram et.al

Penangkapan nyamuk dewasa dilakukan dengan empat cara sebagai berikut:

1) Penangkapan nyamuk Anopheles

yang kontak dengan orang pada malam hari ( N i g h t landing collection =N LC)

P e n a n g k a p a n nyamuk yang kontak dengan orang pada malam hari dilakukan di dalam dan di luar rumah (indoor and outdoor) dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00 untuk mengetahui MBR. Pengukuran MBR d e n g a n c a r a m e n g h i t u n g jumlah nyanluk A n o p h e l e s yang kontak dengan orang dibagi jumlah malam penangkapan per orang. Apabila MBR Anopheles spesies tertentu di dalam rumah dua kali lebih besar dibanding- kan dengan di luar rumah disebut bersifat endofagik dan sebaliknya disebut eksofagik. Jumlah penangkap '

nyamuk sebanyak empat orang dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing dua orang di dalanl rumah dan dua o r a n g d i luar rumah. Dalam satu kelompok, satu orang menyediakan anggota tubuh lengan bawah atau k a k i b a w a h untuk dihinggapi nyamuk dan seorang lagi menangkapi nyamuk tersebut dengan menggunakan aspirator. Lama penangkapan 45 menit per jam dan frekuensi penangkapan dua kali per bulan.

2) Penangkapan nyarrluk yang istirahat pada maiam hari ( N i g h t resting collection= NKC)

P e n a n g k a p a n nyamuk yang istirahat pada malam hari dilakukan di dalam rumah dan di sekitar kandang ternak di luar rumah dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00 untuk

mengetahui spesies nyamukAnopheles yang tidak tertangkap dengan cara yang pertama. Cara ini tidak digunakan untuk melihat kebiasaan istirahat karena istirahat n y a m u k tersebut bersifat s e r r ~ e n t a r a s e b e l u m atau sesudah mengisap darah mangsanya. Tempat istirahat d i ' d a l a m rumah ditemukan di dinding, pakaian yang digantung, kelambu, dll. J u m l a h penangkap nyamuk dua orang masing- masing satu orang di dalam dan di luar rumah. Lama penangkapan 10 menit per jam dan frekuensi penangkapan dua kali per bulan.

3) Penangkapan nyamuk dengan perangkap lampu ( L i g h t t r a p collection=LTC)

P e n a n g k a p a n n y a m u k pada malam hari dilakukan d i kandang ternak dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00 untuk mengetahui spesies Anoplzeles y a n g tidak tertangkap dengan kedua cara tersebut di atas. Frekuensi penangkapan satu kali per bulan.

4)

Penangkapan nyamuk yang istirahat pada pagi hari (Resting morning collection =RMC)

Penangi:;~pan nyamuk yang istirahat pada pagi hari dilakukan di dalam dan di luar rumah dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 08.00 untuk m e n g e t a h u i M H D d a n kebiasaan nyamuk istirahat mulai dari matahari terbit s a m p a i d e n g a n matahari terbvnam (day time resting). Pengukuran M H D d e n g a n c a r a menghitung jumlah nyamuk Anopheles yang ditemukan istirahat dibagi jumlah jam penangkapan per orang. Apabila Bul. Penelit. Kesehat. 26 (1) 199811999

(5)

Fauna Anopheles di daerah

...

....

N. Sushanti Idris-Idrain et.al

MHD di dalam rumah dua kali lebih besar dibandingkan dengan di luar rumah disebut bersifat endofilik dan sebaliknya disebut eksofilik. Jumlah penangkap nyamuk dua orang masing- masing seorang di dalam dan seorang di luar rumah. Waktu penangkapan di dalam rumah selama 15 menit per rumah pada 10 unit rumah dan penangkapan di luar rumah dilakukan selama dua jam. Frekuensi penang- kapan empat kali per bulan.

Hasil penangkapan nyamuk dengan cara NLC, NRC dan RMC dimasukkan ke d a l a m m a n g k u k kertas ( c u p ) . Satu mangkuk kertas hanya diisi dengan hasil penangkapan nyamuk selama satu jam untuk masing-masing cara penangkapan. Dengan demikian diperlukan 12 mangkuk kertas untuk masing-masing cara penang- kapan dalam satu malam. Sedangkan hasil penangkapan nyamuk dengan cara LTC cukup dimasukkan ke dalam satu mangkuk kertas dalam satu malam. Selanjutnya riyamuk dibunuh dengan khloroform dan diidentifikasi dengan menggunakan kunci determinasi yang disusun oleh O'Connor dan Arwati ( 1 9 7 9 ) . ~ )

Penangkapan nyamuk pradewasa dilakukan dengan cara menciduk jentik dan pupa nyamuk dari berbagai jenis g e n a n g a n air. A l a t penciduk yang d i g u n a k a n menurut ukuran yang ditctapkan

WHO.^)

Nyamuk pradewasa yang terciduk dimasukkan ke dalam botol kecil dan setelah tiba d i laboratorium lapangan dipindahkan ke dalam panci pemeliharaan (rearing p a n ) lalu

dipelihara sampai dewasa. Setelah itu dibunuh dengan khloroform dan diiden- tifikasi dengan cara yang sama dengan di atas. Frekuensi penangkapan nyamuk pradewasa dilakukan empat kali per bulan.

HASIL

Melalui empat cara penangkapan selama dua tahun ditemukan 16 spesies yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An.

vagus, An. indefinitus, An. nigerrimus, An. peditaeniatus, An. kochi, An. barbirostris, An. bambumbrosus, An. annularis, An. separatus, An. tesselatus, An. aconitus, An. umbrosus, An. leucosphyrus, dan An.

letifer. Di Hanura ditemukan 13 spesies kecuali A n . bambumbrosus, A n leucosphyrus dan An. letifer. Di Sidodadi ditemukan 15 s p e s i e s k e c u a l i A n .

umbrosus. E n a m s p e s i e s yaitu A n .

sundaicus, An. subpictus, An. vugus, An. indefinitus, An. separatus dan An. aconitus lebih banyak ditemukan di Sidodadi. Tiga spesies yaitu An. nigerrimus, An. kochi d a n An. barbirostris lebih b a n y a k ditemukan di Hanura. Tiga spesies lainnya yaitu An. peditaeniatus, An. annularis dan

An. tesselatus dj temukan sama banyak antara di Hanura dan Sidodadi. Spesies

Anopheles dengan proporsi tinggi berturut- turut adalah An. sundaicus, An. vagus dan

An. subpictus. Frekuensi masing-masing cara penangkapar berturut-turut NLC 49 malam, NRC 49 malam, LTC 24 malam di Hanura dan 26 malam di Sidodadi, RMC

136 jam d i H a n u r a d a n 162 j a m d i Sidodadi. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel 1.

(6)

Fauna Anopheles di daerah ... N. Sushanti Idris-Idram et.al

Tabel 1. Fauna Anopheles yang Ditemukan di Daerah Penelitian di Kecamatan Padangcermin Kabupaten Lampung Selatan, tahun 1992-1993.

Spesles A~loplreles yang kontak d e ~ i g a n orang ditemukan 12 spesies yaitu An. surzdrric~r.s, All. .srrt>pictus, An. vaglrs, A 11. i~rolefirlitus, A 11. ~ligcrrirnlls, A 11. ~~e(litrrctlicctlr,s, An. koclli, An. brirhirostris, All. rcn~~lllrcr-is, Atz. ~ e p a r r r t u s , A n . tcs sc~lntzrs da11 A I I . r1colzitrl.s. Di Hanura ditemukan 1 1 spesies kecuali An. (iconitus. Di Sidodadi dltemukan tujuh spesies yaitu .it 11. \r~t~rl~ircr~ 3 , Ail. S ~ I I ~ ~ I ~ C ~ L L S , Ail. V ( I S L L S ,

Air. i~rclefirzitrr.~. Alz. Orrr-biroLsti*iLs. A I Z . tc.5 sc.ltrtrr.\ d a n Atr. ~ c o i z i t r i s . S p e s i e s A~lo~>lrc~lc.s y a n g ditemukan sepanjang malam dengan kepadatan populasi tinggi acia tiga spcsies yaitu A I I . .sri~r/oiic~rs, All.

\ ~ I / ~ ~ I L ' I Z L S d;111 ,411. vugl~s. Oleh karena itu

Iil~nya kebiaxi~an mencari makan ketiga spcsies tersehut yang dapat diketahui

Spesies An sundaiclis An subpictus An vagiis An zndejnitzis An nlgerlnius An pedltaenlat~is An kochl An barblrostr~s An banlbumbrosus An annularzs An separatus An tesselatus An aconztus An umbrosus An leucosphyrus .4n letlfer Jumlah

dengan pasti. Ketiga s p e s i e s tersebut ditemukan di dalaln dan di luar runiah baik di Hanura maupun di Sidodacli. A:zoj>llele.s Ls~r~zcluiczrs selalu ditemukan sepanjang malanl da11 tampak bersifat eksofagik di Hanura sedangkan di Siclodadi spcsies tersebut cenderung e~ldofagik. Ailoplrclc.~ s~it7pict~is ditemukan hanya kadang-kadang di Hanura dan seli~lu ditemukan sepanjang malam di Sidoda._li. Kebiasaaan mcncari m a k a n s p e s i e s t e r s e b u t d a r i hasil penangkapall di Sidodadi tampak bersifat e k s o f a g i k . Anoplreles C ~ L I ~ L L S k a d a n g -

k a d a n g d i t e m u k a n d i H a n u r a d a n S i d o d a d i . K e b i a s a a n m e n c a r i m a k a n spesies tersebut dari hasil penangkapan di Sidodadi tanlpak bersifat eksofagik. Data selengkapriya disajikan dalaln Tabel 2.

Uul. I'rnelit. Kesehi~t. 26 (1) 1 Y Y X I l Y Y Y Keterangan:

1 = NLC ("Night Landing Collection") = penangkapan nyamuk yang kontak dengan orang pada malam hari, 2 = NRC ("Night Resting Collection") = penangkapan nyamuk yang istirahat pada malam hari,

3 = LTC ("Light Trap Collection") = penangkapan nyamuk dengan perangkap lampu pada malarn hari, dan

4 = RMC ("Resting Morning Collection") = penangkapan nyamuk yang istirahat pada pagi hari.

YO 23,9 7,l 21,3 2,6 8,6 4,9 12,5 12,l 0,O 3,2 1,l 2,4 0,2 0,2 0,0 0,O 100,O % 53,4 19,7 23.2 0.9 0.1 0,4 0,s 0.4 0,O 0,3 0,3 0,2 0.2 0,O 0,O 0,1 100,O I: 111 32 99 12 40 23 58 56 0 15 5 1 1 1 1 0 0 464 Hanura C 3172 1171 1382 55 7 24 45 24 1 16 17 14 1 1 0 1 10 5944 Sidodadi Metoda penangkapan 1 2327 124 48 2 0 0 0 4 0 0 0 1 1 0 1 0 2507 1 90 5 44 1 7 6 3 2 0 1 2 4 0 0 0 0 165 penangkapan 3 1 11 27 0 1 14 49 34 0 9 1 5 1 1 0 0 154 Metoda 2 19 2 25 0 32 2 5 5 0 3 2 2 0 0 0 0 97 2 730 883 832 20 7 18 26 4 0 14 6 4 0 0 1 0 2545 4 1 14 3 11 0 1 1 15 0 2 0 0 0 0 0 0 48 3 14 16 28 3 0 4 9 14 1 0 2 8 10 0 0 9 118 4 101 148 474 30 0 2 10 2 0 2 9 1 0 0 0 1 774

(7)

Fauna Anopheles di daerah

...

N. SushanW Idris-Idram ct.al

(8)

Fauna Anopheles di daerah

...

N. Sushanti Idris-Idrarrt et.al

Spesies Anopheles yang istirahat pada pagi hari ditemukan 11 spesies yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. vagus, An. indefinitus, An. peditaeniatus, An. kochi, An. barbirostris, An. annularis, An. separatus, An. tesselat~is dan An. letifer. Seluruh spesies tersebut ditemukan di Sidodadi sedangkan di Hanura ditemukan delapan spesies kecuali An. separatus, An. tesselatus dan An. letifer. Spesies Anopheles y a n g d i t e m u k a n dengan kepadatan populasi tinggi adalah An. sundaicus, An. subpictus, dan An. vagus. Kepadatan populasi ketiga spesies tersebut tampak sangat rendah di Hanura dan tinggi di Sidodadi. Kebiasaan istirahat ketiga spesies tersebut tampak bersifat endofilik. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel 3.

Spesies Anopheles pradewasa yang berhasil diidentifikasi ada sembilan spesies yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. vagus, An. irzdefirzit~is, An. nigerrimus, An. yeclitaeniutus, Art. kochi, An. barbirostris dan An. annulai.is. Di Hanura ditemukan tujuh spesies kecuali An. irzdefinitus dan Arz.kod~i. Di Sidodadi ditemukan enam s p e s i e s k e c u a l i Arz.rzigerrimus, An. barbirostris dan An. arznularis. Kepadatan populasi Anopheles pradewasa rendah (c201ciduk) di berbagai jenis genangan tempat perindukannya. Diantaranya yang ditemukan dengan kepadatan lebih tinggi dibandingkan dengan spesies Anopheles l a i n n y a a d a l a h An. sundaicus, An. subpictus d a n A n . vugus. D i daerah penelitian tersebut ditemukan genangan air terlantar tempat perindukan Anopheles yang dibedakan menjadi genangan air

payau dan air tawar. Genangan air payau terdiri atas tambak udang, kolam (ponds) dan genangan (pools). Genangan air tawar terdiri atas genangan, sawah (rice fields), dan selokan (ditches). Anopheles

sundaicus pradewasa ditemukan di tambak udang, kolam dan genangan air payau yang ditandai dengan adanya tanaman algae yang kaya akan oksigen dan makanan berupa jasad renik. Spesies tersebut dapat hidup di air keruh atau jernih dengan intensitas sinar matahari tinggi. Anopheles subpictus pradewasa selain ditemukan di genangan air payau bersama-sama An. suizdaicus pradewasa juga ditemukan di genangan air t a w a r seperti s a w a h , genangandanselokandankadang-kadang pada jenis g e n a n g a n tersebut tidak ditemukan tanaman algae. Spesies tersebut dapat hidup di air keruh atau jernih dengan intensitas sinar matahari sedang sampai tinggi. Anopheles vugus pradewasa hanya ditemukan di genangan air tawar seperti genangan, s e l o k a n d a n s a w a h serta perkembangannya tidak b e r g a n t u n g dengan jenis tanaman air tertentu. Spesies tersebut dapat hidup d i air keruh atau jernih dengan intensitas sinar matahari sedang. Enam spesies lainnya kadang- kadang d i t e m u k a n d i H a n u r a d a n Sidodadi. Anopheles indefinitus dan An. kochi pradewasa ditemukan hanya di selokan. Anopheles nigerrimus dan An. peditueniatus ditemukan di genangan air tawar. Anopheles barbirostris pradewasa ditemukan d i s a w a h d a n s e l o k a n . Anopheles arznularis ditemukan hanya di

genangan air tawar. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel 4a dan 4b.

(9)

Tabel3. Fauna Anopheles yang ditemukan istirahat pada pagi hari di daerah penelitian di Kecamatan Padangcermin Kabupaten Lampung Selatan, tahun 1992-1993.

Spesies An. sundaicus An. subpictus An. vagus An. indefinitus An. peditaeniatus An. kochi An. barbirostris An. annularis An. separatus An. tesselatus An. letifer

Keterangan: MHD (Man Hour Density) = Kepadatan populasi Anopheles yang istirahat pada pagi hari = jumlah nyamuk Anopheles yang istirahat pada pagi hari dibagi jumlah jam-orang penangkapan,

Indoor = di dalam rumah, Outdoor = d; luar rumah.

MHD 0,63 0,91 2,93 0,19 0,02 0,07 0,02 0,02 0,06 0,Ol 0,Ol C 101 148 474 30 2 10 2 2 9 1 1 Lama penangkapan (orang-jam) 162 s.d.a s.d.a s.d.a s. d. a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a , s.d.a Lama penangkapan (orang-malam) 136 s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a s.d.a C 1 14 3 11 1 1 15 2 0 0 0 MHD 0,Ol 0,lO 0,02 0,08 0,OO 0,OO 0,11 0.01 0,OO 0,OO 0,00 Siikxtadi Indoor

I

Outdm Hanura MHD 0,06 0,06 0,21 0,02 0,Ol 0,Ol 0,OO 0,Ol 0,04 0,OO 0,OO C 0 0 1 0 0 0 13 0 0 0 0

c

1 14 2 11 1 1 2 2 0 0 0 C 9 10 34 3 1 1 0 1 7 0 0 T, 92 138 440 27 1 9 2 1 2 1 1 Outdoor MHD 0,OO 0,00 0,Ol 0,OO 0,OO 0,OO 0,lO 0,CO 0,OO 0,OO 0,OO Indoor MHD 0,Ol 0,lO 0,Ol 0,08 0,OO 0,OO 0,Ol 0,Ol 0,OO 0,OO 0,OO MHD 0,57 0,85 2,72 0,17 0,Ol 0,06 0,02 0,Ol 0,02 0,Ol 0,Ol

(10)

Tabel 4a. Jenis genangan tempat perindukan Anopheles, kepadatan Anopheles pradewasa dan spesies Anopheles di daerah penelitian di Kecamatan Padangcermin Kabupaten Lampung Selatan, tahun 1992-1993.

Keterangan: Kepadatan Anopheles pradewasa = jumlah Anopheles pradewasalciduk, 1 = An. sundaicus, 2 = An. subpictus, 3 = An. vagus, 4 = An. indefinitus, 5 = An. nigerimus, 6 = An. peditaeniatus, 7 = An. kochi, 8 = An. barbirostris, 9 = An. annularis, 10 = Anopheles sp.

Daerah penelitian Desa Hanura Desa Sidodadi Jenis genangan

-

tambak udang - kolam

- sawah

- genangan

- selokan

- tambak udang

- kolam

- sawah

- genangan

- selokan

C Ciduk I60 90 100 1702 20 400 1300 30 840 140

Anopheles pradewasa Spesies Anopheles

C 170 48 74 671 52 179 939 6 478 145 Kepadatan 1,1 0,5 0,7 074 2,6 0,4 077 0,2 0,6 l70 10 45 23 2 71 0 44 9 0 29 0 1 1 1 13 0 173 0 179 222 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 114 3 4 367 1 0 222 0 154 8 3 0 9 67 51 47 0 46 6 292 133 5 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 8 0 0 1 0 3 0 0 0 0 0 9 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 0 0 6 1 0 0 0 0 3 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

(11)

Fauna Anopheles di daerah

...

N. Sushanti Idris-Idram et.al

Tabel 4b. Jenis genangan tempat perindukan Anopheles, jenis tanaman, kekeruhan dan intensitas sinar matahari di daerah penelitian di Kecamatan Padangcermin Kabupaten Lampung Selatan, tahun 1992-1993.

Desa Sidodadi - tambak udang algae + + + - kolam algae + + - sawah - genangan m p u t

+ +

- selokan m p u t

+

+ Intensitas sinar matahari Desa Hanura keruh keruh keruh keruh keruh Turbiditas I I I I

Keterangan:

+

= cukup,

+

+ = banyak, + +

+

= sangat banyak, t= rendah, 'T t = sedang, Jenis tanaman Daerah penelitian

- tambak udang

- kolam - sawah - genangan - selokan

I

t t t = tinggi. Jenis genangan I'EMBAHASAN algae + algae +, rumput +

+

rumput + + rumput + +

Di daerah paritai bekas hutan man- g r o v e cli K e c a m a t a ~ ] P a d a n g c e r m i n

Kabupaten Lampung Selatan diteniukan 16 s p e s i e s Alzoplleles. S o e m a r l a n d a n Gandahusada ( 1 990) telah menelusuri dari berapa literatur dan nlelaporkan ada 20 spesies Al;opl~ele.s yang berperan sebagai v e k t o r malaria.') S e p u l u h s p e s i e s Alloplle1e.s y a n g d i t e n i u k a n d i d a e r a h p e n e l i t i a n y a i t u AI;. s u l z d u i c u s , AIL. s ~ i h l ~ i c t ; ~ ~ , An. lliger-i-imus, An. kochi, An. l>urhiro.str+i.s, AIL. l ~ n ~ r ~ h n m A r - o ~ ~ i . ~ , AIZ.

11 c u t litrrs, At;. ;41~htwsus, All. leucosptlyi-us

dan A11. 1ctifi.r. ternyata berperan sebagai vektor malaria di daerali lain di Iridone~ia. Enam spesies yaitu A n . s u n d u i c u s , An. .\rrl)picti~s, An. lrigel-r-it?zus, AIZ. koctzi, AIL hnr-Air-ostr-is dan AIL. ucorzitirs ditemukan kontak dengan o r a n g pada malam hari. D a l a n ~ makalah ini hanya dibahas spesies Alloplzeles y a n g d i t e m u k a n d e n g a n

proporsi, M U R dari MHD tirlggi.

Dua spesies yaitu Arr. s u i z d a i c u . ~ d a n AIZ. s u h p i c t ; ~ ~ d i t e m u k a n d e n g a n kepadatan populasi tinggi pada malam hari, masing-masing dengan M B R 47,s per orang-malam dan 2,s per orang-malam. Oleh karena itu kedua s p e s i e s tersebut perlu dicurigai k e b e r a d a a n n y a s e b a g a i vektor malaria. Anoplzeles v a g u s tidak termasuk dalam daftar vektor malaria di Indonesia tetapi kadang-kadang ditemukan j u g a k o n t a k d e n g a n o r a n g di d a e r a h penelitian (MBR 1 ,O per orang-nialam).

jernih, keruh jernih j ernih jernih, keruh jernih Arzophe1e.s .surtduic;rs di d a e r a h penelitian bersifat eksofagik di Hanura (MBR di luar runiah dua kali lebih tinggi dibaridirigkan MBR di dalarn rumah) dan cenderung bersifat endofagik di Sidodadi ( M B R di l u a r r u m a h t i d a k b e d a j a u h dibandingkan MBR di dalam rumah). Hal i n i - n ~ e n u n j u k k a n a p a b i l a k e p a d a t a n populasi spesies tersebut meningkat, pola kebiasaarl mencari niakan spesies tersebut berubah dari eksofagik nlerljadi endofagik.

t?‘, I"rt 'I' 'I' t t t t

'r'r

(12)

Fauna Anopheles di daerah

...

N. Sushanti Idris-Idram et.al

Penemuan seperti ini telah dilaporkan Sudararaman et.al. (1957) bahwa pada waktu kepadatan populasi spesies tersebut meningkat, 60,0% An.sundaicus yang kontak dengan orang malam hari di dalam rumah (cenderung e n d ~ f a ~ i k ) . ~ ) Soekirno et.al (1983) melaporkan penelitiannya di B a l i b a h w a An.sundaicus pada penangkapan dengan umpan orang di luar rumah hampir tiga kali dibandingkan di dalam rumah ( e k ~ o f a ~ i k ) . ~ ) Anopheles subpictus di daerah penelitian bersifat eksofagik. Spesies tersebut di Kabupaten Jepara Jawa Tengah dilaporkan Barodji et.al (1992) hanya ditemukan di kandang ternak.8) Di Flores, Marwoto et. al. (1992) menemukan spesies tersebut di dalam dan d i luar r u m a h tetapi tidak terdapat keterangan apakah bersifat endofagik atau eksofagik." Anopheles vugus di daerah penelitian bersifat eksofagik dan tidak d i p e r t i m b a n g k a n s e b a g a i v e k t o r d i Indonesia sehingga data bionomiknya hampir tidak ditemukan. Di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, spesies tersebut

13,096 menggigit orang di dalam rumah dan 87% di luar rumah ( e k ~ o f a ~ i k ) . ~ )

Kesukaan mengisap darah ketiga spesies tersebut di daerah penelitian belum dapat dipastikan karena tidak dilakukan uji presipitin. Menurut laporan Boesri (1994) b a h w a hasil uji presipitin pada An.

stlndaicus d i T a r a h a n Kecamatan Tanjungan Kabupaten Lampung Selatan m e n e m u k a n 2 9 , 3 % spesies tersebut mengandung darah orang.'') Sudararaman et.al. (1957) d i Kalijajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah menemukan hasil uji presipitin terhadap spesies tersebut 21,9% mengandung darah o r a n g 6 ) Di Sulawesi Selatan spesies tersebut bersifat antropofilik dengan hasil uji presipitin 8 0 % m e n g a n d u n g darah orang.") Di H a n u r a d a n S i d o d a d i , ternak jarang

ditemukan sehingga sebagian besar sumber makanannya berasal dari darah orang, sehingga dapat diperkirakan An. sundaicus di daerah penelitian bersifat antropofilik.

Anopheles subpictus m e n u r u t Walch (1932) bersifat zoofilik tetapi apabila di permukiman penduduk terdapat ternak maka 12% spesies tersebut akan menggi- git orang dan apabila jarang terdapat ternak maka 15% spesies tersebut akan menggigit orang.12) Sudararaman et.al. (1957) dalam laporannya menyebutkan hasil uji presipitin t e r h a d a p s p e s i e s tersebut 20,O% mengandung darah orang6)

Anopheles vagus bersifat zoofilik tetapi kadang-kadang diternukan kontak dengan orang.13)

Dilihat dari tempat istirahatnya pada pagi hari di daerah penelitian, An.

sundaiclis bersifat endofilik. Bonne- Wepster & Swellengrebel(l953) menemu- kan spesies tersebut bersifat endofilik. Demikian juga Bruce-Chwatt (1985) menemukan spesies tersebut bersifat endofilik.12) Di Sulawesi Selatan, spesies tersebut bersifat endofilik.") Sebaliknya hasil penelitian di Kalijajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah dilaporkan bahwa s p e s i e s tersebut bersifat eksofi1ika6)

Anopheles subpictus di daerah penelitian bersifat endofilik tetapi d i Kalijajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah dila- porkan bahwa spesies tersebut bersifat e k ~ o f i l i k . ~ ) Anopheles vagus di daerah penelitian bersifat endofilik tetapi di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, spesies tersebut 36,4% ditemukan istirahat di dalam rumah dan 63,6% di luar rumah ( e k s ~ f i l i k ) . ~ ) Dengan membandingkan kebiasaan istirahat k e t i g a s p e s i e s

Anopheles tersebut dengan daerah lain di Indonesia tampak ada perbedaan pola kebiasaan istirahat antara satu daerah dengan daerah lain di Indonesia. Apa yang

(13)

Fauna Anopheles di daerah

...

N. Sushanti Idris-Idram et.al

mempengaruhi perubahan tersebut perlu dikaji lebih lanjut.

Tempat perindukan An. suizdaicus di daerah penelitian di genangan air payau sedangkan Swellengrebel et.al. (1919) menemukan spesies tersebut di genangan a i r p a y a u d a n a i r tawar. Anopheles .suntluicu.s air payau di temukan di sekitar t a n a m a n ulguc s e r u p a d e n g a n y a n g ditemukan Swellengrebel (1921). Jenis alg(,.ae yang disukai spesies tersebut adalah Enteromorpllu, Cladophora dan Cyano- physeue. Tingkat kepadatan populasi An. s~indaic~is tergan tung dengan kepadatan jenis t a n a m a n air tersebut d i tempat perindukannya. Chow (1949) di Yunan m e n e m u k a n n y a m u k p r a d e w a s a A n . sz~bpictus di genangan air payau dan air tawar. Anopheles s u b y i c t ~ i s tidak t e r g a n t u n g d e n g a n jenis tanaman air tertentu di tempat perindukannya. Ole11 sebab itu apabila An. s~indaicus dan An. subpict~is pradewasa ditemukan bersama- sama, kepadatan An. .subpictus pradewasa lebih tinggi dibasdingkan~n.suiziluicLcs.12) Kepadatan populasi Anopheles pradewasa rendah sejalan dengan tingginya distribusi curah hujan di daerah penelitian. Mengenai hubungan antara kedua variabel tersebut a k a n d i s a m p a i k a n d a l a m m a k a l a h tersendiri.

KESIMPULAN

Di d a e r a h p a n t a i Kecanlatan P a d a n g c e r r n i n K a b u p a t e n L a m p u n g Selatan ditemukan 16 spesies Ai~opl~eles yaitu Ail. s~inclrlicus, A I L . sl~bpicti~.~, An. vlcgus, Ail. iizclefinitus, An. izigerrint~is, Aiz. ~~editueniat~is, An. kocl~i, An. burbirostri.~, An. banzbunzhro.sris, An. annuluris, An.

separntlis, Aiz. tesselatus, Ail. acolzitzss, An. umbrosu.~, An. leucosphyrus, d a n An. letijer.

Spesies Anopheles yang banyak d i t e m u k a n b e r t u r u t - t u r u t a d a l a h An. sundaicus, An. vagus dan An. subpictus. Tiga spesies tersebut bersifat eksofagik dan endofilik. Tempat perindukan An. srsnduicus di gellangan air payau, An. subpictus di genangan air payau dan air tawar sedangkan An. v u g ~ i s hanya d i g e n a n g a n a i r t a w a r . H a n y a t e m p a t perindukan An. srlnduicus ditandai dengan adanya tanaman algae sedangkan An. subpictz.ls dan An. vagus tidak tergantung dengan keberadaan jenis t a n a m a n air tertentu.

UCAPAN TERIMA KASIH

P e n u l i s n l e n y a n l p a i k a n t e r i m a kasih kepada Kepala Kantor Wilayah Kesehatan Propinsi Lampung dan Kepala D i n a s K e s e h a t a n D a e r a h T i n g k a t I1 Kabupaten Lampung Selatan atas bantuan yang berharga sehingga penelitian ini d a p a t t e r l a k s a n a . T e r i m a k a s i h y a n g setinggi-tingginya disampaikan kepada Bapak Soeroto Atmosoedjono atas kritik dan saran pada penulisan makalah ini. Akhirnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada anggota tim peneliti terutama kepada Sdr. 1 Gde Wayan Djana dan Sdr. Sunardi Empi.

DAFTAR RUJUKAN

1 . Sudomo M., Sushanti N . , Kasnodihardjo (1994). Dinamika transmisi malaria di hutan mangrove, T a h a p 11, T a h ~ ~ n 1993. PPEK,

B P P K , Depkes R I , Jakarta. (Laporan Penelitian).

2. Isfarain A. Oii Santyo K. (1981). Vektor malaria potensial di d a e r a h Propinsi Lampung. Prosiding Seminar Parasitologi Nasional ke 11,

(14)

Fauna Anopheles di daerah

... ..

N. Sushanti Idris-Idram et.al

3. O'Connor CT. & Arwati S. (1979). Kunci bergambar untuk Atlopheles betina dari Indonesia. Ditjen P2MPLP, Depkes RI, Jakarta.

4. WHO (1975). Manual on practical entomology in malaria. Prepared by the WHO Division of Malaria and Otlier Parasitic Diseases Part 11. WI-I0 Offset Publication No.13, WHO, Geneva.

5. Soemarlan & Gandahusada S. (1990). The fight against malaria in Indonesia - a historical review and future outlook. Published by NIHRD, MOH, RI, 64 pp.

6. Sundararanian S., Soeroto RM., Siran M. (1957). Vectors of malaria in Mid-Java. Indiati

Jourrlal of'Mnlai~iology, 14(4):321-339.

7. Soekirno M . et.al. (1983). Bionomics of

A ~ ~ o p h e l r s s u ~ t d u i c u . ~ and other anophelines associated with malaria in coastal areas of Bali, Indonesia. Unpublished Document WHO/MAL/79.913.

8. Barodji., Boewono DT., Suwasono H. (1992). Fauna Anopheles di daerah endemis malaria Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Buletirl

Petielitiurl Kesehalur~, 20(3):34-42.

9. Marwoto HA., Atmosoedjono S., Dewi RM. (1992). Penentuan vektor malaria di Flores.

Buletiti Petlelitiatl Kesellata~z, 20(3):43-49.

10. Boesri H. (1994). Perilaku Atlopheles surzduicus Rodenwaldt dan cara pemberan- tasannya di Tarahan L a m p u n g Selatan.

Majalah Parasitologi I t ~ d o n e s i a , 7(1),

Januari:25-30.

11. Collins RT. et.al. (1979). A study of the coastal malaria vectors, Anopheles sur~daicu.~ Rodenwaldt and Anopheles subpictus Grassi, in South Sulawesi, Sulawesi, Indonesia. Unpublished Document WHOlMa1179.9 13. 12. Taken W., Knols BGJ. (1990). A taxonomic

and bionomic review of the malaria vectors of Indonesia. Dalam Taken W., Snellen WB., Knols BGJ. (1990). Environmental measures for malaria control in Indonesia

-

A Historical Review on Sanitation Species. Wegeningen Agricultural University.

13. Kulkarni SM. (1987). Feeding behaviour of anopheline mosquitoes in an area endemic for malaria in Bastar District, Madhya Pradesh.

Ittdiuti Journal ofw~ulariology, 24: 163-1 71.

Gambar

Tabel 4a.  Jenis genangan tempat perindukan Anopheles, kepadatan Anopheles  pradewasa  dan spesies Anopheles  di  daerah penelitian di Kecamatan Padangcermin Kabupaten Lampung Selatan, tahun 1992-1993
Tabel 4b.  Jenis  genangan  tempat  perindukan  Anopheles,  jenis  tanaman,  kekeruhan  dan  intensitas  sinar  matahari  di  daerah  penelitian  di  Kecamatan  Padangcermin Kabupaten Lampung Selatan, tahun 1992-1993

Referensi

Dokumen terkait

Chapter 27: Hydrologic Design for Water Use (Handbook of Water Resources Management) Chapter 23: Water Demand Analysis (Handbook of Hydrology) 17,3 18,1 19,5 22,2 16,2 14 33

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini akan berguna untuk industri manufaktur untuk menggunakan model yang dikembangkan dalam merancang strategi

Dari dua dalil tersebut fuqahâ‟ berusaha menafsirkannya dengan metode al-jam‘ wa al-tawfîq, bahwa jika ia bisa membedakan darahnya, maka masa haidnya adalah sesuai darah

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian di UPTD Pendidikan Kecamatan Banyuresmi mengenai perancangan sistem informasi laporan surat pertanggungjawaban

Pelatihan pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Padang sudah baik, tetapi perlu di tingkatkan lagi dari segi peningkatan keterampilan dan kemampuan agar

Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 oC – 175

Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam :..

1. Disarankan kepada masyarakat setempat untuk menjaga panorama alam dan lingkungan Pantai Tanjung Setia, sehingga keindahan alam Pantai Tanjung Setia tetap