• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI AKTIFITAS OPERASI TERHADAP DEVIDEN TUNAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI AKTIFITAS OPERASI TERHADAP DEVIDEN TUNAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS

DARI AKTIFITAS OPERASI TERHADAP

DEVIDEN TUNAI PERUSAHAAN

MANUFAKTUR

Galan Indriawan, Mohammad Heykal

Ksat amji atak 16/03 no.34 Cimanggis Depok, 021-8719207, galanindriawan@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari laba bersih dan

arus kas dari aktifitas operasi terhadap dividen tunai pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.Variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Laba

bersih dan arus kas dari aktifitas operasi termasuk dalam variabel bebas sedangkan

dividen tunai termasuk kedalam variabel terikat. Objek yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari 28 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda.Sebelum

dilakukan uji regresi linear berganda, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan

uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan

uji autokorelasi untuk menunjukkan bahwa semua variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitan telah bebas dari masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas,

autokorelasi dan semua variabel telah berdistribusi normal. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan progam SPSS versi 20.0 Hasil yang didapatkan dari penelitian

ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih dan

arus kas dari aktifitas operasi secara bersama-sama terhadap dividen tunai. Hasil

yang didapatkan dari uji t menunjukkan bahwa laba bersih memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dividen tunai sedangkan arus kas dari aktifitas operasi tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividen tunai, dan berdasarkan dari

hasil uji koefisien beta menunjukkan bahwa laba bersih lebih berpengaruh terhadap

dividen tunai dibandingkan dengan arus kas dari aktifitas operasi.(GI)

(2)

PENDAHULUAN

Dana merupakan sumber daya yang sangat penting bagi setiap perusahaan, karena setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan dana. Dana bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external financing). Sumber pembiayaan modal internal adalah pemanfaatan laba yang ditahan (retained earnings) sedangkan sumber pembiayaan eksternal dapat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara menerbitkan dan menjual saham kepada para investor. Laba bersih sering dinyatakan sebagai suatu indikasi kemampuan perusahaan membayar dividen. Secara garis besar laba diperoleh dari selisih antara pendapatan dari operasional perusahaan pada periode tertentu dengan biaya yang dikeluarkan pada periode yang sama. Besar kecilnya laba yang akan diperoleh oleh perusahaan tergantung dari baik atau tidaknya perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dengan adanya laba, perusahaan dapat memberikan dividen kepada para pemegang saham. Alternatif lain yang dapat digunakan sebagai prediktor dividen adalah dengan menggunakan arus kas (cash flow). Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas dari kegiatan operasi. Arus kas dari kegiatan operasi dapat digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang, atau untuk melakukan investasi. Penggunaan arus kas dapat menghindari alokasi sehingga diharapkan prediksi atas dividen dapat dilakukan dengan lebih baik. Menentukan jumlah yang tepat untuk pendistribusian dividen adalah hal yang sangat sulit dalam pengambilan keputusan manajemen perusahaan. Di satu sisi perusahaan menginginkan laba yang dibagikan sebagai dividen dalam jumlah kecil dengan asumsi untuk investasi yang lebih besar tetapi di sisi lain investor juga menginginkan jumlah dividen yang besar. Tiap-tiap perusahaan pada dasarnya memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam penetapan dividennya. Perusahaan-perusahaan yang membayar dividen cenderung menolak untuk mengurangi jumlah dividen karena hal ini dapat mengundang reaksi negatif dari pasar sekuritas. Konsekuensinya, perusahaan yang membayar dalam bentuk dividen kas akan berupaya untuk terus dapat melakukannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merasa perlu dan ingin mengangkat permasalahan tersebut sebagai penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Dari Aktifitas Operasi Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011”.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indah (2009) menyimpulkan bahwa informasi laba bersih bukanlah merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang baik oleh manajemen dalam membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen. Bagi manajemen, arus kas operasi dapat dijadikan salah satu tolak ukur dalam menentukan besarnya dividen. Hal ini disebabkan karena arus kas operasi lebih berpengaruh secara signifikan terhadap return yang diterima oleh perusahaan.

Manurung Siregar (2009) meneliti tentang Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen (Pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia), menguji apakah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan hasil yang didapat bahwa secara parsial laba bersih tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa informasi laba bersih bukanlah merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang baik oleh manajemen dalam membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen. Secara parsial arus kas operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan dividen

(3)

secara simultan, laba bersih dan arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen Penelitian ini merupakan riset hasil pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan beberapa sampel dengan periode waktu antara 2008-2011. Riset ini merupakan riset kausal. Penelitian ini merupakan penelitian dengan generalisasi yang tinggi (studi statistik). Penelitian ini merupakan penelitian dengan generalisasi yang tinggi (studi statistik). Proses pengumpulan data menggunakan metode tidak langsung melalui data-data arsip yang terdiri dari laporan tahunan dan laporan audit yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan official website masing-masing perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive non random sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan subyektif penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kausal komparatif (causal-comparative research) yang merupakan tipe penelitian dengan karateristik masalah berupa hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan tipe penelitian ex past facto yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa

Variabel-variabel yang terdapat dalam peneelitian ini adalah sebagai berkut :

1.

Variabel bebas ( variabel independen), yaitu variabel yang berdiri sendiri atau tidak tergantung pada variabel lain. Variabel dalam penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas dari aktifitas operasi.

2.

Variabel terikat (variabel dependen), yaitu variabel yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain atau tergantung pada variabel independent. Variabel dalam penelitian ini adalah dividen. Dividen adalah laba yang dibagikan kepada pemegang saham berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dividen tunai. Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang konsisten mengeluarkan laporan keuangan dalam periode 2008-2011. Pemilihan sample yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive non random sampling. Jumlah perusahaan yang akan dijadikan sample sebanyak 28 perusahaan, dengan kriteria yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang memperoleh laba bersih dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

b. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang memperoleh arus kas bersih dari aktifitas operasi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

c. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang membagikan dividen tunai Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh suatu organisasi atau lembaga atau perusahaan yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumentasi) dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi.

Sumber Data

Menurut sumber data, data yang digunakan dalam penelitian ini dapat digolongkan sebagai data eksternal. Data eksternal adalah data yang di dapat di luar dari lembaga atau organisasi yang bersangkutan.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi tidak langsung oleh peneliti terhadap obyek penelitian yaitu perusahaan manufaktur melalui Bursa Efek Indonesia. Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah pengamatan non partisipan, dimana penulis melakukan observasi sebagai pengumpulan data tanpa melibatkan diri atau bagian lingkungan sosial yang diamati, dalam hal ini perusahaan manufaktur tersebut.

HASIL DAN BAHASAN

Hasil Uji Korelasi

(4)

Analisa korelasi digunakan untuk menghitung seberapa kuat hubungan antara variabel independen yaitu laba bersih (X1) dan arus kas dari aktifitas operasi (X2) terhadap dividen tunai (Y) sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini analisa korelasi yang akan digunakan adalah korelasi Pearson (Product Moment).

Tabel 1 Uji Korelasi

Berdasarkan pengujian diatas dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut:

1)Koefisien korelasi laba bersih (X1) dengan dividen tunai (Y) adalah sebesar 0,797 sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara laba bersih dengan dividen tunai adalah merupakan hubungan yang positif dan sangat kuat, sementara dari hasil perhitungan korelasi memperlihatkan keterangan tabel yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan dari kedua variabel pada taraf nyata 5% untuk diuji dua arah dianggap signifikan karena pada baris Sig (2-tailed) nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 taraf signifikan.

2)Koefisien korelasi arus kas dari aktifitas operasi (X2) dengan dividen tunai (Y) adalah sebesar 0,717 sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara arus kas dari aktifitas operasi dengan dividen tunai adalah merupakan hubungan yang positif dan sangat kuat, sementara dari hasil perhitungan korelasi memperlihatkan keterangan tabel yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan dari kedua variabel pada taraf nyata 5% untuk diuji dua arah dianggap signifikan karena pada baris Sig (2-tailed) nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 taraf signifikan

.

Hasil Uji Parsial (t)

Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen secara individu baik laba bersih (X1) maupun arus kas operasi (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen tunai (Y) sebagai variabel dependen.

Tabel 2 Uji Parsial Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 17124281962 91198970829 ,188 ,851 Laba_Bersih ,514 ,048 ,832 10,749 ,000 Arus_Kas ,054 ,063 ,067 ,862 ,390

a. Dependent Variable: Dividen Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS 20

Correlations

Laba_bersih Arus_Kas Dividen Laba_bersih Pearson Correlation 1 ,836** ,797** Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 112 112 112 Arus_Kas Pearson Correlation ,836** 1 ,717** Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 112 112 112 Dividen Pearson Correlation ,797** ,717** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 112 112 112

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS 20

(5)

probabilitas sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dengan kesimpulan bahwa variabel dividen tunai (Y) secara parsial dipengaruhi oleh laba bersih.

Sedangkan berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel arus kas operasi (X2) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,390 lebih besar dari 0,05, maka H2 tidak diterima dengan kesimpulan bahwa variabel arus kas operasi (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai (Y). Hasil yang didapat dari penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa arus kas operasi memiliki hubungan positif dan pengaruh yang signifikan terhadap dividen tunai.

Hasil Uji F atau ANOVA

Uji F digunakan untuk menguji apakah secara bersama-sama seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 3 Uji F atau ANOVA

Berdasarkan tabel diatas, untuk melihat pengaruh secara serentak dilakukan dengan uji F yaitu pengujian secara serentak pengaruh variabel laba bersih (X1) dan arus kas operasi (X2) terhadap dividen tunai (Y). Pada pengujian ini besarnya nilai probabilitas F sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan model regresi dapat digunakan untuk memprediksi dividen tunai atau dapat dikatakan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen tunai.

Pengaruh Laba Bersih Terhadap Pembagian Dividen

Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan bagi kebijakan dividen, pedoman investasi dan penahanan laba suatu perusahaan.Laba bersih sering dianggap menjadi indikasi kemampuan perusahaan membayar dividen. Jika perusahaan menghasilkan laba bersih yang besar maka kemungkinan perusahaan dalam membagikan dividen menjadi lebih baik. Laba diakui sebagai suatu indikator dari jumlah maksimum yang harus dibagikan sebagai dividen dan sebagian ditahan untuk perluasan atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan.

Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa H1 diterima atau dapat dikatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara laba bersih dengan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2011 yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas t sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05

Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Pembagian Dividen

Arus kas yang digunakan untuk prediksi mengenai dividen adalah arus kas dari aktifitas operasi, dasarnya karena jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk memelihara kemampuan operasi, melunasi pinjaman, membayar dividen dan melakukan investasi tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan pengaruh kas dari transaksi yang termasuk dalam penentuan laba bersih selain aktifitas

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2,940E+26 2 1,470E+26 202,885 ,000b

Residual 7,898E+25 109 7,245E+23

Total 3,730E+26 111

a. Predictors: (Constant), Arus_Kas, Laba_Bersih b. Dependent Variable: Dividen

(6)

investasi dan keuangan. Arus kas operasi positif lebih menjamin kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktifitas usahanya di masa yang akan datang.

Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa H2 tidak diterima atau dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktifitas operasi dengan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2011 yang ditunjukkan dengan probabilitas t sebesar 0,390 lebih besar dari 0,05.

SIMPULAN DAN SARAN

Mengacu kepada hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi pada bab 4 terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai dengan 2012 maka penulis dapat memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa laba bersih memiliki hubungan yang positif dan sangat kuat terhadap dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2011 yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi masing-masing sebesar 0,797.

2. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa Arus Kas dari aktifitas operasi memiliki hubungan yang positif dan sangat kuat terhadap dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2011 yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi masing-masing sebesar 0,717.

3. Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa H1 diterima atau dapat dikatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara laba bersih dengan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2011 yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas t sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05

4. Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa H2 tidak diterima atau dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktifitas operasi dengan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2011 yang ditunjukkan dengan probabilitas t sebesar 0,390 lebih besar dari 0,05. 5. Berdasarkan hasil uji F (uji simultan) menunjukkan bahwa H3 diterima atau dapat dikatakan

laba bersih dan arus kas dari aktifitas operasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signiffikan terhadap dividen tunai. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang dilakukan dengan nilai probabilitasnya sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) berpangaruh secara signifikan terhadap dividen tunai. Saran

1. Laba bersih menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap dividen tunai sehingga dapat memberikan sinyal kepada para investor tentang kemampuan perusahaan. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menarik minat investor agar dapat menanamkan modalnya dalam perusahaan.

2. Pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan disarankan memperhatikan laba bersih yang dihasilkan. Perusahaan juga perlu memperhatikan rencana melakukan ekspansi, dalam pengertian jika perusahaan ingin melakukan perluasan usaha maka sebaiknya perusahaan sebaiknya tidak memberikan dividen tunai terlalu tinggi agar perkembangan perusahaan tidak terhambat.

3. Investor yang ingin menanamkan modalnya dalam sebuah perusahaan disarankan memperhatikan pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen perusahaan serta kebijakan yang digunakan oleh perusahaaan, sehingga dapat menambahkan informasi tambahan mengenai keuntungan yang akan didapat oleh investor.

4. Dalam penelitian selanjutnya seharusnya dapat diteliti mengenai faktor-faktor pertimbangan lain yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen.

5. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, maka sampel yang diambil sebaiknya lebih banyak dan periode penelitian yang lebih lama. Hal ini bertujuan agar penelitian tidak hanya terpaku pada perusahaan manufaktur saja tetapi dapat mencakup keseluruhan populasi yang ada dan hasil penelitian dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya dengan lebih baik.

(7)

Chariri, A & Imam Ghozali. (2007). Teori Akuntansi, Edisi ke – 3. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Fakultas Ekonomi Universitas Persada Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif, Edisi ke – 6. Jakarta. Universitas Persada Indonesia Y.A.I.

Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis Terhadap Laporan Keuangan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Hermi. (2004). Jurnal Akuntansi. Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen. Jakarta. Universitas Trisakti.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009) Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat.

Kieso, D.E & Weygandt, J.J. (2002). Akuntansi Intermediate, Jilid 2, Edisi ke – 10. Diterjemahkan Oleh Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi. Jakarta. Erlangga.

Manurung, Indah Agustina. (2009). Jurnal Akuntansi. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Mulya, Hadri (2013). Akuntansi Dasar. Jakarta. Mitra Wacana Media

Prastowo, Dwi. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. UPP STIM YKPN Priyatno, Duwi. (2011). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta. ANDI Ridwan, S.S & Inge, B. (2003). Manajemen Keuangan 1, Edisi ke – 7. Jakarta. Litera Lintas Media. Rudianto. (2009). Pengantar Akuntansi. Jakarta. Erlangga.

Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 1 dan 2. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Stice, E.K, J.D & Skousen, S.K.F. (2009) Akuntansi Intermediate, Edisi 16. Jakarta. Salemba 4.

RIWAYAT PENULIS

Galan Indriawan lahir di kota Jakarta pada 21 Februari 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.

Gambar

Tabel 1 Uji Korelasi
Tabel 3 Uji F atau ANOVA

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh kabupaten/kota APBN, APBD, Investasi Swasta dan/atau kerja sama pendanaan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Bappeda, Biro Perekonomi an,. Pengembangan Rumah Susun

Penelitian yang dilakukan Yoyok Pambudi (2015) tentang kendali daya reaktor RSG G.A.S Dengan menggunakan metode Particle Swarm Optimization dan kendali DIC

39 tahun 1998, (Economic Development in Batam East ASEAN Growth Area), Jurnal Ekonomi, Faculty of Economics, University of Tarumanagara,..

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan latihan massed practice dan distributed

Alat pengering tersebut masih terdapat banyak kekurangan dalam sistem ataupun rangakaian alat karena hanya menggunakan heater 50 watt, panas yang digunakan hanya

Perhitungan minggu efektif pembelajaran per semester atau per tahun mengikuti kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat.. pendidikan merupakan pengaturan

Upaya Pengamanan terhadap aset tidak bergerak pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah dilakukan dengan berupa barang

Penelitian ini berhasil merekomendasikan kebutuhan kompetensi dengan memetakan soft competency dan hard competency SDM TI berdasarkan Integrated Competency Based Human