• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/03/II/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/03/II/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KT. MEGA EQUATOR IV DI PERAIRAN SEKITAR PULAU MANIANG – POMALAA

Pada tanggal 17 Maret 2012, pukul 11.00 WITA, KT. Mega Equator IV menunda TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII, dengan diawaki 7 (tujuh) orang, tanpa muatan, bertolak dari Pelabuhan Pomalaa dengan tujuan Pelabuhan Kolaka Utara, tanggal 19 Maret 2012, dalam pelayarannya kapal mengalami cuaca buruk dan kapal berlabuh jangkar di dekat Pulau Maniang untuk berlindung (shelter). Tanggal 21 Maret 2012, setelah cuaca membaik, kapal melanjutkan pelayarannya, dan ketika menempuh waktu lebih kurang 2 (dua) jam kapal mengalami cuaca buruk kembali, kapal tidak mampu menghadapi cuaca dan Nakhoda memutuskan untuk kembali ke Pelabuhan Pomalaa, namun pada pukul 15.30 WITA, KT. Mega Equator IV kehilangan keseimbangannya dan tenggelam dengan kondisi tali tunda tetap terikat pada kedua tongkang, serta kedua tongkang terapung dengan selamat.

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka, melainkan terdapat kerugian harta benda berupa KT. Mega Equator IV yang tenggelam

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/1/2/DN-13, tanggal 14 Januari 2013, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tenggelamnya KT. Mega Equator IV kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) tanggal 24 Maret 2012, dibuat oleh Nakhoda

dan diketahui oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Pomalaa;

2. Berita Acara Kronologis tenggelamnya KT. Mega Equator IV, dibuat oleh Nakhoda;

(2)

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat oleh Penyidik dan Anggota Penyidik pada Kantor Administrator Pelabuhan Kendari dan diketahui oleh Kepala KUPP Kelas II Pomalaa terhadap :

a. Nakhoda Said Usman dan Kepala Operasional PT. Pelayaran Rimba Mega Armada Ahmad Bakhtiar, pada tanggal 24 Maret 2012;

b. KKM Ahmad Syarbaini dan Jurumudi Galuk, pada tanggal 21 April 2012; c. Jurumudi Markus dan Juru Minyak Suraiman, pada tanggal 22 April 2012. 4. Surat-Surat Kapal, terdiri dari :

TB. MEGA EQUATOR IV.

a. Surat Ukur Dalam Negeri, Nomor 3491/HHa tanggal 02 Pebruari 2010, dikeluarkan di Pontianak, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak;

b. Pas Tahunan Nomor Urut 660, tanggal 18 Oktober 2011, berlaku sampai tanggal 17 Oktober 2012, diberikan di Bitung, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Bitung;

c. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang Nomor PK. 001/180/III/Ad.Kdi-2012, tanggal 14 Maret 2012, berlaku sampai

tanggal 13 Juni 2012, diterbitkan di Kendari, oleh PH. Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Kendari;

d. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor PK. 001/177/III/Ad.Kdi-2012, tanggal 14 Maret 2012, berlaku sampai

tanggal 13 Juni 2012, diterbitkan di Kendari oleh PH. Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Kendari ;

e. Sertifikat Garis Muat Kapal Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia (Sementara) No. PK.001/179/III/Ad.Kdi-2012, tanggal 14 Maret 2012, berlaku sampai tanggal 13 Juni 2012, diberikan di Kendari, oleh PH. Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Kendari;

f. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang Nomor PK. 001/173/III/Ad.Kdi. 2012, tanggal 14 Maret 2012, berlaku sampai

tanggal 13 Juni 2012, diterbitkan di Kendari, oleh PH. Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Kendari;

g. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak dari Kapal Nomor PK. 001/19/III/Ad-Kdi-2012, tanggal 16 Maret 2012, berlaku sampai tanggal 15 Juni 2012, diberikan di Kendari oleh PH. Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Kendari;

h. Daftar Anak Buah Kapal (Crew List), tanggal 16 Maret 2012, dibuat oleh Nakhoda dan diketahui PH Kepala KUPP Kelas II Pomalaa;

(3)

i. Surat Izin Menggandeng Kapal No.PK.653/588/III/UPP-PML-2012, tanggal 16 Maret 2012, dikeluarkan oleh PH Kepala KUPP Kelas II Pomalaa;

j. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No. Y 41/KUPP-II/766/III/2012, tanggal 16 Maret 2012, dikeluarkan oleh Syahbandar Pomalaa;

TK. MEGAH PRIMA - VII.

a. Surat Ukur Internasional (1969), Nomor 3504/HHa tanggal 23 Pebruari 2010, dikeluarkan di Pontianak, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak;

b. Surat Laut Nomor Urut 7302, tanggal 14 Juli 2010, diberikan di Jakarta, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ditjenhubla;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor PK. 650/28/15/AD.PTK-2011, tanggal 02 April 2011, berlaku sampai tanggal 31 Maret 2012, diterbitkan di Pontianak oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak ;

d. Sertifikat Garis Muat Kapal Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia No. PK.001/057III/Ad.Kdi-2012, tanggal 14 Maret 2012, berlaku sampai tanggal 13 Juni 2012, dikeluarkan di Kendari, oleh PH. Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Kendari;

e. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No. Y 41/KUPP-II/768/III/2012, tanggal 16 Maret 2012, dikeluarkan oleh Syahbandar Pomalaa.

TK. SUKSES JAYA INDAH.

a. Surat Ukur Internasional (1969), Nomor 3239/Hha tanggal 09 Oktober 2007, dikeluarkan di Pontianak, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak ;

b. Surat Laut Nomor Urut 4261, tanggal 29 Pebruari 2008, diberikan di Jakarta, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ditjenhubla ;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor PK. 001/18/III/Ad.Kdi-2012, tanggal 16 Maret 2012, berlaku sampai tanggal 15 Juni 2012, diterbitkan di Kendari oleh PH. Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Kendari ;

d. Sertifikat Garis Muat Kapal Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia No. PK.001/06/III/Ad.Kdi-2012, tanggal 16 Maret 2012, berlaku sampai tanggal 15 Juni 2012, diberikan di Kendari, oleh PH. Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Kendari ;

e. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No. Y 41/KUPP-II/767/III/2012, tanggal 16 Maret 2012, dikeluarkan oleh Syahbandar Pomalaa.

Dari… Sertifikat ...

(4)

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal

KT. MEGA EQUATOR IV.

Nama : Mega Equator IV

Jenis : Tug Boat

Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / YDA. 4618

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 2006 di Pontianak / Baja Isi kotor / Isi bersih : GT. 66 / 20 NT

Tanda selar : GT. 66 No.3491/HHa

Tenaga Penggerak Utama : 1 (satu) buah mesin merek Mitsubishi, 675 PK

Ukuran Pokok

Panjang : 21,20 meter Lebar : 5,00 meter

Dalam : 2,42 meter

Pemilik : PT. Pelayaran Rimba Megah Armada

Nakhoda : Said Usman

Awak Kapal : 7 (tujuh) orang, termasuk Nakhoda TK. MEGAH PRIMA VII.

Nama : Megah Prima VII

Jenis : Tongkang

Bendera : Indonesia

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 2006 di Pontianak / Baja Isi kotor / Isi bersih : GT. 871 / 262 NT

Tanda selar : GT. 871 No.3504/HHa

Ukuran Pokok

Panjang : 52,67 meter Lebar : 17,07 meter

Dalam : 2,66 meter

Pemilik : PT. Pelayaran Rimba Megah Armada TK. SUKSES JAYA INDAH

Nama : Sukses Jaya Indah

Jenis : Tongkang

Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / YDA. 4618

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 2002 di Pontianak / Baja Isi kotor / Isi bersih : GT. 606 / 182 NT

Tanda selar : GT. 606 No.3239/HHa

Ukuran Pokok

Panjang : 52,67 meter Lebar : 15,24 meter

(5)

Dalam : 3,05 meter Pemilik : Hendry Wahyono 2. Jalannya Peristiwa.

a. Tanggal 17 Maret 2012, pukul 11.00 WITA, KT. Mega Equator IV dengan menunda TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII, tanpa muatan bertolak dari Pelabuhan Pomalaa menuju Pelabuhan Kolaka Utara;

b. Dalam melayarkan kapal, Tersangkut Nakhoda tanpa dibekali informasi cuaca, dan tidak memperhitungkan kemampuan daya tunda yang dimiliki KT. Mega Equator IV (675 PK) terhadap beban yang ditunda TK. Sukses Jaya Indah (GT 606) dan TK. Megah Prima VII (GT 871) dengan volume masa lebih besar yang berada diatas garis air dalam keadaan tongkang tanpa muatan, sehingga sangat rentan terhadap pengaruh gaya dari luar yang berada di atas permukaan air laut; c. Tanggal 19 Maret 2012, dalam pelayarannya kapal mengalami cuaca

buruk, KT. Mega Equator IV tidak mampu menunda kedua tongkang yang ditundanya, dan Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk berlindung disekitar Pulau Maniang dengan berlabuh jangkar pada pukul 14.45 WITA;

d. Tanggal 21 Maret 2012, ketika melihat cuaca mereda, Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk meneruskan perjalanan, namun lebih kurang 2 (dua) jam dalam pelayarannya kapal mengalami cuaca buruk kembali dengan terpaan angin kuat dari arah haluan, tinggi ombak lebih kurang 3 (tiga) meter sehingga rangkaian tunda tidak mampu meneruskan perjalanan dan Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk memutar haluan kembali ke Pelabuhan Pomalaa;

e. Dalam pelayarannya kembali ke Pelabuhan tolak, KT. Mega Equator IV tidak dapat mengendalikan TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII yang ditundanya, karena pengaruh gaya angin dan ombak terhadap kedua tongkang kosong yang ditundanya lebih besar dari gaya tarik yang dimiliki oleh KT. Mega Equator IV, sehingga KT. Mega Equator IV tersebut oleh gaya tongkang yang ditundanya, kehilangan keseimbangannya (stabilitasnya) dan KT. Mega Equator IV tenggelam dengan kondisi tali gandeng masih terikat;

f. Atas kondisi tersebut, setelah KT. Mega Equator IV tenggelam ke dasar laut, sehingga berfungsi sebagai beban jangkar yang menahan TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII, sehingga masih tetap terapung dengan selamat disekitar tenggelamnya KT. Mega Equator IV;

g. Dalam kecelakaan kapal tersebut, seluruh awak kapal berjumlah 7 (tujuh) orang berhasil menyelamatkan diri dan bertahan di atas tongkang.

3. Dalam ... Atas ...

(6)

3. Dalam peristiwa tenggelamnya TB. Mega Equator IV yang menggandeng TK. Megah Prima VII dan TK. Sukses Jaya Indah pada tanggal 21 Maret 2012, pukul 15.30 WITA, di perairan Pomalaa, Pulau Maniang, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut : a. Tersangkut Nakhoda, Said Usman.

b. Saksi-saksi :

1) KKM, Ahmad Syarbaini; 2) Jurumudi, Markus; 3) Juru Mudi, Galuk; 4) Juru Minyak, Suraiman;

5) Kepala Operasional PT. Pelayaran Rimba Megah Armada, Ahmad Bakhtiar;

6) Penandatangan SPB KUPP Kelas II Pomalaa, Samsul Rijal.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal tenggelamnya KT. Equator IV, tanggal 21 Maret 2012, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi - saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dengan Surat Panggilan pertama Nomor MP.101/177/11/MP.2013, tanggal 21 Nopember 2013 dan surat panggilan kedua Nomor MP. 101/206/12/MP.2013, tanggal 10 Desember 2013 di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, namun yang bersangkutan tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dengan surat keterangan dari PT. Pelayaran Rimba Megah Armada Nomor 009/RMA/XII/2013, tanggal 09 Desember 2013 dan Nomor 017/RMA/XII/2013, tanggal 17 Desember 2013.

Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Said Usman, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Pontianak Tahun : 1967 Agama : Kristen

Alamat : Jln. Anggrek Pontianak, Kalimantan Barat Pendidikan

Teknis : ANT V, tahun 2011, di Semarang Pengalaman berlayar :

Nakhoda, KT. Mega Equator IV, sampai dengan saat kejadian.

b. Tersangkut Nakhoda tidak mengerti maksud dari pemanggilan saat diperiksa untuk membuat BAPP dan tidak mengerti peraturan-peraturan tentang pelayaran;

(7)

c. Tanggal 17 Maret 2012, pukul 11.00 WITA, Tersangkut Nakhoda bersama dengan 6 (enam) orang anak buah kapal lainnya melayarkan KT. Mega Equator IV yang menunda TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII tanpa muatan, dari Dermaga DRI Pelabuhan Pomalaa menuju Pelabuhan Kolaka Utara, dengan kecepatan rata-rata lebih kurang 2 knots, dan setelah berlayar lebih kurang 7 (tujuh) jam mendapat cuaca buruk;

d. Tanggal 19 Maret 2012, kondisi cuaca bertambah buruk, Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk berlindung (shelter) disekitar Pulau Maniang dan kapal berlabuh jangkar pada pukul 14.45 WITA;

e. Tanggal 21 Maret 2012, ketika keadaan cuaca mulai membaik Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju Pelabuhan Kolaka Utara, tetapi ketika kapal berlayar lebih kurang 2 (dua) jam cuaca buruk datang lagi dengan angin kuat, tinggi ombak lebih kurang 3 (tiga) meter, dan disertai hujan, sehingga Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk memutar haluan kembali ke Pelabuhan tolak Pomalaa, karena kapal tidak mampu melanjutkan pelayarannya ke Kolaka Utara;

f. Dalam perjalanan menuju Pelabuhan tolak, KT. Mega Equator IV tidak mampu mengendalikan TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII yang sangat terpengaruh oleh terpaan cuaca buruk, dan bahkan KT. Mega Equator IV terseret oleh daya kedua tongkang, sehingga KT. Mega Equator IV kehilangan kendali dan keseimbangannya (stabilitasnya) kemudian tenggelam pada pukul 15.30 WITA dengan kondisi tali tunda tetap terikat;

g. Setelah KT. Mega Equator IV tenggelam, kedua tongkang masih tetap terapung dengan selamat karena tali tunda masih tetap terikat pada KT. Mega Equator IV yang tenggelam;

h. Ketika KT. Mega Equator IV akan tenggelam, 7 (tujuh) orang awak kapal terjun ke laut dengan menggunakan baju renang (life jacket), dan semuanya berhasil menyelamatkan diri dan bertahan diatas tongkang;

i. KT. Mega Equator IV tenggelam bukan karena adanya kebocoran, tetapi karena cuaca buruk dan kapal tidak dapat mempertahankan keseimbangannya atas tarikan gaya dari kedua tongkang yang ditundanya.

2. Saksi KKM, Ahmad Syarbaini, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Batam Tanggal : 17 Juli 1971 Agama : Islam

Alamat ... Saksi ...

(8)

Alamat : Kepulauan Riau, Batam Pendidikan

Umum : - Teknis : ATT V Pengalaman berlayar :

KKM, KT. Mega Equator IV, sampai dengan saat kejadian.

b. Saksi bertugas memeriksa dan mengawasi segala permesinan yang ada diatas kapal dan memastikan mesin kapal dalam kondisi baik, memeriksa pompa-pompa, dan memberi arahan kepada Masinis dan Juru Minyak;

c. Tanggal 17 Maret 2012, sebelum berangkat Saksi bersama Juru Minyak memeriksa kondisi mesin dan diketahui bahwa mesin dalam kondisi baik, saat itu cuaca cerah dan tidak berawan;

d. Pada saat berlayar, Saksi berada di kamar mesin bersama Juru Minyak Jaga, mengawasi dan menjaga stabilitas mesin karena Saksi mengetahui bahwa KT. Mega Equator menunda 2 (dua) tongkang; e. Dalam pelayarannya, Saksi mengetahui Nakhoda sempat berlindung

dan lego jangkar untuk menghindari cuaca buruk, setelah cuaca cerah Nakhoda memutuskan melanjutkan pelayarannya, lebih kurang 30 menit kemudian Nakhoda memutuskan kembali ke dermaga DRI Pomalaa akibat dari cuaca yang tidak mendukung, namun KT. Mega Equator IV tidak dapat dipertahankan dan Nakhoda memerintahkan awak kapal untuk menyelamatkan diri dengan berenang ke tongkang yang masih mengapung;

f. Setelah lebih kurang 2 (dua) jam, speedboat dari perusahaan datang memberi pertolongan, selanjutnya seluruh awak kapal di evakuasi ke darat dan tiba dengan selamat.

3. Saksi Jurumudi, Markus, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Bireun

Tanggal : 07 Maret 1982 Agama : Kristen

Alamat : Jln. Hilir Bireun Pendidikan

Umum : 1) SD, di Bireun 2) SMP, di Laholo 3) SMA, di Gapura

Teknis : ANT D, tahun 2009, di Jakarta Pengalaman berlayar :

Juru Mudi, KT. Mega Equator IV, sampai dengan saat kejadian

(9)

b. Pada tanggal 17 Maret 2012, pukul 12.00 WITA, KT. Mega Equator IV menunda TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII, bertolak dari Pomalaa menuju Kolaka Utara, pada saat kapal berangkat cuaca cerah, namun dalam pelayarannya mendapat cuaca buruk, sehingga Nakhoda memutuskan untuk berlindung di Pulau Maniang, pada pukul 14.45 WITA tanggal 19 Maret 2012 kapal berlabuh jangkar;

c. Tanggal 21 Maret 2012, Kapal hibob jangkar untuk melanjutkan pelayaran ke Pelabuhan Kolaka Utara, namun setelah kapal berlayar lebih kurang 1 (satu) jam. Kapal mendapat cuaca buruk, ombak sekitar 3 meter dan angin sangat kencang, pada situasi demikian Nakhoda memerintahkan untuk merubah haluan kapal kembali ke jetty DRI Pomalaa, sekitar 30 – 40 menit setelah merubah haluan kapal makin oleng tidak terkendali, Nakhoda memerintahkan kepada seluruh ABK untuk menggunakan life jacket dan meninggalkan kapal untuk menyelamatkan diri dengan berenang ke tongkang bersama 6 (enam) orang awak kapal lainnya dan KT. Mega Equator tenggelam; d. Setelah berada di tongkang lebih kurang 2 – 3 jam, datang

pertolongan untuk membawa ke darat

4. Saksi Jurumudi, Galuk, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Pontianak Tanggal : 01 Mei 1963 Agama : Islam

Alamat : Pontianak, Kalimantan Barat Pendidikan

Umum : SMP

Teknis : ANT D, tahun 2008, di Makassar Pengalaman berlayar :

Juru Mudi, KT. Mega Equator IV, sampai dengan saat kejadian

b. Tanggal 17 Maret 2012 sekitar pukul 12.00 WITA, KT. Mega Equator IV menunda 2 (dua) unit tongkang, bertolak dari Pelabuhan DRI Pomalaa menuju Pelabuhan Kolaka Utara, pada saat berangkat cuaca cerah, setelah kapal berlayar sekitar 6 – 7 jam, cuaca mulai memburuk, Nakhoda mengajak berdiskusi untuk mencari perlindungan di Pulau Maniang dan pada tanggal 19 Maret 2012 sekitar pukul 14.45 WITA kapal berlabuh jangkar disekitar Pulau Maniang;

c. Setelah kapal berlabuh jangkar yang waktunya tidak ingat, kapal melanjutkan pelayaran menuju Kolaka Utara, kapal baru berlayar sekitar 30 menit angin kencang dan ombak besar menghantam KT. Mega Equator IV, dan Nakhoda memutuskan untuk merubah haluan kapal kembali ke Jetty DRI Pomalaa, pada saat kapal oleng Nakhoda sempat menghubungi operator dengan Radio dan HP, melihat kapal semakin oleng dan tidak terkendali Nakhoda memerintahkan kepada seluruh ABK

(10)

untuk memakai life jacket dan menyelamatkan diri dengan berenang ke tongkang, dan KT. Mega Equator IV tenggelam;

d. Semua ABK sebanyak 7 (tujuh) orang selamat di atas tongkang, dan setelah 2 (dua) jam diatas tongkang datang pertolongan untuk membawa ke darat;

e. Menurut Saksi bahwa kapal masih bagus dan baru selesai docking tahunan, peralatan keselamatan dan peralatan navigasi berfungsi baik, dan baru kali ini KT. Mega Equator IV menunda 2 (dua) tongkang

5. Saksi Juru Minyak, Suraiman, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Jambi

Tanggal : 19 Maret 1981 Agama : Islam

Alamat : Jln. Dr. Juanda, Jambi Pendidikan

Umum : 1) SD, di Jambi 2) SMP, di Jambi 3) STM, di Jambi

Teknis : ATT D, tahun 2009, di Jakarta Pengalaman berlayar :

Juru Minyak, KT. Mega Equator IV, tahun 2010 s/d kejadian

b. Tanggal 17 Maret 2012, pukul 11.45 WITA, kapal bertolak dari Jetty DRI Pomalaa tujuan Kolaka Utara, kapal berlayar dengan menarik 2 (dua) unit tongkang (TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII), namun ditengah pelayaran cuaca memburuk sehingga Nakhoda mencari perlindungan di Pulau Maniang dan pada tanggal 19 Maret 2012, sekitar pukul 14.30 WITA, kapal lego jangkar;

c. Tanggal 21 Maret 2012, Nakhoda memerintahkan hibob jangkar dan melanjutkan pelayaran dengan tujuan semula yaitu Kolaka Utara, namun ketika kapal baru berlayar 2 (dua) jam, tiba – tiba cuaca memburuk, ombak sekitar 3 (tiga) meter disertai angin kencang dan hujan;

d. Saksi mendengar Nakhoda memutuskan untuk merubah haluan untuk kembali ke DRI Pomalaa, tetapi baru sekitar 40 menit dari merubah haluan, KT. Mega Equator IV mulai kehilangan keseimbangan dan kapal mulai miring;

e. Saat itu Saksi berada di kamar mesin bersama dengan KKM, saat melihat air masuk ke kamar mesin, Saksi bersama KKM sudah

menghidupkan ... Saksi ...

(11)

menghidupkan pompa, namun karena air yang masuk lebih banyak dari kapasitas pompa maka kamar mesin mulai terendam;

f. Saksi kemudian berlari ke anjungan dan melihat Nakhoda berusaha menstabilkan kapal dengan dibantu Juru Mudi, tetapi angin kencang dan ombak besar membuat KT. Mega Equator IV tidak bisa diselamatkan lagi;

g. Melihat situasi tidak bisa dikendalikan, Nakhoda memerintahkan awak kapal memakai life jacket dan segera meninggalkan kapal, Saksi segera memakai life jacket dan melompat ke laut, kemudian berenang menuju tongkang;

h. Setelah bertahan 2 (dua) jam diatas tongkang, datang pertolongan dan membawa awak kapal ke darat

6. Saksi Kepala Operasional PT. Pelayaran Rimba Megah Armada, Ahmad Bakhtiar, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Pomalaa Tanggal : 27 Maret 1963

Alamat : Jln. Pelabuhan Pomalaa, Sulawesi Tenggara Pengalaman bekerja :

Kepala Operasional PT. Pelayaran Rimba Megah Armada Cabang Pomalaa.

b. Saksi selaku Kepala Operasional PT. Pelayaran Rimba Megah Armada, mempunyai tugas melayani Nakhoda kapal untuk keperluan pelayanan dokumen kapal pada kantor Syahbandar dan instansi terkait mengenai kegiatan kapal dan memperhatikan kelayakan kapal saat pemuatan dan memperhatikan keselamatan awak kapal;

c. Saksi menyatakan bahwa kapal KT. Mega Equator IV pada saat berlayar menuju Kolaka Utara menggandeng 2 (dua) unit tongkang dalam keadaan tidak ada muatan;

d. Saksi menyatakan bahwa perwira yang ada di atas kapal Nakhoda dan KKM saja;

e. Sepengetahuan Saksi kalau masalah keahlian Nakhoda dan KKM bisa membawa kapal, tetapi kalau dilihat dari sisi kelengkapan dokumen belum memenuhi syarat;

f. Saksi mendapat informasi kecelakaan pada hari Rabu pukul 16.00 WITA, dari KT. Mega Sukses V lewat Radio VHF dan selanjutnya memerintahkan Nakhoda KT. Mega Sukses V untuk melakukan penyelamatan;

(12)

g. Saksi mendapat laporan dari Nakhoda KT. Mega Sukses V bahwa semua awak kapal dalam keadaan selamat, dan selanjutnya memerintahkan kepada Nakhoda KT. Mega Sukses V untuk kembali ke Dermaga DRI dengan membawa korban ke Mess, setelah itu saksi memerintahkan Nakhoda KT. Mega Equator IV untuk membuat Berita Acara Kejadian.

7. Saksi Petugas Kesyahbandaran KUPP Kelas II Pomalaa, H. Syamsul Rijal M, dalam keadaan sehat, di bawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Kolaka Tanggal : 26 April 1964 Agama : Islam

Alamat : Jl. Abadi, Kelurahan Kolaka, Kec. Katambaga, Kolaka Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1980, di Kolaka; 2) SMP, tahun 1983, di Kolaka; 3) SMA, tahun 1986, di Kolaka; 4) S-I, tahun 2010, di Makassar.

Pengalaman bekerja :

Petugas Kesyahbandaran, KUPP Kelas II Pomalaa, tahun 1992 s/d sekarang.

b. Saat kejadian Saksi bertindak sebagai Pelaksana Harian KUPP Kelas II Pomalaa, sebelum memberikan SPB, Syahbandar melakukan pemeriksaan administrasi dan fisik kapal;

c. KT. Mega Equator laik layar dan diawaki 7 (tujuh) orang awak kapal, saat kapal bertolak, cuaca dalam keadaan aman atau baik, kantor UPP Pomalaa tidak pernah mendapat informasi dari BMKG, karena selama ini kedua belah pihak tidak ada komunikasi;

d. Ijin yang diberikan adalah menggandeng 2 (dua) kapal, tetapi prakteknya bukan menggandeng tetapi menarik;

e. Saksi mengetahui kejadian kecelakaan kapal dari bawahannya yang diberitahu agen, kemudian melaporkan kepada pimpinannya, dalam kecelakaan kapal tidak terdapat korban jiwa dan awak kapal ditolong oleh Kapal Tunda yang ada disekitarnya.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), serta keterangan lainnya, sehubungan dengan tenggelamnya KT. Mega Equator IV pada tanggal 21 Maret 2012, pukul 15. 30 WITA, di perairan Pomalaa, Pulau Maniang, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

(13)

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal. a. Kapal.

KT. MEGA EQUATOR IV.

KT. Mega Equator IV, merupakan jenis motor tunda berbendera Indonesia isi kotor GT. 66, konstruksi baja. Kapal dibangun di Pontianak oleh PT. Docking Awa Shipyard Rimba Megah Armada pada tanggal 10 Juli 2006 dan digerakkan oleh mesin utama merek Mitsubishi 675 PK. Dok terakhir bulan Juli 2011 di Pontianak.

TK. SUKSES JAYA INDAH.

TK. Sukses Jaya Indah, merupakan jenis kapal Tongkang, berbendera Indonesia, isi kotor GT. 606, konstruksi baja, dibangun di Pontianak pada tahun 2002.

TK. MEGAH PRIMA VII.

TK. Prima Megah VII, merupakan jenis kapal Tongkang, berbendera Indonesia, isi kotor GT. 871, konstruksi baja, dibangun di Pontianak pada tahun 2006. Dok terakhir tanggal 18 Maret 2011 sampai dengan 01 April 2011 di Pontianak.

b. Surat Kapal.

KT. MEGA EQUATOR IV.

KT. Mega Equator IV adalah milik PT. Pelayaran Rimba Megah Armada, berkedudukan di Pontianak memiliki Pas Tahunan No.PK.205/20/10/AD.BTG-11 tanggal 18 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Administrator Pelabuhan Bitung, Surat Ukur Dalam Negeri No. 3491/HHa tanggal 02 Februari 2010 yang dikeluarkan oleh Administrator Pelabuhan Pontianak dan surat-surat lainnya yang dipersyaratkan dan masih berlaku, dan surat ijin menggandeng kapal (TK. Sukses Jaya Indah, TK. Megah Prima VII) yang dikeluarkan oleh Kepala KUPP Kelas II Pomalaa No. PK.653/588/III/UPP-PML-2012 tanggal 16 Maret 2012. Dalam pelayarannya dari Pomalaa menuju Batuh Putih telah dilengkapi dengan SPB yang dikeluarkan oleh Syahbandar Pomalaa No. Y 41/KUPP-II/766/III/2012 tanggal 16 Maret 2012 dan Surat Ijin Menggandeng Kapal (TK. Megah Prima VII dan TK. Sukses Jaya Indah) yang dikeluarkan oleh KUPP Kelas II Pomalaa Nomor PK.653/588/III/UPP.PML-2012, tanggal 16 Maret 2012.

TK. SUKSES JAYA INDAH.

TK. Sukses Jaya Indah adalah milik Hendry Wahyono berkedudukan di Pontianak, memiliki Surat Laut No.PK.674/222/SL-PM/DK-08 tanggal 29 Pebruari 2008 yang dikeluarkan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Surat Ukur Internasional (1969) No. 3239/HHa tanggal 09 Oktober 2007 yang dikeluarkan oleh Asministrator Pelabuhan Pontianak dan surat-surat

lainnya ... SUKSES ...

(14)

lainnya yang dipersyaratkan dan masih berlaku. Dalam pelayarannya dari Pomalaa menuju Kolaka Utara, TK. Sukses Jaya Indah telah dilengkapi dengan SPB yang dikeluarkan oleh Syahbandar Pomalaa No. Y 41/KUPP-II/767/III/2012 tanggal 16 Maret 2012.

TK. MEGAH PRIMA VII.

TK. Megah Prima VII adalah milik PT. Pelayaran Rimba Megah Armada berkedudukan di Pontianak, memiliki Surat Laut No. PK.674/1237/SL-PM/DK-10 tanggal 14 Juli 2010 yang dikeluarkan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut, Surat Ukur Internasional (1969) No. 3504/HHa tanggal 23 Februari 2010 yang dikeluarkan oleh Administrator Pelabuhan

Pontianak dan surat-surat lainnya yang dipersyaratkan dan masih berlaku. Dalam pelayarannya dari Pomalaa menuju Kolaka Utara TK. Megah Prima VII telah dilengkapi dengan SPB yang dikeluarkan oleh Syahbandar Pomalaa No. Y 41/KUPP-II/768/III/2012 tanggal 16 Maret 2012.

c. Awak Kapal

KT. Mega Equator IV berdasarkan Daftar Anak Buah Kapal (Crew List) yang dibuat oleh Nakhoda tanggal 16 Maret 2012 dan diketahui oleh KUPP Kelas II Pomalaa, diawaki oleh 7 (tujuh) orang awak kapal termasuk Nakhoda. Susunan Perwira KT. Mega Equator IV sesuai Daftar Anak Buah Kapal tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Bagian Dek

Nakhoda : Said Usman berijazah ANT V

Bagian Mesin

K K M : Ahmad Syarbaini berijazah ATT V Catatan :

1) Dokumen surat keterangan perwira kapal dan sertifikat kepelautan atas nama awak kapal tidak disertakan dan sudah diminta kepada perusahaan pelayaran dan Kantor UPP Pomalaa namun tidak dapat dipenuhi ataupun dibuktikan;

2) Dari hasil pemeriksaan pada website pelaut, tidak teregistrasi mengenai sertifikat kompetensi dan profesiensi atas nama Tersangkut Nakhoda Said Usman.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa sertifikasi KT. Mega Equator IV, TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII telah sesuai dengan surat-surat yang dipersyaratkan dan dapat diterima, sedangkan mengenai kelayakan pengawakan kapal tidak dapat diterima.

(15)

2. Tentang Cuaca

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 21 Oktober 2013, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 21 Maret 2012, pukul 15.30 WITA, di wilayah tersebut adalah sebagai berikut :

Cuaca : Berawan Banyak dan Hujan Ringan – Sedang

Arah dan Kecepatan Angin : Selatan – Barat Daya, 1.6 – 5.4 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Timur, 1.1 – 3.0 Cm/det

Tinggi Gelombang : Selatan – Barat Daya, 0.1 – 0.3 m Jarak Penglihatan : 3.0 – 6.0 mil

b. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dalam BAPP dan keterangan Saksi-saksi, keadaan cuaca saat kejadian langit mendung dan hujan, angin sangat kuat dengan ketinggian ombak lebih kurang 3 (tiga) meter yang merupakan fenomena cuaca lokal.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan yang didapat dari BAPP dan keterangan para Saksi dapat diterima

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal a. Keadaan Muatan.

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) yang dibuat oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Pomalaa dan Sidang Pemeriksaan Lanjutan yang dilaksanakan di Jakarta, tanggal 10 dan 18 Desember 2013, diketahui bahwa pada saat kecelakaan KT. Mega Equator IV, TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII tidak ada muatan.

b. Keadaan Stabilitas.

Berdasarkan keterangan yang diambil dari BAPP dan dalam sidang pemeriksaan lanjutan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :

1) KT. Mega Equator IV dan tongkang sebelum terjadi kecelakaan dalam keadaan terapung, tegak, normal, stabilitas positif;

2) KT. Mega Equator IV dalam pelayarannya mengalami cuaca buruk, hujan, angin dan ombak lebih kurang 3 meter menghantam haluan KT. Mega Equator IV beserta tongkang gandengannya, sehingga KT. Mega Equator IV tidak mampu dikendalikan karena adanya saling tarik menarik antara kapal tunda dengan tongkang, kapal tunda kemasukan air dan mengalami kemiringan, karena

gaya ... Mega ...

(16)

gaya-gaya dari luar, timbul momen penerus dimana kapal tidak mampu untuk menegak kembali, kondisi kapal bertambah miring dan akhirnya tenggelam

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan dan stabilitas KT. Mega Equator IV, TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII sebelum kejadian dapat diterima, sedangkan penyebab tenggelamnya KT. Mega Equator IV karena miringnya kapal dan masuknya air laut ke dalam badan kapal sehingga kapal mengalami stabilitas negatif, sebagai akibat gaya tarik dari kedua tongkang yang tidak terkendali.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak. a. Tentang Navigasi.

1) KT. Mega Equator IV menunda TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII, bertolak dari Pelabuhan Pomalaa munuju Pelabuhan Kolaka Utara, kapal berlayar dengan kecepatan 2 (dua) knots, dan bernavigasi tanpa dilengkapi dengan berita cuaca dalam menempuh pelayarannya, dan ketika kapal menempuh waktu 7 (tujuh) pelayaran atau lebih kurang 14 mil laut, kapal mengalami cuaca buruk, tetapi Tersangkut Nakhoda masih tetap melanjutkan pelayarannya.

2) Setelah kapal menempuh waktu 39 jam 45 menit, dengan jarak tempuh yang tidak dapat diperkirakan karena kecepatan kapal dalam melawan ombak dan angin tidak diketahui, Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk berlabuh jangkar dan berlindung (shelter) di dekat Pulau Maniang, dan ketika keadaan cuaca tidak diketahui secara pasti, pada tanggal 21 Maret 2012, Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk melanjutkan pelayaran, namun ketika lebih kurang berlayar selama 2 (dua) jam Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk memutar haluan kembali ke pelabuhan tolak, akan tetapi lebih kurang 30 menit setelah memutar haluan KT. Mega Equator IV terseret oleh kedua tongkang yang ditundanya dan tenggelam;

3) Atas tindakan tersebut diatas, dinilai Tersangkut Nakhoda tidak cakap dalam bernavigasi dan dalam melayarkan kapalnya tidak didasari oleh keahlian profesi dibidang kepelautan.

b. Tentang Olah Gerak.

1) Dalam mengolah gerak KT. Mega Equator IV untuk menunda TK. Sukses Jaya Indah dan TK. Megah Prima VII, Tersangkut Nakhoda tidak memperhitungkan daya mesin yang terlalu kecil (675 PK) terhadap berat masa 2 (dua) tongkang yang ditundanya (GT 1477), sehingga dalam kondisi cuaca baik rangkaian tunda

(17)

hanya mampu untuk bergerak dalam kecepatan 2 (dua) knots. Kondisi ini akan beresiko tinggi bila kapal mengalami cuaca buruk; 2) Pada saat Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk memutar

haluan kembali ke pelabuhan tolak, tidak diperhitungkan bahwa tali tunda akan menjadi kendor (slack) dan akan memberi kesempatan kedua tongkang yang digandengnya hanyut secara cepat akibat terpaan angin dan ombak yang kuat sehingga pada tahap berikutnya menyentak dan menarik KT. Mega Equator IV, dan akhirnya kapal miring, air laut masuk ke badan kapal, kapal kehilangan stabilitasnya serta tenggelam;

3) Atas tindakan tersebut diatas dinilai Tersangkut Nakhoda tidak cakap dalam mengolah gerak kapal.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan berolah gerak Tersangkut Nakhoda tidak dapat diterima. 5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

a. Tersangkut Nakhoda mengetahui bahwa kecepatan KT. Mega Equator IV dalam menunda 2 (dua) tongkang dalam kondisi cuaca normal hanya 2 (dua) knots, sedangkan pengaruh gaya dari luar akibat cuaca buruk ataupun arus dapat lebih besar dari 2 (dua) knots yang berarti pelayaran yang dijalaninya sangat beresiko tinggi terhadap gaya dari luar yang setiap saat akan terjadi. Ketika berlayar selama lebih kurang 7 (tujuh) jam kapal mengalami cuaca buruk, Tersangkut Nakhoda tetap meneruskan pelayarannya dan setelah berlayar selama lebih dari 40 jam Tersangkut Nakhoda baru mengambil keputusan untuk memutar haluan ke pelabuhan tolak. Tindakan tersebut merupakan suatu keputusan yang sangat terlambat;

b. Ketika memutar haluan untuk kembali ke pelabuhan tolak, Tersangkut Nakhoda tidak memperhitungkan faktor-faktor sebagai berikut : - Dengan kondisi tongkang kosong, bagian yang berada diatas

permukaan air laut lebih besar daripada yang terbenam, sehingga pengaruh gaya dari luar sangat signifikan terhadap gaya hanyut tongkang;

- Ketika Kapal Tunda berputar tali tunda akan kendor (slack), kondisi ini akan memberi kesempatan kepada kedua tongkang yang ditundanya hanyut dengan cepat sebagai pengaruh gaya angin dan ombak yang kuat, dan ketika tali tunda kembali tegang, maka Kapal Tunda terhentak dan terseret oleh kedua tongkang karena berat masa kedua tongkang jauh lebih besar daripada berat masa Kapal Tunda.

Akibat gaya tarik kedua tongkang yang ditundanya, KT. Mega Equator IV mengalami kemiringan, air laut masuk ke badan kapal, stabilitas kapal negatif, kapal terbalik dan tenggelam.

(18)

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa sebab terjadinya kecelakaan dikarenakan rendahnya pengetahuan Tersangkut Nakhoda dalam pengetahuan cuaca, dalam pengetahuan menunda, dan dalam mengolah gerak kapal tunda.

6. Tentang Upaya Penyelamatan

a. Tanggal 21 Maret 2012, Tersangkut Nakhoda memerintahkan hibob jangkar melanjutkan pelayaran, namun ketika kapal baru berlayar 2 (dua) jam, tiba – tiba cuaca memburuk, ombak sekitar 3 (tiga) meter disertai angin kencang dan hujan, kemudian Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk memutar haluan kapal kembali ke pelabuhan tolak;

b. Lebih kurang 30 menit setelah KT. Mega Equator IV memutar haluan, kapal terhentak dan terseret oleh kedua tongkang yang ditundanya, sehingga kapal miring, air laut masuk ke kapal, kemudian kapal tenggelam dengan kondisi tali tunda masih terikat;

c. Melihat situasi kapal tidak dapat dikendalikan, Tersangkut Nakhoda memerintahkan awak kapal memakai life jacket dan segera meninggalkan kapal, dan berenang menuju tongkang;

d. Setelah bertahan lebih kurang 2 (dua) jam diatas tongkang, datang pertolongan dari perusahaan berupa KT. Megah Sukses V, untuk mengevakuasi awak kapal ke darat;

e. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, namun KT. Mega Equator IV tenggelam.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian

a. KT. Mega Equator IV dipersalahkan telah berlayar dengan diawaki oleh Tersangkut Nakhoda yang keberadaan dan keabsahan sertifikat kompentensi dan profesiensinya tidak dapat dibuktikan, dan masalah ini merupakan kelalaian dari pihak operator kapal dan pihak regulator yang memberikan Surat Persetujuan Berlayar;

b. Tenggelamnya KT. Mega Equator IV adalah merupakan akibat dari kesalahan Tersangkut Nakhoda yang tidak memiliki pengetahuan tentang cuaca, tidak cakap dalam bernavigasi dan tidak cakap dalam berolah gerak, sehingga Tersangkut Nakhoda dinilai telah lalai untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship).

(19)

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa :

1) Operator kapal telah mempekerjakan seorang Nakhoda yang tidak cakap, dan dinilai telah lalai tidak dapat menjamin keberadaan dan keabsahan sertifikat kepelautan yang dimiliki Nakhoda;

2) Regulator telah tidak melakukan pemeriksaan atau pengawasan terhadap dokumen kepelautan KT. Mega Equator IV, dan dinilai telah lalai menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar kepada KT. Mega Equator IV yang tidak layak dalam pengawakannya;

3) Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi, dalam mengolah gerak kapalnya dan dinilai telah lalai tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan profesi Nakhoda yang dijabatnya sesuai ketentuan Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan a. Hal – hal yang meringankan.

1) Keberadaan Tersangkut Nakhoda di atas KT. Mega Equator IV, bukan hanya atas kehendaknya sendiri, melainkan juga atas kehendak operator kapal, dan atas persetujuan pihak regulator; 2) Keberadaan dan keabsahan kepemilikan Sertifikat ANT V atas

nama Tersangkut Nakhoda Saudara Said Usman tidak dapat dibuktikan, sehingga kepadanya tidak dapat diberikan sanksi sesuai ketentuan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

b. Hal – hal yang memberatkan.

Tersangkut Nakhoda Saudara Said Usman tidak pernah hadir dalam 2 (dua) kali sidang pemeriksaan lanjutan.

D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a ) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

(20)

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KT. Mega Equator IV yang telah dipanggil secara patut dengan surat panggilan pertama Nomor MP.101/177/11/MP.2013, tanggal 21 Nopember 2013 dan surat panggilan kedua Nomor MP. 101/206/12/MP.2013, tanggal 10 Desember 2013 di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, untuk menghadap sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal guna didengar keterangannya, namun yang bersangkutan telah tidak hadir untuk memenuhi panggilan tersebut.

II. Menyatakan bahwa sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal dan sidang putusan tentang tenggelamnya KT. Mega Equator IV pada tanggal 21 Maret 2012, pukul 15.30 WITA, di perairan Pomalaa, Pulau Maniang, tanpa hadirnya Tersangkut dan dilaksanakan secara in absentia.

III. Menyatakan bahwa tenggelamnya KT. Mega Equator IV, pada tanggal 21 Maret 2012, pukul 15.30 WITA, di perairan sekitar Pulau Maniang Pomalaa, disebabkan karena Tersangkut Nakhoda tidak cakap dalam bernavigasi dan berolah gerak sehingga dinilai telah lalai untuk memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

IV. Menyatakan bahwa kepemilikan Sertifikat ANT V, atas nama Tersangkut Nakhoda Saudara Said Usman, tidak dapat dibuktikan tentang keberadaan dan keabsahannya, sehingga kepadanya tidak dapat diberlakukan ketentuan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

V. Membebaskan Tersangkut Nakhoda KT. Mega Equator IV, bernama Said Usman, lahir Tahun 1967.

VI. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

(21)

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 25 Februari 2014, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Pengganti, tanpa dihadiri oleh Terhukum.

Ketua : ………. Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar.

Anggota : ………. Capt. Supardi, M. M., M. Mar.

Anggota : ………. Rusman Hoesien, ATT – I., M. Sc

Anggota : ………. Ir. Benny Haryono, M. M

Anggota : ………. Edi Sunaryo, S. H. M. H

Referensi

Dokumen terkait

Karya lain yang juga bisa dikatakan sebagai kajian dari sudut sastra yang berupaya menelusuri karya-karya Chairil Anwar juga ditulis oleh Arif Budiman,

Penelitian ini telah dilakukan dengan ruang lingkup atau batasan kajian yang telah ditentukan, dimana pihak responden yang memberikan pendapat atau pandangan terhadap

Analisis severity index (SI) dilakukan untuk mengukur tingkat dampak kejadian dari faktor risiko yang nantinya nilai severity index (SI) ini akan digunakan untuk

Dalam surveilan keamanan pangan pada rantai pangan, dilakukan pengamatan dari hulu ke hilir dengan pertimbangan bahwa meskipun pangan merupakan sasaran utama,

Berdasarkan pelbagai cabaran yang dinyatakan di atas, antara strategi yang boleh dan telah dirancang oleh pihak kerajaan untuk mengatasi permasalahan yang timbul ialah

Saran Dalam Tugas Akhir ini, saya ingin menyarankan agar di kemudian hari kelak, saya dapat menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan topik pemilihan desain

Promosi dengan jalur periklanan memerlukan orang- orang yang kreatif agar dapat memikat massa untuk tertarik pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan

Jika terdapat departemen yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama maka pilih salah satu yang memiliki lebih banyak nilai A (tingkat hubungan pada