• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Pengelola Konten Website

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Pengelola Konten Website"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Pengelola Konten Website

www.nakertrans.go.id

Yuslam

1

, Arif Jatmiko

2

, Siti Umi Salamah

3

,

I Wayan S. Wicaksana

4

, Djuharsa

5 1,2,3

Univ.Gunadarma & Depnakertrans,

4

Univ. Gunadarma,

5

Depnakertrans

1,2,3,5

{yuslam, arif, umi s, djuharsa}@nakertrans.go.id,

4

iwayan@staff.gunadarma.ac.id

Ringkasan

Website www.nakertrans.go.id merupakan situs resmi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang berisikan data dan in-formasi mengenai ketenagakerjaan dan ke-transmigrasian. Sampai dengan saat ini be-lum ada pengelola secara khusu yang mena-ngani konten/isi website, sehingga mempe-ngaruhi kinerja Depnakertrans dalam mem-berikan pelayanan data dan informasi kepa-da masyarakat. Pakepa-da paper ini kami meran-cang sebuah pengembangan pengelola utuk website depnakertrans sesuai dengan tuju-an dtuju-an kondisi ytuju-ang ada.

Kata kunci : konten, pengembangan, pe-ngelola, website

1

Pendahuluan

Website resmi Departemen

Tena-ga Kerja dan Transmigrasi

ht-tp://www.nakertrans.go.id hadir pada tahun 2001 bersamaan dengan

berga-bungnya Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Transmigrasi, yang berisi data dan informasi mengenai ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

Selama kurun waktu kurang lebih 6 (enam) tahun, pengelolaan website masih berada sepenuhnya pada Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi (Balitfo), pa-dahal pengelolaan website seharusnya meli-batkan seluruh unit kerja yang ada di Dep-nakertrans.

Berbagai kendala yang dihadapi melipu-ti:

1. Unit kerja di luar Balitfo tidak merasa memiliki website

2. Belum adanya regulasi bagi pengelola-an website www.nakertrpengelola-ans.go.id 3. Belum ada personil yang ditunjuk

se-bagai wakil dari tiap unit eselon I yang duduk bersama sebagai pengelola web-site hal tersebut berdampak pada kua-litas dan kontinuitas konten website.

Paper ini akan mengulas

(2)

www.nakertrans.go.id dengan tujuan agar website mempunyai pengelola kon-ten yang secara rutin mengelola website www.nakertrans.go.id sehingga menja-di memenja-dia interaktif yang selalu terjaga keterkiniannya dan terdepan serta ”one stop services” dalam pelayanan data dan informasi di bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.

Paper ini terdiri dari empat bagian yang meliputi bagian satu yang merupakan la-tar belakang, yang kemudian diikuti ten-tang pengelolaan website di bagian kedua. Bagian ketiga adalah hasil dari evaluasi dan bahasan, yang ditutup dengan bagian ke-empat.

2

Pengelolaan Website

Secara global, sebuah website merupakan suatu sistem informasi, dimana terdapat 5 (lima) komponen yang terdapat di dalam-nya, yaitu [5]:

1. Hardware atau perangkat keras 2. Software atau perangkat lunak 3. Sumber Daya Manusia

4. Data/Informasi

5. Networking dan infrastruktur

Dari 5 (lima) komponen di atas, tulis-an kali ini lebih btulis-anyak mengulas mengenai sumber daya manusia dalam kaitan dengan data/informasi. Meskipun demikian ketiga aspek lainnya tidak boleh diabaikan kare-na menyangkut dukungan keamakare-nan, kece-patan akses serta keragaman fasilitas yang ditampilkan.

Sumber daya manusia dan

da-ta/informasi saling berkaitan erat, karena pengelola website adalah sumberdaya manusia.

Seperti tertuang dalam Instruksi Presi-den no. 3 tahun 2003 tentang Kebijak-an dKebijak-an Strategi Nasional PengembKebijak-angKebijak-an e-Government, salah satu kerangka arsitektur e-government adalah organisasi pendukung (back office) yang bertugas mengelola, me-nyediakan dan mengolah transaksi informa-si dan dokumen elektronik[2].

Selain itu dalam pengelolaan website di-perlukan pilar berupa legalitas / peratur-an pelaksperatur-anaperatur-an yperatur-ang komprehensif seba-gai dasar pelaksanaan setiap unit/institusi yang ada di Depnakertrans. Untuk itu, legalitas, baik berupa Kepmen, pandu-an, Juklak/Juknis dimaksud perlu sege-ra disusun serta dipublikasikan kepada se-tiap pelaksana yang terlibat agar tercip-ta koordinasi dan pemahaman yang sa-ma dalam operasionalisasi website. Pilar regulasi perlu mencakup beberapa aspek yang mengedepankan aspek Rencana Stra-tegi (renstra) sebagai upaya mendapatk-an justifikasi program dmendapatk-an mendapatk-anggarmendapatk-an ymendapatk-ang berkesinambungan.[1]

3

Hasil Evaluasi dan

Ba-hasan

1. Regulasi

Tugas dan fungsi Badan Penelitian seperti tersebut dalam Permen No. PER.05/MEN/IV/2007 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Te-naga Kerja dan Transmigrasi tidak me-nyebutkan secara jelas keberadaan pe-ngelola website di dalamnya, namun secara implisit hal ini sudah tertu-ang dalam Pasal 816, yaitu : me-lakukan fungsi koordinasi dan

(3)

ker-jasama penelitian dan pengembang-an, pengelolaan serta pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.[4]

Untuk lebih mengikat kepada semua pihak agar merasa memiliki dan meng-elola website secara bersama-sama, perlu segera disusun payung hukum, minimal dalam bentuk peraturan men-teri, yang mengatur pengelolaan web-site, dimulai dari pengaturan konten sampai dengan pengelolanya.

2. Pengaturan Konten

Pengaturan konten mencakup bebera-pa aspek, diantaranya adalah upda-ting/pembaharuan konten. Perlu di-klasifikasikan konten mana dengan aturan berapa lama bisa ditayangkan serta berapa lama sudah harus diper-baharui. Keragaman konten mengenai ketenagakerjaan dan ketransmigrasian bukan mustahil menghasilkan duplikasi data. Pengaturan konten sangat dibu-tuhkan untuk meminimalisasi hal ter-sebut.

Konten semestinya dikelola dengan ba-ik, memiliki segmen, target dan posi-si yang jelas, sehingga otomatis webposi-si- websi-te pemerintah akan websi-terdiferensiasi sen-diri. Diferensiasi akan menghindari duplikasi (kesamaan) informasi dengan website yang lain. Informasi yang unik dan spesifik akan menjadikan satu alas-an yalas-ang kuat bagi user untuk datalas-ang dan mendapatkan data dan informasi yang mereka butuhkan.:[6]

Website nakertrans merupakan websi-te penyedia data dan informasi kewebsi-te- kete-nagakerjaan dan ketransmigrasian,

se-hingga jangan sampai gambaran yang melekat itu hilang karena data dan in-formasi yang ditampilkan bukan sesu-atu yang menjadi kebutuhan masyara-kat. :[7] Berdasarkan monitoring kun-jungan pengunjung website, informasi yang banyak diminati adalah peratur-an perundperatur-angperatur-an dperatur-an hubungperatur-an indus-trial, maka konten mengenai kedua hal tersebut sedapat mungkin digali dan ditampilkan lebih banyak lagi.

Pada perencanaan pengembangan, pa-da jangaka pendek ke depan pa-dalam dua sampai dengan lima tahun Diharapk-an ada penDiharapk-anggunng jawab yDiharapk-ang me-nangani tiga pilar utama dalam sebuah proses informasi yang meliputi input, proses dan output.

Pilar input adalah menangani berba-gai hal seperti sumber data dari mana saja. Menjaga kelengkapan, ketepatan dan keakuratan data dalam proses pe-nginputan. Disini terutama mengingat sumber data sangat beragam, ada da-ri lingkungan pemeda-rintah, seperti Pe-mda, BPS, Diknas. Dari luar instan-si pemerintah seperti Perusahaan Pe-ngelola Tenaga Kerja baik level skill rendah maupun ke atasnya, lembaga-lembaga pelatihan, bursa-bursa kerja swasta. Permasalahan lain dalam pe-ngumpulan data setiap sumber data memiliki keragaman informasi yang sa-ngat tinggi. Keragaman ini dapat da-lam arti representasi ataupun pemeli-haraan datanya.

Khusus untuk representasi data, seti-ap sumber dseti-apat memiliki keragaman dalam hal syntactic, strucutred dan se-mantic. Dimana keragaman sytactic

(4)

adalah keragaman dalam definisi da-ta dasar, seperti nama attribute ada-tau field, atau jenis tipe data seperti te-xt atau numerik. Sementara an structured lebih melihat keragam-an akkeragam-an sebuah attibute dalam penge-lompokan atau taksonomi struktur in-formasi. Seperti attribute pondasi da-lam rumpun struktur arsitektur ini di-maksud adalah pondasi fisik dari ba-ngunan, dalam rumpun struktur didikan, ini adalah latar belakang pen-didikan. Untuk keragaman semantic, ini adalah keragaman dari model baha-sa, dimana sebuah kata yang sama da-pat memiliki arti yang berbeda, atau dua kata yang berbeda memiliki arti yang sama. Permasalahan utama pa-da semantic apa-dalah bagaimana mengu-kur tingkat kesamaan sebuah kata atau konsep secara kuantitatif bukan kuali-tatif.

Permasalah keragaman di atas, jika di-lakukan input secara manual tidak ter-lalu masalah besar, karena manusia da-pat melakukan. Tapi kalau mau dila-kukan secara otomatis dengan kompu-ter, ini memerlukan sebuah pendekat-an khusus.

Pada proses, perlu diperhatikan bebe-rapa masalah seperti proses pengolah-an data, unjuk kerja dalam menghpengolah-an- menghan-del sebuah query, keamanan data, bac-kup rutin data. Pada output, yang per-lu diperhatikan adalah pemilahan jenis output sesuai dengan target pengguna. Hal lain yang kerap kali tidak men-jadi perhatian adalah perlunya fungsi public relation untuk menginformasik-an ke masyarakata tentmenginformasik-ang tersedimenginformasik-anya

data atau informasi atau aplikasi yang berguna dari sebuah website.

3. Organisasi Pengelola Website Pada saat ini belum ada organisa-si pengelola weborganisa-site nakertrans, tang-gung jawab pengoperasian website ha-nya berada pada 2 (orang) admin web-site dan 2 (dua) orang dari pusat data dan informasi. Menilik aturan yang di-keluarkan oleh Depkominfo, pengelola-an website (daerah) seyogypengelola-anya mem-punyai organisasi pengelola yang terdi-ri daterdi-ri :[3]

• Pelindung

(Guber-nur/Bupati/Walikota)

• Penanggungjawab Situs Web Pe-merintah Daerah (eselon tertinggi pada organisasi struktural Peme-rintahan Daerah)

• Manajer Situs (eselon satu ting-kat dibawah eselon tertinggi pada organisasi struktural Pemerintah-an Daerah)

• Tim Pengelola (sejumlah pegawai Pemerintah Daerah yang mampu, serta mempunyai standar kompe-tensi di bidang teknologi informa-si). Melakukan tugas operasio-nal situs web, pemantauan dan pemeliharaan standar-standar si-tus web, terutama tanggungja-wab pemasukan informasi yang tersebar luas di dalam organisasi pemerintah daerah.

• Tim Asistensi (para eselon satu tingkat dibawah eselon tertinggi pada organisasi struktural peme-rintah daerah, mewakili unit-unit kedinasan yang ada di daerah).

(5)

Sejalan dengan hal tersebut di atas, pe-ngelola website pemerintah pusat pun seharusnya mempunyai struktur orga-nisasi tersendiri. Khusus Depnaker-trans, pengelola konten website harus terdiri dari wakil-wakil unit eselon I yang ada, sehingga data dan infor-masi yang ditampilkan lebih beragam dan mewakili tugas dan fungsi masing-masing eselon I, dimana Badan Pe-nelitian Pengembangan dan Informasi menjadi koordinator dan pengelola sis-temnya. Usulan Struktur Organisasi Pengelola Website seperti pada gambar 1.

Rancangan pengelola website naker-trans ini adalah untuk jangka pendek dengan memperhatikan kebutuhan, ke-tersediaan sumber daya manusia, tu-juan dari penyediaan website dan ju-ga kepada kaidah umum serta perkem-bangan teknologi. Bentuk, pembagi-an tugas dpembagi-an sistem operasional prose-dur perlu dikembangakn secara berke-sinambungan sesuai dengan kebutuh-an.

4

Penutup

Berdasarkan tinjauan pustaka serta ha-sil pembahasan, untuk mengembangkan pengelolaan website www.nakertrans.go.id, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Membuat regulasi/peraturan perun-dangan yang mengatur pengelolaan website

2. Membentuk pengelola website, yang merupakan tindak lanjut dari peratur-an perundperatur-angperatur-an yperatur-ang telah ditetapkperatur-an

Gambar 1: Struktur Organisasi Pengelola Website

terlebih dahulu, sehingga semua pihak yang ditunjuk untuk mengelola web-site dapat melaksanakan tugas secara profesional untuk melayani masyarakat dalam hal penyediaan data dan infor-masi ketenagakerjaan dan ketransmi-grasian.

3. Perlunya dipikirkan pemberian peng-hargaan dan teguran (reward and pu-nishment) kepada pengelola website di masing-masing unit kerja sesuai de-ngan kinerja mereka.

Pustaka

[1] Anto Pribadi. Bursa

transmi-grasi on line kenapa tidak. ht-tp://www.nakertrans.go.id/newsdetil, 10 2004.

[2] Depkominfo. Instruksi presiden no-mor 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government, 2003.

(6)

[3] Depkominfo. Panduan pengelolaan situs web pemerintah daerah. ht-tp://www.depkominfo.go.id, 2006. Accesed Oct 23, 2007.

[4] Depnakertrans. Peraturan menaker-trans nomor: 05/men/iv/2007 tentang organisasi dan tata kerja depnakertrans. http://www.nakertrans.go.id, 07 2007. [5] Obrey. Information technology.

hando-ut, 2007. bahan kuliah Pengantar Ma-najemen Sistem Informasi.

[6] Suparjo. One stop shopping, arsitek-tur website pemerintah yang ideal. ht-tp://www.perbendaharaan.go.id/ mo-dul/ pustaka/index.php?id=15, 2006. accesed Nov 6, 2007.

[7] Tohir. Kota-kota terkaya: Melongok

cara mereka manfaatkan. Warta

Ekonomi, (25), 2005. Accesed Nov 6, 2007 , http://gerbang.jabar.go.id/

kotabandung/

Gambar

Gambar 1: Struktur Organisasi Pengelola Website

Referensi

Dokumen terkait

Responden menilai Rieke Dyah Pitaloka tidak tepat sebagai bintang iklan Kuku Bima Ener-G, karena selama ini responden mengenal Rieke Dyah Pitaloka berperan

Selain itu, senyawa- senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid dan saponin pada fraksi etil asetat dapat bekerja sebagai antibakteri sehingga menghasilkan zona

 Pada suatu bilangan setiap angka pada bilangan tersebut mempunyai nilai tempat, yaitu ratus ribuan, puluh ribuan, ribuan, ratusan, puluhan,dan satuan.  Untuk

dalam penelitian ini adalah metode studi kasus di Perairan Pantai Barat Sibolga. Penelitian ini dilaksanakan dengan ikut serta pada semua proses pengoperasian alat

Sehubungan dengan adanya transisi organisasi di bidang kebudayaan yang semula tergabung dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Kebudayaan

Dengan demikian, berdasarkan pada hasil analisis di atas, maka hipotesis umum yang diajukan pada bab II yang menyatakan ada pengaruh penerapan model

Pemasaran gelatin di dunia didominasi oleh gelatin yang bersumber dari babi sehingga kemungkinan besar gelatin yang digunakan dalam pembuatan obat bentuk sediaan