• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLIDARITAS KOMUNITAS PUNK (Public United Not Kingdom) (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOLIDARITAS KOMUNITAS PUNK (Public United Not Kingdom) (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR)"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh: Sally Fausia 10538267513

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MEI 2017

(2)
(3)
(4)

harus diberikan perhatian penuh.

Ngeluh tidak akan mempebaiki keadaan, semangat buat hari ini jalani dengan ikhlas dan penuh rasa sabar.

Orang sukses juga perna malas, bodoh dan gagal. Tapi mereka tetap terus bergerak dan mencoba.

Sukses bukanlah diukur dari kedudukan yang telah kita capai dalam hidup, tetapi dari setiap kesulitan yang berhasil kita atasi.

(5)

segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid anugrah pada detik waktu, denyut jantung, gerakan langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederatan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Risal dan Juniati yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Dengan pula, penulisan mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya. kepada, Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.hum dan Dr. Muhammad Akhir, M.Pd, sebagai pembimbing I dan

(6)

1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Dr. H. Nursalam, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

4. Serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Muhammad Syamsul Gafur Selaku Camat di Tamalate dan Yudistira E Nugraha, S.STP.M.A.P selaku lurah di Parang Tambung yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuanganku Resky Yuliana, Nita Amriani, Hasnawati, Rahma, dan Reskiwati yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka, sahabat-s ahabatku terima kasih serta seluruh rekan mahasiswa jurusan sosiologi atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberikan pelangi dalam hidupku.

(7)

sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. amin

Makassar, September 2017 Penulis

( SALLY FAUSIA) NIM : 10538 2675 13

(8)

LEMBAR PENGSAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan masalahan ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Defenisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Komunitas ... 10

2. Punk ... 12

3. Punk Merupakan Sebuah Subkultur ... 16

4. Solidaritas Sosial ... 19

(9)

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi Penelitian ... 31

C. Informan Penelitian ... 32

D. Fokus Penelitian ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Jenis Dan Sumber Data Penelitian ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Analisis Data ... 35

I. Teknik Keabsahan Data... 35

J. Keterbatasan Penelitian ... 36

k. Keterbatasan Penelitian ... 37

BAB IV GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN ... 38

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 38

1.Gambaran Umum Kota Makassar ... 38

2. Gambaran Umum Kecamatan Tamalate ... 41

3. Gambaran Komunitas Punk di Kota Makassar ... 42

B. Profil Informan ... 46

C. Gambaran Solidaritas Sosial dalam Komunitas Punk Makassar ... 50

(10)

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian tentang Komunitas Punk sudah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan disiplin keilmuan.akan tetapi, fenomena anak muda ini, tetap saja menarikuntuk dikaji.

Masyarakat merupakan sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya. Masyarakat dapat disebut juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang memiliki pemikiran dan tujuan yang sama, di mana dalam komunitas tersebut memiliki aturan dan nilai-nilai sosial sendiri sehingga menghasilkan perasaan yang sama. Ferdinand Tonnies mengatakan bahwa anggota dalam komunitas lebih bersifat homogen, yang memiliki lebih banyak persamaan dibandingkan dengan masyarakat, seperti memiliki harapan yang sama sehingga menyebabkan solidaritas sosial yang tinggi. Hal ini disamakan pada masyarakat tradisional dengan rasa kolektif. Komunitas juga merupakan kelompok sosial yang bertempat tinggal di lokasi tertentu, di mana komunitas memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama. Di Kota Makassar terdapat berbagai jenis komunitas, di antaranya komunitas punk. Mengutip dari wikipedia, punk merupakan subkultur (sub-budaya) yang pertama kali lahir di London, Inggris pada tahun 1980-an.

Punk atau Public United Not Kingdom pada awalnya merupakan gerakan anak muda dari anak-anak kelas pekerja yang mengalami masalah ekonomi. Hal

(12)

ini terjadi karena kemerosotan moral para tokoh politik dalam sistem pemerintahan yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Pada masa rezim Perdana Menteri Margareth Thatcher, dari Partai Konservatif, yang kebijakan ekonominya sangat liberal, memberi peluang kapitalis mengembangkan pasar modal (ekonomi uang) tetapi di sisi lain mengabaikan kelas pekerja, membuat pengangguran semakin meningkat. Pada masa itu pemerintah Inggris menetapkan pajak yang sangat tinggi terhadap rakyatnya sehingga menimbulkan kemiskinan, kelaparan dan dan kesenjangan sosial. Masyarakat kelas pekerja menggunakan jalanan sebagai tempat mencari nafkah, membuat jejaring kerja, serta aksi protes yang diselingi karnaval dan musik.

Punk juga dapat diartikan sebagai sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan “Do It Yourself” atau diartikan dengan “lakukan dengan dirimu sendiri”. Melalui ideologi yang dimiliki, komunitas punk mempunyai cara dalam melihat dan menilai suatu masalah yang dapat ditemui melalui lirik-lirik lagu yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan agama.

Para anak punk disebut juga dengan punkers. Para punker menginginkan kebebasan yang mutlak, tidak ada pengekangan peraturan yang dianggap tidak penting. Selain membebaskan diri dari sistem negara, punkers juga memiliki pemahaman tentang bebas dalam hal berpikir (state of mind). Hal ini berkaitan dengan ideologi yang dianut komunitas punk yaitu ideologi anarkis. Pada tahun 1955 sebelum komunitas punk ada, musik punk hanya merupakan bentuk aliran musik. Musik punk adalah musik yang menjadi milik generasi muda yang

(13)

memberontak terhadap segala bentuk “kemapanan” hingga akhirnya terbentuk komunitas yang di dalamnya terdapat orang-orang yang menyukai aliran musik dan ideologi anarkis.

Budaya punk mulai tumbuh dan berkembang di Indonesia, terutama Bandung dan Jakarta, sekitar awal tahun 1990 hingga masuk pada wilayah Makassar. Jumlahnya sejak tahun 2000-an. Para punker memiliki tempat berkumpul yang disebut dengan sacret. Pertama kali komunitas punk hanya memiliki satu secret yaitu, di gedung bekas departemen store Harapan Baru, Tamalanrea. Dan memiliki secret lagi di berbagai tempat seperti di Sungai Saddang, Losari, Maccini, Karuwisi, Dg.Tata dan Ablam. Sebagian di Sungguminasa, Sidrap, Soppeng, Pare-pare dan beberapa tempat lain di luar Makassar. Mereka memang berbeda dari komunitas lain, karena disatukan oleh sebuah kultur yang berbeda pula. Kelompok ini memiliki semacam ritual, kebiasaan, kegiatan rutin atau pertunjukan bersama antar sesama punk yang membuat mereka layak disebut sebagai sebuah subkultur. Di Makasar para punker menyebut segala aktifitasnya ini dengan sebutan “Underground No Control-Makassar” dan “Underground Karung Beras” bagi para punker di Sidrap, Soppeng dan Pare-pare.

Komunitas ini lebih fokus pada musik di antaranya, di Kota Makassar komunitas punk juga memiliki beberapa group band yang berkembang, seperti Gedebac-Gedebuc, Kontradiksi, Brutal Youth, Fuckta, Marhaen. Group musik yang dimiliki oleh komunitas punk di Kota Makassar pada awalnya membawa lagu-lagu punk rock milik band punk luar negeri yang mereka peroleh dari

(14)

kaset-kaset yang mereka dapatkan dari punkers yang berasal dari Jawa. Band-band punk di Kota Makassar semakin berkembang dengan diadakan event musik yang juga bertujuan untuk mempererat solidaritas sesama punkers. Melalui acara-acara musik tersebut band-band punk Makassar telah banyak menghasilkan kaset dan telah memperkenalkan hasil karyanya dengan anak punk di kota maupun negara lain. Melalui musik para punker menyampaikan protes dan kritik dalam bentuk kaset. Setiap punker mempunyai perhatian terhadap musik punk.

Dalam hal ini para punker tersebut menjadi bagian dari tiap band punk. Kegiatan yang dilakukan para punker didasari dengan etos “Do It Yourself” seperti menyablon, membuat tattoo dan membuat piercing. Pada umumnya punkers menggunakan tattoo dan piercing ditubuhnya. Punker menggunakan kreativitas dan solidaritas dalam komunitas sehingga dapat menciptakan produk-produk yang dapat dijual atau untuk dikonsumsi sendiri.

Dalam hal ini para punker dapat saling bertukar informasi dalam pembuatan produk yang merupakan salah satu realisasi dari etos kerja “Do It Yourself”. Pada komunitas punk terdapat satu majalah yang disebut dengan fanzine. Fanzine merupakan media komunikasi di dalam komunitas ini. Fanzine membuat para punker dapat mengetahui perkembangan komunitas punk di secret lain atau bahkan di kota lain. Di dalam fanzine terdapat artikel-artikel dari para punker yang berisi tentang pemikiran, kegiatan dan informasi-informasi lainnya. Selain itu, para punker juga mempunyai kegiatan sosial seperti membantu atau memberi makanan kepada orang-orang sekitar yang disebut dengan food not bomb, dengan pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi dan kolektif. Di

(15)

dalam komunitas ditemukan solidaritas sosial yaitu kesetiakawanan sesama anggota.

Di dalam komunitas punk terdapat kesetiakawanan dengan individualitas rendah, keterlibatan komunitas dalam menghukum anggota yang menyimpang, konsensus terhadap pola-pola normatif penting, pembagian kerja yang rendah, kesadaran kolektif yang kuat dan memiliki hukum represif.

Adapun kesetia kawanan ini membangun ikatan yang kuat. Membangun solidaritas sosial merupakan hal yang mudah dibentuk karena setiap orang memiliki kepentingan yang berbeda. Pada dasarnya solidaritas sosial muncul karena adanya interaksi yang kuat serta memiliki sentimen yang kuat dalam suatu kelompok. Solidaritas sosial dalam komunitas punk dilihat dari sikap dan perilaku pada anggotanya.

Dalam hal ini sikap dan perilaku anggota komunitas merupakan in group yang merupakan sikap di antara anggota komunitas. Sikap in group biasanya menunjukkan adanya faktor simpati dan perasaan yang dekat di antara anggota-anggota kelompoknya. Perasaan in group terhadap orang dapat bervariasi dari sikap ramah tamah dan good will sampai menjadi solidaritas mati-matian. Berdasarkan sikap in group para anggota komunitas akan memperoleh ikatan yang membangun interaksi yang lebih kuat.

Ikatan yang ada di dalam komunitas punk merupakan ikatan yang terbentuk karena rasa kesetiakawanan dan rasa ketergantungan. Ikatan yang kuat berdasarkan rasa kesetia kawanan dalam komunitas Seperti yang dijelaskan oleh Durkheim sebagai berikut: Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu “kesadaran

(16)

kolektif” bersama yang menunjukkan pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimensentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama, dan solidaritas itu didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentimen, dan sebagainya.

Solidaritas mekanik masyarakat mengacu pada hubungan antar individu yang ada dalam masyarakat atau kelompok sosial. Dalam komunitas punk ditunjukkan dengan hubungan yang didasarkan pada persamaan moral, kepercayaan yang dianut dan diperkuat oleh pengalaman emosional yang sama. Salah satu daerah di Kota Makassar yang dapat dilihat komunitas punk adalah daerah Sungguminasa. Pada saat ini ada dua puluh tujuh anggota pada secret di gedung bekas departemen store Harapan Baru, Tamalanrea. Komunitas punk yang memiliki secret di gedung bekas departemen store Harapan Baru, Tamalanrea. memiliki kegiatan yang tidak jauh berbeda dengan komunitas punk di secret lainnya. Selain berkumpul di secret di gedung bekas departemen store Harapan Baru, Tamalanrea, para punker memiliki kegiatan masing-masing, seperti bersekolah, kuliah ataupun bekerja.

Para punker sering harus melakukan kegiatan berpindah-pindah tempat berkumpul, karena aparat sering merazia komunitas ini. Komunitas punk di gedung bekas departemen store Harapan Baru, Tamalanrea ini selalu berkumpul sekitar pukul empat sore hingga malam hari. Selain itu, kegiatan komunitas punk yang tidak terpublikasi oleh masyarakat yang disebut dengan underground. Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin mengetahui jenis solidaritas yang ada di dalam komunitas punk dan bentuk implementasi solidaritas itu dalam komunitas punk.

(17)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Solidaritas sosial apakah yang ada di dalam komunitas punk?

2. Bagaimana implementasi solidaritas sosial itu dalam komunitas punk? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis solidaritas sosial yang ada di dalam komunitas punk dan bentuk implementasi solidaritas sosial itu dalam komunitas punk tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Manfaat Teoritis

Hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini secara teoritis diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang berlangsungnya interaksi sosial dalam komunitas anak punk Makassar yang dikaitkan dengan kerangka pemikiran sosiologi perubahan sosial, yang berkaitan dengan solidaritas sosial.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan untuk memahami seluk beluk eksistensi komunitas anak punk

(18)

Makassar yang dapat dijadikan proses pembelajaran dalam menyikapi fenomena sosial dan menjadi bahan rujukan bagi penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial. E. Definisi Operasional

1) Solidaritas sosial

Konsep solidaritas sosial merupakan kepedulian secara bersama kelompok yang menunjukkan pada suatu keadaan hubungan antara individu dan/atau kelompok yang didasarkan pada persamaan moral, kolektif yang sama, dan kepercayaan yang dianut serta diperkuat oleh pengalaman emosional. Solidaritas sosial juga dipengaruhi interaksi sosial yang berlangsung karena ikatan kultural, yang pada dasarnya disebabkan munculnya sentimen komunitas (community sentiment).

2) Komunitas

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu communitas yang berarti kesamaan. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang memiliki pemikiran dan tujuan yang sama, di mana dalam komunitas tersebut memiliki aturan dan nilai-nilai sosial sendiri sehingga menghasilkan perasaan yang sama. Pada dasarnya komunitas terbentuk karena adanya rasa seperasaan, sepenanggungan dan saling membutuhkan. Setiap individu yang menjadi bagian dari komunitas melakukan interaksi sosial sehigga menciptakan hubungan sosial dan saling mengenal.

(19)

3) Komunitas Anak Punk

Komunitas anak punk merupakan sekelompok anak muda yang memiliki ideologi hidup atas kebebasan, antipenindasan dan antikemapanan, kelompok gerakan perlawanan anak muda yang memiliki etos Do It Yourself (lakukan dengan diri sendiri). Komunitas punk dapat dikenal dari hal fashion yang dikenakan seperti potongan rambut mohawk (berdiri tegak) ala suku Indian dengan warna terang, sepatu boots, rantai, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju lusuh.

(20)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Kajian Pustaka 1) Komunitas

Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat setempat, komunitas berasal dari bahasa lain yaitu communitas yang memiliki arti kesamaan. Pada dasarnya komunitas terbentuk karena adanya rasa seperasaan, sepenanggungan dan saling membutuhkan. Setiap individu yang menjadi bagian dari komunitas melakukan interaksi sosial sehingga menciptakan hubungan sosial dan saling mengenal. Menurut Soerjono Soekanto, istilah community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat”. Istilah yang menunjuk pada warga sebuah desa, sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Apabila anggota sesuatu kelompok baik kelompok besar maupun kecil hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut memenuhi kepentingan hidup yang utama, kelompok tadi disebut masyarakat setempat.

Hal utama pada komunitas adalah terdapat interaksi sosial yang rutin di antara anggota yang ada didalamnya. Rasa kesetiakawanan timbul karena adanya ikatan pada anggota. Anggota komunitas terjalin satu sama lain dan dapat dikatakan hidup bersama. Dalam persfektif sosiologi komunitas dapat dibedakan dari masyarakat yang lebih luas (society) melalui kedalam perhatian bersama (a community of interest) atau oleh tingkat interaksi yang tinggi (an attachment community).

(21)

Komunitas merupakan bentuk kecil dari masyarakat, di mana komunitas dapat juga dikatakan sebagai masyarakat tradisional. Seperti yang dijelaskan oleh Tonnies: Ferdinand Tonnies menggunakan istilah Gemeinschaft atau “komunitas intim” untuk menggambarkan kehidupan pedesaan, tipe masyarakat di mana tiap anggota masyarakat mengenal yang lainnya. ia mencatat bahwa dalam masyarakat yang sedang berkembang, ikatan pribadi, hubungan kekerabatan, dan persahabatan seumur hidup

Anggota dalam komunitas lebih bersifat homogen, yang memiliki lebih banyak persamaan dibandingkan dengan masyarakat, seperti memiliki harapan yang sama sehingga menyebabkan solidaritas sosial yang tinggi. Hal ini disamakan pada masyarakat tradisional dengan rasa kolektif. Mengutip Santosa menjelaskan sebagai berikut:

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi timbulnya suatu community, antara lain sebagai berikut:

a. Adanya suatu interaksi yang lebih besar di antara anggota yang bertempat tinggal di satu daerah dengan batas-batas tertentu.

b. Adanya normal sosial manusia di dalam masyarakat, di antaranya kebudayaan masyarakat sebagai suatu ketergantungan yang normatif, norma kemasyarakatan yang historis, perbedaan social budaya antara lembaga kemasyarakatan dan organisasi masyarakat.

c. Adanya ketergantungan antara kebudayaan dan masyarakat yang bersifat normatif. Demikian jaga norma yang ada dalam masyarakat akan memberikan

(22)

batas-batas pada kelakuan anggotanya dan dapat berfungsi sebagai pedoman bagi kelompok untuk menyumbangkan sikap kebersamaannya di mana mereka berada. Kolektif dalam komunitas merupakan hasil dari persamaan norma, dalam hal ini setiap anggota memiliki batasan-batasan sendiri pada perilaku anggotanya sehingga menciptakan sikap yang sama. Batasan-batasan norma dalam komunitas merupakan hal yang membedakan komunitas satu dengan komunitas lainnya.

2) Punk

Punk adalah satu ideologi yang dianut sekumpulan anak muda dari golongan masyarakat kelas bawah, dalam hal ini punk diartikan sebagai suatu pemikiran mengenai pembrontakan terhadap masyarakat kelas atas yang mendominasi. Punk adalah suatu ideologi tentang pemberontakan dan anti kemapanan. Etos yang menggerakkan segala hal yang berlaku dalam punk adalah etos D.I.Y. (Do It Yourself).

Dalam budaya punk tidak terlepas dari individu dan kelompok. Individu yang mempunyai tujuan yang sama dengan individu lainnya mencari keamanan identitas diri dengan membentuk suatu kelompok sosial atau komunitas yang bisa memberikan rasa aman dan mewadahi apa yang menjadi tujuan mereka Dalam melihat komunitas punk terdapat 3 komponen yang saling terkait dan merupakan satu kesatuan.

Ketiga komponen tersebut adalah punk sebagai ideologi, punk sebagai gaya hidup dan punk sebagai aliran musik.

(23)

a. Punk sebagai ideologi

Ideologi merupakan pemikiran yang dimiliki oleh individu. Individu yang telah menjadi bagian dari masyarakat atau komunitas akan memiliki ideologi yang sama dengan individu lain yang ada dalam masyarakat atau komunitas tersebut. Pada komunitas punk ideologi yang dianut adalah anarkisme, di mana anarkisme merupakan suatu paham yang diartikan dengan sesuaut tanpa aturan yang mengekang.

Negara sebagai kekuatan yang menguasai lembaga-lembaga yang ada di dalamnya, dalam hal ini negara lebih memihak kepada pihak pemilik modal. Masyarakat akan membuat aksi penolakan pada sistem yang dianggap tidak memiliki keadilan, dalam hal ini komunitas punk melihat adanya kesenjangan sosial akibat dari ideologi yang ada pada negara.

Zainuddin Maliki menjelaskan sebagai berikut: Ideologi, sebagaimana dasar pandangan dunia dan paradigma sosial, memuat keyakinan-keyakinan atau sistem keyakinan dan nilai-nilai tidak serta merta bisa diikuti oleh semua anggota masyarakat yang menerima dan merasa terikat dengan ideologi tersebut. Sebab, ketika ide atau nilai-nilai seperti itu harus diangkat menjadi sebagai ideologi, masih ada masalah yang sangat mendasar. Kesenjangan yang ditimbulkan dari masyarakat di dalam suatu negara merupakan bibit dari ideologi anarkis pada komunitas punk.

Komunitas punk membentuk satu kelompok dari masyarakat kelas bawah yang bertujuan untuk menghilangkan adanya kesenjangan di dalam masyarakat. Marx menjelaskan sebagai berikut: Dalam pemikiran Marx, negara sebagai kelas

(24)

yang berkuasa melakukan penindasan dan represi terhadap rakyat. Penindasan ini sulit dihilangkan olehrakyat karena semakin hari rakyat makin lemah dan negara makin kuat. Untuk melakukan pembebasan harus dilakukan suatu revolusi yang melibatkan pihak-pihak yang masih memiliki kesadaran kritis serta tidak termakan oleh ideologi yang disebarkan negara.

Ideologi anarkis pada komunitas punk ditunjukkan dengan bentuk kemandirian yang mempunyai etos kerja Do It Yourself. Hal ini menunjukkan penolakan pada sistem pemerintah yang dianggap melakukan penindasan pada rakyat. Do It Yourself memiliki arti bahwa individu yang hidup tanpa pengekangan dan dapat memperjuangkan hidup dengan sumber daya pada diri individu tersebut.

b. Punk sebagai gaya hidup

Setiap individu memiliki gaya hidup masing-masing. Gaya hidupterbentuk dari adanya kebiasaan individu tersebut dalam menjalani hidupnya. Setiap orang secara sadar menentukan gaya hidupnya, hal ini membuat seseorang tersebut berada pada kelompok dengan gaya hidup yang sama. Gaya hidup memperlihatkan diri seseorang secara keseluruhan, menentukan seseorang dalam berinteraksi dan bersosialisasi. Menurut Bourdieu gaya hidup seseorang dipahami sebagai hasil dari interaksi antara manusia sebagai subjek sekaligus objek dalam masyarakat, hasil dari pemikiran sadar yang terbentuk sepanjang sejarah hidupnya. Seseorang yang merupakan bagian dari masyarakat atau komunitas tertentu memiliki gaya hidup yang sama dengan orang lain dalam masyarakat atau

(25)

komunitasnya, di mana hal tersebut akan meciptakan ciri khas masing-masing. Hal ini terkait pada penampilan dan perilaku suatu masyarakat atau komunitas.

Adanya ciri khas dari gaya hidup pada masyarakat atau komunitas dapat menjadi streotype pada masyarakat lain. Pada komunitas punk terdapat gaya hidup yang ditunjukkan pada penampilan setiap punker. Gaya rambut mohawk (berdiri tegak) seperti penampilan rambut suku indian dan diwarnai dengan warna terang, menggunakan pakaian dengan dominasi wana hitam, celana ketat, menggunakan sepatu boots, dan memakai segala bentuk aksesoris seperti tindikan pada bagian tubuh, dan sebagainya.

c. Punk sebagai jenis musik

Genre atau jenis musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Musik punk merupakan bagian dari musik beraliran rock. Musik punk berirama keras sama halnya seperti musik rock, dalam musik punk terdapat perbedaan dalam hal lirik lagu. Lirik lagu pada musik punk merupakan suatu kritik atau protes terhadap kehidupan sosial, politik dan budaya pada suatu negara.

Punk merupakan salah satu dari aliran musik bernada keras, yaitu salah satu aliran musik yang berirama keras. Tahun 1970 merupakan awal munculnya band yang beraliran punk, seperti Sex Pistols, The Damned dan Buzzcock. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi,

(26)

kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Komunitas punk merupakan kelompok yang di dalamnya terdapat orang-orang yang menyukai musik punk. Pada komunitas ini musik merupakan hal yang paling dominan dibandingkan dengan kegiatan yang ada di dalamnya. Komunitas punk dan perkembangan musik punk merupakan hal yang berkaitan erat. Dalam hal ini, kelompok yang memiliki ideologi anarki atau kebebasan dapat mengaspirasikan hal tersebut melalui lagu pada musik punk, begitu juga sebaliknya.

3) Punk Merupakan Sebuah Subkultur

Subkultur merupakan budaya baru dalam masyarakat yang diciptakan oleh masyarakat minoritas. Masyarakat atau kelompok subkultur menunjukkan perbedaan dengan masyarakat atau kelompok mayoritas dengan gaya hidup dan simbol-simbol tertentu. Dalam hal ini, komunitas punk merupakan kelompok minoritas yang menjadi sebuah subkultur yang dianggap berbeda dan menyimpang oleh masyarakat.

Mengutip pada Henslin sebagai berikut: Subkultur dapat terbentuk di sekitar suatu kesenangan atau kegiatan apapun. Setiap subkultur mempunyai nilai dan normanya sendiri yang dimiliki bersama para anggota, yang memberikan mereka suatu identitas bersama.

(27)

Setiap subkultur mempunyai istilah-istilah khusus yang menunjukkan sudut kehidupan kelompok, yang digunakan para anggotanya untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Setiap subkultur memberikan kepada anggotanya nilai-nilai dan cara-cara khas untuk memandang dunia. Masyarakat subkultur memiliki identitas sendiri, hal ini berkaitan dengan simbol-simbol yang ada di dalamnya. Masyarakat subkultur yang membedakan diri dari masyarakat masyoritas disebabkan oleh adanya ketidak cocokan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan ideologi.

Cohen (1995) menjelaskan sebagai berikut: Subkultur muncul pada masyarakat yang sangat majemuk dan kompleks yang di dalamnya terdapat banyak orang yang mempunyai masalah yang sama terhadap kebudayaan dominan. Subkultur delinkuen, misalnya, muncul untuk menunjukkan rasa frustasi anak-anak kelas bawah yang gagal dalam memenuhi harapan budaya dominan di sekolahnya. Pada subkultur delinkuen anak-anak kelas bawah melakukan inovasi agar dapat berkompetisi dengan anak-anak lainnya dengan berbagai alternatif cara, baik secara positif maupun secara negatif.

Masyarakat subkultur pada dasarnya memiliki perbedaan yang menimbulkan masalah dengan masyarakat mayoritas. Masyarakat minoritas menciptakan nilai-nilai dan norma-norma baru pada masyarakat disebabkan oleh adanya ketimpangan sosial dalam masyarakat. Aksi dalam menciptakan budaya baru merupakan kritik terhadap budaya lama pada masyarakat mayoritas.

(28)

Pada umumnya masyarakat subkultur atau masyarakat minoritas dikatakan menyimpang karena menciptakan budaya baru yang belum diterima oleh masyarakat mayoritas. Penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok acap disebut dengan subkultur yang menyimpang.

Asal mula terjadinya subkultur yang menyimpang karena ada interaksi di antara sekelompok orang yang mendapatkan status atau cap menyimpang. Melalui interaksi dan intensitas pergaulan yang cukup erat di antara mereka, maka terbentuklah perasaan senasib dalam menghadapi dilema yang sama. Para anggota dari subkultur seperti itu memiliki perasaan saling pengertian dan memiliki jalan pikiran, nilai dan norma serta aturan bertingkah laku yang berbeda dengan norma-norma sosial masyarakat pada umumnya (kultur dominan).

Hal ini berkaitan pada ideologi dan perilaku yang ada dalam komunitas punk, di mana para punker memiliki rasa kesetiakawanan yang disebabkan karena memiliki perasaan yang sama seperti halnya dianggap sebagai kelompok yang menyimpang di masyarakat.

James vander Zaden, 1979 menjelaskan bahwa perilaku yang menyimpang tidak saja dilakukan secara perorang, tapi tak jarang juga dilakukan secara berkelompok. Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Perilaku pada anggota komunitas punk dianggap sebagai perilaku menyimpang pada masyarakat minoritas.

(29)

Hal ini disebabkan oleh perilaku tersebut diluar kebiasaan dari budaya yang sudah ada, seperti yang dijelaskan oleh J. Dwi Narwoko(2006: 98-99) sebagai berikut: Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa seorang berperilaku menyimpang apabila menurut anggapan sebagaian besar masyarakat perilaku atau tindakan tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan dan nilai-nilai atau norma sosial yang berlaku. Adalah suatu hal yang mutlak apabila di dalam setiap kelompok masyarakat akan selalu disertai dengan sejumlah tata tertib dan aturan yang diakui bersama keberadaannya.

4) Solidaritas Sosial

Masyarakat atau kelompok sosial memiliki keterikatan yang dapat membuat setiap anggota dalam masyarakat atau suatu kelompok memiliki rasa ketergantungan satu sama lain, hal ini disebut dengan solidaritas sosial.

Konsep solidaritas sosial merupakan konsep sentral Emile Durkheim, ia menjelaskan bahwa solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan/atau kelompok yang didasarkan pada persamaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

Elemen-elemen yang ada dalam solidaritas sosial merupakan satu kesatuan yang menunjukkan tingkat solidaritas di dalam suatu masyarakat atau kelompok sosial. Salah satu elemen yang ada dalam solidaritaas komunitas punk adalah ideologi yang dianut. Setiap anggota memiliki satu ideologi yang sama sehingga dapat menciptakan tujuan yang searah. Ideologi merupakan suatu bentuk

(30)

pemikiran. Dari asal kata, istilah ideologi dapat dipecah menjadi kata idea dan logos. Secara harfiah dapat diartikan sebagai aturan atau hukum tentang ide.

Ideologi pada setiap individu memiliki perbedaan dengan ideologi yang dimiliki individu tersebut saat menjadi bagian dari masyarakat atau kelompok sosial, Bagus Takwin menjelaskan sebagai berikut: Dalam konteks kelompok atau masyarakat, ideologi seringkali digunakan sebagai dasar bagi usaha pembebasan manusia. Dalam hal ini, ideologi memiliki pengertian sebagai sekumpulan gagasan yang menjadi panduan bagi sekelompok manusia dalam bertingkah laku mencapai tujuan tertentu. Dengan cara menurunkan gagasan-gagasan dalam ideologi menjadi sejumlah kerangka aksi dan aturan-aturan tindakan, sekelompok manusia bertindak membebaskan diri dari sesuatu yang dipersepsi sebagai kekangan atau penindasan.

Kebebasan dalam berpikir merupakan bentuk dari pengetahuan-pengetahuan yang dapat menciptakan suatu ideologi. Melalui ideologi yang dimiliki akan membentuk perilaku secara personal maupun saat individu menjadi bagian dari masyarakat atau kelompok sosial. Di dalam komunitas punk terdapat ideologi anarkisme yang mengasilkan perilaku bebas dan berupaya menciptakan masyarakat tanpa kelas. Kebebasan berpikir yang mencegah orang-orang untuk melihat sesuatu yang benar di masyarakat dan sebaliknya memaksa mereka menuruti kehendak mereka yang disebut penguasa dari pemerintahan, seperti melawan pikiran-pikiran orang yang sudah dimapankan, yang menganggap negatif karena melihat penampilan orang lain yang berbeda, menyimpang di luar

(31)

kebiasaan. Kebebasan untuk bersuara, berkarya dan berpendapat yang selama ini suara masyarakat tidak pernah dipublikasikan mengenai segala hal yang menurut komunitas punk tidak cocok. Dalam hal ini para punker berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar yang disebut dengan musik punk.

Pengertian ideologi ditinjau dari pendekatan aliran yaitu sebagai kebenaran sejati menjadi dasar ideologi dalam arti positif yang secara kasar dapat disimpulkan sebagai seperangkat nilai dan aturan atau hukum yang dipercayai dapat membantu manusia menjalani hidupnya. Hal ini menunjukkan kepada persamaan moral yang dimiliki setiap individu dalam masyarakat. Dalam dunia-kehidupan sehari-hari, syarat yang mempertahankan hidup adalah dengan belajar menggunakan norma-norma kelompok yang tersedia. Seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari berpikir-membedakan antara yang baik dan yang buruk secara reflektif, yakni mengikuti norma-norma yang telah diterima begitu saja.

Persamaan moral dalam komunitas menjadi salah satu ciri yang menunjukkan adanya solidaritas sosial. Misalnya, komunitas punk terdapat persamaan nilai dalam berpenampilan dan perilaku, hal ini berkaitan dengan prinsip kebebasan yang dianut dalam komunitas tersebut. Lukacs memandang ideologi berisi sekumpulan pengetahuan yang dipercayai suatu kelas. Pengetahuan-pengetahuan yang diungkapkan dengan bahasa. Memperjuangkan ideologi kelas tertentu adalah mengungkapkan pengetahuan-pengetahuan tertentu lewat bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa suatu masyarakat atau komunitas

(32)

memiliki kesadaran kelas, khususnya pada komunitas punk yang berupaya menghilangkan adanya kelas dalam masyarakat.

Ideologi juga dapat dianggap sebagai evaluasi pengalaman yang dijelaskan oleh Kinlock sebagai berikut: Menjelaskan bahwa ideologi biasanya mengacu kepada sistem keyakinan yang menjadi dasar tindakan sekelompok orang. Ideologi merupakan sistem evaluasi yang bisa menjelaskan pengalaman kita dapat difahami dan dianggap logis. Oleh karena itu ideologi mendorong dan mendasari tindakan seseorang, sehingga sangat dibutuhkan untuk menghadapi realitas kehidupan. Ideologi memberikan suatu tatanan nilai yang komperhensif sehingga menjadikan kehidupan ini lebih bermakna. Ideologi juga cenderung merepresentasikansimbol pandangan dunia yang melegitimasi kepentingan ekonomi politik elit.

Adanya pengalaman emosional yang sama pada setiap anggota masyarakat merupakan elemen yang membentuk solidaritas sosial. Ideologi yang terbentuk pengalaman dapat membentuk ideologi yang memiliki perbandingan dari tindakan sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan adanya rasa sepenanggungan dan saling memerlukan antara anggota komunitas. Sepenanggungan dapat diartikan bahwa setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri yang memungkinkan peranannya tadi dapat dijalankan sehingga ia mempunyai kedudukan yang pasti.

Rasa sepenanggungan pada setiap anggota masyarakat terbentuk karena telah merasa menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Dalam hal lain, anggota

(33)

masyarakat juga memiliki rasa saling membutuhkan. Saling memerlukan adalah anggota merasakan dirinya tergantung pada komunitasnya dalam hal kebutuhan dan kebutuhan psikologisnya, seperti mencari perlindungan apabila dalam ketakutan dan sebagainya.

Setiap individu akan memperoleh rasa nyaman saat berada dalam masyarakat atau kelompok yang menganggap individu tersebut bagian dari masyarakat atau kelompok itu. Perasaan baik yang ada pada setiap anggota masyarakat di dalamnya merupakan satu perasaan yang sama. Rasa seperasaan membuat setiap anggota dalam komunitas memiliki kolektif yang sama. seperti yang dijelaskan oleh Santosa sebagai berikut: Yang dimaksud dengan seperasaan adalah perasaan yang membawa akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang atau anggota komunitas sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai kelompok kami, perasaan kami, dan sebagainya.

Perasaan tersebut terutama timbul apabila orang-orang tersebut mempunyai kepentingan yang sama di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Pada unsur seperasaan ini, kepentingan individu diselaraskan dengan kepentingan kelompoknya sehingga dia merasakan kelompoknya sebagai struktur sosial masyarakatnya. Suatu masyarakat memiliki visi dan misi yang sama sehingga anggota yang berjumlah banyak di dalamnya tetap merupakan satu bentuk yang tidak lain. Rasa seperasaan pada setiap anggota masyarakat akan mengarah pada kesadarankolektif. Hal ini terjadi karena setiap anggota telah

(34)

menganggap anggota lain yang ada di dalam masyarakat yang sama merupakan bagian dari dirinya. Hal ini juga berkaitan pada kolektif pada komunitas, dimana dalam komunitas akan ditemukan adanya kolektif yang sama, yang kemudian akan membentuk solidaritas sosial.

Seperti yang dijelaskan oleh Maliki sebagai berikut: Masyarakat terintegrasi karena adanya kesepakatan di antara anggota masyarakat terhadap nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Nilai-nilai kemasyarakatan ini oleh Durkheim disebut dengan kesadaran kolektif (Collective Conciousness). Kesadaran kolektif ini berada di luar diri individu (exterior), namun memiliki daya pemaksa terhadap individu-individu sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kesadaran kolektif adalah suautu konsensus masyarakat yang bersangkutan. Kesadaran kolektif tersebut bisa berwujud aturanaturan moral, aturan agama, aturan-aturan tentang baik dan buruk, luhur dan mulia dan sebagainya. Kesadaran kolektif juga merupakan salah satu wujud dari fakta sosial yang berkaitan dengan moralitas bersama.

Kesadaran kolektif berkaitan dengan persamaan moral yang diciptakan oleh ideologi melalui pengalaman sebelumnya. Persamaan moral dalam komunitas menjadi salah satu ciri yang menunjukkan adanya solidaritas sosial. Dalam hal ini, persamaan moral seperti memiliki ideologi yang sama, di mana komunitas punk berideologi anarkis atau dengan kata lain bebas dalam berpikir, berpendapat dan bertindak tanpa harus tunduk pada aturan sistem yang telah ada. Kesadaran kolektif dalam masyarakat dibentuk karena adanya rasa seperasaan dan

(35)

sepenanggungan. Hal ini terjadi karena setiap anggota di dalamnya merasa bertanggung jawab dan merasa memiliki terhadap segala sesuatu yang ada dalam masyarakat tersebut.

Solidaritas sosial terbagi menjadi dua, yaitu solidaritas organik dan solidaritas mekanik. Solidaritas organik muncul karena pembagian kerja yang bertambah besar. Solidaritas sosial ini didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi. Saling ketergantungan tersebut akan bertambah sebagai hasil bertambahnya spesialisasi pembagian pekerjaan, memungkinkan dan meningkatkan bertambahnya perbedaan di kalangan individu.

Anggota masyarakat yang memiliki solidaritas mekanik memiliki kesadaran kolektif yang tinggi. Dalam hal ini menggambarkan sesuatu mengenai elemen-elemen penting dari kedua tipe struktur sosial itu.

Seperti yang dijelaskan Sunarto sebagai berikut: Solidaritas mekanik memperlihatkan berbagai komponen, seperti adanya kesadaran kolektif yang didasarkan pada sifat ketergantungan individu yang memiliki kepercayaan dan pola normatif yang sama. Hal ini terjadi karena adanya rasa memiliki (menjadi bagian) dari anggota kelompok tersebut. Didasarkan pada suatu kesadaran kolektif bersama yang menunjukkan pada totalitas kepercayaankepercayaan dan sentimen bersama.

Ciri-cirinya adalah berdasar kesamaan, tidak ada ketergantungan, tidak ada pembagian kerja, solidaritas berdasarkan kepercayaan dan kesetiakawanan.

(36)

Keterikatan antara anggota masyarakat dengan soliaritas mekanik dibentuk dengan rasa kesetiakawanan. Solidaritas sosial dalam komunitas punk diciptakan oleh rasa kesetiakawanan tanpa ada hal yang bersifat memaksa. Hal ini dimaksudkan bahwa anggota dalam komunitas punk memiliki rasa seperasaan, rasa percaya dan rasa memiliki komunitas tersebut.

5) Teori Acuan

Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland . Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission) . Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan menyimpang (deviant subculture). Teori agama yang menyatakan bahwa perilaku menyimpang disebabkan karena lemahnya kadar iman dan taqwa, yang belum di hayatinya ajaran agama, kemiskinan yang menghimpit, besarnya godaan dari luar dan godaan hawa nafsu.

Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman.

Analisa permasalahan Perilaku sosial anak punk dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek:

(37)

a) Kekuatan(strength) 1. Gaya hidup

2. Memiliki persamaan hak 3. Setia kawan atau kebersamaan

4. Bebas dan tidak ada yang mengekang b) Kelemahan(weakness)

1. Seks bebas 2. Pecandu narkoba

3. Tampilan urakan atau kucel 4. Pemberontak

c) Peluang(Opportunity)

1. Menciptakan karya sendiri(menciptakan lagu) 2. Membuka usaha distro

3. Membuat label rekaman sendiri

4. Membantu dalam bentuk sosial ke pantai asuhan d. Tantangan /Hambatan(Thears)

1. Meresahkan masyarakt sekitar 2. Di tolak label rekman

(38)

3. Dianggap sampah masyarakat

4. Tidak diberikannya kesempatan di acara televisi B. Kerangka Konsep

Komunitas anak punk sendiri adalah yang diidentikkan sebagai kelompok pengacuan dan suka berbuat masalah. Mereka mempunya etika do it yourself (d.i.y) atau lakukan sendiri. Di mana mereka berusaha sejauh mungkin untuk tidak menjadi konsumen atau berusaha mandiri,melakukan segala hal sendiri tanpa bantuan orang lain, peduli pada sesama anggota komuitas punk dan peduli pada lingkungannya tempat komunitas tersebut berada, serta menjadi anak punk berarti menjadi seorang yang anti budaya kemapanan.

Hal ini sesuai Dalam The Philosophy of Punk, Craig O’Hara (1999) menyebut tiga definisi punk:

1) Punk sebagai tren anak muda dalam fashion dan musik.

2) Punk sebagai keberanian memberontak dan melakukan perubahan.

3) Punk sebagai bentuk perlawanan karena menciptakan gaya hidup dan kebudayaan sendiri.

(39)

Skema kerangka konsep gambar 2.1.1

Gambar di atas menjelaskan tentang pemikiran yang peneliti ingin gambarkan. Peneliti berusaha mengungkapakan tentang eksistensi solidaritas komunitas punk akibat pelarian sosial yang dilakukan oleh anak remaja. eksisnya dan merebaknya anak-anak punk di kota Makassar khususnya anak remaja semakin menambah populasi berbagai komunitas-komunitas punk. Eksisnya komunitas punk dan ketertarikan remaja pastinya dilatar belakangi banyak faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal sehingga anak remaja tertarik untk bergabung memasuki komunitas punk yang dia inginkan.

Komunitas Punk

Faktor Intenal

Ketertarikan Remaja Faktor Eksternal

(40)

C. Hipotesis

Keadaan keluarga yang kurang harmonis, kurangnya pengetahuan agama yang menganggap agama sebagai sebuah peraturan yang mengikat, pengetahuan dan kekuasan yang membatasi dan membedakan seseorang yang menyebabkan timbulnya Fenomena Anak Punk yang ingin bebas dari segala aturan yang mengikat.

(41)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan, mencari dan menganalisis faktor-faktor mengenai suatu masalah. Penelitian mencakup aktivitas menelaah suatu masalah dengan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang terandalkan kebenarannya (obyektif dan sahih). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Taylor dan Bogdan menjelaskan bahwa penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Sedangkan pendekatan deskriptif adalah pendekatan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Berkenaan dengan penelitian ini maka akan menjelaskan dan menggambarkan berbagai situasi dan kondisi yang ada. B. Lokasi Penelitian

Berdasarkan hasil pra penelitian observasi, peneliti menemukan ada tujuh secret komunitas punk di Kota Makassar di gedung bekas departemen store Harapan Baru, Tamalanrea. Dari kunjungan lokasi, peneliti menemukan bahwa salah satu pusat pertemuan dari beberapa secret tempat seperti di Sungai Saddang,

(42)

Losari, Maccini, Karuwisi, Dg.Tata dan Ablam. Di lokasi ini memiliki representatif para punker dari berbagai secret komunitas punk di Kota Makassar. Oleh karena itu, peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian.

C. Informan Penelitian

Informan Penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Masalah kualitatif tediri dari tingkat yang sangat mikro, yaitu pikiran dan tindakan individu, sampai dengan konteks yang paling makro. Informan dalam penelitian ini adalah informan kunci dan informan biasa, informan kunci yaitu informan yang memiliki kriteria sebagai berikut:

- Anak punk yang berusia lebih dari 17 tahun

- Anak punk yang merupakan bagian dari komunitas punk Makassar selama lebih dari dua tahun,

- Anak punk yang mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas punk Makassar.

Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh peneliti. Informan merupakan orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.Di dalam pemilihan informan digunakan metode Snowbolling. Adapun informan yang menjadi subjek penelitian adalah para punker Kota Makassar khususnya yang memiliki secret di gedung bekas departemen store Harapan Baru, Tamalanrea. Dari para punker ini

(43)

peneliti akan menggali informasi mengenai solidaritas yang terbentuk dalam komunitas punk makassar . Jumlah informan adalah 9 orang.

D. Fokus Penelitian

Untuk mempermudah penulis dalam dalam menganalisis hasil penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada Solidaritas Komunitas Punk (Studi Kasus Di Kecamatan Parang Tambung Kota Makassar).

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian berupa. Kamera untuk pengambilan dokumentasi pada saar melakukan peneliatian, alat perekam yang juda digunakan untuk dokumentasi, lembar wawancara dan peneliti sendiri.

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini dikategorikan kedalam dua jenis, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan dan observasi. Data ini diperoleh langsung dari sumbernya, terutama orang yang dipilih sebagai informan yang akan diajak wawancara. Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan data yang berupa informasi mengenai Solidaritas Komunitas Punk dikalangan anak Remaja.

(44)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu penelitian karena langkah ini sangat menentukan kualitas, keabsahan dan validitas hasil penelitian. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan pengumpulan data sebagai berikut:

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Dalam pengumpulan data pada sembilan orang anak punk. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data primer adalah dengan cara:

a. Wawancara mendalam, yaitu proses dalam memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian dengan mengadakan tanya jawab dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara secara tatap muka kepada anak punk yang menjadi responden.

b. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Pengamatan secara langsung kepada objek yang diteliti guna melihat bentuk kegiatan yang diadakan dalam komunitas anak punk Makassar.

2) Data sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan

(45)

mengumpulkan data dan mengambil informasi dari berbagai buku-buku referensi, dokumen dan internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

H. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memfokuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data dilakukan dalam proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian.

I. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan adalah trianingulasi (peer debriefing). triangulasi dalam pemeriksaan keabsahan data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tringulasi teknik dan tringulasi waktu. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

(46)

3) Triangulasi waktu, untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakuakan pengecekan dengan wawancara, obsevasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

J. Jadwal Penelitian No Kegiatan Bulan Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Pra Proposal  2 ACC Penelitian 

3 Penyusunan Proposal Penelitiam  4 Seminar Proposal Penelitian 

5 Revisi Proposal Penelitian 

6

Penelitian Lapangan 

7

Pengumpulan Data dan Anaisis 

8

Bimbingan Skripsi 

9 Penulisan Laporan Akhir

(47)

K. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengalami beberapa kendala dan keterbatasan yaitu:

1) Dalam memilih informan, peneliti kesulitan dalam menemui para informan yang tepat yang mengetahui sebagian besar mengenai punk untuk diwawancarai. Hal ini disebabkan oleh karena lamanya seseorang menjadi punk tidak menjamin ia mengatahui punk secara keseluruhan.

2) Dalam memperoleh informasi dari informan, peneliti kesulitan untuk bertemu dengan informan kunci karena informan memiliki kesibukan lain.

3) Peneliti merasa kesulitan dalam memperoleh data-data tertulis disebabkan masih sedikitnya referensi-referensi yang berkaitan dengan komunitas punk.

(48)

38 BAB IV

GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Makassar

Secara geografis Kota Makassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian selatan Sulawesi Selatan, pada titik koordinat 119°, 18’, 27’, 97” Bujur Timur dan 5’. 8’, 6’, 19” Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 175,77 km2 yang meliputi 14 kecamatan.

Secara administratif Kota Makassar mempunyai batas-batas wilayah yaitu Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa, Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar. Topografi pada umumnya berupa daerah pantai. Letak ketinggian Kota Makassar berkisar 0,5–10 meter dari permukaan laut.

Kota Makassar memiliki luas wilayah 175,77 km2 yang terbagi kedalam 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Selain memiliki wilayah daratan, Kota makassar juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota makassar. Adapun pulau-pulau di wilayahnya merupakan bagian dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulaupulau ini merupakan gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau Sangkarang, atau disebut juga Pulau-pulau Pabbiring atau lebih dikenal dengan nama Kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang (terjauh), pulau Langkai, Pulau Lumu-Lumu, Pulau Bone Tambung,

(49)

Pulau Kodingareng, pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang 33 Caddi, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung, dan Pulau Kayangan (terdekat).

Penduduk Kota Makassar tahun 2009 tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa yang terdiri dari 610.270 laki-laki dan 662.079 perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2008 tercatat sebanyak 1.253.656 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 92,17 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk lakilaki. Penyebaran penduduk Kota Makassar dirinci menurut kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi diwilayah Kecamatan Tamalate, yaitu sebanyak 154.464 atau sekitar 12,14 persen dari total penduduk, disusul Kecamatan Rappocini sebanyak 145.090 jiwa (11,40 persen). Kecamatan Panakkukang sebanyak 136.555 jiwa (10,73 persen), dan yang terendah adalah Kecamatan Ujung Pandang sebanyak 29.064 jiwa (2,28 persen). Ditinjau dari kepadatan penduduk Kecamatan Makassar adalah terpadat yaitu 33.390 jiwa per km persegi, disusul Kecamatan Mariso (30.457 jiwa per km persegi), Kecamatan Bontoala (29.872 jiwa per km persegi).

Sedang Kecamatan Biringkanaya merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu sekitar 2.709 jiwa per km persegi, kemudian kecamatan Tamalanrea 2.841 jiwa per km persegi), Manggala (4.163 jiwa per km persegi), kecamatan Ujung Tanah (8.266 jiwa per km persegi), Kecamatan Panakkukang 8.009 jiwa per km persegi.

(50)

Wilayah-wilayah yang kepadatan penduduknya masih rendah tersebut masih memungkinkan untuk pengembangan daerah pemukiman terutama di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala. 34 Untuk jumlah rumah tangga dan rata-rata anggota rumah tangga di Kota Makassar dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1.1 Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2010

Kecamatan Rumah Tangga Rata-Rata Anggota

Rumah Tangga Mariso Mamajang Tamalate Rappocini Makassar Ujung Padang Wajo Bontoala Ujung Tanah Tallo Panakkukang Manggala Biringkanaya Tamalanrea 12.026 13.015 41.298 33.926 17.087 5.594 5.923 11.074 9.359 27.493 26.929 23.363 39.272 30.879 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 Makassar 332.996 65

(51)

Kecamatan Rumah Tangga Rata-Rata Anggota Rumah Tangga Mariso 12.026 5 Mamajang 13.015 5 Tamalate 41.298 4 Rappocini 33.926 4 Makassar 17.087 5 Ujung Pandang 5.594 5 Wajo 5.923 5 Bontoala 11.074 5 Ujung Tanah 9.359 5 Tallo 27.493 5 Panakkukang 26.929 5 Manggala 23.363 5 Biringkanaya 39.272 4 Tamalanrea 30.879 3 Makassar 332.996 65 Sumber : Makassar Dalam Angka 2011, BPS Tabel 4.1.1 memperlihatkan bahwa jumlah rumah tangga terbanyak yaitu pada Kecamatan Tamalate dengan jumlah rumah tangga sebanyak 41.298 rumah tangga dan jumlah rumah tangga yang terkecil yaitu pada Kecamatan Ujung Pandang yang hanya terdapat 5.594 rumah tangga. Untuk beberapa 35 kecamatan dalam penelitian ini yaitu Kecamatan Tamalate terdapat 41.298 rumah tangga, Kecamatan Mamajang dengan 13.051 rumah tangga, Kecamatan Tallo dengan rumah tangga sebanyak 12.026 rumah tangga, dan Kecamatan Panakkuang dengan rumah tangga sebanyak 26.929 rumah tangga, dimana keseluruhan jumlah rumah tangga wilayah tersebut tergolong jumlah rumah tangga yang jumlahnya relatif besar dibandingkan dengan jumlah rumah tangga kecamatan lainnya di Kota Makassar, sekaligus adalah wilayah dengan jumlah Rumah tangga Miskin yang cukup signifikan.

2. Gambaran Umum Kecamatan Tamalate

Tamalate adalah kecamatan di selatan Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan.

Kecamatan ini berpusat pada kompleks perumahan yang bernama BTN Hartaco Indah. Di kompleks ini, terdapat sebuah sekolah dasar, dua sekolah menengah pertama, satu sekolah menengah atas, satu sekolah menengah kejuruan,

(52)

dan juga terdapat 3 buah SPBU, yaitu di jalan Sultan Alauddin dan jalan Abd.Kadir.

Tak jauh dari perumahan tersebut terdapat sebuah benteng yang bernama Benteng Somba Opu, di mana benteng tersebut adalah peninggalan Kerajaan Gowa. Kecamatan Tamalate berbatasan langsung dengan Kabupaten Gowa.

Kecamatan tamalate terdiri atas 10 kelurahan antara lain kelurahan bongaya, kelurahan balang baru, kelurahan baronang, kelurahan jongaya, kelurahan mangapa, kelurahan manuruki, kelurahan macini sombala, kelurahan parang tambung, kelurahan pa’baeng-baeng dan kelurahan tanjung merdeka. Kecamatan tamalate ini merupakan kecamatan termiskin di Kota Makassar dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 9.267 jiwa.

3. Gambaran Komunitas Punk di Kota Makassar a) Sejarah KomunitasPunk di Kota Makassar

Punk mulai masuk ke makassar sekitar akhir 90-an masuknya gaya hidup punk ke Makassar diawali pula masuknya musik-musik beraliran punk. Namun perkembangannya sepesat di Jawa seperti di Bandung dan yogjakarta. Punk di Makassar pada awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulai meniru gaya berpakaian dan mulai memahami ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya.

(53)

b) Perkembangan Punker di Kota Makassar

Pada perkembangannya, baik di negeri asalnya ingris, dan Amerika, maupun di Indonesia, komunitas Punk telah mempunyai suatu subkultur tersendiri yang diakui masyarakat dan terkadang dianggap menyimpang. Punk sebagai suatu trend. Contohnya dalam dunia fashion. Gaya berpakaian Punkmenjadi trend fashion masyarakat umum.

Dominasi negara, norma masyarakat, norma keluarga, dan eksploitasi kapitalitas bago komunitas Punk adalah bentuk pengekengan terhadap ekspresi dan aktualisasi diri. Hal inilah yang menjadi target pemberontakan yang kemudian tersimbolisasi ke dalam fashion, aliran musik,dan studio tato yang mereka kembangkan.

Seiring dengan modernisasi dan pembangunan yang pesat di Kota Makassar, ekspoloitasi kapitalis pun berlangsung massif. Inilah yang menjadi ladang subur bagi tumbuhnya Komunitas Punk di Makassar.

Sejak pertama muncul, keberadaan punk di Makassar acapkali dianggap pelanggaran norma, pengacuan,atau biang keributan. Tidak jarang diantara mereka diawasi oleh aparat keamanan lantaran dicurigai berpotensi kriminal.

Perpepsi miring dan cendrung negatif ini jelas tak seluruhnya benar. Banyak anggota punk yang bergabung karena di tempat inilah mereka bebas berkreasi, mendesain model baju yang berbeda gaya fashion yang lazim, mencipta musik dan lagu yang lain dari lagu-lagu komersil dan banyak lagi kreatifitas lainnya. Sebagaimna lazimnya punk di tempat lainya. Punk Makassar pun membuat dunianya sendiri, membangun budaya yang berbeda dengan budaya mainstream.

(54)

Kata kultur dal subkultur menunjukkan pada keseluruhan cara hidup atau sebuah peta makna yang memungkinkan dunia bisa di mengerti oleh anggota-anggotanya. Karena itu klaim bahwa meraka penyakit sosial, tidaklah selamanya benar.

Di sinilah kita harus memahami bagaimana kekuasaan tersebar di masyarakat, kelompok mana yang menentukan tentang sesuatu yang menggolong-golongkan kehidupan sosial ini. Saat ini ideologi kapitalis-modernis dengan seberan kuasanya di masyarakat telah meletakkan kondisi sosial, yang akan bermasalah jika menggugatnya.

c) Interaksi Sosial Komunitas Punk Pada Masyarakat

Pada komunitas punk , Makassar terdapat punker berusia dari 15 tahun sampai 30 tahun, dalam hal ini jumlah punker laki-laki lebih banyak jumlahnya dari pada punker perempuan. Para punker memiliki kegiatan pribadi di luar kegiatan komunitas punk. Dari hasil data di lapangan sebagian besar punker telah memiliki pekerjaan atau telah mempunyai pendapatan. Di dalam komunitas punk terdapat punker yang merupakan seorang mahasiswa dan seorang yang memiliki pekerjaan. Hal ini dilakukan pada waktu pagi hari hingga sore hari. Oleh karena itu, pada saat sebelum berkumpul di secret setiap punker melakukan kegiatan sehari-hari seperti masyarakat pada umumnya.

Dari hasil observasi, penulis melihat bahwa para punker berkumpul pada masing-masing secret dari pukul empat sore hingga malam hari. Pada secret masing-masing para punker berinteraksi dengan membuat kegiatan-kegiatan, seperti menyablon, membuat tattoo, membuat piercing, dan membuat artikel. Beberapa kegiatan yang dilakukan di dalam secret yaitu seperti, membuat tattoo

(55)

dan membuat piercing. Hal ini dapat dilakukan pada satu secret karena tidak membutuhkan ruang yang khusus atau peralatan yang banyak, sedangkan kegiatan mengadakan acara musik dibuat pada tempat-tempat umum, seperti Pantai Losari, Benteng Rotterdam, Lapangan Pacuan Kuda. Dalam hal ini, acara-acara yang diadakan ditempat umum merupakan acara musik punk. Acara musik mendapatkan partisipasi yang lebih besar, artinya para punker dari berbagai secret di Kota Makassar dan bahkan dari luar Kota Makassar berpartisipasi dalam kegiatan musik. Selain itu dalam komunitas punk terdapat kegiatan menyablon, yaitu memberi tulisan atau gambar pada kain. Hal ini dilakukan di salah satu rumah punker yang telah menjadi tempat berkumpul komunitas punk tersebut, misalnya punker yang memiliki rumah telah membuka usaha jasa sablon. Pada sore hari para punker berkumpul di Lapangan Pacuang Kuda. Para punker pada komunitas Punk mulai berkumpul pada pukul empat sore hingga malam hari. Kegiatan yang dilakukan ini adalah berkumpul dan menjual barang dari hasil karya sendiri, seperti stiker, gelang yang dibuat dengan tali dan dikaitkan dengan aksesori lain serta menerima jasa tattoo dan piercing.

Di dalam komunitas punk Simpang Aksara solidaritas yang ditunjukkan karena adanya rasa seperasaan, sepenanggungan dan kesamaan. Hal ini ditunjukkan dalam hal saling mengenal antara yang satu dengan lainnya. Para punker berupaya untuk tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, hal ini ditunjukkan pada saat menjual hasil karya di tempat berjualan. Kegiatan yang diadakan oleh komunitas punk se-Kota Makassar juga dapat menciptakan adanya rasa kesetiakawanan, di dalam hal ini ditunjukkan pada kebebasan punker menjadi

Gambar

Gambar  di  atas  menjelaskan    tentang  pemikiran  yang  peneliti  ingin  gambarkan
Tabel 4.1.1 Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga Menurut  Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2010

Referensi

Dokumen terkait

18 Dalam teknik ini menggambarkan tentang praktik jual beli kelapa Sawit yang berimplikasi pada maraknya pencurian di Desa Sumber Mulya Kecamatan Penarik

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat penting namun kondisi pada saat ini belum memuaskan bagi pengguna KA Komuter, sehingga pihak

Penggunaan framework juga mempermudah pengembangan aplikasi web karena pengembang tidak perlu mengulang kode program untuk fungsi-fungsi yang sering digunakan, tetapi cukup

Demikian undangan ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. PEMERINTAH KABUPATEN

( 7) Ket ent uan- ket ent uan t eknis t ent ang kegiat an perkuliahan dan at uran rem idial diat ur lebih lanj ut oleh j urusan/ program st udi. ( 9) Ket ent uan- ket ent uan

Demikian undangan ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. PEMERINTAH KABUPATEN

(3) Mahasiswa dapat meminta bantuan PA dalam hal mendapatkan informasi tentang program pendidikan di UMM, pengarahan dalam menyusun rencana studi untuk semester yang akan

butir instrumen tersebut telah mengukur indikator dari variabel minat baca. Setelah disetujui instrumen ini diuju cobakan kepada 31 orang siswa