• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN

PETUNJUK PRAKTIS

PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

UPR. 02

UPR.02.6 PEMELIHARAAN RUTIN

TAMAN JALAN

AGUSTUS 1992

DEPARTEMEN PEKERJAAN U DIREKTO

MUM RAT JENDERAL BINA MARGA

(2)

UPR - 02.6

(3)
(4)

1

1. PENYIRAMAN

Lokasi : Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan dan median jalan

Penyiraman dilakukan untuk :

- Menjaga tanaman agar tidak mati kekeringan. Cara Penyiraman :

- Siraman tidak terlampau keras agar media tanam dan tanaman tidak terganggu, dilakukan merata pada seluruh tanaman.

- Dilakukan rutin setiap hari terutama pada musim kemarau, yaitu pada :

pagi hari pukul 06.00 - 09.00 sore hari pukul 15.00 - 18.00 Peralatan : - Mobil tangki air

- Slang air - Ceret siram - Ember

- Alat-alat pengaman lalu lintas Tenaga kerja : - 1 orang pengemudi

- 2 orang penyemprot air Bahan :

- Air harus bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

- Jumlah air yang dibutuhkan untuk pohon : r 1 10 1/pohon untuk semak : r 1 5 1/pohon

(5)
(6)
(7)

4

Peralatan : - Garpu tanah - Sekop

- Serok taman Cangkul - Kereta dorong Sapu lidi - Alat-alat pengaman lalu lintas Tenaga kerja : - Pendangir / penyiang. Volume pekerjaan

1 orang pandangir/penyiang mengerjakan

x Untuk pohon/perdu 30 pohon/hari x Untuk semak 50 pohon/hari x Untuk rumput 42 m2

(8)
(9)

6

2. PENDANGIRAN DAN PENYIANGAN Lokasi : Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu

pada jalur tanaman di daerah tepi jalan dan median jalan

Pendangiran dan penyiangan dilakukan untuk

- Merupakan pekerjaan penggemburan tanah dan pembersihan tanaman/rumput liar disekitar tanaman. Cara Pengerjaan :

- Tanaman liar harus dicabut sampai ke perakarannya dan menggemburan tanahnya harus dilaksanakan sedemikian rupa agar tidak merusak perakaran tanaman.

- Pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1 bulan sekali.

- Pendangiran ini tidak perlu dilakukan terutama apabila :

x tanaman mempunyai perakaran dalam terutama

apabila

x tanaman mempunyai perakaran dalam terutama

jenis pohon.

x pada lokasi yang curam (lereng), karena

pekerjaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya erosi/longsor.

(10)
(11)

8

3. PEMANGKASAN

Lokasi : Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan dan median jalan

Pemangkasan dilakukan untuk :

- Mengendalikan pertumbuhan tanaman yang sudah tidak teratur dan mengganggu lingkungan/ penglihatan pemakai jalan.

- Membuang cabang/ranting yang tua/rusak dan mati.

- Mempertahankan bentuk/dimensi dan ukuran tanaman.

- Mengurangi penguapan pada musim kemarau panjang sehingga tanaman tidak mati kekeringan (dilakukan sebelum musim kemarau).

- Mengurangi beban sehingga dahan tidak patah pada musim hujan.

Cara pemangkasan :

- Dilakukan miring dan rata (45o) agar air hujan tidak tergenang dan dapat mengakibatkan pembusukan batang.

- Arah memangkas dari bawah ke atas, setelah tanaman dipangkas sebaiknya dilakukan pemupukan agar tunas yang baru dapat terbentuk kembali.

(12)
(13)

10

Peralatan : - Gergaji dahan - Gunting rumput - Gunting ranting - Golok/sabit - Tali tambang

- Karung untuk mengumpul sampah - Kereta dorong

- Alat-alat pengamanan lalu lintas Tenaga kerja : - Pemangkas

- Pengumpul sampah Volume pekerjaan :

1 orang pemangkas dapat mengerjakan : • Untuk pohon/perdu 30 pohon/hari • Untuk semak 50 pohon/hari • Untuk rumput 40 m2

(14)
(15)

12

4. PEMUPUKAN

Lokasi : Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan dan median jalan

Pemupukan dilakukan untuk :

- Menambah kesuburan tanah dengan memberi tambahan bahan organik dan anorganil.

- Memperbaiki sifat-sifat fisis tanah (susunan/ struktur tanah).

- Memperbaiki kehidudpan jasad-jasad renik yang hidup di dalam tanah.

Cara pengerjaan :

- Diberi dengan cara menabur pada tanah yang telah didenir sedalam 15 - 20 cm di sekeliling batang pohon selebar diameter tajuk, kemudian pupuk ditutup tanah kembali dan disiram dengan air agar cepat larut.

- Pupuk kandang diberikan dengan ditabur diatas tanah kemudian dicampur dengan tanah subur (top soil).

- Cara lain pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk dengan air yang kemudian disiram di sekeliling perakaran tanaman dan untuk pupuk daun disemprotkan pada daun.

- Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan setelah tanam dan dilakukan 1 bulan sekali.

(16)

13

Peralatan : - Cerek siram - Ember - Cangkul - Sekop

- Alat penyemprot

- Alat-alat pengamanan lalu lintas Tenaga kerja : - Penggali/pemupuk

Volume pekerjaan :

1. orang pemupuk tanaman mengerjakan • Untuk pohon/perdu 30 pohon/hari • Untuk semak 50 pohon/hari • Untuk rumput 40 m2

(17)

14

Bahan :

- Pupuk organik :

pupuk kandang (kotoran kuda, sapi dan ayam) yang telah matang (+ 6 bulan).

Pupuk ini harus bersih dari rumput liar atau tanaman liar lainnya.

- Pupuk anorgani :

Jenis pupuknya adalah NPK dan TSP dengan dosis untuk pohon 25 gram/pohon, untuk perdu/semak 2,5 gram/pohon dengan komposisi

N:P:K = 20 : 20 : 20 : 20 - penanaman

N:P:K = 10 : 25 : 15 - untuk tanaman berbunga Perbandingan ini merupakan suatu perbandingan antara unsur-unsur N (Nitrogen), P (Fosfor) dan K (Kalium) di dalam pupuk.

Pupuk TSP merupakan senyawa Ca (H2 (P04)2, Monocalsium phosphate diberikan pada tanaman setelah berbunga/berbuah.

(18)
(19)

16

5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN HAMA/PENYAKIT

Lokasi : Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu pada jalur tanaman di daerah tepi jalan dan median jalan

Cara pencegahan :

- Agar tanaman tidak terserang oleh hama/penyakit perlu dilakukan pencegahan dengan penyemprotan insektisida ke arah batang, daun serta semua percabangan.

- Penyemprotan jangan dilakukan pada waktu matahari bersinar dengan terik karena dapat menimbulkan terbakarnya daun. Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh bagian tanaman.

Cara pemberantasan :

- Pemberantasan hama dilakukan dengan Insektisida secara berulang-ulang tiap 1 minggu sekali, sampai tanaman bebas dari hama yang menyerang. Apabila serangan cukup berat, penyemprotan dapat dilakukan 2 kali seminggu.

- Untuk pemberantasan penyakit, digunakan Fungisida tiap 1 minggu sekali, apabila cukup parah sebaiknya tanaman dibongkar dan bekas lubang tanaman dibiarkan terbuka dikenai sinar matahari untuk beberapa lama, baru ditanam kembali.

(20)
(21)

18

6. PENGGANTIAN TANAMAN/PENYULAMAN Lokasi : Dalam DAMIJA (daerah milik jalan) yaitu

pada jalur tanaman di daerah tepi jalan dan median jalan

Tanaman perlu diganti apabila : - Mati/hilang

- Rusak (dapat karena tertabrak)

- Terkena serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke tanaman lain.

Cara pengerjaan :

- Tanaman yang mati atau rusak dicabut - Siapkan lubang tanaman dengan ukuran

• pohon, lm x lm x lm

• semak, 60cm x 40cm x panjang (m2)

- Isi lubang dengan media tanam dengan komposisi tanah subur : pupuk kandang = 3 : 2, masukkan tanaman pengganti secara hati-hati, setelah kaleng atau plastik pembungkus tanaman dibuka dan dibuang keluar lokasi. Kemudian media tanam dipadatkan

- Untuk menjaga agar perakaran tanaman tidak patah, perlu ditunjang dengan bambu penahan (stegger) sampai pohon tumbuh dengan baik

- Untuk penggantian rumput dilakukan setelah area dibersihkan dari rumput yang mati dan tanahnya digemburkan lalu dicampur dengan tanah subur dan pupuk urea dengan komposisi 2 : 1.

- Apabila serangan bersama-sama, dapat dilakukan penyemprotan secara berganti-ganti menggunakan Insectisida dan Fungisida, atau dapat keduanya dicampur pada pemakaiannya.

(22)

19

- Penyemprotan jangan dilakukan pada waktu matahari bersinar dengan terik karena dapat menimbulkan terbakarnya daun. Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh bagian tanaman.

Peralatan : - Alat penyemprot hama - Masker

- Sarung tangan Tenaga kerja ;

- Penyemprot/penyampur bahan. Volume Pekerjaan :

1 orang penyemprot dapat mengerjakan : untuk pohon besar 10 pohon/hari untuk perdu 25 pohon/hari untuk semak 40 m2 / hari

Bahan : Obat pemberantas disesuaikan dengan jenis hama/penyakit

Jenis Hama/Ponyakit Jenis Obat Penggunaan

1. Kutu Kelthana 1 cc/lt.ak

Mafathion 1 - 3 cc/ft. air.

Nogos 1 cc/ft.ak.

2. Ulat & Serangga Basudin 1 - 2 cc/ft.ak

dan lain-lain Dayrusil 1 - 2 cc/ft. ak

Lannata 0,3 - 0,5 cc/ft.air

3. Kiong (bekicot) Antisiung

Hortico Metadex

4. Rayap Clordana

Dieldrien BHC.

5. Penyaklt Dithana 1 - 3 gr/fl.ak.

M 45.

Antraool. 1 - 2 gr/ft. air.

(23)
(24)

21

Rumput yang digunakan dapat berbentuk gebalan/ lempengan, tunas atau biji Setelah selesai penanaman perlu dilakukan penyiraman dan jumlah air yang dibutuhkan :

untuk pohon : + 10 1/pohon untuk semak : + 5 1/pohon

untuk rumput/penutup tanah : + 5 1/m2 Peralatan : - Garpu tanah

- Sekop - Serok tanam - Cangkul - Kereta dorong

- Alat-alat pengamanan lalu lintas Tenaga Kerja : - Penggali

- Penanam Volum Pekerjaan :

1. orang penggali/penanam mengerjakan: untuk pohon, 4 pohon/hari

untuk semak, 48 pohon/hari untuk rumput, 20 m2/hari Bahan : - Tanaman pengganti

- Tanah subur (top soil) - Pupuk kandang/pupuk urea - Bambu penahan

(25)

22

(26)

23

Referensi

Dokumen terkait

Memiliki tanggul di sekeliling fasilitas dengan ketinggian lebih dari sama dengan 1 meter dari permukaan tanah untuk menghindari terjadinya ceceran dan/atau tumpahan Limbah B3

Sekarang engkau menyadari bahwa Aku, Satguru dan Tuhan, Sathya Sai Baba, berarti bisnis, wajib bagimu untuk merenungkan kata-kataku secara serius dan berlatih

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM Pengabdian Kepada Masyarakat saya dengan judul: Sosialisasi Peningkatan Peran Keluarga dalam Meminimalisasi Dampak Negatif

Penelitian mengenai alih bahasa Teks Kitab Menerangkan Perkembangan Agama Islam di Minangkabau Semenjak Dahulu dari Syekh Burhanuddin sampai ke Zaman Kita Sekarang

Berdasarkan penjelasan pasal 208 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, disebutkan bahwa, Partai Politik Peserta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.. Jenis penelitian ini adalah

Kelompok II, III, IV, V memiliki rata-rata aktivitas SOD lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok I (kontrol negatif), yang membuktikan bahwa pemberian vitamin C

Alat ini digunakan untuk meratakan aliran fluida masuk, jenis yang digunakan adalah type multiple buffle distributor concentric cone , yang dipasang pada akhir bagian pipa