18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengembangan Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran
Media dalam bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata medium1 dan dapat diartikan secara harfiah yaitu tengah, perantara atau pengantar atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.2 Menurut Marshall Mcluhan, "media adalah suatu ekstensi manusia memungkinkan dapat mempengaruhi seseorang yang tidak melakukan kontak langsung dengan dia dengan tujuan adanya pemahaman antara sumber pesan dengan penerima pesan".3
Media media dapat diartikan sebagai wasâil di dalam buku uṣhûlu
tarbiya wa ta'lîm bahwasannya media pembelajaran dapat diartikan
sebagai wasâil ta'lîmiyah/wasâili îḍhôh yang disimpulkan bahwa media adalah "setiap apa yang digunakan para pendidik untuk menyampaikan mata pelajaran ilmiah dan semua pengetahuan lainnya serta memperjelas nilai-nilai ke benak para peserta didik".4
Menurut Miftah,"suatu alat atau sarana yang dapat berfungsi sebagai perantara atau saluran jembatan dalam kegiatan komunikasi antara 1 Tejo Nurseto, Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, Vol 8 No. 1 (April 2011), 20
2 Hamdani, Strategi belajar Mengajar, (Bandung:2011), 243 3 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:2000), 246
4 ،)2011 :
روتنغ(
،سيمالخا فصلل ررقم ثلاثلا زلجا يملعتلا و ةيبترلا لوص أ
.ظفالحا دبع /ىوقشر ليع،سوغ أ،تعفر
24penyampaian pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan) dengan maksud dan tujuan tertentu agar terciptanya sebuah pemahaman antara komunikator dan komunikan".5
Menurut "Hamdani media merupakan komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa, yang mana dapat merangsang siswa dalam proses belajar di kelas. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi berupa buku, recorder kaset, video, film, grafik, slide, foto/gambar, televisi dan komputer untuk mencapai tujuan dari pembelajaran".6
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasannya media pembelajaran adalah alat untuk mempermudah para pendidik dalam mentransfer sebuah ilmu pengetahuan kepada peserta didik guna untuk mempermudah para peserta didik dalam memahami mata pelajaran dengan baik dan benar.
Peneliti juga mengartikan kembali bahwa media pembelajaran bukan hanya sekedar alat yang mana berupa tv, radio, komputer dan lain sebagainya melainkan manusia juga sebagai alat dan ikut berperan penting dalam proses belajar mengajar siswa ketika dalam sebuah meteri pembelajaran terdapat kegiatan diskusi, seminar dan lain sebagainya.
b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri petunjuk penggunaan media pembelajaran terdapat tiga poin utama yang harus diperhatikan di antaranya:
5 M. Miftah, Fugsi, dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa. Kwangsan, Vol 1 No. 2 (Desember 2013), 97
1) Ciri Fiksatif (fixative Property)
Ciri fiksatif ini menggambarkan pada kemampuan sebuah media dalam merekam, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek tertentu. Banyak suatu kejadian atau peristiwa penting yang harus dipelajari oleh peserta didik, kejadian atau peristiwa itu sering kali sudah berlalu, misalnya peristiwa bersejarah negara Timur Tengah atau negara lainnya.
Peristiwa tersebut tidak dapat ditinjau oleh panca indra peserta didik secara nyata, kecuali dengan alat bantu seperti menghadirkan rekaman video, gambar atau foto serta dokumentasi lainnya kepada peserta didik. Ciri fiksatif ini dapat ditranformasikan kepada peserta didik tanpa mengenal waktu.
2) Ciri Manipulasi (manipulative property)
Ciri manipulasi ini media harus mampu memanipulasi atau mengubah suatu objek. Dalam artian peristiwa yang terjadi berhari-hari bahkan bertahun-tahun lamanya waktu menit saja. Karena banyak sekali peristiwa atau objek tertentu, sulit untuk diamati oleh indra pengelihatan manusia, dan itu dibutuhkan media pembelajaran berbentuk video atau foto.
Seperti proses berlangsung saat ibu mengandung selama sembilan bulan, peserta didik mampu mempelajarinya hanya dengan 15 menit saja dengan cara menggunakan alat bantu media visual,
para pendidik mengedit video dengan cara memperlihatkan bagian-bagian penting yang mana harus diperlihatkan kepada peserta didik. Dengan cara inilah peserta didik mampu mempelajari hal-hal yang membutuhkan waktu lama, dapat dipelajari hanya beberapa menit saja dan dapat disajikan dengan teknik pengambilan gambar
time-lapse recording.
3) Ciri Distributif (distributive property)
Ciri distributif ini yaitu untuk mentransformasikan suatu kejadian dengan bantuan ruang dan dapat diaplikasikan kepada siswa dengan jumlah yang tidak terbatas. Rekaman video dapat didistribusikan tanpa mengenal ruang dan waktu. Misalnya menghadirkan microsoft microsoft powerpoint atau video untuk kejadian yang mana sulit atau tidak akan mungkin siswa pergi ke suatu tempat kejadian tersebut.
Dapat dihadirkan di ruang kelas tanpa memerlukan usaha keras untuk menyaksikan suatu atau kejadian yang sulit dicapai, hal itu dapat digunakan melalui internet atau penyimpanan pada CD atau
flashdisk.7
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Jenis-jenis media pembelajaran di kelas bukan hanya terfokus pada benda padat ataupun benda gerak yang biasanya ditampilkan slide pada pembelajaran berlangsung. Melainkan manusia juga bagian dari alat
bantu/wasâil pembelajaran di kelas, yang membantu proses belajar mengajar di kelas berjalan dengan baik. Maka dari itu telah ditegaskan di dalam buku uṣhûlu tarbiyah wa-ta’lîm macam-macam media pembelajaran hanya terdapat dua kategori saja di antaranya:8
1) Wasâil Kḥissiyyah
Wasâil kḥissiyah yaitu media pembelajaran yang membutuhkan
panca indra manusia sebagai alat penerima pesan. Adapun alat perantaranya seperti media audio visual, radio, audio. Visual atau gambar dan lain sebabagainya sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar dan mempermudah dalam proses pebelajaran. 2) Wasâil Luģhowiyah
Wasâil luģhowiyyah yaitu media pembelajaran yang mana
cukup menggunakan pelafalan kata sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam proses pembelajaran, contohnya sejarah, percakapan, mendeskripsikan dan lain sebagainya, lebih tepatnya manusia sebagai perantara dalam menunjang kesuksesan belajar di kelas.
Menurut Hamdani, media pembelajaran dikelompokan menjadi tiga bagian di antaranya9:
8 :روتنغ( ،سيماخلا فصلل ررقم ثلاثلا زجلا ميلعتلا و ةيبرتلا لوصأ .ظفاحلا دبع /ىوقرش يلع،سوغأ،تعفر 2011
،) 24
1) Media Visual
Media visual merupakan media yang hanya dapat dijangkau dengan pengelihatan panca indra, indra pengelihatan saja. Fungsi dari media visual ini dapat mempermudah para pendidik dalam menyampaikan isi atau materi pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik.
Media visual ini terdiri dari dua kategori pertama, media yang tidak dapat diproyeksikan disebut dengan non projected visuals dalam artian gambar yang disajikan secara fotografik, contohnya gambar tentang makhluk hidup, tempat atau objek lainnya yang berkaitan erat dengan materi pelajaran yang ditransferkan kepada peserta didik.
Kedua, media yang dapat diproyeksikan yang biasanya disebut
dengan project visual, media yang dapat diproyeksikan ini biasanya berbentuk gambar diam (still picture) atau gambar bergerak (motion
picture). Dalam artian media yang dapat diproyeksikan yaitu media
yang dapat menggunakan proyeksi (proyektor) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar.
2) Media Audio
Media audio yaitu media yang berisi pesan dalam bentuk auditif dalam artian hanya dapat dibantu dengan indra pendengaran saja, yang mana hal ini dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemampuan peserta didik dalam memahami bahan ajar yang bersifat auditif.
3) Media Audio Visual
Media yang terakhir ini perpaduan antara audio dan visiual, media ini membutuhkan dua alat indra yaitu indra pendengaran dan pengelihatan dan biasanya disebut dengan media pandang-dengar. Media yang berkombinasi ini dapat membantu peserta didik dan para pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas. Contoh dari media audio visual di antaranya: video, televisi, slide dan lain sebagainya.
Menurut Hamdani jenis media yang biasanya digunakan dalam proses pembelajaran dibagi menjadi enam macam di antaranya: 1) Media Grafis
Media grafis ini termasuk dalam bagian media visual, sebagaimana hal nya media grafis ini berfungsi untuk menyampaikan pesan dari sumber ke penerima pesan, guna untuk menarik perhatian, memperjelas gagasan yang akan disajikan, mengilustrasikan fakta yang akan cepat untuk dilupakan.
Media ini perlu digunakan dengan indra pengelihatan sebagai saluran yang berkaitan erat dengan media grafis ini. Namun dalam media grafis terdapat beberapa jenis di antaranya:
a) Gambar atau Foto
Gambar atau foto adalah media yang sangat sering dan umum digunakan dalam membantu proses belajar mengajar di sekolah. Meskipun sering digunakan pada semua lembaga pendidikan, gambar atau foto ini memliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihannya yaitu:
(1) Bersifat konkret, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal lainnya.
(2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, gambar dan foto dapat mengatasi benda dan peristiwa yang mana tidak dapat diaplikasikan atau disajikan ke dalam ruangan. (3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indra kita.
Gambar atau foto ini dapat mempermudah pengelihatan yang mana semestinya kita tidak bisa lihat secara langsung dengan alat pengelihatan kita. Seperti contohnya: sel atau penampang daun.
(4) Memperjelas suatu masalah.
(5) Harga foto murah tidak harus memerlukan peralatan khusus.
Selain mempunyai beberapa kelebihan media gambar atau foto ini, media gambar atau foto juga mempunyai beberapa kelemahan di antaranya:
(2) Terlalu kompleks dan kurang efektif dalam kegiatan proses pembelajaran.
(3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok yang bersifat terlalu besar.
Untuk menjadikan gambar atau foto ini menjadi baik sebagai proses pembelajaran di kelas, maka perlunya memperhatikan enam syarat dibawah ini:
(1) Autentik, dalam artian visual tersebut harus bersifat jujur dalam melukiskan situasi yang benar terjadi.
(2) Sederhana namun menunjukan poin yang jelas pada ilustrasi atau gambar.
(3) Rekatif maksudnya ukuran pada foto atau gambar dapat membesar dan memperkecilkan suatu objek sebenarnya. (4) Mengandung gerak, atau perbuatan yang mendidik.
(5) Ilustrasi yang bagus, belum tentu mecapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Walupun dalam segi mutu kurang, gambar atau foto lebih baik menggunakan karya pada peserta didik itu sendiri.
(6) Tidak semua gambar yang bagus menunjukan media yang bagus pula. Gambar yang bagus hendaknya harus memperhatikan dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar yang hendak ingin dicapai.
b) Sketsa
Sketsa yaitu ilustrasi sederhana berupa draf kasar yang menggambarkan bagian-bagian tanpa detail. Berguna untuk menarik perhatian peserta didik, menghindari dari sebuah verbalisme, dan dapat memperjelas penyampaian pembelajaran. c) Diagram
Diagram tidak jauh pengertiannya dengan sketsa yaitu merupakan gambar sederhana. Namun jika diagram ini menggunakan garis atau simbol untuk menggambarkan struktur dari objek. Diagram ini menyederhakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Beberapa ciri di antaranya yaitu:
(1) Bersifat simbolis dan abstrak sehingga sulit untuk dimengerti.
(2) Untuk membaca sebuah diagram sesorang harus mengerti hal-hal yang didiagramkan.
(3) Walaupun sulit untuk dimengerti namun diagram sifatnya padat dan dapat memperjelas arti.
Untuk mengetahui diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah sebagai berikut:
(1) Benar, digambar rapi, diberi judul, label serta penjelasan-penjelasan yang perlu dijelaskan.
(3) Penyusunannya disesuaikan dengan pembaca yang umum, yaitu dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
d) Bagan (Chart)
Bagan menyajikan gagasan suatu ide atau konsep yang apabila sulit jika disampaikan secara tertulis atau lisan visual. Sering kita jumpai pada bagan seperti, gambar, diagram, kartun atau lambang verbal lainnya.
Untuk mengetahui bagan sebagai media yang baik digunakan, perlunya kita perhatikan beberapa kriterianya di antaranya adalah:
(1) Dapat dimengerti.
(2) Sederhana, tidak rumit dan tidak berbelit-belit.
(3) Diganti pada waktu-waktu tertentu agar tetap terjaga dan tidak kehilangan daya tarik.10
e) Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang berupa titi-titik garis pada sebuah gambar. Fungsinya untuk memberikan informasi terkait dengan data kuantitatif secara detil dan teliti, serta menerangkan perbandingan atau perkembangan suatu objek.
2) Teks
Media teks ini menuntut para peserta didik untuk terfokus atau terkonsentrasi dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Dan media ini sangat cocok jika digunakan untuk memberikan motivasi. Jika media ini digunakan dalam multimedia sangat memerlukan tempat penyimpanan yang spesifik agar dapat diaplikasikan melalui internet maupun komputer.
3) Audio
Media audio ini membutuhkan alat indra pendengar sebagai objek perantara, dan termasuk elemen penting yang menghasilkan suara serta membangun sistem komunikasi dalam bentuk suara. Namun dalam media audio ini memudahkan dalam menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.
4) Grafik
Media grafik ini dapat menggunakan alat bantu indra pengelihatan sebagai objek perantara. Media grafik ini sangat membantu dalam proses menjelaskan konsep yag sulit untuk difahami oleh peserta didik dalam memahami kesulitan-kesulitan belajar. Dan menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret serta menunjukan suatu dengan jelas pada langka prosedural.
5) Animasi
Animasi ini sangat menarik jika digunakan pada proses belajar mengajar di kelas, dan dapat dibantu alat indra pengelihatan sebagai
objek perantara. Media animasi ini menyediakan suatu tiruan efek atau gerak pada suatu ilustrasi maupun gambar yang apabila dilakukan dengan peralatan yang terlalu mahal dan berbahaya. 6) Video
Terakhir video, video ini sangat cocok jika digunakan pada proses belajar mengajar dalam ranah perilaku psikomotorik. Video ini sangat lah menarik karena video ini membutuhkan dua alat panca indra sebagai perantaranya. Umumnya peserta didik lebih mudah memahami konsep belajar melalui video dibandingkan dengan teks.11
d. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran dalam buku ushûlu tarbiya wa ta'lîm dapat diartikan sebagai fâidah terdapat beberapa manfaat media pembelajaran di antaranya:12
1) Meletakan ke dalam diri siswa dasar materialisme untuk mengembangkan daya kognitif pada siswa. Dalam artian, dapat meminimalisir kesulitan para peserta didik dalam memahami lahfad-lahfadz yang mana tidak mengerti artinya.
2) Menggerakkan pemahaman penuh kepada peserta didik.
3) Membangun informasi di dalam kognitif peserta didik serta memperkuat ilmu yang terdapat di dalam kognitif peserta didik.
11 Ibid, hal. 254
4) Menyimpan banyak pengalaman ilmu pengetahuan yang sebenarnya terjadi serta mendorong peserta didik untuk aktif, seperti yang telah terjadi yaitu pada saat peserta didik menggunakan atau dihadirkan oleh pendidik gambar bergerak dan contoh-contoh media pembelajaran bergerak lainnya.
5) Dapat menolong atau mempermudah para peserta didik atas pertumbuhan kosakata serta memperkaya bahasa dalam jiwa peserta didik.
e. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada peserta didik, kriteria yang paling utama dalam pembelajaran bahasa Arab adalah bagaimana pemilihan media sebagai alat bantu untuk memudahkan para peserta didik dan pendidik dalam proses belajar mengajar.
Hamdani mengemukakan dalam bukunya bahwasannya kriteria yang harus diperhatikan pada saat pemilian media dan sumber belajar di antarnya:
1) Access, yang artinya jalan atau masuk dalam artian kemudahan akses dapat menjadi sebuah pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran.
2) Cost, biaya juga harus dipertimbangkan, dalam artian semakin banyak jenis media pembelajaran apalagi menggunakan jenis media yang sangat canggih, maka biaya yang dikeluarkan juga akan
mempengaruhi. Maka dari itu seorang pendidik harus selektif dan kreatif dalam memilih media agar seimbang dengan manfaatnya. 3) Technology, sebagai para peserta didik perlu memperhatikan lebih
seksama apakah media yang kita gunakan sesuai dengan fasilitas-fasilitas yang ada pada lembaga tersebut?, seperti menghadirkan sebuah audio visual, yang perlu digaris bawahi apakah di lembaga pendidikan tersebut terdapat LCD, proyektor, dan listrik.
4) Interactivity, munculnya suatu media yang baik yaitu mampu menghadirkan komunikasi dua arah. Setiap media yang akan dikembangkan harus memenuhi tujuan dari pada pendidikan di lembaga pendidikan itu sendiri. Maka dari itu jadikanlah media tersebut sebagai alat bantu peserta didik beraktivitas dalam memahami sebuah pelajaran.
Pemberian pemahaman terhadap peserta didik harus diberikan alat bantu yang sekiranya dapat merangsang otak peserta didik misalnya, puzzel untuk anak SD, flash card/strip story dapat digunakan untuk anak SMP/MTs dan dapat digunakan dalam bentuk permainan individu atau kelompok. Sehingga peserta didik terlibat baik entah itu secara fisik, intelektual maupun mental.
5) Organization, organisasi dalam dunia pendidikan itu sangatlah berpengaruh penting. Dalam artian apakah terdapat dukungan organisasi atau lembaga dan cara pengorganisasiannya? dan apakah terdapat unit-unit yang tersedia sebagai pusat sumber belajar?.
6) Novelty, media pembelajaran yang akan ditransferkan kepada peserta didik harus adanya pertimbangan secara matang. Media yang baru dan penuh inovasi biasanya lebih baik dan menarik. Agar mempermudah para peserta didik maupun pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas.13
Namun menururt Jamil Supratihaningrum dalam pemilihan kriteria media pembelajaran harus dipertimbangkan sebagaimana berikut:
a) Harus mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b) Harus mengetahui metode pembelajaran yang akan digunakan. c) Harus mengetahui karakteristik materi pembelajaran.
d) Harus mengetahui kegunaan media pembelajaran.
e) Harus mengetahui kemampuan para pendidik dalam menggunakan media pembelajaran.
f) Harus mengetahui efektivitas media dengan media lainnya.14
f. Langkah-langkah Pengembangan Media
Menurut Arif Sadirman, dkk pengembangan media pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh pengajar untuk menghasilkan media pembelajaran yang baik, dengan mengikuti teori pengembangan yang telah ada sebelumya dan dikembangkan sesuai dengan kurikulum pada lembaga tersebut. Adapun langkah-langkah dalam pengembangan media pembelajaran akan diuraikan sebagaimana berikut:
13 Hamdani, Strategi..., h. 256-257
1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.
Proses pengembangan media pembelajaran, para pendidik harus cermat dalam menganalisis kebutuhan peserta didik seperti kesenjangan antara apa yang dibutuhkan, dimiliki dan diharapkan dari peserta didik tersebut.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran intruksional objektif dengan oprasional khas.
Sesuai yang telah dipaparkan oleh Tata Herawati, tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur, di antaranya adalah
audience (objek sasaran), behaviour (perilaku yang spesifik), condition (situasi dan kondisi) dan degree (batasan tingkatan).
3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.
Tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, dalam proses pengembangan media pembelajaran, Tata Herawati menjelaskan bahwasannya perlunya merusmuskan butir-butir materi secara terperinci. Butir-butir materi tersebut dapat dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan. Adapun subtansi butir-butir materi tersebut adalah:
a) Mengembangkan instrumen pengukuran. b) Menulis naskah media.
c) Mengadakan tes atau uji coba dan revisi.15
2. Media Pembelajaran Strip Story Berbasis Magic Picture a. Pengertian Media Pembelajaran Strip story
Azhar Arsyad berpendapat bahwa media pembelajaran strip story merupakan media pembelajaran yang memanfaatkan kertas sebagai alat untuk menyampaikan pesan dalam pembelajaran semua bahasa, kegunaan dari media ini yaitu untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran bahasa asing yang terkesan menyulitkan, terpaksa dan membosankan.16
''Strip story merupakan potongan/kepingan berupa kertas atau potongan-potongan cerita berupa teks atau film. Media ini pertama kali diperkenalkan oleh prof. R.E. Gibson dalam majalah TESL
Quarterly Vol. 9 No. 2 Tahun 1978, kemudian dikembangkan lebih
lanjut oleh Mary Ann dan John Boyd dalam TOSEL Newsletter dan dijelaskan dengan pengalaman oleh Carol Lamelin di majalah yang sama tahun 1978'' 17
Media strip story merupakan suatu media pembelajaran yang menggunakan kepingan kertas berjenis kartu dengan cara di potong-potong berbentuk kepingan kertas. Menurut Ali Ahmad tersebut diminta untuk menyusun kartu tersebut menjadi alur cerita yang lengkap.18
Namun perlu kita ketahui di dalam bahasa Arab pun, media strip
story ini sering diistilahkan dengan sebutan Al-Qiṣhah Al-Mutaqôti'ah.
Penggunaan media pembelajaran ini sangat efektif jika diujicobakan 15 Tata Herawati Daulae, Langkah-langkah Pengembangan Media PembelajaranMenuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran , vol. 11 No 01 (Juni, 2016), 59-61
16 Azhar Arsya, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 124
17 Hayati Nufus, Pembelajaran Insya (Kitabah) Dengan Media Strip story , vol. 10 No 2 (Desember, 2015) 218
18 Nanin Sumiarni, Media Strip story dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Vol, 01 No o1 (Juli 2012) 70
dalam pembelajaran bahasa asing yang mana untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Adapun pembelajaran media strip story berbasis magic
picture dapat digunakan di berbagai jenis keterampilan bahasa seperti istima' (menyimak),19 kalâm (percakapan), qirâ'ah (membaca),20 maupun
kitâbah (menulis).21
Jadi jika disimpulkan bahwasannya media strip story merupakan media visual yang sering digunakan untuk pembelajaran bahasa asing yang memerlukan indra pengelihatan peserta didik dalam bentuk teks, atau film berupa kepingan-kepingan kertas dan dapat dikembangkan dalam bentuk foto atau gambar.
b. Pengertian Magic Picture
Kata magic berasal dari bahasa Inggris yang berartikan gaya tarik atau sulap. Menurut Olivia kata magic berarti ajaib atau dapat diartikan sebagai sulap, sedangkan sulap dapat diartikan sebagai trik atau cara untuk memecahkan sebuah teka-teki yang tersembunyi, yang mana dapat mengasah otak dan memberikan efek mengejutkan pada peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas.22
Menurut Kustiwan kata picture dapat diartikan sebagai gambar atau ilustrasi dan dapat diuraikan dengan bahasa dalam bentuk rupa yang melukiskan objek tertentu sehingga dapat dinikmati dan dimengerti
19 Hasan, Keterampilan Mengajar Bahasa Arab Materi Istima' Menggunakan Media Lagu, ''Al-Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol, 11 No. 23 (Januari-Juni 2017), 127-128
20 Ahmad Rathoni, Pembelajaran Bahasa Arab Maharah Qiro'ah Melalui Pendekatan Saintifik, ''Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8 No. 1 (Juli, 2019), 562-563
21Nanin Sumiarni, Media Strip story ..., h. 70
secara visual, baik dilakukan dengan sketsa gambar manual maupun sketsa gambar pada komputer.23
Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa magic picture dapat diartikan sebagai media pembelajaran ajaib berupa ilustrasi bergambar baik berupa foto maupun sketsa gambar yang mana memberikan efek mengejutkan kepada siswa, dan dapat dinikmati serta dimengerti melalui visual. Sehingga daya tangkap terhadap pembelajaran di kelas mudah untuk dicapai.
c. Cara Penerapan Media Strip Story Berbasis Magic picture
Dalam pengembangan media strip story ini para peserta didik bukan hanya dituntut untuk menyusun teks saja, melainkan melatih dalam empat keterampilan bahasa Arab. Adapun cara penerapan media strip
story sebagaimana berikut:
1) Sebelum Pembelajaran
a) Pendidik menyiapkan suatu topik atau mâddah yang sesuai dengan pembelajaran bahasa Arab saat itu, kemudian dibagi rata gambar beserta teks kalimat kepada siswa.
b) Teks dan gambar tersebut disajikan dengan jelas dengan cara mengosongkan ruang ekstra antara setiap kalimat dengan kalimat yang lainnya.
c) Lembaran kisah atau mâddah tersebut dipotong-potong dengan gunting menjadi kepingan dengan satu kalimat. Guru juga
23 Kustiawan, U. ''Pengembangan Media Pembelajaran''. (Malang: Gunung Samudra, 2016), 29
harus memperhatikan jumlah peserta didik karena potongan-potongan tersebut di potong sesuai dengan kapasitas peserta didik. Kemudian para peserta didik dibagi kelompok, pada masing-masing potongan-potongan yang mâddah sama dengan kelompok lainnya.
2) Saat Pemebelajaran
a) Guru menjelaskan materi dengan menghadirkan slide. Adapun gambar juga ditampilkan pada slide tersebut. Kemudian guru membagi atas beberapa kelompok.
b) Kepingan kertas atau kartu tersebut dibagikan secara random kepada siswa atau kelompok.
c) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk menghafal kalimatnya dalam beberapa menit, para peserta didik diharap khidmat memperhatikan teks pada gambar dan dilarang untuk menulis apapun atau memperlihatkan kertas nya pada temannya.
d) Guru duduk diam.
e) Kemudian guru menginstruksikan kepada siswa untuk berdiri. f) Siswa akan disibukkan dengan menyusun teks cerita tersebut. g) Setelah kalimat pada sebuah teks itu tersusun rapi dalam bentuk
h) Setiap masing-masing individu menyebut kalimatnya secara berturut-turut sehingga tersusunlah kalimat atau teks yang sempurna.
i) Jika waktu masih tersisa, para murid bisa diminta untuk mendeskripsikan dalam bentuk tulisan di dalam masing-masing buku mereka. Dengan cara mereka saling mendikte atau imlâ' satu sama lain.
j) Setelah usai semuanya, guru menghadirkan slide/ohp. Bila mana susuan mereka berbeda dengan apa mendiskusikan bersama-sama dengan para peserta didiknya.24
d. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Media Strip Story
Dalam pemberian media pembelajaran di kelas, penerapan media pembelajaran yang akan diberikan pastinya tidak akan luput dari kelebihan dan kelemahan pada media tersebut, adapun kelebihan dari media strip story yaitu:
1) Media strip story ini merupakan media pembelajaran yang menarik, dan dapat merangsang kognitifisme peserta didik khususnya dalam proses belajar mengajar bahasa Arab.
2) Dapat membuat siswa lebih aktif, dan menuntut siswa yang pasif menjadi aktif.
3) Dapat digunakan sebagai variasi metode pembelajaran. Seperti ceramah, tanya jawab, dan lain sebagainya.
24 Rendra Saputri, ''Eksperimentasi Media Strip story Terhadap Pemahaman Teks Bahasa
Arab Sisiwa Kelas VIII C Mts. Mu'allimin Parakan Temanggung Tahun Ajaran 2013/ (Fakultas
4) Penggunaan media strip story ini sangat mudah diterapkan oleh pendidik dalam mentransfer ilmunya.
5) Bahan-bahan dalam pembuatan media pembelajaran ini sangat mudah diperoleh dan didapatkan, adapun harganya pun murah.25 Menurut Roestyah keunggulan media pembelajaran strip story adalah sebagai berikut:26
1) Para pendidik dapat leluasa menguasai kelas.
2) Media pembelajaran strip story ini sangat mudah dilaksanakan. 3) Para pendidik akan lebih mudah mengorganisir kelas.
4) Penerapan media strip story ini dapat diikuti dengan jumlah peserta didik dengan jumlah yang banyak.
5) Dapat mempermudah para pendidik dalam menyiapkan media pembelajaran ini.
6) Dapat mempermudah para pendidik dalam menerangkan materi pembelajaran sesuai dengan mâddah.
Sesuai yang telah dipaparkan oleh para peneliti di atas, media strip
story adalah media pembelajaran yang mudah dilaksanakan dan dibuat,
bahkan pembuatannya pun tidak menyulitkan para pendidik. Media pembelajaran ini juga layak digunakan karena dengan adanya media pembelajaran strip story ini, dapat membuat siswa yang pada awalnya pasif ikut berperan aktif.
25 Eka Ayu Wulansari, "Penerapan Media Strip story Terhadap Aktivitas belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Ayat Al-Qur'an Tentang 2"(Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Palembang 2017), 37
Selain dari pada itu, penerapan media pembelajaran strip story ini, juga merangsang kognitifisme peserta didik dan mudah dalam menangkap sebuah materi pelajaran yang sukar di mengerti oleh para siswa. Dan yang terakhir media pembelajaran ini juga dapat mempermudah para pendidik dalam mentransfer ilmunya kepada peserta didiknya.
Selain mempunyai beberapa kelebihan yang telah dipaparkan di atas, media pembelajaran ini juga memiliki beberapa kelemahan di antaranya adalah sebagai berikut:27
1) Suasana pembelajaran di kelas akan menjadi ribut dan gaduh. 2) Membutuhkan waktu yang sangat panjang.
3) Peserta didik akan merasakan sedikit kesulitan dalam menangkap sebuah gagasannya.
4) Kondisi di dalam kelas akan sedikit sulit untuk dikelola.
Adapun kelemahan yang dimiliki media pembelajaran ini adalah adanya penyimpangan perhatian peserta didik, terutama terjadi penyimpangan jawaban yang kebetulan menarik perhatian peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas yang mana tidak sesuai dengan tujuan dari pembelajaran tersebut.28
Dapat disimpulkan bahwasannya kelemahan media pembelajaran
strip story ini akan membuat suasana kelas menjadi ramai dan terjadinya
27 Ibid, hal. 38 28 Ibid, hal. 38
penyimpangan jawaban yang membuat menarik para peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas.
3. Pelajaran Bahasa Arab
a. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan bahasa yang digunakan oleh penduduk wilayah Timur Tengah dan juga termasuk bahasa peribadatan bagi kaum muslimin di seluruh penjuru dunia.29 Dalam dunia pendidikan mata pembelajaran bahasa Arab sudah termasuk organ vital dalam proses belajar mengajar, terlebih pada zaman yang berkembang ini bahasa Arab sudah menjadi popular di kalangan anak zaman sekarang.
Bahasa Arab di Indonesia merupakan bahasa kedua atau disebut dengan bahasa asing. Bahkan banyak lembaga-lembaga di Indonesia menjadikan bahasa Arab sebagai syarat utama untuk kenaikan kelas. Secara formal bahasa Arab merupakan bahasa asing yang mana mulai dari segi tujuan materi bahkan ke metode pelajarannya.
Proses pembelajaran bahasa Arab merupakan bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa mampu menguasai empat keterampilan bahasa Arab di antaranya yaitu mâharah istima' (mendengar/listening),30 yaitu sarana pertama yang digunakan pendidik untuk menyampaikan suatu mata pelajaran dengan cara menggunakan
29 Shilvia Rosiana, Retno Purnama Irawati, dan Hasan Busri, "Efektivitas Model Reflective
Teaching bagi Peningkatan Keterampilan Berbicara dan Membaca Bahasa Arab Siswa kelas VIII MTS Al-Irsyad Gajah Demak", (2017)30
30 Nurul Zuhriyah, Pengembangan Bahan Ajar untuk Maharatul Istima',''AL-AFIDAH, Vol. 3 No. 1 (Maret, 2019), 69-70
media audio sebagai perantara dan telinga sebagai indra penerima suatu pesan, untuk (berbicara/speaking)31 yaitu sarana sebagai alat penunjang belajar melalui keterampilan berbicara yang mana untuk mengasah komunikasi peserta didik dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab. Sedangkan untuk keterampilan (membaca/reading)32 yaitu sarana untuk mengasah siswa untuk membaca atau memahami teks bahas Arab dan yang terakhir yaitu kitâbah (menulis/writing)33 yaitu keterampilan dimana siswa dituntut untuk menuangkan sebuah gagasan dalam bentuk tulisan dengan bahasa Arab.
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Menurut pandangan Thommah dan Madkur "tujuan dari pada pembelajaran bahasa Arab adalah untuk membiasakan peserta didik untuk belajar bahasa Arab sesuai dengan penutur asli, untuk mengetahui kekhususan dan keiistimewaan bahasa Arab dan untuk mengatahui peradaban orang-orang Arab".
Menurut pendangan pemerintah dikemukakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa asing. Hal ini telah terbukti dalam peraturan menteri agama RI No 2 tahun 2008 tentang standar kompetensi dan standar isi pendidikan agama Islam dan bahasa Arab. Isi tersebut mengenai tujuan dari pembelajaran bahasa Arab adalah:
31 Yuliana Ningsih & Adhiela Noer Syaief, Improving Speaking Fluency Using Video Vision, '' Journal of Applied Studies in Language, Vol 3 No. 1 (Juni, 2019), 30
32 Wildan Mahmudin, Problematics Al-Qiro'ah Learning Solutions, '' THORIQOTUNA, Vol, 1 No. 1 (September, 2019), 141-143
33 Sitti Kuraedah, Aplikasi Maharah Kitabah dalam Pembelajaran Bahasa Arab, ''Jurnal
1) Mengembangkan kemampuan komunikasi bahasa Arab baik lisan maupun tulis, yang mencakup menyimak (istimâ'), berbicara (kalâm), membaca (qirô'ah), dan kitâbah (menulis).
2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran islam.
3) Mengembangkan pemahaman untuk saling membentuk sebuah kalimat, memiliki struktur dasar yang saling terikat sehingga mampu menyajikan sebuah makna.34
Sedangkan tujuan dari pembelajaran bahasa Arab Madrasah Diniyah Agus Salim yaitu peserta didik dituntut agar menguasai empat keterampilan di antaranya adalah mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajaran bahasa Arab, para peserta didik juga diperkenankan untuk lebih fasih dan mencetak generasi-generasi yang unggul.
c. Pengertian Kitâbah
Kitâbah berasal dari sebuah kata bahasa Arab ةباتك yang berarti
menulis atau tulisan yang dapat diistilahkan dengan kemahiran seseorang dalam mengungkapkan sesuatu yang terdapat dalam benak atau fikiran, perasaan dan apa yang di dengar maupun dibaca seseorang sehingga dapat mudah difahami sehingga dapat dimengerti oleh para pembaca.35
34 Shilvia Rosiana, Retno Purnama Irawati, dan Hasan Busri, "Efektivitas ..., h. 32-33 35 Sitti Kuraedah, Aplikasi Maharah Kitabah ..., h. 85
Menurut Sitti Kuraedah kitâbah yaitu melukiskan pada lambang-lambang grafis maksudnya kesatuan fonem yang akan membentuk sebuah kata dari sebuah kata akan menjadi tulisan menggambarkan suatu bahasa yang mana dapat difahami oleh manusia.36
Kegiatan menulis dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab merupakan keterampilan tertinggi dalam kemahiran bahasa. Karena dalam menulis harus mengenal konvensi penulisan yang baik dan benar, agar terciptanya sebuah tulisan yang dapat difahami oleh para pembaca. Kaidah penulisan bahasa juga sangat berpengaruh dalam kepenulisan maka kaidah dalam penulisan pun juga harus diperhatikan. Karena hal tersebut akan mempengaruhi sebuah kepenulisan apalagi dalam segi menulis bahasa Arab. 37
Keterampilan menulis merupakan keterampilan paling tinggi di antara keterampilan bahasa lainnya. Karena dalam menulis adanya hubungan antara proses berfikir peserta didik dengan keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan.38 Kitâbah merupakan salah satu kegiatan yang sangat produktif dan ekspresif, dalam kegiatan penulisan. Karena di sini penulis di tuntut untuk terampil dalam menggunakan ekspresi,
36 Ibid, hal. 86
37 Juhaeti Yusuf, Ahmad Zaki, Muhammad Fahmi Luthfim Menulis Terstruktur Sebagai Urgensi Pembelajaran Kitabah,'' AN-NABIGHOH, Vol, 2 No. 2 (Desember, 2019), 204
38 Khoirotun Ni’mah. Implementasi Media Papan Mahir Bahasa Arab dalam
grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Sehingga dapat menyakinkan suatu informasi dan mempengaruhi pembaca.39
Keterampilan menulis termasuk poin penting dalam pembelajaran bahasa Arab, terlebih dalam kegiatan Al-Ta’bîr wa Al-Insyâ’ yaitu merupakan keterampilan menulis yang mana berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran berupa gagasan atau ide seorang penulis, bukan hanya itu saja melainkan perasaan dan pesan pun akan disampaikan melalui bentuk tulisan. Maka dari itu kegiatan menulis pada
Al-Ta’bîr wa Al-Insyâ’ harus dikaitkan dengan qowâid dan muthôla’ah
karena Al-Ta’bîr wa Al-Insyâ’.40
Pembelajaran kitâbah diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik,41 karena proses pembelajaran di sekolah ini bahasa yang dipadukan dengan unsur kebahasaan yang sangat mendasar.42 Maka dari itu pembelajaran bagaimana perkembangan peserta didik dan harus dihadirkan dengan berbagai macam-macam metode dan pengembangan media pembelajaran.
Tahap perkembangan anak dimulai dari perkembangan kognitif yang mana berpusat pada kemampuan berbahasa, hal tersebut dapat
39 Anwar Efendi. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif, (Tiara Wacana: Jogjakarta), hal 327
40 Zulhanan. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta:Rajawali Pers, 2014) hal 78
41 Wijaya & Pimada, Ta'lim al-Imla' bi Wasait al-Muta'addidah li Tarqiyati Maharah Al-Kitabah fi al-Lugho al-A'rabiyah, 2019 dalam Luluk Humairoh Pimada dkk, Learning of Imla' flashcard on Writing Skill at Islamic Elementary School Level in Samarinda,'' IZDIHAR : Journal
of Arabic Language Teaching, Linguistics and Literature, Vol. 3 No.1, (April, 2020), 8
42 Luluk Humairoh Pimada dkk, Learning of Imla' flashcard on Writing Skill at Islamic Elementary School Level in Samarinda,'' IZDIHAR : Journal of Arabic Language Teaching,
diterapkan pada keterampilan menulis yang dimulai sejak dini atau pra sekolah. Keterampilan menulis pada peserta didik harus didasari oleh gerak motorik yang harus dikembangkan dalam bentuk gerak tubuh yang dibiasakan sebagai mobilitas psikologis mereka.
Beberapa penjelasan di atas berkaitan dengan pengertian kitâbah maka, dapat diambil kesimpulan bahwasannya kitâbah merupakan keterampilan bahasa Arab pada posisi tertinggi dalam pembelajaran bahasa Arab yang kitâbah ini dapat disimpulkan secara ringkas segala sesuatu apa yang kita dengar atau kita rasakan lalu dapat dituangkan melalui tulisan.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Arab
Adapun ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab Madrasah Diniyah Agus Salim menggunakan buku Midâroju Durûsu Al A'rabiyah, konsep pembelajaran pada buku ini kebanyakan berupa teks dan beberapa dialog percakapan berisi tema tentang kotaku, kegiatan di kota, keseharian di rumah, memasak dan tentang lainnya. Adapun konsep evaluasi pembelajaran berupa soal tanya jawab dengan teks tertulis dan menekankan pada penguasaan berbahasa yaitu meliputi kemampuan mendengar, membaca, berbicara dan menulis.
B. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Kondisi
Awal
Guru: belum menggunakan media pembelajaan Strip
story. Fasilitas teknologi
yang kurang dimanfaatkan
Siswa: masih merasa membosankan dan
kurang adanya ketertarikan dalam proses belajar mengajar
Tindakan
Guru menggunakan strip
story berbasis magic picture
Kelas Eksperimen: Evaluasi pembelajaran berupa pengisian angket dan tes menggunakan
strip story berbasis magic picture
Kelas Kontrol : Proses pembelajaran seperti biasa yang mana sesuai diajarkan oleh pengajar
Kondisi Akhir
Diduga setelah menggunakan media strip story berbasis magic picture dapat merubah suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan
efesien