• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pendekatan Sosial

Pendekatan sosial merupakan suatu cara mencapai tujuan dengan lebih mengedepankan aspek sosial dan interaksi antar manusia dibandingkan aspek psikologis dalam diri. Seirama dengan hal itu Sciortino (1995) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa pendekatan sosial tidak difokuskan untuk aspek klinis maupun aspek biologis. Aspek pendekatan sosial lebih mempelajari interaksi antar manusia dari aspek sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, atau relasi gender. Dalam bagian ini penulis menjabarkan mengenai teori pendekatan sosial yang dipakai dalam penelitian ini:

- Teori Iklim Sosial – Emosional (Socio emotional climate approach) Socio emotional climate approach atau pendekatan iklim sosial – emosional merupakan teori humanistik yang didasarkan pada aspek psikososial dalam pengalaman siswa. Lingkungan sekolah yang positif bagi siswa maupun tenaga pendidik dapat mencerminkan perhatian yang tinggi dalam pembinaan dari segi sosial, psikologis, dan fisik, sehingga mampu tercapainya potensi akademis yang diinginkan, serta untuk menjaga hubungan yang saling menghormati, percaya, serta peduli dalam lingkungan sekolah (Cascio, Koriakin, Auerbach dan Chafouleas, 2018). Selain itu Cascio, et al., (2018) menjabarkan pada pendekatan iklim sosial – emosional, diperlukan terciptanya kesempatan bagi para siswa untuk mengambil keputusan serta memicu hubungan yang positif dengan siswa lain, hal tersebut dapat membuat lingkungan yang positif serta dapat merubah perilaku siswa kearah yang lebih baik.

Dalam jurnal Hidayah (2014) menjelaskan bahwa pendekatan iklim sosial – emosional didasarkan pada hubungan interpersonal antara pengajar dan siswa, hubungan antar siswa, dan hubungan antar pengajar. Naumovski,

(2)

7

Pesakovic, Fidanoski dan Dana, (2016) menjabarkan, dilihat dari perspektif kajian komunikasi, untuk menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik maka diperlukan pertukaran informasi dan kesetaraan oleh kedua pihak yang melakukan komunikasi sehingga dapat tercapainya pemahaman yang sama dan setara antara kedua pihak.

Cascio et al., 2018 telah mengkategorisasikan strategi penerapan pendekatan iklim sosial – emosional kedalam 3 level strategi: (1) Sumber daya rendah, (2) Sumber daya moderat/cukup (3) Sumber daya tinggi

Pendekatan Iklim Sosial-Emosional digunakan dalam mengidentifikasi bagaimana bentuk interaksi antar individu serta seberapa inklusif lingkungan dalam Yayasan At-Thoriq Al-Jannah dalam tujuannya untuk membentuk perilaku islami. Apakah dengan menciptakan lingkungan dan kedekatan yang positif antara hubungan siswa dan guru, maupun antara siswa dapat memicu tumbuhnya perilaku islami di SDIT Thoriqul Jannah.

2.1.2 Komunikasi Dakwah a. Komunikasi

Studi Komunikasi merupakan bidang keilmuan yang relatif baru muncul namun telah memiliki jejak sejarah yang panjang. Dalam journal Jefferson Pooley and David Park (2008); Kulczycki (2011) menjelaskan penelitian komunikasi telah muncul sejak pertengahan abad 20 sekitar 1950- an, namun komunikasi itu sendiri dan hal terkait dengan komunikasi memiliki sejarah yang lebih panjang.

Banyak ahli mendefinisikan komunikasi sebagai suatu hal yang berkaitan dengan pikiran, pendiskusian makna serta pengiriman pesan.

Mulyana (2014) memaparkan bahwa setiap makhluk dapat dikatakan berkomunikasi ketika mereka berbagi pengalaman dalam batas waktu tertentu.

Hal tersebut membuat komunikasi memiliki hubungan yang erat dalam kehidupan manusia, karena dalam keseharian setiap manusia melakukan pertukaran pesan.

(3)

8 b. Fungsi Komunikasi

Dilihat dari sudut pandang agama, kemampuan manusia dalam berkomunikasi merupakan suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan.

Manusia mampu melakukan komunikasi dengan memakai pikiran serta kemampuan berbicara yang dikaruniakan kepadanya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Ar-Rahman bahwa, “Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, yang mengajarinya pandai berbicara”, (Mulyana, 2014). Oleh karena itu, kemampuan seseorang dalam berkomunikasi telah dimiliki sejak lahir. Pada saat pertama kali bayi lahir ke dunia bahasa yang digunakan yaitu dengan menangis, dengan suara tangisan seorang bayi mengkomunikasikan pada orang lain bahwa mereka lahir dalam keadaan hidup dan sehat.

Dalam Mulyana (2014) William I Gorden mengemukakan bahwa terdapat empat fungsi dari komunikai, yaitu komunikasi sebagai fungsi sosial, komunikasi ritual, komunikasi instrumental, dan komunikasi sebagai fungsi ekspresif.

- Fungsi Sosial Komunikasi

Komunikasi sebagai fungsi sosial muncul karena sebagai mahluk sosial manusia tidak dapat hidup sendirian, sehingga perlu untuk saling menyampaikan pesan ke manusia lain. Hal ini menjelaskan bahwa komunikasi dapat digunakan untuk membentuk konsep diri, ekspresi diri, keberlangsungan hidup, untuk mendapat kebahagiaan, serta agar terlepas dari ketegangan dan tekanan. Komunikasi sebagai fungsi sosial ini bisa dilakukan dengan cara melakukan komunikasi yang menyenangkan, serta menjaga relasi antar sesama.

Fungsi komunikasi sosial sendiri memiliki hubungan yang erat dengan fungsi komunikasi kultural, di mana komunikasi juga dipakai sebagai alat pertukaran budaya. Ilmuwan yang terfokus dalam bidang sosial mengakui bahwa terdapat hubungan timbal balik antara budaya dan komunikasi, yang dapat diibaratkan bagai dua sisi koin. Budaya merupakan salah satu komponen perilaku komunikasi, dan sebaliknya komunikasi pun berperan dalam membentuk, mengembangkan, serta mewariskan budaya. Hal ini

(4)

9

sejalan dengan perkataan Edward T. Hall dalam Mulyana (2014) bahwa

“budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”.

- Fungsi Komunikasi Ekspresif

Dalam jurnal Goa dan Derung (2017), Mulyana memaparkan bahwa komunikasi tidak hanya digunakan untuk mempengaruhi orang lain, namun komunikasi juga dapat dipakai sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan (emosi). Pengungkapan perasaan tersebut bisa dilakukan dengan cara verbal ataupun nonverbal, contohnya yaitu perasaan sayang, rindu, simpati, senang, gelisah, murung, benci, dapat diutarakan melalui kata- kata. Tidak hanya secara verbal tapi emosi juga dapat diekspresikan melalui perilaku nonverbal. Selain itu, emosi dapat diutarakan dalam bentuk karya seni seperti poetry, kisah, nyanyian, tari, serta lukisan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah, Mahamod, & Badusah (2013) menjelaskan bahwa komunikasi ekspresif di lingkungan pendidikan, seorang guru yang mahir atau tidak mahir dalam melakukan komunikasi ekspresif interpersonal dengan murid akan berpengaruh terhadap motivasi belajar dan sikap hormat murid kepada guru. Kemampuan untuk melakukan komunikasi yang ekspresif akan menghasilkan komunikasi yang responsif.

- Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual berkaitan secara erat dengan komunikasi ekspresif serta dapat dilakukan bersama-sama dalam kelompok. Mulyana (2014) menjabarkan dalam bukunya bahwa suatu entitas sering melakukan berbagai upacara sepanjang tahun atau dalam rentang waktu tertentu. Para Antropolog menyebut upacara tersebut dengan istilah rites of passage atau ritual peralihan, seperti upacara lahiran, khitanan, ulang tahun, tunangan, lamaran, resepsi ijab-qabul, milad pernikahan, hingga upacara kematian.

Dalam jurnal Kayhan-kılıc (2016); Kuncoro (2018) memaparkan bahwa komunikasi ritual seringkali berpatokan pada aturan baku yang telah disepakati dan dilakukan bersama oleh masyarakat sesuai dengan kebudayaan setempat. Bentuk aturan baku ini misalkan pemakaian bahasa yang dipakai berbeda dengan bahasa sehari-hari.

(5)

10

Komunikasi ritual sendiri seringkali digunakan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan suatu kelompok budaya tertentu, karena dapat menumbuhkan kedekatan secara emosional antar orang yang melakukan kegiatan ritual.

- Fungsi Komunikasi Instrumental

Mulyana (2014); Rubin (1984) menjelaskan bahwa fungsi komunikasi yang biasa digunakan dalam berbagai macam tujuan seperti, memberitahukan, mengarahkan, mengubah perilaku, ideologi, mendorong tindakan, dan juga menghibur. Dalam pelaksanaannya, semua tujuan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi (bersifat persuasif).

Sebagai alat atau instrumen, komunikasi tidak hanya dipakai untuk memulai dan menjalin hubungan, tapi dapat pula dipakai untuk merusak hubungan. Oleh karena itu Studi mengenai komunikasi mampu menjadikan seseorang agar mampu memahami beragam strategi komunikasi, sehingga nantinya mereka dapat bekerja dengan lebih baik bersama orang lain.

c. Komunikasi Dakwah

Dakwah bersumber dari Bahasa Arab dan merupakan istilah yang telah sering didengarkan terutama dalam masyarakat Islami. Ahmad Gusli dalam buku Ilaihi (2010) menjelaskan bahwa dakwah adalah ucapan atau pekerjaan yang digunakan untuk mempengaruhi manusia dalam menjalankan ajaran Islam. Saqar (1976) mengelompokkan dakwah dalam 2 bagian yaitu dakwah ummah dan dakwahs fardiyah. Selain itu Zahrah (1983) menyatakan jika dakwah itu bisa dikelompokkan dalam dua hal; pelaku dakwah individu, dan organisasi.

Berdasarkan penafsiran secara luas dari pengertian komunikasi dakwah yang telah didefinisikan tersebut, komunikasi dakwah dapat berarti; yang Pertama, seruan ke jalan Allah Swt ; Kedua, dilakukan bersama dalam organisasi ; Ketiga, aktifitas mempengaruhi manusia supaya sesuai dengan aturan Allah Swt ; Keempat, target dakwah dapat secara fardiyah atau jama’ah (Ilaihi, 2010).

(6)

11 d. Media Dakwah

Media dakwah merupakan suatu instrumen yang biasa digunakan dalam penyampaian ajaran islam. Seperti halnya pada bidang komunikasi lainnya, dakwah juga memerlukan media dalam penyampaiannya. Ya’qub (1992) memecah media dakwah ke dalam lima bagian, yaitu; Dakwah secara lisan, yang biasanya disusun dalam bentuk cermah, kuliah, tarbiyah, , ceramah, kuliah, pengarahan, konseling, dan lain-lain; Dakwah melalui tulisan, seperti catatan, buku, koran, surat kabar, surat menyurat (sms, sosial media, email, surat), baliho; Dakwah melalui media seni seperti Lukisan, gambar, karikatur;

lalu yang saat ini sedang berkembang pesat dengan melakukan Dakwah melalui media audio visual, berupa dakwah yang mampu menyatukan indra pendengaran dan penglihatan, dapat berbentuk internet, televisi, slide, dan sebagainya; dan yang terakhir adalah Dakwah dengan mencontohkan melalui Ahlak, yaitu perilaku nyata yang menggambarkan ajaran agama Islam yang dapat dimaknai sendiri oleh mad’u atau masyarakat, sehingga dakwah tidak hanya diperlihatkan melalui ucapan atau bentuk kreatifitas namun juga harus tergambar dalam hidup sehari-hari.

e. Strategi Komunikasi Dakwah

Seirama dengan pengertian dakwah sebagai sarana penyampaian dan ajakan untuk melaksanakan ajaran islam, maka dalam pelaksanaan komunikasi dakwah perlu memperhatikan pendekatan apa yang digunakan dalam penyampaian dakwah, agar sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Peraya (1996); Zerraf, Zain, Tridane, Belaaouad (2019) telah mengelompokkan bentuk pendekatan komunikasi khususnya dalam bidang pendidikan yang dikenal dengan istilah komunikasi pedagogik atau komunikasi strategi pembelajaran dalam kelas. Karakteristik komunikasi pedagogik dibagi kedalam 3 elemen dasar, yaitu: (1) Komunikasi verbal, pendekatan verbal masih menjadi strategi utama dalam penyampaian pesan dan pembelajaran, baik itu secara terucap ataupun tertulis; (2) Komunikasi analogi, saat menyampaikan pesan seorang komunikator merubah nada suaranya, menggunakan gestur, dan berpindah tempat. Pengajar menggunakan ekspresi

(7)

12

dan gestur non verbal yang mudah dimaknai oleh para siswa. Contoh dari analogi ini berupa unsur-unsur non verbal (intonasi, ritme suara, bahasa tubuh, penguasaan panggung, dll); (3) Audio-Scripto-Visual Communication, terkadang guru menggunakan suara dan dokumen visual (diagram & grafis, photo, slide, cinema atau video) atau program komputer (software &

multimedia).

Dalam komunikasi dan penyampaian pesan dakwah terdapat adaptasi pendekatan dakwah yang dilihat dari unsur media penyampaian dakwah yang telah dikategorikan kedalam 3 pendekatan sebagai berikut (Muhtadi, 2012) :

- Dakwah bil lisan: merupakan pendekatan dalam dakwah dimana da’i menyampaikan pesan dakwah menggunakan ucapannya secara lisan, penyampaian dakwah bil lisan contohnya melalui pidato, ceramah, percakapan, diskusi. Pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan public speaking, teknik berbicara, serta model-model komunikasi lisan menjadi faktor yang berperan penting dalam keberhasilan pendekatan dakwah bil-lisan ini.

- Dakwah bil qalam: penyampaian pesan dakwah melalui pendekatan dakwah bil qalam dilakukan melalui media tulisan, visual, ataupun audio visual. Dengan memperhatikan karakteristik tulisan dan objek visual sebagai media penyampai pesan, proses ini dapat memberi kesempatan bagi para pembacanya untuk mengelaborasi pesan secara lebih leluasa dan mendalam.

- Dakwah bil hal: merupakan penyampaian pesan dakwah yang ditunjukkan dengan menerapkan nilai-nilai kedalam perilaku orang secara langsung melalui praktik dan demonstrasi. Konsep Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah, yaitu menjadi contoh dengan tindakan dalam membentuk perilaku umat digambarkan melalui pendekatan dakwah ini, sehingga konsep uswatun atau penyeru yang melakukan terlebih dahulu menjadi syarat penting dalam keberhasilan pendekatan dakwah ini.

(8)

13

Seberapa mampu seorang pengajar menerapkan pendekatan tersebut di waktu dan guna yang tepat dapat mempermudah tercapainya tujuan dakwah dalam proses pembelajaran di Yayasan At-Thoriq Al-Jannah.

2.1.3 Perilaku Islami

Secara umum perilaku bisa dimaknai sebagai segala sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia sebagai reaksi psikis seseorang untuk merespon lingkungannya, baik itu yang bersifat pasif ataupun aktif dalam bentuk suatu perbuatan atau aktifitas. Fredrickson (2013) menjelaskan bahwa perilaku positif atau dalam islam disebut perilaku islami muncul tergantung pada respon tiap individu, perilaku dilihat dari bagaimana seseorang menilai atau menafsirkan keadaan mereka. Saat seseorang menganggap suatu keadaan atau kondisi itu buruk, maka akan keluar perilaku negatif, begitu pula sebaliknya, saat seseorang menganggap suatu keadaan atau kondisi itu baik, maka akan keluar perilaku positif. Dalam sudut pandang islam perilaku islami dapat dimaknai sebagai segala perbuatan normatif atau aktifitas manusia yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai keislaman serta berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2004) mengutarakan bahwa terdapat nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam seseorang dengan perilaku islami, dan dapat dijadikan sebagai madah (materi dakwah) dalam membentuk perilaku islami yaitu; Tauhid/Aqidah, yang meliputi keimanan, kepercayaan akan tuhan yang esa dan rukun-rukun islam; yang kedua adalah Syari’ah, yang meliputi ibadah pada khususnya, dan Mu’amalah pada umumnya; dan yang terakhir adalah Akhlaq, yaitu akhlaq terhadap sang khaliq, maupun akhlaq terhadap sesama mahluk hidup.

2.2 Penelitian-penelitian Terdahulu

Pencantuman penelitian terdahulu dalam kajian pustaka adalah hal yang penting, agar penelitian yang sedang dikerjakan saat ini tidak bertabrakan dengan penelitian lain yang telah dibuat sebelumnya, serta untuk memperkuat posisi penelitian kali ini terkait hubungannya dengan penelitian lain, jika

(9)

14

mungkin sudah ada peneliti lain yang mengangkat tema yang sama, sehingga nantinya peneliti tidak mengulang penelitian dengan tema dan subjek yang sama.

Berikut ini adalah jurnal, skripsi/thesis yang digunakan sebagai benchmark dalam penelitian ini:

- Pendekatan-Pendekatan dalam Komunikasi Dakwah di Masyarakat Tengger (Study Tentang Aktivitas Dakwah Majlis Ta’lim Darul Hijrah, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang), Alif Rahman, 032230314, Communication Science UMM (O. A. Rohman, 2009)

Penelitian tersebut berusaha untuk mengetahui pendekatan apa saja yang dipakai Majlis Ta’lim Darul Hijrah dalam berdakwah kepada masyarakat di sekitar lingkungannya.

Kesamaan dengan penelitian ini adalah kesamaan dalam tema penelitian, yaitu tentang pendekatan-pendekatan komunikasi dakwah.

Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada subject penelitian serta pada hubungan antara pendekatan dengan efek dari implementasi pendekatan tersebut, dimana penelitian kali ini mencoba mencari tahu hubungan antara pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan oleh SDIT Thoriqul Jannah dengan Perilaku islami dari masyarakat/entitas yang terpapar kegiatan komunikasi dakwah tersebut.

- Strategi Komunikasi Dakwah Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Malang, Anisa Chamdiyati, 201210040311076, Communication Science UMM (Chamdiyati, 2017)

Penelitian tersebut mencari tahu mengenai strategi apa yang dipakai pimpinan daerah Aisyiyah Kota Malang dalam mengkomunikasikan program-program kerja mereka, dan sejauh mana efektifitas dari strategi komunikasi yang mereka lakukan.

Kesamaan kedua penelitian adalah mengenai tema penelitian, serta fokus penelitian yang salah satunya mencari tahu efektifitas dan hambatan dari strategi Komunikasi Dakwah dari yayasan/organisasi terkait.

(10)

15

Perbedaan kedua penelitian terletak pada perbedaan subject penelitian, dalam penelitian dengan subjek PD Aisyiyah Kota Malang tersebut hanya meneliti mengenai efektifitas Strategi Komunikasi Dakwah saja, tanpa mencari tahu tentang efek konkrit dari strategi yang telah dilakukan, sementara penelitian peneliti kali ini juga mencoba mencari tahu pengaruh dari strategi yang telah dilaksanakan terhadap perilaku islami di lingkungan SDIT Thoriqul Jannah.

- Metode komunikasi da’i perbatasan Aceh Singkil dalam menjawab tantangan dakwah, Abizal Muhammad Yati, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry (Yati, 2018)

Jurnal tersebut memiliki tema yang sama dengan penelitian kali ini, yaitu membahas metode apa saja yang digunakan oleh da’i di lokasi penelitian, terutama dengan tantangan latar belakang budaya masyarakat di daerah tersebut

Perbedaan dengan jurnal tersebut adalah, jurnal tersebut tidak meneliti mengenai efek dari metode dakwah yang dilakukan para da’i.

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini akan membahas lebih lanjut mengenai pemantauan dosis eksterna pekerja radiasi menggunakan dosimeter perorangan dengan menitikberatkan pada upaya

Dengan demikian, pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yaitu strategi pembelajaran yang mengakomodasi potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa, sehingga guru dapat

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media pop up terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi volume kubus dan balok kelas

Kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan SKB Wonogiri adalah kegiatan keagamaan sesuai kalender nasional, ketika ada peringatan dan tanggal merah maka kantor

Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan Kepala Ruangan terkait insiden yang masih sama di Ruang UPIP (Unit Perawatan Intensif Psikiatri), masih ada perawat yang

Dari perhitungan yang dilakukan dalam analisis data diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa promosi penjualan memiliki efek secara statistik signifikan terhadap

Program Studi menyiapkan mahasiswa untuk menjdai sarjana teknik yang kompeten dalam perancangan bangunan sipil, ketrampilan “plus” yang ditambahkan adalah untuk teknik sipil

Uraian hasil penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas dan pembahasan pada bab sebelumnya yang berjudul Penggunaan Media Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan