Menjadi Orang Tua Pintar
Ella Yulaelawati, MA, Ph.D
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUD-Dikmas, Kemdikbud
Parenting
1 • Parenting adalah tentang perkembangan otak anak
2
• Parenting caranya mendampingi anak agar tumbuh kembang otaknya optimal
3 • Parenting mengutamakan kasih sayang
4 • Parenting menstimulasi pendidikan
5
• Parenting memenuhi hak anak bukan hanya menuntut kewajibannya saja
Contoh Mitos vs kebenaran
Mitos
•
Perdengarkan musik Mozart
sejak janin dalam rahim agar
setelah besar pandai matematika
•
Selalu katakan “anak pintar” atau
“anak cerdas”, maka kelak dia
akan cerdas/pintar
•
Anak akan menemukan
kebahagiannya sendiri
•
Ajarkan bayi Anda mengenal
aksara sejak dalam rahim”, atau
•
“Ajarkan anak Anda bahasa
kedua sebelum kelahiran”, atau
•
“Meningkatkan IQ bayi sampai
30 poin.”
Sebenarnya
• Bayi akan ingat Mozart setelah lahir sama
dengan ingatannya tentang bau, rasa dan
bunyi lain ketika dalam janin bukan otomatis
pandai matematika
• Ia kan malas untuk mengatasi hal-hal yang
menantang, berikan pujian pada usaha yang
ia lakukan
• Kebahagian anak adalah bila ia mempunyai
teman. Orang tua perlu menyimak bahasa
nonverbal ketika anak kurang ceria
• Tidak ada bukti signifi kan mengenai hal-hal
itu
.
MENSTIMULASI JANIN DALAM RAHIM
• “Dari sudut pandang bayi, keadaan terbaikuntuk hidup dalam rahim secara relatif adalah jangan terlalu banyak stimulasi,” • Saat berada di rahim, adalah waktunya
pra-otak embrio sangat aktif, memompa keluar neuron pada tingkat kecepatan yang menakjubkan, yaitu 500.000 sel per menit. Pada masa ini, lingkungan yang damai dengan tidak banyak interaksi merupakan hal yang dibutuhkan olehjanin.
• Paruh masa kehamilan pertama diharapkan agar para ibu hamil lebih banyak berisitirahat atau tidak terlalu lelah untukmembiarkan otak janin tumbuh dengan baik dan optimal.
• Rahim adalah tempat bermain
untuk janin. Sejak sekitar 10
minggu, si janin sudah dapat
menggeliat dan meregangkan
tubuh mungilnya.
• Setelah mencapai 23 minggu,
janin dapat mendengar dan
merespon suaraibunya dan suara
lainnya. Pada saat ini, janin
bahkan dapat mengetahui rasa
makanan yang dimakan ibunya.
Melalui berbagai pengalaman ini
bayi mulai mempersiapkan
MENSTIMULASI JANIN DALAM RAHIM (lanj..
Belajar melalui pengalaman.
• Mengenali suara ibunya, ayahnya, suara musik atau lagu yang diperdengarkan ketika janin akan mengakrabkan janin dengan suara-suara tersebut.
• Bayi baru lahir akan lebih mengenali suara ibunya daripada yang lain, karena suaranya lebih sering ia dengar sejak janin.
• Janin juga mengalami kehangatan dan ayunan dalam rahim ibunya sehingga bayi lebih
mudah ditenangkanketika diayun atau dibuai oleh ibunya, ayah dan orang dewasa lain. • Ia juga akan lebih mudah ditenangkan dengan
musik dan lagu yang telah diperdengarkan sebelumnya.
Belajar melalui pengalaman dan pembiasaan • Perdengarkan cerita-cerita yang
membahagiakan agar ia akan senang dan lebih mudah tersenyum.
• Bila janin sering mendengar suara-suara keras, teriakan dan pertengkaran, mungkin iatidak akan terkejut dengan hal tersebut ketika ia lahir.
• Belajarkan dengan mengasosiasikan satu pengalaman dengan pengalaman lainnya, misalnya musik lembut pengantar tidur dan musik riang untuk bermain-main.
• Hal-hal ini untuk membantu membangun keakraban, kehangatan, kasih sayang dan ikatan yang baik antara orang tua dan anak sejak janin sampai lahir dan dibesarkan.
• Membacakan buku cerita, memainkan musik, bernyanyi bahkanmengobrol dengan janin, merupakan stimulasi alami bagi janin untuk tumbuh, sehat, ceria dan cerdas.
MENSTIMULASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Anak usia dini adalah kelompok anak yang beradadalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki
pola pertumbuhan dan perkembangan terbaiknya dalamaspek berikut.
• fisik dalam hal koordinasi motorik halus dan kasar
• intelegensi dalam hal daya pikir, daya cipta,
• kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual termasuk sikap dan
perilaku dalam pengenalan agama dan budi pekerti
• sosial-emosional termasuk pertumbuhan dan perkembangan sikap
• dan perilaku dalam bertemana dan berinteraksi dengan anak dan
• orang dewasa lain
• bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak
tersebut.
BERMAIN SAMBIL BELAJAR
•
Bermain akan mengembangkan kecakapan fisik dan membantu anak tetap sehat
dan bugar
•
Bermain membuat anak menjadi kuat secara emosional.
•
Bermain membuat anak gembira dan memungkinkan mengekspresikan beragam
emosi.
•
Bermain dengan orang tua dan teman akan menumbuhkan ikatan dan
persahabatan yang kuat, mendekatkan keluarga dan menimbulkanrasa aman.
•
Bermain menambah pengetahuan dan mengembangkanpengetahuan, kecakapan
mental seperti berpikir, memecahkanmasalah dan mengambil keputusan.
•
Bermain mendorong kreativitas dan memungkinkan anak untukberkhayal dan
berimajinasi.
•
Bermain memungkinkan anak ‘mencoba’ dan mempraktekan kecakapan baru
maupun kecakapan yang dibutuhkan agar bisaberpartisipasi dalam masyarakat dan
budayanya
.KESIAPAN BERSEKOLAH, Apakah anak dapat:
• Makan dengan mandiri atau dengan bantuan yang minimal?
• Berpakaian dengan bantuan minimal? • Pergi ke toilet dengan mandiri atau dengan
bantuan minimal?
• Mengakui barang-barang miliknya dan
mengetahui barang-barang bukan miliknya? • Terbiasa dan nyaman dengan seseorang yang
dikenalnya dan tidak takut dengan orang-orang baru?
• Dapat berkonsentrasi dalam waktu tertentu yang relatif singkat?
• Memahami dan mematuhi aturan sederhana?
• Mengikuti petunjuk sederhana?
• Berinteraksi dalam permainan atau kegiatan belajar dengan anak lain tanpa sungkan?
• Bekerja sama tanpa sering marah/ngambek? • Menggunakan alat tulis pena, pensil, spidol, dan
kuas untuk menggambar, mencoret-coret atau menulis?
• Menggunakan gunting?
• Membadingkan dan membedakan hal
berlawanan seperti siang danmalam, terang dan gelap, dll?
• Bermain sama dengan anak-anak lain - saham dan bergiliran?
• Menggunting untuk memotong sepanjang garis lurus?
• Menggunakan dan menikmati permainan dalam ruang atau luar ruang?
• Menikmati berbagai bermain indoor dan outdoor?
• Dapat menjawab pertanyaan ‘ya’ dan ‘tidak’ • Dapat mengidentifi kasi perlengkapan sekolah
seperti sepatu sekolah, tempat bekal, baju sekolah, tas dan alat tulis.
Karakter adalah:
• Nilai-nilai yang unik-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat
baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpatri dalam diri
dan terejawantahkan dalam perilaku.
• Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir,
olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang
atau sekelompok orang.
• Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok
orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas
moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan
tantangan.
Definisi pendidikan karakter
• Pendidikan karakter merupakan usaha yang disengaja
untuk membantu orang memahami, peduli, dan
bertindak berdasarkan nilai-nilai moral dan etika.
• Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita
inginkan untuk anak-anak kita, jelaslah bahwa kita ingin
mereka dapat menilai apa yang benar, sangat peduli
tentang hal yang yang benar, dan kemudian melakukan
hal yang mereka percaya untuk menjadi benar —
bahkan dalam tekanan dari luar dan godaan dari
dalam.
Implementasi Pendidikan Karakter
• Pendidikan karakter bukan hanya untuk mendaftar nilai yang akan
ditanamkan. Pendidikan karakter menginginkan terjadinya sikap dan perilaku
positif dan meminimalkan sikap dan perilaku destruktif secara personal dan
sosial.
• Pendidikan karakter merupakan hal yang perlu dicerdasi, bukan sesuatu yang
membebani para pendidik, staf penyelenggara pendidikan, dan peserta didik
dalam melakukan keseharian mereka.
• Pendidikan karakter tidak bisa hanya memikirkan peserta didik sebagai
satu-satunya objek atau subyek. Tetapi semua orang yang berada di tempat belajar
dan sekitarnya juga merupakan bagian dari pendidikan karakter.
• Pedoman atau acuan pendidikan karakter yang diperlukan bukan hanya untuk
peserta didik, melainkan diperlukan manual pendidikan karakter untuk
Konteks Pendidikan Karakter
• Pendidikan karakter di Rumah
: pendekatan menyeluruh
diterapkan dalam pendidikan karakter, sehingga budaya
moral yang positif akan tercipta dimana lingkungan rumah
secara keseluruhan mendukung penanaman nilai-nilai
• Pendidikan karakter di LINGKUNGAN KERJA
: Melalui
pendidikan karakter seseorang akan memiliki kecerdasan
emosi yang baik sehingga mempunyai kepercayaan diri yang
baik pula.
• Pendidikan karakter di MASYARAKAT
: Pendidikan
karakter mengajarkan nilai-nilai moral dasar; nilai
Menstimulasi Kecakapan Sosial/Emosional
Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial
berhubungan dengan keberhasilan anak di sekolah
(Denham & Burton, 2003)
Sikap pro-sosial meningkatkan interaksi anak dengan teman
sebaya dan dengan guru seperti:
Membantu/menolong, berbagi, menunggu/mengambil giliran, antri
Pengaturan diri mencegah terjadinya
pemaksaan/penyerangan atau tidakan agresi lainnya
Keterampilan sosial berkaitan dengan
Membina Kecakapan Sosial/Emosional
■ Pentingnya mengajar Keterampilan Sosial Emosional:
–
Keterampilan yang diperlukan untuk budaya prestasi dan
penumbuhan budi pekerti
–
Pencegahan perilaku menyimpang
■ Jangan mengajarkannya hanya ketika anak mendapat
masalah
–
Masalah telah terjadi
–
Anak sedang kecewa
–
Perhatian guru dalam suasana yang tepat dapat mendororong
perilaku negatif
Perkembangan sosial dan emosional
• Kepekaan
• Percaya diri
• Merasa mampu
• Kemampuan untuk berinteraksi dengan baik terhadap
teman sebaya, guru dan orang dewasa lain
• Kemampuan untuk menunjukkan pemahaman,
mengidentifikasi, dan menyampaikan perasaannya
• Mengelola emosi secara konstruktif
• Mengembangkan empati
• Mengerjakan tugas dengan tepat
• Mengikuti arahan/petunjuk
Daftar cek keterampilan sosial
• Bergaul dengan teman sebaya secara positif
• Menyampaikan kemauan/kebutuhannya dengan jelas dan tepat
• Tidak mudah terpengaruh/terancam dengan “bully”
• Menyampaikan kekecewaan dan kemarahan secara positif
• Mudah bekerjasama dalam permainan dan pengerjaan tugas
bersama teman sebaya
• Berpartisipasi dalam diskusi dan kegiatan
• Kemampuan mengambil giliran/ antri
• Menunjukkan perhatian terhadap teman sebaya
• Dapat berkompromi dengan teman sebaya
• Dapat menerima keberagaman
Interaksi anak dengan lingkungan
• Gunakan prinsip pendidkan untuk pembangunan
berkelanjutan
• Kembangkan kepedulian terhadap lingkungan
• Mengelola sampah
• Menghargai budaya lokal
• Menanam dan memelihara pohon
• Menggunakan air secara hemat
• Mencuci tangan dan membiasakan hidup bersih
• Membiasakan Makanan bergizi dan jajanan sehat
Berlatih Emosi
Emosi Biasa
Gembira
Sedih
Cemberut
/marah
Takut
Emosi kompleks
• Mengganggu
• Ngadat
• Frustasi
• Cemburu
Mengelola Emosi
Pembelajaran
• Mengenali bentuk-bentuk emosi
– Nanti temanmu kecewa atau marah bila kamu bertindak seperti ini
• Menerima perasaan
– Tidak apa-apa kamu kecewa bila dibiarkan oleh temanmu
• Mendorong tanggapan yang tepat
– Bagaimana seharusnya kamu
bersikap untuk mengatasi perasaan ini?
Mengelola konflik
• Bantulah anak untuk mengatasi
perasaannya sesuai keadaan
– Apakah menangis akan memperbaiki mainanmu yang rusak?
• Bantulah anak mengatakan
perasaannya
– Bagaimaan perasaanmu bila diperlakukan tidak adil?
• Sarankan sikap alternatif
– Aapakah kamu akan merasa lebih baik bila meminta maaf?