BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan PT. Agri First Indonesia
PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan manufaktur asal Singapura yang bergerak di bidang produksi bahan makanan tepung terigu. PT. Agri First Indonesia berdiri pada tahun 2010 berlokasi di di jalan Pulau Pinang V No. 9 Kawasan Industri Medan (KIM) II Sumatera Utara dan beroperasi secara komersial pada tahun 2012. Saat ini, PT. Agri First Indonesia telah mampu bersaing dengan perusahaan pesaing di bidang tepung terigu.
PT. Agri First Indonesia berkomitmen untuk memberikan kualitas yang terbaik sehingga konsumen tidak kecewa dan percaya pada produk- produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, PT. Agri First Indonesia menggunakan mesin-mesin dan peralatan yang didukung oleh pembuat mesin tepung terigu terkemuka yaitu Buhler. PT. Agri First Indonesia juga sangat memperhatikan pengadaan bahan
baku gandum. PT. Agri First Indonesia hanya mengimpor gandum dengan kualitas terjamin seperti gandum dari Amerika, Kanada, dan Australia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan dan menjaga kualitas bahan baku yang akan dijadikan tepung terigu.
PT. Agri First Indonesia juga berkomitmen untuk selalu meningkatkan mutu dan keamanan makanan secara berkesinambungan dan terus menerus mengikuti perkembangan teknologi terkini serta memberi pelatihan- pelatihan kepada karyawan demi memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Hal ini
tertuang dalam visi perusahaan PT. Agri First Indonesia yaitu menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik dan mitra terbaik bagi pengguna tepung terigu, serta turut berperan dalam peningkatan dan pembangunan gizi bangsa Indonesia. Untuk melaksanakan visi tersebut, PT. Agri First Indonesia memiliki beberapa misi yaitu:
1. Menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik, halal dan turut membantu keamanan pangan yang terjamin.
2. Inovasi terus menerus untuk menciptakan produk yang sesuai dengan perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan, perubahan dan inovasi tepung terigu di masa sekarang dan akan datang.
4. Membangun gizi bangsa Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk pangan yang berkualitas.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Agri First Indonesia bergerak di bidang produksi bahan makanan tepung terigu. Secara umum, PT Agri First Indonesia memproduksi tepung terigu dengan berbagai spesifikasi yaitu AFI Emas, AFI Hitam, AFI Cokelat, AFI Kuning, AFI Orange, AFI Biru, AFI Merah, Armada Biru, Armada Orange, Armada Merah, dan flour industry yaitu ayam kinantan. Seiring dengan kebutuhan masyarakat yang beragam baik dari faktor kualitas maupun harga, maka perusahaan sering menerima pesanan khusus seperti Armada Orange Sari Murni, AFI Cokelat Ganda, Armada Orange GM28, AFI Kuning Rusindo, Armada Biru
Rusindo, dan lain-lain. Jenis aplikasi dan spesifikasi produk PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia
Nama Produk Aplikasi Spesifikasi Moisture (%) Protein (db) % Ash (14 mb) % Wet gluten (db) %
AFI Emas Pembuatan roti max 13,8 min 14,50 max 0,40 min 35%
AFI Hitam Pembuatan roti dan
mie max 14,0 min 14,0 max 0,57 min 34
AFI Cokelat Pembuatan roti max 14,0 min 13,50 max 0,57 min 32
AFI Biru Pembuatan roti
manis, kue tar, kue kukus dan bolu, mie, dan donat
max 14,0 min 11,5 max 0,60 min 28
AFI Kuning Pembuatan mie max 14,0 min 13,0 max 0,55 min 31
AFI Merah Pembuatan roti
manis, biskuit, mie, pelapis gorengan, dan bahan makanan ringan
max 14,0 min 11,0 max 0,60 min 26
AFI Orange Aneka kue dan mie max 14,0 min 14,0 max 0,55 min 34
Armada Merah
Gorengan
max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24
Armada Orange
Gorengan
max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24
Armada Biru
Gorengan
max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24
Ayam Kinantan
Pakan ternak dan
udang max 14,0 min 11,0 max 1,0 min 25
Sumber : PT. Agri First Indonesia
PT. Agri First juga menghasilkan produk sampingan yang berasal sisa pengolahan gandum yang tidak dapat diolah menjadi tepung terigu yaitu Bran dan Pollard. Bran dan Pollard dijual ke industri pengolahan makanan ternak sebagai
bahan baku pembuatan pakan ternak yaitu kepada PT. Charoen Pokpand dan PT. Central Protein Prima.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Agri First Indonesia berlokasi di Jalan Pulau Pinang V No. 9 Kawasan Industri Medan (KIM) II, Saentis Percut Sei Tuan, Deli Serdang- 20371, Sumatera Utara.
2.4. Daerah Pemasaran
PT. Agri First Indonesia memasarkan produk tepung terigu ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Untuk memperlancar pendistribusian produk, PT. Agri First Indonesia memiliki beberapa distributor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia yaitu Sumatera Utara (meliputi Medan, Binjai, Tebing Tinggi, Padang Sidempuan, dan Pematang Siantar), Batam, Pekanbaru, Baganbatu, Padang, Aceh, dan Jakarta. PT. Agri First Indonesia juga memasarkan produk ke beberapa negara seperti Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Maladewa dan negara lainnya.
Selain distributor tersebut, konsumen produk tepung terigu dapat juga mengambil produk secara langsung ke pabrik PT. Agri First Indonesia di daerah Kawasan Industri Medan II.
Untuk produk sampingan yaitu Bran dan Pollard, PT. Agri First Indonesia memasarkan ke industri pengolahan makanan ternak yang berada di Kawasan Industri Medan seperti PT. Charoen Pokpand dan PT. Central Protein Prima.
2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Bentuk organisasi di PT. Agri First Indonesia adalah bentuk organisasi fungsional dan staff (functional and staff organization). Berdasarkan struktur organisasi yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, wewenang dari top management yang terdiri atas president commissioner, commissioner, president director, director, dan general manager dilimpahkan ke bagian di bawahnya dalam
bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi. Manajer setiap departemen tersebut berhak memberikan perintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang tugasnya masing-masing.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa General Manager bertanggung jawab atas kegiatan operasional Departemen Produksi, Human Resource, Warehouse, Quality Control, Maintenance, dan Marketing. Untuk melaksanakan
kegiatan tersebut General Manager dapat melimpahkan wewenangnya kepada manajer di tiap departemen yaitu Departemen Produksi, Human Resource, Warehouse, Quality Control, Maintenance, dan Marketing dan berlangsung ke
bawah sampai ke Head Section. Manajer produksi bertanggung jawab dalam bidang produksi baik kualitas dan kuantitas, namun untuk mencapai tujuan perusahaan manajer produksi juga tetap memerlukan bantuan pimpinan dari departemen lain seperti manajer marketing untuk mengetahui informasi penjualan produk, supervisor warehouse untuk mengetahui informasi persediaan produk, manajer quality control untuk mengetahui kualitas gandum dan produk, head (kepala) internal auditor untuk mengevaluasi kinerja lantai produksi, dan
hubungan lainnya dengan pimpinan di setiap departemen. Oleh karena itu setiap manajer/ supervisor/ head di suatu departemen harus mengadakan koordinasi dan hubungan timbal balik dengan pimpinan di departemen lain sepanjang menyangkut informasi perusahaan dan hubungan ini disebut dengan hubungan fungsional. Untuk menjalankan kegiatan perusahaan, melakukan sistem pengadaan gandum, dan pengambilan keputusan tertentu, Top Management dapat meminta saran dari Komite Wheat Procurement dan Risk Management dimana hubungan ini dinamakan hubungan staff. Struktur organisasi perusahaan ditunjukkan pada Gambar 2.1.
TOP MANAGEMENT President Commisioner TOP MANAGEMENT Commisioner TOP MANAGEMENT President Director TOP MANAGEMENT Director WHEAT PROCUREMENT Comitte RISK MANAGEMENT Comitte TOP MANAGEMENT General Management ISO M. Representative TOP MANAGEMENT Secretary PRODUCTION DEPT. Manager QC & RND DEPT. Manager HR DEPT. Manager WAREHOUSE DEPT. Supervisor INTERNAL AUDITOR Head F & A DEPT. Manager IT DEPT. Supervisor MAINTENANCE DEPT. Manager MARKETING DEPT. Manager PROCUREMENT Supervisor LOGISTIC Head
V-1
2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian organisasi di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Lampiran 1.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja di PT. Agri First Indonesia adalah 219 orang dengan pembagian sebagai berikut.
1. General Manager : 1 orang
2. Finance and Accounting Department : 8 orang 3. Human Resources Department : 13 orang
4. IT Department : 5 orang
5. Marketing Department : 35 orang
6. Procurement : 3 orang
7. Logistic : 6 orang
8. Personal Assistant : 5 orang
9. ISO : 2 orang
10. Internal auditor : 4 orang
11. Quality Control – Research and Development Department : 23 orang 12. Maintenance Department : 21 orang
13. Production Department : 64 orang 14. Warehouse Department : 29 orang
Jumlah jam kerja di PT. Agri First Indonesia mengacu pada Undang-undang Ketenagakerjaan Pasal 77 seperti dijelaskan berikut ini.
1. Hari kerja karyawan reguler yaitu karyawan selain Departemen Produksi adalah hari Senin sampai dengan Jumat dengan pembagian jam kerja sebagai berikut.
a. Jam 08.30 – 12.00 WIB : waktu kerja b. Jam 12.00 – 13.00 WIB : waktu istirahat c. Jam 13.00 – 17.00 WIB : waktu kerja
2. Hari kerja karyawan Departemen Produksi adalah Senin sampai dengan Sabtu dengan pembagian jam kerja 3 shift/ hari. Jumlah jam kerja hari Senin- Jumat adalah 8 jam/ shift dengan pembagian sebagai berikut:
a. Shift I : Pukul 07.00 – 15.00 WIB
b. Shift II : Pukul 15.00 – 23.00 WIB c. Shift III : Pukul 23.00 – 07.00 WIB
Jumlah jam kerja hari Sabtu adalah 5 jam/ shift dengan pembagian sebagai berikut:
a. Shift I : Pukul 07.00 – 12.00 WIB
b. Shift II : Pukul 12.00 – 17.00 WIB c. Shift III : Pukul 17.00 – 22.00 WIB
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Upah karyawan di PT. Agri First Indonesia ini terdiri dari: 1. Upah pokok
2. Tunjangan jabatan
Penetapan upah karyawan ditentukan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan, sedangkan pajak atas upah (Pajak Penghasilan) menjadi tanggungan pribadi karyawan.
Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan antara lain:
1. Jaminan kesehatan, kecelakaan, hari tua dan kematian dengan memberikan BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan.
2. Sarana transportasi berupa bus antar jemput dan prasarana yaitu kantin dan rumah ibadah
3. Cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja per tahun
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia dalam menghasilkan produk dibagi atas 3 jenis yaitu bahan baku, baku penolong, dan bahan tambahan. Jenis-jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, masuk dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku yang digunakan PT. Agri First Indonesia dalam menghasilkan produk tepung terigu adalah:
a. Gandum
Bahan baku yang digunakan PT. Agri First Indonesia untuk menghasilkan tepung terigu adalah gandum (Triticum aestivum L.). Gandum yang
digunakan berasal dari berbagai negara penghasil gandum di dunia antara lain Australia, Canada, Amerika, Maldova, Rusia, Ukraina, India dan lain-lain. Jenis-jenis gandum yang digunakan di PT. Agri First Indonesia berdasarkan negara asal pengekspor dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia
Negara Jenis Gandum Nama Gandum
Australia Keras (Hard Wheat)
Australian Prime Hard (APH)
Australian Hard (AH)
Medium Wheat Australian Premium White (APW)
Soft Wheat Australian Soft Wheat(ASW)
Amerika Soft Wheat Soft White Winter (SWW)
Canada Hard wheat Canada Western Red Spring (CWRS)
Ukraina Medium Wheat Ukraina Medium Wheat (UMW)
Maldova Medium Wheat Maldova Medium Wheat (MMW)
Rusia Medium Wheat Russian Medium Wheat (RMW)
Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna meningkatkan mutu suatu produk atau suatu bahan yang dapat dilihat pada produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan yaitu:
a. Vitamin/ Mineral
Vitamin/ mineral ditambahkan sebagai sumber vitamin/ mineral tambahan pada tepung terigu yang dihasilkan. Vitamin/ mineral yang ditambahkan pada produk tepung terigu PT. Agri First Indonesia adalah fortitech dan premix. Fortitech yang ditambahkan pada tepung sekitar 150 – 160 ppm. Vitamin/ mineral mempunyai komposisi antara lain asam folat, vitamin B1, zat besi, dan seng.
b. Karung (Woven bag)
Karung digunakan sebagai tempat untuk mengemas produk tepung terigu
sehingga siap untuk dipasarkan. Karung yang digunakan adalah karung plastik dengan kapasitas 25 kg dan 50 kg.
c. Benang
Benang digunakan untuk menjahit karung yang telah diisi tepung pada proses packing.
3. Bahan penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu/ mempermudah proses produksi, tetapi tidak terlihat di produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah air. Air diperlukan pada saat dampening (penambahan air) dan pengkondisian gandum untuk meningkatkan kadar air sampai diperoleh kadar air gandum sesuai dengan standar proses.
2.6.2. Uraian Proses Produksi
Secara umum, proses produksi mulai dari gandum hingga menjadi tepung terigu terdiri atas beberapa tahap yaitu pre cleaning, intake, cleaning, milling, dan mixing and packing. Proses produksi di PT. Agri First Indonesia diuraikan sebagai
berikut.
1. Penerimaan Bahan Baku/ Pre Cleaning
Gandum yang digunakan PT. Agri First Indonesia didatangkan dari negara-negara pengekspor gandum seperti Australia, Kanada, Rusia, Maldova, Amerika, dan Ukraina. Gandum didatangkan di dalam kontainer-kontainer. Frekuensi kedatangan gandum ke pabrik diatur oleh bagian manajemen. Bahan baku di kontainer masuk melalui pos penerimaan pabrik. Bahan baku di kontainer truk ditimbang untuk mengetahui kuantitas dan menyesuaikan data dengan bill of leading. Setelah gandum diterima, bagian Quality Control akan melakukan analisa kualitas gandum yang diterima apakah layak disimpan di Big Silo atau tidak. Proses pre cleaning ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Penimbangan Gandum
Penerimaan Gandum
Pengecekan Kualitas
Bill of Leading
Bagian QC
2. Intake
Setelah gandum dinyatakan layak untuk masuk ke silo, maka akan dilakukan proses pembongkaran (unloading) gandum dari kontainer atau disebut intake. Proses intake adalah proses memindahkan gandum dari kontainer ke wheat silo. Gandum yang diterima bervariasi tergantung negara penghasil gandum
tersebut. Jenis gandum di PT. Agri First Indonesia adalah AHW AH12, RMW 11.5, UMW 11.5, APW, CWRS, APH, MMW, ASW, APW 10.5, NS2, SWW. Gandum yang telah diterima tidak boleh dicampur dengan gandum yang lain karena gandum memiliki perbedaan kandungan protein, harga, dan produk yang akan dihasilkan. Urutan intake di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2.3.
3. Cleaning
Setelah gandum masuk ke raw wheat bin, maka akan dilakukan proses cleaning untuk membersihkan gandum dari impurities yang berukuran lebih kecil dari impurities di proses intake. Proses cleaning di PT. Agri First Indonesia dibagi
atas 3 yaitu first cleaning, second dampening, dan second cleaning. Waktu yang dibutuhkan untuk proses cleaning tergantung dari jenis gandum. Secara umum ada 3 jenis gandum dan lama waktu pengkondisiannya yaitu:
a. Soft (SWW, ASW) : 8-16 jam
b. Medium (APW, RMW, MMW, UMW) : 16-24 jam c. Hard (CWRS 13.5, NS2, AH13, AH2) : 24-26 jam
Proses cleaning gandum yang berada di raw wheat bin ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Unloading silo besar
Pembongkaran kontainer berisi gandum
Naik ke atas hidrolic dan diangkat menggunakan
tenaga palm oil
Gandum dijatuhkan ke big screening yaitu tempat penuangan gandum dan menyaring impurities awal
yang besar
Gandum dibawa dengan menggunakan chain conveyor
menuju hooper dan naik menggunakan bucket elevator untuk transmisi gandum ke silo
Gandum masuk ke drum sieve untuk membersihkan
batang gandumyang lebih besar, kulit, sampah
Gandum turun menggunakan bucket elevator dan masuk ke magnet separator untuk memisahkan gandum dari
magnet
Gandum dibawa naik menggunakan bucket elevator untuk masuk ke
silo
Gandum dibawa menggunakan chain conveyor bertipe double
sleeve
Masuk ke big silo
Unloading raw wheat bin
Gandum naik menggunakan bucket elevator dan melalui black box untuk memisahkan silo yang masuk ke raw
wheat bin
Gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda yang memiliki diameter lebih besar (10-12 mm) dan lebih kecil (3 mm)
dari gandum
Masuk ke raw wheat bin Gandum dibawa dengan
menggunakan chain conveyor dan bucket elevator
Gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda yang memiliki diameter lebih
besar (10-12 mm) dan lebih kecil (3 mm) dari gandum
Gandum dibawa menggunakan chain conveyor
Gandum masuk ke raw wheat bin
Pemisahan gandum yang kering, basah, dan bergumpal yang dilakukan
secara manual oleh tim intake
Gandum berada di raw wheat bin
Gandum ditransfer dengan menggunakan chain conveyor dan
bucket elevator
Gandum ditimbang dengan menggunakan scale
Gandum masuk ke combi cleaner untuk membersihkan gandum dari impurities seperti
batu, jagung, plastik, batang ganduml
Gandum masuk ke Monocromatic Optical Sorting Machine
Sortex yaitu mesin untuk memisahkan gandum berdasarkan
warna dengan infra red sehingga material lain yang sama bentuk dengan gandum tetapi berbeda warna bisa dibuang
Gandum masuk ke scourer yaitu mesin untuk membersihkan gandum dari kulit kulit
gandum yang kotor dan menghisap debu
Gandum masuk ke mesin MYFC dan dilakukan pengukuran tingkat mouisture/ kandungan air
gandum dan dilakukan analisa kualitas
First cleaning
Gandum masuk ke tempering bin (T301-T304) dan dilakukan conditioning selama 70% dari
total conditioning time
Gandum masuk ke bin T305 dan T306 dan dilakukan proses conditioning II selama 30% dari total
conditioning time
Second Dampening
Gandum ditimbang dengan menggunakan automatic flow
balancer
Gandum masuk ke mesin scourer untuk mematikan kutu dan menghaluskan gandum
sehingga tidak ada serat Gandum masuk ke mesin magnet apparatus untuk penangkapan logam
yang ada pada gandum
Dilakukan penambahan air I dengan menggunakan
dampener turbonizer dimana jumlah air yang
ditambahkan sebesar 70% dari jumlah total air
Gandum ditimbang dengan automatic flow
balancer dan dilakukan analisa kualitas second dampening
Dilakukan penambahan air II dengan menggunakan
dampener dimana jumlah air yang ditambahkan
sebesar 30% dari jumlah total air
Gandum melewati aspiration channel untuk menghisap debu dan kulit gandum yang ringan
Gandum masuk ke tempat penyimpanan (B1) sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1
Ya
Mouisture gandum tercapai?
Tidak Gandum mengalami proses second cleaning dan dilakukan penambahan air
Gandum masuk ke tempat penyimpanan (B1) sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1
4. Milling
Prinsip utama dari proses milling adalah memisahkan endosperm dari bran dan germ dan mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung yang sekecil
mungkim (100 - 125 mikron) dengan nilai ekstraksi yang tinggi dan kadar abu yang rendah atau kualitas tepung sesuai dengan spesifikasi produk. Kualitas dan kuantitas dari tepung yang dihasilkan harus berjalan selaras untuk mendapatkan mill performance yang baik. Jumlah hasil ekstraksi yang diharapkan sekitar 75-76% sedangkan sisanya adalah produk sampingan berupa bran dan pollard. Secara umum struktur gandum ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Sumber : www.google.com
Gambar 2.5 Struktur Gandum
Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total
keseluruhan gandum. Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, serta memiliki kandungan protein dan kadar serat tinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Endosperm merupakan bagian yang terbesar dari biji
gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%.
Tahapan proses milling terdiri atas proses pencacahan gandum (breaking process), proses pengayakan (sifting process), dan proses reduksi (reduction
process).
a. Breaking Process
Breaking process adalah proses membuka atau memecah gandum dan
memisahkannya dari bran untuk melepaskan endosperm dalam bentuk middling dan semolina. Semolina adalah partikel – partikel endosperm yang
masih besar dan kasar, sedangkan middling adalah partikel – partikel endosperm yang sudah agak halus. Ukuran partikel penggilingan gandum ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Ukuran Partikel Gandum Nama Ukuran (mikron)
Coarse semolina 1180 - 1120 Fine semolina 1120 - 800 Coarse middling 800 - 600 Fine middling 600 - 212
Flour 125 - 100
Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
Proses milling PT. Agri First Indonesia menggunakan 5 tingkat breaking dengan menggunakan break roll mill yaitu B1, B2, dan B3, B4, dan B5.
Tingkat B1 dan B2 dilakukan secara bersama-sama sehingga pada roll B1 dan B2 dihasilkan coarse semolina, fine semolina, dan middling. Tingkat B3 merupakan proses pemecahan dan penyikatan sisa–sisa endosperm yang masih tertinggal pada bran. Hasil dari proses ini adalah middling tepung dengan kadar abu yang masih tinggi. Bran yang masih mengandung endosperm terbagi menjadi B4c dan B4f. Tingkat B4 dan B5 merupakan tahap penyikatan sisa - sisa endosperm yang mungkin masih ada di dalam bran. Hasil dari tahap ini adalah tepung, bran, dan pollard.
b. Proses pengayakan (sifting process)
Sifting adalah proses pengayakan atau pemisahan produk yang kasar dan yang
halus yang merupakan hasil breaking process. Tujuan dari proses pengayakan adalah untuk memisahkan produk berdasarkan ukuran mikron. Produk dari roll masuk ke plan sifter dan diayak. Produk yang telah diayak dan masih kasar akan digiling lagi di dalam roll, produk yang sudah halus akan dibawa ke purifier untuk dimurnikan dan memisahkan karakter semolina, dan impact bran
finisher berfungsi untuk mengambil sisa endosperm yang masih ada pada
lapisan permukaan bran. Impact bran finisher terdiri dari alat pemukul (beater) dan saringan, dimana produk akan dihempaskan pada saringan sehingga endosperm terlepas dari bran dan lolos saringan sehingga bran akan tertinggal.
Plansifter pada proses milling adalah alat pada sifting process yang dalam satu
unit terdapat 12 compartment. Bahan ayakan yang dipakai terbuat dari nilon. Ukuran yang dipakai tergantung dari ukuran partikel yang diayak. Dalam satu lapis ayakan terdapat lubang untuk passthrough dan lubang untuk tailing.
Dalam proses pengayakan dengan plan sifter, material yang tidak lolos ayakan akan keluar dari plan sifter melalui bagian tepi, sedangkan material yang lolos ayakan akan terus turun melewati ayakan-ayakan selanjutnya dan masuk ke tahap purifikasi di mesin purifier.
c. Proses reduksi (reduction process)
Tujuan dari proses ini adalah untuk mereduksi middling menjadi tepung. Proses reduksi berarti proses mengecilkan granulasi endosperm hasil proses pemecahan menjadi tepung. Pada proses reduksi terdapat roll C1 - C10. Tepung paling banyak diekstraksi dari bagian pertama reduksi middling, dan pada bagian akhir proses reduksi ekstraksi tepung makin berkurang karena middling semakin halus dan serta terdapat kemungkinan terbentuknya bran
powder. Mesin yang digunakan adalah reduction roll. Hasil dari proses reduksi
akan masuk ke impact detacher untuk membunuh telur kutu yang mungkin ada di tepung. Tepung ini akan diayak kembali dengan menggunakan plan sifter dan hasil ayakan ini akan dibagi menjadi dua yaitu Flour 1 dan Flour 2. Flour 2 tidak selalu dihasilkan karena spesifikasi produk yang kurang sesuai. Flour 1 dan Flour 2 akan ditransfer dengan menggunakan screw conveyor, masuk ke control sifter untuk proses pengayakan ketiga. Hasil F1 dan F2 akan ditimbang
dan dilakukan penangkapan serbuk besi/ logam yang terkandung pada tepung dengan menggunakan magnet. Hasil F1 dan F2 masuk ke tempat penampungan sementara (hopper) dan masuk ke impact detacher F1 dan F2 untuk membunuh kemungkinan telur kutu yang ada pada tepung. Tepung yang sudah dianalisa kualitasnya dan layak untuk disimpan masuk ke penyimpanan tepung yaitu
Flour Bin. Flour 1 akan masuk ke Flour Bin F501 - F511, sedangkan Flour 2
akan masuk ke Flour Bin F512 - F514. 5. Mixing dan Packing
Mixing adalah proses pencampuran dua atau beberapa jenis gandum sesuai
dengan grist/ komposisi jenis tepung yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk tertentu. Grist produk di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Grist Produk PT. Agri First Indonesia
Produk Grist Jumlah (%)
AFI Emas CWRS 13.5 50 NS2 50 AFI hitam APW 20 CWRS 13.5 50 NS2 30 AFI Orange APH14 65 APW 25 CWRS 10 AFI Cokelat CWRS 45 RMW 11.5 55 AFI Biru AH12 20 APW 65 ASW 15
AFI Kuning AH12 65
APW 35 AFI merah APW 35 ASW 15 RMW 11.5 50 Armada Orange APW 25 ASW 30 UMW 45
Armada Biru ASW 30
UMW 70
Armada Merah MMW 100
Tepung dari Flour Bin akan ditimbang dengan menggunakan scale. Setiap produk akan ditambahkan vitamin berupa premix dan fortitech. Jumlah fortitech yang ditambahkan sekitar 150 – 160 ppm dan ditimbang dengan menggunakan micro feeder dosing. Grist tepung dan vitamin akan dicampur dengan menggunakan mixer. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran adalah 120 – 150 detik/ ton untuk hard wheat, 90 – 110 detik/ ton untuk medium wheat, dan 60 detik/ ton untuk soft wheat. Tepung yang telah dicampur masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper below mixer. Tepung akan melalui spout magnet untuk menangkap serbuk besi/
logam yang mungkin terkandung di tepung karena interaksi dengan peralatan. Tepung akan masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper mixing line dan melewati impact detacher untuk membunuh telur kutu yang ada di
tepung. Rotary distributor akan mengarahkan tepung ke mesin packing single spot atau carousel. Tepung akan diayak dengan menggunakan plan sifter dan
melewati magnet untuk menangkap kandungan serbuk besi/ logam pada tepung. Tepung akan masuk ke penampungan packing bin yang telah diarahkan baik single spot atau carousel. Tepung akan ditimbang dengan menggunakan scale dimana berat produk yang dihasilkan 25 kg/ karung. Tepung akan dimasukkan ke dalam karung melalui mesin baging single spot/ carousel, karung dijahit dengan menggunakan baging closing machine. Produk akan diberikan kode produksi dengan menggunakan ink zet coding machine. Produk yang sudah jadi disusun di pallet dan dipindahkan ke tempat penyimpanan dengan menggunakan forklift.
2.7. Mesin dan Peralatan
PT. Agri First Indonesia memiliki komitmen untuk memberikan kualitas yang terbaik sehingga mesin-mesin dan peralatan yang dipergunakan semuanya didukung oleh pembuat mesin tepung terigu terkemuka, Buhler. Mesin yang digunakan PT. Agri First Indonesia untuk proses produksi dikendalikan oleh Programmable Logic Control (PLC) dan operator melakukan proses monitoring
melalui PC (personal computer). Mesin dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan produksi di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/ Peralatan Fungsi Pre Cleaning
Weighting bridge MUGI E1205 Penimbangan gandum di kontainer truck
Intake pit Penerimaan gandum dari kontainer Intake Hidrolic Tippler Pembongkaran gandum dari kontainer
Kontainer Tempat penyimpanan gandum
Big Screening Memisahkan impurities awal yang besar
Chain conveyor Alat pemindahan gandum secara horizontal
Bucket elevator Alat pemindahan gandum secara vertikal dengan menggunakan mangkok sebagai alat pemindah gandum
Hopper Tempat penampungan gandum
sementara sebelum proses selanjutnya Drum Sieve A1004 Membersihkan gandum dari sampah
dan batang gandum yang berukuran besar
Magnet separator A1006-KCL 01 Menangkap logam yang terdapat pada gandum
Wheat Silo Silo 101, 102, 104, 105, 106,108, 109, 110
Tempat penyimpanan gandum yang berukuran besar
Vibro Separator A1112 Memisahkan material berdasarkan ukuran
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan) Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/ Peralatan Fungsi
Raw wheat bin (steel silo)
R201, R202, R203, R204, R207, R208, R209, R210
Tempat penyimpanan gandum
Cleaning
Automatic Flow Balancer
MZAH-15 Mengatur kapasitas aliran gandum berdasarkan volume
Screw Conveyor, Bucket Elevator
AHKA-50 (SC), AHGL-250
Alat transfer gandum
Scale Scale Tubex MWBL-120 (A-2022)
Menimbang berat gandum
Magnet separator Magnet Apparatus MMUA-30 (A-2023)
Menangkap logam yang terdapat pada gandum
Combi Cleaner MTKB-120/120 (2024)
Membersihkan gandum dari partikel berupa batu, jagung, plastik, dan batang gandum Monocromatic Optical Sorting Machine Sortex SORTEX-Z+2M
Memisahkan gandum dari partikel lain berdasarkan warna Horizontal Scourer SCOURER MHXS 45/80 (A2037)
Membersihkan gandum dari kotoran yang masih melekat pada gandum dengan cara menggosok gandum pada permukaan ayakan
Aspiration Channel
MVSG-100 (A-2038)
Menghisap debu yang terdapat pada gandum
Mouisture Measuring Device
MYFC (A-2039)
Mengukur tingkat mouisture gandum Dampener
Turbonizer
DAMPENER MOZF-1000 (A2042)
Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses first cleaning Tempering Bin BIN 301,
302, 303- T-304
Bin pengkondisian gandum yang telah diberi air selama waktu tertentu (first dampening)
Dampener MOZF-315 (A2070)
Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses second
dampening Tempering Bin BIN T-305, BIN
T-306
Bin pengkondisian gandum II (second dampening)
Scourer SCOURER
MHXS 45/80 (A2086)
Mematikan kutu dan menghaluskan gandum agar tidak ada serat
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan) Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/ Peralatan Fungsi Aspiration Channel MVSG-100 (A-2087)
Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih tertinggal
Bin B1 KIE-3015
(4041)
Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling Milling Automatic Hopper Scale SCALE MWBL-120 (A-4002)
Penimbangan gandum yang akan digiling
Magnet Apparatus Magnet MMUA-30 (A-4003)
Penangkapan logam yang terdapat di gandum
Eight Break Roll Mill
Roll MDDQ 1250/250
Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk
melepaskan endosperm dalam bentuk semolina dan middling
Plan sifter MPAP-826 NOVA
Mengayak tepung berdasarkan ukuran mikron
Purifier MQRF-46/200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung
Impact Bran Finisher
MKLA-45/110 Mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran
Reduction Roll Roll MDDP 1250/250
Mereduksi middling menjadi tepung Impact Detacher MJZF
51-11-3000
Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung
Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2 Screw Conveyor
F1
SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan menggunakan screw
Screw Conveyor F2
SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan menggunakan screw
Control Sifter Double Sifter MPAQ-209
Mengayak tepung F1 Control Sifter Single Sifter
MPAR-10
Mengayak tepung F2 Scale F1 MWBL 120 Menimbang tepung F1 Scale F2 MWBL 60 Menimbang tepung F2
Magnet F1 MMUD-20 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F1
Magnet F2 MMUD-12 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F2
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan) Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/ Peralatan Fungsi
Hopper F1 KIE3015 Penampungan sementara F1 Hopper F2 KIE3015 Penampungan sementara F2 Impact Detacher
F1
MJZG-51D Membunuh telur kutu pada tepung F1 Impact Detacher
F2
MJZG-43D Membunuh telur kutu pada tepung F1 Flour Silo F1 Flour Silo 501
s/d 511
Penyimpanan tepung F1 Flour Silo F2 Flour Silo 511
s/d 514
Penyimpanan tepung F2
Start up Bin FTC-262 Penampungan tepung yang belum masuk spesifikasi
Mixing Scale MEAF-DMS/T
(A5048) Penimbangan tepung Micro Feeder dosing MWBU 20 (A5046)
Penimbangan bahan tambahan/ vitamin
Mixer AHML-2000
(A5049)
Pencampuran tepung sesuai dengan grist
Hopper Below Mixer
AFML (A5050) Penampungan sementara tepung yang telah dicampur
Spout Magnet MMUD-20
MMUJ 75/32 (A5053)
Penangkapan serbuk besi/ logam yang terdapat pada tepung
Hopper Mixing Line
KIE-3015 (A-5054)
Penampungan sementara tepung Impact Detacher
MJZG-62D-75KW
Membunuh telur kutu pada tepung Rotary Distributor MAYV-4
(A5083)
Mengarahkan produk untuk masuk ke packing bin single spot atau carousell Plan sifter MPAP-424
(A5084)
Mengayak tepung dan memisahkan karakter yang tidak sesuai
Magnet MMUD-20
(A-5085)
Penangkapan serbuk besi/ logam yang terdapat pada tepung
Flour bin packing single spot
Flour silo 515 Bin penampungan tepung yang akan di-packing di single spot
Flour bin packing Carousel
Flour silo 516 Bin penampungan tepung yang akan di-packing di Carousel
Scale single spot MWBL-120(5092)
Penimbangan produk di single spot Scale carousel MSDB-80 D
(5102)
Penimbangan produk di Carousel Baging single spot MWPE Pengisian tepung ke karung di single
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan) Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/ Peralatan Fungsi
Baging Carousel MWPM Pengisian tepung ke karung di carousel dengan 6 titik karung Bag Closing
Machine
Bafang SZ-4 Penjahitan karung yang telah diisi tepung
Ink Zet Coding Machine
Video Zet 1510 Pemberian kode produksi pada kemasan tepung
Pallet Tempat untuk menyusun produk sesuai jumlah yang ditetapkan
Forklift Forklift 1,2,3 Alat material handling produk Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
Dalam menjalankan proses produksi pengolahan tepung terigu ini, ada beberapa bin/ tempat penyimpanan yang digunakan baik penyimpanan gandum dan tepung. Jenis-jenis bin yang digunakan PT. Agri First Indonesia dan kapasitas penyimpanannya ditunjukkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Jenis-jenis Silo/ Bin di PT. Agri First Indonesia
No Nama Silo/
Bin Nomor Silo/ Bin
Kapasitas tiap Silo
(ton)
Fungsi
1 Big Silo/ Silo besar Silo 101, 102, 104, 105, 106, 108, 109, 110 4.000 Tempat penyimpanan gandum 2 Raw wheat bin/ silo kecil
R201, R202, R203, R204, R207, R208, R209, R210
370 Tempat penyimpanan gandum yang akan diproses 3 Tempering bin I T301, T302, T303, T304 100 Tempat untuk conditioning I 4 Tempering bin II T305, T306 100 Tempat untuk conditioning II
5 Bin B1 T401 5 Tempat penyimpanan
sementara gandum yang akan digiling
6 Start up bin F403 10 Tempat menampung
produk yang belum masuk spesifikasi
No Nama Silo/
Bin Nomor Silo/ Bin
Kapasitas tiap Silo (ton) Fungsi 7 Flour Bin F501, F502, F503, F504, F505, F506, F507, F508, F509 100 Tempat penyimpanan tepung yang telah digiling
F510 75
F511, F512, F513, F514
25
8 Packing Bin P515, P516 40 Tempat penyimpanan
tepung yang siap untuk dikemas
9 Impurities Bin S402 25 Tempat penampungan
sampah gandum 10 Tempat
vitamin
D030, D031, D032 0,02 Tempat premix, fortitech, dan KP
11 Bran bin B517 Tempat penampungan
bran sebelum dikemas Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
2.8. Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas penunjang untuk kelancaran melakukan proses produksi. Fasilitas penunjang di pabrik PT. Agri First Indonesia adalah:
1. Water treatment
Air yang digunakan pada proses produksi berasal dari air bawah tanah dan diolah untuk keperluan produksi dan kantor. Air yang digunakan akan melalui proses water treatment. Uraian water treatment ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Air dipompa dengan menggunakan pompa sumur
bor
Air masuk ke bak air 1
Filter Pump
Proses filter : Sand, manganese, carbon
Bak 2 Bak 3
Tanki baru
Mill Transfer Pump Office Transfer Pump
Mill Water Tank Office Water Tank
Transfer Pump Hydrant Pump
Check Water Quality Check Water Quality
Gambar 2.6 Proses Water Treatment
2. Pembangkit Listrik
PT. Agri First Indonesia menggunakan fasilitas listrik dari perusahaan listrik negara (PLN) dengan kapasitas terpasang sebesar 1040 KVA. Selain itu listrik juga dihasilkan generator listrik sebanyak 2 buah dengan kapasitas 1500 KVA. Generator ini akan akan digunakan apabila listrik dari PLN terputus.
2.9. Safety and Fire Protection
Tenaga kerja di bagian produksi dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) berupa ear plug, masker, dan penutup kepala. Hal ini bertujuan untuk
menghindari penyakit kerja akibat paparan kebisingan mesin di lantai produksi dan gangguan pernafasan, serta menghindari operator dari kecelakaan kerja.
PT. Agri First Indonesia juga sangat memperhatikan bahaya kebakaran yang dapat timbul secara tiba-tiba. Oleh karena itu, bagian internal audit membuat beberapa usaha untuk mencegah kebakaran yaitu:
1. Pencegahan kebakaran
Usaha preventive yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan prosedur kerja yang jelas kepada seluruh karyawan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja atau kebakaran yang disebabkan oleh kesalahan operator. Perusahaan memberikan display mengenai larangan merokok yang dapat menimbulkan kebakaran. Perusahaan juga menyediakan fire alarm control panel di control room untuk mendeteksi jika ada api dapat kebakaran serta
korban jiwa dapat dihindari. 2. Penanggulangan Kebakaran
Untuk menanggulangi masalah kebakaran, perusahaan telah menyediakan jalur evakuasi untuk semua karyawan untuk menghindari korban yang mungkin terjadi. Sedangkan untuk pemadaman api, perusahaan menempatkan fire extinguiser di lantai produksi dan beberapa ruangan kantor.
2.10. Penanganan Limbah
PT. Agri First Indonesia tidak menghasilkan limbah baik limbah padat, cair, atau gas karena sisa pengolahan gandum akan diolah dan menghasilkan produk sampingan yaitu Bran dan Pollard. Impurities hasil pemisahan pada proses
cleaning dikumpulkan pada Bin S402. Impurities akan dihancurkan dengan
hammer mill dan digabungkan dengan bran hasil penggilingan dan ditransfer ke
by product packing. Bran dan pollard ini akan dijual ke industri pengolahan
pakan ternak. Woven bag atau karung plastik yang cacat atau sisa dari repack product akan dijual.