0 KEAMANAN DAN KENYAMANAN KLIEN DALAM MENGGUNAKAN
TELENURSING
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah SIM
Koordinator:
Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp.MARS
Disusun Oleh : RINA NUR HIDAYATI
NPM : 0906504934
PROGRAM MAGISTER
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2010
1 ABSTRAK
Keamanan Dan Kenyamanan Klien Dalam Menggunakan Telenursing
Oleh: Rina Nur Hidayati
Layanan keperawatan jarak jauh (telenursing) menjadi alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan. Telenursing dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Klien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via telephon, internet atau melalui video conference untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan. Namun demikian, faktor kemanan dan kenyamanan klien dalam menggunakan telenursing harus diperhatikan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan telenursing. Telenursing masih diragukan masyarakat tentang keamanan dan kenyamanan klien. Isu-isu yang berkembang seputar keamanan dan kenyamanan terkait dengan badan yang mengatur transmisi elektronik, biaya telenursing, credentialing dalam telenursing, skill perawat, standar prosedur/TeleNursing Practice Standar, keamanan, kerahasiaan dan motivasi perawat. Adopsi telenursing di pengaruhi oleh factor demand (permintaan). Di Indonesia, penerapan telenursing di dunia pendidikan telah diterapkan di beberapa perguruan tinggi melalui distance learning. Sedangkan dalam pelayanan keperawatan sebagian besar masih terbatas pada telephon atau SMS. Pasien merasa lebih aman dan nyaman, jika bertatap muka langsung dengan petugas kesehatan. Dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan klien yang di dukung oleh regulasi, standar, penelitian keperawatan telenursing merupakan alat bantu yang menawarkan beberapa peluang untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera.
2 KEAMANAN DAN KENYAMANAN KLIEN DALAM MENGGUNAKAN
TELENURSING
I. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga karena adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi. Pada era globalisasi ini, perawat semakin di tuntut untuk profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dengan cepat dan tepat, tanpa mengabaikan aspek keamanan dan kenyamanan bagi klien. Dengan demikian maka layanan keperawatan jarak jauh (telenursing) menjadi alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Layanan kesehatan khususnya telenursing dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via telephon, internet atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan.
Menurut penelitian dari Ian George, MD et all. (2009) tentang “How save is telenursing from home” menyebutkan dengan menggunakan telenursing terdapat 0,023% risiko insiden. Telenursing fleksibel dan mempunyai dampak positif bagi kehidupan dirumah, serta mempunyai keuntungan dari segi waktu, biaya dan keamanan (http://www.sciencedirect.com. diperoleh tanggal 28 Oktober 2010). Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD menyebutkan telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien (http://www.haworthpress.com/store/, diperoleh tanggal 25 Oktober 2010). Penelitian yang dilakukan Bohnenkam, et al menyebutkan bahwa pasien yang menerima perawatan dengan menggunakan telenursing mengatakan bahwa pengetahuan mereka
3 meningkat dan merasa lebih nyaman dengan yang disarankan oleh perawat. Tetapi mereka masih percaya bahwa face to face adalah yang terbaik (http://www.pubmed.gov, diperoleh tanggal 25 Oktober 2010). ).
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam menerapkan telenursing. Penggunaan telenursing di Indonesia dapat meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan keperawatan dan dunia pendidikan, tanpa ada batasan geografis. Dengan demikian dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga dari klien sehingga diharapkan terjadi peningkatan aspek kenyamanan dan keamanan klien. Dari beberapa uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui gambaran keamanan dan kenyamanan klien dalam menggunakan telenursing.
II. Tinjauan Teori
A. Definisi Telenursing
Menurut National Council of State Boards of Nursing, telenursing di definisikan praktik keperawatan jarak jauh dengan menggunakan teknologi komunikasi. (http://www.allhealthnet.com/nursing/telenursing/).
Menurut Telenursing Practice Standar tahun 2005, Telenursing adalah ekspresi khusus keperawatan yang berfokus pada kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pemanggil melalui penilaian, triage dan penyediaan informasi, menggunakan sistem telekomunikasi, termasuk teknologi berbasis web.
Telenursing di definisikan suatu proses telepon atau konsultasi berbasis web yang dilakukan oleh perawat terdaftar dengan menggunakan sistem telekomunikasi yang spesifik, termasuk keterampilan teknologi berbasis web untuk menyediakan akses ke saran kesehatan.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik
atau optic antara manusia dan atau computer
4 Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth (http://www.inna-ppni.or.id/, diperoleh tanggal 25 Oktober 2010).
B. Dampak positif dan negatif Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa dampak positif/keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning.
Sedangkan menurut Ian St. George, MD, FRNZCCP, et all (2009) dampak negative telenursing adalah:
1. Perawatan berbasis rumah bukan untuk orang-orang muda kurang motivasi dan baru pertama kali bekerja.
5 2. Dibutuhkan ruang yang tenang, bebas dari gangguan dan memenuhi standar
kesehatan dan keselamatan.
3. Organisasi pekerja: manajer mungkin kurang percaya diri untuk mengelola di kejauhan, atau mencurigai pekerja berbasis rumah mungkin mempunyai kinerja yang lebih buruk.
4. Dalam bekerja, dibutuhkan sinergi pada interaksi tim pekerja secara berkesinambungan.
5. Dalam telenursing, ada kebutuhan tambahan untuk memastikan keamanan klinis dan privasi data. (www.sciencedirect.com di peroleh tanggal 28 Oktober 2010).
C. Aplikasi Telenursing
System telenursing merupakan sistem yang berbasis internet di desain untuk membantu pasien dengan penyakit kronis belajar cara mengatur kondisi mereka. System arsitektur ditunjukkan pada figure 1. Database server yang berlokasi di regional university health care centre, berfungsi untuk mengumpulkan dan meneruskan dan memenuhi autorisasi pasien, perawat dan dokter memasuki dan melihat informasi pada website, ditunjukkan pada figure 2. Subcentre kesehatan dengan stafnya adalah seorang perawat professional yang mengetahui tentang teknik telekomunikasi. Perawat ini secara regular mengunjungi pasien yang terdaftar dan juga memberikan perawatan berkelanjutan melalui system telenursing. System ini mempunyai tiga jenis informasi. Pertama e-mail dari pasien yang melaporkan status kesehatan mereka dan hal lainnya. Kedua meliputi data vital sign: monitoring tekanan darah secara regular, nadi dan temperature. Ketiga adalah video-mail, yang meningkatkan evaluasi pasien. Pasien mengakses informasi kesehatan pada website sebelum tidur malam. Informasi kemudian dikumpulkan pada regional health-care centre pada keesokan harinya oleh perawat, yang memutuskan apakah memberikan perawatan melalui telenursing atau mengunjungi pasien.
6 E-mail: Pasien dapat mengisi pada lembar pertanyaan tentang kesehatan. Mereka dapat memberikan score pada status kesehatan mereka saat ini dengan visual analogue scale dari 1 (excellent) sampai 5 (poor), ini menjadi dasar pada pemberi perawatan untuk mengkaji dan merespon kebutuhan perawatan kesehatan pasien.
Vital sign data: Tekanan darah, denyut nadi dan temperature dapat diukur oleh pasien. Vital sign data diketik oleh pasien. Sebagai tambahan finger plethysmography dapat ditunjukkan dan non linier time waveform dianalisis sebagai indicator status kesehatan.
7 Video-mail: Video-mail dapat direkam menggunakan USB yang disambung ke PC camera dan Windows Moviemaker. Panjangnya perekaman tergantung pada informasi yang dibutuhkan untuk dikirim. Penggunaan video-mail membantu menyampaikan informasi nonverbal seperti perubahan ekspresi dan penampilan yang sulit untuk di jelaskan dengan kata-kata.
D. Riset Tentang Telenursing
Menurut penelitian dari Ian George, MD (2009) tentang “How save is telenursing from home” menyebutkan dengan menggunakan telenursing terdapat 0,023% risiko insiden. Telenursing fleksibel dan mempunyai dampak positif bagi kehidupan dirumah, serta mempunyai keuntungan dari segi waktu, biaya dan keamanan (http://www.sciencedirect.com. diperoleh tanggal 28 Oktober 2010).
Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM (2002) dengan judul
Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With
New Ostomi. Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. bahwa pasien
yang menerima perawatan dengan menggunakan telenursing mengatakan bahwa pengetahuan mereka meningkat dan merasa lebih nyaman dengan yang disarankan oleh perawat. Selain itu pengunaan system ini lebih mudah di akses dan mereka umumnya lebih menyukai telenursing daripada harus menunggu untuk kunjungan
8 face to face. Tetapi mereka masih percaya bahwa face to face adalah yang terbaik (http://www.pubmed.gov, di peroleh tanggal 25 Oktober 2010).
Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD (2003) dengan judul A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators. Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan kekambuhan CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-based home telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF menurun lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian ini juga menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua group tidak ada perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien. (http://www.haworthpress.com/store/, diperoleh tanggal 25 Oktober 2010).
III. Pembahasan
Praktik telenursing memperlihatkan banyak kesempatan dalam meningkatkan akses keperawatan, biaya dan outcomes. Namun peningkatan penggunaan teknologi dan efek dehumanizing akan mempengaruhi hubungan nurse/client dan kualitas perawatan. Untuk tetap mempertahankan nursing-client center, teknologi seharusnya tidak menggantikan perawatan. Tetapi sebagai alat untuk memperluas dan meningkatkan penerimaan perawatan (ANA, 1996).
Amy Rader, BSN, RN, direktur senior operasi untuk layanan Johns Hopkins Home Kesehatan, di Baltimore dengan tegas menyatakan "Videoconferencing tidak akan menggantikan kunjungan perawat. Rader mengungkapkan unit perawat berbasis interaktif yang dilengkapi dengan system. Sistem tersebut dihubungkan ke saluran telepon di rumah pasien. Pada saat jadwal kunjungan, pasien mengaktifkan sistem. Untuk itu, pasien perlu diajarkan manfaat dari sistem dan diyakinkan bahwa mereka kerahasiaan dan privasi akan dilindungi.
9 Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara strategi dan kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan. Dalam pelaksanaan telenursing, agar keamanan serta kenyamanan klien terlindungi, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1. Dibutuhkan suatu badan yang mengatur transmisi elektronik
Transmisi elektronik keperawatan diatur oleh NCSBN. NCSBN menyatakan dengan jelas bahwa transmisi elektronik keperawatan diatur dewan keperawatan negara. Namun, dengan adanya perusahaan perawatan berhasil memberikan pelayanan kepada pasien di beberapa negara, peraturan menjadi lebih rumit. Untuk itu di perlukan Multistate Compact Lisensi yang melindungi praktik keperawatan lintas Negara.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing.
3. Credentialing dalam telenursing
Penggunaan telenursing semakin luas dan jumlah perawat masuk semakin menjamur, sehingga ada kebutuhan untuk keseragaman. Baru-baru ini standar praktek untuk telenursing telah dipublikasikan dan tersedia melalui American Academy of Ambulatory Care Perawat (AAACN). Untuk memastikan praktisi yang kompeten, perawat didorong untuk menjadi terpercaya. Dalam waktu dekat, Credentialing Center Perawat Amerika akan menawarkan ujian dalam asuhan keperawatan rawat jalan. 4. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
Dibutuhkan temperamen tertentu untuk menjadi perawat telenursing. Perawat harus yakin tentang pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dikuasai, memiliki kemampuan verbal yang baik dan suka mengajar. Kadang-kadang dibutuhkan
10 sentuhan perawat sedikit lebih lama untuk beradaptasi. Ketrampilan lain yang harus di miliki perawat telenursing adalah mendengarkan responsive. Kemampuan mendengarkan responsive baik untuk penilaian terhadap suatu kondisi, meskipun telah ada pedoman ketat dan protokol yang mengatur tindakan medis perawat.
5. Standar prosedur/TeleNursing Practice Standart
Hamilton menjelaskan bahwa perawat mengikuti protokol diatur pada pohon keputusan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Satu pertanyaan mengarah ke pertanyaan lain ditetapkan sebagai perawat. Penilaian ini selesai dan masalah diidentifikasi melalui sebuah proses deduktif, protokol ini akan menjelaskan tindakan yang sesuai.
6. Keamanan dan kerahasiaan
Tindakan perawat terorganisir, ada protokol medis dan pedoman yang spesifik. Panduan ini melindungi perawat dalam memberikan praktek keperawatan aman di telenursing. Arahan dokter, catatan penilaian komputerisasi dan dokumentasi panggilan lebih melindungi para perawat karena melalui suatu arahan.
7. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik. Telenursing hanya dapat dilakukan oleh perawat yang mempunyai motivasi tinggi dan kurang sesuai untuk perawat muda yang baru pertamakali bekerja (belum mempunyai pengalaman).
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Telenursing masih diragukan oleh masyarakat soal keamanan pasien. Selain itu, adopsi telenursing juga di pengatuhi oleh factor demand (permintaan). Di kota-kota besar di Indonesia , sudah banyak pasien berkomunikasi dengan perawat melalui telephon atau sms. Tetapi di pedesaan dan daerah terpencil penggunaan telenursing kurang, karena akses multimedia terbatas. Pasien merasa lebih aman dan nyaman, jika bertatap muka langsung dengan petugas kesehatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care. UGM memperkenalkan telenursing melalui e-learning dan model e-lisa. Seperti model perawatan luka bakar bisa di lihat di e-lisa UGM studi dengan
11 terlebih dahulu menjadi anggota. Telenursing di dunia pendidikan penerapannya sudah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi melalui pembelajaran jarak jauh (distance learning).
IV. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Layanan keperawatan jarak jauh (telenursing) menjadi alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan. Telenursing dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Klien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via telephon, internet atau melalui video conference untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan.
2. Telenursing masih diragukan masyarakat tentang keamanan dan kenyamanan klien. Beberapa artikel riset menyebutkan adanya keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan telenursing. Di Indonesia, penerapan telenursing di dunia pendidikan telah diterapkan di beberapa perguruan tinggi melalui distance learning. Sedangkan dalam pelayanan keperawatan sebagian besar masih terbatas pada telephon atau SMS. Pasien merasa lebih aman dan nyaman, jika bertatap muka langsung dengan petugas kesehatan.
3. Isu-isu yang berkembang seputar keamanan dan kenyamanan terkait dengan badan yang mengatur transmisi elektronik, biaya telenursing, credentialing dalam telenursing, skill perawat, standar prosedur/TeleNursing Practice Standar, keamanan, kerahasiaan dan motivasi perawat.
4. Telenursing merupakan alat bantu yang menawarkan beberapa peluang untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Untuk itu perlu kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
12 V. Daftar Pustaka
Anthony F. (2003). A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators, dalam http://www.haworthpress.com/store/toc/, diperoleh tanggal 25 Oktober 2010
Arnold, W. (2000). Telenursing and Telphone Triage, dalam http://www.rn.ca.gov, di peroleh tanggal 26 Oktober 2010.
American Nurses association. (1996). Telehealth-Issues for Nursing, dalam http://ana.org/readroom/tele2.htm. Diperoleh tanggal 25 Oktober 2010.
Ball. (2000). A Study of Home Telenursing. Dalam http://www.nursingworld.org/ojin. Diperoleh tanggal 25 Oktober 2010.
Bensing,K. (2000). Telehealth Nursing: A Journal Connection. Dalam http://www.cna_apic.ca. Diperoleh tanggal 24 Oktober 2010
George,I.S.et.all. (2009). How Safe is Telenursing from Home. Dalam http://www.sciencedirect.com, diperoleh tanggal 25 Oktober 2010.
Hoglaund, A (2000). Ethical issue in Telenursing, dalam http://www.ihe-online.com, diperoleh tanggal 12 Oktober 2010.
ICN. (2001). Telenursing, dalam http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 25 Oktober 2010.
Johnson, R. (2000). Safety and Health Benefit of Telecommuting for Nursing, dalam http://www.gilgordon.com, di peroleh tanggal 24 Oktober 2010.
RNANS. (2000). Guidelliness for Telenursing Pracrice, dalam http://www.crnns.ca, diperoleh tanggal 24 Oktober 2010.
Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of
Patients With Cancer With New Ostomi dalam http://ons.metapress.com/ content/
f662854712557057/, diperoleh tanggal 25 Oktober 2010.
William, A. and Marie,A. (2008). Implementasi of Telenursing Within Home Health
Care, dalam http://www.bth.sc/fov/forskinfo.nsf/all, diperoleh tanggal 24