• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA. Disusun oleh: DENI SUWARDIMAN NPM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA. Disusun oleh: DENI SUWARDIMAN NPM."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA

KLIEN GANGGUAN JIWA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar

Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan Dosen Pengampu dan Koordinator Mata Ajar oleh Ibu Rr.Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS

Disusun oleh:

DENI SUWARDIMAN

NPM. 0906594910

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA

UNIVERSITAS INDONESIA

2010

(2)

TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN

GANGGUAN JIWA Karya Tulis Ilmiah Deni Suwardiman 0906594910 4 Bab, 12 halaman

ABSTRAK

Telenursing merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi yang bisa diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien, dengan tujuan utama untuk lebih mendekatkan akses pelayanan asuhan keperawatan kepada klien baik individu, keluarga, masyarakat, maupun komunitas tertentu.

Penerapan telenursing ini bisa dilakukan untuk pemberian asuhan keperawatan jiwa, terutama untuk psikoedukasi keluarga mengenai cara merawat klien dengan gangguan jiwa. Hal tersebut sangat membantu sekali, hal ini karena bisa menjadi solusi masalah yang terjadi selama ini, dimana proses asuhan keperawatan jiwa yang harus melibatkan keluarga terkendala dengan peran serta keluarga untuk diberikan psikoedukasi.

Psikoedukasi keluarga melalui sistem telenursing bisa dilaksanakan dimana diharapkan bisa mendekatkan jarak akses pemberian informasi dari perawat kepada keluarga klien, sehingga sinergi pemberian asuhan keperawatan kepada klien bisa terlaksana dengan baik, serta klien ketika persiapan pulang sudah siap dengan sistem perawatan yang sudah ada di keluarga.

Daftar pustaka 12 buah (1998-2008

Kata Kunci : Telenursing, Psikoedukasi Keluarga, Teknologi Informasi, Klien gangguan jiwa.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dalam berbagai bidang kajian dan keilmuan. Di bidang kesehatan pun tidak mengenal kata mundur untuk ikut serta dalam memanfaatkan dan menjadi garapan dalam kemajuan tersebut, terutama kemajuan teknologi informasi yang terus dikembangkan, dengan harapan dapat lebih mempermudah penjangkauan seluruh masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan dan keperawatan. Salah satu aplikasi teknologi untuk keperawatan adalah telenursing.

Telenursing dapat memungkinkan perawat memberikan informasi dengan waktu yang akurat karena dukungan secara online. Perawatan yang berkelanjutan dapat ditingkatkan dengan memberikan arahan melalui frekuensi kontak yang sering antara pemberi asuhan perawatan dengan pasien secara individual serta pada keluarga, terutama untuk klien dan keluarga gangguan jiwa.

Kontak dengan klien dan keluarga dalam keperawatan jiwa menjadi sangat penting, karena intervensi dan implementasi asuhan keperawatannya memfokuskan secara langsung kepada klien dan keluarga, hal tersebut menjadi sangat penting terutama untuk keluarga intensitas pemberian pendidikan kesehatan melalui psikoedukasi keluarga mempunyai peranan penting untuk dilaksanakan. Telenursing sendiri dapat menjadi solusi, dimana stigma yang melekat pada klien dan keluarga dengan gangguan jiwa menjadi lebih terjaga privacy untuk mendapatkan pelayanan informasi asuhan keperawatan dengan psikoedukasi melalui telenursing.

(4)

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa angka kekambuhan pada klien tanpa terapi keluarga sebesar 25-50%, sedangkan angka kekambuhan pada klien yang diberikan terapi keluarga 5-10%. Salah satu keterlibatan keluarga atau caregiver dalam perawatan klien adalah dengan diberikan Psikoedukasi keluarga oleh perawat, Berdasarkan penelitian psikoedukasi keluarga terbukti efektif untuk pasien skizorenia ditandai dengan kategori gejala utama yang positif dan negatif, terutama klien dengan perilaku kekerasan.

Hasil penelitian mengenai penggunaan telenursing yang dilakukan Bohnenkam (2002), ternyata klien dan keluarga yang mendapatkan perawatan melalui telenursing ini mengalami peningkatan pengetahuan dan merasakan lebih nyaman dengan beberapa kontak dan saran perawatan yang disampaikan perawat. Hal tersebut sangat dirasakan karena lebih mudahnya akses apapun yang ingin diketahui oleh klien dan keluarga dengan segera dan secara umum sangat disukai. Berdasarkan hal tersebut telenursing untuk psikoedukasi keluarga dan klien gangguan jiwa pun mudah-mudahan dapat memberikan hasil, dengan meningkatnya pengetahuan dan kemampuan perawatan pada klien oleh keluarga.

Dari uraian singkat di atas maka selanjutnya akan dibahas tentang telenursing, penerapannya dalam pelaksanaan psikoedukasi klien dan keluarga gangguan jiwa serta keuntungannya bagi dunia keperawatan.

B. TUJUAN

Penulisan karya ini adalah untuk menganalisa topik perkembangan teknologi dalam keperawatan, yaitu telenursing yang diaplikasikan dalam upaya pelaksanaan psikoedukasi keluarga dengan klien gangguan jiwa.

(5)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI TELENURSING

Telenursing dapat didefinisikan sebagai menggunakan perangkat telekomunikasi untuk memberikan asuhan keperawatan, menggunakan proses keperawatan untuk merawat individu atau populasi pasien tertentu, seperti kelompok orang terisolasi. Telehealth berfokus pada pengiriman, manajemen dan koordinasi pelayanan dan perawatan.

Selanjutnya, ruang lingkup praktek perawatan dan proses keperawatan adalah sama seperti dalam keperawatan tradisional (Stowkowski, 2008).

Telenursing dapat memberikan berbagai fungsi penting kepada orang-orang yang tidak mungkin dinyatakan memiliki akses ke perawatan medis yang berkualitas, serta hanya orang-orang yang dapat melakukannya.

B. PENERAPAN TELENURSING

Telenursing merupakan sistem yang berbasis internet yang didesain untuk membantu pasien belajar cara mengelola kondisi mereka. Kontruksi sistemnya dapat dilihat pada gambar 1, dimana Database server yang berlokasi di sebuat pusat pelayanan perawatan kesehatan yang berfungsi untuk mengumpulkan dan meneruskan serta memenuhi sinyal dari pasien, perawat, dan dokter, dengan melihat informasi pada website. Pada gambar 2 terlihat dipusat kesehatan dengan staffnya adalah seorang perawat professional yang mengetahui tentang teknik telekomunikasi. Perawat ini secara regular mengunjungi pasien yang terdaftar dan juga memberikan perawatan berkelanjutan melalui sistem telenursing.

(6)

Terdapat tiga jenis informasi yang akan terolah pada sistem ini antara lain: (1) e-mail dari pasien yang melaporkan status kesehatan; (2) Data vital sign: monitoring tekanan darah secara regular, nadi dan temperature; (3) video-mail, yang berfungsi untuk meningkatkan evaluasi pasien. Pasien mengakses informasi kesehatan pada website. Informasi yang terkumpul dipusat pelayanan kesehatan dan perawatan akan memutuskan apakah memberikan perawatan melalui instruksi telenursing atau mengunjungi pasien.

C. Fungsi Telenursing

Telenursing dapat melakukan fungsi-fungsi berikut:

 Pemantauan pasien yang menderita penyakit kronis.

 Koordinasi perawatan untuk pasien dengan penyakit atau kondisi yang rumit, atau banyak co-morbiditas.

(7)

D. Psikoedukasi Keluarga

Family Psychoeducation therapy adalah salah satu elemen program perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi yang terapeutik. Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang bersifat edukasi dan pragmatik (Stuart & Laraia, 2005 ).

Tujuan utama psikoedukasi keluarga adalah untuk berbagi informasi tentang perawatan kesehatan jiwa (Varcarolis, 2006). Tujuan lain dari program ini adalah untuk memberi dukungan terhadap anggota keluarga yang lain dalam mengurangi beban keluarga terutama beban fisik dan mental dalam merawat klien gangguan jiwa untuk waktu yang lama.

Indikasi dari terapi psikoedukasi keluarga adalah anggota keluarga dengan aspek psikososial dan gangguan jiwa. Terapi ini juga dapat diberikan kepada keluarga yang membutuhkan pembelajaran tentang mental, keluarga yang mempunyai anggota yang sakit mental/ mengalami masalah kesehatan dan keluarga yang ingin mempertahankan kesehatan mentalnya dengan training/ latihan keterampilan. Berdasarkan uraian tujuan yang akan dicapai kelompok, pencapaian terapi Family Psyhcoeducation therapy dapat dilakukan dalam 5 sesi :

Sesi 1 : Pengkajian Masalah Keluarga

Sesi 2 : Perawatan Klien dengan masalah kesehatan Sesi 3 : Manajemen Stres Keluarga

Sesi 4 : Manajemen Beban Keluarga

(8)

BAB III PEMBAHASAN

Masa depan keperawatan ada di sini, penggunaan teknologi sudah menjanjikan perspektif untuk kemajuan pemberian asuhan keperawatan. Penggunaan teknologi ini harus disikapi dengan keinginan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan memberikan kepedulian tinggi untuk pemberian asuhan keperawatan pada klien dan keluarga. Sudah saatnya kita beradaptasi dengan kemajuan teknologi ini.

Menurut ANA (1996) Teknologi seharusnya tidak menggantikan perawatan, tetapi sebagai alat untuk memperluas dan meningkatkan penerimaan perawatan. Dimana penerapan telenursing memperlihatkan banyak kesempatan dalam meningkatkan akses keperawatan yang bisa menghemat biaya, hanya perlu disikapi bahwa penggunaan teknologi ini cenderung menurunkan hubungan terapeutik antara perawat dengan klien yang lebih manusiawi, sehingga tetap aspek legal dalam pemberian asuhan keperawatan tetap terjamin.

Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi (1) Penggunaan ilmu perawatan pendidikan,(2) Pemikiran kritis, dan (3) Pengambilan keputusan. Jadi jelas bahwa telenursing merupakan bentuk asuhan keperawatan yang legal. Seperti halnya dalam perawatan secara langsung dan menurut pengertian telenursing di atas, maka hanya jarak perawat secara langsung dengan klien yang berbeda, sedangkan pemberian asuhan keperawatannya diharapkan tetap dengan menggunakan teleconference, diharapkan suatu sentuhan langsung walau tidak terjadi dapat memberikan manfaat secara langsung. Perawat tetap harus menggunakan pengetahuan, keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran yang kritis, serta dapat menemukan pemecahan masalah perawatan klien.

Begitu pula penerapan telenursing dalam keperawatan jiwa. Dimana sudah jelas proses asuhan keperawatan jiwa selalu melibatkan keluarga, dan hal ini bisa

(9)

dikatakan selalu terkendala oleh adanya stigma yang sudah melekat. Sehingga keluarga pun untuk proses pemulihan klien sangat terhambat peran sertanya. Besar harapan telenursing dapat menjadi solusi, dengan perkembangan akses internet, mobilisasi data melalui phone mobile, diharapkan penerapan telenursing ini bisa menjembatani proses asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan jiwa.

Intervensi dan implementasi asuhan keperawatan jiwa, salah satunya yang dikembangkan adalah psikoedukasi keluarga sebagai salah satu implementasi asuhan keperawatan jiwa, dengan tujuan memberikan pendidikan bagaimana cara merawat klien gangguan jiwa dirumah. Program ini tentunya diterapkan melalui telenursing akan sangat tepat, dimana bisa memangkas kondisi keluarga tidak harus jauh-jauh datang ke rumah sakit tempat klien dirawat, tetapi cukup dengan mengakses layanan telenursing. Sehingga bisa sinergi antara perawatan klien di rumah sakit dengan persiapan keluarga setelah klien pulang kerumah.

Beberapa keuntungan menggunakan telenursing adalah:

 Perawat dapat membantu pasien lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat karena kenyataan bahwa tidak memerlukan perjalanan yang lebih untuk perawat.

 Tenaga perawat yang diperlukan dapat dikurangi untuk menjangkau lebih banyak orang.

 Kunjungan ke ruang gawat darurat dan rawat inap mungkin berkurang pasien tidak perlu menunggu lama untuk bisa "melihat".

 Pasien dapat dipantau lebih dekat.

Call center bisa menjawab pertanyaan yang berada dalam lingkup pasien, menenangkan pasien sebelum kunjungan ke UGD, atau mengidentifikasi pemikiran pasien yang perlu dilihat lebih cepat sehingga dapat menyelamatkan nyawa.

 Penyedia dapat berkolaborasi dengan lebih mudah melalui penggunaan teknologi, sehingga bisa menghemat baik uang dan waktu.

(10)

Telenursing dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk perawatan yang telah ditentukan.

 Pasien yang baru pulang dari rumah sakit dapat dimonitor di rumah untuk mencegah dan menjaga terjadinya komplikasi.

Kendala Telenursing meliputi:

 Pasien lebih memilih untuk melihat penyedia layanan kesehatan yang bisa tatap muka secara langsung.

 Pengeluaran biaya awal bisa sangat tinggi.

Kekhawatiran terhadap privacy yang sedang berlangsung.

 Keamanan data.

 Penggantian penyedia pelayanan (mungkin sulit untuk dilacak dan dibuktikan).

Dibeberapa Negara maju seperti Amerika dan Australia praktik telenursing ini, sudah menjadi suatu pelayanan utama dengan protocol yang sangat optimal dan tertata jelas, sehingga profesionalisme pelayanan keperawatan sangat terjamin dengan regulasi yang cukup baik.

Di Indonesia sendiri yang sudah lama dirintis adalah pemberian pelayanan asuhan keperawatan langsung kerumah klien (Home Care). Bentuk pelayanan ini belum menggunakan system telenursing, yang ada hanya sebatas pelayanan call center pelayanan darurat. Mengingat sudah jelasnya perkembangan ilmu dan teknologi informasi, sudah seyogyanya organisasi profesi keperawatan di Indonesia mampu menyususn suatu program layanan telenursing yang berkualitas dengan landasan penggunaan teknologi yang dimulai dengan hal atau alat sederhana sekalipun.

(11)

BAB IV KESIMPULAN

Telenursing merupakan suatu system yang dikembangkan untuk diterapkan dengan berbasis teknologi dalam upaya memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Perkembangan ilmu dan teknologi ini sangat jelas membantu, terlebih kearah pendekatan akses pelayanan keperawatan kepada klien individu, masyarakat, serta komunitas. Dalam keperawatan jiwa sendiri sangat terdukung untuk penerapan telenursing ini, dimana bisa mensinergikan proses perawatan klien secara langsung dirumah sakit, serta pemberian psikoedukasi keluarga melalui telenursing ini, sehingga kesiapan keluarga dalam perawatan klien dirumah bisa optimal dan tidak membuang banyak waktu untuk keluarga bisa datang kerumah sakit.

Harapan kedepan di Indonesia telenursing ini bisa didukung sepenuhnya untuk diterapkan dengan penyediaan layanan yang tepat guna, bisa dimulai dari hal yang sangat sederhana misalnya melalui penggunaan telepon minimal 3G yang bisa teleconference dalam memberikan psikoedukasi keluarga dengan klien gangguan jiwa. Serta lebih jauh lagi bisa diciptakan softwere yang bisa memprogram semua aktivitas telenursing bagi psikoedukasi keluarga dengan gangguan jiwa.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

American Nurses Association. (2001).Telephone Nursing Practice Administration and Practice Standards . Washington, DC: American Nurses Association. American Nurses Association.(2001). Developing telehealth protocols: a

blueprint for success. Washington, DC: American Nurses Association. College of Nurses of Ontario. (1999). Telephone Nursing Practice: Standards for

Nurses in Ontario.

College of Registered Nurses of Nova Scotia. (2007). Professional practice guidelines: Duty to provide care. Halifax: Author.

College of Registered Nurses of Nova Scotia. (2008). Telenursing practice guidelines: Duty to provide care. Halifax: Author.

Milholland, D.K. (2000). Telehealth & telenursing: Nursing and technology advance together. International Council of Nurses.

Robins, K.C. (1998). Telenursing: using technology to deliver healthcare. ANA Journal.

Schlachta L, Sparks S. Definitions of telenursing, telemedicine. In: Fitzpatrick J, ed. Encyclopedia of Nursing Research. New York: Springer Publishing, Inc; 1998.p. 558-59.

Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric Nursing (7th edition). St. Laouis: Mosby.

Townsend, C.M. (2005). Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing (3th Edition). Philadelphia: F.A. Davis Company.

Varcarolis, Elizabeth. M, et.al. (2006). Foundation of Psychiatric Mental Health Nursing A Clinical Approach, Edisi 5. St. Louis Missouri: Sounders Elsevier.

Videback, S.L. (2006). Psychiatric Mental Health Nursing (3rd edition). Philadhelpia: Lippincott Williams & Wilkins.

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk a tau benar salah menurut pengertian umum, tau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran

Proses yang dimaksud disini adalah hubungan tiga kegiatan yang berurutan, yaitu menilai situasi dan kondisi saat ini, merumuskan dan menetapkan situasi dan kondisi yang

Dengan melihat aspek promosi yang telah dilakukan oleh “Kaliurang Advanture” dan “Yoes Advanture” tersebut maka untuk lebih menarik pengunjung lebih banyak lagi perlu dibuat

Warga negara Indonesia dapat tinggal di Timor Timur, khususnya pada kecamatan-kecamatan atau sub- distrik yang telah ditetapkan selama sepuluh hari, dan warga

 Mengulas secara singkat apa yang telah siswa pelajari  Feedback untuk mengetahui daya serap siswa1.  Memberi

Wuerch et al mengevaluasi efek kalsium hidroksida sebagai medikamen intrakanal terhadap seal pada daerah apikal sistem saluran akar yang diobturasi menggunakan gutta-percha

Pengaruh Masa Kerja dan Intensitas Penerangan terhadap Kelelahan Mata Pada Pekerja Batik Tulis Laweyan Surakarta, Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Definisi operasional metode kerja kelompok di SD Negeri 5 Sendangharjo adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa