• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

92 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan hasil dari pengembangan serta pembahasan dari model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat

intermediate yang dimulai dari studi pendahuluan, proses pengembangan, uji coba

produk, dan hasil uji efektifitas dari produk pengembangan yang akan dijabarkan sebagai berikut.

A. Data Ringkasan Hasil Penelitian

Pada table 4.1 akan disajikan data ringkasan dari hasil penelitian pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik berbasis media flip

book maker pada pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang.

Tabel 4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian

No K o m p o n e n T e m u a n

1. Tahap Pertama (Studi Pendahuluan)

Studi pendahuluan terdiri dari analisis kebutuhan dan

wawancara kepada para pelatih futsal yang melatih pada tim futsal SM Futsal Academy dan Bina Harapan Setia (BHS)

A. Analisis Kebutuhan 1. Analisis Kebutuhan

a. Peneliti menentukan tempat penelitian yaitu di Kota Malang dengan subyek pemain futsal tingkat intermediate. b. Wawancara bebas dengan pelatih futsal

yang dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan tentang penguasaan kemampuan teknk dasar dan kemampuan fisik pemain futsal tingkat

intermediate di Kota Malang.

2. Analisi Data Hasil Analisis Kebutuhan a. Hasil dari penentuan masalah yang akan

diteliti adalah kemampuan teknik dasar dan kemampuan fisik pada pemain futsal.

b. Subyek penelitian yang sesuai untuk diteliti adalah pemain futsal pada tingkat

intermediate.

c. Tempat penelitian ditetapkan dengan dua tim futsal yang membina pemain futsal tingkat intermediate yaitu tim futsal SM Futsal Academy dan Bina Harapan Setia (BHS).

d. Hasil wawancara bebas dengan para pelatih didapatkan informasi mengenai

(2)

kurangnya penguasaan teknik dasar dan masih kurangnya kemampuan fisik para pemain.

B. Menyusun Draft Pengembangan dan Pembuatan Produk Berbasis Media Flip Book Maker

1. Kajian Teoritis

Kajian teoritis merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori empiris yang ada. Teori-teori yang mendasari pada produk ini adalah :

a. Futsal dan teknik dasar futsal. b. Latihan fisik.

c. Model latihan.

2. Penyusunan dan Pengembangan Produk Awal

Perencanaan produk awal yang dalam hal ini model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal berdasarkan pada kajian teoritis sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Model latihan teknik dasar futsal

1) Model latihan passing. 2) Model latihan control. 3) Model latihan dribble. 4) Model latihan shooting. b. Latihan fisik futsal

1) Model latihan daya tahan

(endurance).

2) Model latihan kecepatan (speed). 3) Model latihan kelincahan (agility). 4) Model latihan power.

3. Pembuatan video model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal.

4. Penuangan video dan petunjuk pelaksanaan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal kedalam media flip book maker (pembuatan media flip book maker).

2. Tahap Kedua (Uji Coba Produk)

Tahap uji coba produk terdiri dari evaluasi ahli

(expert judgement),

terhadap rancangan produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal serta media

1. Uji Coba dengan Evalusi Ahli (Expert

Judgment)

a. Uji coba ini bertujuan untuk meperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. b. Instrument yang digunakan pada uji

(3)

flip book maker.

Melakukan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.

judgment) ini adalah dengan

menggunakan skala penilaian (rating

scales).

c. Dari hasil uji ahli didapatkan hasil sebagai berikut :

1) Ahli futsal (n=2) diperoleh hasil dengan presentase 88.40 % sehingga model latihan dapat diuji cobakan. 2) Ahli latihan fisik (n=1) diperoleh

hasil dengan presentase 83.33 % sehingga model latihan dapat diuji cobakan.

3) Ahli media (n=1) diperoleh hasil dengan presentase

2. Uji Coba Kelompok Kecil

a. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari persetujuan para ahli terhadap model latihan yang dikembangkan.

b. Tujuan dilakukannya uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui kelayakan produk terhadap subyek dengan jumlah terbatas.

c. Subyek yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 12 pemain.

d. Instrument yang digunakan adalah skala penilaian (rating scales) yang bersifat tertutup.

e. Dari hasil uji coba kelompok kecil diperoleh presentase sebesar 78.84 % (cukup valid), sehingga model latihan dapat dilanjutkan ke tahap uji coba kelompok besar.

3. Uji Coba Kelompok Besar

a. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari uji coba kelompok kecil.

b. Tujuan dilakukannya uji coba kelompok besar adalah untuk mengetahui kelayakan produk terhadap subyek dengan jumlah yang lebih luas.

c. Subyek yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 24 pemain.

d. Instrument yang digunakan adalah skala penilaian (rating scales) yang bersifat tertutup.

e. Dari hasil uji coba kelompok besar diperoleh presentase sebesar 84.30 % (valid), sehingga model latihan dapat dilanjutkan ke tahap uji efektifitas

(4)

produk. 3. Tahap Ketiga (Uji

Efektifitas Produk)

1. Uji efektifitas produk ini dilakukan dengan mengunakan 2 tim yaitu tim futsal Bina Harapan Setia (BHS) dan SM Futsal

Academy sebagai kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol pada model latihan teknik dasar dan model latihan fisik.

2. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberikan perlakuan dengan produk yang dikembangkan sedangkan kelompok control adalah kelompok dengan perlakuan konvensional atau latihan mandiri.

3. Dilakukan dengan desain pre-test dan

post-test dengan pemilihan kelompok secara

acak (two group randomize pre test and

post test).

4. Menggunakan teknik tes sebagai instrument tes.

5. Hasil yang didapatkan dari uji efektifitas ini bahwa produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar dan kemampuan fisik pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang. 4. Hasil dan laporan

produk akhir

Produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal berbasis media flip book maker.

B. Studi Pendahuluan

Penelitian pengembangan dimulai dengan melakukan studi pendahuluan yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut Arikunto (2009:26) “studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumplan data sementara demi pastinya langkah yang akan dilalui”. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi awal terhadap masalah apa yang ingin diungkapkan dan dibahas pada penelitian yang dilakukan. Masalah penelitian yang akan dibahas dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan sebagai ruang lingkup dalam membatasi masalah yang akan diteliti. Tahap studi pendahuluan ini akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu, melakukan analisis kebutuhan dan menyusun draft pengembangan dan pembuatan produk berbasis media flip book maker, hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

(5)

1. Analisis Kebutuhan dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan

Analisis kebutuhan merupakan cara untuk mengetahui tentang segala materi yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian. Analisis kebutuhan terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan sehinga dapat menjelaskan dan menemukan suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam penelitian. Analisis kebutuhan dimulai dari peneliti menentukan masalah yan akan diteliti. Penentuan masalah ini dimulai dari menentukan materi yang akan dijadikan bahan penelitian yang dalam hal ini adalah cabang olahraga futsal. Dalam olahraga futsal terdiri dari berbagai komponen yang diantaranya terdiri dari komponen teknik, taktik dan fisik. Dari tiga komponen tersebut peneliti menentukan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan teknik dasar dan fisik pada olahraga futsal yang akan di angkat sebagai masalah penelitian. Peneliti kemudian mengarah lebih lanjut kepada penentuan subyek penelitian, berdasarkan masalah penelitian yang akan diangkat maka peneliti memilih serta menyesuaikan karakteristik subyek yang akan diteliti. Peneliti memilih pemain futsal tingkat intermediet sebagai subyek penelitian dengan asumsi bahwa keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal merupakan keterampilan yang merupakan suatu kebutuhan penting bagi seorang pemain dengan tingkat penguasaan keterampilan intermediet.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti guna untuk memperoleh hasil atau informasi tentang teknik dasar dan latihan fisik futsal, peneliti menggunakan teknik wawancara. Peneliti melakukan wawancara bebas dengan para pelatih dari kedua tim sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil wawancara peneliti terhadap pelatih diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Pelatih Futsal I

No Aspek / Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Seberapa pentingkah penguasaan teknik dasar futsal dan kemampuan fisik yang dibutuhkan oleh pemain futsal?

Sangat penting, karena teknik dasar merupakan modal dalam bermain futsal, sama halnya juga dengan kemampuan fisik.

2 Pengetahuan tentang teknik dasar futsal apa saja yang saudara ketahui?

(6)

3 Pengetahuan tentang latihan fisik futsal apa saja yang saudara ketahui?

Endurance, coordination run, speed endurance.

4 Bagaimanakah

kemampuan penguasaan teknik dasar permainan futsal secara keseluruhan yang saudara bina saat ini, termasuk penjaga gawang?

Baik, karena pada saat melatih pemberian teknik dasar menjadi hal yang utama dalam latihan.

5 Bagaimanakah

kemampuan kondisi fisik pemain futsal secara keseluruhan yang saudara bina saat ini?

Kurang, karena masih kurang dalam pemberian materi latihan fisik dan terkendala dengan kondisi pemain.

6 Program latihan teknik dasar seperti apa yang sering saudara berikan pada saat melatih,

termasuk penjaga gawang?

Basic training teknik dasar, fungsional

teknik dasar, advance training (lanjutan) teknik dasar, game situation teknik dasar.

7 Program latihan fisik seperti apa yang sering saudara berikan pada saat melatih?

Speed coordination, endurance dan latihan

fisik dengan moving with ball

8 Menurut saudara teknik dasar apa yang paling penting untuk dikuasai oleh pemain?

Passing, control, dribbling dan shooting

9 Menurut saudara latihan fisik seperti apa yang paling penting untuk berikan pada pemain?

Endurance dan speed endurance

10 Selama saudara melatih, kendala seperti apa yang saudara alami saat

memberikan latihan teknik dasar maupun latihan fisik?

Disiplin pemain

11 Menurut saudara, perlukah diberikan model latihan fisik dan model latihan fisik pada pemain saudara?

Sangat perlu, karena untuk menghindari kejenuhan pada pemain tetapi model latihan yang dibuat tetap dengan tujuan untuk memperoleh peningkatan teknik dasar dan fisik pemain.

(7)

Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Pelatih Futsal II

No Aspek / Pertanyaan Hasil Wawancara 1 Seberapa pentingkah

penguasaan teknik dasar futsal dan kemampuan fisik yang dibutuhkan oleh pemain futsal?

Teknik dasar sangat penting karena sebagai penunjang dasar bermain dan sistim

permainan sedangkan kemampuan fisik sebagai komponen utama dalam menunjang teknik dasar. Selain itu kedua komponen teknik dasar dan kemampuan fisik sebagai faktor utama penunjang permainan futsal. 2 Pengetahuan tentang

teknik dasar futsal apa saja yang saudara ketahui?

Passing, controlling, dribbling, shooting, heading dan holding ball atau holl up ball

(penguasaan bola). 3 Pengetahuan tentang

latihan fisik futsal apa saja yang saudara ketahui?

Power, endurance, speed

4 Bagaimanakah

kemampuan penguasaan teknik dasar permainan futsal secara keseluruhan yang saudara bina saat ini, termasuk penjaga gawang?

Masih kurang dalam pemahaman teknik dasar futsal, karena keterlambatan dalam

mempelajari teknik dasar futsal.

5 Bagaimanakah

kemampuan kondisi fisik pemain futsal secara keseluruhan yang saudara bina saat ini?

Tidak terlalu baik, hal ini menjadi salah satu kendala di dalam program latihan karena pemain yang dilatih bukan merupakan pemain professional sehingga sering terkendala dengan aktifitas keseharian pemain. 6 Program latihan teknik

dasar seperti apa yang sering saudara berikan pada saat melatih, termasuk penjaga gawang?

Basic training teknik dasar, advance training

(lanjutan) teknik dasar, game situation teknik dasar.

7 Program latihan fisik seperti apa yang sering saudara berikan pada saat melatih?

Speed jarak pendek karena salah satu

komponen fisik ini menjadi penunjang bagi pemain dimana pada permainan futsal ini mengandalkan permainan yang cepat. 8 Menurut saudara teknik

dasar apa yang paling penting untuk dikuasai oleh pemain?

Passing, control, dribbling dan shooting

9 Menurut saudara latihan fisik seperti apa yang paling penting untuk

Power (25%), endurance (25%), speed (50%).

(8)

berikan pada pemain? 10 Selama saudara melatih,

kendala seperti apa yang saudara alami saat memberikan latihan teknik dasar maupun latihan fisik?

Kendala dalam latihan fisik adalah aktifitas keseharian pemain, fasilitas dan nutrisi. Sedangkan kendala pada teknik dasar adalah pemain yang umurnya sudah bukan waktunya lagi untuk mempelajari teknik dasar dan waktu.

11 Menurut saudara,

perlukah diberikan model latihan fisik dan model latihan fisik pada pemain saudara?

Perlu, karena pemberian variasi model latihan yang baik berkaitan dengan coaching point (pencapain latihan) yang diharapkan oleh pelatih dan peningkatan dalam latihan.

Dari hasil wawancara awal dengan pelatih tim futsal di Kota Malang belum ada yang menyusun program secara terstruktur. Peneliti mengambil subyek pemain futsal intermediate dikarenakan untuk pembinaan pemain tingkat

intermediate di Kota Malang. Mengingat pentingnya penguasaan keterampilan

teknik dasar dan kemampuan fisik dari seorang pemain futsal.

2. Pengkajian Teori

Tahap pengembangan produk terdiri dari pengkajian terhadap teori-teori pendukung tentang futsal yang berkaitan dengan latihan teknik dasar dan latihan fisik serta tahap penyusunan draft awal produk pengembangan. Pengkajian teori diperlukan untuk mendasari penyusunan produk yang dalam hal ini adalah produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. Teori-teori yang digunakan adalah teori umum tentang futsal dan metodologi latihan fisik dan materi khususnya adalah tentang teknik dasar futsal dan latihan fisik serta teori-teori umum yang menyangkut permasalahan latihan dan aspek-aspek pendukung dari teori latihan yang dapat melandasi penyusunan produk.

3. Menyusun Draft Pengembangan dan Pembuatan Produk Berbasis Media Flip Book Maker

Penyusunan produk pengembangan berbasis media flip book maker ini, peneliti memulainya dengan penyusunan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal yang akan di sajikan dalam media flip book maker. Selanjutnya pembuatan video, editing video, pembuatan desain cover dan desain halaman pada

(9)

flip book. Media flip book maker dibuat dengan isi didalamnya mencakup narasi

atau petunjuk pelaksanaan tentang model latihan teknik dasar dan latihan fisik, gambar atau petunjuk cara melakukan model latihan dan video dari model latihan.

C. Uji Coba Produk

Pada ujicoba produk ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahap dalam uji coba produk ini terdiri dari tahap evaluasi ahli

(experts judgements) terhadap rancangan produk model latihan teknik dasar dan

latihan fisik futsal, dan tahap uji coba kelompok besar dan uji coba luas dengan subjek penelitian. Adapun pelaksanaan tahapannya sebagai berikut.

1. Hasil Pengolahan Data Ahli Futsal, Ahli Latihan Fisik dan Ahli Media untuk Data Kuantitatif dan Kualitatif

Pelaksanaan evaluasi ahli ini untuk memperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. Dalam pelaksanaan evaluasi ahli ini menggunakan instrument sebagai alat evaluasi terhadap produk pengembangan. Instrument yang digunakan untuk uji coba dengan evaluasi ahli adalah dengan menggunakan skala penilaian (rating

scales). Hasil pengolahan data dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif

untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif untuk hasil evaluasi dengan pertanyaan dengan jawaban masukan dari narasumber.

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate adalah teknik analisis deskriptif persentase. Adapun hasil pengolahan data dari ahli untuk data kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Hasil Evaluasi dari Ahli Futsal

Tabel 4.4 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Ahli Futsal (n=2) dengan Jumlah Instrumen 44 Butir Pertanyaan

No A h l i Skor Skor Skor Persentase Ket

Minimal Maksimal Hasil

1 Ahli Futsal I 44 220 188 85,45 % Valid 2 Ahli Futsal

(10)

X 88,40 % Valid

Table 4.4 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli futsal adalah 88,40 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk dalam ketegori valid.

Selain analisis data hasil evaluasi untuk aspek kuantitatif, untuk mengetahui lebih lanjut tentang kelayakan produk, maka dilakukan analisis untuk aspek kualitatif. Analisis aspek kualitatif ini dimaksud untuk melakukan simpulan mengenai masukan dan saran dari para ahli untuk penyusunan produk. Simpulan akhir ini merupakan interpretasi dari ahli mengenai kelayakan produk. Hasil masukan dan saran dari para ahli disimpulkan bahwa produk model latihan teknik dasar pada pemain futsal tingkat intermediate ini sudah jelas dan valid untuk digunakan. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai berikut.

a) Ahli Futsal I

1) Sebaiknya pada video yang ditampilkan tidak hanya model atau peraga saja yang di video, sebaiknya pelatih atau dalam hal ini peneliti juga ada telihat didalam video, seperti salah satu contoh memberikan arahan atau contoh melakukan model latihannya.

2) Pada video berikan tanda cara melakukan teknik yang benar dan salah. 3) Model latihannnya lebih di sederhanakan lagi karena sasaran latihannya

untuk pemain futsal intermediate. b) Ahli Futsal II

1) Pemilihan peralatan latihan lebih tepat lagi seperti, cone, marker dan lain-lain.

2) Pada video tampilkan tanda bahwa teknik yang dilakukan salah atau benar.

3) Model latihan teknik dasar yang telah dibuat harus lebih jeli pada tujuan latihan (coaching point).

(11)

Berdasarkan dari evaluasi ahli futsal di atas maka direkomendasikan bahwa produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate adalah layak untuk di uji coba dengan revisi sesuai saran.

2. Hasil Evaluasi dari Ahli Latihan Fisik

Tabel 4.5 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Ahli Latihan Fisik (n=1) dengan Jumlah Instrumen 48 Butir Pertanyaan

No A h l i Skor Skor Skor Persentase Ket

Minimal Maksimal Hasil 1 Ahli Latihan

Fisik 48 240 200 83,33 % Valid

X 83,33 % Valid

Table 4.5 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli latihan fisik adalah 83,33 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk dalam ketegori valid.

Selain analisis data hasil evaluasi untuk aspek kuantitatif, untuk mengetahui lebih lanjut tentang kelayakan produk, maka dilakukan analisis untuk aspek kualitatif. Analisis aspek kualitatif ini dimaksud untuk melakukan simpulan mengenai masukan dan saran dari para ahli untuk penyusunan produk. Simpulan akhir ini merupakan interpretasi dari ahli mengenai kelayakan produk. Hasil masukan dan saran dari para ahli disimpulkan bahwa produk model latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate ini sudah jelas dan valid untuk digunakan. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai berikut.

1) Latihan harus dari ringan ke berat, dari yang mudah ke sulit, dan dari yang sederhana ke yang kompleks.

2) Tambahkan tujuan dari model latihan yang telah dibuat.

3) Secara keseluruhan sudah baik, model latihannya juga dibuat sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan futsal.

(12)

Berdasarkan dari evaluasi ahli latihan fisik di atas maka direkomendasikan bahwa produk model latihan fisik pemain futsal tingkat

intermediate adalah layak untuk di uji coba dengan revisi sesuai saran.

3. Hasil Evaluasi dari Ahli Media

Tabel 4.6 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Media (n=1) dengan Jumlah Instrumen 30 Butir Pertanyaan

No A h l i Skor Skor Skor Persentase Ket

Minimal Maksimal Hasil 1 Ahli

Media 30 150 124 82,66 % Valid

X 82,66 % Valid

Table 4.6 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli media adalah 82,66 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk dalam ketegori valid.

Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai berikut.

1) Komposisi visual.

2) Aimasi “gelembung bola jatuh” dalam frame video atau tayangan video sebaiknya dihilangkan.

3) Font back cover diganti jenisnya.

4) Dengan kesimpulan cukup bagus, menarik dan informatif.

Produk model latihan tekik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate jika ditinjau dari table 4.4, 4.5 dan 4.6 dapat diuji cobakan ke tahap berikutnya dengan hasil presentase yang mengacu pada klasifikasi berikut ini.

Tabel 4.7 Presentase Hasil Evaluasi

Persentase Keterangan

80% - 100 % Valid / digunakan 60% - 79% Cukup valid / digunakan

(13)

50% - 59 % Kurang valid / diganti <50% Tidak valid / diganti (Sumber: Maksum 2009:57)

2. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Kelompok Kecil dan Kelompok Besar Tabel 4.8 disajikan pengolahan keseluruhan data hasil evaluasi kelompok uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar terhadap rancangan produk pengembangan yang berupa model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate dengan jumlah instrument sebanyak 92 pertanyaan untuk uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Pada uji coba kelompok kecil sampel yang digunakan sebanyak 12 orang pemain dan 24 orang pemain pada uji coba kelompok besar. Pelaksanaan uji coba kelompok ini juga dihadiri oleh pelatih masing-masing tim. Berikut ini merupakan hasil ujicoba kelompok kecil dan besar.

Tabel 4.8 Data Hasil Uji Coba Kelompok

No Aspek Skor

Minimal

Skor Maksimal

Skor

Hasil Presentase Ket

1 Uji Coba Kelompok Kecil (n=12) 1104 5520 4352 78,84 % Cukup Valid 2 Uji Coba Kelompok Besar (n=24) 2208 11.040 9307 84,30 % Valid

Setelah melakukan uji coba kelompok kecil, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba kelompok kecil yang telah dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para pemian atau smapel. Hal ini bertujuan untuk perbaikan produk yang akan diujicobakan kembali dengan subyek yang lebih banyak atau uji coba kelompok besar. Setelah melakukan uji coba kelompok besar peneliti kembali melakukan revisi sesuai masukan dari pemain di lapangan dengan tujuan agar produk model latihan bisa lebih baik pada saat digunakan pada saat uji efektifitas produk.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.8 diketahui jumlah hasil evaluasi uji coba kelompok kecil yaitu 78,84 % (cukup valid) sedangkan uji coba

(14)

kelompok besar yaitu 84,30 % (valid), sehingga rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap uji efektifitas produk, dengan klasifikasi yang mengacu pada tabel 4.7.

3. Hasil Pengembangan Model Latihan

Hasil pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate dapat disimpulkan bahwa produk layak untuk diuji ke tingkat efektifitasannya. Hal ini terlihat dari keseluruhan tahapan evaluasi dan analisis yang dilakukan oleh peneliti yang melibatkan ahli untuk pengujian tingkat kelayakan dan melibatkan pemain futsal tingkat intermediet untuk mengetahui tingkat keberterimaan dari produk yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa produk valid dan layak untuk di uji tingkat efektivitasnya. Didukung dengan hasil analisis pada tiap tahapan dan interpretasi akhir oleh para ahli, subyek, maupun peneliti. Pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate ini selanjutnya akan diuji tingkat efektivitasnya.

D. Uji Efektifitas Produk Pengembangan

Uji efektifitas produk dalam penelitian pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik pemain futsal tingkat intermediate antara kelompok coba atau yang diberikan latihan berdasarkan program latihan teknik dasar dan latihan fisik dari hasil pengambangan dengan kelompok kontrol yang latihannya secara konfensional. Uji efektifitas terhadap kelompok perlakuan dilakukan dilapangan Kick Off futsal mulai dari tanggal 19 Desember 2016 hingga tanggal 23 Januari 2017. Latihan dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 Wib dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu.

Untuk mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan teknik dasar dan peningkatan kemampuan fisik maka dilakukan pre-test dan post-test keterampilan

(15)

teknik dasar dan kemampuan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang.

1. Deskripsi Data

Adapun data yang telah terkumpul dari pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir) keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel data sebagai berikut.

a) Hasil Deskripsi Data Keterampilan Teknik Dasar

Berikut ini penyajian hasil deskripsi data kemampuan fisik futsal.

Tabel 4.9 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Keterampilan Teknik Dasar Futsal Kelompok Eksperimen

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 1,32 1,28 7,80 1,30 Posttest 6 1,22 1,18 7,20 1,20

Deskripsi data pada tabel 4.9 dimana hasil pre-test keterampilan teknik dasar futsal kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 1,23 detik dan hasil maksimum 1,28 detik dengan rata-rata 1,29 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 1,22 detik dan hasil maksimum 1,18 detik dengan rata-rata 1,19 detikdari jumlah 6 orang sampel.

Tabel 4.10 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Keterampilan Teknik Dasar Futsal Kelompok Kontrol

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 1,33 1,29 7,87 1,31 Posttest 6 1,29 1,25 7,61 1,27

Deskripsi data pada tabel 4.10 dimana hasil pre-test keterampilan teknik dasar futsal kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 1,32 detik dan hasil maksimum 1,29 detik dengan rata-rata 1,30 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 1,29 detik dan hasil maksimum 1,23 detik dengan rata-rata 1,56 detikdari jumlah 6 orang sampel.

(16)

b) Hasil Deskripsi Data Kemampuan Fisik Futsal

Berikut ini penyajian hasil deskripsi data kemampuan fisik futsal.

Tabel 4.11 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal (Power) Kelompok Eksperimen

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 2,22 2,26 13,44 2,24 Posttest 6 2,30 2,37 14,03 2,34

Deskripsi data pada tabel 4.11 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal (power) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 2,20 meter dan hasil maksimum 2,25 meter dengan rata-rata 2,23 meter. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 2,30 meter dan hasil maksimum 2,37 meter dengan rata-rata 2,33 meter dari jumlah 6 orang sampel.

Tabel 4.12 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal (Power) Kelompok Kontrol

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 2,21 2,25 13,38 2,23 Posttest 6 2,27 2,30 13,72 2,29

Deskripsi data pada tabel 4.12 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal (power) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 2,21 meter dan hasil maksimum 2,24 meter dengan rata-rata 2,22 meter. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 2,27 meter dan hasil maksimum 2,29 meter dengan rata-rata 2,28 meter dari jumlah 6 orang sampel.

Tabel 4.13 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Kelincahan (Agility) Kelompok Eksperimen

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 16,61 16,37 98,99 16,50 Posttest 6 16,32 15,89 96,58 16,10

(17)

Deskripsi data pada tabel 4.13 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal kelincahan (agility) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 16,61 detik dan hasil maksimum 16,37 detik dengan rata-rata 16,49 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 16,32 detik dan hasil maksimum 15,89 detik dengan rata-rata 16,09 detik dari jumlah 6 orang sampel.

Tabel 4.14 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Kelincahan (Agility) Kelompok Kontrol

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 17,02 16,62 101,08 16,85 Posttest 6 16,74 16,41 99,76 16,63

Deskripsi data pada tabel 4.14 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal kelincahan (agility) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 17,02 detik dan hasil maksimum 16,62 detik dengan rata-rata 16,84 detik. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 16,74 detik dan hasil maksimum 16,41 detik dengan rata-rata 16,62 detik dari jumlah 6 orang sampel.

Tabel 4.15 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Kecepatan (Speed) Kelompok Eksperimen

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 3,51 3,38 20,62 3,44 Posttest 6 3,18 2,98 18.59 3.10

Deskripsi data pada tabel 4.15 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal kecepatan (speed) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 3,51 detik dan hasil maksimum 3,38 detik dengan rata-rata 3,43 detik. Sedangkan hasil

post-test memproleh hasil minimum 3,18 detik dan hasil maksimum 2,98 detik

dengan rata-rata 3,10 detik dari jumlah 6 orang sampel.

Tabel 4.16 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Kecepatan (Speed) Kelompok Kontrol

N Hasil

Minimum

Hasil

(18)

Pretest 6 3,52 3,34 20,68 3,45

Posttest 6 3,33 3,25 19,73 3,29

Deskripsi data pada tabel 4.16 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal kecepatan (speed) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 3,52 detik dan hasil maksimum 3,34 detik dengan rata-rata 3,43 detik. Sedangkan hasil

post-test memproleh hasil minimum 3,33 detik dan hasil maksimum 3,25 detik dengan

rata-rata 3,28 detik dari jumlah 6 orang sampel.

Tabel 4.17 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Daya Tahan (Endurance) Kelompok Eksperimen

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 37,10 39,20 229,25 38,21 Posttest 6 45,90 47,10 278,40 46,40

Deskripsi data pada tabel 4.17 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal daya tahan (endurance) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 37,10 ml/kgBB/menit dan hasil maksimum 39,20 ml/kgBB/menit dengan rata-rata 38,20 ml/kgBB/menit. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 45,90 ml/kgBB/menit dan hasil maksimum 47,10 ml/kgBB/menit dengan rata-rata 46,40 ml/kgBB/menit dari jumlah 6 orang sampel.

Tabel 4.18 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal Daya Tahan (Endurance) Kelompok Kontrol

N Hasil Minimum Hasil Maximum Mean Pretest 6 37,10 39,20 227,85 37,98 Posttest 6 42,10 43,90 258,60 43,10

Deskripsi data pada tabel 4.17 dimana hasil pre-test kemampuan fisik futsal daya tahan (endurance) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 37,10 ml/kgBB/menit dan hasil maksimum 39,20 ml/kgBB/menit dengan rata-rata 37,97 ml/kgBB/menit. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 42,10

(19)

ml/kgBB/menit dan hasil maksimum 43,90 ml/kgBB/menit dengan rata-rata 43,10 ml/kgBB/menit dari jumlah 6 orang sampel.

2. Pengujian Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi

Sebelum dilakukannya analisis data perlu dilakukannya uji distribusi kernomalannya atau uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode llilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal adalah sebagai berikut. Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Keterampilan Teknik Dasar

Kelompok N X SB Lo Ltabel α 0.05 Kesimpulan Eksperimen 6 1,20 0,014 0,2611 0,319 Lo < Ltabel Normal Kontrol 6 1,27 0,016 0,2357 Lo < Ltabel Normal

Hasil uji normalitas yang dilakukan pada tes keterampilan teknik dasar futsal pada kelompok kontrol diperoleh nilai yaitu.

1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh Lo = 0,2486 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf signifikansi dengan α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal.

2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh Lo = 0,2357 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf signifikansi dengan α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal.

(20)

Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Kemampuan Fisik Futsal

Tes Klmpok N X SB Lo Ltabel α 0.05 Kesim pulan Power Eksperi men 6 2,34 0,024 0,1628 0,319 Lo < Ltabel Normal Kontrol 6 2,29 0,014 0,2611 Lo < Ltabel Normal Kelincahan (Agility) Eksperi men 6 16,10 0,152 0,1864 0,319 Lo < Ltabel Normal Kontrol 6 16,63 0,110 0,2064 Lo < Ltabel Normal Kecepatan (Speed) Eksperi men 6 3,10 0,064 0,1366 0,319 Lo < Ltabel Normal Kontrol 6 3,29 0.027 0,2704 Lo < Ltabel Normal Daya Tahan (Endrance) Eksperi men 6 46,40 0,447 0,2019 0,319 Lo < Ltabel Normal Kontrol 6 43,10 0,651 0,2291 Lo < Ltabel Normal

Hasil uji normalitas yang dilakukan pada tes kemampuan fisik futsal pada kelompok kontrol diperoleh nilai yaitu.

a. Power

1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh Lo = 0,1628 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal.

2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh Lo = 0,2611 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal.

(21)

b. Kelincahan (agility)

1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh Lo = 0,1864 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal.

2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh Lo = 0,2064 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal.

c. Kecepetan (speed)

1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh Lo = 0,1366 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termsuk berdistribusi normal.

2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh Lo = 0,2704 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal.

d. Daya Tahan (endurance)

1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen diperoleh Lo = 0,2019 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal.

2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol diperoleh Lo = 0,2291 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

(22)

disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji homogenitas variansi populasi dimaksudkan untuk menguji kesamaan variansi pada populasi. Uji homogenitas variansi populasi pada penelitian ini dilakukan dengan Uji F. Berikut ini hasil uji homogenitas variansi populasi dari hasil tes keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal.

Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi Keterampilan Teknik Dasar Futsal

Tes Kel N ∑X dan ∑Y Rata-rata Skor

S data Fo α 0.05 Ftabel Kesim

pulan Teknik Dasar Futsal Ekspe rimen 6 7,20 1,20 0,0155 1,1118 5,05 Fo < Ftabel Homogen Kon trol 6 7,61 1,27 0,0172 Fo < Ftabel Homogen

Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji homogenitas variansi populasi pada tabel 4.21.

1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 1,1118

dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih kecil

dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen) dan Y

(kelompok kontrol) dinyatakan homogen.

Tabel 4.22 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi Kemampuan Fisik Futsal Tes Kel N ∑X dan ∑Y Rata-rata Skor S data Fo Ftabel α 0.05 Kesim pulan Fisik Futsal (Power) Ekspe rimen 6 14,03 2,34 0,0264 1,7531 5,05 Fo < Ftabel Homogen Kon trol 6 13,72 2,29 0,0151 Fo < Ftabel Homogen

(23)

Fisik Futsal (Kelin cahan) Ekspe rimen 6 96,58 16,10 0,1665 1,3801 5,05 Fo < Ftabel Homogen Kon trol 6 99,76 16,63 0,1206 Fo < Ftabel Homogen Fisik Futsal (Kece patan) Ekspe rimen 6 18,59 3,10 0,0703 2,3464 5,05 Fo < Ftabel Homogen Kon trol 6 19,73 3,29 0,0299 Fo < Ftabel Homogen Fisik Futsal (Daya Tahan) Ekspe rimen 6 278,40 46,40 0,4899 1,6279 5,05 Fo < Ftabel Homogen Kon trol 6 258,60 43,10 0,7975 Fo < Ftabel Homogen

Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji homogenitas variansi populasi pada tabel 4.22.

a. Power

1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 1,7531

dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih

kecil dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen)

dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen. b. Kelincahan (agility)

1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 1,3801

dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih

kecil dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen)

dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen. c. Kecepatan (speed)

1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 2,3464

dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih

kecil dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen)

(24)

d. Daya Tahan (endurance)

1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 1,6279

dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih

kecil dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen)

dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen.

c. Uji Signifikansi

Proses penghitungan uji signifikansi pada penelitian ini menggunakan Uji – t, berikut ini penjelasan hasil uji signifikansi pada tes keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal.

Tabel 4.23 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi (Uji-t) Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Teknik Dasar Futsal

Tes Kel N Hasil Tes Nilai Beda to ttabel α 0.01 Kesim pulan Pre Test Post Test Teknik Dasar Futsal Ekspe rimen 6 7,80 7,20 0,60 232,379 4,032 to > ttabel Signifikan Kon trol 6 7,87 7,61 0,26 36,368 to > ttabel Signifikan

Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji signifikansi pada tabel 4.23.

1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to

= 232,379 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan

bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data

signifikan untuk taraf signifikansi 0,01 %.

2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to = 36,368

dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa to lebih

besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk

(25)

Tabel 4.24 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi (Uji-t) Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Fisik Futsal

Tes Kel N Hasil Tes Nilai Beda to ttabel α 0.01 Kesim pulan Pre Test Post Test Fisik Futsal (Power) Ekspe rimen 6 13,44 14,03 0,59 47,222 4,032 to > ttabel Signifikan Kon trol 6 13,38 13,72 0,34 47,558 to > ttabel Signifikan Fisik Futsal (Kelin cahan) Ekspe rimen 6 98,99 96,58 2,41 79,915 4,032 to > ttabel Signifikan Kon trol 6 101,08 99,76 1,32 68,935 to > ttabel Signifikan Fisik Futsal (Kece patan) Ekspe rimen 6 20,62 18,59 2,03 107,573 4,032 to > ttabel Signifikan Kon trol 6 20,68 19,73 0,95 41,029 to > ttabel Signifikan Fisik Futsal (Daya Tahan) Ekspe rimen 6 229,25 278,40 49,15 164,841 4,032 to > ttabel Signifikan Kon trol 6 227,85 258,60 30,75 82,839 to > ttabel Signifikan

Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji signifikansi pada tabel 4.23.

a. Power

1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to = 47,222 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil

perbandingan bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.

2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to =

47,558 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa

to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data

(26)

b. Kelincahan (agility)

1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to = 79,915 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil

perbandingan bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.

2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to =

68,935 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa

to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data

signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. c. Kecepatan (speed)

1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to = 107,573 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil

perbandingan bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.

2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to =

41,029 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa

to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data

signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%. d. Daya Tahan (endurance)

1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to = 164,841 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil

perbandingan bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.

2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to =

(27)

to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data

signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.

3. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu sebagai berikut.

a) Pemeriksaan Rekan Sejawat

Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan diskusiterhadap metode serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Pemeriksaaan rekan sejawat merupakan salah satu langkah pemeriksaan keabsahan data. Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi terhadap metode serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keterbukaan dan kejujuran serta menghasilkan suatu klarifikasi terhadap penafsiran dari hasil-hasil temuan dalam penelitian. Temuan-temuan yang didapat dalam penelitian perlu adanya suatu klarifikasi untuk didapatkan suatu simpulan dari temuan tersebut.

Dalam penelitian ini klarifikasi dilakukan terhadap materi yang diangkat yaitu meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal dan kesesuaian dengan metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian pengembangan. Dari diskusi yang dilakukan didapatkan bahwa materi yang diangkat sangat penting untuk diteliti dan diberikan sesuatu yang baru sehingga dapat digunakan di masa mendatang. Dari sisi metodologi didapatkan simpulan bahwa metode penelitian pengembangan merupakan cara yang tepat menghasilkan suatu hal baru yang dapat digunakan sebagai referensi pemberian solusi. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapat dari penelitian bahwa Pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal dapat meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal para pemain futsal secara efektif dan efisien.

b) Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan ini terkait dengan peneliti sebagai salah satu instrument penelitian. Sumber data yang diperoleh berasal dari pengamatan

(28)

peneliti sendiri. Keikutsertaan peneliti ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang karena peneliti terlibat dalam proses penelitian dengan menjadi salah seorang pengamat. Peneliti secara keseluruhan mengamati segala bentuk-bentuk kejadian yang terjadi dalam penelitian untuk memperoleh keakuratan informasi dan meminimalisir terjadinya bias dalam penelitian. Dalam hal ini perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan terhadap keterlaksanaan penelitian yang kemudian dituliskan dalam bentuk catatan lapangan. Dari hasil catatan lapangan dapat diinterpretasikan hasil yang di dapat sudah cukup valid dan layak untuk dipertanggungjawabkan.

c) Triangulasi

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk pemeriksaan keabsahan data adalah dengan triangulasi. Adapun langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk triangulasi ini adalah sebagai berikut.

1. Triangulasi teori dimana peneliti membandingkan temuan penelitian dengan hasil teori yang didapat dilapangan dan dilakukan pembahasan.

2. Triangulasi metode dimana melakukan pengecekan terhadap subyek menggunakan pengamat yang lain. Dalam hal ini peneliti melibatkan pelatih dari tim futsal sebagai pengamat untuk memperoleh derajat kepercayaan terhadap hasil temuan penelitian. Hasil-hasil temuan lapangan dirangkum dan kemudian disajikan dalam satu hasil yang merupakan simpulan dari dua pengamatan.

3. Triangulasi sumber (experts judgements) dimana peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh temuan awal berupa permasalahan penelitian kepada salah satu ahli yang merupakan pelatih tim futsal yang diteliti dan membandingkan hasil temuan teori yang dirancang dalam produk awal untuk diberikan masukan dari para ahli atau narasumber. Dengan dilakukanya pemeriksaan terhadap keabsahan data yang didapat dalam penelitian maka diharapkan hasil dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan peneilitian.

(29)

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan prosedur penelitian pengembangan manghasilkan empat kelompok kesimpulan analisis dan dibagi menjadi beberapa tahap yang diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Tahap Pertama (Studi Pendahuluan)

Studi Pendahuluan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan yang merupakan suatu penelitian dimana secara garis besar dapat di simpulkan sebagai suatu solusi pemecahan terhadap masalah yang ditemukan di lapangan. Penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek pendidikan. Degeng (2002:1) menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan yaitu “penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan suatu produk”. Dalam penelitian pengembangan tidak selalu mengembangkan produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan selalu diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu.

Tahap pelaksanaannya dimulai dari studi pendahuluan yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut Arikunto (2009:26) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah yang akan dilalui”. Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan diangkat dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk membatasi masalah dalam penelitian. Dari ruang lingkup yang telah disusun tersebut akan dirumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian yang berlandaskan teori yang telah ada. Pada tahap ini akan dilakukan dua kegiatan yaitu analisis kebutuhan dan melakukan analisis data hasil dari analisis kebutuhan, yang dijelaskan pada bagian berikut ini.

(30)

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan suatu langkah awal dalam suatu penelitian yang memiliki karakteristik berbasis masalah dan memunculkan solusi untuk mengatasi suatu masalah tersebut. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, analisis kebutuan sangat penting dilakukan. Borg dan Gall (1983:753) “menyimpulkan bahwa analisis kebutuhan merupakan pengumpulan informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan kondisi yang diinginkan, untuk kebutuhan pemecahan masalah yang ada”. Informasi awal yang dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting sebagai awal penemuan terhadap masalah yang akan dijadikan sebagai perhatian utama dalam penelitian. Analisis kebutuhan sebagai suatu cara pengumpulan informasi awal dapat dilakukan dengan berbagai cara. Analisis kebutuhan juga merupakan cara untuk mengetahui tentang segala materi yang dibutuhkan dalam penelitian. Informasi awal dilapangan sangat diperlukan dalam penelitian pengembangan karena merupakan gambaran nyata kondisi yang ada dan sebagai suatu bahan kajian untuk ditemukan suatu kekurangan atau kelebihan dari suatu hal.

Pengumpulan informasi awal ini tentunya akan memunculkan beberapa implikasi terkait hasil perolehan informasi dari kondisi nyata yang ada di lapangan. Informasi ini akan bisa memunculkan suatu keadaan dimana terungkap keunggulan dari poin utama yang diamati, namun bisa juga muncul suatu permasalahan yang membutuhkan suatu solusi pemecahan sehingga menjadi lebih baik. Ketika muncul suatu keunggulan dari fokus utama yang menjadi bahan pengamatan, maka secara tidak langsung sejalan dengan harapan yang dimiliki, namun ketika muncul ketidaksesuaian dengan harapan yang dimilki maka akan timbul suatu masalah yang menjadi pemisah antara harapan dan kenyataan yang ada. Menurut Winarno (2011:9) “masalah merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, kesenjangan antara teori dan praktik yang memerlukan jawaban, penjelasan atau pemecahan”. Kemunculan suatu masalah di lapangan jelas membutuhkan suatu solusi untuk pemecahan dari masalah tersebut, sehingga tidak ada suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada di lapangan.

(31)

Studi pustaka merupakan sarana yang dimaksudkan untuk mempersiapkan pengumpulan data lapangan sebagai awal penentuan masalah penelitian dan mempelajari lebih lanjut tentang masalah penelitian yang yang akan diangkat serta pemahaman terhadap metodologi penelitian yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam analisis kebutuhan ada beberapa tahap yang dilakukan sehingga dapat menjelaskan dan menemukan suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam penelitian. Adapun cara pengumpulan informasi awal untuk analisis kebutuhan adalah dengan menggunakan instrument penelitian seperti, wawancara, kuisioner, tes dan observasi.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada pemain futsal di Kota Malang yang terkait dengan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate. Penelitian dititik beratkan pada pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkat dimana pemain difokuskan secara penuh dalam penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara bebas dengan pada pelatih futsal di Kota Malang.

b. Analisis Hasil Analisis Kebutuhan

Peneliti melakukan pengumpulan informasi awal dengan melakukan wawancara terhadap para pelatih tim futsal yang membina pemain tingkat

intermediate. “Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara dengan yang diwawancarai untuk memperoleh data berupa informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer)” (Winarno, 2011:100). Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas dimana tidak menggunakan pedoman pertanyaan secara khusus. Fokus utama penggalian informasi adalah penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik dari para pemain futsal. Dari hasil pengumpulan informasi awal didapatkan penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik dari para pemain futsal tingkat intermediate kurang baik.

Para pelatih mengemukakan bahwa teknik dasar dan kemampuan fisik futsal merupakan bagian terlemah yang dikuasai oleh para pemain tingkat

(32)

diberikan secara khusus yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal para pemain tingkat intermediate. Selain itu para pelatih juga mengemukakan bahwa adanya keterlambatan dari para pemain futsal tingkat intermediate dalam mempelajari teknik dasar futsal, para pemain juga sering sulit untuk diberikan materi latihan fisik karena sering terkendala dengan aktifitas sehari-hari dari para pemain sehingga hal ini mengakibatkan kondisi fisik dari para pemain tergolong buruk.

Keseluruhan langkah-langkah tersebut telah dilakukan oleh peneliti. Proses penentuan masalah penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sudah sesuai dengan teori mengenai penelitian pengembangan. Dalam prosedur penelitian pengembangan harus didahului dengan studi pendahuluan sebagai langkah awal pengumpulan informasi mengenai kejadian yang terjadi dilapangan yang pada akhirnya mengungkap suatu masalah. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti juga relevan dengan kebutuhan dari penelitian sehingga dapat memunculkan data-data pendukung mengenai masalah yang ditemukan dan akan ditemukan solusi dari masalah tersebut.

c. Menyusun dan Pembuatan Draft Pengembangan Produk Berbasis Media Flip Book Maker

Tahap penyusunan dan pembuatan produk ini terdiri beberapa tahapan yang meliputi tahap pengkajian teoritis, penyusunan dan pengembangan produk awal, pembuatan video dan pembuatan produk akhir berupa media flip

book maker. Adapun langkah-langkah pengembangan produk yang telah

dikembangkan dijelaskan sebagai berikut. 1. Pengkajian Teoritis

Tahap pertama dalam pengembangan produk ini adalah melakukan kajian terhadap teori yang digunakan untuk mendukung penelitian.Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori empiris yang ada. Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan dikembangkan produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan. Teori-teori yang digunakan merupakan teori yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan.

(33)

Penelitian ini membahas tentang pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal untuk pemain tingkat intermediate. Peneliti menggunakan teori-teori yang relevan dan mendukung produk penelitian yang dikembangkan. Teori-teori yang mendasari adalah.

a. Teori latihan b. Teori tentang futsal

c. Teori teknik dasar futsal yang meliputi (teori passing, teori dribbling, teori controlling, teori shooting)

d. Teori latihan fisik

e. Teori latihan fisik yang dibutuhkan untu pemain futsal f. Model

Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada logika berfikir empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan bentuk-bentuk penalaran yang dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis. Salah satu contoh untuk menjabarkan penyusunan dalam penulisan kajian teori menggunakan penalaran deduktif. Menurut (Hakim, dkk, 2012:5) “penalaran deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan bersifat umum ditarik kesimpulan bersifat khusus”. Hal yang cukup luas atau cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga nanti akan mengerucut pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang disusun. Hal ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi landasan dan dapat menunjukkan alur berfikir dari peneliti yang logis.

2. Penyusunan dan Pengembangan Produk Awal

Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate. Berdasarkan kegiatan studi pendahuluan dan pengkajian terhadap teori-teori empiris yang dijadikan landasan berfikir untuk menentukan materi yang akan dikembangkan, maka dilanjutkan dengan pembuatan draft produk awal yang dalam hal ini adalah menentukan dan merancang model-model latihan yang akan diterapkan dalam penelitian. Model latihan yang akan dikembangkan

(34)

dalam penelitian ini adalah model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate. Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu.

a. Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan model latihan teknik dasar dan latihan fisik untuk pemain futsal tingkat intermediate.

b. Model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal sesuai dengan karakteristik subyek untuk penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal.

Produk yang dikembangkan adalah produk model latihan penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal. Dalam perancangan produk awal ini peneliti memperhatikan beberapa faktor antara lain penyusunan materi latihan yang merupakan poin utama dalam produk. Materi latihan yang disusun didasarkan pada teori analisis gerak dan teori umum latihan sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif. Perancangan produk awal yang dalam hal ini model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal didasarkan pada kajian teoritis sehingga dirumuskan dalam susunan sebagai berikut.

a) Model latihan teknik dasar futsal 1) Model latihan passing.

2) Model latihan control. 3) Model latihan dribble. 4) Model latihan shooting. b) Latihan fisik futsal

1) Model latihan daya tahan (endurance). 2) Model latihan kecepatan (speed). 3) Model latihan kelincahan (agility). 4) Model latihan power.

3. Pembuatan Video Latihan Teknik Dasar dan Latihan Fisik Futsal Video model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal dibuat dengan rancangan sesuai pada yang telah disusun sesuai dengan produk awal. Pembuatan video ini dengan tiga kali pertemuan dan langsung dipandu oleh

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Strategy e-marketing yang diterapkan pada perusahaan adalah dengan strategi SOSTAC untuk membantu pemasaran produk pada PT JK Hutama Properti Indonesia, dengan

“ Unsur-unsur yang tidak terdapat dalam teks cerita sejarah adalah …!. waktu

Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok terlihat ketika ada kelom- pok yang salah atau kesulitan menjawab per- tanyaan pada saat presentasi, kelompok lain

Page 15 bencana alam, dan

Kata Kunci: Supervisi Kepala Sekolah dan Manajemen Kelas... ﺺﺨﻠﻣ ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﱃوﻷا ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﺳرﺪﳌا ﰱ ﻞﺼﻔﻟا ةرادإ ﻰﻠﻋ ﺔﺳرﺪﳌا ﺲﻴﺋر فاﺮﺷإ : ﻲﺳرﺎﻔﻟا نﺎﻤﻠﺳ 1 رﺎﺒﻤﻛ

– Pada institusi yang memiliki dokter spesialis kandungan, pemeriksaan untuk kasus kejahatan susila dilakukan oleh spesialis tersebut, bila tidak ada dilakukan oleh dokter

Aspek pemasaran yang harus diperhatikan adalah marketing mix (bauran pemasaran).. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dan dapat

Diharapkan dapat mengembangkan teori sikap sosial pada anak usia Sekolah Dasar dan penilaian sikap sosial, sehingga dapat mengukur dan menilai hasil sikap