• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fathur Rohman 1, Rahayu Sulistyorini 2, Shahnaz Nabila Fuady 3 ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fathur Rohman 1, Rahayu Sulistyorini 2, Shahnaz Nabila Fuady 3 ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP

ANALISIS JARINGAN DISTRIBUSI KOMODITAS

HORTIKULTURA DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(Studi Kasus : Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung

Barat– Kota Bandar Lampung)

Fathur Rohman

1,

Rahayu Sulistyorini

2,

Shahnaz Nabila Fuady

3

1Institut Teknologi Sumatera, Jl.Terusan Ryacudu, Lampung Selatan 1 Email: fathur21090398@outlook.com

2Institut Teknologi Sumatera, Jl.Terusan Ryacudu, Lampung Selatan 2 Email: sulistyorini.smd@gmail.com

3Institut Teknologi Sumatera, Jl.Terusan Ryacudu, Lampung Selatan 3 Email: bellafuady@gmail.com

ABSTRAK

Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan permintaan akan komoditas hortiklultura akan terus meningkat. Kota Bandar lampung dengan sektor perdagangan dan jasa sebagai basis nya menyebabkan kemampuan kota akan memenuhi kebutuhan komoditas hortikultura diperlukan suplay dari wilayah lain nya salah satu pemasok utama komoditas hortikultura di Propinsi Lampung yaitu dari Kabupaten Lampung Barat.

Dengan terus bertambahnya permintaan komoditas hortikultura maka perlu adanya peningkatan jumlah produksi dan sistem pendistribusian komoditas hortikultura yang lebih baik lagi agar dapat mengoptimalkan keuntungan yang didapat.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan membahas mengenai jaringan distribusi yang sesuai digunakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung barat menuju Kota Bandar Lampung.

Dalam penelitian imi menggunakan pendekatan secara deduktif dengan menggunakan metode analisis spasial dan deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan dilakukan dengan dua cara yaitu memanfaatkan data primer yang merupakan hasil observasi lokasi penelitian dan data sekunder yang merupakan hasil kajian dari literatur yang digunakan.

Dari hasil temuan dan analisis didapatkan bahwa lokasi pertanian komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit mengelompok di bagian utara Kecamatan Balik Bukit dengan lokasi pengepulan berada di sepanjang jalan di lokasi lahan. Untuk jaringan yang digunakan merupakan jalur yang melewati Kota Bumi hal ini karena memiliki kondisi yang baik dan dalam pengiriman nya menggunakan jenis kendaraan pick-up. Hal ini dikarenakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura di butuhkan waktu yang cepat agar kondisinya masih tetap segar. Namun perlu adanya peningkatan kualitas dari jalur-jalur agar lebih meningkatkan keuntungan yang didapat.

Kata Kunci : Pertanian, Hortikultura, Distribusi, Rute, Balik Bukit

(2)

Fathur Rohman1, Rahayu Sulistyorini2, Shahnaz Nabila Fuady3

2

ABSTRACT:

Population growth causes the demand for horticultural commodities to continue to increase. The city of Bandar Lampung with the trade and service sector as its basis means that the city's ability to meet the needs of horticultural commodities requires supplies from other regions, one of the main suppliers of horticultural commodities in Lampung Province, namely from West Lampung Regency.

With the increasing demand for horticultural commodities, it is necessary to increase the amount of production and distribution systems for better horticultural commodities in order to optimize the benefits.

Therefore, this research will discuss the distribution network that is suitable for the distribution of horticultural commodities from Balik Bukit Subdistrict, West Lampung Regency to Bandar Lampung City.

This study uses a deductive approach and uses spatial analysis and quantitative descriptive methods. Methods of data collection using two methods that utilize primary data which is the result of observation and secondary data research location that is the result of a study of the literature used.

Based on the findings and analysis, it was found that the location of horticultural commodity farming in Balik Bukit District is clustered in the northern part of Balik Bukit District with the collection locations along the road in the land location. The road route used is a route that passes through the City of Bumi, this is because the road route is in good condition and the delivery uses a pick-up type of vehicle. This is because the distribution of horticultural commodities requires a fast time so that the condition is still fresh. However, it is necessary to increase the quality of the routes in order to further increase the benefits obtained.

Keyword : Agriculture, Holticulture, Distribution,route,Balik Bukit

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang

dilewati

oleh

garis

khatulistiwa

menjadikan Indonesia selalu disinari

matahari sepanjang tahun. Dengan

kondisi yang seperti ini menjadikan

indonesia kaya akan hasil pertanian

dan pertaniannya. Oleh karena hasil

pertanian dan pertanian nya yang

melimpah Indonesia disebut sebagai

negara agraris.

Kabupaten

Lampung

Barat

memiliki zona iklim dengan bulan

basah 9 bulan yang menjadikan

kondisi yang cocok untuk ditanami

berbagai macam komoditas. Tidak

heran Kabupaten Lampung Barat

menjadi sumber penghasil utama

komoditas

hasil

pertanian

dan

pertanian untuk Provinsi Lampung

dengan

komoditas

utama

yaitu

komoditas hortikultura.

Berdasarkan hasil sensus Badan

Pusat Statistik terdapat kenaikan

permintaan konsumsi buah dan sayur

di Indonesia sebesar 12 % di Tahun

2016 dari tahun sebelum nya 2015.

Oleh

karena

itu

perlu

adanya

peningkatanproduksi

komoditas

hortikultura

untuk

memenuhi

permintaan konsumen di Indonesia .

Selain peningakatan jumlah produksi

perlu

juga

direncanakan

sistem

jaringan distribusi logistik dalam

pendistribusian

hasil

komoditas

(3)

3

Lampung

Barat.

Hal

ini

agar

terciptanya suatu kondisi yang lancar

dan baik dalam proses distribusi

sehingga kebutuhan akan permintaan

terhadap komoditas tersebut dapat

tersalurkan dengan baik.

Dengan

kondisi

komoditas

hortikultura di Kabupaten Lampung

Barat yang melimpah banyak dari

pedagang besar di kabupaten dan kota

lain di Provinsi Lampung memasok

kebutuhan komoditas hortikultura nya

dari para petani di Kabupaten

Lampung Barat

Kota Bandar Lampung merupakan

Ibukota

Provinsi

dari

Provinsi

Lampung yang memasok kebutuhan

komoditas

hartikultura

untuk

masyrakat nya sebagian besar dari

Kabupaten Lampung Barat.

Dalam

mendukung

pendistribusian

komoditas

hortikultura dari kabupaten Lampung

Barat menuju Kota Bandar Lampung

perlu adanya sistem jaringan distribusi

yang

baik

dalam

pendistribusiankomoditas

hortikultura. Hal ini bertujuan untuk

meminimalkan

biaya

yang

dikeluarkan dan waktu yang terbaik

dalam proses pendistribusian dari

lokasi lahan sampai ke pasar.

1.2. Rumusan Masalah

Kondisi

eksisting

lahan

komoditas

hortikultura

akan

mempengaruhi aktivitas yang terjadi

dalam

proses

pendistribusian

komoditas hortikultura. Kondisi setiap

jaringanakan mempengaruhi alasan

seseorang dalampemilihan moda dan

jaringan

distibusi

yang

akan

digunakan. hal ini karena dalam

penggunaan nya akan berpengaruh

terhadap waktu dan biaya yang harus

sampai ke tangan konsumen.

Hal yang menjadi malasah saat ini

yaitu adaanya perbedaan harga yang

berada di tingkat pedagang pasar

antara pedagang yang mengambil

komoditas hortikultura yang dikirim

dari Kabupaten

Lampung

Barat

dengan komoditas hortikultura yang di

kirim dari Kabupaten Tanggamus.

Dalam penentuan harga dipasar

dipengaruhi dari seberapa banyak

rantai distribusi yang terlibat dan biaya

transportasi yang dikeluarkan dalam

proses pemindahan dari setiap tahapan

nya tergantung moda dan jalur yang

digunakan.

Apakah jaringan transportasi yang digunakan telah sesuai dalam proses pendsitribusian hasil komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit menuju Kota Bandar Lampung?”. 1.3. Tujuan dan Sasaran :

1.3.1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui jaringan transportasi yang

sesuai

dalam

pendistibusian

komoditas

hortikultura

dari

Kecamatan Balik Bukit menuju lokasi

pasar yang berada di Kota Bandar

Lampung

1.3.2. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai pada penelitian ini :

1.

Mengidentifikasi

kondisi

eksisting pertanian hortikultura di

Kecamatan

Balik

Bukit

Kabupaten Lampung Barat.

2.

Mengidentifikasijaringan

transportasi

yang

digunakan

dalam pendistribusian komoditas

hortikultura.

(4)

Fathur Rohman1, Rahayu Sulistyorini2, Shahnaz Nabila Fuady3

4

3.

Menganalisis

jaringan

transportasi yang sesuai dalam

pendistribusian

komoditas

hortikultura di Kecamatan Balik

Bukit Kabupaten Lampung Barat

menuju Kota Bandar Lampung.

1.4. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitian

ini mengambil lokasi kecamatan

dengan

produksi

komoditas

hortikultura

yang

paling

besar

dibandingkan

wilayah

kecamatan

lainnya. Lokasi tersebut berada di

Kecamatan Balik Bukit Kabupaten

LampungBarat

. Berikut merupakan peta wilayah studi dalam penelitian ini :

Sumber : Penulis,2020

Gambar 1. Peta Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat 1.5. Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi dalam penelitian yaitu Ruang lingkup materi dalam penelitian jaringan distribusi komoditas hortikultura untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas.

1. Mengidentifikasi kondisi lahan pertanian hortikultura jenis sayuran di Kecamatan Balik Bukit.

2. Mengetahui kondisi jaringan dari masing-masing jalur yang dapat digunakan dala pendistribusian komditas hortikultura berdasarkan variabel yang ditentukan dalam sintesa literatur

3. Mengetahui kondisi jaringan distribusi yang sesuai dengan kondisi eksisting pendistribusian komoditas hortikulltura di Kecamatan Balik Bukit -Kota Bandar Lampung.

2.METODE PENELITIAN 2.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deduktif.

2.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, kajian dokumen dan observasi dengan tujuan untuk mengetahui informasi dalam pendistribusian komoditas hortikultura di Kabupaten Lampung Barat.

A.Pemilihan Sample

Dalam penelitian menggunakan purposive sampling Dalam memilih narasumber/ informan. Narasumber dipilih berdasarkan informasi apa yang ingin diketahui dari setiaap pendistribusian komodita hortikultura. Berikut adalah daftar narasumber yang ditetapkan dalam wawancara.

Syarat penentuan informan atau narasumber adalah:

1. Petani yang mendistribusikan hasil panen nya untuk dijual

2. Tengukulak yang mengetahui pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit- Kota Bandar Lampung

3. Supir yang mengetahui kondisi jaringan yang dapat digunakan dalam proses distribusi menuju Kota Bandar Lampung

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini dibuat menurut sasaran yang telah ditenttukan menurut kajian literatur dan penelitian seseorang untuk menjadi acuan dalam penentuan variabel yang hendak digunakan. Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

(5)

5

3. Biaya

4. Waktu 5. Kondisi Fisik

6. Kenyamanan dan Keamanan 7. Kapasitas Kendaraan

2.3. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial untuk menjawab dimana saja lokasi perkebunan komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit dan persebaran lokasi pengumpulan hasil panen dari komoditas hortikultura Setelah dilakukan analisis spasial dilanjutkan dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menjabarkan mengenai informasi yang terlah didapatkan pasca pengumbulan data observasi dan wawancara.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kondisi Eksisting Pertanian Hortikultura di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat

Pada sasaran ini berisi mengenai kondisi ekstisting pertanian komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

Sumber : Penulis,2020

Gambar 2. Peta Titik Pengumpulan Komoditas

Hortikultura

Dari peta tersebut dapat diketahui lokasi pertanian komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit berada di sebelah

memiliki luas area sebesar 4136 Ha. Lokasi pengepulan komoditas hortikultura berada menyebar di masing-masing jalan yang berada dekat dengan lokasi lahan. Hal ini agar memudahkan petani dalam menjual hasil panen mereka. Skema pendistribusian komoditas hortikultura dari lahan yang berada di Kecamatan Balik Bukit menuju lokasi Pasar yang berada di Kota Bandar Lampung. Pada tahap pertama pemindahan hasil panen menuju tempat pengumpulan menggunakan sepeda motor. Dan tahap kedua dari lokasi pengempulan menuju lokasi pasar dengan menggunakan Pick-up/truk.

Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 3. Skema

3.2. Kondisi Jaringan Transportasi Pendistribusian Komoditas Hortikultura Menuju Pasar

Analisis ini berisi mengenai kondisi masing-masing jalur yang dapat digunakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit menuju Kota Bandar Lampung. Terdapat 3 jalur atau rute yang dapat digunakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura. Yaitu sebagai berikut:

1. Jalur Kota Bumi 2. Jalur Way Rarem 3. Jalur Fajar Bulan

(6)

Fathur Rohman1, Rahayu Sulistyorini2, Shahnaz Nabila Fuady3

6

Sumber : Penulis,2020

Gambar 4. Peta Jaringan Transportasi Komoditas Hortikultura

Dari berbagai alternatif rute diatas memiliki kondisi jaringan penghubung antara lokasi lahan dengan pasar yang berbeda-beda mulai dari kondisi jalan,waktu tempuh, jarak dll. Para pengepul atau supir yang melakukan pengiriman biasanya lebih sering menggunakan jalur lintas tengah, hal ini dikarenakan waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan rute lainnya. Berikut di bawah ini merupakan tabel perbandingan jalur yang digunakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura.

Tabel 1. Perbandingan Kondisi Jaringan Transportasi

Sumber : Penulis,2020

Dari tabel diatas dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jalur yang dapat digunakan dalam proses pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit menuju lokasi pasar yang berada di Kota Bandar Lampung. Keuntungan yang didapat dari penggunaan operasional

melalui Kota Bumi adalah Rp668.580 untuk pick-up dan Rp1.147.560 untuk truk , melalui Way Rarem Rp678.980 untuk pick-up dan Rp1.167.960 untuk truk, melalui Fajar Bulan Rp712.970 untuk pick-up dan Rp1.235.940 untuk truk.

Dalam setiap jalur yang digunakan memiliki waktu tempuh yang berbeda-beda. Dari setiap waktu yang digunakan dalam pengiriman memiliki nilai waktu dari setiap orang. Berikut nilai waktu dari masing-masing pengemudi. Perhitungan nilai waktu ini menggunakan pendekataan Income Approach .

Nilai Waktu = Rp23.737.148

2028 jam

Nilai Waktu = Rp11.705 /Jam

Dari hasil di atas diketahui bahwa nilai waktu dari setiap orang dalam perjalanan yaitu Rp11.075/ jam. Berikut dibawah ini merupakan biaya total perjalan dari masing-masing jalur. Dengan adanya nilai waktu yang digunakan akibat keterlambatan total biaya perjalanan dari setiap jalurnya adalah Rp331.320 untuk jalur Kota Bumi , Rp328.862 untuk jalur Way Rarem, dan Rp298.735 untuk jalur yang melewati Fajar Bulan.

3.3. Jaringan Transportasi Yang Sesuai dalam Dalam Distribusi Komoditas Hortikultura di Kabupaten Lampung Barat

Dari kondisi jaringan diatas terdapat kelebihan dan kekurangan nya masing-masing. Hal ini tergantung kepada alasan orang untuk memilihnya. Untuk pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit menuju Kota Bandar Lampung waktu merupakan hal yang menjadi prioritas karena komoditas hortikultura merupakan jenis tanaman yang mudah rusak.

Hal ini dapat dilihat perbedaan keuntungan yang didapatkan dari biaya

(7)

7

pedagang jika terjadi keterlabatan

pengiriman. Keuntungan maksimal yang didapatkn dari pemilihan jalur yaitu dengan melewati Fajar Bulan dengan keuntungan tambahan dari penghematan biaya opersional yaitu sebesar Rp44.390 untuk pick-up dan Rp88.380 untuk truk. Namun dengan melewati jalur tersebut memiliki kekurangan yaitu dari variabel waktu dan kondisi jaringan hal ini sangat beresiko terhadap kondisi komoditas hortikultura dimana jika terjadi keterlambatan sampai pasar barang akan tertahan hingga esok harinya sehingga kualitas akan menurun 20-30% dan harga jual akan turun Rp1000 – Rp2500 tergantung besar keruskannya.

Lokasi pengumpulan, moda transporatasi yang digunakan dan jaringan transportasi yang dipilih memiliki pengaruh terhadap pendistribusian tanaman hortikultura terutama pengaruh terhadap waktu dan biaya. Dapat disimpulkan pengiriman menggunakan pick-up telah sesuai dengan kondisi pengumpulan yang tersebar sehingga pick-up lebih cepat penuh dan bisa langsung segera diatan menuju pasar yang berada di Kota Bandar Lampung.Selain itu dengan menggunakan pick-up kapasitas angkut 3 ton komoditas hortikultura yang diangkut bisa langsung disalurkan ke pedagang pengecer sehingga saluran distribusinya bisa dipangkas. Selain itu jaringan transportasi yang sesuai digunakan yaitu jaringan yang memiliki waktu tempuh tercepat dan kondisi jaringan terbaik hal ini agar dapat meminimalisir kerugian akibat rusak nya komoditas yang diangkut.

KESIMPULAN

Jaringan transportasi yang sesuai di Kabupaten Lampung Barat yaitu menggunakan moda dengan jenis kendaraan pick-up dengan kapasitas maksimal 3 ton karena lebih cepat untuk penuh sehingga bisa menghemat waktu dalam pemenuhan muatan kendaraan. Untuk jaringan transportasi yang

lewat yang mana. Namun, dalam pendistribusian komoditas hortikultura waktu merupakan hal terpenting. Oleh karena itu jaringan transportasi yang melewati Kota Bumi yang sesuai dengan karaktersistik pendistribusian tanaman hortikultura saat ini karena waktu yang cepat dan kondisi jaringan jalan yang baik dapat mendukung pendistribusian komoditas hortikultura.

Jaringan transportasi jalan yang digunakan dalam pendistribusian tanaman hortikultura merupakan representasi dari proses pendistribusian logistik secara umumnya. Dalam pendistribusian logistik perlu diperhatikan dengan baik hal ini karena menyangkut kebutuhan akan kelangsungan hidup masyarakat di suatu wilayah. Dalam pengiriman logistik perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan proses pengiriman logistik seperti waktu, biaya, dan kondisi dari masing-masing jaringan yang tersedia. Hal ini agar terciptanya kondisi pendistribusian logistik yang baik dan lancar sehingga kebutuhan dari masyarakat disuatu wilayah dapat terpenuhi dengan baik.

Kabupaten Lampung Barat dengan segala potensi bidang pertanian hortikulturanya dapat menjadi peluang dalam peningkatan ekonomi bagi masyarakatnya terutama pihak yang terlibat dalam distribusi komoditas hortikultura. Kondisi Kondisi permintaan yang terus meningkat semakin menambah peluang kemajuan bagi Kabupaten Lampung Barat khususnya. Dengan kondisi permintaan yang tinggi meningkatkan mobilitas distribusi logistik yang ada tidak terkecuali komoditas hortikulutura. Dengan adanya mobilitas yang besar perlu ada nya peningkatan infrastruktur pendukung pendistribusian logistik antar wilayah di Provinsi Lampung. Hal ini agar setiap wilayah dapat terkoneksi dan mendapatkan manfaat dari pemerataan akses akibat adanya infrastruktur sehingga terjadi hubungan saling menguntungkan antar

(8)

Fathur Rohman1, Rahayu Sulistyorini2, Shahnaz Nabila Fuady3

8

wilayah nya dalam pemenuhan kebutuhan

logistik distiap wilayah nya.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Salim (1993).

Manajemen

Transportasi. Jakarta

. Raja

Grafindo Persada

Arikunto,Sauharsimi. (2006).

Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik

. Jakrata :

Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik Lampung Barat.

(2015).

Lampung Barat Dalam

Angka.

Publikasi Badan Pusat

Statistik. Liwa.

Badan Pusat Statistik. (2016).

Statistik Tanaman

Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan

Semusim.

Jakarta : Badan Pusat

Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi

Lampung. 2017.

Provinsi

Lampung DalamAngka.

Bandar

Lampung ;Publikasi Badan

Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Lampung Barat.

2018.

Lampung Barat Dalam

Angka.

Publikasi Badan Pusat

Statistik. Liwa

Basu, Swastha dan Irawan. 1997.

Manajemen Pemasaran Modern.

Yogyakarta: Liberty

Edmond J.B., A.M Musser., F.S

Andrews. 1957. Fundamental of

Horticulture Me London :Graw

Hill Book Company INC

Kabupaten Lampung Barat. 2014.

Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Lampung Barat

.

Liwa. Pemerintah Kabupaten

Lampung Barat

Kementerian Perhubungan.1993.

Keputusan Menteri Nomor 69

Tahun 1993Tentang

Penyelenggaraan Angkutan

Barang

. Jakarta; Kementerian

Perhubungan

Hadihardaja, J. (1997). Sistem

Transportasi. Jakarta:

Universitas Guru Darma

Hornby, A.S., A.P. Cowie, & A.C.

Gimson. 1984. Oxford advanced

learner’s dictionary current

English. Oxford University

Press. Oxford

Kotler,P. (2001).

Dasar-Dasar

Pendistribusian

. Jakarta;

Erlangga

Moleong, Lexy J. (1998).

Metodelogi

Penelitian Kualitatif

. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Muchtadi, Tien R. (2006).

Penanganan dan Pengolahan

Hasil Hortikultura

. Jakarta :

Universitas Terbuka

Nasution, 1996, Manajemen

Transportasi, Ghalia Indonesia,

Jakarta

Notodimedjo, S. (1997). Strategi

Pembangunan Hortikultura

Khususnya Buah- buahan dalam

menyongsong Era pasar Bebas.

Malang : unibraw.

Papacostas, C.S. Prevedous P.D.

1987. Transportation

Engineering and Planning. New

Jersey : 2nd edition.

Prentice-Hall Inc.

Sholikhah. 2016.

Statistik Deskriptif

dalam Penelitian Kualitatif,

Purwokerto; Institut Agama

Islam Negeri

Setiadji. (2014).

Moda Transportasi

Jalan

. Jakarta, Indonesia;

SupplyChainIndonesia.

Soesilo, Nining I. (1999:36).

Ekonomi Perencanaan dan

Manajemen Kota. Jakarta.

Magister Perencanaan dan

Kebijakan Publik Universitas

Indonesia

(9)

9

Pendidikan, Metode

PenelitianPendidikan

Pendekatan Kuantitatif ,

Kualitatif, dan R&D

. Bandung :

ALFABETA.CV

Tamin. Ofyar Z. (1997).

Perencanaan

dan Pemodelan Transportasi

,

Bandung; Institut Teknologi

Bandung

Tamin. Ofyar Z. (2000). Perencanaan

dan Pemodelan Transportasi,

Bandung; Institut Teknologi

Bandung

Tumbel, E. 2016.

Pemilihan Jalur

Transportasi Komoditi Tomat

MenujuPasar Karombosan

Manado

. Manado; Journal

Unsrat

Vernon A. Musselman, John H.

Jackson. 1994. Pengantar

Ekonomi Perusahaan, Jakarta :

Erlangga.

Winardi. 1989. Strategi Pemasaran.

Mandarmaju, Bandung.

Siswa Indra, Sukarman ( 2014 ) .

Model Pemilihan Moda

Angkutan Pribadi Dan

Angkutan Umum Pada Daerah

Rute Transmusi Koridor Iv .

Palembang : Pilar Jurnal Teknik

Sipil.

Bayu Kusumo Nugroho1, Dkk

(2017). Analisis Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap

Pemilihan Rute Jalan Tol Bali

Mandara. Bali : Prosiding

Seminar Nasional Teknik Sipil

2

Reny Rochmawati&Irianto (2019)

Studi Pemilihan Rute Perjalanan

Dari Sentani Ke Kota Jayapura.

Jaya Pura : Journal Of Portal

Civil Engineering Vol. 2

Gambar

Gambar 1. Peta Kecamatan Balik  Bukit, Lampung Barat  1.5. Ruang Lingkup Substansi
Gambar 2. Peta Titik  Pengumpulan Komoditas
Gambar 4. Peta Jaringan Transportasi  Komoditas Hortikultura

Referensi

Dokumen terkait

dijelaskan oleh Middlemas dkk., (2013) pada penelitiannya dengan HCl sebagai agen pelindi memberikan hasil bahwa waktu pelindian dan konsentrasi pelarut memiliki pengaruh

Sari Bumi Raya Kudus, yang dapat memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat sehingga kinerja pada perusahaan tersebut dapat berjalan dengan maksimal.. 1.3

245 TK MARDIRINI 1 WONOSALAM KECAMATAN WONOSALAM 246 TK MARDIRINI 2 WONOSALAM KECAMATAN WONOSALAM 247 TK MARDISIWI MRANGGEN KECAMATAN MRANGGEN 248 TK MARGO UTOMO

Pendugaan protein tubuh dapat dilakukan melalui konsentrasi kreatinin, karena pada individu yang sama terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi bobot badan dan kandungan

D/A : Jabatan Agama Islam Negeri Perak, Tingkat 5, Kompleks Islam Darul Ridzuan, Jalan Panglima Bukit Gantang Wahab, 30000 Ipoh, Perak. Yahanis

Dalam pada itu ketika Ki Go-thian harus menghindarkan diri lagi dari suatu serangan si orang aneh yang dipandangnya paling tangguh diantaranya tiga lawan itu, diluar dugaan

Analisis data berisi uraian data yang diolah untuk proses pemilihan strategi permesinan (toolpath strategy), penentuan cutter yang digunakan, feedrate, spindel speed, plungerate

Pada waktu tertentu pengusaha membutuhkan informasi hasil target dari pekerjaan setiap karyawan yang telah diselesaikan ataupun yang masih belum terselesaikan sehingga