ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP
ANALISIS JARINGAN DISTRIBUSI KOMODITAS
HORTIKULTURA DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT
(Studi Kasus : Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat– Kota Bandar Lampung)
Fathur Rohman
1,
Rahayu Sulistyorini
2,
Shahnaz Nabila Fuady
3
1Institut Teknologi Sumatera, Jl.Terusan Ryacudu, Lampung Selatan 1 Email: fathur21090398@outlook.com
2Institut Teknologi Sumatera, Jl.Terusan Ryacudu, Lampung Selatan 2 Email: sulistyorini.smd@gmail.com
3Institut Teknologi Sumatera, Jl.Terusan Ryacudu, Lampung Selatan 3 Email: bellafuady@gmail.com
ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan permintaan akan komoditas hortiklultura akan terus meningkat. Kota Bandar lampung dengan sektor perdagangan dan jasa sebagai basis nya menyebabkan kemampuan kota akan memenuhi kebutuhan komoditas hortikultura diperlukan suplay dari wilayah lain nya salah satu pemasok utama komoditas hortikultura di Propinsi Lampung yaitu dari Kabupaten Lampung Barat.
Dengan terus bertambahnya permintaan komoditas hortikultura maka perlu adanya peningkatan jumlah produksi dan sistem pendistribusian komoditas hortikultura yang lebih baik lagi agar dapat mengoptimalkan keuntungan yang didapat.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan membahas mengenai jaringan distribusi yang sesuai digunakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung barat menuju Kota Bandar Lampung.
Dalam penelitian imi menggunakan pendekatan secara deduktif dengan menggunakan metode analisis spasial dan deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan dilakukan dengan dua cara yaitu memanfaatkan data primer yang merupakan hasil observasi lokasi penelitian dan data sekunder yang merupakan hasil kajian dari literatur yang digunakan.
Dari hasil temuan dan analisis didapatkan bahwa lokasi pertanian komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit mengelompok di bagian utara Kecamatan Balik Bukit dengan lokasi pengepulan berada di sepanjang jalan di lokasi lahan. Untuk jaringan yang digunakan merupakan jalur yang melewati Kota Bumi hal ini karena memiliki kondisi yang baik dan dalam pengiriman nya menggunakan jenis kendaraan pick-up. Hal ini dikarenakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura di butuhkan waktu yang cepat agar kondisinya masih tetap segar. Namun perlu adanya peningkatan kualitas dari jalur-jalur agar lebih meningkatkan keuntungan yang didapat.
Kata Kunci : Pertanian, Hortikultura, Distribusi, Rute, Balik Bukit
Fathur Rohman1, Rahayu Sulistyorini2, Shahnaz Nabila Fuady3
2
ABSTRACT:Population growth causes the demand for horticultural commodities to continue to increase. The city of Bandar Lampung with the trade and service sector as its basis means that the city's ability to meet the needs of horticultural commodities requires supplies from other regions, one of the main suppliers of horticultural commodities in Lampung Province, namely from West Lampung Regency.
With the increasing demand for horticultural commodities, it is necessary to increase the amount of production and distribution systems for better horticultural commodities in order to optimize the benefits.
Therefore, this research will discuss the distribution network that is suitable for the distribution of horticultural commodities from Balik Bukit Subdistrict, West Lampung Regency to Bandar Lampung City.
This study uses a deductive approach and uses spatial analysis and quantitative descriptive methods. Methods of data collection using two methods that utilize primary data which is the result of observation and secondary data research location that is the result of a study of the literature used.
Based on the findings and analysis, it was found that the location of horticultural commodity farming in Balik Bukit District is clustered in the northern part of Balik Bukit District with the collection locations along the road in the land location. The road route used is a route that passes through the City of Bumi, this is because the road route is in good condition and the delivery uses a pick-up type of vehicle. This is because the distribution of horticultural commodities requires a fast time so that the condition is still fresh. However, it is necessary to increase the quality of the routes in order to further increase the benefits obtained.
Keyword : Agriculture, Holticulture, Distribution,route,Balik Bukit
1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang
dilewati
oleh
garis
khatulistiwa
menjadikan Indonesia selalu disinari
matahari sepanjang tahun. Dengan
kondisi yang seperti ini menjadikan
indonesia kaya akan hasil pertanian
dan pertaniannya. Oleh karena hasil
pertanian dan pertanian nya yang
melimpah Indonesia disebut sebagai
negara agraris.
Kabupaten
Lampung
Barat
memiliki zona iklim dengan bulan
basah 9 bulan yang menjadikan
kondisi yang cocok untuk ditanami
berbagai macam komoditas. Tidak
heran Kabupaten Lampung Barat
menjadi sumber penghasil utama
komoditas
hasil
pertanian
dan
pertanian untuk Provinsi Lampung
dengan
komoditas
utama
yaitu
komoditas hortikultura.
Berdasarkan hasil sensus Badan
Pusat Statistik terdapat kenaikan
permintaan konsumsi buah dan sayur
di Indonesia sebesar 12 % di Tahun
2016 dari tahun sebelum nya 2015.
Oleh
karena
itu
perlu
adanya
peningkatanproduksi
komoditas
hortikultura
untuk
memenuhi
permintaan konsumen di Indonesia .
Selain peningakatan jumlah produksi
perlu
juga
direncanakan
sistem
jaringan distribusi logistik dalam
pendistribusian
hasil
komoditas
3
Lampung
Barat.
Hal
ini
agar
terciptanya suatu kondisi yang lancar
dan baik dalam proses distribusi
sehingga kebutuhan akan permintaan
terhadap komoditas tersebut dapat
tersalurkan dengan baik.
Dengan
kondisi
komoditas
hortikultura di Kabupaten Lampung
Barat yang melimpah banyak dari
pedagang besar di kabupaten dan kota
lain di Provinsi Lampung memasok
kebutuhan komoditas hortikultura nya
dari para petani di Kabupaten
Lampung Barat
Kota Bandar Lampung merupakan
Ibukota
Provinsi
dari
Provinsi
Lampung yang memasok kebutuhan
komoditas
hartikultura
untuk
masyrakat nya sebagian besar dari
Kabupaten Lampung Barat.
Dalam
mendukung
pendistribusian
komoditas
hortikultura dari kabupaten Lampung
Barat menuju Kota Bandar Lampung
perlu adanya sistem jaringan distribusi
yang
baik
dalam
pendistribusiankomoditas
hortikultura. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan
biaya
yang
dikeluarkan dan waktu yang terbaik
dalam proses pendistribusian dari
lokasi lahan sampai ke pasar.
1.2. Rumusan Masalah
Kondisi
eksisting
lahan
komoditas
hortikultura
akan
mempengaruhi aktivitas yang terjadi
dalam
proses
pendistribusian
komoditas hortikultura. Kondisi setiap
jaringanakan mempengaruhi alasan
seseorang dalampemilihan moda dan
jaringan
distibusi
yang
akan
digunakan. hal ini karena dalam
penggunaan nya akan berpengaruh
terhadap waktu dan biaya yang harus
sampai ke tangan konsumen.
Hal yang menjadi malasah saat ini
yaitu adaanya perbedaan harga yang
berada di tingkat pedagang pasar
antara pedagang yang mengambil
komoditas hortikultura yang dikirim
dari Kabupaten
Lampung
Barat
dengan komoditas hortikultura yang di
kirim dari Kabupaten Tanggamus.
Dalam penentuan harga dipasar
dipengaruhi dari seberapa banyak
rantai distribusi yang terlibat dan biaya
transportasi yang dikeluarkan dalam
proses pemindahan dari setiap tahapan
nya tergantung moda dan jalur yang
digunakan.
“Apakah jaringan transportasi yang digunakan telah sesuai dalam proses pendsitribusian hasil komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit menuju Kota Bandar Lampung?”. 1.3. Tujuan dan Sasaran :
1.3.1. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jaringan transportasi yang
sesuai
dalam
pendistibusian
komoditas
hortikultura
dari
Kecamatan Balik Bukit menuju lokasi
pasar yang berada di Kota Bandar
Lampung
1.3.2. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai pada penelitian ini :
1.
Mengidentifikasi
kondisi
eksisting pertanian hortikultura di
Kecamatan
Balik
Bukit
Kabupaten Lampung Barat.
2.
Mengidentifikasijaringan
transportasi
yang
digunakan
dalam pendistribusian komoditas
hortikultura.
Fathur Rohman1, Rahayu Sulistyorini2, Shahnaz Nabila Fuady3
4
3.
Menganalisis
jaringan
transportasi yang sesuai dalam
pendistribusian
komoditas
hortikultura di Kecamatan Balik
Bukit Kabupaten Lampung Barat
menuju Kota Bandar Lampung.
1.4. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah penelitian
ini mengambil lokasi kecamatan
dengan
produksi
komoditas
hortikultura
yang
paling
besar
dibandingkan
wilayah
kecamatan
lainnya. Lokasi tersebut berada di
Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
LampungBarat
. Berikut merupakan peta wilayah studi dalam penelitian ini :Sumber : Penulis,2020
Gambar 1. Peta Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat 1.5. Ruang Lingkup Substansi
Ruang lingkup substansi dalam penelitian yaitu Ruang lingkup materi dalam penelitian jaringan distribusi komoditas hortikultura untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas.
1. Mengidentifikasi kondisi lahan pertanian hortikultura jenis sayuran di Kecamatan Balik Bukit.
2. Mengetahui kondisi jaringan dari masing-masing jalur yang dapat digunakan dala pendistribusian komditas hortikultura berdasarkan variabel yang ditentukan dalam sintesa literatur
3. Mengetahui kondisi jaringan distribusi yang sesuai dengan kondisi eksisting pendistribusian komoditas hortikulltura di Kecamatan Balik Bukit -Kota Bandar Lampung.
2.METODE PENELITIAN 2.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deduktif.
2.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, kajian dokumen dan observasi dengan tujuan untuk mengetahui informasi dalam pendistribusian komoditas hortikultura di Kabupaten Lampung Barat.
A.Pemilihan Sample
Dalam penelitian menggunakan purposive sampling Dalam memilih narasumber/ informan. Narasumber dipilih berdasarkan informasi apa yang ingin diketahui dari setiaap pendistribusian komodita hortikultura. Berikut adalah daftar narasumber yang ditetapkan dalam wawancara.
Syarat penentuan informan atau narasumber adalah:
1. Petani yang mendistribusikan hasil panen nya untuk dijual
2. Tengukulak yang mengetahui pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit- Kota Bandar Lampung
3. Supir yang mengetahui kondisi jaringan yang dapat digunakan dalam proses distribusi menuju Kota Bandar Lampung
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini dibuat menurut sasaran yang telah ditenttukan menurut kajian literatur dan penelitian seseorang untuk menjadi acuan dalam penentuan variabel yang hendak digunakan. Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
5
3. Biaya4. Waktu 5. Kondisi Fisik
6. Kenyamanan dan Keamanan 7. Kapasitas Kendaraan
2.3. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial untuk menjawab dimana saja lokasi perkebunan komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit dan persebaran lokasi pengumpulan hasil panen dari komoditas hortikultura Setelah dilakukan analisis spasial dilanjutkan dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menjabarkan mengenai informasi yang terlah didapatkan pasca pengumbulan data observasi dan wawancara.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kondisi Eksisting Pertanian Hortikultura di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat
Pada sasaran ini berisi mengenai kondisi ekstisting pertanian komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.
Sumber : Penulis,2020
Gambar 2. Peta Titik Pengumpulan Komoditas
Hortikultura
Dari peta tersebut dapat diketahui lokasi pertanian komoditas hortikultura di Kecamatan Balik Bukit berada di sebelah
memiliki luas area sebesar 4136 Ha. Lokasi pengepulan komoditas hortikultura berada menyebar di masing-masing jalan yang berada dekat dengan lokasi lahan. Hal ini agar memudahkan petani dalam menjual hasil panen mereka. Skema pendistribusian komoditas hortikultura dari lahan yang berada di Kecamatan Balik Bukit menuju lokasi Pasar yang berada di Kota Bandar Lampung. Pada tahap pertama pemindahan hasil panen menuju tempat pengumpulan menggunakan sepeda motor. Dan tahap kedua dari lokasi pengempulan menuju lokasi pasar dengan menggunakan Pick-up/truk.
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 3. Skema
3.2. Kondisi Jaringan Transportasi Pendistribusian Komoditas Hortikultura Menuju Pasar
Analisis ini berisi mengenai kondisi masing-masing jalur yang dapat digunakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit menuju Kota Bandar Lampung. Terdapat 3 jalur atau rute yang dapat digunakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura. Yaitu sebagai berikut:
1. Jalur Kota Bumi 2. Jalur Way Rarem 3. Jalur Fajar Bulan
Fathur Rohman1, Rahayu Sulistyorini2, Shahnaz Nabila Fuady3
6
Sumber : Penulis,2020
Gambar 4. Peta Jaringan Transportasi Komoditas Hortikultura
Dari berbagai alternatif rute diatas memiliki kondisi jaringan penghubung antara lokasi lahan dengan pasar yang berbeda-beda mulai dari kondisi jalan,waktu tempuh, jarak dll. Para pengepul atau supir yang melakukan pengiriman biasanya lebih sering menggunakan jalur lintas tengah, hal ini dikarenakan waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan rute lainnya. Berikut di bawah ini merupakan tabel perbandingan jalur yang digunakan dalam pendistribusian komoditas hortikultura.
Tabel 1. Perbandingan Kondisi Jaringan Transportasi
Sumber : Penulis,2020
Dari tabel diatas dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jalur yang dapat digunakan dalam proses pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit menuju lokasi pasar yang berada di Kota Bandar Lampung. Keuntungan yang didapat dari penggunaan operasional
melalui Kota Bumi adalah Rp668.580 untuk pick-up dan Rp1.147.560 untuk truk , melalui Way Rarem Rp678.980 untuk pick-up dan Rp1.167.960 untuk truk, melalui Fajar Bulan Rp712.970 untuk pick-up dan Rp1.235.940 untuk truk.
Dalam setiap jalur yang digunakan memiliki waktu tempuh yang berbeda-beda. Dari setiap waktu yang digunakan dalam pengiriman memiliki nilai waktu dari setiap orang. Berikut nilai waktu dari masing-masing pengemudi. Perhitungan nilai waktu ini menggunakan pendekataan Income Approach .
Nilai Waktu = Rp23.737.148
2028 jam
Nilai Waktu = Rp11.705 /Jam
Dari hasil di atas diketahui bahwa nilai waktu dari setiap orang dalam perjalanan yaitu Rp11.075/ jam. Berikut dibawah ini merupakan biaya total perjalan dari masing-masing jalur. Dengan adanya nilai waktu yang digunakan akibat keterlambatan total biaya perjalanan dari setiap jalurnya adalah Rp331.320 untuk jalur Kota Bumi , Rp328.862 untuk jalur Way Rarem, dan Rp298.735 untuk jalur yang melewati Fajar Bulan.
3.3. Jaringan Transportasi Yang Sesuai dalam Dalam Distribusi Komoditas Hortikultura di Kabupaten Lampung Barat
Dari kondisi jaringan diatas terdapat kelebihan dan kekurangan nya masing-masing. Hal ini tergantung kepada alasan orang untuk memilihnya. Untuk pendistribusian komoditas hortikultura dari Kecamatan Balik Bukit menuju Kota Bandar Lampung waktu merupakan hal yang menjadi prioritas karena komoditas hortikultura merupakan jenis tanaman yang mudah rusak.
Hal ini dapat dilihat perbedaan keuntungan yang didapatkan dari biaya
7
pedagang jika terjadi keterlabatanpengiriman. Keuntungan maksimal yang didapatkn dari pemilihan jalur yaitu dengan melewati Fajar Bulan dengan keuntungan tambahan dari penghematan biaya opersional yaitu sebesar Rp44.390 untuk pick-up dan Rp88.380 untuk truk. Namun dengan melewati jalur tersebut memiliki kekurangan yaitu dari variabel waktu dan kondisi jaringan hal ini sangat beresiko terhadap kondisi komoditas hortikultura dimana jika terjadi keterlambatan sampai pasar barang akan tertahan hingga esok harinya sehingga kualitas akan menurun 20-30% dan harga jual akan turun Rp1000 – Rp2500 tergantung besar keruskannya.
Lokasi pengumpulan, moda transporatasi yang digunakan dan jaringan transportasi yang dipilih memiliki pengaruh terhadap pendistribusian tanaman hortikultura terutama pengaruh terhadap waktu dan biaya. Dapat disimpulkan pengiriman menggunakan pick-up telah sesuai dengan kondisi pengumpulan yang tersebar sehingga pick-up lebih cepat penuh dan bisa langsung segera diatan menuju pasar yang berada di Kota Bandar Lampung.Selain itu dengan menggunakan pick-up kapasitas angkut 3 ton komoditas hortikultura yang diangkut bisa langsung disalurkan ke pedagang pengecer sehingga saluran distribusinya bisa dipangkas. Selain itu jaringan transportasi yang sesuai digunakan yaitu jaringan yang memiliki waktu tempuh tercepat dan kondisi jaringan terbaik hal ini agar dapat meminimalisir kerugian akibat rusak nya komoditas yang diangkut.
KESIMPULAN
Jaringan transportasi yang sesuai di Kabupaten Lampung Barat yaitu menggunakan moda dengan jenis kendaraan pick-up dengan kapasitas maksimal 3 ton karena lebih cepat untuk penuh sehingga bisa menghemat waktu dalam pemenuhan muatan kendaraan. Untuk jaringan transportasi yang
lewat yang mana. Namun, dalam pendistribusian komoditas hortikultura waktu merupakan hal terpenting. Oleh karena itu jaringan transportasi yang melewati Kota Bumi yang sesuai dengan karaktersistik pendistribusian tanaman hortikultura saat ini karena waktu yang cepat dan kondisi jaringan jalan yang baik dapat mendukung pendistribusian komoditas hortikultura.
Jaringan transportasi jalan yang digunakan dalam pendistribusian tanaman hortikultura merupakan representasi dari proses pendistribusian logistik secara umumnya. Dalam pendistribusian logistik perlu diperhatikan dengan baik hal ini karena menyangkut kebutuhan akan kelangsungan hidup masyarakat di suatu wilayah. Dalam pengiriman logistik perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan proses pengiriman logistik seperti waktu, biaya, dan kondisi dari masing-masing jaringan yang tersedia. Hal ini agar terciptanya kondisi pendistribusian logistik yang baik dan lancar sehingga kebutuhan dari masyarakat disuatu wilayah dapat terpenuhi dengan baik.
Kabupaten Lampung Barat dengan segala potensi bidang pertanian hortikulturanya dapat menjadi peluang dalam peningkatan ekonomi bagi masyarakatnya terutama pihak yang terlibat dalam distribusi komoditas hortikultura. Kondisi Kondisi permintaan yang terus meningkat semakin menambah peluang kemajuan bagi Kabupaten Lampung Barat khususnya. Dengan kondisi permintaan yang tinggi meningkatkan mobilitas distribusi logistik yang ada tidak terkecuali komoditas hortikulutura. Dengan adanya mobilitas yang besar perlu ada nya peningkatan infrastruktur pendukung pendistribusian logistik antar wilayah di Provinsi Lampung. Hal ini agar setiap wilayah dapat terkoneksi dan mendapatkan manfaat dari pemerataan akses akibat adanya infrastruktur sehingga terjadi hubungan saling menguntungkan antar
Fathur Rohman1, Rahayu Sulistyorini2, Shahnaz Nabila Fuady3
8
wilayah nya dalam pemenuhan kebutuhanlogistik distiap wilayah nya.
DAFTAR PUSTAKA