• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 204 DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN

MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU

Sunarmi1, Septi Viantri Kurdaningsih2, Aisa Putri Rizi3

Program Studi DIII Keperawatan, STIKES „Aisyiyah Palembang1,2,3 sunarmiiswadi@gmail.com1

daning23@gmail.com2 aisaputririzi@gmail.com3

ABSTRAK

Latar Belakang: Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Kepatuhan minum obat pada penderita TB dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor penderita individu maupun faktor dukungan baik secara sosial, keluarga maupun dari petugas kesehatan. Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam kepatuhan pengobatan TB . Kepatuhan yang buruk atau terapi yang tidak lengkap adalah faktor yang berperan terhadap resisten individu, kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi pada pasien yang mengikuti ketentuan-ketentuan kesehatan profesional. Tujuan: untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru di Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian ini adalah pasien TB yang menjalani rawat jalan di poliklinik Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 30 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2019. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square.. Hasil: Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,007 > ɑ (0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru di Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan. Saran: Diharapakan keluarga dapat memberikan dukungan kepada penderita TB agar tidak terjadi putus obat selama masa pengobatan.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat

ABSTRACT

Background: Tuberculosis is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium Tuberculosis. Adherence to taking medication in TB patients is influenced by various factors, including individual sufferers as well as social, family and health support factors. Family support is an important factor in TB treatment adherence. Poor adherence or incomplete therapy is a factor that contributes to individual resistance, patient adherence is essential to achieve successful therapy in patients who follow professional health requirements. Aim: to determine the relationship between family support and compliance with taking medication in patients with pulmonary tuberculosis at the Special Hospital for Lung, South Sumatra Province. Method: This study used a quantitative research design with a cross sectional approach. The sample of this study was 30 TB patients undergoing outpatient treatment at the Polyclinic of the Special Hospital for Lung, South Sumatra Province. This research was conducted in January 2019. The statistical test used was the chi square test. Results: Based on the results of the bivariate analysis using the chi square statistical test, the value of p = 0.007> ɑ (0.05) can be concluded that there is a significant relationship between family support with medication adherence to pulmonary tuberculosis patients at the Special Hospital for Lung, South Sumatra Province. Suggestion: It is hoped that the family can provide support to TB sufferers so that drug withdrawals do not occur during the treatment period.

(2)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 205 PENDAHULUAN

Tuberculosis (TB) adalah suatu

penyakit kronik menular yang

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

Tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan tahan asam sehingga dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA) (PPTI

2010). Mycobacterium Tuberculosis,

yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru. Sekitar 25% dari kematian di dunia disebabkan oleh penyakit TB dan sekitar 80% kematian tersebut berasal dari kelompok umur produktif (15-50 tahun) (WHO, 2015).

Sebagai upaya penanggulangan/ penanganan penyebaran penyakit TB Paru, pemerintah menekankan pada

strategi program Directly Observed

Treatment Shortcourse (DOTS). Program tersebut menyediakan semua obat anti TB secara teratur, menyeluruh dan tepat waktu menjadi poin penting. Jika tidak diobati, penyakit TBC menyebabkan kesakitan selama jangka

panjang, dan dapat menyebabkan

kecacatan dan kematian. Kira-kira 50% penderita TBC yang tidak diobati akan meninggal dalam waktu 5 tahun, dan jika tidak diobati dengan baik bisa

menularkan bakteri TBC pada

keluarganya (Depkes, 2015).

Berdasarkan data World Health

Organization (WHO), jumlah kasus

baru tuberculosis (TBC) pada tahun

2015mencapai 10,4 juta jiwa meningkat

dari sebelumnya hanya 9,6 juta. Adapun jumlah temuan TBC terbesar adalah di India sebanyak 2,8 kasus, kedua Indonesia sebanyak 1,02 juta 2,8 kasus, ketiga Tiongkok sebanyak 918 ribu kasus.

Kementerian Kesehatan

(KEMENKES) 2015 Indonesia

merupakan negara dengan penderita TBC terbesar kedua didunia ditemukan penderita kasus Tuberculosis (TBC) sebanyak 330.910 kasus yang berarti

meningkat 1.96 % dari tahun

sebelumnya, yakitu sebanyak 324.539

kasus. Dinas Kesehatan (Dinkes)

Sumatera Selatan memprediksi

penderita Tuberkulosis (TBC)

mengalami peningkatan. Di tahun 2017 tercatat penderita TBC mencapai 18.430 orang.

Berdasarkan data Dinas

Kesehatan Kota Palembang jumlah penderita Tuberculosis pada tahun 2015 sebesar 76.597 jiwa, pada tahun 2016 sebesar 81.056 jiwa dan pada tahun 2017 sebesar 86.430 jiwa (Dinkes Kota Palembang, 2018).

Berdasarkan data dari Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 sebanyak 2.240 jiwa, tahun 2017 sebanyak 2.310 jiwa,

(3)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 206

dan pada tahun 2018 sebanyak 2.421

jiwa yang mengalami gangguan

kesehatan paru. Panduan pengobatan TB dari WHO menyatakan bahwa untuk

pengobatan efektif dan teraupetik

dibutuhkan waktu selama 6 bulan (dengan syarat tertentu) dimana tidak

diperbolehkan ada kelalaian saat

menjalani pengobatan tersebut (WHO, 2013).

Dukungan keluarga merupakan

faktor penting dalam kepatuhan

pengobatan TB Paru. Dukungan

keluarga dalam hal ini yaitu mendorong

penderita untuk patuh meminum

obatnya, menunjukkan simpati dan kepedulian, serta tidak menghindari penderita dari penyakitnya. Kepatuhan atau ketaatan terhadap pengobatan medis adalah suatu kepatuhan pasien

terhadap pengobatan yang telah

ditentukan (Notoatmodjo, 2010).

Kepatuhan merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam

mencapai efektivitas suatu sistem

pelayanan kesehatan terpadu dapat memperbaiki kepatuhan pasien terhadap pengobatan pasien TBC. Sistem ini mencakup konseling kesehatan yang merupakan sistem pelayanan yang mendukung kemauan pasien untuk mematuhi terapinya. Petugas yang berkompeten harus tersedia dalam

sistem tersebut, melibatkan berbagai multi disiplin, dengan waktu pelayanan yang fleksible (Depkes, 2015).

Berdasarkan penelitian Sara

(2017) didapatkan hasil dukungan keluarga baik dan patuh minum obat sebanyak 17 orang (77,3%), sedangkan dukungan keluarga cukup dan tidak patuh minum obat sebanyak 4 orang

(44,4%). Hasil Uji Square diperoleh

nilai p= 0,008 yang berarti p<0,05 menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pad penderita TB Paru.

Berdasarkan Penelitian Septia (2014) didapatkan hasil dari 58 orang sampel terdapat 43 orang mendapatkan dukungan keluarga negatif berjumlah 15 orang (25,86%) dan 9 orang tidak

patuh (15,52%). Hal tersebut

menunjukkan terdapat hubungan

dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita TB Paru di Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan ”

(4)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 207 METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang

bersifat survey analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini mulai dilakukan Bulan Januari sampai Maret 2019 dan data penelitian diambil pada tanggal 8 sampai 12 januari 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Dalam penelitian ini telah mendapatkan izin penelitian dari Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatansebagai

tempat penelitian melalui rekomendasi dari institusi pendidikan. Selanjutnya lembar persetujuan disampaikan kepada responden dengan menekankan etika yang meliputi memberikan informed consent, peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden. Adapun criteria inklusil dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Penderita TB yang sedang dalam

pengobatan

b. Tinggal bersama keluarganya

c. Bersedia menjadi responden

d. Mampu berkomunikasi dengan baik

e. Mampu membaca dan menulis

HASIL PENELITIAN

Karateristik variabel hasil

penelitian berdasarkan variabel independen yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, dukungan keluarga, dan kepatuhan sebagai berikut:

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Keluarga, dan Kepatuhan Pada Penderita TB Paru

No Variabel Frekuensi % 1 Usia  Produktif 27 90.0  Tidak Produktif 3 10.0 2 Jenis Kelamin  Laki-laki 24 80.0  Perempuan 6 20.0 3 Pendidikan  Tinggi >SMA 13 43.3  Rendah < SMA 17 56.7 4 Pekerjaan  Tidak Bekerja 11 36.7  Bekerja 19 63.3

(5)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 208 No Variabel Frekuensi % 5 Dukungan Keluarga  Tidak mendukung 8 27.7  Mendukung 22 73.3 6 Kepatuhan  Tidak Patuh 7 23.3  Patuh 23 76.7 Total 30 100

Berdasarkan Tabel 1 dari 30 responden diketahui bahwa responden dengan usia produktif sebanyak 27

responden (90.0%) lebih besar

dibandingkan dengan responden usia tidak produktif sebanyak 3 responden (10.0%). Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 24 responden (80.0%) lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 6 responden

(20.0%). Responden dengan pendidikan rendah sebanyak 17 responden (56.7%)

lebih besar dibandingkan dengan

responden pendidikan tinggi sebanyak 13 responden (43.3%). Responden dengan pekerjaan yang bekerja sebanyak 19

responden (63.3%) lebih besar

dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja sebanyak 11 responden (36.7%).

Responden dengan dukungan

keluarga yang mendukung sebanyak 22 responden (73.3) lebih besar

dibandingkan dengan responden

yang tidak mendapat dukungan keluarga sebanyak 8 responden

(27.7%). Responden dengan

kepatuhan yang patuh sebanyak 23

responden (76.6%) lebih besar

dibandingkan dengan responden

yang tidak patuh sebanyak 7

responden (23.3%).

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

Berdasarkan hasil analisa

bivariat hubungan dukungan

keluarga dengan kepatuhan minum obat, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

(6)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 209 Tabel 2.

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita TB Paru

No Dukungan

Keluarga

Kepatuhan Minum Obat

Total

p value

Tidak patuh Patuh

n % n % N % 0,007 1 Tidak Mendukung 5 62.5 3 37.5 8 100 2 Mendukung 2 9.1 20 90.9 23 100 Total 7 23.3 23 76.7 30 100

Berdasarkan Tabel 2 dari 8

responden dukungan keluarga yang tidak mendukung dengan tidak patuh minum obat sebanyak 5 responden (62.5% ) dan yang patuh minum obat sebanyak 3 responden (37.5%) sedangkan dari 22

responden dukungan keluarga yang

mendukung dengan tidak patuh minum obat sebanyak 2 responden (9.1%) dan yang patuh minum obat sebanyak 20 responden (90.9%).

Hasil uji Chi square diperoleh nilai

p value = 0,007 lebih kecil dari =0,05. Maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya ada hubungan yang bermakna (signifikan)

antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan minum obat pada Penderita TB Paru yang berobat di Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan tahun 2019.

PEMBAHASAN

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 8 responden

dukungan keluarga yang tidak

mendukung dengan tidak patuh minumobat sebanyak 5 responden (62.5% ) dan yang patuh minum obat sebanyak 3 responden (37.5%)

sedangkan dari 22 responden

dukungan keluarga yang mendukung dengan tidak patuh minum obat sebanyak 2 responden (9.1%) dan yang patuh minum obat sebanyak 20 responden (90.9%).

Hasil uji Chi square

diperoleh nilai p value = 0,007 lebih

kecil dari =0,05. Maka Ha diterima

dan H0 ditolak, artinya ada

hubungan yang bermakna

(signifikan) antara dukungan

(7)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 210

obat pada Penderita TB Paru di Rumah sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan tahun 2019.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sara (2017) didapatkan hasil dukungan keluarga baik dan patuh minum

obat sebanyak 17 orang (77,3%),

sedangkan dukungan keluarga cukup dan tidak patuh minum obat sebanyak 4 orang (44,4%). Hasil Uji Square diperoleh nilai p= 0,008 yang berarti p<0,05 menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini diterima artinya ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pad penderita TB Paru.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ulfah (2016) didapatkan hasil dukungan keluarga sebagian besar pasien yang tidak patuh mendapatkan

dukungan keluarga kurang 21.9%.

Walaupun kebanyakan pasien yang tidak patuh juga sudah mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Hasil uji Chi Square

diperoleh nilai p = 1,000 yang berarti p> 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru.

Dukungan keluarga adalah suatu yang bermanfaat bagi individu, seseorang

pasien yang tidak mendapatkan dukungan informasi dari keluarga biasanya mendapatkan dukungan informasi dari pertugas kesehatan,

media cetak ataupun media

mencegah terjadinya penyakit yang diderita secara mandiri. Tindakan

individu untuk melakukan

pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu atau masyarakat. Tindakan yang dilakukan oleh pasien TB Paru adalah patuh untuk minum obat TB Paru (Notoadmodjo, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait maka peneliti berpendapat ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat. Karena dukungan keluarga merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam mencapai kepatuhan pengobatan TB

Paru yang memelukan waktu

panjang. Dukungan keluarga dalam hal ini mendorong penderita untuk patuh minum obatnya, menunjukkan simpati dan kepedulian, serta tidak

menghindari penderita dari

(8)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 211 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Distribusi frekuensi dengan usia

produktif terbanyak 29 responden

(96.7%).

2. Distribusi frekuensi dengan jenis

kelamin laki-laki terbanyak 23

responden (76.6%).

3. Distribusi frekuensi dengan pendidikan

rendah sebanyak 17 responden (56.7%)

4. Distribusi frekuensi dengan bekerja

terbanyak 18 responden (60.0%)

5. Distribusi frekuensi dengan dukungan

keluarga yang mendukung terbanyak 22 responden (86.7%)

6. Distribusi frekuensi dengan kepatuhan

minum obat yang patuh terbanyak 23 responden (90.0%)

7. Ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan kepatuhan minum obat (p value = 0,007) di Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019

Saran

1. Bagi Rumah Sakit Khusus TB Paru Provinsi Sumatera Selatan

Diharapkan pihak Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan agar dapat melakukan edukasi dan konseling baik kepada penderita maupun keluarga tentang penyakit yang diderita

dan dampak pengobatannya dan

memberikan evaluasi kepatuhan minum

obat yang diawasi oleh keluarga agar infeksi dapat disembuhkan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk dapat

meneliti faktor lainnya seperti

peran petugas kesehatan dan

(9)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 212 DAFTAR PUSTAKA

Bauldoff, G., Burke, K. M., & LeMone, P. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan. (2015). Pusat Data dan Informasi Kementrian RI. [online].

(http://www.depkes.go.id/downloads/doen2015/puskesmas.pdf)

Dinkes Kota Palembang. (2018). Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2018

Dinkes Sumsel. (2017). ProfilKesehatan Sumatera Selatan Tahun 2017

Fitriani, N. E., Sinaga, T., & Syahran, A. (2019). Hubungan Antara Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Penderita Penyakit TB Paru BTA (+) di Puskesmas Pasundan Kota

Samarinda. KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 124-134.

Hariadi, E., Aryani, F., & Buston, E. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas

Hidup Penderita Tbc Di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu Tahun 2018. Journal of

Nursing and Public Health, 7(1), 46-51.

Karuniawati, H., Wahyuni, A.S., & Mirawati, H. (2015). Pengetahuan dan Perilaku Pasien Tuberkulosis Terhadap Penyakit dan Pengobatannya. In Prosiding Seminar Nasional & Internasional

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan RI Tahun 2017.

Mando, N. J., Widodo, D., & Sutriningsih, A. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Kepatuhan Minum Obat pada Pasien TB di Puskesmas Janti Kota Malang. Nursing

News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3(3).

Nalendra, Y. R. (2018). TBC Di Indonesia Tertinggi Ketiga Setelah India dan China.

(https://Health.Detik.Com/Berita-Detikhealth/d-4312669/Tbc-Di-Indonesia-Tertinggi-Ketiga-Setelah-India-Dan-China)

Sara, Suprayitno. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat

Pada Pasien TB Paru. Jurnal.

(http://digilib.unisayogya.ac.id/3968/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.)

Sunda, E., & Asyanti, S. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Efikasi Diri Dengan Kepatuhan Pengobatan Pada Pasien Tuberculosis Di Wilayah Kerja Puskesmas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis koefisen determinasi menunjukkan, bahwa pengaruh return on asset (X1) dan debt to equity ratio (X2) terhadap dividen payout ratio (Y) sebesar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pemikiran (17 data) dan tindakan (19 data) tokoh Helen yang merepresentasikan perspektif feminisme radikal-libertarian

Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis matematis menggunakan model

puluh lima bulan Juli tahun dua ribu sebelas, Panitia Pengadaan Barang/Jasa ATIM.. mengumumkan pemenang Penyedia Barang untuk Pengadaan Alat

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Focus Group Discussion (FGD) karena pada saat dilakukan survey dan pendekatan ditemukan

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Focus Group Discussion (FGD) karena pada saat dilakukan survey dan pendekatan ditemukan

Hal ini sesuai dengan jurnal (Ramadani, 2016) yang menyatakan bahwa tingginya dosis yang diberikan kepada serangga sasaran, menyebabkan kemungkinan kontak antara

Berdasarkan analisis statistika deskriptif didapatkan informasi bahwa sebanyak 52% pasien kanker payudara pada penelitian ini mengalami tipe respon objektif Stable Disease