• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS DATA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB III ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan dipaparkan analisis struktural yang terdapat di dalam komposisi. Komposisi Ansambel perkusi untuk musik tarian etnis suku Dayak Kanayatn yang berjudul “BAHUMA” merupakan reperesentasi dari tradisi masyarakat suku Dayak dalam melaksanakan kegiatan berladang. Sebuah karya musik ini dibuat dengan format ansambel perkusi dengan sebuah tarian kreasi yang menyajikan aktifitas masyarakat suku Dayak Kanayatn.

Berikut paparan analisis struktural dari karya “BAHUMA” sebuah komposisi ansambel perkusi untuk musik tarian etnis suku dayak kanayatn. Komposisi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama membuka lahan, bagian kedua membuka lahan dan bagian ketiga panen padi.

A.Sinopsis Bahuma

1. Bagian Pertama

Bahuma merupakan pengelolahan sumber daya hutan yang berwawasan kearifan tradisional dalam melakukan hal menanam padi/berladang. Maka orang-orang Dayak Kanayatn memiliki caranya tertentu dalam memperlakukan kawasan hutan di Kalimantan. Orang-orang Dayak Kanayatn setiap melakukan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan memanfaatkan hutan selalu terdapat unsur permisi atau minta izin kepada penghuni hutan yang akan digarap. Sebelum melakukan kegiatan orang Dayak melakukan ritual doa atau Nyangahatn yaitu bertujuan mengucap syukur mohon bimbingan dan perlindungan atau panjatan doa kepada Tuhan, Ne’ Panampa, Ne’ Daniang yang dapat melihat segalanya, penjanji

yang menepati janji dan pengira yang bisa menebak sesuatu dengan tepat terhadap kegiatan dalam bekerja.

Menurut kepercayaan orang Dayak, suara-suara burung dan binatang-binatang tertentu yang ada dihutan itu menjadi sebuah sarana komunikasi antara manusia dan penghuni alam tersebut. Setelah selesai melakukan kegiatan tersebut, barulah masyarakat suku Dayak melakukan

(2)

21

kegiatan membuka lahan didalam hutan. Yaitu menebas semak-semak belukar dan menebang pohon kemudian membakarnya.

2. Bagian Kedua

Setelah selesai melakukan kegiatan membuka lahan dilakukan kembali Nyngahatn sebelum menanam padi agar benih yang ditabur tumbuh dengan baik. Kemudian masyarakat melakukan tanam padi diladang.

3. Bagian Ketiga

Bagian ketiga dari komposisi ini adalah menuai padi yang telah matang dan siap dipanen. Kerja menuai padi dilakukan secara bergotong royong. Kegiatan menuai padi ini dianggap sebagai peristiwa kegembiraan, sebab itu setelah selesai menuai para masyarakat pulang kerumah dengan nyanyian dan tarian.

B.Bentuk

1. Bagian pertama

Komposisi ansambel perkusi bagian pertama ini terdiri dari 112 birama. Bentuk komposisi ansambel secara keseluruhan adalah

narasi-introduction-A-A’-A

Tabel 3.1 Analisis bentuk bagian pertama

Birama Keterangan 1 Narasi 2-8/1 Introduction 8/2-28 Bagian A 29-83 Bagian A’ 84-112 Bagian A

(3)

22

Pada komposisi awal ini, birama satu di isi dengan Nyangahatn.

Nyangahatn ialah mengucap syukur mohon bimbingan dan perlindungan atau panjatan doa kepada Tuhan atas segala sesuatu hal yang akan dilakukan oleh manusia. Pada birama kedua yaitu bagian introduction yang diawali dengan instrumen gong yang menggambarkan bahwa pekerjaan akan dimulai. Kemudian menyusul instrumen gendang dan beduk yang menggambarkan mengajak bersiap siap untuk membuka lahan. Bagian

introduction dari birama 2-8/1. Dinamika yang digunakan pada awal komposisi ini yaitu mezzoforte (mf).1

Gambar 3.1. Ritual Nyangahatn pada birama 1

1

(4)

23

Gambar 3.2. Introduction pada instrumen gendang dan beduk

Gambar 3.3. Akhir introductionpada birama 8/1

Pada bagian A dari birama 8/2-20menggambarkan suasana mengajak untuk pergi ke ladang. instrumen gong masuk pada birama 9/4 dengan

(5)

24

dinamika piano (p)2 dan kemudian instrumen beduk menyusul pada birama 12 dengan dimulai dinamika crescendo3 dari piano (p) ke mezzoforte (mf).

Gambar 3.4. Instrumen kenong sebagai melodi utama

Bagian A’ Pada birama 29-62. Pada bagian birama 29-36 yaitu menggambarkan tentang orang yang sedang menebas semak-semak menuju ke ladang tempat menanam padi. Pada bagian ini suasana di gambarkan dengan instrumen gong, woodblock, dan marakas yang seolah-olah seperti suara ranting patah dan menebas rumput liar serta di isi dengan improvisasi suara seruling yang menirukan suara kicauan burung di hutan.

2Dinamika Piano: suara yang dihasilkan sedikit lembut 3

(6)

25

Gambar 3.5. Suasana menuju ladang

Pada birama 37-48 menggambarkan suasana orang sedang membuka lahan untuk berladang dengan digambarkan melalui instrumen gong, woodblock, dan marakas kemudian pada akhir dari suasana ini diberi klimaks dinamika crescendoyang digambarkan dengan disusul munculnya instrumen gendang yang pada birama 46.

(7)

26

Gambar 3.7. Akhir dari suasana membuka lahan dengan dinamika crescendo

Setelah kegiatan membuka lahan selesai, yang terakhir adalah menebang sebuah pohon besar pada birama 54-62 yang digambarkan dengan instrumen beduk, gong, woodblock, dan gendang dengan dinamika

fortissimo4 yang memberikan suasana ketegasan dalam menebang pohon serta improvisasi suara teriakan atau pekikan dari penari.

Gambar 3.8. Suasana menebang pohon

4

(8)

27

Setelah kegiatan membuka lahan dan menebang pohon selesai, selanjutnya pada birama 63-83menggambarkan suasana telah selesai bekerja membuka lahan dan menggambarkan suasana pulang ke rumah.

Gambar 3.9. Suasana selesai membuka lahan

Birama 84/4-103 kembali lagi ke bagian A, pada birama ini menceritakan sebuah suasana dimana para wanita mempersiapkan benih untuk di doakan agar nantinya mendapatkan hasil terbaik pada waktu panen. Suasana ini dimainkan oleh instrument beduk, gendang dengan dinamika

(9)

28

Gambar 3.10. Suasana persiapan menanam padi

Gambar 3.11. Suasana persiapan menanam padi

Pada bagian akhir birama 103-110 merupakan suasana yang terkesan sepi dan sakral karena akan bersiap untuk berdoa kembali (Nyangahatn). Dalam suasana ini digunakan dinamika piano(p)dengan tempo adante (85) dan pada birama 107 diberikan tanda decrescendo yang memberikan

(10)

29

suasana semakin lama menjadi lembut dan tenang. Setelah itu pada birama 111-112 tempo berubah menjadi 100 tetapi dinamika yang dimainkan menadi pianissimo (pp5).

Gambar 3.12. Suasana sakral

Gambar 3.13. Akhir bagian pertama

5

(11)

30 2.Bagian Kedua

Komposisi ansambel perkusi bagian kedua ini terdiri dari 28 birama. Bentuk komposisi ansambel perkusi secara keseluruhan adalah

narasi-Introduction-A-B.

Tabel 3.2 Analisis bentuk bagian kedua

Birama Keterangan

1-2 Narasi

2/4-10 Introduction

11/4-18 Bagian A

19-28 Bagian B

Pada birama 1-2 di isi kembali dengan ritual Nyangahatn dan pada birama 2 muncul suara gong yang menggambarkan akan dimulainya pekerjaan menanam padi di ladang.

(12)

31

Pada birama 2/4-10 merupakan introduction pada bagian 2. Birama 11-18 menggambarkan suasana persiapan untuk menabur benih di ladang yang sudah siap ditanami benih padi. Suasana ini digambarkan dengan instrumen beduk, gong, dan gendang. Pada bagian ini juga diberikan tanda addlib yaitu dengan memunculkan instrument seruling yang membunyikan suara seperti kicauan burung.

Gambar 3.15. Introduction

Gambar 3.16. Suasana persiapan menabur benih

Kemudian pada birama 19 -28 menggambarkan suasana menabur benih padi dengan instrumen woodblock, marakas, dan kulintang dengan dinamika Pianissimo (pp). Pada bagian akhir birama 28 disusul oleh suara gendang dengan dinamika crescendo yang menggambarkan klimaks dari kegiatan menanam padi.

(13)

32

Gambar 3.17. Suasana menabur benih

(14)

33 3. Bagian ketiga

Pada komposisi bagian ketiga ini terdiri dari 41 birama. Bentuk komposisi ansambel perkusi secara keseluruhan adalah A-B-C.

Tabel 3.3 Analisis bentuk bagian ketiga

Birama Keterangan

1-10 Bagian A

11-24 Bagian B

25-41 Bagian C

Pada bagian A yaitu birama 1-10 menggambarkan persiapan untuk memanen padu yang telah matang. Suasana pada birama ini digambarkan dengan instrumen beduk, cymbal, gong, dan gendang.

Gambar 3.19. Suasana persiapan memanen padi

Pada bagian B yaitu birama 11-24 yaitu suasana orang sedang memanen padi yang digambarkan dengan instrumen gendang dengan dinamika pianissimo(pp) daninstrumen marakas yang mencolok dengan dinamika fortissimo(ff) seolah-olah seperti suara urang sedang memotong tangkai padi.

(15)

34

Gambar 3.20. Suasana memanen padi

Pada bagian akhir birama 25-41 yaitu komposisi nyanyian yang diulang-ulang menggambarkan suasana orang yang sedang bersukacita atas hasil panen padi yang diperoleh. Kemudian masyarakat yang selesai memanen hasil dari ladangnya pulang ke rumah mereka dengan bernyanyi gembira.

Gambar

Gambar 3.1. Ritual Nyangahatn pada birama 1
Gambar 3.2. Introduction pada instrumen gendang dan beduk
Gambar 3.5. Suasana menuju ladang
Gambar 3.8. Suasana menebang pohon
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara statistik parameter diameter telur sebelum ovulasi (Gambar 1) didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata

pasukan Muslim harus terus bergerak ke Syria atau kembali. Hadhrat ’Abdur Rahmān bin ’Auf ra mengatakan bahwa ia telah mendengar Rasulullah Saw bersabda bahwa jika. kalian

i) Pengujian hipotesis pertama menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pasar dan nilai buku saham yang konsisten dengan hasil penelitian Sari (2002)

Sumber Djantin Sambas selama ini mempergunakan metode alokasi biaya tradisional, yang terlihat pada cara pembebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja yang

Nama Anggota Kehormatan dan Anggota luar biasa yang telah diterima dicatat dalam Buku Daftar Anggotab. Membayar Simpanan Pokok dan

[r]

Untuk membuat ruangan soundproofing dibutuhkan sound insulation material untuk meng-insulasi air-borne noise dan elemen yang dapat memutus rambatan getaran

Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh modernisasi sistem administrasi perpajakan yang terdiri atas struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi,