• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi Berprestasi dan Persepsi pada Metode Pembelajaran Problem Solving terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Motivasi Berprestasi dan Persepsi pada Metode Pembelajaran Problem Solving terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

- 157 -

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA

METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

YULISTIANA

yulistinabio@gmail.com

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI

Abstrak. Tujuan penelitiaan ini yaitu 1) mengetahui hubungan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Biologi siswa, 2) mengetahui hubungan persepsi siswa pada metode pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar Biologi siswa, 3) mengetahui pengaruh motivasi berprestasi dan persepsi siswa pada metode pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar Biologi siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dan survei. Sampel berukuran 56 siswa yang terdiri atas 28 siswa kelas eksperimen dan 28 siswa kelas kontrol, dengan teknik sampling yang digunakan yaitu cluster sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes hasil belajar Biologi bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, sebanyak 30 soal yang telah diuji validitasnya dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,88; dan angket motivasi berprestasi sebesar 0,89. Setelah melalui uji prasyarat data, yaitu normalitas dan regresi, kemudian data dianalisis dengan menggunakan konsep product moment diperoleh r12 = 0,6020, ry1 = 0,7397, ry2 = 0,7822, dan ry12 = 0,8516. Menunjukkan adanya pengaruh langsung sebesar 36,24% untuk r12, 54,71% untuk ry1 (cukup tinggi), 61,18% untuk ry2 (cukup tinggi) dan 72,52% untuk ry12 (tinggi). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi terhadap hasil belajar Biologi, walaupun dalam hal ini penggabungan antara motivasi berprestasi dan metode pembelajaran problem solving yang lebih berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi siswa.

Kata kunci: motivasi berprestasi, metode pembelajaran, problem solving, hasil belajar Biologi.

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan warga negara dan memiliki akhlak mulia. Dengan akhlak mulia, kecerdasannya akan dimanfaatkan untuk pembagunan dan kemajuan bangsa dan negara. Jadi, kecerdasan siswa ini didapatkan dari suatu proses belajar-mengajar di kelas walaupun dipengaruhi juga oleh tingkat

Intelligence Qualitynya (IQ), di mana masing-masing siswa mempunyai motivasi belajar (dalam hal ini motivasi berprestasi) yang berbeda-beda satu dengan yang lain.

Kemajuan ilmu dan teknologi sebagai hasil dari karya sumber daya manusia yang handal, tidak dapat dipisahkan dari peran penting aplikasi Biologi. Melalui kemampuan yang dimiliki dalam Biologi, membuat seseorang mengekplorasi segala kemampuan dan kreativitasnya melalui berpikir logis, analitis, sistimatis, dan kritis. Penemuan-penemuan dari hasil eksplorasi kemampuan manusia dalam bidang Biologi telah bermanfaat dalam menjawab kebutuhan manusia. Penemuan-penemuan itu sebagai bentuk perkembangan ilmu dan teknologi. Biologi dapat membuat ilmu dan teknologi mengalami perkembangan yang dapat mensejahterakan kehidupan umat manusia.

Namun, masalah besar yang dihadapi oleh dunia pendidikan pada saat ini adalah adanya krisis paradigma yang berupa kesenjangan dan ketidaksesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dan paradigma yang dipergunakan (Sumadi, 2005). Berbagai pendekatan, gagasan atau inovasi dalam dunia pendidikan Biologi yang sampai saat ini diterapkan

(2)

- 158 -

secara luas ternyata belum dapat memberikan perubahan positif yang berarti, baik dalam proses pembelajaran di sekolah maupun dalam meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya. Perkembangan Biologi tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja (produk ilmiah) tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Maka kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang serta mampu bersaing dengan bangsa lain, telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan.

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Pembelajaran Problem Solving

Salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh para pendidik pada saat sekarang ini adalah metode ekspositori. Keterampilan siswa selama pembelajaran dengan metode ekspositori belum memuaskan karena pembelajaran berlangsung satu arah saja. Guru tidak mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran. Jika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, sedikit sekali yang melakukannya. Hal ini karena siswa masih takut atau bingung mengenai apa yang akan ditanyakan. Selain itu siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan masalah. Siswa masih minder atau pasif, belum mampu berpikir kritis dan berani mengungkapkan pendapat. Dan dalam pembelajarannya kurang memperlihatkan motivasi berprestasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa, khususnya mata pelajaran Biologi adalah dengan menerapkan model pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari metode ilmiah sebagai konsep dasar yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyesuaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip atau simpulan.

Secara akademis, pendekatan pembelajaran dapat dikategorikan secara dikotomis sebagai metode yang berdasarkan keterampilan proses dan konvensional. Diasumsikan pendekatan pembelajaran konvensional (umumnya menggunakan metode ceramah) cenderung berpusat pada aktivitas guru (teacher oriented), sebagaimana yang selama ini berlangsung dalam kegiatan pembelajaran konvensional, sedangkan pendekatan pembelajaran keterampilan proses cenderung berpusat pada aktivitas siswa (student oriented).

Realitas yang ada di sekeliling penulis ini, mendorong pentingnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi serta sikap siswa di sekolah. Dalam penelitian ini pendekatan yang akan dikaji adalah pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving) digabungkan dengan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Biologi siswa. Penggabungan dengan motivasi berprestasi karena adanya pandangan baik untuk melihat dorongan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran masing-masing.

Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada seseorang sehubungan dengan prestasi, yaitu dorongan untuk menguasai, memanipulasi serta mengatur lingkungan sosial maupun fisik, mengatasi rintangan-rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk melebihi perbuatan di masa lalu serta untuk mengungguli perbuatan orang lain.

(3)

- 159 -

Motivasi berprestasi juga dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mencapai sukses atau memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki (Gunarsa dan Gunarsa, 1995). Keinginan untuk mencapai kesuksesan atau tujuan akhir tersebut akan dianggap sebagai pendorong dari setiap kegiatan yang dilakukan. McClelland dan Atkinson juga mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi adalah kecenderungan umum untuk berusaha meraih kesuksesan dan memiliki orientasi tujuan, aktivitas sukses, atau gagal.

Seorang individu dengan tingkat motivasi berprestasi yang tinggi juga cenderung untuk mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi, mempunyai tanggung jawab dan selalu berusaha untuk memperoleh nilai yang baik, aktif dalam kehidupan sosial, dalam memilih teman cenderung memilih teman yang ahli daripada seorang sahabat, serta tahan dengan tekanan-tekanan yang ada dalam masyarakat. Mereka senang mengambil resiko, mempunyai sifat-sifat yang ambisius dan keras kepala.

Selanjutnya McClelland mengemukakan tingkah laku yang paling menonjol dari individu berprestasi yang tinggi adalah: (1). Sangat menyayangi pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tanggung jawab pribadi, (2). Selalu bekerja dengan memperhitungkan resiko dari segala tindakan yang dilakukannya. Ia tidak senang melakukan pekerjaan yang terlampau mudah, karena hal ini tidak mendatangkan kepuasaan bagi dirinya, (3) lebih menyukai untuk menggunakan pemikiran sendiri dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, (4) mempunyai dorongan yang kuat untuk segera mengetahui hasil yang konkret dari segala tindakan yang dilakukannya. Dari uraian tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan motivasi berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk lebih unggul dalam kelompoknya.

Hasil Belajar Biologi

Sedangkan biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan. Pemberian materi Biologi di sekolah menengah bertujuan agar siswa paham dan menguasai konsep makhluk hidup dan lingkungannya. Pembelajaran ini juga bertujuan agar siswa dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dan ada akhirnya, materi Biologi memiliki tujuan agar siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang kemudian dapat dikembangkan menjadi suatu ilmu yang baru.

Hasil belajar Biologi dapat diartikan sebagai perwujudan dari proses keberhasilan pembelajaran Biologi yang dicerminkan dengan perubahan tingkah laku dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotor seseorang setelah mendapatkan pengalaman belajar Biologi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Sudjana (2004: 22) yang mengatakan bahwa,

³KDVLO EHODMDU DGDODK NHPDPSXDQ-kemampuan yang dimiliki siswa setelah memiliki

SHQJDODPDQ EHODMDUQ\D´ Maka diperlukan penyusunan tes hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pelajaran yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan atau keterampilan siswa yang diharapkan setelah siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu.

Untuk itu perlunya diadakan penelitian guna mengukur hubungan motivasi berprestasi dan metode pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar biologi siswa, sehingga para guru mampu memberi fondasi dasar kepada murid untuk menghadapi masa mendatang yang gemilang.

METODE

Berdasarkan perspektif cara pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis korelasional yang digunakan adalah Product Moment. Untuk meneliti kuatnya hubungan antara variabel bebas dan terikat

(4)

- 160 -

menggunakan uji keberartian t-rxy, dengan variabel-variabelnya: motivasi berprestasi (X1) dan metode pembelajaran problem solving (X2) dengan hasil belajar Biologi siswa (Y). Konstelasi hubungan ketiga variabel ini, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Konstelasi Variabel-variabel Penelitian Keterangan:

X1 = Motivasi berprestasi

X2 = Persepsi siswa pada Metode pembelajaran problem solving Y = Hasil belajar Biologi siswa

3RSXODVL VDVDUDQ SHQHOLWLDQ DGDODK VLVZD 60$ 'DDUXO 0D¶DULI NHODV ; VHEDQ\DN

180 siswa. Menurut Sasmoko (2004: 54) populasi merupakan wilayah generalisasi penelitian yang terdiri atas subyek atau obyek amatan yang ditetapkan peneliti untuk pengambilan kesimpulan. Maka diambillah sampel berukuran 56 siswa yang terdiri atas 28 siswa kelas eksperimen dan 28 siswa kelas kontrol, dengan teknik sampling yang digunakan yaitu cluster sampling. Untuk menghitung besarnya koefisien korelasi antar variabel, digunakan rumus sebagai berikut:

¦

¦

¦

¦

¦

¦

¦

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n rxy

Sedangkan untuk mengukur koefisien korelasi ganda, yaitu hubungan antara dua variable bebas dengan satu variable terikat, digunakan rumus :

12 y

r

= 2 12 12 2 1 2 2 2 1 1 . . 2 r r r r r ry y y y Keterangan : 12 y

r

= korelasi X1 dan X2 dengan Y 12

r

= korelasi X1 dengan X2 1 y

r

= korelasi X1 dengan Y 2 y

r

= korelasi X2 dengan Y HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Motivasi Berprestasi

Dari hasil angket yang diterima untuk variabel motivasi berprestasi siswa untuk sampel penelitian yang terdiri dari 28 orang siswa diperoleh nilai tertinggi 1235 dan nilai terendah 996. Selanjutnya rata-rata motivasi berprestasi adalah 1078,90 dengan simpangan baku 69,619 dan didukung pula oleh median 1051,50 dan modus sebesar 1044. Untuk koefisien reliabilitasnya adalah 0,89.

(5)

- 161 -

Analisis Persepsi Siswa pada Metode Pembelajaran Problem Solving

Dari pemberian angket/ kuesioner untuk variabel motivasi berprestasi siswa untuk sampel penelitian yang terdiri dari 28 orang siswa diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 66. Selanjutnya rata-rata motivasi berprestasi siswa pada pelajaran Biologi adalah 82,20 dengan simpangan baku 7,836 dan didukung pula oleh median 81 dan modus sebesar 78. Untuk koefisien reliabilitasnya adalah 0,88.

Analisis Hasil Belajar Biologi

Dari pemberian tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal untuk mengukur hasil belajar Biologi siswa untuk sampel penelitian yang terdiri dari 28 orang siswa diperoleh nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 68. Selanjutnya rata-rata hasil belajar kimia siswa adalah 76,80 dengan simpangan baku 4,972 dan didukung pula oleh median 76 dan modus sebesar 72.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Semakin tinggi motivasi berprestasi, makin tinggi hasil belajar Biologi. Dengan

demikian apabila motivasi berprestasi siswa kian ditingkatkan, maka akan berdampak lurus dengan hasil belajar Biologi siswa, hal ini dapat diketahui dengan hasil perhitungan uji t dimana th > tt (17,357 > 1,70). Dan berdasarkan hasil perhitungan rumus koefisien korelasi product moment dapat diketahui bahwa rh > rt (0,7397 > 0,254) artinya dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Biologi siswa, dengan koefisien determinasi sebesar r2X1y = 0,839. Hal ini berarti sebesar 83,9% variasi Hasil belajar Biologi (Y) dipengaruhi oleh Motivasi berprestasi (X1).

2. Semakin tinggi persepsi siswa pada Metode pembelajaran problem solving, makin tinggi Hasil belajar Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas Metode pembelajaran problem solving akan semakin mempertinggi Hasil belajar Biologi siswa, hal ini dapat diketahui dengan hasil perhitungan uji t dimana th > tt (59,597 > 1,70). Dan berdasarkan hasil perhitungan rumus koefisien korelasi product moment dapat diketahui bahwa rh > rt (0,7822 > 0,254) artinya dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif Metode pembelajaran problem solving terhadap Hasil belajar Biologi, dengan koefisien determinasi sebesar r2X2y = 0,984. Hal ini berarti sebesar 98,4% variasi Hasil belajar Biologi(Y) dipengaruhi oleh Metode pembelajaran problem solving (X2).

3. Hasil belajar Biologi siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi berprestasi dan persepsi siswa pada metode pembelajaran problem solving dengan kata lain motivasi berprestasi dan persepsi siswa pada metode pembelajaran problem solving merupakan varian dari Hasil belajar Biologi, hal ini dapat diketahui dengan hasil perhitungan uji t dimana th > tt (23,613 > 1,70). Dan berdasarkan hasil perhitungan rumus koefisien korelasi product moment dapat diketahui bahwa rh > rt (0,992 > 0,254) artinya dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif motivasi berprestasi dan persepsi siswa pada metode pembelajaran problem solving bersama-sama terhadap hasil belajar Biologi, dengan koefisien determinasi sebesar r2X12y = 0,8516. Hal ini berarti sebesar 85,16% variasi Hasil belajar Biologi (Y) dipengaruhi secara bersama-sama oleh motivasi berprestasi (X1) dan persepsi siswa pada metode pembelajaran problem solving (X2).

(6)

- 162 -

DAFTAR PUSTAKA

Ackinson, Rita DKK, 1991. Pengantar Psikologi Edisi ke ± 8 Editor Agus Dharma, Jakarta

Arikunto. Suharsimi. Manajemen Penelitian.Jakarta: Dikti. 2005.

_______. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Mulyani Sumantri.,Johar Permana. 1988. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.

Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. 2002.

_______. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. 2003. _______. Metode Penelitian. Bandung: Tarsito. 2008.

Sudjana, Nana. 1990. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: FEUI. Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi. Winkel, W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Nasution, Wahyudin Nur. Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir. Didownload 31 Juli 2013. dari http://www.wikipedia.com.

Gambar

Gambar 1. Konstelasi Variabel-variabel Penelitian  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kajian yang dijalankan oleh Scribner dan Wakelyn (1998) terhadap pelajar dari program perantisan Wisconsin melaporkan bahawa terdapat pelajar yang menyatakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol kulit batang jambu biji (Psidium guajava L.) terhadap edema pada telapak kaki tikus

Jumlah individu (ekor) dan berat (kg) dan hasil tangkapan bubu lipat pada pagi dan sore hari.. bubu lipat dari yang tertinggi hingga yang terendah pada pagi dan sore hari di

Melihat masih tingginya kejadian kasus gizi kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar tahun 2010, maka disarankan bagi ibu sebagai pengatur

Data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak terkait mengenai korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar glukosa darah puasa dan korelasi

Berdasarkan penelitian yang kami dilakukan, daun cocor bebek ( Kalanchoe pinnata ) segar sebanyak 600 gram menghasilkan ekstrak etil asetat sebanyak 3 gram.Hasil uji positif pada

Hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner yaitu sebanyak 50 responden atau 48,08% yang menyatakan setuju serta 33 responden atau 31,73% yang menyatakan

1. Kesalahan koneksi antar topik matematika Secara umum kesalahan yang dilakukan peserta didik adalah kesalahan dalam menafsirkan keterangan dari soal, kesalahan dalam