• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Kertas Seni Dari Kombinasi Limbah Ampas Tebu Dan Kulit Jagung Dengan Bahan Perekat PVAC Dan Tepung Umbi Singkong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kualitas Kertas Seni Dari Kombinasi Limbah Ampas Tebu Dan Kulit Jagung Dengan Bahan Perekat PVAC Dan Tepung Umbi Singkong"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN KULIT JAGUNG DENGAN BAHAN PEREKAT PVAc DAN TEPUNG

UMBI SINGKONG

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan oleh:

CARISSA RAHMITASARI A420150154

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JUNI, 2019

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN KULIT JAGUNG DENGAN BAHAN PEREKAT PVAC DAN TEPUNG

UMBI SINGKONG

Diajukan oleh : CARISSA RAHMITASARI

A420150154

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji skripsi.

Surakarta, 27 Mei 2019

Dra. Aminah Asngad, M.Si. NIK/NIP/NIDN/NUPN 227 / 062809590

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN KULIT SINGKONG DENGAN BAHAN PEREKAT PVAC DAN

TEPUNG UMBI SINGKONG

OLEH

CARISSA RAHMITASARI A420150154

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari Rabu, 26 Juni 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Dra. Aminah Asngad, M.Si. ( ) (Ketua Dewan Penguji)

2. Dra. Titik Suryani, M.Sc. ( ) (Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Efri Roziaty S.Si., M.Si. ( )

(Anggota 2 Dewan Penguji)

Dekan,

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum) NIDN 0028046501

(4)

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Carissa Rahmitasari

NIM : A420150154

Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : Kualitas Kertas Seni dari Kombinasi Limbah Ampas Tebu dan Kulit Jagung dengan Bahan Perekat Pvac Dan Tepung Umbi Singkong

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa naskah publikasi yang saya serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat karya orang lain, kecuali yang tertulis dan bebas dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila kemudian hari ini terbukti naskah publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan,

CARISSA RAHMITASARI A420150154

(5)

1

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN KULIT SINGKONG DENGAN BAHAN PEREKAT PVAC DAN TEPUNG UMBI

SINGKONG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Abstrak

Ampas tebu dan kulit jagung merupakan limbah dengan kandungan selolusa cukup tinggi, sehingga dijadikan bahan baku dalam pembuatan kertas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas kertas seni dari kombinasi ampas tebu dan kulit jagung dengan bahan perekat PVAc dan tepung umbi singkong melalui uji kekuatan tarik, ketahanan sobek dan uji sensoris. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola factorial dengan 3 kali pengulangan. Factor 1 : kombinasi antara ampas tebu dan kulit jagung (A), A1 (50:50), A2 (30:70), A3(40:60). Faktor 2 : bahan perekat (P), P1 (PVAc 5%), P2(tepung umbi singkong 5%). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif . Hasil penelitian menunjukkan kertas seni yang paling disukai masyarakat pada perlakuan A2P1 karena masyarakat menyukai warnanya yang cerah, seratnya tidak terlalu nampak, dan tekstur halus. Terdapat perbedaan kualitas kertas dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit jagung yang berbeda dengan bahan perekat PVAc dan tepung umbi singkong.

Kata Kunci : kertas seni, Ampas tebu, kulit jagung, PVAc, tepung umbi singkong.

Abstracts

Bagasse and corn peel is a waste with a high content of Selolusa, so it is used as a raw material in the manufacture of paper. The purpose of this research is to know the quality of art paper from the combination of bagasse and corn peel with PVAc adhesive and cassava powder through tensile strength test, tear resistance and sensory test. This study uses the detailed random draft (RAL) method of factorial pattern with 3 times the repetition. Factor 1: Combination of bagasse and corn peel (A), A1 (50:50), A2 (30:70), A3 (40:60). Factor 2: Adhesive material (P), P1 (PVAc 5%), P2 (cassava flour 5%). The data collection techniques on this research are qualitative descriptive. The results showed the most favored art paper in the A2P1 treatment because the community favored its bright color, the fibers were not very visible, and the texture was subtle. There are any differences of the art paper quality from the comparison of bagasse and corn skin with PVAc and cassava powder on sensory testing.

Keywords: Art paper, bagasse, corn peel, PVAc, cassava powder. 1. PENDAHULUAN

Kertas merupakan bahan berbentuk tipis yang terbuat dari kayu dapat dimanfaatkan oleh berbagai hal, mulai dari bahan dasar untuk menulis, menggambar, pembuatan buku, pembuatan kerajinan maupun yang lainnya.

(6)

2

Banyaknya kertas yang dibutuhkan masyarakat, memicu para industri kertas untuk meningkatkan produksinya. Dalam pembuatan kertas menggunakan bahan baku yang mengandung serat selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang umumnya berasal dari kayu untuk dijadikan pulp yang diambil dari hutan.

Kayu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas biasanya mengandung serat pendek untuk mempermudah pengolahannya dalam pembuatan pulp, seperti pada pohon pinus, palpyrus, dan mulbery. Banyaknya bahan baku yang dibutuhkan berdampak terhadap kerusakan lingkungan seperti gundulnya hutan akibat penebangan pohon yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga menyebabkan kebakaran dimusim kemarau dan banjir pada saat musim penghujan. Cara mencegah terjadinya kerusakan lingkungan tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan limbah hasil pertanian untuk dijadikan bahan baku pengganti dalam pembuatan kertas. Menurut hasil penelitian Prabawati (2008) menyatakan bahwa merang dan pelepah pohon pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan kertas yang ramah lingkungan dan kertas yang dihasilkan darikedua bahan tersebut mempunyai keungulan yang terletak pada corak dan warnanyayang khas. Sehingga pada penelitian ini memanfaatkan ampas tebu dan kulit jagung sebagai bahan baku pengganti dalam pembuatan kertas.

Kulit jagung merupakan limbah hasil pertanian yang sampai saat ini pemanfaatanya kurang maksimal, sehingga sering dianggap sebagai sampah kemudian dibakar dan hanya menimbulkan dampak pencemaran pada lingkungan. Komposisi kimia kulit jagung diantaranya lignin 15%, abu 5.09%, alkohol-cyclohexane 4.57%, dan selulosa 44.085 (Fagbemigun,2014). Kandungan selulosa yang tinggi pada kulit jagung, penelitian ini memanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas.

Tebu merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gula dan penyedap rasa yaitu dengan mengambil sarinya saja, setelah diolah tebu akan menghasilkan limbah berupa ampas tebu. Ampas dari tebu ini memilki kandungan kimia seperti abu 3%, lignin 22%, selulosa 37%, sari 1%, pentosan 27%, dan sio 3% (Yosephine,2012). Tingginya serat yang dimiliki ampas tebu dapat dijadikan sebagai bahan alternatif dalam pembuatan kertas.

(7)

3

Penggunaan larutan NaOH dalam pembuatan kertas untuk menghilangkan lignin sehingga dapat menghasilan mutu selulosa yang baik. Penambahan NaOH dapat membantu untuk menambah kekuatan fisik pada kertas. Sebab adanya NaOH, lignin yang terlarut banyak dan yang tersisa pada pulp kecil sehingga ikatan antar serat akan lebih kompak (Haroen, 2011). Menurut Surest (2010) dengan konsentrasi NaOH 5% didapatkan rendamen pulp tertinggi yaitu 54,875%, sedangkan dengan konsentrasi NaOH 10% didapatkan kandungan selulosa tertinggi yaitu 83,0367 %. Pada penelitian ini menggunakan NaOH dengan konsentrasi 10% untuk menghilangkan lignin pada ampas tebu dan kulit jagung. Selain itu, menurut Kurnia (2009) semakin meningkatnya konsentrasi etanol yang digunakan pada larutan pemasakan, akan menyebabkan kandungan lignin yang hilang semakin banyak dan batas konsentrasi maksimal adalah 40%.

Perekat juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan kertas yaitu untuk mengikat serat. Pembuatan kertas dengan penambahan perekat dapat memperkuat ikatan antar serat dengan ketahan tarik dan sobek pada kertas yang tinggi (Fajriani,2010). Umumnya bahan perekat yang digunakan adalah PVAc. Hasil penelitian Widyawati (2015), ketahan tarik dan kekuatan sobek kertas tertinggi diperoleh pada perlakuan K1T2 ( NaOH 10% dan PVAc 5%) yaitu 23,97 N. Selain PVAc, bahan perekat yang dapat digunakan berasal dari pati. Menurut Sulistyo (2012), kombinasi antara selulosa dan pati tapioka mampu meningkatkan ketahanan plastik. Menurut Syamsu (2014), sampel dengan penambahan NaOH 10%, Kaolin 0% dan tapioka 5% didapatkan indeks ketahanan tarik terbaik yaitu 17,10 N m g- dan penambahan NaOH 10%, Kaolin 0% dan tapioka 5% didapatkan hasil ketahanan sobek terbaik yaitu 2,14 mN m-2 g-1. Keefektifan kedua bahan perekat tersebut digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan bahan perekat dari tepung umbi singkong 5% dan PVAc 5% dalam meningkatkan ketahan tarik dan sobek pada kertas.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas kertas seni dari kombinasi limbah ampas tebu dan kulit jagung dengan bahan perekat PVAc dan tepung umbi singkong?

(8)

4

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kertas seni dari kombinasi limbah ampas tebu dan kulit jagung dengan bahan perekat PVAc dan tepung umbi singkong.

2. METODE

Penelitian ini dilakukakn untuk pembuatan kertas yang membandingkan 2 bahan perekat dengan proses Kimia (Chemical Pulping), yaitu proses Organosolv berupa proses Alcell. Untuk pengujian karakteristik kertas (ketahanan tarik dan kekuatan sobek) dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada. Sedangkan untuk pengujian sensoris dilakukan di universitas Muhammadiyan Surakarta.

Metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola factorial dengan 3 kali ulangan. Penelitian ini menggunakan 2 faktor. Factor pertama yaitu kombinasi limbah ampas tebu dan kulit jagung (A) yaitu A1(50%:50%), A2(30%:70%), A3 (40%:60%). Faktor kedua yaitu penambahan bahan perekat (P), yaitu P1(PVAc 5%) dan P2(tepung umbi singkong 5%).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan oleh 10 orang panelis dengan memberikan sampel dari masing-masing perlakuan yang diujikan pada lembar angket yang telah disediakan.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Kemudian data hasil pengujian kualitas kertas dengan uji sensoris yang meliputi tekstur, kenampakan serat, warna, serta daya terima masyarakat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian sensoris yang dilakukan meliputi tekstur, kenampakan serat, warna, dan daya tarik panelis terhadap produk tersebut. Untuk pengujian sensoris dilakukan kepada 10 panelis yang dipilih secara acak dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mengisi angket yang telah disiapkan. Adapun hasil uji sensoris adalah sebagai berikut :

(9)

5

Table 2. Data Hasil Uji Sensoris Kertas dari Limbah Ampas Tebu dan Kulit Jagung dengan Perbedaan Bahan Perekat PVac dan Tepung Umbi Singkong.

Perlakuan

Uji Sensoris

Keterangan

Tekstur Kenampakan

serat Warna Kesukaan

A1P1 Kasar Sangat

Tampak##

Kuning Cukup

suka

Konsentrasi Ampas tebu 50% : Kulit Jagung 50% dengan penambahan PVAc 5%

A2P1 Halus Cukup

tampak#

Kuning cerah#

Suka # Konsentrasi Ampas tebu 30%

: Kulit Jagung 70% dengan penambahan PVAc 5%

A3P1 Cukup

halus

Cukup Tampak

Kuning Suka Konsentrasi Ampas tebu 40%

: Kulit Jagung 60% dengan penambahan PVAc 5%

A1P2 Halus# Tampak Kuning

cerah

Suka Konsentrasi Ampas tebu 50%

: Kulit Jagung 50% dengan penambahan Tepung umbi singkong 5 %

A2P2 Cukup

halus

Tampak Kuning Suka Konsentrasi Ampas tebu 30%

: Kulit Jagung 70% dengan penambahan Tepung umbi singkong 5 %

A3P2 Kasar## Tampak Kuning## Cukup

suka##

Konsentrasi Ampas tebu 40% : Kulit Jagung 60% dengan penambahan Tepung umbi singkong 5 %

Keterangan :

# : nilai uji sensoir tinggi ## : nilai uji sensoris rendah

Pengujian sensoris yang dilakukan meliputi tekstur, kenampakan serat, warna, dan daya tarik panelis terhadap produk tersebut. Untuk pengujian sensoris dilakukan kepada 10 panelis yang dipilih secara acak dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mengisi angket yang telah disiapkan. Adapun hasil uji sensoris adalah sebagai berikut:

(10)

6

Gambar 1. Uji Sensoris kertas seni

a) Tekstur

Berdasarkan gambar 4.3. menunjukkan bahwa pada masing-masing perlakuan penilaian panelis rata-rata kertas seni memiliki tekstur yang cukup halus, kecuali pada perbandingan bahan baku 50:50 dengan PVAc 5% dan 40:60 dengan tepung umbi singkong memiliki tekstur yang kasar. Hal ini disebabkan komposisi kulit jagung yang lebih banyak daripada ampas tebu. Kulit jagung memiliki serat yang lebih panjang sehingga sulit hancur dan memiliki ikatan serat yang panjang sehingga membuat ikatannya solid dan menyebabkan teksturnya kasar. Menurut penelitian Sucipto (2009), tekstur permukaan dipengaruhi oleh teknik pencetakan dan ukuran serat. Pada pembuatan kertas dari limbah ampas tebu dan kulit jagung, pencetakan menggunakan screen sehingga permukaan kertas tidak rata, berbeda dengan kertas dipasaran yang menggunakan metode pressing sehingga kertas yang dihasilkan lebih halus dan rata. Faktor lain yang menyebabkan kertas seni tersebut kasar yaitu pada saat penggilingan, dimana pulp yang digiling dengan waktu yang lebih lama menyebabkan komposisi pulp lebih homogen sehingga ampas tebu dan kulit jagung dapat hancur dan tekstur yang nampak menjadi lebih halus dari pada pulp yang digiling dengan waktu yang kurang lama. Menurut Asngad (2016), semakin lama waktu yang digunakan saat penggilingan menyebabkan pulp lebih homogen sehingga tekstur yang Nampak menjadi lebih halus dibanding

A1P1 A2P1 A3P1 A1P2 A2P2 A3P2

Tekstur 1,9 3,3 2,5 3,9 2,4 1,8 Kenampakan serat 1,7 3,3 2,6 3,2 1,8 2,2 Warna 3,3 3,4 2,9 3,4 2,9 2,9 Kesukaan 2,8 3,8 3,2 3,2 3,4 2,8 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 R ata -r ata

(11)

7

dengan waktu yang sebentar. Selain itu, tekstur permukaan kertas juga dapat dipengaruhi oleh teknik pencetakan.

b) Kenampakan Serat

Berdasarkan gambar 4.3. menunjukkan bahwa kenampakan serat kertas seni pada semua perlakuan nampak, terutama pada perlakuan 50:50 dengan PVAc 5% dan 30:70 dengan tepung umbi singkong 5% dimana serat sangat terlihat. Hal itu disebabkan ikatan serat yang terbentuk panjang yaitu dengan komposisi ampas tebu dan kulit jagung yang seimbang (50: 50). Ikatan serat yang panjang tersebut menyebabkan serat pada kertas menjadi terlihat ka rena baik ampas tebu maupun kulit jagung yang sulit hancur sehingga membuat serat tersebut nampak ketika kertas sudah dicetak. Pencetakan kertas tersebut berpengaruh terhadap kenampakan serat yang ada pada kertas. Menurut penelitian (Sucipto, 2009), Kenampakan serat pada kertas seni pelepah pisang, terlihat lebih unik dengan menampilkan serat-serat yang panjang dengan permukaan yang tidak rata. Selain itu, proses pencetakan juga mempengaruhi hasil pada kenampakan serat. Kenampakan serat ini juga dapat dipengaruhi oleh bahan kimia (NaOH dan etanol) yang berperan dalam pemisahan dan pemutusan serat yang merupakan larutan alkali pada proses pemotongan serat tidak sempurna sehingga ampas tebu dan kulit jagung sulit dihancurkan yang menyebabkan serat masih tetap tampak ketika pencetakan. Hal ini didukung penelitian Qodri (2016), yang menyatakan bahwa semakin banyak larutan yang digunakan dalam pemasakan menyebabkan nilai kenampakan serat yang dihasilkan akan semakin tinggi.

c) Warna

Berdasarkan Tabel 4.2. Rerata penilaian panelis terhadap warna kertas seni dari limbah ampas tebu dan kulit jagung antara 2.9 sampai 3.4, hal ini dapat dilihat dari gambar 4.3. Berdasarkan uji sensoris terhadap warna diketahui bahwa panelis mempunyai tingkat kesukaan paling tinggi pada perlakuan 30:70 dengan PVAc 5%. Kertas seni hasil penelitian memiliki warna hampir sama,

(12)

8

sebab kertas seni dari limbah ampas tebu dan kulit jagung tanpa menggunakan pewarna sehingga menghasilkan warna kuning muda (cerah). Tingkat kecerahan warna yang berbeda dikarenakan masih adanya NaOH sisa perebusan sedangkan jika dicuci dengan bersih kertas yang dihasilkan akan berwarna lebih putih. Perubahan warna juga dipengaruhi oleh waktu penjemuran yang tidak merata. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Pujiarti (2006), yang menyatakan bahwa penjemuran (sinar matahari) berpengaruh terhadap stabilitas warna.

d) Kesukaan (Daya terima masyarakat)

Daya terima masyarakat atau dapat disebut parameter overall (keseluruhan) merupakan parameter penerimaan umum yang dilakukan untuk mengetahui penerimaan konsumen secara menyeluruh terhadap suatu produk. Berdasarkan gambar 4.3. kertas seni berbahan dasar limbah ampas tebu dan kulit jagung yang banyak disukai pada perlakuan 30:70 dengan PVAc 5%, hal ini dikarenakan masyarakat menyukai warnanya yang cerah (kuning), seratnya tidak terlalu nampak, dan tekstur halus. Dapat disimpulkan bahwa ketertarikan dan penilaian masyarakat terhadap kertas berbeda-beda, tergantung bagaimana mereka menilai dari sudut pandang masing-masing.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan disimpulkan bahwa kertas seni yang paling disukai masyarakat pada kombinasi ampas tebu 30% dan kulit jagung 70% dengan bahan perekat PVAc 5% karena masyarakat menyukai warnanya kuning, seratnya tidak terlalu nampak, dan tekstur halus.

Daftar Pustaka

Asngad, Aminah., N, Inna Siti., & Siska, Suci. (2016). “ Pemanfaatan Kulit Kacang dan Bulu Ayam Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Kertas Melalui Chemical Pulping Dengan Menggunakan NaOH dan CaO.

Bioeksperimen, 2, 1, 25-34.

Fagbemigun, Taiwo K., Fagbemi, O.D., Otitoju, O., Mgbachiuzor E., &Igwe, C.C. (2014). Pulp and Paper-making Potential of Corn Husk. International Journal of AgriScience, 4, 4, 209-213.

(13)

9

Fajriani, E. (2010). Aplikasi Perekat Dalam Pembuatan Kayu Laminasi. Laporan Akhir Praktikum. Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan. Bogor : IPB.

Pujiarti, Rini., & Kasmudjo. (2006). Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Hasil Hutan Berbasis Masyarakat. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.

Qodri, Icmi Al. (2016). Kualitas Kertas Seni Berbahan Baku Pelepah Tanaman Salak Dengan Perlakuan Konsentrasi Naoh Dan Lama Pemasakan. Naskah Publikasi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sucipto., Wijana, Susinggih., & Wahyuningtyas, Ely. (2009). Optimasi

Penggunaan NaOH dan Tapioka Pada Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang. Jurnal Teknologi Pertanian, 10, 1, 46-53.

Surest, Azhary H., & Satriawan, Dody. (2010). Pembuatan Pulp dari Batang Rosella dengan Proses Soda ( Konsentrasi NaOH, Temperatur Pemasakan, dan Lama Pemasakan). Jurnal Teknik Kimia, 17, 3, 1-7.

Susanti, R., & Fibriana, Fidia. (2017). Teknologi Enzim. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET. Hal 101.

Widyawati, Anis. (2016). Kualitas Kertas Seni Berbahan Baku Pelepah Tanaman Salak dengan Perlakuan Konsentrasi NaOH dan Konsentrasi Lem PVAc.

Naskah Publikasi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yosephine, Allita., Gala, Victor., Ayucitra, Aning., & Retnoningtyas, Ery

Susiany. (2012). Pemanfaatan Ampas Tebu dan Kulit Pisang Dalam Pembuatan Kertas Serat Campuran. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 1, 2, 94-100.

Gambar

Table  2.  Data  Hasil  Uji  Sensoris  Kertas  dari  Limbah  Ampas  Tebu  dan  Kulit  Jagung  dengan  Perbedaan Bahan Perekat PVac dan Tepung Umbi Singkong
Gambar 1. Uji Sensoris kertas seni

Referensi

Dokumen terkait

Pada peraturan presiden nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah menganut

It means, in that language, the joining of several things together; and, as used by grammarians, it means those principles and rules which teach us how to put words together so as to

Saya Rizki Arianto selaku mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis , IAIN Surakarta, yang saat ini sedang melalukan penelitian

[r]

ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH. SPESIFIK LOKASI

Hasil penelitian menunjukan motivasi, keuntungan dan kerugian pelaku usaha Jasa Ojek Keliling di Kota Tegal dalam menerapkan e-Commerce, pada variabel motivasi

Kebijakan dari BMT Surya Dana Makmur Tulung pembiayaan yang diterapkan terhadap nasabah pasar adalah akad murabahah jadi tujuan yang dimaksud BMT adalah tujuan

Judul Penelitian Keragaman Genetik Plasma Nutfah Jeruk Berdasarkan Analisis Penanda RAPD Nama Mahasiswa Karsinah.. N RP