• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimation of P Wave Velocity by Rock Physics Modeling Case Study of the Muara Enim Coal Formation, South Sumatra Basin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Estimation of P Wave Velocity by Rock Physics Modeling Case Study of the Muara Enim Coal Formation, South Sumatra Basin"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

*

Abstract:

South Sumatra is one of the regions with the greatest coal potential on the island of Sumatra. This study discusses coal lithology based on gamma ray response and density, calculates porosity, and estimates how the difference in response between coal is pre-conditioned and coal gas compilation is saturated. In this study, estimating the velocity of the P-wave uses the Raymer equation by assuming coal in dry conditions. The steps in modeling rock physics are making a solid sanding framework for Voigt Reuss and Hill by mixing minerals. Furthermore, making dry stone shells using the Pride-Lee equation and the final stages of rock physics modeling is modeling the saturated rock wave velocity using the Gassmann equation, using the assumption of gas-saturated coal. The result of this study is the coal target zone in each layer has a different depth. The A1 and A2 seams are at a depth of 34.02-40.92 meters & 43.96-58.12 with a thickness of 6.88 meters & 14.16 meters. On seam B is at a depth of 74.72-94.82 m and a thickness of 20.1 meters. At the Cunduk seam at a depth of 138.72-146.9 m and 8.18 meters thick. In the saturated gas modeling, each coal layer has a Vp saturation response that is lower than the dry rock Vp and the predicted Vp.

Keywords:

Coal, P-Wave, gamma ray log, density log

Abstrak:

Sumatera Selatan termasuk wilayah dengan potensi batubara terbesar di Pulau Sumatera. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi litologi batubara berdasarkan respon gamma ray dan densitas, menghitung porositass, dan mengestimasi bagimana beda respon antara batubara dikondisi awal dengan lapisan batubara ketika tersaturasi gas. Pada penelitian ini, mengestimasi kecepatan gelombang-P menggunaan persamaan Raymer dengan asumsi batubara dalam kondisi kering. Tahapan dalam melakukan pemodelan fisika batuan yaitu membuat kerangka solid matriks menggunaan Voigt Reuss dan Hill dengan melakukan mixing mineral. Selanjutnya, membuat keranga dry rock menggunakan persamaan Pride-Lee dan Tahapan akhir dari pemodelan fisika batuan yaitu melakukan pemodelan kecepatan gelombang batuan tersaturasi menggunakan persamaan Gassmann, dengan asumsi batubara tersaturasi gas. Hasill dari penelitian ini adalah Zona target batubara pada masing-masing seam memiliki kedalaman yang berbeda. Pada seam A1 dan A2 masing-masing berada pada kedalaman 34.02-40.92 meter & 43.96-58.12 dengan tebal 6.88 meter & 14.16 meter. Pada seam B berada pada kedalaman 74.72-94.82 m dan Tebal 20.1 meter. Pada seam C berada pada kedalaman 138.72-146.9 m dan tebal 8.18 meter. Pada pemodelan tersaturasi gas masing-masing seam batubara memiliki respon Vp saturasi yang lebih rendah dari Vp dry rock dan Vp prediksi.

Kata Kunci

:Batubara, Kecepatan Gelombang-P, log gamma ray, log densitas

Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah[1]. Potensi tambang batubara sebesar 161 milyar ton di Indonesia, 53 persen berada di Pulau Sumatera dan 47 persen berada di luar Pulau Sumatera[2]. Sumatera Selatan termasuk wilayah

dengan potensi batubara terbesar di Pulau Sumatera. Analisis terintegrasi mulai dari identifikasi batubara melalui data well log sampai dengan pemodelan fisika batuan yang dilakukan untuk menentukan lokasi target batubara. Pemisahan target lapisan batubara ditinjau menggunakan analisis respon log gamma ray dan log densitas. Pemodelan fisika batuan digunakan untuk mengestimasi nilai kecepatan gelombang-P pada lapisan batubara tersebut.

Estimation of P Wave Velocity by Rock Physics Modeling Case

Study of the Muara Enim Coal Formation, South Sumatra

Basin

Fitriyani

*a

, Harnanti Yogaputri Hutami

a

, Fatkhan

b a

Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera

b

Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera

c Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung

(2)

2

Pemodelan fisika batuan pada penelitian ini yaitu

dengan membuat kerangka solid rock menggunakan Voigt, Reuss dan Hill. Kemudian dilakukan mixing mineral dimana mineral batubara tersusun atas mineral antrasit, bituminus, sub-bituminus sesuai dengan informasi gelogi regional daerah penelitian. Kemudian pemodelan dry rock dengan menggunakan persamaan Pride-Lee. Tahapan akhir dari pemodelan fisika batuan adalah pemodelan tersaturasi menggunakan persamaan Gassmann dengan menghitung nilai kecepatan gelombang-P pada lapisan target batubara ketika disaturasikan oleh gas, yang dimana tujuan akhirnya adalah mengestimasi bagimana beda respon antara batubara dikondisi awal dengan lapisan batubara ketika tersaturasi gas. Fluida dalam pori batuan akan mempengaruhi properti elastik batuan sehingga nilai kecepatan gelombang-P (Vp) tersaturasi akan menurun dibandingkan nilai kecepatan gelombang-P pada keadaan dry.

Tujuan pada penelitian ini yaitu mengidentifikasi litologi batubara berdasarkan respon gamma ray dan densitas, menghitung nilai porositas batubara serta mengestimasi Vp pada batubara tersaturasi gas. Penelitian ini bertujuan secara umum untuk menganalisis bagaimana sifat fisis batubara agar potensi yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Metode

Data pada penelitian ini yaitu berupa data log gamma ray dan log densitas. Pemisahan lapisan batubara dilihat dari defleksi nilai batubara, dimana batubara memiliki densitas dan gamma ray yang sangat rendah (0-10 CPS). Kemudian mengestimasi parameter fisis batuan, dalam penelitian ini parameter fisis batuan yang dicari adalah porositas batuan, densitas batuan, modulus batuan serta kecepatan gelombang dalam batuan.

Parameter fisis batuan ini dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pemodelan fisika batuan. Nilai porositas dihitung berdasarkan log densitas dengan persamaan sebagai berikut:

(1)

Dimana ρm adalah densitas matrik, ρb adalah densitas batuan ρf adalah densitas fluida sama dengan nol karena asumsi batubara dalam kondisi kering. Porositas yang telah dihitung dapat digunakan untuk mencari nilai yang menggunakan persamaan Raymer[3] sebagi berikut :

2 Vm + Vf (2)

Dimana Vf adalah kecepatan gelombang dalam fluida

sama dengan nol karena asumsi batubara dalam kondisi kering, adalah porositas, Vm adalah kecepatan

gelombang dalam matriks batuan yang merupakan campuran mineral antrasit, bituminus dan sub bituminus.

Modulus bulk dan moudulus shear masing-masing mineral dihitung menggunakan rumus sebagai berikut[4]:

( ) - 4 ) (3)

(4)

Dimana adalah densitas (gr/cc), Vs adalah kecepatan gelombang S, Vp adalah kecepatan gelombang P.

Pemodelan fisika batuan pada penelitian ini yaitu dengan membuat kerangka solid rock menggunakan Voigt, Reuss dan Hill. Hasil dari pemodelan solid rock yaitu berupa dan Selanjutnya pemodelan dry rock didekatkan dengan persamaan Pride[5] dan Lee[6] karena dapat menggunakan hanya satu nilai dan

Faktor konsolidasi Pride merupakan sebagai parameter tingkat konsolidasi suatu batuan. Pada umumnya, semakin kecil nilai faktor konsolidasi (α) maka menunjukan batuan tersebut semakin terkonsolidasi. (5) (6)

Dalam pemodelan tersaturasi menggunakan persamaan gassmann[7] sebagai berikut:

(7)

Dimana adalah modulus bulk dry rock, adalah modulus bulk matriks, ma adalah modulus shear matriks, adalah modulus shear dry rock, adalah Porositas, adalah Faktor Konsolidasi, adalah modulus bulk tersaturasi, adalah modulus shear tersaturasi, dan adalah modulus bulk fluida gas.

Hasil dan Diskusi

Log gamma ray dan log densitas dapat menentukan litologi batubara dengan memanfaatkan sifat radioaktif

(3)

3

pada batuan dimana batubara memiliki nilai gamma ray

dan densitas yang rendah (0-10 CPS). Tiap seam batubara memiliki kedalaman yang berbeda.

Table 1. Kedalaman litologi batubara tiap seam.

Seam GR (CPS) Density (gr/cm3) Depth(m)

A1 0-15 2-2.7 34.02-40.92

A2 0-15 2-2.3 43.96-58.12

B 0-15 1.7–1.9 74.72- 94.82

C 0-16 1.75-2 138.72 -146.9

Persentase mineral antrasit, bituminus, dan sub-bituminus seperti pada tabel 2.

Table 2. Persentase mineral

Seam Antrasit(%) Bituminus(%) Sub-bituminus(%)

A1 40 30 30

A2 50 30 20

B 55 25 20

C 60 30 10

Pada pendekatan Pride melibatkan faktor konsolidasi (α) dimana nilai alpha menunjukan seberapa batuan terkonsolidasi, semakin kecil nilai alpha (α) maka batuan tersebut semakin terkonsolidasi. Pada seam C memiliki nilai alpha yang lebih kecil yang menandakan seam tersebut lebih terkonsolidasi.

Table 3. Persentase mineral

Seam Vp (m/s) Porositas alpha (α)

A1 1200-1685 ± 12 %, α=2-4 A2 1100-1610 ± 14 % α=2-3.5

B 1590-1850 ± 5 % α=3

C 1680-1900 ± 5 % α=1.5-2.5

Pada gambar 1 menampilkan hasil ploting kedalaman terhadap kecepatan gelombang prediksi, kecepatan gelombang dry rock dan kecepatan gelombang tersaturasi. prediksi yang menggunakan persamaan Raymer dipengaruhi oleh porositas dan kecepatan gelombang dalam matriks batuan. Kecepatan gelombang prediksi dan kecepatan gelombang dry rock memiliki nilai yang hampir sama hal ini dapat disebabkan karena nilai kecepatan gelombang dry rock dan prediksi memiliki kondisi awal dalam keadaan kering atau batuan berpori tanpa pengisi fluida. Kecepatan gelombang prediksi dan kecepatan gelombang dry rock memiliki nilai yang hampir sama hal ini dapat disebabkan karena nilai kecepatan gelombang dry rock dan prediksi memiliki kondisi awal dalam keadaan kering atau batuan berpori tanpa pengisi fluida.

Pada tiap seam batubara memiliki nilai kecepatan gelombang tersaturasi yang lebih rendah dari kecepatan gelombang prediksi dan gelombang dry rock. Kecepatan gelombang ( ) tersaturasi akan mengalami penurunan dimana kecepatan gelombang batuan tersaturasi memiliki nilai yang lebih rendah dari dry rock dan prediksi karena kecepatan gelombang pada batuan berpori yang mengandung fluida (gas) akan mempengaruhi properti elastik batuan sehinga menyebabkan nilai kecepatan gelombang akan menurun dibandingkan dengan kecepatan gelombang pada batuan yang tidak mengandung fluida.

(4)

4

Gambar 1. Plotting kedalaman terhadapKecepatan gelombang kecepatan gelombang prediksi, kecepatan gelombang dry rock dan kecepatan

gelombang tersaturasi. (a) pada seam A1, (b) seam A2, (c) seam B, (d) seam C. (b)

(c)

(5)

5

Kesimpulan

identifikasi menggunakan log gamma ray dan log densitas, zona target batubara pada masing-masing seam memiliki kedalaman yang berbeda, seam C merupakan lapisan yang paling bawah dengan kedalaman sekitar 138.72 -146.4 meter. Seam C memiliki nilai alpha yang lebih kecil yang menandakan seam tersebut lebih terkonsolidasi. Pada pemodelan tersaturasi gas masing-masing seam batubara memiliki respon Vp saturasi yang lebih rendah dari Vp dry rock

dan Vp prediksi

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih disampaikan kepada orang tua serta dosen pembimbing Bapak Dr. Ir. Fatkhan M.T dan Ibu Harnanti Yogaputri Hutami, S.Si., M.T. yang telah membantu serta memberi saran dan kritikan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Referensi

[1] Arinaldo, Deon., Christian, Julius. 2019, Dinamika Batubara di Indonesia, Institute For Essential Service Reform (IESR), Jakarta.A. Rezi and M. Allam, "Techniques in array processing by means of transformations," in Control and Dynamic Systems, Vol. 69, Multidimensional Systems, C. T. Leondes, Ed. San Diego: Academic Press, 1995, pp. 133-180.

[2] Gundara, M. 2017.Potensi Sumber Energi Alternatif Untuk Pengembangan Industri Logam.ISSN, Volume 2.

[3] Raymer, L.L., Hunt, E.R., dan Gardner, J.S., 1980. An improved sonic transit time-to-porosity transform. Trans. Soc. Prof. Well Log Analysts, 21st Annual Logging Symposium, Paper P. [4] Zulfahmi, et al. 2017. Prediksi of Unixial Compression Strength

Values of Rocks Flanking Coal Using Ultrasonic Data at Musi Banyuasin Regency-South Sumatera. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. Volume 13, 1-12.

[5] Pride, S. R,. 2005. Relationship Between Seismic and Hydrological Properties.

[6] Lee, Myung W. 2005. Proposed Moduli of Dry Rock and Their Application to Predicting Ealctic Velocities of Sandstone. Virginia: U.S Geological Survey.

[7] Mavko, G., dan Nur, A., 1999. The Rock Physics Handbook, Secon Edition Tools FOR Seismic Analysis of Porous Media. Cambridge Universitas Press The Edinburgh Building, Cambridge CB2 8RU, UK.

Gambar

Table 2. Persentase mineral

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Diploma Tiga.

Penyimpanan asam lemak berbentuk minyak dan lemak dalam jumlah yang relatip besar dapat ditemukan sebagai bahan cadangan penting dalam buah dan biji- bijian (Estiti, 1995).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan tanggapan positif, yaitu setuju, pada lima indikator negara asal merek sepatu yang digunakannya yang

Dari pembahasan yang telah dideskripsikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan Hotel Wisata di Manado yang mengambil tema Implementasi Konsep T aman Gantung Babylonia

3.2.4 Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bolaang Mongondow / Number of Registered Job Seekers by

Di Banyu- wangi, Klaten, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Simalungun (Sumatera Utara) PB5 ternyata berkembang pesat. Pengembangan PB8 di Sima- lungun, Klaten, dan

Dari analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa prakonsepsi Fisika siswa kelas X SMA Negeri I Bulu Sukoharjo pada materi Listrik Dinamis

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap biaya produksi 3 jenis sayur organik yang diproduksi oleh CV GLF Bali diketahui bahwa, pada periode I tahun 2012,