• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA MATERI LISTRIK DINAMIS"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X

SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO

PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

Skripsi

Oleh :

Asrofi Sri Mawarni

K2308071

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini

Nama

: Asrofi Sri Mawarni

NIM

: K2308071

Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Fisika

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “

PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA

MATERI LISTRIK DINAMIS

“ ini benar

-benar merupakan hasil karya

saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini

hasil jiplakkan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Asrofi Sri Mawarni

(3)

commit to user

iii

PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X

SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO

PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

Oleh :

Asrofi Sri Mawarni

K2308071

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : ……….... Tanggal : ………...

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I

Drs. Jamzuri, M Pd. NIP. 19521118 198103 1 002

Pembimbing II

(5)

commit to user

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : ……….

Tanggal : ……….

Tim Penguji Skripsi:

:

Ketua : Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc. ………

Sekretaris : Dewanto Harjunowibowo, S.Si. M.Sc. ……… Anggota I : Drs. Jamzuri, M.Pd. ………

Anggota II : Sri Budiawanti, S.Si. M.Si. ………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan,

Pembantu Dekan I,

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Asrofi Sri Mawarni. K2308071. PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA MATERI LISTRIK DINAMIS. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis prakonsepsi dari siswa SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X pada materi Listrik Dinamis.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dilakukan pada siswa SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X. Analisis data dilakukan terhadap 4 kelas dengan jumlah 149 siswa dan 6 siswa yang dipilih sebagai subjek wawancara. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu prakonsepsi siswa dengan konsep awal salah yang secara umum dilakukan oleh siswa lain. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data kualiatatif, yaitu data tes diagnostik, data wawancara, dan data pengamatan. Analisa data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa prakonsepsi Fisika siswa kelas X SMA Negeri I Bulu Sukoharjo pada materi Listrik Dinamis sebagai berikut: (1) Rata-rata prosentase siswa yang memiliki prakonsepsi benar tertinggi 50,34% pada prakonsepsi besar arus listrik rangkaian paralel. (2) Rata-rata prosentase siswa yang memiliki kesalahan prakonsepsi tertinggi

(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Asrofi Sri Mawarni. K2308071. PROFILE OF PHYSICS STUDENTS PRECONCEPTION AT THE TENTH GRADE OF SMA NEGERI I BULU, SUKOHARJO IN THE DYNAMIC ELECTRICAL MATERIAL. Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. January 2013.

The purpose of this study was to identify and analyze the preconceptions of the tenth grade of SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo on Dynamic Electrical material.

This research uses descriptive qualitative method conducted on students of SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo at the tenth grade. Data analysis was conducted on 4 classes by the number of 149 students and 6 students were chosen as the subject of the interview. The sampling technique is purposive sampling technique that student preconceptions wrong with the initial concept that is generally done by other students. Data collection techniques using diagnostic tests, interviews and observations. Validation data was qualitative data triangulation, ie diaknostik test data, interview data, and observational data. Analysis of data is done via data reduction phase, data presentation, and conclusion.

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Learning by doing Learning by teaching Learning to earn Earning to live

Living to serve (Proses Pembinaan)

Knowing is not enough, We must APPLY

Willing is not enough, We must DO. (Baden Powell)

BE PREPARE

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada : Ibuku MARTINI, S.Pd

Ayahku WARDOYO, S.Pd, MM.Pd Ayah, Ibu.. Beribu terimakasihku tak cukup untuk tetes demi tetes keringatmu

untuk ku. Do’a, kerja keras,

pengorbanan dan kasih sayangmu wujudkan semua mimpiku.

Adikku BUDHIAWAN DWI

MAWARDI

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan Skripsi yang berjudul : "PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA MATERI

LISTRIK DINAMIS " dapat diselesaikan.

Penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA Universitas Sebelas Maret.

4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Bapak Drs Surantoro, M.Si. Koordinator Skripsi Program Fisika P.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun Skripsi ini.

5. Bapak Drs. Jamzuri, M Pd. dan Ibu Sri Budiawanti, SSi, M Si. Dosen pembimbing yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan Skripsi.

6. Sahabat-sahabatku Fisika 2008, Pramuka UNS, Brahmahardhika, Perisai Diri UNS untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini jauh dari sempurna. Namun demikian penulis bergarap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Surakarta, 20 Januari 2013

(11)

commit to user 3. Konsep dan Definisi... .

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

(13)

commit to user

xiii

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hambatan yang Disusun Paralel……… . Rangkaian Tertutup……… . Percabangan Arus ………. .

Sumber Tegangan yang Disusun Seri ………... Sumber Tegangan yang Disusun Paralel ……….

Rangkaian Voltmeter dan Ampermeter ……… . Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman …….

Bagan Kerangka Berfikir………... .

Diagram Balok Hasil Tes Diagnostik Prakonsepsi……… . Rangkaian Sumber Tegangan ... . Rangkaian dengan Sumber Tegangan Paralel ... . Rangkaian Seri dengan Ampermeter ………..….. . Tiga Rangkaian Seri dengan Perbedaan Letak Hambatan …... . A. Rangkaian Seri dengan Resistor dan Lampu,

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1

Tabel 4.2

Kategori Derajat Pemahaman Siswa Menurut Mark ……...…. . Prosentase Hasil Tes Diagnostik Siswa ………..…………..… . Prakonsepsi Siswa ……..…………..………. Prakonsepsi Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Berdasarkan Jenis-jenis Prakonsepsi ………... . Prosentase Rata-rata Prakonsepsi Tiap Indikator Terhadap Tipe Prakonsepsi ... .

Hal. 11 35 36

40

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tes Prakonsepsi Listrik Donamis ... . Lembar Jawab ... . Kunci Jawaban ... . Lembar Telaah Butir Soal ... . Rekap Hasil Telaah Kualitatif ... . Reliabilitas Soal Menggunakan ITEMAN... . Lembar Pengamatan ... . Lembar Wawancara... . Jawaban Tes Prakonsepsi Siswa... . Hasil Jawaban Siswa... . Hasil Lembar Pengamatan... . Hasil Wawancara ... . Data Prakonsepsi 6 Siswa ... . Prosentase Hasil Jawaban Tes Diagnostik ... . Prakonsepsi Siswa dengan Konsep yang Benar Tiap Butir Tes... Kesalahan Prakonsepsi Siswa Tiap butir Tes... Foto ... . Permohonan Ijin Menyusun Skripsi... . Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tentang Ijin Menyusun Skripsi... . Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo... . Surat Keterangan Research (Penelitian) di SMA

Negeri 1 Bulu Sukoharjo... .

(17)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah” (Nyoman Subratha, 2006:456). Sertifikasi guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional termasuk didalammnya sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa khususnya pembangunan di bidang pendidikan. Pada era globalisasi, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat berkompetisi, sehingga pendidikan formal merupakan salah satu wahana dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Fisika sebagai bagian dari pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Paul Suparno (2009: 76) menyatakan bahwa “Fisika perlu diajarkan di SMA/MA dikarenakan Fisika mampu menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari”. Pelajaran Fisika diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang diperlukan di kehidupan sehari-hari, di perguruan tinggi dan dapat mendukung perkembangan teknologi. Pembelajaran Fisika perlu dilaksanakan secara inkuiri ilmiah agar menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah.

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Menurut I Wayan Sadia ( 2004 : 41) bahwa dalam model konvensional, tampak bahwa para guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan ke dalam kepada para siswanya, tanpa memperhatikan prior knowladge siswa atau gagasan – gagasan yang telah ada dalam diri siswa sebelum mereka belajar secara formal di sekolah. Siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan Fisika yang mereka bawa dari lingkungan ke kelas. Sebagai contoh, yaitu peristiwa fenomena sehari-hari seperti gerak, gaya, benda yang jatuh bebas, listrik, energi, dan peristiwa alam yang lainnya. Pengalaman-pengalaman tersebut mempunyai pengaruh terhadap pandangan anak sehingga dalam pikiranya terbentuk intuisi dan teori tentang Fisika sebelum mereka mempelajari di sekolah. Beberapa di antara pemahaman tersebut ada yang sepadan dengan pemahaman yang dipegang oleh para pakar sains ( konsep ilmiah ) tetapi banyak juga pehaman yang berbeda dengan konsep ilmiah. Perbedaan pemahaman sering terjadi pada waktu guru memberikan konsep baru yang tidak sama dengan teori siswa yang telah terbentuk dari pengalamnya. Perbedaan ini menyebabkan siswa tetap bertahan dengan pendapatnya sendiri. Prakonsepsi atau prior knowledge siswa yang pada umumnya bersifat miskonsepsi yang dapat mengganggu pembentukan konsep ilmiah. Ausubel dalam I Wayan Sadia (2004 : 42) juga mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang tidak menghiraukan prakonsepsi siswa, akan mengakibatkan miskonsepsi-miskonsepsi siswa semakin kompleks dan stabil.

Salah satu materi pelajaran Fisika yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas kelas X semester genap adalah Listrik Dinamis, sebagai salah satu cabang materi Fisika yang mempelajari konsep Sumber Arus Searah yang akan mempengaruhi pemahaman konsep dijenjang yang lebih tinggi. Penguasaan konsep Listrik Dinamis dapat tercapai ketika siswa sudah memahami konsep dasar materi sebelumnya yaitu siswa sudah mempelajari Listrik Statis dan Sumber-sumber Arus Searah.

(19)

commit to user

setiap akhir program pembelajaran. Indikator keberhasilan pembelajaran diwujudkan dalam bentuk nilai ulangan berupa nilai rata-rata ulangan harian suatu sekolah. prakonsepsi yang telah dimiliki siswa dari kehidupan sehari-hari maupun dari pendidikan sebelumnya dapat mengganggu kelancaran proses belajar siswa. Prakonsepsi siswa atas konsep Fisika yang dibangun oleh siswa itu sendiri melalui belajar informal dalam upaya memberikan makna atas pengalaman meraka sehari–hari mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan konsepsi ilmiah

Setiap siswa memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Tidak semua individu memilki profil intelegensi yang sama. Setiap individu juga memilki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda. Dalam Fisika sebuah informasi disampaikan dalam bentuk konsep sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar Fisika menuntut siswa memahami konsep yang disampaikan guru dengan benar. Pemahaman konsep awal yang salah dapat menyebabkan miskonsepsi. Usler Simarmata (2008 : 1) mengungkapkan sulitnya siswa menyerap materi Fisika disebabkan kesalahan konsep yang diderita siswa. Kesalahan konsep Fisika bukan hanya ditingkat pendidikan menengah tapi juga ke pendidikan tinggi. Seperti hasil penelitian Sondang R Manurung (2000) bahwa ada kesalahan konsep listrik pada siswa SMU Negeri Percut Sei Tuan. Faktor yang diduga sebagai penyebab kesalahan konsep dalam pemahaman konsep Fisika tersebut, disebabkan pengalaman siswa yang terbawa dari pengalaman belajar ditingkat sebelumnya, seperti temuan penelitian Kadim Masykur (1996) bahwa kesalahan konsep dalam belajar Fisika telah terjadi dimana-mana, yang terjadi ditingkat pendidikan rendah sampai tinggi (Usler Simarmata, 2008 : 1).

Sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan, materi Listrik Dinamis yang dipelajari siswa kelas X adalah Arus Listrik, Tegangan Listrik, Hukum Ohm, Hukum Kirchhoff, Daya Listrik, Energi Listrik dan Alat–alat ukur serta beberapa penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Masalah prakonsepsi siswa terhadap suatu materi Listrik Dinamis untuk dicari pemecahannya supaya tidak menghambat siswa terhadap konsep Listrik Dinamis yang lebih komplek yang akan dipelajari di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan memperhatikan hal tersebut maka perlu adanya penelitian tentang ada tidaknya prakonsepsi siswa kelas X SMA Negeri I Bulu Sukoharjo terhadap materi pelajaran Fisika khususnya pada materi Listrik Dinamis. Adapun judul penelitian tersebut adalah “Profil Prakonsepsi Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri I Bulu Sukoharjo pada Materi Listrik Dinamis”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka ditemukan ada masalah yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika di SMA yaitu adanya prakonsepsi yang salah disebabkan perbedaan kemampuan siswa dan ketidakmampuan siswa mengaitkan konsep-konsep yang satu dengan yang lainnya.

C. Pembatasan Masalah

Supaya pembahasannya lebih terarah, dalam penelitian ini dibatasi pada materi pelajaran, dasar penggolongan penelitian dan subjek penelitian. Pembatasan pada materi pelajaran dalam penelitian ini dibatasi pada materi Listrik Dinamis. Dasar penggolongan penelitian dilaksanakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya prakonsepsi siswa. Sedangkan pada subjek penelitian yang diteliti yaitu pada siswa SMA kelas X yang belum menerima materi Listrik Dinamis.

D. Perumusan Masalah

(21)

commit to user E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan prakonsepsi dari siswa SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X pada materi Listrik Dinamis.

F. Manfaat Penelitian

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Belajar

Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan

(As’ari Djohar, 2003:1). Peserta didik diberikan bermacam-macam mata pelajaran untuk menambah pengatahuan dengan cara menghafal.

Definisi tentang belajar menurut Cronbach yang dikutip oleh Sardiman (2001:20) menyatakan bahwa : “ Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan, di mana lingkungan memberikan pengalaman-pengalaman hingga terbentuknya tingkah laku. Harold Spears dalam Sardiman (2001:20) memberikan definisi batasan

:”Learning is to observe, to read, to imitate, to try someting themselves, to listen, to follow direction”. Jadi belajar adalah proses mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengarkan dan mengikuti arah. Sedangkan Georch dalam Sardiman (2001:20) mengatakan : “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil dari pelakuan. Perubahan penampilan tersebut dapat berupa bertambahnya ilmu karena proses belajar mengajar.

Dari ketiga definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.

(23)

commit to user

Dimyati dan Mudjiono (1999:7) berpendapat bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Terjadi atau tidak terjadinya proses belajar tergantung pada siswa. Proses belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas namun juga terjadi di lingkungan.

Skinner berpandangan bawa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bika ia tidak belajar maka responsnya menurun. Guru dapat menyusun program pembelajaran menurut skinner dengan memperhatikan pemilihan stimulus yang diskriminatif dan penggunaan penguatan ( Dimyati dan Mudjiono, 1999:9).

Menurut Poerwodarminto, dalam kamus Umum bahasa Indonesia menjelaskan belajar adalah berusaha supaya memperoleh kepandaian (ilmu dan sebagainya). Jadi belajar adalah suatu proses tingkah laku dalam diri manusia dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau dimilikinya dipergunakannya hingga suatu saat dievaluasi.

Eri Muniasih dkk (2009 : 4-6) mengungkapkan seseorang yang mendapatkan pengetahuan, maka akan tampak perubahan dalam dirinya, misalnya:

1. Perubahan yang disadari dan disengaja. Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan sengaja dari individu yang bersangkutan. Contohnya pengetahuan semakin bertambah atau ketrampilan semakin meningkat.

2. Perubahan yang berkesinambungan. Bertambahnya pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh.

3. Perubahan fungsional. Perubahn perilaku dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan.

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

5. Perubahan yang bersifat aktif. Individu aktif berupaya melakukan perubahan untuk memperoleh perilaku baru.

6. Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan perilaku dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.

7. Perubahan yang bertujuan dan terarah. Sikap individu yang belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh perubahan dalam sikap dan ketrampilan.

Dari pendapat teori belajar peneliti menyimpulkan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik yang menyebabkan perubahan tingkah laku menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Hakikat Fisika

Fisika adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, maka dari itu perkembangan Fisika didasarkan atas pengamatan dan pengukuran. Berasal dari bahasa Yunani "Physic" yang berarti "alam" atau "hal ikhwal alam", sedangkan Fisika (dalam

bahasa inggris "Physic”) ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap prinsip-prinsip dan hukum-hukum elementernya. Dalam kurikulum 2004 berstandar kompetensi Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Jadi, Fisika bukan ilmu yang hanya mempelajari rumus-rumus mati.

(25)

commit to user

sumbangan nyata terhadap penyimpan generasi masa depan Indonesia yang berkarakter kuat.

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi dinyatakan bahwa kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dimaksudkan untuk (1) mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi (untuk jenjang SD), memperoleh kompetensi dasar (untuk jenjang SMP) dan kompetensi lanjut (untuk jenjang SMA), serta (2) menanamkan kebiasaan (untuk jenjang SD) dan membudayakan (untuk jenjang SMP dan SMA) berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri (Sutopo, 2011: 2).

Tujuan pendidikan Fisika untuk mengembangkan kemampuan melakukan kerja ilmiah, penalaran dan penguasaan konsep, prinsip, dan ketrampilan (Suparno, 2009: 78). Permendiknas tentang standar isi menyatakan bahwa tujuan pelajaran Fisika di SMA adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Membentuk sikap positif terhadap Fisika. (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain. (3) Mengembangkan pengalaman. (4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika. (5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai ketrampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri (Sutopo, 2011: 2-3).

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Konsep dan Definisi

a. Konsep

Menurut Rosser mengemukakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi atau pemaparan yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian kegiatan atau hubungan-hubungan, yang mewakili atribut-atribut yang sama (Ratna Wilis Dahar, 1989:80). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1991:764) konsep adalah gambaran suatu objek, proses, atau apapun yang berada diluar bahasa yang dahulu digunakan oleh akal budi untuk memahami masalah lainnya.

Menurut Rosser dalam Ratna Wilis Dahar ( 1989 : 79 ) suatu konsep terdiri dari (1) Nama konsep, (2) Atribut-atribut, kriteria dan variabel konsep, (3) Definisi konsep, (4) Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh, (5) Hubungan konsep dengan konsep lain.

1) Nama konsep, digunakan sebagai komunikasi dengan orang lain dan memberikan tanda suatu objek.

2) Atribut konsep merupakan ciri suatu konsep yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh. Sedangkan variabel konsep adalah ciri yang berbeda antara contoh-contoh tanpa mempengaruhi kategori suatu konsep.

3) Definisi konsep merupakan pernyataan suatu konsep.

4) Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh merupakan pengembangan suatu konsep.

5) Hubungan konsep dengan konsep lain yaitu saling berkaiatan. Di mana konsep yang satu memiliki keterkaitan dengan konsep yang lain.

(27)

commit to user b. Pemahaman Konsep

Menurut Jatmiko pemahaman adalah kemampuan menyerap arti dari materi yang meliputi tiga aspek :

1) Menerangkan sesuatu dengan kata-kata sendiri.

2) Mengenali sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dengan yang ada dibuku.

3) Menginterpretasikan atau menarik kesimpulan yang benar dan ilmiah (Siti Rahayu Haditono, 1992:21).

Dari pendapat di atas pemahaman adalah tingkat kemampuan dalam mendefinisikan dan mengungkapkan konsep dengan benar melalui pemikiran sendiri.

Derajat pemahaman konsep siswa menurut Mark sebagaimana yang dikutip oleh Abraham (1992:112) dapat digolongkan menjadi enam derajat pemahaman seperti dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kategori Derajat Pemahaman Siswa Menurut Mark dalam Abraham (1992:112)

No Derajat Pemahaman Kriteria Kategori

1 Tidak ada respon Tidak ada jawaban Tidak memahami 2 Tidak memahami  Mengulang pertanyaan

 Menjawab tak berhubungan dengan pertanyaan

 Jawaban tidak jelas.

Tidak memahami

3 Miskonsepsi Menjawab tetapi penjelasan tidak benar atau tidak jelas.

Miskonsepsi

4 Memahami

sebagian dengan miskonsepsi

Jawaban menunjukkan ada konsep yang dikuasai tetapi ada pernyataan yang menunjukkan prakonsepsi

Miskonsepsi

5 Memahami sebagian

Jawaban hanya menunjukkan adanya sebagian konsep yang

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dipahami tanpa miskonsepsi 6 Memahami konsep Jawaban menunjukkan konsep

yang dipahami dengan semua penjelasan benar.

Memahami

Kriteria pemahaman konsep, yaitu:

1) Mengenali konsep, di mana siswa mampu menyebutkan nama dan atribut konsep.

2) Menjelaskan konsep, di mana siswa mampu menjelaskan definisi konsep beserta contohnya.

3) Menjelaskan proses konsep, di mana siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya konsep tersebut.

4) Menginterpretasikan konsep, di mana siswa mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang satu dengan yang lain.

c. Definisi

Agar dapat digunakan secara operasional, suatu konsep perlu diungkapkan dengan kalimat yang memuat pembatasan-pembatasan konsep tersebut. Ungkapan yang membatasi konsep inilah yang disebut dengan definisi.

Definisi suatu konsep dapat dibedakan menjadi: 1) Definisi analitik

Definisi analitik yaitu definisi yang menyebutkan genus proksimum (keluarga terdekat) dan diferensia spesifika (pembeda khusus).

2) Definisi genetik

Definisi genetik yaitu definisi yang menunjukkan atau mengungkapkan cara terjadinya atau terbentuknya konsep yang didefinisikan.

3) Definisi dengan rumus

(29)

commit to user d. Macam-macam Konsep

Menurut Moh. Amien dalam Das Salirawati (2010:13) konsep dapat dibedakan konsep menjadi tiga berdasarkan bentuknya, yaitu konsep klasifikasional, konsep korelasional, dan konsep teoritik.

1) Konsep klasifikasional

Berbentuk konsep yang didasarkan pada klasifikasi fakta-fakta ke dalam bagan-bagan yang terorganisir untuk menerangkan suatu objek atau gejala. 2) Konsep korelasional

Konsep yang dibentuk dari kejadian-kejadian khusus yang saling berhubungan atau observasi yang terdiri dari dugaan. Konsep ini terdiri dari suatu dimensi yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel yang dirumuskan dengan jika... maka...

3) Konsep teoritik

Konsep yang mempermudah penjelasan terhadap fakta atau kejadian-kejadian dalam sistem yang terorganisir. Proses ini menyangkut proses pengembangan mulai dari yang diketahui sampai yang belum diketahui.

4. Prakonsepsi, Konsepsi, Miskonsepsi

a. Prakonsepsi

Prakonsepsi adalah konsep awal yang dimiliki oleh seseorang. Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian prakonsepsi adalah gagasan sebelum menyaksikan atau mengalami sendiri keadaan sebenarnya. Euwe Van Den Berg (1991: 10) menyatakan bahwa Prakonsepsi adalah konsepsi yang dimiliki siswa sebelum pelajaran dimulai, di mana konsep tersebut terbentuk dari pengalaman-pengalaman-pengalaman sebelumnya walaupun mereka sudah pernah mendapatkan pelajaran formal.

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Konsepsi

Dalam memahami konsep-konsep Fisika tidak semua siswa mempunyai tafsiran dan pemahaman yang sama. Menurut Euwe Van Den Berg : konsepsi adalah tafsiran perseorangan dari suatu konsep ilmu yang sudah dibuktikan kebenarannya dan diakui oleh orang lain (1991:10). Menurut kamus besar bahasa Indonesia konsepsi adalah pengertian, pendapat atau pemahaman dari seseorang yang mengungkapkan.

Di Fisika kebanyakan konsep telah mempunyai arti yang jelas dan telah disepakati oleh para tokoh Fisika, akan tetapi konsepsi para siswa berbeda-beda sesuai dengan pengalaman dan cara pandangnya masing-masing. Tafsiran dari setiap orang mengenai konsep yang berbeda-beda inilah yang disebut sebagai konsepsi. Maka dapat disimpulkan bahwa konsepsi merupakan pengertian atau pemahaman suatu konsep ilmu yang ditemukan oleh ahli.

c. Miskonsepsi

Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang bertentangan atau berbeda dengan konsepsi para ahli di mana konsep tersebut terbentuk setelah pembelajaran (Euwe Van Den Berg, 1991:10). Siswa mengalami miskonsepsi apabila pemahaman siswa terhadap suatu konsep berbeda dengan apa yang dipahami atau dimaksudkan ilmiah ataupun kurikulum termasuk didalamnya buku-buku acuan yang dipakai.

(31)

commit to user

sebagai wujud hasil dari proses pembelajaran yang dicerminkan dalam bentuk nilai/prestasi belajar Fisika akan melibatkan proses perubahan dari prakonsepsi awal yang dimiliki peserta didik sebagai usaha pencapaian keutuhan konsep, sehingga permasalahan salah konsep atau miskonsepsi tidak akan muncul.

Dari penegertian tersebut dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah konsep yang dibagun dari proses pembelajaran dan konsep yang terbentuk tidak sesuai dengan konsep ahli.

5. Identifikasi Prakonsepsi

Diperlukan cara-cara mengidentifikasi atau mendeteksi salah pengertian konsep yaitu melalui peta konsep, tes essai, interview klinis dan diskusi kelas (Novak, 1985 : 94 ; Pearsall, 1996:199 ; Sadia, 1997:8 ; Harlen, 1992:176).

a. Peta Konsep (Concept Maps)

Novak (1985 : 94) mendefinisikan peta konsep sebagai suatu alat skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan dalam suatu kerangka proposisi. Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep disusun hierarkis, konsep esensial akan berada pada bagian atas peta. Pearsal (1996 : 199) menyatakan bahwa dengan peta konsep dapat dilihat refleksi pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan mencermati kompleksitas peta konsep tersebut dapat dideteksi konsep-konsep mana yang kurang tepat dan sekaligus perubahan konsepnya. Untuk lebih melihat latar belakang susunan peta konsep tersebut ada baiknya peta konsep itu digabung dengan interview klinis. Dalam interview itu siswa diminta mengungkapkan lebih mendalam gagasan-gagasannya.

b. Tes Esai Tertulis

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Interview Klinis

Interview klinis dilakukan untuk melihat miskonsepsi pada siswa. Guru memilih beberapa konsep Fisika yang diperkirakan sulit dimengerti siswa, atau beberapa konsep Fisika yang essensial dari bahan yang mau diajarkan. Kemudian, siswa diajak untuk mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsep-konsep di atas. Dari sini dapat dimengerti latar belakang munculnya kesalahan konsep.

d. Diskusi dalam Kelas

Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang mau diajarkan. Dari diskusi di kelas itu dapat dideteksi juga apakah gagasan/ide mereka tepat atau tidak (Harlen, 1992:176). Dari diskusi tersebut, guru atau seorang peneliti dapat mengerti konsep-konsep alternatif yang dipunyai siswa. Cara ini lebih cocok digunakan pada kelas yang besar dan juga sebagai penjajakan awal.

6. Materi Listrik Dinamis

a. Arus Listrik

Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melalui suatu luasan penampang melintang (Tipler, 2001:138). Pergerakan muatan ini terjadi pada bahan konduktor. Muatan listrik dapat mengalir dalam suatu rangkaian bila dihubungkan dengan sumber energi. Muatan listrik dikenai suatu gaya, yaitu gaya gerak listrik (ggl) sehingga dapat bergerak. Ggl ini disebut juga beda potensial.

(33)

commit to user

Dalam selang waktu ( Δt ), muatan yang melewati penampang ( A ) adalah Δq

sehingga kuat arus listrik ( I ) yang mengalir dapat dinyatakan sebagai :

𝐼

=

∆𝑞

∆𝑡 (1)

dengan Δq adalah banyaknya muatan yang mengalir untuk selang waktu ( Δt ) yang sangat kecil. Untuk arus searah, jumlah muatan yang mengalir melalui suatu penampang kawat/konduktor adalah konstan sehingga dapat dituliskan:

𝐼

=

𝑞

𝑡 (2)

Satuan kuat arus listrik dalam SI adalah coulomb per sekon ( C/s ) yang lebih dikenal dengan ampere ( A ).

Bila luas penampang yang dilewati arus sebesar A, maka rapat arus (J) dapat dituliskan:

𝐽

=

𝐼

𝐴 (3)

Rapat arus didefinisikan sebagai besarnya kuat arus per satuan luas penampang. Rapat arus J mempunyai satuan ampere/m2.

b. Resistansi dan Hukum Ohm

Menurut Hukum Ohm, pada komponen Ohmik (komponen yang memenuhi Hukum Ohm) kuat arus ( I ) berbanding lurus dengan besarnaya tegangan yang diberikan ( V ) untuk suhu yang konstan dalam suatu segmen kawat. Jika disajikan dalam bentuk grafik, maka grafik hubungan antara arus listrik yang mengalir dan tegangan yang diberikan dalam suatu penghantar adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Antara Arus Listrik dan Tegangan dalam Suatu Penghantar.

I ( A )

V ( Volt )

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Apabila hambatan yang digunakan diganti dengan yang lain, gradien kurva akan berubah. Jika kemiringan grafik tersebut adalah m, didapatkan hubungan :

𝐼 =𝑚𝑉 → 𝑚 =𝐼

𝑉 (4)

Besarnya gradient ( m ) adalah berbanding terbalik dengan besarnya hambatan suatu bahan ( R ). Konstanta kesebandingan arus dan tegangan ditulis 1/R, di mana R disebut resistansi. Sehingga akan didapatkan hubungan :

1

𝑅 = 1 → 𝑅𝑉 = 𝑉𝐼 (5)

Besarnya hambatan listrik dalam satuan SI dinyatakan dalam Ohm ( Ω ). Dengan kualifikasi bahwa R konstan, memberikan persamaan matematik hukum Ohm yaitu:

𝑉 =𝐼𝑅 (6)

Besarnya hambatan (R) suatu bahan / kawat penghantar berbanding lurus

dengan nilai hambatan jenis (ρ) dan panjang bahan penghantar ( l ), serta berbanding terbalik dengan luas penampangnya ( A ). Secara matematis, pernyataan tersebut dapat disajikan dalam persamaan :

𝑅 =𝜌𝑙

𝐴 (7)

Perubahan hambatan jenis sebanding dengan besarnya perubahan suhu (ΔT), sehingga perubahan nilai hambatan juga akan mengikuti hubungan :

∆𝑅= 𝑅0𝛼∆𝑇 (8)

Sehingga

𝑅𝑇 =𝑅0 1 +𝛼∆𝑇 (9)

di mana :

RT : hambatan pada suhu T0C

R0 : hambatan mula-mula

α : koofisien suhu hambatan jenis ( per 0C )

(35)

commit to user

c. Kombinasi Resistor 1) Hubungan seri

Hubungan seri hambatan-hambatan listrik dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Hambatan yang Disusun Seri

Hambatan total (Rt) beberapa hambatan yang disusun secara seri dapat dituliskan

sebagai :

𝑅𝑡 = 𝑅1+𝑅2+⋯+𝑅𝑛 (10)

Besarnya arus yang mengalir pada setiap hambatan adalah sama

𝐼𝑡 = 𝐼1 = 𝐼2 =𝐼𝑛 (11)

Selain itu, hubungan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, dimana :

𝑉1 =

𝑅1

𝑅1+𝑅2𝑉𝑡

(12)

atau

𝑉𝑡 =𝑉1+𝑉2+𝑉3+⋯ 𝑉𝑛 (13)

2) Hubungan Paralel

Hubungan paralel komponen listrik dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Hambatan yang Disusun Paralel

Hambatan total ( Rt ) beberapa hambatan yang disusun secara paralel dapat

dituliskan sebagai :

1

𝑅𝑡

=

1

𝑅1

+

1 𝑅2

+

+

1

𝑅𝑛 (14)

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

𝑅𝑡 = 𝑅 1𝑅2

𝑅1+𝑅2

(15)

Sedangkan jika ada n buah resistor yang sama besar ( R1 = R2 =....= Rn=R) yang

dihubungkan secara paralel, maka:

𝑅

𝑡

=

𝑅𝑛 (16)

Rangkaian paralel berfungsi sebagai pembagi arus ( It = I1 + I2 +...+In) dan beda

potensial setiap hambatan adalah sama ( Vt = V1 = V2 = Vn).

d. Hukum Kirchoff

Hukum Kirchoff mengatakan bahwa :

“(1). Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda potensialnya harus sama dengan nol. (2). Pada setiap titik percabangan jumlah arus yang masuk melalui titik tersebut sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut”. Hukum I Kirchof atau kaedah loop (loop rule) didasarkan atas kekekalan energi. (Tipler, 2001:174)

𝐸+𝐼𝑅 = 0 (17)

Misalkan arah loop searah dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a

Gambar 2.4 Rangkaian Tertutup

Kuat arus listrik I dari gambar di atas dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum I Kirchoff.

𝜀+ 𝐼𝑅= 0 (18)

𝜀1− 𝜀2− 𝐼 𝑟1+𝑟2+𝑅 = 0 (19)

Hukum II Kirchoff secara matematis dapat dituliskan sebagai :

𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (20)

(37)

commit to user

Gambar 2.5 Percabangan Arus

Berdasarkan Hukum II Kirchoff, maka akan berlaku persamaan :

𝐼1 +𝐼2 =𝐼3+𝐼4 +𝐼5 (21)

e. Sumber Tegangan

1). Rangkaian sumber tegangan seri

Gambar 2.6 Sumber Tegangan yang Disusun Seri

Gambar 2.6 menunjukkan tiga sumber tegangan yang dirangkai secara seri. Ditinjau dari hukum Ohm dan Hukum Kircoff maka didapatkan besar arus yang dihasilkan sumber tegangan yang dirangkai seri sebagai berikut:

𝜀

𝑠

=

𝑛

.

𝜀

(22)

𝑟

𝑠

=

𝑛

.

𝑟

(23)

𝐼

=

𝑛.𝜀

𝑅+𝑛.𝑟 (24)

2). Rangkaian sumber tegangan paralel

Gambar 2.7 Sumber Tegangan yang Disusun Paralel

I4

I1

I2

I3

I5

ε1 r1 ε2 r2 ε3 r3

R

ε1 r1

ε2 r2

ε3 r3

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 2.7 menunjukkan tiga sumber tegangan yang dirangkai secara paralel. Ditinjau dari hukum Ohm dan Hukum Kircoff maka didapatkan besar arus yang dihasilkan sumber tegangan yang dirangkai paralel sebagai berikut:

𝜀

𝑝

=

𝜀

(25)

𝑟

𝑝

=

𝑟

𝑛 (26)

𝐼

=

𝜀

𝑅+𝑟 𝑛

(27)

f. Energi dan Daya Listrik 1). Energi Listrik

Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Besarnya energi listrik yang dikeluarkan sumber arus dalam waktu tertentu sebagai berikut:

Rangkaian A Rangkaian B

Gambar 2.8 Rangkaian Voltmeter dan Ampermeter

(39)

commit to user

disisipkan. Idealnya, amperemeter memiliki resistansi yang sangat kecil sehingga hanya sedikit perubahan yang terjadi terhadap arus yang akan diukur. Amperemeter memiliki rentang ukur tertentu bergantung dari rangkaian yang digunakan (Dicky Arinanda Arifin, 2011: 11). Sebagai contoh ammperemeter dengan sensitifitas 1 mA dapat mengukur arus rangkaian dari 0 sampai dengan 1 mA. Ampermeter memiliki batas maksimal, jika hambatannya kecil dan dipasang sebelum beban maka akan menyebabkan terbakarnya amperemeter. Sehingga Gambar 2.8 rangkaian A baik untuk mengukur arus. Sedangkan rangkaian B tidak dianjurkan karena dapat merusak amperemeter.

Jika arus listrik mengalir pada pengkantar yang berhambatan R, maka sumber arus akan mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung pada beda potensial, kuat arus dan waktu. Maka persamaan energi dapat dirumuskan:

𝑊 = 𝑉𝐼𝑡 (28)

𝑊 = 𝑅𝐼 𝐼𝑡 (29)

𝑊 = 𝐼2𝑅𝑡 (30)

di mana:

W : energi listrik (Wh) V : teganga listrik (Volt) R : hambatan listrik (Ohm) t : selang waktu (sekon)

2). Daya Listrik

Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu. Dari definisi ini, maka daya listrik (P) dapar dirumuskan :

𝑃

=

𝑊

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. Penelitian yang Relevan

I Wayan Sadia (2004) yang berjudul Efektivitas Model Konflik kognitif dan Model Siklus Belajar untuk Memperbaiki Miskonsepsi Siswa dalam Pembelajaran Fisika. Kesimpulan dari penelitiannya yaitu (1) Hasil pretest yang dilaksanakan pada awal penelitian ini, terungkap bahwa prakonsepsi (prior knowledge) siswa terhadap suatu konsep fisika cukup bervariasi yaitu terdapat antara tiga sampai enam macam konsepsi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masuk ke dalam kelas tidak dengan kepala kosong (blank mind), tetapi mereka telah memiliki berbagai gagasan tentang suatu gejala fisika yang dibangunnya melalui belajar informal dalam upaya memberi makna terhadap pengalaman mereka sehari-hari. (2) Sebagian besar dari prakonsepsi (prior knowledge) siswa berlabel miskonsepsi, yakni sekitar 73,5% siswa kelompok eksperimen dan 67,8% siswa kelompok kontrol prakonsepsinya berlabel miskonsepsi. Salah satu kendala instruksional yang dialami guru fisika dalam implementasi model dan strategi pembelajaran model konflik kognitif dan model siklus belajar, yaitu dalam proses pembelajaran secara aktual di kelas, langkah eksplorasi prakonsepsi siswa yang merupakan langkah awal dalam penerapan model dan strategi pembelajaran sering terlewatkan sehingga miskonsepsi siswa dan latar penyebabnya tidak teridentifikasi dengan baik.

(41)

commit to user

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Hasil penelaahan kepustakaan ditemukan bahwa Bogdan dan Biklen dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 25) mengajukan lima ciri penelitian kualitatif, sedangkan Licoln dan Guba dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 25) mengupas sepuluh ciri penelitian kualitatif. Kajian dari penelaahan tersebut menghasilkan ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu: latar alamiah, manusia sebagai alat (instrument), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Menurut Lofland dan Lofland dalam Meleong (2011:157) mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Sumber data pada penelitian kualitatif berupa deskripsi data.

Populasi dalam suatu penelitian merupakan seluruh subjek yang ingin diteliti. Sutrisno Hadi dalam Wardoyo (2010: 25) menyatakan bahwa populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Suharsimi Arikunto (2002:102) juga menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Teknik pengambilan sampel dalam menurut rumus Yamene, sebagaimana yang dikemukakan oleh Iqbal Bukhori dan Raharja (2012: 5) yaitu

𝑛

=

N

N d2+1 (32)

dimana n adalah Jumlah sampel, N merupakan Jumlah populasi dan d adalah derajat kepercayaan (10%). Seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2011:224)

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

ciri-ciri atau sifat-sifat yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Teknik Pengumpulan Data yaitu cara yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Jenis-jenis teknik pengumpulan data yaitu metode tes, wawancara, dan pengamatan.

1) Metode Tes

Menurut Budiyono (2003:54) metode tes adalah cara mengumpulkan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subyek penelitian sehingga didapatkan jawaban atau keterangan dari subjek. Dari hasil tes tersebut kemudian dianalisis tipe-tipe kesalahan konsep yang terjadi pada siswa. Pengukuran hasil belajar fisika pada penelitian ini dengan menggunakan instrumen tes diagnosis prakonsepsi. Sebelum dilaksanakan tes, instrumen yang digunakan harus benar-benar valid. Budiyono (2003:55) menyatakan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen atau alat penilaian terhadap konsep yang akan dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Saifudin Azwar (1992:45) menyatakan bahwa tipe validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu content validity

(validitas isi), construct validity (validitas konstrak), criterion-related validity

(validitas berdasar criteria).

Budiyono (2003:58) menyatakan bahwa suatu instrument yang valid menurut validitas isi apabila isi instrument telah merupakan sampel representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Sedangkan menurut Saifudin Azwar (1992:45) menyatakan bahwa validitas isi adalah sejauh mana isi item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau dapat mewakili keseluruhan dari suatu materi. Untuk mengukur validitas isi ini peneliti mendengarkan pendapat ahli berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

(43)

commit to user

atau berbeda (Sudarwan Danim, 1997:199). Alat ukur dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan (Budiyono, 2003:65).

2) Wawancara (Interview)

Moleong (2011:186) menyatakan wawancara adalah percakapan dengan maksut tertentu dan dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi (2008:127) juga mengemukakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yaitu pewawancara dan yang diwawancarai. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertannyaan itu. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data atau informasi dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan mendalam (deep interview) serta berlandaskan pada tujuan penelitian.

3) Pengamatan

Ngalim Purwanto (1985) dalam Basrowi dan Suwandi (2008:193) menuliskan bahwa observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkahlaku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Validitas Data penelitian digunakan untuk mengetahui data yang diperoleh benar-benar terjadi. Salah satu validitas data yang digunakan adalah triangulasi data. Lexy Moleong (2011:330) mengemukakan triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding data-data itu. Teknik triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Huberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 210) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1) Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.

2) Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk mempermudah membaca dan menarik kesimpulan. 3) Menarik kesimpulan atau verifikasi

Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah terbentuk dan proposes yang telah dirumuskan. Setelah mendapatkan kesimpulan, maka peneliti melaporkan hasil penelitian secara lengkap, dengan temuan baru yang berbeda dengan temuan yang sudah ada.

Berdasarkan uraian diatas langkah analitis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.9 Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 210)

Koleksi data Displai data

Reduksi data

(45)

commit to user

Prosedur penelitian kualitatif merupakan tahapan-tahapan kegiatan dalam melakukan penelitian kualitatif. Ada beberapa pendapat dalam memperinci tahapan kegiatan kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman yang diterjemahkan oleh Tjetjep Rehendi R. dalam Asep Suryana (2007: 2), tahap-tahapan penelitian kualitatif itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1) Membangun Kerangka Konseptual, (2) Merumuskan Permasalahan Penelitian, (3) Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian, (4) Instrumentasi (5) Pengumpulan Data, (6) Analisis Data, (7) Matriks dan Pengujian Kesimpulan.

Pendapat lain dari Endang S Sedyaningsih Mahamit dalam Asep Suryana (2007 : 5) tahapan penelitian kualitatif meliputi: (1) Menentukan permasalahan; (2) Melakukan studi literature; (3) Penatapan lokasi; (4) Studi pendahuluan; (5) Penetapan metode pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumen, diskusi terarah; (6) Analisa data selama penelitian; (7) Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas, (8)Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.

C. KERANGKA BERFIKIR

Dalam memahami konsep baru yang diberikan oleh guru tidak semua siswa mempunyai pemahaman konsep awal dan penafsiran yang sama. Ada siswa yang benar-benar memahami konsep awal yang diberikan guru sesuai konsep para ahli, tetapi ada juga yang siswa yang mengalami prakonsepsi atau pemahaman awal yang salah sehingga membentuk konsep yang salah. Bahkan juga ada siswa yang tidak memahami sama sekali konsep yang diberikan oleh guru.

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dalam mempelajari materi Listrik dinamis banyak konsep awal yang harus dikuasai siswa. Adanya prakonsepsi siswa pada konsep-konsep tersebut sangat mungkin terjadi sehingga penelitian prakonsepsi ini harus dilakukan. Berikut gambar prosedur penelitian yang dilakukan.

Gambar 2.10 Bagan Kerangka Berfikir

Dari bagan kerangka berpikir dapat diketahui prosedur penelitian yaitu dengan menggunakan cara pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, dan pengamatan. Hasil pengumpulan data berupa data tes, data wawancara, data pengamatan. Data tes digolongkan menjadi tiga kategori yaitu memahami, kesalahan, prakonsepsi dan tidak memahami. Siswa yang memahami berarti memiliki konsep awal / prakonsepsi benar sedangkan tidak memahami adalah siswa yang belum membentuk konsep awal/ tidal memiliki prakonsepsi. Dari ketiga data yang didapat dianalisis adanya prakonsepsi siswa dan ditarik kesimpulan.

Tes Sisw

Memahami stop

Kesalahan

Prakonsepsi

Tidak memahami

stop

Analisis prakonsepsi

Wawancara Data wawancara

Kesimpulan

(47)

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Bulu Sukoharjo pada kelas X semester genap Tahun Ajaran 2011-2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tiga tahap: a. Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan meliputi pengajuan judul, konsultasi proposal, penyusunan tes, pembuatan surat ijin dari dekan yang digunakan pada tempat penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pengumpulan data dimulai dari bulan Februari sampai maret 2012 c. Tahap Akhir

Tahap akhir meliputi analisis data dan penyusunan laporan.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif deskriptif karena tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor-faktor dari subyek penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah indiktif karena dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda dari data yang dikumpulkan.

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sehingga guru dapat memberikan pelajaran yang tepat untuk siswa agar tidak mengalami miskonsepsi.

C. Sumber Data

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka sumber data penelitian ini yaitu

1. Hasil tes diagnostik fisika pada pokok bahasan listrik dinamis.

Tes yang digunakan adalah tes berbentuk multiple choice dengan reasoning

yang telah ditentukan dan merupakan soal yang valid. Tes diagnosis adalah tes untuk mengungkap kelemahan siswa dalam bagian khusus hasil kerja siswa

2. Hasil wawancara siswa.

Wawancara siswa dilakukan pada siswa yang dicurigai mengalami kesalahan konsep.

3. Hasil pengamatan proses pembelajaran.

Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung.

D. Teknik Sampling

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo yaitu sebanyak 225 siswa yang terbagi dalam 6 kelas.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus Yamene (1967) seperti pada persamaan 32. Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang didapat dari rumus Yamene adalah

𝑛= 225

225(0,1)2+ 1 = 69,23 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

(49)

commit to user

siswa kelas XC 38 siswa, XD 37 siswa, XE 38 siswa, dan XF 36 siswa SMA Negeri 1 Bulu, Sukoharjo. Empat kelas tersebut dipilih karena pada kelas tersebut memiliki siswa yang bervariasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan tiga cara, yaitu:

1. Metode Tes

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes pilihan ganda beralasan yang bersifat diagnosis untuk mengetahui kesalahan konsep pada siswa. Tes diagnostik yang digunakan, 25 butir tes dari tes diagnostik Haris (2011) dengan sedikit modifikasi dan 15 butir tes tambahan. Tes diagnostik divalidasi menggunakan validasi konstruksi dan isi oleh ahli dan menguji reliabilitas instrument tes untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil yang dicapai.

2. Wawancara (Interview)

Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dan struktural yaitu pertanyaan yang dajukan adalah pertanyaan deskriptif dan struktural, pertanyaan yang meminta informan untuk memberikan gambaran atau melukiskan secara naratif tentang berbagai hal sekaligus mendapatkan gambaran secara lebih rinci.

Subjek yang diwawancarai pada suatu saat pilihan hanya berkisar di antara beberapa orang yang memenuhi persyaratan. Mereka adalah yang berperan, yang pengetahuannya luas tentang daerah atau lembaga tempat penelitian dan yang suka bekerja sama untuk kegiatan yang sedang dilakukan. Pada penelitian ini subjek yang diwawancarai adalah subjek yang dapat mewakili siswa yang mengalami permasalahan yang sama.

3. Pengamatan

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

F. Validitas Data

Validitas merupakan keakuratan data dan keshahihan data yang telah dikumpulkan yang nantinya akan dianalisa dan ditarik kesimpulan pada akhir penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan akurat atas sejumlah kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah triangulasi data.

Triangulasi data yang digunakan yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diberikan oleh informan melalui alat yang tersedia dalam metode kualitatif. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara, pengamatan, dan hasil tes

Jadi dalam penelitian ini digunakan berbagai sumber data untuk mengumpulkan data yang sama, dengan tujuan untuk memberikan kebenaran, untuk memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda dimana data yang dikontrol oleh data lain dari sumber yang berbeda.

G. Analisis Data

Analisis data kualitatif dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian. Menentukan kebermaknaan data atau informasi data diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pengalaman peneliti. Kualitas hasil analisis data kualitatif sangat tergantung pada faktor-faktor tersebut. Aktivitas dalam analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriftif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

(51)

commit to user 1. Reduksi data

Dalam reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang valid. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa lebih mengetahui. Memnggolongkan data-data yang diperoleh serta membuang data-data yang tidak digunakan.

2. Penyajian data

Hasil tes diagnostik dapat diketahui konsep awal siswa tentang Listrik Dinamis. Penelitian ini data tes diagnostik akan disajikan berbentuk tabel daftar derajat pemahaman siswa dalam mengerjakan soal yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Prosentase Hasil Tes Diagnostik Siswa

Nomor

Soal

Memahami Tidak Memahami Miskonsepsi

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 ….. ….. ….. ….. ….. …..

2 ….. ….. ….. ….. ….. …..

Adapun derajat pemahaman konsep dan indikator secara khusus adalah sebagai berikut :

1) Jawaban siswa termasuk kategori tidak memahami bila:

a) Jawaban benar, namun tidak memberikan jawaban penjelasan.

b) Jawaban salah, demikian juga penjelasannya dan keduanya tidak ada keterhubungan.

c) Jawaban benar, namun penjelasan atas jawaban tidak berhubungan dengan pertanyaan.

2) Jawaban siswa termasuk kategori memahami bila:

a) Jawaban benar, penjelasan menunjukkan bahwa konsep yang dipahami sudah benar.

b) Jawaban benar, namun penjelasan jawaban menunjukkan hanya sebagian konsep yang dipahami dan tidak menunjukkan adanya miskonsepsi.

3) Jawaban siswa termasuk kategori miskonsepsi bila:

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Berdasarkan data yang diperoleh dibuat rumusan proposisi yang terkait dengan temuan penelitian sehingga mendapatkan kesimpulan. Data-data kualitatif yang dikumpulkan dari wawancara, pengamatan dan tes diagnostik divalidasi dengan triangulasi data. Penelitian ini didapatkan data prakonsepsi siswa seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Prakonsepsi Siswa

Nomor Prakonsepsi siswa Nomor Butir Tes Prosentase

P1 ….. ….. …..

P2 ….. ….. …..

H. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa prosedur. Adapun prosedur atau langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapang

Dalam tahap ini peneliti terjun ke lokasi tapi masih berkaitan pada pembeuatan proposal dan pengajuan berkas perijinan ke sekolah.

2. Tahap Lapangan

Dalam hal ini peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan di lapangan.

3. Tahap Analisis Data

Pada bagian ini analisis data dilakukan dalam suatu proses, artinya pelaksanaan analisis data dilakukan setelah meninggalkan lapangan.

4. Tahap Penulisan Laporan dan memperbanyak laporan

(53)

commit to user

Setelah seluruh proposal selesai dan perijinan selesai proses pengumpulan data dimulai dengan cara:

a. Menyusun tes prakonsepsi

b. Dari butir soal yang baik selanjutnya dikenakan pada subyek penelitian. c. Jawaban siswa diperiksa dan dianalisis adakah prakonsep siswa

d. Mewawancarai subyek yang mengalami prakonsepsi untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya prakonsepsi

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Data Hasil Pengamatan

Pengamatan dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung untuk mendapatkan informasi tentang interaksi yang terjadi didalam ruang kelas. Pengamatan dilakukan pada guru dan siswa dari tahap persiapan guru sampai bel berakhirnya pelajaran. Data hasil pengamatan sebagai berikut:

a. Persiapan siswa dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

Persiapan siswa dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pelajaran Fisika dari empat kelas yang diamati yaitu siswa menyiapkan buku-buku yang digunakan ketika guru sudah masuk ke dalam kelas. Buku paket pelajaran ada yang tidak memiliki namun untuk buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS) semua siswa memiliki.

b. Persiapan guru dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

Guru Fisika sudah menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dalam pembelajaran. Guru berusaha untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP meskipun pelaksanaannya guru menyesuaikan tingkat kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran. Media LCD masih terbatas.

c. Proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, guru menekankan pada ketrampilan proses. Metode pembelajaran yang digunakan pada setiap kelas berbeda-beda hal ini disesuaikan dengan kondisi kelas yaitu diskusi kelompok, demonstrasi, dan ceramah. Sedangkan media yang digunakan pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan white board dan spidol, LCD.

d. Perilaku siswa ketika KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

(55)

commit to user

siswa memberi tanda khusus pada informasi di LKS. Empat kelas yang diamati menunjukkan dua kelas aktif dan dua kelas pasif.

e. Interaksi guru dengan siswa

Interaksi antara guru dengan siswa dapat dikatakan baik, hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan ketika proses tanya jawab. Siswa berusaha menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang benar. Guru juga menanyakan pada siswa yang kurang aktif agar bertanya informasi yang kurang jelas. Kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan guru dapat menjelaskan bahwa siswa mengerti pertanyaan yang disampaikan guru. Pada akhir kegiatan belajar mengajar guru memberikan umpan balik berupa tugas.

2. Data Wawancara

Data wawancara dilakukan pada 6 siswa yang dicurigai mengalami kesalahan konsep. Enam siswa tersebut dianggap dapat mewakili seluruh prakonsepsi siswa yang konsep awal mereka salah. Data prakonsepsi dan wawancara siswa dapat dilihat pada lampiran.

3. Data Hasil Tes

(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dikategorikan memahami adalah siswa yang jawaban dan penjelasan menunjukkan konsep yang benar.

Presentase hasil jawaban tes diagnostik Siswa SMA Negeri 1 Bulu, Sukoharjo kelas X tentang Listrik Dinamis dapat dilihat pada Lampiran 16.

B. Analisis Data

Data divalidasi dengan triangulasi data kualitatif yaitu data tes diagnostik, data observasi dan data wawancara. Dari hasil jawaban siswa yang digolongkan menjadi tiga kategori seperti pada Lampiran 16 dan Lampiran17 maka didapatkan gambaran prosentase prakonsepsi siswa seperti pada Tabel 4.1 bersasarkan jenis-jenis prakonsepsi siswa.

Gambar

Tabel 2.1 Kategori Derajat Pemahaman Siswa Menurut Mark ……...…. . 11
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Antara Arus Listrik dan Tegangan commit to user dalam Suatu Penghantar
Gambar 2.3 Hambatan yang Disusun Paralel
Gambar 2.4 Rangkaian Tertutup
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan: jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal Fisika materi Listrik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 16

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X Semester II SMA Negeri

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah: (1) modul fisika berbasis masalah pada materi listrik dinamis yang dikembangkan layak digunakan untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta pada konsep Listrik Dinamis (arus,

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA berbasis model pembelajaran generatif pada materi listrik dinamis terintegrasi kelistrikan jantung dengan

RPP LISTRIK DINAMIS SATUAN PENDIDIKAN : SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI MATA PELAJARAN : FISIKA KELAS/SEMESTER : XII / GANJIL ALOKASI WAKTU: 2 X 45 MENIT KOMPETENSI DASAR 3.1