• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 19 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 19 MEDAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI

POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 19 MEDAN

Oleh: Aflah Widyana NIM 4113121002

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 19 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, Ibu Rita Juliani, M.Si (Selaku Sekretaris Jurusan), dan Bapak Drs. Jonny H Panggabean, M.Si, selaku dosen penguji. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, selaku ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Abd. Hakim S, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 19 Medan, Ibu Renata Nasution, S.Pd., M.Si, serta guru bidang studi; Ibu Tiurma Simbolon S.Pd., M.Si, yang telah banyak membantu selama penelitian ini berlangsung.

(4)

v

Hilwana dan Muhammad Nasruddin Hasymi yang senantiasa memberi dukungan baik secara materil maupun moril kepada penulis selama penulis menjalani studi, juga teristimewa kepada sahabat terbaik Yosi Farah, Ami Salmiah, dan Denny Khairani yang selalu setia mendampingi dan selalu memberi semangat serta dukungannya kepada saya mulai dari penyusunan sampai selesainya skripsi ini. Kepada rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fisika Dik A 2011, terima kasih telah menuliskan cerita terindah selama empat tahun lamanya. Serta kepada Indah Dewi Mentari yang telah membantu dalam penelitian sebagai observer. Yang teristimewa untuk Fahrur Rozy Panjaitan yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih juga untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

(5)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK

LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 19 MEDAN Aflah Widyana (NIM 4113121002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan hasil belajar fisika yang diajar dengan model pembelajaran latihan inkuiri dan pembelajaran konvensional pada materi listrik dinamis di SMA Negeri 19 Medan.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain penelitian two group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 19 Medan yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling yaitu kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 35 orang dan kelas kontrol berjumlah 39 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk essaydengan jumlah 8 soal. Uji hipotesis menggunakan uji t. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran latihan inkuiri dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen = 38,11 dengan standar deviasi = 5,99 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol = 37,50 dengan standar deviasi = 5,72. Kemudian diberikan perlakuan di kelas eksperimen dengan model pembelajaran latihan inkuiri dan di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 62,79% dengan kategori aktif. Setelah pembelajaran selesai diberikan, dilakukan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen = 75,04 dengan standar deviasi = 6,33 dan kelas kontrol = 65,15 dengan standar deviasi = 5,88. Dari uji normalitas dan homogenitas diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil pengolahan data postes diperoleh bahwa thitung= 6,96 dan ttabel= 1,996, sehingga thitung> ttabel (6,96>1,996) maka Haditerima yakni ada perbedaan akibat pengaruh penggunaan model pembelajaran latihan inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA Negeri 19 Medan.

(6)

vi

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.3 Aktivitas Belajar 10

2.2 Model Pembelajaran 11

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran 11 2.2.2 Pembelajaran Konvensional 12 2.2.3 Model Pembelajaran Latihan Inkuiri 12 2.2.4 Teori Belajar Konstruktivisme 18

(7)

vii

2.3.1 Pengertian Arus Listrik 18

2.3.2 Alat Ukur Listrik 19

2.3.3 Tahanan Listrik dan Hukum Ohm 22

2.3.3.1 Jenis-Jenis Hambatan 24

2.3.4 Susunan Seri dan Paralel Komponen Listrik 25

2.3.5 Jembatan Wheatstone 28

2.3.6 Hukum I Kirchoff 29

2.3.7 Energi dan Daya Listrik 30

2.4 Penelitian yang Relevan 32

2.5 Kerangka Konseptual 33

2.6 Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 35

3.1.1 Lokasi Penelitian 35

3.1.2 Waktu Penelitian 35

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 35

3.2.1 Populasi Penelitian 35

3.2.2 Sampel Penelitian 35

3.3 Variabel Penelitian 35

3.3.1 Variabel Bebas 35

3.3.2 Variabel Terikat 36

3.4 Jenis Dan Desain Penelitian 36

3.4.1 Jenis Penelitian 36

3.4.2 Desain Penelitian 36

3.5 Instrumen Penelitian 37

3.5.1 Angket Siswa 37

3.5.2 Wawancara Guru 37

3.5.3 Instrumen tentang Aktivitas Siswa 37 3.5.4 Instrumen Tes Hasil Belajar 38

(8)

viii

3.5.5.1 Validitas Isi 39

3.6 Prosedur Penelitian 40

3.7 Teknik Analisis Data 41

3.7.1 Analisis Data Afektif dan Psikomotorik 41

3.7.2 Tes Hasil Belajar 41

3.7.2.1 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 41

3.7.2.2 Uji Normalitas 42

3.7.2.3 Uji Homogenitas 43

3.7.2.4 Pengujian Hipotesis ( Uji t ) 43 3.7.2.4.1 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes ( Uji t dua pihak ) 43 3.7.2.4.2 Uji Kesamaan Rata-rata Postes ( Uji t satu pihak ) 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 46

4.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 46

4.1.2 Pengujian Analisa Data 46

4.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretes 47 4.1.2.2 Uji Homogenitas Data Pretes dan Uji Beda Kemampuan

Awal Siswa (Uji t Dua Pihak) 47 4.1.3 Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 48 4.1.3.1 Uji Normalitas Data Postes 49 4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Postes dan Uji t Satu Pihak 49 4.1.3.3 Uji Hipotesis Penelitian ( Uji t Satu Pihak ) 50

4.1.4 Observasi 50

4.1.4.1 Observasi Kelas Eksperimen 50

4.2 Pembahasan 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 61

5.2 Saran 62

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Latihan Inkuiri 14

Tabel 2.2 Kode Warna Resistor 24

Tabel 3.1 Group Pre-test-Post-test Design 36 Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Materi Listrik Dinamis 38 Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 46 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 47

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 47 Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 48 Tabel 4.5 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 49

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 49 Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 50 Tabel 4.9 Perkembangan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Pada Pertemuan I 51

Tabel 4.10 Perkembangan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Pada Pertemuan II 52

Tabel 4.11 Perkembangan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Pada Pertemuan III 53

Tabel 4.12 Data Aktifitas Belajar dengan Data Hasil Belajar

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Penghantar yang menghubungkan dua benda

berbeda potensial 19 Gambar 2.2 Multimeter 19 Gambar 2.3 Rangkaian Listrik dan Skemanya 20 Gambar 2.4 Memasang Amperemeter secara Seri pada Rangkaian 20 Gambar 2.5 Pembacaan Amperemeter 20 Gambar 2.6 Cara Merangkai Voltmeter 21 Gambar 2.7 Pembacaan Voltmeter 21

Gambar 2.8 Resistor 22

Gambar 2.9 Skema Resistor 22 Gambar 2.10 Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya

Tahanan Listrik 23

Gambar 2.11 a. Tiga Buah Resistor disusun Seri

b. Rangkaian Pengganti Seri 25 Gambar 2.12 a. Tiga Buah Resistor disusun Paralel

b. Rangkaian Pengganti Paralel 27 Gambar 2.13 Rangkaian Seri-Paralel 27 Gambar 2.14 Rangkaian Jembatan Wheatstone 28 Gambar 2.15 Rangkaian Jembatan Wheatstone jika R5

tidak berfungsi 28

Gambar 2.16 Rangkaian Delta dan Star 29 Gambar 2.17 Rangkaian Jembatan Wheatstone jika R5

Berfungsi 29

(11)

xi

Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperimen

dan kelas kontrol 55 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 65 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 78 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 92 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I 104 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II 108 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III 113 Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Belajar 128 Lampiran 8 Tes Hasil Belajar 136 Lampiran 9 Distribusi Data Observasi Aktivitas Siswa 138 Lampiran 10 Tabulasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 147 Lampiran 11 Tabulasi Hasil Postes Kelas Eksperimen 149 Lampiran 12 Tabulasi Hasil Pretes Kelas Kontrol 151 Lampiran 13 Tabulasi Hasil Postes Kelas Kontrol 153 Lampiran 14 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 155 Lampiran 15 Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol 157 Lampiran 16 Daftar Nilai LKS 159 Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 161 Lampiran 18 Uji Normalitas 166 Lampiran 19 Uji Homogenitas 170

Lampiran 20 Uji Hipotesis 173

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan penting yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Kita sering mendengar ungkapan long life education, yang berarti pendidikan sepanjang hidup. Tidak ada batasan untuk kata pendidikan. Pendidikan juga memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang yang lainnya. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang ini semakin giat dilaksanakan. Berbagai cara pun ditempuh untuk memperoleh pendidikan baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal .

Berkembangnya pendidikan sudah tentu berpengaruh terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Hal ini dapat terlihat dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak terlepas dari kemajuan ilmu fisika yang banyak menghasilkan temuan baru dalam bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu, fisika ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting karena salah satu syarat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang di dalamnya termasuk fisika.

(14)

2

Menurut Paul A.Tipler, fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling fundamental karena merupakan dasar dari semua bidang sains yang lain. Menurut E.Budikase dan Nyoman, fisika merupakan suatu ilmu yang lebih banyak banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang kurang menyukai pembelajaran fisika.

Trianto (2011) menyatakan, masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderungteacher-centeredsehingga siswa menjadi pasif.

Hal ini juga terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 6 Januari 2015 dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan ke 30 responden di kelas X SMA Negeri 19 Medan diperoleh data sebagai berikut: 60% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas sulit dipahami dan kurang menarik, hal ini juga diperkuat oleh pendapat Siti Nurohomah dkk (2011) menyatakan bahwa fisika adalah pelajaran sains yang terkesan sulit, sehingga siswa lebih dahulu merasa tidak mampu sebelum mempelajarinya. Pendapat dari Zulirfan dkk (2011) menyatakan bahwa fisika penting untuk diajarkan pada sekolah formal karena merupakan bagian dari kehidupan kita, melekat dengan fenomena jagat raya dan lingkungan kehidupan serta mendukung kemajuan teknologi pada saat ini. Meskipun demikian banyak siswa yang menyatakan fisika merupakan pelajaran yang sulit. Sedangkan pendapat Fitria Rahmawati dkk (2012) menyatakan bahwa sifat materi fisika ada yang abstrak, ada yang konkret. Materi fisika yang bersifat abstrak sulit untuk divisualisasikan, membuat siswa kesulitan dalam menelaah konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Hal inilah yang membuat siswa beranggapan fisika sulit dan membosankan.

(15)

3

siswa menyatakan selama ini guru menugaskan untuk mencatat dan mengerjakan soal-soal, dan 23,3% siswa menyatakan bahwa guru selalu mengadakan diskusi dan tanya jawab. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa 56,7% siswa menyatakan bahwa guru selalu menghubungkan materi fisika dengan kehidupan sehari-hari, 30% siswa menyatakan bahwa guru jarang menghubungkan materi fisika dengan kehidupan sehari-hari, dan 13,3% siswa menyatakan bahwa guru tidak pernah menghubungkan materi fisika dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa 10% siswa yang mengikuti bimbingan belajar fisika tiap minggunya diluar jam pelajaran, dan 90% siswa tidak mengikuti bimbingan belajar fisika tiap minggunya diluar jam pelajaran. Data tersebut menunjukkan sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran fisika dan menganggap pelajaran fisika sulit dan membosankan.

Hasil wawancara dengan guru fisika di sekolah tersebut, T. Simbolon, mengatakan bahwa bila siswa diajarkan secara teori, maka minat siswa terhadap pelajaran fisika masih kurang. Selain itu, siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran sedangkan bila siswa diajak ke laboratorium maka minat siswa terhadap fisika akan muncul dan siswa akan menjadi lebih aktif. Tetapi Ibu T. Simbolon jarang mengajak siswa ke laboratorium, karena peralatan laboratorium yang kurang memadai dan waktu yang tidak cukup. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran langsung, dengan metode ceramah, mencatat, mengerjakan soal dan demonstrasi. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 70. Namun, nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh siswa hanya sekitar 60 atau dapat dikatakan tidak mencapai KKM. Untuk mengatasi hal tersebut, Ibu T. Simbolon memberikan ujian remedial kepada siswa yang nilainya belum mencapai KKM.

(16)

4

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Berdasarkan masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri. Menurut Sani (2014), model pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merumuskan pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru. Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.Model pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan. Inkuiri merupakan suatu proses yang mengajukan permasalahan, memperoleh informasi, berpikir kreatif tentang kemungkinan penyelesaian masalah, membuat keputusan dan membuat kesimpulan.

Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Model pembelajaran latihan inkuiri dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri diharapkan proses pembelajaran merupakan proses pemerolehan konsep dari keterlibatan siswa secara langsung dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

(17)

5

pada masing-masing kelas, diperoleh nilai rata-rata hasil ketuntasan belajar pada kelas kontrol sebesar 77,67 dan nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 80,22. Hal ini berarti model pembelajaran inkuiri dapat dikatakan efektif didalam pembelajaran tersebut.

Bertitik tolak dari uraian masalah di atas maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 19 Medan”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi pokok-pokok masalahnya sebagai berikut:

1. Fisika merupakan pelajaran yang terkesan sulit dipahami dan kurang menarik di kalangan siswa (berdasarkan hasil angket 60% (18 siswa) menganggap fisika pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik). 2. Hasil belajar siswa mata pelajaran fisika yang masih belum mencapai

KKM.

3. Pembelajaran yang digunakan guru cenderung bersifatteacher centered sehingga siswa terkesan pasif.

4. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika.

1.3. Batasan Masalah

Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Kurangnya keaktifan siswa dalam belajar fisika. 2. Nilai mata pelajaran fisika yang rendah.

(18)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 19 Medan ?

2. Bagaimanakah hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 19 Medan?

3. Bagaimanakah hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 19 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 19 Medan.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 19 Medan.

3. Untuk mengetahui hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 19 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:

(19)

7

2. Sebagai bahan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 19 Medan.

3. Menambah informasi dan literatur dalam dunia pendidikan khususnya mengenai model pembelajaran.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar (Istarani,2012).

2. Inkuiri adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau permasalahan. Investigasi yang dilakukan dapat berupa kegiatan laboratorium atau aktivitas lainnya yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi (Sani,2014).

(20)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 19 Medan tahun pelajaran 2014/2015 meningkat dan diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga pertemuan mencapai 62,79% dengan kategori aktif.

2. Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 19 Medan tahun pelajaran 2014/2015 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 38,11 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 75,04. Nilai rata-rata tersebut termasuk kategori baik karena telah mencapai KKM.

(21)

62

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran,yaitu :

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model Latihan Inkuiri sebaiknya mengalokasikan waktu dengan baik agar langkah – langkahnya dapat terlaksana semuanya.

(22)

63

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rachman. (1993).Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Agustin, Risa dan Supardi, Z.A. Imam. (2014). Penerapan Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan Kemampuan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMAN 1 Kalianget.Universitas Negeri Surabaya. Anderson, et al. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran,

dan Asesmen.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ardani, R dan Suprapto, N. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbasis Eksperimen Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa pada Materi Fluida Statis di SMA Negeri 1 Gendangan. Universitas

Negeri Surabaya.

Arikunto, S., (2010).Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djiwandono, Sri E. Wuryani. (2006).Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo Hamalik, O. (2010).Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hosnan,M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Istarani. (2011).58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Joyce, B.; Weil, M. & Calhoun, E., (2011), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Kanginan, M., (2007).Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Kurniawati, I.D, dkk. (2014). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Integrasi Peer Instruction Terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.Universitas Negeri Malang.

Manurung, Juaksa. (2012).Fisika 2. Medan : Unimed Press

Nurohomah, Siti., Eko Setyadi Kurniawan., dan Ashari., (2011). Pemanfaatan Kartun Fisika Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Pada Siswa Kelas VII Mts N Purworejo. Jurnal Pendidikan Fisika

Universitas Muhammadiyah Purworejo. Radiasi. Vol. 1. No. 1. Hal 45 Puspita, Astri Trisna dan Jatmiko, Budi. (2013). Implementasi Model

(23)

64

Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Fisika Materi Fluida Statis Kelas XI di SMA Negeri 2 Sidoarjo.Universitas Negeri Surabaya.

Rahmawati, Fitria., Indrawati., dan Rif’ati Dina H., (2012). Penerapan Model Teaching With Analogies (TWA) Dalam Pembelajaran Fisika di MA. Jurnal Pembelajaran Fisika FKIP Universitas Jember. Radiasi. Vol. 1. No. 2

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.

Sani, R.A., (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara.

Sani, R.A., (2014).Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto., (2013), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana. (2005).Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Trianto. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Zaelani, A., dkk. (2012). 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk

SMA/MA.Bandung : Yrama Widya.

Gambar

Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah dekstran yang terdegradasi merupakan selisih antara kadar gula pereduksi yang terbentuk pada sampel nira yang ditambahkan dekstranase dengan kadar gula pereduksi pada dosis

[r]

[r]

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

[r]

1 Menampilkan data secara detail dari baris data yang dipilih pada halaman lokasi atau hasil pencarian Halaman lokasi Pengguna meng-klik link ‘View’ Menampilkan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas bakteri indigenous, serta dominansi bakteri eksogenous terhadap komunitas bakteri indigenous yang terdapat di

Saran dari penelitian adalah guru, orang tua, praktisi kesehatan memperhatikan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dengan memanfaatkan berbagai media