• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk PERIODE TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk PERIODE TAHUN"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA

KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

PERIODE TAHUN 2014-2018

FINANCIAL RATIO ANALYSIS TO ASSESS THE FINANCIAL

PERFORMANCE OF PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA

Tbk IN THE PERIOD OF 2014-2018

OLEH:

JOHANANDHA FANDHY RAMADHAN NIM. 216120097

KONSENTRASI ENTREPRENEUR PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2020

(2)

i

SKRIPSI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA

KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

PERIODE TAHUN 2014-2018

FINANCIAL RATIO ANALYSIS TO ASSESS THE FINANCIAL

PERFORMANCE OF PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA

Tbk IN THE PERIOD OF 2014-2018

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Mataram

OLEH:

JOHANANDHA FANDHY RAMADHAN NIM. 216120097

KONSENTRASI ENTREPRENEUR PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2020

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

RIWAYAT HIDUP

Johanandha Fandhy Ramadhan, yang biasa dipanggil Fandhy, lahir di Surakarta, 27 Februari 1995. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Joko Santoso dan Ibu Sri Handayani. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Cengklik 1 Surakarta pada tahun 2001 sampai tahun 2007. Setelah tamat pendidikan SD, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Surakarta pada tahun 2007 dan menyelesaikan pendidikan menengah pertama pada tahun 2010. Setelah tamat dari bangku SMP, penulis melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 2 Surakarta jurusan Teknik Komputer dan Jaringan pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Setelah menempuh pendidikan dari SD hingga SMK, penulis memutuskan untuk bekerj dan pada tahun 2014, penulis di terima bekerja di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hingga pada tahun 2015 penulis dipindah tugaskan ke Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan studi dan diterima di Universitas Muhammadiyah Mataram, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis.

(8)

vii MOTTO

“Ingatlah mimpimu dan perjuangkanlah untuk itu. Kamu harus tahu apa yang kamu inginkan dari hidup. Hanya satu hal yang membuat mimpimu menjadi

mustahil: ketakutan dan kegagalan” Paulo Coelho

(9)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang tercinta, bapak Joko Santoso dan ibu Sri Handayani yang telah melahirkan dan membesarkan serta selalu memberikan do’a dan motivasi yang tiada henti.

2. Saudaraku Atoriq Fitrandha Ramadhan yang selalu menjaga kedua orang tua selama aku berada di perantauan.

3. Para dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terutama para dosen pembimbing, Ibu Baiq Reinelda Tri Yunarni, S.E, M.Ak. dan Bapak Dr. H. Muhammad Ali, M.Si.

4. Teman-teman mahasiswa administrasi bisnis kelas sore angkatan 2016. 5. Sahabat-sahabatku yang menyebalkan tetapi selalu memberi semangat untuk

maju.

6. Dan tak lupa kepada Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram yang membuat seluruh cerita ini terjadi.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Periode Tahun 2014-2018”.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing kami dari kegelapan menuju jalan yang terang, yakni agama islam.

Penulis membuat penelitian skripsi ini untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.AB). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan, dukungan serta sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. H. Arsyad Abd Gani, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Ali, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram sekaligus dosen pembimbing utama.

3. Bapak Lalu Hendra Maniza, S.Sos, MM. Selaku Kepala Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram sekaligus dosen penetral.

4. Ibu Baiq Reinelda Tri Yunarni, S.E, M.Ak. Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram sekaligus dosen pembimbing pendamping. 5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Mataram yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala ilmu dan pengarahan yang telah diberikan kepada kami.

(11)

x

6. Kedua orang tua saya, bapak Joko Santoso dan ibu Sri Handayani yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan yang tiada henti.

7. Teman-teman mahasiswa kelas regular sore administrasi bisnis angkatan 2016 yang senantiasa memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Dan seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan baik bagi semua pihak. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Mataram, 13 Februari 2020

(12)

xi ABSTRAK

Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Periode Tahun 2014-2018.

Pembimbing I : Dr. H. Muhammad Ali, M. Si

Pembimbing II : Baiq Reinelda Tri Yunarni, S.E., M.Ak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode tahun 2014 hingga 2018. Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat sangat bergantung pada kinerja perusahaan. Salah satu cara melakukan pengukuran atau penilaian kinerja adalah dengan menganalisis laporan keuangan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu analisis yang didasarkan pada perhitungan data. Untuk data yang digunakan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan periode tahun 2014 hingga 2018, menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam keadaan likuid jika dilihat dari rasio likuiditas karena dari current ratio dan quick ratio berada di atas standar industri. Dilihat dari rasio solvabilitas, kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat dikatakan solvable karena ditinjau dari debt to equity ratio, dan debt to asset ratio berada di bawah standar industry. Namun kinerja keuangan keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk jika ditinjau dari rasio aktivitas (receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, working capital turnover ratio, fixed assets turnover ratio, dan total assets turnover ratio) dan rasio profitabilitas (net profit margin, return on investment, dan return on equity) tidak maksimal karena laba perusahaan yang terus turun dan tidak efektifnya perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya.

(13)

xii ABSTRACT

Financial Ratio Analyis to Assess the Financial Performance of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk in the Period of 2014-2018. Advisor I : Dr. H. Muhammad Ali, M. Si

Advisor II : Baiq Reinelda Tri Yunarni, S.E., M.Ak

The purpose of this study is to assess the financial performance of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk in the period 2014 to 2018. The success of a company in achieving its goals and meeting the needs of the community is very dependent on company performance. One way to measure or evaluate performance is to analyze financial statements.

This study uses a descriptive research method with a quantituve approach that is analysus based on data calculations. The data used in this study are secondary data in the form of financial statements for the period 2014 to 2018, using the calculation of liquidity ratios, solvency, activity, and profitability.

The result of this study indicate that PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk is in a liquid state when viewed from the liquidity ratio because the current ratio and quick ratio are above the industry standard. Judging from the solvency ratio, the financial performance of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk can be said to be solvable because in terms of the debt to equity ratio, and the debt to asset ratio is below the industry standard. But the financial performance of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk when viewed from the activity ratio (receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, working capital turnover ratio, fixed assets turnover ratio, and total asset turnover ratio) and profitability ratio (net profit margin, return on investment, and return on equity) is not optimal because the company’s profit continue to fall and ineffectiveness of the company in utilizing its assets.

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Laporan Keuangan ... 16

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 16

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 17

2.2.3 Komponen dan Syarat Laporan Keuangan ... 19

2.2.3.1 Komponen Laporan Keuangan... 19

2.2.3.2 Syarat Laporan Keuangan ... 19

2.2.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ... 21

2.2.5 Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan ... 24

2.2.6 Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 25

2.3 Analisis Laporan Keuangan ... 27

(15)

xiv

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ... 28

2.3.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 30

2.4 Analisis Rasio Keuangan ... 34

2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 34

2.4.2 Bentuk-bentuk Rasio Keuangan ... 35

2.4.2.1 Rasio Likuiditas... 37

2.4.2.2 Rasio Solvabilitas ... 38

2.4.2.3 Rasio Aktivitas ... 39

2.4.2.4 Rasio Profitabilitas ... 41

2.4.3 Metode Analisis Rasio Keuangan ... 42

2.4.4 Kelebihan Rasio Keuangan ... 43

2.4.5 Kelemahan Rasio Keuangan ... 44

2.5 Kinerja Keuangan... 45

2.5.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 45

2.5.2 Tahapan daam Menganalisis Kinerja Keuangan... 46

2.6 Kerangka Berpikir ... 47

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ... 50

3.2 Objek Penelitian ... 51

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 51

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5 Metode Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56

4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ... 56

4.1.2 Indocement Menjadi Perusahaan Terbuka ... 57

4.1.3 Pengembangan Pabrik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk... 57

4.1.4 Visi, Misi, Moto, dan Nilai-nilai Inti Perusahaan ... 59

4.1.5 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ... 60

4.2 Hasil Penelitian ... 62 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 105 5.2 Saran ... 107 DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kinerja Penjualan Semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ... 7

Tabel 1.2 Laba Usaha PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Periode 2014 - 2018 ... 8

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

Tabel 3.1 Standar Industri Rasio Likuiditas ... 52

Tabel 3.2 Standar Industri Rasio Solvabilitas ... 53

Tabel 3.3 Standar Industri Rasio Aktivitas ... 54

Tabel 3.4 Standar Industri Rasio Profitabilitas ... 55

Tabel 4.1 Perhitungan Rasio Lancar/ Current Ratio (CR) ... 64

Tabel 4.2 Perhitungan Rasio Cepat/Quick Ratio (QR)... 67

Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Hutang terhadap Total Aktiva/Debt to Asset Ratio (DAR) ... 71

Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Hutang terhadap Ekuitas/Debt to Equity Ratio (DER) ... 74

Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Perputaran Piutang/Receivable Turnover Ratio (RTR) ... 78

Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Perputaran Persediaan/Inventory Turnover Ratio (ITR)... 82

Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Perputaran Modal Kerja/Working Capital Turnover Ratio (WCTR) ... 86

Tabel 4.8 Perhitungan Rasio Perputaran Aktiva Tetap/Fixed Assets Turnover Ratio (FATR) ... 89

Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Perputaran Aktiva/Total Assets Turnover Ratio (TATR) ... 92

Tabel 4.10 Perhitungan Net Profit Margin (NPM) ... 95

Tabel 4.11 Perhitungan Return On Investment (ROI) ... 99

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alokasi APBN untuk Infrastruktur ... 4

Gambar 1.2 Kapasitas dan Realisasi Produksi Semen ... 6

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penilaian Kinerja Keuangan... 49

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk... 61

Gambar 4.2 Pertumbuhan Rasio Lancar/ Current Ratio (CR) ... 65

Gambar 4.3 Pertumbuhan Rasio Cepat/Quick Ratio (QR) ... 68

Gambar 4.4 Pertumbuhan Rasio Hutang terhadap Total Aktiva/Debt to Asset Ratio (DAR) ... 72

Gambar 4.5 Pertumbuhan Rasio Hutang terhadap Ekuitas/ Debt to EquitycRatio (DER) ... 75

Gambar 4.6 Pertumbuhan Rasio Perputaran Piutang/ Receivable Turnover Ratio (RTR) ... 80

Gambar 4.7 Pertumbuhan Rasio Perputaran Persediaan/ Inventory Turnover Ratio (ITR) ... 83

Gambar 4.8 Pertumbuhan Rasio Perputaran Modal Kerja/ Working Capital Turnover Ratio (WCTR) ... 87

Gambar 4.9 Pertumbuhan Rasio Perputaran Aktiva Tetap/ Fixed Assets Turnover Ratio (FATR) ... 90

Gambar 4.10 Pertumbuhan Rasio Perputaran Aktiva/ Total Assets Turnover Ratio (TATR) ... 93

Gambar 4.11 Pertumbuhan Net Profit Margin (NPM)... 97

Gambar 4.12 Pertumbuhan Return On Investment (ROI) ... 100

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya potensi tentu akan membuat industri-industri baru untuk terus bermunculan, tak hanya industri yang berbeda, industri yang sejenis pun akan bermunculan seiring dengan peluang yang terbuka di pasar. Hal ini tentu membuat perusahaan harus berpikir agar dapat bertahan dan terus berkembang di masa yang akan datang.

Perusahaan harus berusaha dalam mengelola sumber daya mereka agar efektif dan efisien sehingga target perusahaan dapat terpenuhi. Pada dasarnya perusahaan memiliki tujuan untuk dapat memaksimalkan laba dan mengurangi kerugian yang dapat mengancam keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Keberlangsungan hidup sebuah perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang disusun di setiap akhir periode.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Hery (dalam Erica, 2016) “pihak-pihak yang berkepentingan tersebut dapat berasal dari pihak internal perusahaan seperti manajemen perusahaan dan karyawan, ataupun dari pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.”

(19)

2

Manajemen perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen perlu memahami kondisi keuangan perusahaan sebelum mengambil keputusan yang tepat, salah satunya dengan cara menilai kinerja keuangan melalui analisis keuangan perusahaan.

Agustin (2016) menegaskan bahwa analisis keuangan perusahaan dilakukan dengan menggunakan indikator laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang wajar dijadikan sebagai dasar penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan harus selalu dianalisis secara berurutan dari satu periode ke periode berikutnya untuk dapat dijadikan sebagai dasar informasi yang dapat berguna baik itu oleh pihak internal ataupun pihak eksternal perusahaan.

Hasil dari analisis laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat memberikan beberapa informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan melihat hasil perbandingan rasio keuangan, seperti menghitung rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio solvabilitas (laverage ratio), rasio aktivitas (activity ratio), dan rasio profitabilitas (profitability ratio).

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator yang menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aset lancar menjadi uang kas.

(20)

3

Rasio solvabilitas menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban dengan jaminan aset yang dimilikinya. Rasio aktivitas untuk mengukur efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, sedangkan rasio profitabilitas menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya.

Dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas suatu perusahaan, akan diketahui pula keadaan perusahaan yang sesungguhnya, sehingga dapat diukur tingkat kinerja keuangan dalam perusahaan. Kinerja perusahaan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu sebagai hasil dari proses kerja pada periode tersebut.

Pengukuran kinerja tersebut digunakan oleh perusahaan untuk melakukan pembenahan sehingga tetap dapat bersaing dan menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Dewa dan Sitohang (dalam Suhendro, 2017) berpendapat bahwa untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, diperlukan suatu informasi yang relevan berkaitan dengan aktivitas perusahaan yang dapat menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan tersebut, yaitu dengan analisis laporan keuangan.

Setiap perusahaan atau sektor industri memerlukan analisis laporan keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaannya, termasuk juga sektor industri semen. Indonesia sebagai negara berkembang, terus melakukan upaya pembangunan yang merata guna menghilangkan kesenjangan yang ada di tiap daerah. Pembangunan tersebut terjadi di hampir setiap sektor, termasuk sektor infrastruktur yang sangat memerlukan bahan baku semen.

(21)

4

Pemerintah Indonesia melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) mengalokasikan sejumlah dana APBN yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, guna menyukseskan pembangunan infrakstruktur tersebut. Untuk tahun 2018, anggaran infrastruktur mencapai lebih dari 400 triliun rupiah. Anggaran tersebut naik 5,2% jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2017.

Gambar 1.1

Alokasi APBN untuk Infrastruktur

Sumber : APBN 2018 Kementerian Keuangan Republik Indonesia, diolah Tentunya dengan kenaikan anggaran tersebut akan berimbas pula terhadap permintaan semen nasional yang tentu akan meningkat. Hal itu terbukti, Menurut Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen pada tahun 2018 mencapai 75,2 juta ton atau meningkat 8,6% dibanding tahun sebelumnya. Sebanyak 69,51 juta ton merupakan penjualan di pasar domestik dan 5,7 juta ton dari pasar ekspor.

Kenaikan sebanyak 3,16 ton dibandingakan dengan tahun lalu didominasi peningkatan permintaan di Jawa dan Sumatera yaitu sekitar 74%, sisanya 26% adalah akumulasi dari Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Wilayah

154,7 256,1 269,1 390,2 410,4 0 100 200 300 400 500 2014 2015 2016 2017 2018

(22)

5

Indonesia Timur. Realisasi konsumsi tahun 2018 adalah 50,75 juta ton dalam bentuk semen bag atau 73% dan semen curah sebesar 18,76 juta ton atau 27%.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan” atau “Indocement”) yang dikenal dengan merk kenamaannya Semen Tiga Roda dan produk barunya Semen Rajawali merupakan salah satu pemain besar dalam industri semen di Indonesia. Perseroan mengawali langkahnya pada tahun 1975 dengan didirikannya sebuah pabrik semen di wilayah Citeureup, Jawa Barat oleh PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) dengan kapasitas produksi awal 500.000 ton.

Dalam kurun waktu 10 tahun, telah berdiri delapan pabrik tambahan yang dikelola oleh enam perusahaan yang berbeda yaitu PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE); PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE); PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE); PT Perkasa Agung Utama Indah Cement Enterprise (PAUICE); PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE); dan PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (PAMICE). Tentunya dengan tambahan delapan pabrik tersebut, kapasitas produksi juga mengalami kenaikan menjadi 7,7 juta ton pertahun.

Pada 16 Januari 1985, keenam perusahaan tersebut melebur menjadi satu dengan didirikannya PT Indocement Tunggal Prakarsa, dan pada 5 Desember 1989 Perseroan resmi mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “INTP”. Hingga pada 2001, Saham mayoritas Perseroan diakuisisi oleh

(23)

6

HeidelbergCement Group melalui entitas anaknya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. Sebesar 61,7% saham Perseroan.

HeidelbergCement Group merupakan pemain pasar global di industri agregat dan perusahaan terkemuka di industri semen yang berpusat di Jerman. Pada tahun 2010, HeidelbergCement adalah produsen semen terbesar ke 3 di dunia dengan produksi 78 juta ton semen yang mempekerjakan sekitar 45.000 orang pegawai yang tersebar di 2.300 di lebih dari 40 negara.

Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, Indocement terus berupaya menambah kapasitas produksinya dengan cara menambah jumlah pabrik dan melakukan merger dengan pabrik semen yang lain. Sehingga sampai dengan tahun 2018, Perseroan telah memiliki 13 pabrik dengan total kapasitas produksi sebesar 24,9 juta ton semen.

Gambar 1.2

Kapasitas dan Realisasi Produksi Semen

Sumber : Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2018, diolah. 0 5 10 15 20 25 30 2014 2015 2016 2017 2018

(24)

7

Di tengah persaingan industri semen, Indocement mampu mempertahankan pangsa pasarnya dengan cukup baik. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pada 2018 Indocement berhasil meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 25,5% dari tahun sebelumnya sebesar 25,3%. Tentunya prestasi tersebut merupakan pencapaian yang sangat baik, dimana sebagian besar pemain di industri tersebut mengalami penurunan pangsa pasar.

Peningkatan pangsa pasar juga membuat penjualan semen domestik Indocement mengalami peningkatan sebesar 5,7% dibandingkan tahun 2017. Pertumbuhan ini berada di atas rata-rata pertumbuhan industri semen nasional yang hanya 4,8%. Namun berbeda halnya dengan penjualan semen untuk ekspor yang turun sebesar 32%, dari 69 ribu ton pada 2017 menjadi 47 ribu ton pada 2018.

Tabel 1.1

Kinerja Penjualan Semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Sumber: Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Uraian Tahun Pertumbuhan (Penurunan) 2018 2019 Selisih (%) Semen Domestik 18.073 17.094 979 5,7 Semen Kantong 13.415 12.891 524 4,1 Semen Curah 4.658 4.201 457 10,9 Klinker Domestik 960 650 310 47,7 Semen Ekspor 47 69 (22) (32) Klinker Ekspor 88 95 (7) (7,4) Jumlah 19.168 17.909 1.259 7

(25)

8

Namun, ditengah kenaikan produksi dan realisasi produksi yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, laba perusahaan justru mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 1.2

Laba Usaha PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Periode 2014-2018 Tahun Laba Usaha (Rupiah)

2014 6.001.000.000.000 2015 5.057.000.000.000 2016 3.645.000.000.000 2017 1.875.000.000.000 2018 1.074.000.000.000

Sumber: Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Berdasarkan Tabel 1.1 laba usaha mengalami penurunan setiap tahun selama lima periode, Laba terendah adalah pada tahun 2018 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun perusahaan tetap dalam kondisi laba, tetapi penurunan laba secara terus menerus akan berpengaruh pula terhadap operasional perusahaan.

Selain itu, penurunan laba usaha tentu akan berpengaruh terhadap investor yang menanamkan saham di sebuah perusahaan. Sebagai perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tentunya akan melaporkan kondisi yang ada kepada para pemegang saham, dengan kondisi dimana laba usaha yang turun, tentu akan berpengaruh kepada harga saham perusahaan.

(26)

9

Kinerja operasional perusahaan yang sedang meningkat ternyata tidak selalu diikuti dengan peningkatan laba usaha. Meskipun tingkat produksi dan penjualan semen pada tahun 2018 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, laba usaha justru menurun dibandingakan tahun sebelumnya. Beberapa faktor diyakini mempengaruhi hal tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Periode Tahun 2014 – 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah kinerja keuangan perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk selama periode tahun 2014 sampai 2018 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan haruslah memiliki tujuan. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan memiliki arah dan tujuan yang hendak dicapai. Menilik dari latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dari tahun 2014 sampai 2018 dikaji menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

(27)

10 1.3.2 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti tentang analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi Administrasi Bisnis dan diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya.

(28)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan beberapa kajian atau penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian ini sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengangkat beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian yang dilakukan.

Marianno (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.)” menjelaskan bahwa berdasarkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memperoleh kinerja keuangan yang kurang baik. Namun berdasarkan analisis rasio rentabilitas menggambarkan kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk secara baik karena adanya kenaikan pendapatan dan dihasilkannya laba yang cukup baik.

Harahap (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Prodia Widyahusada Tbk.” menjelaskan bahwa kinerja keuangan PT Prodia Widyahusada Tbk berdasarkan current ratio dinyatakan cukup karena berada di bawah angka 200% yaitu sebesar 128,29%. Berdasarkan quick ratio dinyatakan baik, karena hampir mendekati angka 150% yaitu sebesar 112,43%. Berdasarkan

(29)

12

cash ratio dinyatakan kurang karena berada di bawah angka 50% yaitu sebesar 23,84%. Sedangkan inventory to net working capital dinyatakan sangat baik karena mencapai nilai sebesar 56,19% dari standar industri sebesar 12%.

Ulfa (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Industri Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2017 (Studi Kasus Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.)” menjelaskan bahwa berdasarkan analisis rasio likuiditas, kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode 2013-2017 sudah baik karena berada diatas rata-rata industri. Sedangkan berdasarkan analisis rasio profitabilitas, berdasarkan perhitungan net profit margin sudah berada diatas rata-rata industri, namun menurut perhitungan ROI dan ROE keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode 2013-2017 menunjukkan nilai dibawah rata-rata industri, sehingga kinerja perusahaan dapat dikatakan kurang efisien dalam mengoptimalkan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih.

Ridha (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan BUMN (Studi Kasus Di PT. Perkebunan Nusantara III Medan)” menjelaskan bahwa berdasarkan analisis rasio menurut KEP-100/MBU/2002, dapat mengidentifikasikan masalah peningkatan yang terjadi pada kinerja keuangan pada tahun 2014 tidak disertai dengan rating yang meningkat, hal ini dikarenakan belum semua indikator keuangan memperoleh skor maksimal, dari delapan indikator hanya empat indikator keuangan yang memperoleh skor maksimal.

(30)

13

Andres Maith (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.” menjelaskan bahwa dilihat dari rasio likuiditas perusahaan berada dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat dilihat pada rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas bahwa pada dasarnya mengalami kenaikan. Kemudian berdasarkan rasio solvabilitas perusahaan berada pada posisi insolvable. Hal ini dapat dilihat pada rasio solvabilitas keadaan modal perusahaan tidak mencukupi untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditur. Berdasarkan rasio aktivitas perusahaan dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat pada keempat rasio aktivitas menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Dan dilihat dari rasio profitabilitas perusahaan dalam posisi yang baik. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rasio profitabilitas.

Untuk menghindari adanya persamaan, penulis juga menjelaskan persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian terdahulu. Berikut dapat dilihat persamaan dan perbedaan yang lebih jelas pada tabel 2.1 di bawah:

(31)

14 Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian Judul Metode Penelitian 1 Marianno William

J.S (2017)

Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus di PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk.)

Metode penelitian yang digunakan dalam pene-litian ini adalah metode kuantitatif dengan sum-ber data yang digunakan adalah data sekunder.

Persamaan: Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan dengan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.

Perbedaan: Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Objek penelitian dan Tahun Penelitian berbeda.

2 Masnuripa Harahap (2018)

Analisis Rasio Likuiditas Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Prodia Widyahusada Tbk.

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pen-dekatan kualitatif dengan sumber data yang digunakan adalah data sekunder.

Persamaan: Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan dengan rasio likuiditas.

Perbedaan: Pada penelitian ini hanya menggunakan rasio likuiditas sebagai standar untuk mengukur kinerja perusahaan.

3 Fara Ulfa (2018) Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Ke-uangan Industri Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2017 (Studi

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan studi deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder.

(32)

15 No Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian Judul Metode Penelitian Kasus Laporan Keuangan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.)

Persamaan: Objek penelitian sama, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas dan profitabilitas. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif.

Perbedaan: Menambahkan analisis rasio solvabilitas dan aktivitas dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Periode laporan keuangan yang diteliti berbeda yaitu antara tahun 2014 hingga 2018.

4 Muhammad Ridha (2017)

Analisis Rasio Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan BUMN (Studi Kasus Di PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ada dua yaitu,data primer dan sekunder.

Persamaan: Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Perbedaan: Karena objek yang diteliti adalah BUMN, maka memiliki standar perhitungan kinerja/kesehatan perusahaan yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor : KEP-100/MBU/2002.

5 Hendry Andres Maith (2013)

Analisis Laporan Ke-uangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan sumber data yang digunakan adalah data sekunder.

Persamaan: Menganalisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan dengan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.

(33)

16 2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia (dalam Harahap, 2018) berpendapat bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Sebuah laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan.

Menurut Hanafi (dalam Fithriyah, 2018) “laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya”.

Sedangkan Munawir (dalam Ridha, 2017) berpendapat bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi. Tiga laporan utama yang terdapat pada laporan keuangan adalah (1) balance sheet atau statement of financial position atau neraca (2) laporan laba rugi (3) laporan arus kas dan sebagai tambahan disusun pula laporan perubahan modal.

Berbeda halnya menurut Kasmir (2008:7), menurutnya laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian, secara umum laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

(34)

17 2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Setiap laporan keuangan yang dibuat pasti memiliki tujuan tertentu bagi seluruh pihak yang berkepentingan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (dalam Fithriyah, 2018), tujuan laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Sedangkan menurut Kasmir (2008:11), secara umum tujuan laporan keuangan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan. Ada beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

(35)

18

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Memberikan nformasi keuangan lainnya.

Dengan demikian, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengendalian, dan mengevaluasi kinerja keuangan. Selain itu, laporan keuangan juga dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak yang berkepentingan didalamnya.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan harus menyajikan informasi-informasi yang meliputi:

1. Aset 2. Liabilitas 3. Ekuitas

4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian

5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

(36)

19

Informasi yang lengkap tersebut dapat membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya dalam waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.2.3 Komponen dan Syarat Laporan Keuangan 2.2.3.1Komponen Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (dalam Fithriyah, 2018), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode. 2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode. 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode. 4. Laporan arus kas selama periode.

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya.

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan.

2.2.3.2Syarat Laporan Keuangan

Menurut Sujarweni (2017:2) syarat laporan keuangan merupakan ciri khas membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan yang bernilai ekonomis. Berikut merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam membuat laporan keuangan, yaitu :

(37)

20 1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahaannya untuk dapat segera dipahami oleh pemakai. 2. Relevan

Agar laporan keuangan itu bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. 3. Keandalan

Informasi harus memiliki kualitas yang handal, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya.

4. Dapat dibandingkan

Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan.

5. Mempunyai daya uji

Laporan keuangan yang telah disusun dengan panduan konsep-konsep dasar akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah disahkan sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.

6. Netral

Laporan keuangan yang disajikan harus bersifat umum, objektif, dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.

7. Tepat waktu

(38)

21 8. Lengkap

Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat diatas dan tidak menyesatkan pemakai.

2.2.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen. Menurut Kasmir (2008:11) dalam praktiknya laporan keuangan yang dibuat harus bersifat historis dan menyeluruh. Bersifat historis artinya laporan keuangan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Kemudian bersifat menyeluruh, maksudnya adalah laporan tersebut dibuat selengkap mungkin.

Ditegaskan oleh Kasmir (2008:12) bahwa data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi dari:

1. Fakta yang telah dicatat.

Laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Jadi segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis.

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi.

Pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan pada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Pencatatan laporan keuangan tidak dapat dilakukan sekehendak pemilik atau manajemen perusahaan, tetapi harus melalui mekanisme sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak

(39)

22

lain adalah agar laporan keuangan yang dibuat perusahaan dapat memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman.

3. Pendapat pribadi (personal judgement)

Walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan kepada dalil-dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil akuntansi yang disetujui.

Laporan keuangan yang telah disusun sedemikan rupa tentu terlihat sempurna dan meyakinkan. Namun melihat dari sifat-sifat laporan keuangan diatas, menurut Munawir (dalam Oktavia, 2015) laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:

1. Laporan keuangan dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan Interim Report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam laporan tersebut terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunan dengan standar nilai yang berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going value atau beranggapan bahwa perusahaan akan terus berjalan sehingga aktiva

(40)

23

tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang. Misalnya reputasi dan prestasi perusahaan.

Menurut Kasmir (2008:16), beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan antara lain:

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

(41)

24

4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan akan selalu dihitung kerugiannya.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh pada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

2.2.5 Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan informasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Artinya pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik itu pihak internal maupun pihak eksternal.

Menurut Kasmir (2008:18), pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah:

1. Pemilik

Laporan keuangan digunakan untuk melihat kondisi dan perkembangan perusahaan. Selain itu berfungsi juga untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.

2. Manajemen

Laporan keuangan digunakan sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Selain itu berfungsi pula sebagai pertimbangan dalam pengamilan keputusan.

(42)

25 3. Investor

Bagi investor yang akan menanamkan sahamnya di sebuah perusahaan, perlu melihat dan memperhitungkan secara matang sebelum memutuskan untuk membeli sebuah saham. Dasar pengambilan keputusan tersebut tentu saja adalah laporan keuangan.

4. Kreditor

Kreditor merupakan penyandang dana bagi perusahaan. Prinsip kehati-hatian tentu akan sangat diberlakukan oleh penyandang dana sebelum menyalurkan dananya ke sebuah perusahaan.

5. Pemerintah (Stakeholder)

Pemerintah juga memiliki peran penting atas laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Melalui Kementerian Keuangan, pemerintah akan memungut pajak sesuai dengan laporan keuangan yang telah disajikan oleh perusahaan.

2.2.6 Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan baik secara sebagian, maupun secara keseluruhan.

Penyusunan laporan keuangan terkadang disesuaikan juga dengan kondisi perubahan kebutuhan perusahaan. Artinya jika tidak ada perubahan dalam laporan tersebut maka tidak perlu dibuat. Atau dapat pula laporan keuangan dibuat hanya sekedar tambahan, untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat.

(43)

26

Menurut Kasmir (2008:28) ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Neraca

Laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu. 2. Laporan laba rugi

Laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

3. Laporan perubahan modal

Laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan atau pengurangan dari laba atau rugi dan transaksi pemilik.

4. Laporan arus kas

Laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan arus kas memberi gambaran penggunaan kas pada tiga bagian aktivitas dari sebuah perusahaan yang berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran kas. Tiga bagian tersebut adalah kas dari aktivitas operasi, kas dari aktivitas investasi, dan kas dari aktivitas pendanaan.

5. Laporan catatan atas laporan keuangan.

Merupakan sebuah informasi atau catatan tambahan yang ditambahkan untuk memberi penjelasan kepada pembaca atas laporan keuangan. Laporan catatan atas keuangan memberikan bantuan penjelasan item tertentu dalam laporan keuangan.

(44)

27 2.3 Analisis Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Apabila sebuah laporan keuangan telah disusun sedemikian rupa mengikuti kaidah akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta, utang, serta ekuitas dalam neraca yang dimiliki. Kemudian akan diketahui pula pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Yang akhirnya dapat diketahui pula hasil usaha perusahaan pada periode tertentu dari laporan laba rugi yang telah disajikan.

Agar laporan tersebut dapat dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan sebuah analisis laporan keuangan. Menurut Bernstein (dalam Sujarweni, 2017), analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknis analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan.

Harahap (dalam Fithriyah, 2018) menjelaskan pengertian analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannnya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

(45)

28

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat kondisi keuangan sebuah perusahaan, pencapaian sebuah perusahaan di masa lalu hingga saat ini, dan prediksi di masa mendatang, sehingga analisis tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti, mendalam, dan jujur.

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan. Selain menganalisis dalam satu periode, dapat juga dilakuan antar beberapa periode. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari periode ke periode berikutnya.

Menurut Kasmir (2008:11), ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan antara lain:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

(46)

29

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang mereka capai.

Sedangkan menurut Harahap (dalam Sujarweni, 2017), tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan, baik dikaitkan dengan komponen internal maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

(47)

30

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi dan peningkatan.

6. Dapat memberikan informasi yang diingingkan oleh para pengambil keputusan.

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah terkenal dalam dunia bisnis.

2.3.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan menurut Kasmir (2008:69) adalah:

1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlakukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode. 2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.

3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.

4. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.

(48)

31

5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.

Namun dalam praktiknya, menurut Kasmir (2008:69) menyatakan bahwa, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.

2. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode lain.

Di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan keuangan. Menurut Kasmir (2008:70) adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

(49)

32

1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan.

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahanperubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini terlihat masing-masing kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Analisis trend.

Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase.

3. Analisis persentase per komponen.

Analisis ini dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.

4. Analisis sumber dan penggunaan dana.

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode.

(50)

33

5. Analisis sumber dan penggunaan kas.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Selain itu juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu.

6. Analisis rasio.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.

7. Analisis kredit.

Analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti perusahaan.

8. Analisis laba kotor.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode satu ke periode lainnya.

9. Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point). Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

(51)

34 2.4 Analisis Rasio Keuangan

2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan

Pada akhir periode, pihak manajemen khususnya bagian keuangan selalu menyiapkan dan menyusun laporan keuangan untuk diserahkan kepada pimpinan perusahaan. Laporan tersebut berisi angka-angka pada suatu akun yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Dengan membandingkan angka-angka itu, maka akan terlihat kinerja perusahaan secara terperinci, sehingga pimpinan dapat menilai apakah kinerja perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan.

Namun selain laporan keuangan, ada hal lain yang penting dan perlu untuk disajikan dalam penyampaian laporan keuangan yaitu mengenai analisis laporan keuangan (financial statement analysis). Menurut James C Van Horne (dalam Kasmir, 2008), rasio keuangan (financial ratio) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Sehingga rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka-angka dengan angka lainnya. Hasil dari rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode dan menilai efektifitas manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan. Dan dari kinerja yang dihasilkan juga

(52)

35

dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi sehingga dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerja manajemen pada masa yang akan datang.

Kasmir (2008:105) menyatakan bahwa dalam praktiknya analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1. Rasio Neraca (Balance Sheet Ratio), yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.

2. Rasio Laporan Laba Rugi (Income Statement Ratio), yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.

3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.

2.4.2 Bentuk-bentuk Rasio Keuangan

Penilaian kinerja keuangan (financial performance) suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode penghitungan rasio keuangan terhadap laporan keuangan (financial statement) perusahaan, dimana pada masing-masing rasio keuangan tersebut memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu yang dapat digunakan oleh manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan dan menentukan serta menetapkan kebijakan perusahaan.

Menurut J. Fred Weston (dalam Kasmir, 2008:106), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

(53)

36 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Kemudian menurut James C van Horne (dalam Kasmir, 2008:107), jenis rasio keuangan dibagi menjadi sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio) 3. Rasio Pencakupan (Coverage Ratio) 4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Dan menurut James O Gill (dalam Kasmir, 2008:109), jenis rasio keuangan terdiri sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) 3. Rasio Efisiensi (Activity Ratio)

Dari berbagai jenis rasio yang dikemukakan di atas, hampir seluruhnya sama dalam menggolongkan rasio keuangan. Perbedaan yang ditemukan tidak terlalu berpengaruh karena masing-masing ahli keuangan tersebut hanya berbeda dalam penempatan kelompok rasionya. Sehingga secara lengkap, bentuk-bentuk rasio adalah; Rasio Likuiditas; Rasio Solvabilitas; Rasio Aktivitas; Dan Rasio Profitabilitas.

(54)

37 2.4.2.1Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan (Kasmir, 2008:129).

Adapun jenis-jenis rasio likuiditas antara lain: 1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan (Kasmir, 2008:134-135).

Rumus untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut: 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). (Kasmir, 2008:137)

(55)

38

Rumus untuk mencari rasio cepat adalah sebagai berikut: 𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦)

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

2.4.2.2Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) (Kasmir, 2015:151). Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain:

1. Rasio Hutang terhadap Total Aktiva/Debt to Assets Ratio

Rasio hutang terhadap total aktiva/debt to Assets Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir, 2008:156).

Rumus yang digunakan untuk mencari debt to assets ratio adalah sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

(56)

39

2. Rasio Hutang terhadap Ekuitas/Debt to Equity Ratio

Rasio hutang terhadap ekuitas/debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2008:158).

Rumus yang digunakan untuk mencari debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑑𝑒𝑏𝑡)

𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

2.4.2.3Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan (Kasmir, 2008:172). Adapun jenis-jenis rasio aktivitas antara lain:

1. Perputaran Piutang/Receivable Turnover Ratio

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau beberapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode (Kasmir, 2008:176).

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2008, modal kerja bersih PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami peningkatan sebesar 2,58% yang disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan

Menurut data keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah diolah ditemukan bahwa fenomena tersebut tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

ini bertujuan untuk mendefinisikan kriteria-kriteria Baldrige Excellence Framework 2015-2016 di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk., melakukan penilaian

+ PT Indocement Tunggal

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam implementasi CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan bertujuan khusus untuk mengetahui gambaran umum PT Indocement

Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah mengetahui kualitas batubara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Unit Palimanan Cirebon yang digunakan untuk pembakaran

Berbagai jenis pekerjaan di areal PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk mempunyai potensi bahaya dan resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang tinggi. Apabila

Object penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan dan laporan tahunan pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang terdaftar pada BEI periode 2012-2021 dengan Metode penelitian