SALINAN
PRES I DENREPUBLIK INDOI.IESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa
untuk
melakukan penyesuaianjenis dan
tarif
atasjenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak yangBerlaku
padaKementerian Perhubungan sebagaimana
telah
diatur
dalam
Peraturan Pemerintah
Nomor
11
Tahun
2Ol5
tentang
Jenis dan
Tarif
atas
Jenis
Penerimaan NegaraBukan Pajak yang Berlaku pada
KementerianPerhubungan,
perlu
mengatur kembalijenis
dantarif
atasjenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak yangBerlaku
pada Kementerian Perhubungan;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf
a
danuntuk
melaksanakanketentuan
Pasal2
ayat
(21dan ayat
(3) serta
Pasal3
ayat
l2l
Undang-Undang Nomor
20
Tahun
L997 tentang
PenerimaanNegara
Bukan
Pqiak,
perlu
menetapkan
PeraturanPemer'intah tentang Jenis dan
Tarif
atas Jenis PenerimaanNegara
Bukan
Pajak
yang berlaku pada
Kementerian Perhubungan;Pasal
5
ayat
(2) Undang-UndangDasar
Negara RepublikIndonesia
Tahun
19a5;Undang-Undang
Ndrnor
20 Tahun 1997
tentangPenerimaan Negara
Bukan Pajak
(Lembaran
NegaraRepublik
Indonesiaf,ahun
1997
Nomor 43,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);1.
b.
Mengingat:
2.
ffi
F'RES IDEI!REF'IJBLII( INDONESIA
-2-3.
Peraturan Pemerintah Nomor
22
Tahun
lggz
tentangJenis
dan
Penyetoran penerimaan NegaraBukan
pajak(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
lggr
Nomor57,
Tambahan Lembaran Negara
Republik
IndonesiaNomor 36941 sebagaimana telah
diubah
dengan peraturanPemerintah Nomor
s2
Tahun
199g tentang
perubahanatas Peraturan pemerintah Nomor
22 Tahun l99T
tentangJenis
dan
penyetoran penerimaan NegaraBukan
pajak(Lembaran Negara Repubrik Indonesia
Tahun
199gNomor
85,
Tambahan Lembaran Negara
Republik
IndonesiaNomor 3760);
MEMUTUSKAN:
MenetapKan:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANGJENIS DAN
TARIF
ATAS
JENIS
PENERIMAAN NEGARABUKAN
PAJAK YANGBERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pasal 1
(1)
Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku padaKementerian Perhubungan
meliputi
penerimaan dari:a.
jasa transportasi darat;b.
jasa transportasi perkeretaapian;c.
jasa transportasi laut;d.
jasa transportasi udara;e.
jasa
pendidikan dan pelatihan sertajasa
penggunaansarana
dan
prasarana; danf.
dendaadministratif.(2)
Jenis dan Tarif
atas
Jenis
Penerimaan Negara BukanPajak
yang berlaku pada
Kementerian
perhubungansebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)ditetapkan
dalarnLampiran Peraturan pemerintah ini.
PRES IDEN
REPUELIK INDONESIA
-3-Pasal 2
(1)
Selain
yang
ditetapkan
dalam
Lampiran,
jenis
Penerimaan NegaraBukan pqiak
sebagaimanadimalsud
dalam
PasalI
ayat
(1)huruf b, huruf c,
dan
huruf
d, meliputi juga:a.
jenis
Penerimaan NegaraBukan pajak yang
berasaldari
jasa
transportasi
perkeretaapianu.."p"
BiayaPenggunaan prasarana perkeretaapian;
b.
jenis
Penerimaan NegaraBukan pajak yang
berasaldari
jasa
transportasi
laut
berupa
hasii
konsesi dan/atau-bentuk lainnya
ataskegiit
n
pengusahaandi
pelabuhan;c.
jenis
Penerimaan NegaraBukan pajak yang
berasaldari
jasa
transportasilaut
berupapendeleg.Ji..,
yangmeliputi:
1)
pemeriksaan
dan
sertifikasi
keseramatan, garismuat.
dan
pencegahanpencemaran lingkuigan
maritim
serta Endorsement;2l
pelaksanaanpengukuran
kapal
dan
penerbitan suratukur;
3)
pelaksanaanaudit dan
penerbitan
Docamentof
Complange
dan
Safetg Management
CertificatZserta Endorsement;
4)
pemeriksaan
teknis dan
penerbitan
suratpengesahan
gambar rancang
bangun
danperhitungan stabilitas kapal; dan
5)
Pelaksanaan
Audit
dan
penerbitan
sertifikat
Keamanan Kapal Internasional/
Intemational
shipSe anritg Certificate (ISSC).
d.
jenis
Penerimaan NegaraBukan pajak yang
berasaldari
jasa
transportasiudara
berupa penerimaan darikonsesi
dan/atau bentuk
rainnya
atas
kegiatanpengusahaan
bandar udara yang dilaksanakan
olehBadan Usaha Bandar Udara; dan
PRES I DEN
REPUBLII( INDONESIA
-4-e.
jenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak
yang
berasaldari
jasa
transportasi
udara
berupa
pelayanan jasanavigasi
penerbanganjelajah
untuk
ruang
udaraRepublik Indonesia yang didelegasikan kepada negara
lain.
(21
Tarif
atas
jenis
Penerimaan
Negara
Bukan
pajaksebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf
a
dihitung
dengan formula sebagai berikut:
(3)
TAC*=
[
cr*
*Ito**
x
TACoaopToivreJ ]"
rp
TACo*p7or*=
i-1
Total Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian pertahun Daop/Divre
n
! Passing TonnagelX Panjang Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas petayanan
.J=1
TACoop/oi". = IMo.op7oi,. * IOo*ploi,- *
IDo-p7oi,-IMoop/otrc =
Biaya perawatan prasarana perkeretaapian pertahun per Daop/Divre
n
f, Passing lonnagej X Panjang.Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas pelayanan
,Fl
Biaya pengoperasian prasarana perkeretaapian pertahun per Daop/Divre
IOorcpToivrc =
I f"""irrg forrrragejX Panjang Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas pelayanan
"El
Biaya penyusutan prasarana perkeretaapian pcrtahun per Daop/Divre
IDoaopToivc =
I Passing TonnagejX Panjang Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas pelayanan
J_1
Besaran
Faktor Prioritas
(Fp)maksimal
O,TS(nol
komatujuh
lima) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan denganmempertimbangkan keberlangsungan Badan Usaha.
Besaran
biaya
pen)rusutan (ID)ditetapkan oleh
Menteri Perhubungan kecualiuntuk
badan usahamilik
negara dibidang
perkeretaapianditetapkan
sebesar RpO,OO (nolrupiah).
(41
(s) (6) (1) (2) PRES IDEFI REPUBLIK INDONESIA
-5-Tarif
atas
jenis
Penerimaan
Negara
Bukan
pajaksebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)huruf b, huruf
c,dan
huruf d
sebesarnilai
yangtercantum
dalamkontrak
kerja sama.Tarif
atas
jenis
Penerimaan
Negara
Bukan
pajaksebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
huruf
e
sebesarnilai
yang tercantum dalam perjanjian antarnegara.Pasal 3
selain yang
ditetapkan
dalam
Lampiran
peraturan Pemerintahini, jenis
Penerimaan NegaraBukan
pajaksebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 ayat
(1)huruf
e, Kementerian Perhubungan dapat menyelenggarakan :a.
pendidikan dan pelatihandi
bidang transportasi yang berasal dari kerja sama;b.
pendidikan dan
pelatihan KepemimpinanTingkat
IV,dan
KepemimpinanTingkat
III
bagi
pegawai Negerisipil
serta pendidikandan pelatihan prajabatan
bagicalon
Pegawai NegeriSipil
sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan ;
c.
pendidikan
dan
pelatihan fungsional
AnalisisKepegawaian,
Arsiparis,
Auditor
Ahli,
Auditor
Terampil,
dan
pranata Humas sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d.
pendidikan dan
pelatihanyang
berasaldari
lembagapendidikan dan pelatihan Internasional.
Tarif
atas
jenis
penerimaan
Negara
Bukan
pajaksebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(l)
huruf
a
sebesarnilai
nominal yang tercantum dalamkontrak
keda sama.Tarif
atas
jenis
Penerimaan
Negara
Bukan
pajaksebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)huruf
b
mengacukepada
Peraturan
Pemerintah mengenaijenis
dan tarif
atas
jenis
Penerimaan NegaraBukan
pajak yang berlaku pada Lembaga Administrasi Negara.(3)
FRES IDEN
REF'UBLIK I1{DONESIA
(41
-6-Tarif
atas
jenis
penerimaan
Negara
Bukan
pajaksebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)huruf
c
mengacukepada
Peraturan pemerintah
mengenaijenis
dan tarif
atas
jenis
Penerimaan NegaraBukan
pajak yang berlakupada
Instansi
Pembina
Diklat
Fungsional
yangbersangkutan.
Tarif
atas
jenis
penerimaan
Negara
Bukan
pajaksebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)huruf
d
mengacupada
tarif
yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan internasional terkait.Pasal 4
Selain
yang
ditetapkan
dalam
Lampiran,
jenis
Penerimaan NegaraBukan pajak
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1
ayat
(1)huruf
e,meliputi juga kontribusi
atas jasa pendidikan dan pelatihan.
Kontribusi
atas jasa
pendidikan
dan
pelatihansebagaimana
dimaksud pada ayat
(r)
merupakan
biayayang dikenakan
kepadapihak yang
menggunakan jasalulusan
pendidikandan
pelatihanoiploma subsidi
padaPusat
Pengembangan
sumber Daya
ManusiaPerhubungan Udara.
Besaran
tarif
atasjenis
penerimaan NegaraBukan
pqiaksebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1)
sebesar nilai
nominal yang tercantum dalamkontrak
kerja sama.Kontribusi
atas jasa
pendidikan
dan
pelatihansebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1)
tidak
dikenakandalam
hal
pengguna
jasa
lulusan
pendidikan
danpelatihan Diploma Subsidi pada
pusat
pengembangansumber
Daya
Manusia
perhubungan
Udara
adalahinstansi Pemerintah pusat. (s) (1) (21 (3) (41 (5)
Ketentuan.
.,i, I i (1) (21 REPUJS':=,'S5f;*=r,o
-7
-(5)
Ketentuan
mengenai
tata
cara
dan
persyaratanpenggunaan
jasa
lulusan
pendidikan
dan
pelatihanDiploma Subsidi
pada pusat
pengembangan SumberDaya
Manusia
Perhubungan
Udara
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (2)
dan
ayat (4)
diatur
denganPeraturan Menteri Perhubungan.
Pasal 5
Terhadap kegiatan tertentu,
Jenis
penerimaan
NegaraBukan
Pajak
yang
berlaku
pada
KementerianPerhubungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat
(l)
huruf
a
sampai denganhuruf
d
yang peruntukannyatidak
bersifat komersial dapat dikenakan
tarif
sampaidengan sebesar Rp0,00 (nol rupiah).
Kegiatan
tertentu
sebagaimanadimaksud pada ayat (l)
terdiri
atas kegiatan:a. kenegaraan;
b. tugas pemerintahan tertentu;
c.
pencarian
dan
pertolongan,
bencana
alam,
danbantuan kemanusiaan;
d.
untuk
kepentingan umum dan sosial;e. yang bersifat nasional dan internasional; atau
f.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.(3)
Ketentuanlebih lanjut
mengenaikriteria, tata
cara, danpersyaratan pengenaan
tarif
kegiatan
tertentusebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan
ayat (2)diatur
dengan
Peraturan
Menteri
perhubungan
setelahmendapat persetujuan Menteri Keuangan.
Pasal 6
(1)
TerhadapJenis
Penerimaan NegaraBukan
pajak
yangberasal
dari
jasa
pendidikan
dan
pelatihan serta
jasapenggunaan
sarana
dan
prasara.na
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
huruf
e berupa:(21
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-a.
pendidikan
dan
pelatihan pembentukan pada
pusat pengembangansumber
daya
manusia
perhubungan darat danlaut;
danb. pendidikan
dan
pelatihandiploma subsidi
pada pusat pengembangansumber
daya
manusia
perhubunganudara,
kepada peserta
didik
yang berprestasidan
tidak
mampu dikenakantarif
sebesar RpO,OO (nol rupiah).Ketentuan
lebih lanjut
mengenai
tata
curra
danpersyaratan pengenaan
tarif
sebesar Rp0,00 (nol rupiah)kepada peserta
didik
yang berprestasidan
tidak
mampu sebagaimanadimaksud
pada
ayat (1) diatur
denganPeraturan
Menteri
Perhubungan
setelah
mendapatpersetqiuan Menteri Keuangan.
Pasal 7
Jenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak yang berasaldari
jasa
transportasi
darat
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
I
ayat
(1)
huruf
a
berupa
jasa
tanda
masukpelabuhan
penyeberangan,jasa
pemeliharaan dermagapenyeberangan
dan jasa timbang
kendaraansebagaimana
tercantum dalam Lampiran
dikelompokan berdasarkan golongan kendaraan.Penentuan golongan kendaraan
untuk
jenis
penerimaan NegaraBukan
Pajak sebagaimanadimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.Pasal 8
Jenis
Penerimaan NegaraBukan
Pqlak yang berasaldari
jasa
transportasi
darat
sebagaimanadimaksud
dalam PasalI
ayat (1)huruf
a berupa jasa pengujian kendaraanbermotor,
sebagaimana
tercantum
dalam
Lampiran dikelompokkan berdasarkanjenis
kendaraan bermotor.(1)
(21
(1)
(2)
PRES IDENI
REPUBI-II( INDONIESIA
-9-Pengelompokkan
kendaraan
bermotor
untuk
jasapengujian kendaraan bermotor
sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
tidak
termasukkalibrasi
aratuji
kendaraan bermotor, sertifikasi bengkel Bahan Bakar Gas, sertifikasikompetensi penguji kendaraan bermotor,
dan
penerbitanbukti lulus
uji
berkala kendaraan bermotor.Penentuan
jenis
kendaraan
bermotor
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (l)
ditetapkan
oleh
Menteri Perhubungan.Pasal 9
Jenis
Penerimaan NegaraBukan
pajak yang berasal darijasa
transportasi
laut
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
1
ayat
(1)
humf
c
berr.rpajasa
kepelabuhanandiklasifikasikan menurut kelas pelabuhan.
Jenis
Penerimaan NegaraBukan
pajak yang berasal darijasa
transportasi
laut
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
1
ayat
(1)
huruf
c
atas
jasa
pelayanan
barang berupa hewan dikelompokkanmenurut
tipe hewan.Penentuan
kriteria
dan
klasifikasi
pelabuhan,
serta pengelompokan tipe hewan sebagaimanadimaksud
padaayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan
oleh
MenteriPerhubungan. (3) (1) (2) (3) Pasal 10
Penentuan
jumlah
hari
kunjunganNegara
Bukan
Pajak Jasa
Labuh, Perhubungan.untuk
Jenis
Penerimaanditetapkan
oleh
MenteriPasal 1 L
(1)
Tarif
atas
jenis
Penerimaan NegaraBukan
pajak
yangberasal
dari jasa
transportasi
perkeretaapian,
jasa transportasilaut
dan jasa transportasi udara berupa:a.
sertifikasi sumber daya manusia perkeretaapian;b.
sertifikasi sarana dan prasarana perkeretaapian;ffi
PRESIDEN
REPUBLII( INDONESIA
-10-c.
pelayanan penerbitan izin bidang perkeretaapian;d.
pelayanan peralatan perkeretaapian;e.
penggunaan sarana perkeretaapian;f.
pelayanan
persetujuan spesifikasi
teknis
sarana perkeretaapian;g.
pelayananjasa
pemanduandan
penundaankapal
dipelabuhan
umum,
di
terminal
untuk
kepentingan sendiri dan di terminal khusus;h.
penerbitan Surat Izin Kepelabuhanan;i.
pelaksanaan
audit dan
penerbitan
sertifikat
pemenuhan fasilitas keamanan pelabuhan (statement
of Compliance Port Facility);
j.
pemeriksaan Kesehatan Kerja pelayaran;k.
penilaian
izin
kewenangan
perusahaan
yangmelakukan perbaikan
dan
perawatan
peralatan keselamatan pelayaran;l.
saluage dan Pekerjaan Bawah Air;m.
pemeriksaan dan Sertifikasi Keselamatan, Garis Muatdan
Pencegahanpencemaran Lingkungan Maritim
serta Endorsement;
n.
pelaksanaan Pengukuran Kapal dan penerbitan SuratUkur;
o.
pelaksanaan
Audit
dan
penerbitan
Document
of
Compliance
dan
Safetg Management CertiJicate sertaEndorsement;
p.
sertifikat
Keamanan Kapal Interna sional (InternationalShip Securitg Certificate) ;
q.
pengujian dan sertilikasi
perlengkapan keselamatankapal,
peralatan pemadam kebakarandan
peralatanpencegahan pencemaran;
PRES IDEI{
REPUBLIK INDONESIA
-
11-r.
pemeriksaan teknis dan penerbitansurat
pengesahangambar
rancang bangun
dan
perhitungan
stabilitaskapal;
s.
pemeriksaan
teknis dan
penerbitan
dokumenpengawakan / kepelautan berupa:
1)
audit
program
pendidikan
dan
pelatihankepelautan; dan
2l
audit
izin
usaha perekrutan
dan
penempatan awak kapal.t.
lisensi personil penerbangan;u.
sertifikasi peralatan
atau
fasilitas
pada
jasa transportasi udara;v.
sertifikasi organisasi pada jasa transportasi udara;w.
pengujian
kesehatan
pada balai
kesehatanpenerbangan;
x.
pelayanan pada balaiteknik
penerbangan;y.
pelayanan
pada
balai
besar kalibrasi
fasilitaspenerbangan; dan
z.
pelayanan bidangteknik
bandar udara,yang
kegiatannyadilakukan
di
ruar kantor
KementerianPerhubungan,
tidak
termasuk
biaya
akomodasi
dan transportasi.(2) Biaya
akomodasi
dan
transportasi
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) dibebankan kepadawajib
Bayarsesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang_undangan.
(1)
PRES IDEN
REPI-IBLIK INDOl'.IESIA
.t2-Pasal 12
Denda
administratif
sebagaimanadimaksud
dalam pasal1
ayat
(1)
huruf
f
dihitung
berdasarkan satuan
poinpelanggaran
dikalikan
dengantarif
dendaadministratif
dibidang
transportasi
darat,
transportasi
laut,
dantransportasi
udara
sebagaimana
ditetapkan
dalamLampiran Peraturan Pemerintah
ini.
Ketentuan
lebih lanjut
mengenai
satuan
poinpelanggaran
dari jenis
pelanggaran
administratif
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1) diatur
denganPeraturan Menteri Perhubungan.
Pasal 13
seluruh
Penerimaan NegaraBukan
pqjakyang berlaku
padaKementerian Perhubungan
wajib
disetor langsung secepatnyake Kas Negara.
Pasal L4
Pada saat Peraturan Pemerintah
ini
mulai berlaku,
peraturan PemerintahNomor
11Tahun
2ols
tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis
Penerimaan NegaraBukan pajak yang
Berlakupada
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara RepublikIndonesia
Tahun
2ols
Nomor
4r,
Tambahan
LembaranNegara
Republik
Indonesia
Nomor s66g) dicabut
dandinyatakan
tidak
berlaku. (2)Pasal 15
Peraturan Pemerintah
ini
mulai
berlaku
setelah puluh)hari terhitung
sejak tanggal diundangkan.30
(tigaR E P u J,-Tnt
t,',?55
* u
=, o
-13-Agar setiap orang
mengetahuinya,
memerintahkanpengundangan
Peraturan
Pemerintah
ini
denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal 25 Mei 2016PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di
Jakarta
pada tanggal 27 Mei 2016MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 20T6 NOMOR 1O2
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Asisten Deputi Bidang Perekonomian,
ti
Bidang Hukum danSilvanna Djaman undangan,
PRES I DEN
REPUTILIl( INDONIESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
I.
UMUMUntuk
mengoptimalkan Penerimaan Negara
Bukan Pajak
gunamenunjang pembangunan nasional, Penerimaan Negara
Bukan
Pqiak pada Kementerian Perhubungan sebagai salahsatu
sumber penerimaan Negaraperlu
dikelola
dan
dimanfaatkan
untuk
peningkatan pelayanan
kepadamasyarakat.
Kementerian Perhubungan
telah memiliki
jenis
dan
tarif
atas jenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak
sebagaimanadiatur
dalam
PeraturanPemerintah
Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Jenis dan
Tarif
atas
JenisPenerimaan
Negara
Bukan
Pajak
yang Berlaku pada
KementerianPerhubungan,
namun
untuk
melakukan penyesuaianjenis
dan
tarif
atasjenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak yang berlaku pada
Kementerian Perhubungan, perlu mengatur kembali jenis dantarif
atasjenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan denganPeraturan Pemerintah.
II.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1Cukup jelas.
PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-2-Pasal 2 Ayat (1)Huruf
a Cukup jelas.Huruf
bYang dimaksud dengan
"bentuk
lainnya,, sesuai
denganperaturan perundang-undangan dibidang pelayaran.
Huruf
cCukup jelas.
Huruf
dYang dimaksud dengan
"bentuk
lainnya,, sesuai
denganperaturan perundang-undangan dibidang penerbangan.
Huruf
eCukup jelas.
Ayat (21
Yang dimaksud dengan:
I(A
i
TACxe GTxeKM*,
TA8o.op7oi.'.,Nama Kereta Api yang
dihitung
TAC-nyaUrutan
Daop/Divre
yang
dilewati
KAtersebut,
t,2,,..
Biaya Penggunaan Prasarana perkeretaapian
yang
dibebankan
terhadap
1
(satu)
kali
perjalanan KA (Rp)Berat rangkaian KA
berdasarkanStamformasi ditambah Berat Muatan (GT)
Panjang
lintasan
KA
pada Daop/Divre
ke-iyang dilewati (KM).
Biaya penggunaan prasarana perkeretaapian per GTKM pada Daop/Divre ke-i (Rp/cT-KM).
PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA
-3-Fp TACo"op7nir". fffiD*oplB,ivrs fooeopy'oivre ?A€n"op;oi.,""j
FassingTonage,Faktor Prioritas
Penggunaan
besarannyamaksimal O,75 (nol koma
tujuh
lima).Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian per GTKM pada Daop/Divre (Rp/GT-KM).
Biaya
Perawatan Prasarana
Perkeretaapianpada
masing-masing
Daop/Divre
(Rp/GT-KM). Biaya Pengoperasian
Perkeretaapian
pada Prasarana masing-masing fDuaop/oitr.e Daop/ Divre (Rp/ GT-KM).Biaya
Penyusutan Prasarana Perkeretaapianpada
masing-masing
Daop/Divre
(Rp/GT-KM).
Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian per GTKM pada Daop/Divre (Rp/GT-KM).
Nama
Kereta
Api ke j
yang
melewatiDaop/Divre,
dimanaj
= 1, 2,...Berat
rangkaian
KA ke j
berdasarkanstamformasi
ditambah
denganberat
muatanyang
lewatdi
Daop/Divre (cT).Panjang
Koridor Daop/Divre
sesuailintas
perayanan: panjanglintasan KA ke-j
di Daop/Divre
sesuailintas
pelayanan (KM).Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat 6
PRES IDEN REPUBLII( INDONESIA Ayat (6) Cukup jelas. Pasal 3 Ayat Ayat Ayat (1) Cukup jelas. (2t Cukup jelas. (3) Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Ayat (5)
Yang dimaksud
dengan "lembaga pendidikan
dan
pelatihaninternasional
terkait"
antara
lain
International
Ciuil
AuiationOrganization (ICAO),
International
Air
Transport
Association (IATA) dan European Auiation Safetg Agencg (EASA).Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat(2)...
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ayat (2)
Huruf
aYang
dimaksud dengan "kegiatan
kenegaraan"
adalahkegiatan
transportasi
untuk
mendukung
kegiatankenegaraan
Presiden/Wakil Presiden,
Pejabat
Negara,ataupun Tamu
Negaramisalnya
kunjungan
kenegaraandari
kepala negara/pemerintahandan tamu
negara besertarombongan di Indonesia.
Huruf
bYang
dimaksud
dengan
"tugas
pemerintahan
tertentu"antara
lain
kegiatan kepabeanan, keimigrasian, karantina, perhubungan, dan kesehatan pelabuhan/ bandara.Huruf
cYang
dimaksud dengan "kegiatan pencarian
danpertolongan" adalah kegiatan pencarian
dan
pertolonganmisalnya terhadap pesawat
dan
kapal yang
mengalami kecelakaan di wilayah Republik Indonesia.Yang dimaksud
dengan"kegiatan bencana alam"
adalahkegiatan
transportasi
untuk
penanganan bencana
dandarurat
bencana.Yang dimaksud
dengan"kegiatan bantuan
kemanusiaan,,adalah
kegiatan transportasi
untuk
pemberian
bantuankemanusiaan
misalnya penyaluran bantuan
kemanusiaandari organisasi atau negara
lain untuk
Indonesia.Huruf
dYang dimaksud dengan "kegiatan
untuk
kepentingan umumdan
sosial" adalah
kegiatan
untuk
mewujudkan kepentingan bangsa, negara,dan
masyarakatyang
harusdiwujudkan
oleh
pemerintah
dan
digunakan
sebesar-besarnyauntuk
kemakmuran ralgrat.PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-Huruf
eYang dimaksud
dengan "kegiatanyang bersifat
nasional,,antara
lain
penyelenggaraanpekan
olahraga
nasional,festival
kebudayaan,maupun kegiatan
lain
yang
berskalanasional di wilayah Indonesia.
Yang
dimaksud dengan
"kegiatan
yang
bersifatinternasional"
antara
lain
meliputi
penyelenggaraankonferensi
atau
pertemuan
berskala
internasional
diwilayah Indonesia.
Huruf
f
Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 1 1PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA