• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERSUTERAAN ALAM DI DESA MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERSUTERAAN ALAM DI DESA MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

934

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERSUTERAAN ALAM

DI DESA MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG

1) Suradi, 2) Hamzah, 3) Jumiati

1) Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar 2,3) Mahasiswa Prodi Teknik Industri Fak. Teknik Univ. Islam Makassar

ABSTRAK

Pengolahan kain sutra khususnya di kabupaten Enrekang masih jarang dilakukan sebagai industri rumah tangga karena sulitnya pengadaan peralatan alat tenun dan masih kurangnya pengetahuan dan keahlian masyarakat setempat dalam bertenun. Dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat daerah setempat akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah benang sutra menjadi kain sutra yang berkwalitas. Pengkajian bertujuan untuk memperoleh cara pengolahan benang sutra yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani di pedesaan dan produk bermutu baik, sehingga meningkatkan penerimaan kain sutra oleh konsumen, memperluas pemasaran, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Adapun hasil penelitian dalam setiap periode produksi benang dibutuhkan 11/3 box bibit F1 China untuk 4 orang tenaga kerja (petani) dan 11/7 box bibit F1 Perum untuk 2 orang tenaga kerja (petani) dengan keuntungan Rp. 3.931.428. Persyaratan teknis yang dibutuhkan dalam pemeliharaan ulat sutra antara lain adalah kapasitas ruangan yang memadai, ventilasi yang cukup, aerasi berjalan dengan baik, mempunyai ruang penyimpanan daun dan ruang penyimpanan alat-alat pemeliharaan.

Kata Kunci : Metode Simpleks

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, Pemerintah Kabupaten Enrekang mencanangkan program satu desa satu produk unggulan, teknologi masuk desa, dan pengusaha masuk desa (Sudirman 1996). Dewasa ini, pedesaan umumnya masih berfungsi sebagai penyedia bahan mentah, sedangkan pengolahan dilakukan di perkotaan. Hal ini terjadi karena teknologi pengolahan hasil pertanian belum masuk desa.

Potensi pengembangan usaha persuteraan masih sangat terbuka lebar. Banyak faktor yang mendukung dalam usaha pengembangan persuteraan alam ini, antara lain tanaman murbei yang produksi utamanya berupa daun sebagai pakan ulat sutera sangat mudah untuk dikembangkan, kegiatan pemeliharaan ulat sutera sendiri yang tidak memerlukan tingkat pengetahuan tinggi serta prospek pengembangan di masa mendatang yang sangat menjanjikan. Ada beberapa wilayah pengembangan persuteraan alam di Sulawesi Selatan meliputi Kabupaten Tana Toraja, Enrekang, Wajo, Soppeng, Sidrap, Barru, Gowa, Sinjai, Bulukumba, Takalar, Luwu timur, Luwu Utara, serta usaha ini pada umumnya dikerjakan oleh keluarga petani secara sambilan.

Pelaksanaan pembangunan kehutanan di bidang Persuteraan Alam sampai sejauh ini masih belum optimal mengingat produksi benang dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan industri pertenunan dalam negeri, dan kualitas benang yang dihasilkan masih rendah.

Pengolahan kain sutra khususnya di kabupaten Enrekang masih jarang dilakukan sebagai industri

rumah tangga karena sulitnya pengadaan peralatan alat tenun dan masih kurangnya pengetahuan dan keahlian masyarakat setempat dalam bertenun. Dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat daerah setempat akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah benang sutra menjadi kain sutra yang berkwalitas. Pengkajian bertujuan untuk memperoleh cara pengolahan benang sutra yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani di pedesaan dan produk bermutu baik, sehingga meningkatkan penerimaan kain sutra oleh konsumen, memperluas pemasaran, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan sebuah masalah yakni :

1. Bagaimana cara mengetahui jumlah maximaze box bibit China dan bibit Perum yang harus diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan simplex method

2. Bagaimana cara pemeliharaan (maintenance) Ulat Sutra dalam upaya meningkatkan produksi benang sutra alam di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla’ Kabupaten Enrekang.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jumlah maximaze box bibit China dan bibit Perum yang harus diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan simplex method

2. Untuk mengetahui cara pemeliharaan

(2)

ILTEK,Volume 7, Nomor 13, April 2012

935 ILTEK,Volume 7, Nomor 13, April 2012

RANCANGAN SISTEM INFORMASI JURNAL ILMU TEKNIK BERBASIS

WEB UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

1

)Syarifuddin Baco, 2) Muh. Swandi, 3) A. Rahman Amal

1)Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Makassar 2,3) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Makassar

ABSTRAK

Untuk menghadapi tuntutan persaingan khususnya di bidang informasi tentang ilmu teknik yang dikembangkan melalui jurnal – jurnal ilmu teknik harus mengikuti perekembangan jaman dengan memberikan informasi tentang ilmu teknik pada internet. Memberikan informasi ilmu teknik berarti telah membantu masyarakat dan peserta didik memberikan informasi tentang ilmu teknik. Dengan adanya sistem informasi jurnal ilmu teknik secara on-line semua informasi tentang ilmu teknik dapat diperoleh secara langsung beberapa saat setelah suatu kejadian tersebut terjadi dan dapat diakses di setiap tempat. Dari hasil peleitian diperoleh sistem informasi Jurnal Ilmu Teknik yg telah dirancang dalam bentuk website sudah bersifat dinamis dan menggunakan skrip HTML sehingga informasi-informasi yang ditemukan pengguna mudah dilihat dan diunduh. Website yg telah dirancang tersebut menampilkan integrasi HTML dan PHP sehingga dapat memberikan informasi dengan baik, dan berdasarkan uji sistem yang telah dilakukan website tersebut mudah diakses serta hasilnya tepat dan akurat.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Website, Adobe/Macromedia Flash, Macromedia Dreamweaver

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

World wide web saat ini berkembang dengan pesatnya pada berbagai bidang kehidupan manusia. Terutama penggunaan Internet sangat dirasakan manfaatnya baik dalam bidang Aplikasi sosial,militer serta teknologi dan bisnis besar ataupun kecil. Tantangan baru teknologi informasi khususnya untuk para penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Rancang bangun sistem informasi jurnal ilmu teknik sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi maupun pendidikan, mau tidak mau harus memikirkan kembali bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini.

Keberhasilan persaingan di internet bergantung pada banyak tanggapan masyarakat pengguna internet yang dapat diajak untuk membuat suatu interaksi. Dua hal penting dalam dunia internet adalah homepage untuk pemajangan datadata produk, informasi serta pelayanan dan e -mail untuk melakukan interaksi tersebut.

Untuk menghadapi tuntutan persaingan khususnya di bidang informasi tentang ilmu teknik yang dikembangkan melalui jurnal – jurnal ilmu teknik harus mengikuti perekembangan jaman dengan memberikan informasi tentang ilmu teknik pada internet. Memberikan informasi ilmu teknik berarti telah membantu masyarakat dan peserta didik memberikan informasi tentang ilmu teknik. Dengan adanya sistem informasi jurnal ilmu teknik secara on-line semua informasi tentang ilmu teknik dapat diperoleh secara langsung beberapa saat setelah suatu kejadian tersebut terjadi dan dapat diakses di setiap tempat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang sistem informasi jurnal ilmu teknik dalam bentuk website?

2. Bagaimana cara akses informasi sehingga informasi yang dihasilkan tepat dan akurat?

1.3 .Batasan Masalah

Pembatasan masalah ini bukan saja untuk menyederhanakan persolaan yang di hadapi, tetapi juga untuk mengarahkan permasalahan tersebut supaya tidak menyimpan dari yang diinginkan. Batasan dari penelitian ini adalah:

1. Wujud perancangan adalah website on-line jurnal ilmu teknik untuk informasi ilmu teknik secara on-line.

2. Penelitian dilakukan pada script PHP dan HTML yang menangani basis data serta bagaimana keduanya dapat berintraksi.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan :

1. Menampilkan web page informasi jurnal ilmu teknik yang dinamis menggunakan script HTML. 2. Menampilkan integrasi HTML dan PHP sehingga

dapat memberikan informasi dengan baik. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Jenis Data

Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang terkait, biasanya menggunakan daftar pertanyaan. Peneliti dalam penelitiannya menggunakan perpustakaan untuk mendapatkan data sebagai masukan dan referensi dalam pembuatan sistem informasi jurnal ilmu teknik berbasis web Universitas Islam Makassar.

(3)

936

MEMBANGUN VIRTUAL OFFICE

STUDI KASUS : CV. THERIMA BLESSAYA

Dimyati Thumsum

Dosen Sistem Informasi STMIK Kharisma MAKASSAR

ABSTRAK

CV. Therima Blessaya (SAYA Magazine) bergerak dalam bidang penerbitan majalah dan promosi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara, mobilitas karyawan CV. Therima Blessaya sangat tinggi dalam rangka mencari berita dan menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Kendala yang sering mereka hadapi antara lain kendala ruang dan waktu, misalnya kesulitan untuk melakukan pekerjaan sewaktu berada jauh dari lokasi kantor dan waktu kerja yang kurang optimal. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dengan pasti bagaimana cara kerja sistem yang berjalan saat ini dan berusaha mempermudah proses kerja yang terjadi dengan merangkum tugas-tugas kantor yang sering dikerjakan dalam sebuah aplikasi berbasis internet sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kendala ruang dan waktu yang mungkin terjadi dalam proses kerja serta menyediakan informasi yang diperlukan. Sistem yang baru yang dirancang tersebut akan diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai pengolah basis datanya. Dalam melakukan penelitian, digunakan metode deduktif untuk menganalisis fakta-fakta yang bersifat umum kemudian diuraikan secara khusus dan terinci dan metode komparatif untuk membandingkan data yang satu dengan beberapa data lain kemudian menarik suatu kesimpulan akhir. Dengan adanya sistem baru ini, diharapkan dapat melengkapi dan mempermudah proses kerja yang terjadi karena para karyawan tidak mutlak harus melakukan pekerjaannya di kantor, melainkan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja selama dapat terhubung dengan jaringan internet.

Kata kunci : kantor maya, internet, penerbitan, PHP, MySQL.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mobilitas karyawan CV. Therima Blessaya sangat tinggi. Sebagian besar waktu kerja dihabiskan di luar kantor, kecuali untuk bagian desain dan layout. Kendala yang sering mereka hadapi antara lain kendala ruang dan waktu. Misalnya, saat berada di luar kota, karyawan akan sulit untuk terus berhubungan dengan kantor dan kurang ter-update dengan kondisi kantor.

Penggunaan internet telah sering dimanfaatkan oleh karyawan untuk mendukung aktivitasnya dalam mencari berita dan informasi terkini juga menjalin koneksi dengan perusahaan-perusahaan lain. Oleh karena itu, teknologi internet sudah tidak asing lagi bagi para kru SAYA Magazine, namun pemanfaatannya mungkin dapat diperluas untuk mendukung kegiatan lainnya.

Proses kerja yang sedang berjalan masih belum optimal dan efektif, karena meskipun majalah yang telah dihasilkan kualitasnya cukup baik, tetapi proses pengerjaannya masih cukup rumit dan waktu yang lama. Dengan jumlah karyawan yang minimal, yaitu 10 orang, dan ruangan kantor yang kecil, diharapkan kantor fisik tidak lagi menjadi ruang kantor utama, tetapi fungsi kantor dapat digantikan dengan sebuah kantor maya yang dapat diakses dari mana saja.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba memanfaatkan teknologi komputer dan internet untuk membangun sebuah sistem sehingga dapat mengurangi

atau bahkan menghilangkan kendala ruang dan waktu yang mungkin terjadi dalam proses kerja serta menyediakan informasi yang diperlukan dalam proses kerja. Sistem ini bukan untuk mengubah sistem kerja yang sedang berlangsung, tetapi untuk melengkapi dan mempermudah proses yang terjadi.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana merancang dan membangun suatu konsep virtual office untuk mengefektifkan pekerjaan karyawan dengan mobilitas yang tinggi dan tugas-tugas yang padat pada perusahaan penerbitan CV. Therima Blessaya.

1.3 Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui dan mempelajari proses dan sistem kerja yang diterapkan CV. Therima Blessaya saat ini.

b) Untuk merancang suatu aplikasi yang berkonsep virtual office agar proses kerja yang sedang berjalan dapat lebih efektif dan mampu mengatasi masalah ruang dan waktu yang timbul.

c) Untuk merancang suatu sistem perkantoran di dunia maya yang memanfaatkan teknologi internet. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai objek penelitian, maka diadakan penelitian pada CV. Therima Blessaya (SAYA Magazine) yang berlokasi di Jl. Sungai Saddang No. 54 A, untuk mengetahui dan

(4)

ILTEK,Volume 7, Nomor 13, April 2012

937 ILTEK,Volume 7, Nomor 13, April 2012

PERANCANGAN MESIN PENGGILING TEPUNG IKAN

PADA NELAYAN DI KABUPATEN JENEPONTO

Saripuddin Muddin, A. Haslindah, Jamaluddin

Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam Makassar

ABSTRAK

Tepung ikan merupakan salah satu komponen makanan ternak yang penting. Permintaan tepung ikan terus meningkat dengan cepat sebagai respon dari meningkatnya kebutuhan daging dan produk peternakan lainnya, terutama produsen ternak unggas. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk merancang mesin giling menjadi tepung ikan, Manfaat utamanya adalah dengan adanya mesin penggiling tepung ikan dapat membantu masyarakat oleh para Kabupaten Jeneponto adalah produksi ikan basah dan ikan kering yang tidak layak dikonsumsi oleh manusia, sudah tidak mempunyai nilai jual lagi dapat dimanfaatkan, memberikan keterampilan masyarakat/nelayan dalam mengolah ikan yang tidak layak konsumsi. Dalam penelitian ini dilakukan pada perancangan mesin penggiling ikan di Kabupaten Jeneponto. Dan objek penelitian pada perancangan mesin tepung ikan. Dilakukan dua tahap tahap I, dilakukan pengukuran benda kerja dan pengujian rantai rol dan sproket, puli, poros, pasak, bantalan, sambungan las, mur dan baut. Pengujian konstruksi. Dan tahap II, dilakukan menganalisa pengujian mesin, serta analisa waktu yang dibutuhkan daproses pengerjaan.

Kata Kunci: perancangan, konstruksi.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Taraf hidup dalam biasanya berkaitan dengan pola makan, gizi dan nutrisi yang dikomsumsi oleh masyarakat setiap harinya. Misalnya yang dulu hanya memakan sayur, maka sekarang memakan ikan, daging dan makanan instant lainnya. Hal ini berarti akan meningkatkan kebutuhan akan daging, ikan dipasaran. Dengan meningkatnya kebutuhan tersebut maka para nelayan juga harus bersiap agar jangan sampai pangsa pasar itu sampai terlepas. Yang dipersiapkan petani adalah bagaimana mutu dan kualitas dari hewan ternaknya atau ikan yang dipanennya. Dalam hal penjagaan kualitas, maka tidak terlepas dari makanan yang diberikan setiap harinya pada ternak atau ikan tambak. Selain dedak para petani juga biasanya memberikan makanan tambahan berupa tepung ikan yang mempunyai gizi tinggi.

Kelurahan Pabbiringan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto adalah wilayah pesisir yang potensial sumber daya alam yaitu salah satunya ikan laut yang melimpah, sehingga ikan yang tidak terjual dan sudah tidak layak dikomsumsi oleh manusia biasanya para nelayan atau penjual ikan membuang begitu saja. Olehnya itu maka perlu ada alat penggiling ikan. Saat ini sudah ada alat penggiling tepung ikan, namun pada alat penggiling tepung ikan ini masih semi mekanis pada bagian utama alat tersebut, yakni pada piringan penggiling yang masih menggunakan tenaga manusia melalui pedal yang diteruskan dengan sproket dan rantai sedangkan sebagai kerangka alat digunakan

kerangka sepeda. Namun alat ini memiliki kelemahan yakni kapasitas produksinya rendah karena disebabkan masih menggunakan tenaga manusia.

Dengan penggeraknya menggunakan motor listrik sebagai motor penggerak. Maka kapasitas produksi akan meningkat sehingga hasil dari tepung ikan juga akan meningkat. Dengan adanya mesin penggiling ikan ini diharapkan apabila jumlah ikan melimpah, sehingga tidak habis dikomsumsi secara lansung maka ikan tersebut dapat dijadikan tepung ikan. Selain itu dapat juga bertujuan mengikutsertakan nelayan dalam produksi tepung ikan sehingga tarap hidup nelayan juga meningkat.

Produksi tepung ikan, diperlukan suatu masukan teknologi pengolahan tepung ikan yang secara ekonomis dan teknis dapat diterima oleh para nelayan dan petani tambak. Dengan memberikan beban produksi tepung ikan tidak hanya pada pabrik pengolahan yang besar, diharapkan sasaran swadaya tepung ikan akan lebih cepat tercapai. Sehingga dibutuhkan sentuhan teknologi untuk mengatasi masalah yang ada.

Tepung ikan merupakan salah satu komponen makanan ternak yang penting. Permintaan tepung ikan terus meningkat dengan cepat sebagai respon dari meningkatnya kebutuhan daging dan produk peternakan lainnya, terutama produsen ternak unggas.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:

(5)

938

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERSUTERAAN ALAM

DI DESA MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG

1) Suradi, 2) Hamzah, 3) Jumiati

1) Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar 2,3) Mahasiswa Prodi Teknik Industri Fak. Teknik Univ. Islam Makassar

ABSTRAK

Pengolahan kain sutra khususnya di kabupaten Enrekang masih jarang dilakukan sebagai industri rumah tangga karena sulitnya pengadaan peralatan alat tenun dan masih kurangnya pengetahuan dan keahlian masyarakat setempat dalam bertenun. Dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat daerah setempat akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah benang sutra menjadi kain sutra yang berkwalitas. Pengkajian bertujuan untuk memperoleh cara pengolahan benang sutra yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani di pedesaan dan produk bermutu baik, sehingga meningkatkan penerimaan kain sutra oleh konsumen, memperluas pemasaran, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Adapun hasil penelitian dalam setiap periode produksi benang dibutuhkan 11/3 box bibit F1 China untuk 4 orang tenaga kerja (petani) dan 11/7 box bibit F1 Perum untuk 2 orang tenaga kerja (petani) dengan keuntungan Rp. 3.931.428. Persyaratan teknis yang dibutuhkan dalam pemeliharaan ulat sutra antara lain adalah kapasitas ruangan yang memadai, ventilasi yang cukup, aerasi berjalan dengan baik, mempunyai ruang penyimpanan daun dan ruang penyimpanan alat-alat pemeliharaan.

Kata Kunci : Metode Simpleks

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, Pemerintah Kabupaten Enrekang mencanangkan program satu desa satu produk unggulan, teknologi masuk desa, dan pengusaha masuk desa (Sudirman 1996). Dewasa ini, pedesaan umumnya masih berfungsi sebagai penyedia bahan mentah, sedangkan pengolahan dilakukan di perkotaan. Hal ini terjadi karena teknologi pengolahan hasil pertanian belum masuk desa.

Potensi pengembangan usaha persuteraan masih sangat terbuka lebar. Banyak faktor yang mendukung dalam usaha pengembangan persuteraan alam ini, antara lain tanaman murbei yang produksi utamanya berupa daun sebagai pakan ulat sutera sangat mudah untuk dikembangkan, kegiatan pemeliharaan ulat sutera sendiri yang tidak memerlukan tingkat pengetahuan tinggi serta prospek pengembangan di masa mendatang yang sangat menjanjikan. Ada beberapa wilayah pengembangan persuteraan alam di Sulawesi Selatan meliputi Kabupaten Tana Toraja, Enrekang, Wajo, Soppeng, Sidrap, Barru, Gowa, Sinjai, Bulukumba, Takalar, Luwu timur, Luwu Utara, serta usaha ini pada umumnya dikerjakan oleh keluarga petani secara sambilan.

Pelaksanaan pembangunan kehutanan di bidang Persuteraan Alam sampai sejauh ini masih belum optimal mengingat produksi benang dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan industri pertenunan dalam negeri, dan kualitas benang yang dihasilkan masih rendah.

Pengolahan kain sutra khususnya di kabupaten Enrekang masih jarang dilakukan sebagai industri

rumah tangga karena sulitnya pengadaan peralatan alat tenun dan masih kurangnya pengetahuan dan keahlian masyarakat setempat dalam bertenun. Dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat daerah setempat akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah benang sutra menjadi kain sutra yang berkwalitas. Pengkajian bertujuan untuk memperoleh cara pengolahan benang sutra yang efisien dan dapat diterima oleh pengrajin atau wanita tani di pedesaan dan produk bermutu baik, sehingga meningkatkan penerimaan kain sutra oleh konsumen, memperluas pemasaran, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan sebuah masalah yakni :

1. Bagaimana cara mengetahui jumlah maximaze box bibit China dan bibit Perum yang harus diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan simplex method

2. Bagaimana cara pemeliharaan (maintenance) Ulat Sutra dalam upaya meningkatkan produksi benang sutra alam di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla’ Kabupaten Enrekang.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jumlah maximaze box bibit China dan bibit Perum yang harus diproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan simplex method

2. Untuk mengetahui cara pemeliharaan

(6)

ILTEK,Volume 7, Nomor 13, April 2012

935 meningkatkan produksi benang sutra alam di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla’ Kabupaten Enrekang. 1.3 Batasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari pemasalahan yang ada maka penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan terhadap masyarakat petani ulat sutra di Desa Mata Allo kecamatan Alla’, Kabupaten Enrekang.

2. Data - data persediaan sumber daya dan hasil produksi didapatkan berdasarkan hasil interviw yang dilakukan oleh peneliti kepada masyarakat petani ulat sutra dan dinas yang terkait di Kabupaten Enrekang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Menambah wawasan bagi penulis khususnya dalam

bidang pengembangan produksi dengan simplex method.

2. Menjadi bahan informasi bagi lembaga yang terkait dalam mengambil langkah-langkah kebijakan untuk

Pengembangan Agroindustri Persuteraan Alam

khususnya di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla’, Kabupaten Enrekang

METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mata Allo’, Kecamatan Alla’, Kabupaten Enrekang dalam kurung waktu selama kurang lebih 1 bulan

2.2 Sumber – sumber data

Sumber – sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan hasil wawancara langsung di lapangan dan penyebaran informasi berupa pertanyaan terstruktur kepada responden. Data sekunder diperoleh dari data pustaka maupun berbagai data yang berkaitan dengan sutra alam, penggalian data di dinas-dinas terkait diantanya dinas pertanian, dinas perkebunan, dan dinas perindustrian dan perdagangan. 2.3 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan pertanyaan terstruktur. Wawancara yang dilakukan berupa pertanyaan mendalam (deep interview) dengan tujuan untuk menggali data-data tersembunyi yang mungkin enggan untuk diungkapkan responden

2.4 Langkah-langkah penelitian

PEMBAHASAN

Dalam tiap periode Desa Mata Allo’ memproduksi benang sutra dari dua jenis sumber bibit yaitu, bibit china dan bibit Perum. Untuk mengetahui berapa box bibit F1 China dan berapa box bibit F1 Perum yang harus diproduksi agar diperoleh laba produksi yang maksimum maka dapat dilakukan dengan menggunakan simplex methode. Berikut adalah langkah-langkah memaksimalkan suatu fungsi tujuan secara simplex methode.

1) Pembuatan Model

Variabel – variabel yang digunakan dalam pembuatan model yaitu :

a. Variabel keputusan

Dalam hal ini kita akan menggunakan dua variabel keputusan yang menunjukkan jumlah dari bibit F1 China dan bibit F1 Perum.

X1 = Jumlah bibit F1 China yang diserap X2 = Jumlah bibit F1 Perum yang diserap b. Fungsi tujuan

Tujuan memaksimumkan total laba. Laba diperoleh dari jumlah laba benang dari bibit F1 China dan F1 Perum.

Laba produksi = Harga penjualan hasil produksi – Harga pembelian bahan baku (bibit).

- Jumlah laba benang dari bibit F1 China per box = (6 Kg x Rp. 380.000) – Rp.240.000

- Jumlah laba benang dari bibit F1 Perum per box = (3 Kg x Rp. 380.000) – Rp.80.000 Selesai Kesimpulan dan Saran Pengolahan Data Hasil Mulai Pengumpulan Data Penelitian Pustaka Penelitian Lapangan

(7)

936 Maka laba dari bibit F1 China diperoleh dari laba per unit benang dari bibit F1 China (Rp.2.040.000) dikalikan jumlah bibit China (X1), sedangkan jumlah bibit F1 Perum diambil dari jumlah laba benang dari bibit F1 Perum (Rp. 1.060.000) dikalikan jumlah bibit Perum (X2). Jadi total laba hasil produksi adalah 2.040.000X1 + 1.060.000X2 dengan Z sebagai lambang total hasil produksi. Sehinggga tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Z = 2.040.000X1 + 1.060.000X2 dengan Z = Total laba produksi benang sutra 2.040.000X1 = jumlah bibit F1 China 1.060.000X2 = jumlah bibit F1 Perum c. Batasan model

- Batasan untuk waktu kerja 1. F1 China : 30X1 < 40 2. F1 Perum : 35X2 < 40 -Batasan untuk jumlah tenaga kerja

Untuk setiap pengelolaan bibit F1 China diperlukan 4 orang petani per periode sehingga jumlah petani yang dibutuhkan untuk memproduksi keseluruhan benang sutra China adalah 4X1, untuk setiap produksi benang Perum adalah 2X2. jadi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengelola bibit F1 China dan F1

Perum adalah 4X1 + 2X2 dan dibatasi dengan 167 orang Sehingga batasan untuk jumlah petani adalah :

4X1 + 2X2 < 167. Dimana :

4X1 = jumlah tenaga kerja (petani) untuk penyerapan bibit China

2X2 = jumlah petani untuk pemeliharaan bibit Perum

Digunakan kurang sama dengan karena 167 petani merupakan jumlah maksimum yang dapat digunakan, bukan jumlah yang harus digunakan.

Batasan non negative X1, X2 > 0 2) Pemecahan Model

a. Mengubah fungsi tujuan dan batasan-batasan Fungsi tujuan : Memaksimumkan

Z = 2.040.000X1 + 1.060.000X2 menjadi Z – 2.040.000X1 - 1.060.000X2 = 0 dengan batasan 30X1 < 40 35X2 < 40 4X1 + 2X2 < 167 menjadi 30X1 + X3 = 40 35X2 + x4 = 40 4X1 + 2X2 +X5 = 30

Tabel 3.1 Tabel Lengkap hasil dari perubahan pertama sampai perubahan akhir

Variabel Dasar Z X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 NK Z 1 -2.040.000 -1.060.000 0 0 0 0 X 3 0 30 0 1 0 0 40 X 4 0 0 35 0 1 0 40 X 5 0 4 2 0 0 1 167 Z 1 0 -1.060.000 68.000 0 0 2.720.000 X1 0 1 0 1/30 0 0 11/3 X4 0 0 35 0 1 0 40 X5 0 0 2 -2/5 0 1 161 2/3 Z 1 0 0 68.000 30.286 0 3.931.428 X1 0 1 0 1/30 0 0 1 1 /3 X2 0 0 1 0 1/35 0 11/7 X5 0 0 0 -2/5 -1/17 1 159

(8)

ILTEK,Volume 7, Nomor 13, April 2012

937 Jika solusi maksimalnya yaitu X1 = 11/3, X2 = 1

1 /7 dan Z = 3.931.428, disubtitusikan ke persamaan Z = 2.040.000X1 + 1.060.000X2, Maka 3.931.428 = (2.040.000*11/3) + (1.060.000*11/7)

Dengan melihat tabel optimalisasi fungsi tujuan dalam simplex method diatas maka dapat diketahui bahwa pemeliharaan atau pengembangan produksi benang dari bibit F1 China memiliki ke unggulan lebih dibandingkan dengan pemeliharaan dan pengembangan dari bibit F1 Perum, kendatipun harga bibit F1 China lebih mahal dari bibit F1 Perum. Oleh karena itu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah pada umumnya dan instansi Perhutani pada khususnya untuk mencari solusi pemecahan dalam perbaikan mutu bibit F1 Perum yang merupakan bibit lokal agar dapat memiliki kwalitas lebih atau minimal dapat setara dengan kwalitas bibit F1 China sehingga pengembangan produksi benang dalam negeri dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode simpleks diperoleh solusi untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal yaitu :

1. Dalam setiap periode produksi benang dibutuhkan 11/3 box bibit F1 China untuk 4 orang tenaga kerja (petani) dan 11/7 box bibit F1 Perum untuk 2 orang tenaga kerja (petani) dengan keuntungan Rp. 3.931.428.

2. Persyaratan teknis yang dibutuhkan dalam pemeliharaan ulat sutra antara lain adalah kapasitas ruangan yang memadai, ventilasi yang cukup, aerasi berjalan dengan baik, mempunyai ruang penyimpanan daun dan ruang penyimpanan alat-alat pemeliharaan.

4.2. Saran

Untuk menarik minat dan simpati masyarakat petani sutera, maka mutu telur F1 perlu di tingkatkan. Harga telur perlu ditinjau ulang karena terlalu di rasakan mahal, Perlu ada standar harga kokon dan benang sutera. Perlu ada bantuan modal usaha untuk kelompok tani. Rumah ulat besar yang sudah rusak seharusnya ada bantuan perbaikan. Mohon keseriusan pemerintah menangani hasil produksi dari petani.

DAFTAR PUSTAKA

Kusrin.2003. Aplikasi Teknologi Informasi

Mangun Widjaja, D. 1993. Pengembangan Teknologi Proses untuk Agroindustri

Bank Indonesia, Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Industri Pemintalan Benang Sutera Alam.

Karya tulis Institut Pertanian Bogor (IPB). Agroindustri Sutera Alam

Balai Persuteraan Alam. 2007. Petunjuk Teknis Pemeliharaan Bibit Induk Sutra.Bili-Bili : Departemen Kehutanan.

Tamrin.2011. Laporan Hasil Monitoring kegiatan BPA Enrekang. Enrekang : BPA Enrekang. http://www.asurano.grandong.com/2011/05/pengemba

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Lengkap hasil dari perubahan pertama sampai perubahan akhir

Referensi

Dokumen terkait

Preferensi pelaku usaha dalam pengembangan persuteraan alam di Kabupaten Enrekang adalah penurunan kualitas telur ulat sutera dan keterbatasan modal sarana

Pihak yang menjalin mitra dengan kelompok plasma dalam membantu kegiatan agroindustri persuteraan alam. Pihak ini bertanggung jawab dalam mendistribusikan ulat-ulat

Dari siklus implementasi kebijakan terjadi penundaan bantuan oleh Prancis dan Jerman sebagai dua negara besar anggota Uni Eropa kepada Yunani serta aksi demonstrasi dan penolakan

Mendengarkan uraian singkat tentang materi pelajaran 4ang akan disampaikan serta mengaitkann4a dengan aplikasi dalam kehidupan sehari9hari sehingga 1isa menam1ah motiasi

berikan gambaran tentang perkembangan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984, melainkan juga melakukan analisis dan sekali-

Hasil kelayakan finansial, usaha agrioindustri Kopi Tiro Padang layak di jalankan dengan angka pendapatan usaha yang dihasilkan dalam waktu proyeksi produksi 10

Pada saat ekonomi tumbuh pesat aliran modal masuk dapat mendorong ekonomi ke dalam kondisi 'internal imbalances' karena arus modal turut memicu tekanan inflasi dan asset

Wawancara sebagai salah satu tahapan proses seleksi adalah merupakan pertemuan pribadi antara calon tenaga kerja dengan panitia atau bagian seleksi. Wawancara adalah